• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOLONIAL BELANDA PADA SISTEM PERTANIAN MASYARAKAT NIMBORAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOLONIAL BELANDA PADA SISTEM PERTANIAN MASYARAKAT NIMBORAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOLONIAL BELANDA PADA SISTEM

PERTANIAN MASYARAKAT NIMBORAN

Sonya Martha Kawer

(Balai Arkeologi Jayapura)

Abstract

The Dutch Colonial Government came to Hollandia (Jayapura) around 1946, then they made Nimboran district as a farming base, particularly on cacao and rice. In this farming system, the community of Nimboran was also provided farming tools by the Colonial Government that helped them to work. The Government also guided them to get their principle commodities and to sell their farm products. Therefore, the main focus on this research is the infl uence of the Colonial Government in agriculture for the Nimboran Community.

Keywords: Farming system, Colonial Government, Nimboran Comunity

Pendahuluan

Kehadiran Kolonial Belanda di Indonesia selama sekitar tiga setengah abad telah meninggalkan jejak-jejaknya, begitu pula dengan kehadiran Kolonial Belanda di Papua sekitar tahun 1930. Kolonial Belanda memerintah masyarakat adat Papua yang hidupnya terpencar-pencar untuk bermukim di salah satu tempat dengan mendirikan kampung. Setelah itu beberapa kampung yang berdekatan disatukan dalam satu pemerintahan yang dipimpin seorang korano, pada masa kolonial (H.W. Bachtiar, 1994:44).

Setelah Perang Dunia II, Hollandia (Jayapura) berkembang menjadi kota besar yang perlu didukung oleh pasokan produk pertanian. Sehubungan dengan kebutuhan masyarakat, Nimboran terpilih sebagai salah satu daerah penghasil produk pertanian di Hollandia pada tahun 1946. Nimboran dipilih karena diketahui bahwa lahan dataran Nimboran cocok untuk produksi pertanian, serta didukung oleh kesungguhan kerja dan kejujuran penduduknya (Poli, 2008:63). Nimboran adalah salah satu daerah penghasil pertanian, yang pada masa itu dikenal sebagai daerah sentral ekonomi di Jayapura. Sasaran pengembangan sentral ekonomi pada masa Kolonial Belanda, banyak terdapat produksi pertanian (terutama kakao, padi dan kacang tanah) serta perbengkelan yang dikembangkan di daerah komunitas adat Nimboran. Hasilnya dijual ke daerah-daerah lain melalui koperasi yang bernama Koperasi Yawa

(2)

Datum, Yawa Datum yang artinya “sedang bertumbuh”. Koperasi tersebut dibentuk pemerintah kolonial pada tahun 1955 dan berlokasi di Kampung Sarmaikarang. Akibat pola pengembangan ekonomi dalam bidang pertanian, tumbuhan kakao menjadi komoditi unggulan di wilayah tersebut sampai saat ini (Poli, 2008:5).

Dari prespektif ini, pengaruh kolonial Belanda yang mengatur dan mengikat komunitasnya melalui berbagai mekanisme kultural dan manajemen lokal perekonomian yang dibentuk berdasarkan pengalaman yang panjang, dan pemahaman serta interpretasi masyarakat terhadap lingkungannya yang mengarah pada sistem mata pencaharian khususnya pertanian, dalam bidang pertanian yaitu tanaman kakao, padi dan kacang tanah yang berfungsi sebagai lumbung makanan untuk kelompok kerabat maupun keluarga. Hal yang menarik untuk dikaji dalam makalah ini yaitu adanya pusat pertanian di daerah Nimboran dan, bagaimana pengaruh Kolonial Belanda dalam mendukung pola perkembangan pertanian yang menjadi pusat perekonomian, dengan cara memberi bantuan alat-alat kerja yang dapat berguna untuk dipakai dalam proses pengolahan, serta memotifasikan semangat kerja yang tinggi.

Pembahasan

Pengaruh Kolonial Belanda di Hollandia (Jayapura) lebih khususnya Daerah Nimboran, merupakan salah satu pengaruh yang sangat besar dalam bidang pertanian yang akan menjadi model pembangunan dan perekonomian masyarakat. Hal-hal ini mengidentikasikan adanya kehendak pemerintah Kolonial Belanda untuk membangun masyarakat Nimboran, berdasarkan berbagai pertimbangan, politik, sosial, maupun ekonomi, dengan tujuan agar tercapainya kemandirian masyarakat tanpa kehilangan jati diri dalam lingkungan dan budaya yang berubah. Srategi pokok untuk mencapai tujuan ini adalah :

• penanggulangan masalah sosial dengan pembangunan ekonomi sebagai transformasi masyarakat.

• Pendekatan yang mendorong partisipasi aktif masyarakat sebagai subyek pembangunan, yang membangun dirinya sendiri, dengan interfensi awal oleh pemerintah Kolonial Belanda.

Tujuan dan srategi proyek Nimboran di atas menjadi salah satu pendukung keberhasilan pertanian dengan adanya kerjasama Pemerintah Kolonial Belanda dan

(3)

masyarakat Nimboran (Poli, 2008:3). Kerjasama antara Pemerintah Kolonial Belanda dan masyarakat Nimboran, telah menghasilkan pertanian yang baik dan berkualitas dengan didukung oleh fasilitas yang disediakan pemerintah kolonial Belanda pada saat itu, dengan demikian pertumbuhan usaha mulai berkembang serta berjalan sangat baik. Perkembangan ini didukung oleh usaha koperasi yang dinamakan koperasi Yawa Datum. Yawa Datum adalah toko serba ada, pusat perdagangan, dan usaha pertanian yang dimekanisasikan.

Berbicara mengenai koperasi Yawa Datum ada juga persediaan peralatan yang di datangkan pemerintah kolonial Belanda. Peralatan yang didatangkan antara lain adalah: satu buah truk, satu unit penggilingan padi, sebuah traktor fordson, dan sebuah traktor lans yang tiba di Sarmaikrang dalam bulan Oktober 1952, semua alat-alat tersebut digunakan untuk mekanisasi pertanian. Dengan didatangkannya peralat-alatan kerja, maka masyarakat Nimboran mengusahakan hasil pertaniannya. Semua hasil pertanian diolah, dan hasil penjualannya digunakan untuk mendatangkan barang-barang kebutuhan dari luar Hollandia, bahkan juga dari luar negeri, seperti Singapura, Australia, Jepang, dan Belanda (Poli, 2008:4) Adapun contoh gambar tanaman kakao (coklat) yang dihasilkan oleh masyarakat Nimboran yang masih dikelola hingga kini.

Cokelat (kakao) merupakan salah satu hasil pertanian yang masih di usahakan masyarakat Nimboran

Sampai sekarang masyarakat Nimboran masih meneruskan usaha tanaman kakao, tetapi sayangnya usaha ini berbeda dari keadaan dahulu, karena hasil produksi

(4)

masyarakat mulai menurun dan kini dijual dalam keadaan basah kepada para tengkulak dengan harga yang relatif rendah.

Dalam keadaan inilah berbagai pihak masyarakat mengenangkan adanya pertanian di masa Pemerintahan Kolonial Belanda, ketika mana semua hasil produksi masyarakat dibeli dengan harga yang sesuai, sehingga keuntungannya dapat memuaskan para produksi, oleh sebab itu hasil usaha pada zaman pemerintahan Kolonial Belanda sangat berbeda jauh dengan zaman sekarang. Usaha kakao (cokelat) merupakan salah satu usaha pertanian yang sangat terkenal di daerah Nimboran sehingga masyarakat menjadikan kakao sebagai penghasil perekonomian mereka. Walau usaha pertanian berjalan baik hingga sekarang, namun peralatan yang digunakanpada zaman pemerintahan Kolonial Belanda tidak sebaik dahulu, peralatan pertaniannya adalah dua buah traktor dan sebuah mesin penggiling padi, peralatan pertanian itu tidak dirawat dengan baik. Kini hanyalah sisa–sisa peralatan yang sudah tidak berfungsi lagi.

(5)

Mesin penggilingan padi

Pemerintah Kolonial Belanda mendatangkan beberapa peralatan untuk mendukung program penelitian di Nimboran. Peralatan tersebut diantaranya gergaji, berfungsi sebagai alat sawmil, untuk membangun gudang pertanian. Mesin penggilingan padi yang di datangkan oleh pemerintah Kolonial Belanda, di pakai untuk mengolah hasil padi yang di tanam masyarakat. Peralatan penampungan air yang dipakai untuk menampung air dalam proses mengolah hasil pertanian.

(6)

Ada beberapa peralatan yang masih ada hingga kini namun tidak berfungsi lagi, Karena tidak terawat dengan baik dan telah rusak, tinggal yang ada sekarang ialah bekas peralatan yang sudah rusak dan tidak lengkap lagi, ada peralatan–peralatan lainnya yang sudah berpindah tempat dan berpindah tangan, karena telah dijual sebagai besi tua. Sisa peralatan tersebut dapat ditemukan di pekarangan rumah Yohan Maurits Iwong. Ia merupakan salah satu warga yang mewarisi peralatan pertanian. Oleh sebab itu sampai sekarang.

Bangkai peralatan tersebut masih ada dan dikenang sebagai salah satu sejarah berdirinya pertanian di daerah Nimboran pada masa pemerintahan kolonial Belanda.

Penutup

Berdasarkan pembahasan tersebut di atas diperoleh gambaran mengenai pertanian pada zaman Kolonial Belanda di Nimboran pada tahun 1946 yang merupakan salah satu usaha pertanian di Hollandia (Jayapura). Bergeraknya usaha pertanian ini didukung oleh semangat kerja masyarakat yang tinggi, tanah yang subur, serta berbagai alat–alat kerja pertanian yang di datangkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Usaha pertanian seperti kakao, padi, dan kacang tanah, sangat berpengaruh terhadap suatu potensi kebutuhan masyarakat Nimboran yang mengarah pada suatu perkembangan perekonomian. Dengan didukung oleh beberapa alat-alat pertanian yang di datangkan pemerintah Kolonial Belanda berupa beberapa traktor dan sebuah truk yang dipakai dalam mengembangkan usaha pertanian. Oleh sebab itu, pertanian merupakan potensi masyarakat yang menonjol dalam mengelolah hasil alam.

(7)

Daftar Pustaka

Bachtiar, H.W. 1994. ”Sejarah Irian Jaya” dalam Irian Jaya Membangun Masyarakat Majemuk (Koentjaraningrat ed.). Jakarta: Djambatan.

Laporan Utama SPP. 2005. ”Memperdayakan Orang Papua”. Jakarta: Institut Studi Arus Informasi (ISAI).

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, alat pendukung yang berupa sarana dan prasarana yang seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik akan mempengaruhi kelancaran pelaksanaan serta

Hal tersebut membuat diklat yang diberikan menjadi sia-sia.9 Dalam membangun kapasitas, Badan Kepegawaian Daerah Provinsi melakukan dengan Pengembangan pegawai yang terdiri

Setelah saya belajar SEFT pada saudara Ahmad Faiz Zainuddin dan mempraktekannya pada diri saya sendiri, keluarga, santri dan orang-orang yang saya temui, saya yakin jika

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa prosedur pelaksanaan perwalian Anak dalam Mengasuh Anak di Panti Asuhan terjadi dengan proses dan persyaratan administratif,

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih dan juga bentuk pembagian ide atau pikiran dengan menggunakan

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana cara guru menerapkan metode Wafa untuk meningkatkan hafalan Alquran di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin dan

Kabupaten Kampar merupakan salah satu daerah penghasil kacang hijau di Provinsi Riau.Varietas lokal kacang hijau asal Kampar sebagai sumber plasma nutfah

Metodologi Metoda atau Metoda Cara untuk Metodologi Metoda atau teknik yang digunakan untuk melaksanakan riset Cara untuk menyelesaikan masalah riset yang sistematis.. Kriteria