• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ISCHIALGIA SINISTRA DI RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ISCHIALGIA SINISTRA DI RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS

ISCHIALGIA

SINISTRA

DI RSUD DR. SOEHADI

PRIJONEGORO SRAGEN

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada

Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

NADIA FATMA NURWINDITA

J100 130 058

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

(2)

ii i

(3)

iii ii

(4)

iv iii

(5)

1

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ISCHIALGIA SINISTRA DI RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Abstrak

Latar Belakang: Ischialgia adalah kondisi dimana ada rasa sakit, rasa lemah, rasa panas, dan kesemutan di sepanjang kaki bagian belakang (sepanjang persyarafan Ischiadicus) yang disebabkan oleh kompresi atau kecelakaan. Ischialgia menyerang nervus Ischiadicus yang berasal dari radiks posterior L4-S3. Modalitas fisioterapi yang digunakan adalah Infra Red (IR) dan Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) yang bermanfaat untuk memblok nyeri atau mengurangi rasa nyeri. Dan terapi latihan dengan metode William Flexion Exercise dapat bermanfaat dalam memelihara atau meningkatkan Lingkup Gerak Sendi (LGS) dan meningkatkan kekuatan otot.

Tujuan: Untuk mengetahui penatalaksanaan Fisioterapi dalam mengurangi nyeri, meningkatkan Lingkup Gerak Sendi (LGS) dan meningkatkan kekuatan otot pada kasus Ischialgia Sinistra dengan menggunakan modalitas Infra red (IR), Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan Terapi Latihan.

Hasil: Setelah dilakukan terapi sebanyak 6 kali didapatkan hasil penilai an nyeri pada nyeri diam T0 : 3 menjadi T6 : 1, nyeri tekan T0 : 4 menjadi T6 : 2, nyeri gerak T0 : 5 menjadi T6 : 3. Peningkatan Lingkup Gerak Sendi (LGS) fungsional trunk pada fleksi T0 : 7 cm menjadi T6 : 11 cm, ekstensi T0 : 4 cm menjadi T6 : 5 cm, side fleksi kanan T0 : 14 cm menjadi T6 : 14 cm, side fleksi kiri T0 : 15 cm menjadi T6 : 15 cm. Peningkatan kekuatan otot trunk pada fleksor T0 : 4 menjadi T6 : 5, ekstensor T0 : 4 menjadi T6 : 4. Peningkatan kekuatan otot hip pada fleksor T0 : sinistra 3 menjadi T6 : sinistra 4, ekstensor T0 : sinistra 4 menjadi T6 : sinistra 4, abduktor T0 : sinistra 3 menjadi T6 : sinistra 4, adduktor T0 : sinistra 4 menjadi T6 : sinistra 4, eksorotator T0 : sinistra 4 menjadi T6 : sinistra 4, endorotator T0 : sinistra 5 menjadi T6 : sinistra 5.

Kesimpulan: Infra Red (IR), Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan Terapi Latihan dapat mengurangi nyeri, meningkatkan Lingkup Gerak Sendi (LGS) dan dapat meningkatkan kekuatan otot.

Kata kunci: Ischialgia, Infra Red (IR), Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan William Flexion Exercise.

PHYSIOTHERAPY MANAGEMENT IN THE CASE OF

ISCHIALGIA

SINISTRA

IN DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN HOSPITAL

Abstract

Background: Ischialgia is a condition where there is pain, weakness, burning sensation and tingling along the back of the foot (along persyarafan Ischiadicus) caused by compression or accident. Ischialgia attack Ischiadicus nerves originating from the posterior root L4-S3. Physiotherapy modalities with Infra Red (IR) and Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) used were to block pain or relieve pain. And Therapeutic Exercises with William FlexionExercise method can be useful in maintain or increase range of motion and improving muscle strength.

(6)

2

Aims: To study about physiotherapy management in reducing pain, maintain or increase range of motion and improving muscle strength in the case of Ischialgia Sinistra using modalities Infra Red (IR), Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) and Therapeutic Exercises.

Results: After therapy for about 6 times the obtained results of the assessment of pain in silent pain T0 : 3 to T6 : 1, tenderness T0 : 4 to T6 : 2, motion pain T0 : 5 to T6 : 3. Increased functional scope trunk motion in flexion T0 : 7 cm to T6 : 11 cm, extension T0 : 4 cm to T6 : 5 cm, side flexion right T0 : 14 cm to T6 : 14 cm, side flexion left T0 : 15 cm to T6 : 15 cm. Increased muscle strength trunk flexor T0 : 4 to T6 : 5, extensor T0 : 4 to T6 : 4. Increased muscle strength hip on flexor T0 : left 3 to T6 : left 4, extensor T0 : left 4 to T6 : left 4, abductor T0 : left 3 to T6 : left 4, adductor T0 : left 4 to T6 : left 4, exorotatator T0 : left 4 to T6 : left 4, endorotator T0 : left 5 to T6 : left 5.

Conclusion: Infra Red (IR), Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) and Therapeutic Exercise can reduce pain, increase range of motion and improving muscle strength.

Key words: Ischialgia, Infra Red (IR), Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) and William Flexion Exercise.

(7)

3 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelumpuhan salah satu otot dapat menyebabkan cara berjalan tidak sempurna (gait). Di bagian ini terdapat juga syaraf besar yang mengurus otot tungkai, yaitu n. ischiadicus (sciatic nerve). Syaraf ini mudah terjepit jika seseorang menyimpan dompet tebal di saku belakang sehingga menimbulkan rasa nyeri. Keluhan yang sama juga dapat timbul pada peradangan syaraf akibat gerakan yang salah atau sebab lain. Keluhan ini sering dinamakan Ischialgia atau Sciatic Pain yang menjalar dari pinggul ke paha belakang terus ke lutut dan ke betis bagian luar sampai pergelangan kaki (Wibowo, 2013).

Hal diatas merupakan problematik yang menjadi objek fisioterapi. Fisioterapi sebagai salah satu tenaga kesehatan yang dapat melakukan tindakan terapi pada kondisi ini menggunakan modalitas Infra Red (IR), Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan William Flexion Exercise sebagai latihannya. 1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah IR, TENS dan William Fleksi dapat mengurangi nyeri pada punggung bawah?

2. Apakah IR, TENS dan William Fleksi dapat meningkatkan LGS trunk?

3. Apakah IR, TENS dan William Fleksi dapat meningkatkan kekuatan otot trunk?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas dapat disimpulkan tujuan penulisan karya tulis ilmiah adalah untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Ischialgia Sinistra dengan modalitas IR, TENS dan terapi latihan terhadap pengurangan nyeri, peningkatan LGS dan peningkatan kekuatan otot.

1.4 Manfaat

Dari Tujuan di atas dapat di simpulkan manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:

1. Bagi penulis

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman pada dunia kesehatan khususnya di bidang fisioterapi sehingga dapat dijadikan motivasi untuk lebih mengetahui tentang penatalaksanaan pada kondisi penderita Ischialgia Sinistra.

2. Bagi institusi

Dapat memberikan informasi obyektif mengenai Ischialgia Sinistra kepada tenaga medis baik yang bekerja di rumah sakit, puskesmas, maupun yang berada di klinik.

(8)

4 3. Bagi fisioterapi

Dapat lebih mengetahui peran fisioterapi dalam mengatasi permasalahan pada kondisi Ischialgia Sinistra.

2. TINJAUAN PUSTAKA Ischialgia

2.1 Definisi

Ischialgia adalah kondisi dimana ada rasa sakit, rasa lemah, rasa panas, dan kesemutan di sepanjang kaki bagian belakang (sepanjang persyarafan Ischiadicus) yang disebabkan oleh kompresi atau kecelakaan. Ischialgia memiliki banyak istilah seperti Lumbosacral Radiculer Syndrome, nyeri pada akar syaraf, dan penjepitan akar syaraf. Ischialgia biasanya terkait dengan faktor usia dan riwayat trauma. Pada kondisi ini terdapat adanya keluhan nyeri, keterbatasan LGS, dan penurunan kekuatan otot (Wibowo, 2013).

Ischialgia menyerang nervus Ischiadicus yang berasal dari radiks posterior L4-S3. Ischialgia menimbulkan nyeri sepanjang distribusi sensorik nervus Ischiadicus. Oleh karena itu, nyeri yang dialami sering muncul pada bagian posterior paha dan lateral tungkai. Ischialgia dapat disebabkan oleh prolapse discus intervertebralis dengan tekanan pada satu atau dua akar nervus spinalis lumbalis bawah dan nervus sacralis, tekanan pada plexus sacralis atau nervus ischiadicus oleh tumor intrapelvis, peradangan pada nervus ischiadicus atau ramus terminalisnya (Snell, 2014).

2.2 Etiologi

Menurut Sidharta (1979) dalam Sanjaya (2014), ischialgia dibagi menjadi tiga yaitu:

2.2.1 Ischialgia sebagai perwujudan neuritis ischiadicus primer

Ischialgia akibat neuritis ischiadicus primer adalah ketika nervus ischiadicus terkena proses radang. Tanda dan gejala utama neuritis ischiadicus primer adalah nyeri yang dirasakan bertolak dari daerah sakrum dan sendi panggul, tepatnya di foramen infra piriformis atau incisura ischiadica dan menjalar sepanjang perjalanan nervus ischiadicus dan lanjutannya pada nervus peroneus dan tibialis. Nyeri tekan ditemukan pada incisura ischiadica dan sepanjang spasium poplitea pada tahap akut, juga

(9)

5

tendon archiles dan otot tibialis anterior dan peroneus longus terasa nyeri pada penekanan. Kelemahan otot tidak seberat nyeri sepanjang tungkai. Karena nyeri itu maka tungkai di fleksikan, apabila diluruskan nyeri bertambah hebat. Tanda-tanda skoliosis kompensatorik sering dijumpai pada ischialgia jenis ini.

2.2.2 Ischialgia sebagai perwujudan entrapment radikulitis atau radikulopati

Pada ischialgia radikulopati merupakan akibat dari jebakan oleh tumor, nukleus pulposus yang menjebol ke dalam kanalis vertebralis maupun osteofit atau peradangan (rematois spondilitis angkilopoetika, herpes zoster, tuberkulosa) yang bersifat menjerat dan terjadi radikulopati. Pola umum ischialgia adalah nyeri seperti sakit gigi atau nyeri hebat yang dirasakan bertolak dari vertebra lumbosakralis dan menjalar menurut perjalanan nervus ischiadicus dan lanjutannya pada nervus peroneus atau nervus tibialis. Makin jauh ke tepi nyeri makin tidak begitu hebat, namun parestesia atau hipoastesia sering dirasakan.

2.2.3 Ischialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis

Unsur-unsur nervus ischiadicus yang dibawakan oleh nervus L4, L5, S1, S2 dan S3 menyusun pleksus lumbosakralis yang berada di fasies pelvina os sakri. Di situ pleksus melintasi garis sendi sakroiliaka dan sedikit lebih distal membentuk nervus ischiadicus yang merupakan saraf perifer terbesar. Selanjutnya dalam perjalanannya ke tepi nervus ischiadicus dapat terjebak

dalam bangunan-bangunan yang dilewatinya. Pada pleksus

lumbosacral dapat diinfiltrasi oleh sel-sel karsinoma ovarii, karsinoma uteri atau sarcoma retroperineal.

2.3 Patofisiologi

Menurut Sidharta (1999) dalam Sanjaya (2014), vertebra manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan koksigis. Nervus ischiadicus adalah berkas saraf yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju foramen infrapiriformis dan keluar pada permukaan tungkai di pertengahan lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea nervus ischiadicus bercabang menjadi dua yaitu nervus perineus komunis dan nervus tibialis. Ischialgia

(10)

6

timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal dari radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi pada setiap bagian nervus ischiadicus sebelum sampai pada permukaan belakang tungkai. 2.4 Tanda dan Gejala Klinis

Pada kasus ischialgia akibat spasme otot vertebra, m.piriformis, m.hamstring dan m.gastrocnemius, nyeri berasal dari daerah pantat dan menjalar menurut perjalanan n.ischiadicus dan selanjutnya pada n.tibialis dan n.peroneus communis. Adanya nyeri tersebut membuat pasien enggan menggerakkan badannya sehingga lama kelamaan akan menimbulkan keterbatasan gerak dan kelemahan otot. Spasme otot sudah pasti terjadi pada daerah m.piriformis karena pada kasus ini penyebabnya adalah spasme m.piriformis . Namun akibatnya juga bisa menimbulkan spasme pada otot lain. Pada m.Hamstring dan m.Gastrocnemius juga kadang lebih tegang dari yang lain. Pada kasus ischialgia ini gangguan aktivitas terjadi karena pada tungkai yang sakit mengalami penurunan kekuatan otot akibat nyeri sehingga kaki yang sehat menjadi tumpuannya.

3. PROSES FISIOTERAPI Keterangan Umum Penderita

Nama Ny. S, usia 50 tahun, jenis kelamin perempuan, agama Islam, pekerjaan guru, alamat Tlogojati 2/4 Gondang Plosorejo Sragen.

Keluhan Utama

Nyeri punggung bawah yang menjalar sampai ke tungkai kiri. Riwayat Penyakit Sekarang

Diketahui pasien mulai merasakan nyeri pada punggung bawah sejak bulan Desember 2015. Nyeri tersebut dirasakan seperti kesemutan yang menjalar hingga tungkai bawah sebelah kiri melewati lipat paha belakang dengan intensitas nyeri berat. Nyeri tersebut dirasakan semakin berat ketika pasien duduk terlalu lama, berjalan lama, bangun dari duduk ke berdiri dan nyeri tersebut berkurang ketika pasien beristirahat.

Riawayatpenyakitdahulu

Ada riwayat trauma (jatuh dari motor) tahun 2014. Riwayat pribadi

Pasien merupakan seorang guru yang juga masih melakukan semua pekerjaan rumah dan pasien juga aktif di kegiatan pengajian.

(11)

7 Pemeriksaan Fisioterapi

Pemeriksaan fisioterapi meliputi Vital Sign, inspeksi, palpasi, gerak aktif, gerak pasif, isometrik melawan tahanan, kognitif, intra personal dan inter personal, kemampuan fungsional dan lingkungan aktivitas, pemeriksaan spesifik, pemeriksaan nyeri, pemeriksaan LGS, dan pemeriksaan kekuatan otot.

Diagnosa Fisioterapi

Impairment: adanya rasa nyeri pada punggung bawah yang menjalar ke tungkai sebelah kiri karena adanya penjepitan syaraf pada radiks S1. timbul keterbatasan gerak trunk ke arah fleksi dan ekstensi, serta terjadi penurunan kekuatan otot abdominal maupun paravertebra serta penggerak hip dan knee joint. Functional Limitation: didapatkan adanya gangguan atau kesulitan dalam beraktivitas membungkuk, jongkok, bangun dari posisi tidur, duduk lama, serta berjalan lama oleh karena adanya Impairmnet tersebut. Disability: pasien Ny. S mengalami penurunan kualitas dalam melakukan pekerjaan rumah.

Pelaksanaan Fisioterapi

1. Hari: Rabu, Tgl : 13 Januari 2016 a. Infra Red

Sinar infra merah adalah pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 7.700– 4 juta Amstrong. Pemberian IR bertujuan untuk meningkatkan metabolisme, vasodilatasi pembuluh darah dan mengurangi nyeri (Usman, 2012).

b. TENS

Dalam penurunan nyeri melalui mekanisme segmental, TENS akan menghasilkan efek analgesia dengan jalan mengaktifasi serabut A beta yang akan menghibisi neuron nosiseptif di kornu dorsalis medulla spinalis, yang mengacu pada teori gerbang kontrol bahwa gerbang terdiri dari sel internunsia yang bersifat inhibisi yang dikenal sebagai substansia gelatinosa dan yang terletak di kornu posterior dan sel T yang merelai informasi dari pusat yang lebih tinggi (Parjoto, 2006).

c. William Flexion Exercise

Dirancang untuk mengurangi nyeri pinggang dengan memperkuat otot-otot yang memfleksikan lumbosacral spine, terutama otot abdominal dan gluteus maximus, meregangkan kelompok extensor punggung bawah, serta meningkatkan LGS (Luklukaningsih, 2009)

(12)

8 2. Hari: Kamis, Tgl: 14 Januari 2016

Terapi sama seperti terapi pertama 3. Hari: Jumat, Tgl: 15 Januari 2016

Terapi sama seperti terapi pertama 4. Hari: Sabtu, Tgl: 16 Januari 2016

Terapi sama seperti terapi pertama 5. Hari: Senin, Tgl: 18 Januari 2016

Terapi sama seperti terapi pertama 6. Hari: Selasa, Tgl: 19 Januari 2016

Terapi sama seperti terapi pertama 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil laporan status klinis pasien Ny. S, usia 50 tahun dengan diagnosis Ischialgia Sinistra didapatkan permasalahan berupa : (1) nyeri pada punggung bawah, (2) penurunan LGS pada trunk, (3) penurunan LGS pada trunk dan hip. Setelah dilakukan Fisioterapi dengan IR, TENS, dan William Flexion Exercise sebanyak 6 kali didapatkan hasil sebagai berikut. 4.1.1 Hasil penurunan nyeri dengan skala VDS

Grafik 4.1 Penurunan nyeri pada punggung bawah 4.1.2 Hasil peningkatan LGS trunk

Grafik 4.2 nilai fleksi, ekstensi, side fleksi kanan dan side fleksi kiri 0 2 4 6 T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 Nyeri diam Nyeri tekan Nyeri gerak 0 5 10 15 20 T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 Flexi Ekstensi Side flexi kanan Side flexi kiri

(13)

9

4.1.3 Hasil peningkatan kekuatan otot

Grafik 4.3 nilai kekuatan otot flexor dan extensor trunk

Grafik 4.4 nilai kekuatan otot hip dan knee sinistra

4.2 Pembahasan

4.2.1 Penurunan nyeri

Pemberian IR bertujuan untuk meningkatkan metabolisme, vasodilatasi pembuluh darah dan mengurangi nyeri. Adanya efek thermal dari IR suatu reaksi kimia dapat dipercepat sehingga proses metabolisme yang terjadi pada superficial kulit meningkatkan pemberian nutrisi dan oksigen pada otot. Mild heating menimbulkan efek sedatif pada superficial sensori nerve ending, stronger heating dapat menyebabkan counter irritation yang akan menimbulkan pengurangan nyeri (Usman, 2012)

0 1 2 3 4 5 T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6

Nilai otot flexor Nilai otot extensor

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 Flexor hip Extensor hip Abductor hip Adductor hip Exorotator hip Endorotator hip Flexor knee Extensor knee

(14)

10

TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation)

merupakan suatu cara penggunaan elektroterapeutik untuk

merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit (Vrbova et al., 2008). Dalam penurunan nyeri melalui mekanisme segmental, TENS akan menghasilkan efek analgesia dengan jalan mengaktifasi serabut A beta yang akan menghibisi neuron nosiseptif di kornu dorsalis medulla spinalis, yang mengacu pada teori gerbang kontrol bahwa gerbang terdiri dari sel internunsia yang bersifat inhibisi yang dikenal sebagai substansia gelatinosa dan yang terletak di kornu posterior dan sel T yang merelai informasi dari pusat yang lebih tinggi (Parjoto, 2006).

4.2.2 Peningkatan Lingkup Gerak Sendi (LGS) dan Peningkatan Kekuatan

Otot

Sebelum dilakukan latihan, IR dan TENS sangat diperlukan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan di daerah pinggang bawah. IR menghasilkan efek thermal yang bertujuan untuk meningkatkan metabolisme dan vasodilatasi pembuluh darah. Sedangkan TENS melalui mekanisme segmental akan merangsang sistem syaraf melalui permukaan kulit sehingga nyeri akan berkurang. Setelah nyeri berkurang, maka latihan dapat dilakukan untuk meningkatkan LGS dan kekuatan otot.

William Flexion Exercise dirancang untuk mengurangi nyeri pinggang dengan memperkuat otot-otot yang memfleksikan lumbosacral spine, terutama otot abdominal dan gluteus maximus serta meregangkan kelompok extensor punggung bawah. Latihan ini mempengaruhi LGS yang merupakan gerakan pada bagian tubuh yang dilakukan oleh otot-otot (kekuatan dari luar) yang menggerakkan tulang – tulang pada persendian dalam berbagai pola atau rentang gerak. Selain itu, otot yang merupakan jaringan kontraktil akan menjadi lebih kuat akibat hasil hipertropi dari serabut otot yang kemudian menyebabkan kekuatan otot meningkat (Kisner, 2007).

(15)

11 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan terapi sebanyak 6 kali pada pasien dengan kondisi Ischialgia Sinistra dengan pemberian Infra Red (IR), Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan Terapi Latihan didapatkan hasil yaitu terjadi penurunan nyeri pada punggung bawah hingga tungkai kiri, peningkatan Lingkup Gerak Sendi (LGS) pada trunk, dan peningkatan kekuatan otot pada trunk dan hip.

5.2 Saran

Untuk keluarga diharapkan lebih mengerti kondisi pasien pasca serangan, dengan memberikan dukungan spiritual, finansial dan fasilitas lain serta selalu memberi motivasi kepada pasien. Dan untuk pasien dianjurkan agar sering melakukan latihan seperti yang sudah diajarkan oleh terapis di rumah dan melanjutkan program fisioterapi secara teratur sesuai dengan program yang terjadwal.

(16)

12

DAFTAR PUSTAKA

Kisner, C. 2007. Therapeutic Exercise Foundations and Techniques. Fifth Edition. Philadelphia: F.A Davis Company.

Koes, B. 2007. Diagnosis and Treatment of Sciatica. Netherlands:Department of General Practice, Erasmus MC, University Medical Center Rotterdam.

Luklukaningsih, Z. 2009. Anatomi, Fisiologi dan Fisioterapi. Yogyakarta: Nuha Medika Parjoto, S. 2006. Terapi Listrik untuk Modulasi Nyeri. Semarang: Ikatan Fisioterapi

Indonesia Cabang Semarang.

Permenkes RI. 2013. Undang-undang Republik Indonesia No.80 tentang

Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Fisioterapis. Jakarta: Permenkes RI Sanjaya, A. 2014. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Ischialgia Sinistra Post Fraktur

Kompresi Vl 4 – Vl 5 Di RSUD Sukoharjo. Surakarta : Program Studi Diploma III Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Snell, S.R. 2014. Anatomi Klinis Berdasarkan Region. Dialihbahasakan oleh Huriawati

Hartanto. Jakarta: EGC

Usman. 2012. Materi Infra Merah, (online), (http: // www. fisiousman. Net /2012/ 04/

materi – infra -merah.html). Diakses pada tanggal 20 Juni 2016.

Wibowo, D. 2013. Anatomi Fungsional Elementer dan Penyakit yang Menyertainya. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, anggota IKAPI

Gambar

Grafik 4.1 Penurunan nyeri pada punggung bawah  4.1.2  Hasil peningkatan LGS trunk
Grafik 4.4 nilai kekuatan otot hip dan knee sinistra

Referensi

Dokumen terkait

Dengan inspirasi dari penelitian tersebut, aplikasi yang dikembangkan akan dibuat untuk bisa menerapkan mencari teman berdasarkan lokasi terdekat dengan

Hal ini disebabkan karena jam makan yang berbeda dengan di rumah, makanan yang tersedia di rumah sakit berbeda dengan yang biasa dikonsumsi di rumah, baik dalam hal rasa,

Jika dilihat dari kecepatan proses, sistem ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan sistem deteksi rintangan stereo vision oleh Langer (1999) dalam Gray (2000)

[r]

Bab ini menguraikan landasan teori yang digunakan dalam penyusunan penelitian yang bekaitan dengan pengertian prestasi belajar IPS Terpadu, faktor yang mempengaruhi

Kencana Print, Ngemplak Boyolali tersebut, dapat diketahui bahwa perusahaan memerlukan perbaikan sistem manajemen mutu dengan penambahan alat pendokumentasian sistem

Artikel  yang  diterbitkan  dalam  Jurnal  edisi  kali  ini  sebanyak  enam  artikel  yang  meliputi:  Analisis  Pemanfaatan  Sistem  Dual Fuel (Gas  LPG­Solar) 

[r]