• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Fundamental

Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio finansial dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya, tujuan teori fundamental adalah membandingkan kinerja keuangan sebuah perusahaan terhadap:

1. Kinerja perusahaan pesaing dalam satu sektor industri. 2. Kinerja keuangan masa lalu perusahaan itu sendiri.

Salah satu aspek penting dari teori fundamental adalah analisis laporan keuangan, karena dari analisis laporan keuangan tersebut, dapat diperkirakan keadaan atau posisi dan arah perusahaan. Laporan keuangan yang dianalisa adalah:

1. Laporan keuangan yang menggambarkan harta, utang, dan modal yang dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan ini disebut neraca.

2. Laporan keuangan yang menggambarkan besarnya pendapatan, beban–beban, pajak, dan laba perusahaan dalam suatu kurun waktu

(2)

Rasio keuangan digunakan sebagai alat analisis keadaan keuangan dan kemampuan perusahaan. Berikut adalah beberapa jenis rasio laporan keuangan:

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, yang terdiri dari:

Current Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar.

Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tertentu.

Cash Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan kas dan bank.

b. RasioProfitabilitas

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memperolehkeuntungan,yangterdiridari:

Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur tingkat laba kotorterhadappenjualanbersihperusahaan.

Operating Profit Margin digunakan untuk mengukur tingkat labausaha/operasionalterhadappenjualanbersihperusahaan.

(3)

Net Profit Margin digunakan untuk mengukur presentase laba bersih(setelahpajak)terhadappenjualanbersihperusahaan.

Return On Assets (ROA)digunakanuntukmengukurefektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkanaktivayangdimilikinya.

c. RasioPengungkit

Rasio pengungkit digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang serta menilai sampai sejauh mana sumber pembiayaan perusahaan berasal dari pinjaman, yang terdiri dari:

Debt Ratio digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan aktiva perusahaan.

Debt Equity Ratio digunakan untuk membandingkan sumber pembiayaan yang berasal dari modal pemegang saham.

Leverage Ratio digunakan untuk mengukur jumlah dari aktiva perusahaan terhadap modal pemegang saham.

d. Rasio Pasar

Rasio pasar digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan melalui basis per saham, yang terdiri dari:

Earning Per Share digunakan untuk menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham yang diinvestasikan.

(4)

Dividen Yield digunakan untuk mengukur jumlah dividen per saham relatif terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk persentase.

Price Earning Ratio (P/E) digunakan untuk mengukur jumlah investor untuk dibayar dari pendapatan perusahaan.

2.1.2 Bank

2.1.2.1Definisi Bank

Berdasarkan Undang-undang No. 7/1992 sebagaimana diubah dengan Undang-undang No. 10/1998 bahwa “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:31,21), Bank adalah : “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”.

Irmayanto (2004:53) mengatakan bahwa “bank merupakan lembaga keuangan yang menawarkan jasa keuangan seperti kredit, tabungan, pembayaran jasa dan melakukan fungsi-fungsi keuangan lainnya secara profesional”.

(5)

Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dalam Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998, bank dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu :

1) Bank Umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran,

2) Bank Perkreditan Rakyat yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Berdasarkan kepemilikannya bank dapat dikelompokkan atas : 1) Bank Pemerintah Pusat yang merupakan bank yang

keseluruhan sahamnya dimiliki oleh pemerintah pusat,

2) Bank Pemerintah Daerah yang merupakan bank yang keseluruhan sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah,

3) Bank Swasta Nasional yang merupakan bank yang keseluruhan sahamnya dimiliki oleh pihak swasta nasional,

4) Bank Asing yang merupakan bank yang keseluruhan sahamnya dimiliki oleh pihak asing, yang mengembangkan usahanya dengan membuka cabangnya di Indonesia,

(6)

5) Bank Campuran yang merupakan bank yang sahamnya sebagian dimiliki oleh pihak asing dan sebagian lagi oleh pihak swasta nasional.

2.1.2.3Kegiatan Bank Umum

Ada tiga kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh bank umum (Irmayanto, 2002:65), yaitu :

1) Penghimpunan dana (Giro, Deposito, Tabungan) dengan sasaran meminimumkan biaya perolehan dana.

2) Alokasi dana (Kredit dan Investasi) dengan sasaran memaksimumkan pendapatan bank.

3) Pelayanan jasa keuangan (transfer, Letter of Credit, cek perjalanan, money changer, bank garansi dan lain-lain) dan jasa non keuangan (pelatihan pegawai, pergudangan, kotak pengamanan, jasa-jasa komputer) dengan sasaran memaksimumkan kepuasan nasabah.

2.1.2.4Laporan Keuangan Bank

Bank umum dalam rangka peningkatan transparansi keuangan, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan yang terdiri dari (Siamat, 2005:368) :

(7)

Laporan ini merupakan laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam kurun waktu satu tahun. Laporan tahunan sekurang-kurangnya mencakup :

a) Informasi Umum yang meliputi kepengurusan, kepemilikan, perkembangan usaha dan kelompok usaha bank, strategi dan kebijakan manajemen, laporan manajemen,

b) Laporan keuangan tahunan bank yaitu laporan keuangan akhir tahun bank yang disusun berdasarkan standar keuangan akuntansi yang berlaku dan wajib diaudit oleh Akuntan Publik, yang meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, Catatan Atas Laporan Keuangan yang berisi Komitmen dan Kontijensi,

c) Laporan keuangan perusahaan induk di bidang keuangan, d) Opini dari Akuntan Publik,

e) Seluruh aspek transparansi dan informasi yang diwajibkan, f) Seluruh aspek pengungkapan (disclosure) sebagaimana

yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia yang berlaku,

(8)

g) Jenis risiko dan potensi kerugian (risk exposure) yang dihadapi bank serta praktek manajemen risiko yang diterapkan bank,

h) Informasi lain.

2) Laporan Keuangan Publikasi Triwulan

Laporan ini merupakan laporan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan.

3) Laporan Keuangan Publikasi Bulanan

Laporan ini merupakan laporan keuangan yang disusun berdasarkan Laporan Bulanan Bank Umum yang disampaikan bank kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan. 4) Laporan Keuangan Konsolidasi

Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau memiliki Anak perusahaan, wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku serta menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.

2.1.2.5Analisis Laporan Keuangan Bank

Menurut Bastian, et al. (2006:284), analisis laporan keuangan perbankan bertujuan antara lain :

untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan bank, untuk mengetahui perkembangan perbankan dari suatu periode ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan

(9)

penyusunan rencana kerja anggaran bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan penyempurnaan di masa yang akan datang, dan sebagainya. Metode analisis laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam praktik perbankan, diantaranya adalah analisis rasio (ratio analysis). Analisi rasio adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan pos-pos tertentu dalam neraca maupun laba rugi.

2.2Risiko Usaha Bank 2.2.1 Definisi Risiko

Menurut Ali (2004:41), “risiko berupa potensi terjadinya suatu peristiwa yang mampu memberikan pengaruh negatif, dapat menimpa siapa saja, apa saja, kapan saja dan dimana saja, tak terkecuali terhadap perbankan”.

Risiko usaha bank Menurut Siamat (2005:279) :

“risiko usaha atau business risk bank merupakan tingkat ketidakpastian mengenai pendapatan yang akan diterima. Pendapatan dalam hal ini adalah keuntungan bank. Semakin tinggi ketidakpastian pendapatan yang diperoleh suatu bank, semakin besar kemungkinan risiko yang dihadapi dan semakin tinggi pula premi risiko atau bunga yang diinginkan”.

2.2.2 Jenis-jenis Risiko yang Dihadapi Bank Umum

Menurut Manurung, et al. (2004:149), bank setidak-tidaknya menghadapi lima macam risiko yang harus dikelola dengan benar agar tidak menimbulkan dampak negatif. Risiko tersebut adalah :

(10)

Risiko kredit (Credit Risk) sering disebut juga risiko gagal tagih (default risk) yaitu risiko yang dihadapi karena ketidakmampuan nasabah membayar bunga kredit dan mencicil pokok pinjaman. Risiko ini semakin besar bila bank umum tidak mampu meningkatkan atau memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan. 2) Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)

Risiko likuiditas (Liquidity Risk) terjadi bila bank tidak mampu menyediakan dana tunai untuk memenuhi kebutuhan transaksi para nasabah dan memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo lebih kecil dari satu tahun.

3) Risiko Tingkat Bunga (Interest Rate Risk)

Risiko tingkat bunga (Interest Rate Risk) adalah risiko yang dihadapi bank umum karena perubahan tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi biaya dana dan pendapatan bunga.

4) Risiko Operasional (Operational Risk)

Risiko operasional (Operational Risk) adalah risiko yang berkaitan dengan kemampuan pengelolaan umum. Jika kemampuan manajemen pengelolaan semakin rendah, maka semakin besar risiko operasional yang dihadapi.

(11)

Risiko modal (Capital Risk) berkaitan dengan ketidakmampuan untuk memenuhi komitmen-komitmen usaha, karena ketidakmampuan modal yang mencukupi.

2.2.3 Rasio Keuangan untuk Mengukur Risiko Usaha Bank

Ada beberapa rasio keuangan atau finansial yang dapat dijadikan sebagai indikator sehubungan dengan risiko yang dihadapi bank. Rasio finansial tersebut adalah :

1) Risiko Kredit

Formula yang digunakan sebagai indikator risiko kredit adalah perbandingan jumlah kredit bermasalah atau Non Performing Loan

(NPL) terhadap total kredit yang diberikan oleh bank. Risiko kredit diproksikan dengan formula :

NPL = Kredit Bermasala h

Total Kredit

2) Risiko Likuiditas

Formula yang digunakan bank sebagai indikator risiko likuiditas adalah perbandingan total kredit yang diberikan terhadap Dana Pihak Ketiga yang dimiliki bank atau Loans To Deposit Ratio

(LDR). Risiko likuiditas diproksikan dengan formula :

(12)

Menurut Sawir (2005:30) “yang termasuk dalam total kredit merupakan total kredit yang diberikan bersih”. Sementara yang termasuk dalam kategori dana pihak ketiga adalah seluruh dana yang bersumber dari Giro, Tabungan, dan Deposito Berjangka (Sawir, 2005:29).

a) Giro

Giro merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan cek, bilyet giro maupun surat-surat pembayaran lainnya (Irmayanto, 2004:68).

b) Tabungan

Tabungan merupakan simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu (Irmayanto, 2004:68).

c) Deposito Berjangka

Deposito merupakan simpanan berjangka dari masyarakat yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian (Irmayanto, 2004:69). Angka standar yang disepakati untuk LDR adalah 85%-110% (Manurung, 2004:151). Jika nilai LDR melebihi 110%, berarti risiko likuidasi yang dihadapi semakin besar.

(13)

Formula yang digunakan bank sebagai indikator risiko modal adalah perbandingan antara jumlah modal dengan total aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Risiko modal diproksikan dengan formula :

CAR = Modal Bank

Total ATMR

Menurut Dendawijaya (2005:41), modal bank terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Sementara total ATMR diperoleh dengan menambahkan ATMR aktiva neraca dengan ATMR aktiva administrasi yang kemudian dikalikan dengan bobot risikonya masing-masing.

4) Risiko Tingkat Bunga

Formula yang digunakan bank sebagai indikator risiko tingkat bunga adalah perbandingan antara selisih pendapatan bunga yang diterima bank dan beban bunga yang dibayarkan bank dengan total aktiva yang dimilikinya. Rasio tingkat bunga diproksikan dengan formula :

NIM = Penda patan Bunga−Beban Bunga

(14)

Semakin besar angka NIM yang dihasilkan menunjukkan bahwa risiko tingkat bunga semakin kecil.

2.3Return On Assets (ROA)

2.3.1 Rasio Rentabilitas

Menurut Sawir (2005:31), “rasio rentabilitas merupakan perbandingan yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba atau keuntungan selama periode tertentu juga memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya”. Ada beberapa macam rasio rentabilitas yang umum digunakan bank antara lain :

1) Gross Profit Margin = (Pendapatan −Beban )Operasional

Beban Operasional

Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari kegiatan operasinya yang murni.

2) Net Profit Margin = Laba Bersih Sebelum Pajak

Laba Operasional

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak ditinjau dari sudut laba operasionalnya.

3) Return On Equity = Laba Bersih

Modal Ekuitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampulabaan bank ditinjau dari sudut model ekuitas yang dimilikinya.

(15)

4) Return On Assets = Laba Bersih Setelah Pajak

Total Aktiva

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan laba.

2.3.2 Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio rentabilitas bank yang umum digunakan dalam mengukur kemampuan manajemen perbankan dalam menghasilkan laba melalui pengelolaan aktiva yang dimilikinya. Nilai minimum ROA yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah minimal 2% (Manurung, 2004:161). Menurut Dendawijaya (2005:118) “semakin besar nilai Tingkat pengembalian atas Perputaran Total Aktiva (ROA) suatu bank, semakin besar pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset”. Return On Assets

diformulasikan sebagai berikut : ROA = Laba Bersih

Total Aktiva

Formula yang digunakan untuk mengukur ROA berbeda secara teori dengan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Secara teoritis, laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, namun dalam sistem CAMEL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, laba yang digunakan adalah laba sebelum pajak (Dendawijaya, 2005:118).

(16)

Risiko usaha yang terdiri dari risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal, dan risiko tingkat bunga secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets (ROA) bank.

2.4.1 Risiko Kredit

Risiko kredit disebabkan oleh ketidakmampuan (gagal bayar) dari debitur atas kewajiban pembayaran hutangnya baik hutang pokok maupun bunganya ataupun keduanya. Semakin tinggi risiko kredit yang dimiliki bank berarti semakin besar kemungkinan bahwa aktiva bank tersebut tidak memberikan laba seperti yang diharapkan oleh bank, dan hal ini akan mempengaruhi pengembalian terhadap total aktiva yang dimiliki bank sehingga akan mempengaruhi nilai ROA bank tersebut.

2.4.2 Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas terjadi sebagai akibat kegagalan pengelolaan antara sumber dana dan penanaman dana atau kekurangan likuiditas atau dana yang mengakibatkan bank tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan mereka pada waktu yang telah ditetapkan. Semakin tinggi jumlah alat likuiditas yang dimiliki bank memang mampu menghindarkan bank dari risiko likuiditas, namun hal ini justru membawa dampak negatif terhadap rentabilitas bank tersebut.

2.4.3 Risiko Modal

Risiko modal muncul akibat penurunan kualitas aset karena adanya kredit macet yang memaksa bank untuk menerbitkan saham baru

(17)

dan/atau penambahan setoran modal oleh pemilik dengan mencari investor baru untuk memperbaiki kondisi permodalannya sehingga sesuai dengan ketentuan permodalan. Risiko modal akan berpengaruh terhadap ROA bank tersebut.

2.4.4 Risiko Tingkat Bunga

Risiko tingkat bunga adalah risiko yang dialami akibat dari perubahan tingkat bunga yang terjadi sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap pendapatan bank. Hal ini tentu akan mempengaruhi laba dari bank tersebut sehingga akan berpengaruh terhadap ROA.

2.5Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Agus Suyono (2005) Analisis Rasio-Rasio Bank Yang Berpengaruh Terhadap Return On Assets (ROA) Independent: Analisis Rasio-Rasio Bank Dependent: Return On Assets (ROA) Metode Regresi Linear Berganda Rasio CAR, BOPO, dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Untuk NIM, NPL, pertumbuhan laba operasi dan pertumbuhan kredit tidak menunjukkan hasil yang signifikan terhadap ROA. Enny Sukowati (2006) Analisis Pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO, Independent: Analisis Pengaruh CAR, NPL, Metode Regresi Linear Berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas

(18)

(ROA dan ROE) Bank Umum (Studi kasus pada 40 Bank Umum) Dependent: Profitabilitas (ROA dan ROE) Bank Umum melalui SPSS operasional, sedangkan ROE selain dipengaruhi cadangan kecukupan modal dan laba bersih dalam hal ini disebutkan bahwa tidak semua indikator yang digunakan mempengaruhi profotabilitas secara signifikan. Wahyu Prasetyo (2006) Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perbankan Yang Terdaftar Di BEJ Independent: Pengaruh Rasio Camel Dependent: Kinerja Keuangan Pada Perbankan Metode Regresi Linear Berganda Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. Sedangkan secara bersama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. Tika Lestari (2010) Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Independent: Pengaruh Rasio Camel Dependent: Kinerja Keuangan Perbankan Metode Regresi Linear Berganda Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial variabel CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR juga tidak

(19)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Iswatun Khasanah (2010) Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Independent: Pengaruh Rasio Camel Dependent: Kinerja Perusahaan Perbankan Metode Regresi Linear Berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPM berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Variabel CAR, RR, NPL, ROA, NIM, BOPO, LDR, GWM tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Bambang Sudiyatno (2010) Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Keuangan Perbankan yang Go Publik di BEI Independent: Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR, dan LDR Dependent: Kinerja Keuangan pada Sektor Keuangan Perbankan Regresi linear berganda DPK, CAR, dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, sementara BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA.

Sumber : Disusun Penulis, 2013

(20)

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis pertautan antarvariabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antarvariabel independen dengan variabel dependen.

Bank selain berperan dalam memperlancar lalu lintas pembayaran dan pelayanan jasa kepada masyarakat, sebagai lembaga bisnis keuangan juga mengharapkan laba dari kegiatan operasionalnya. Kemampuan bank dalam menghasilkan laba sering disebut sebagai kemampulabaan atau rentabilitas. Tingkat rentabilitas bank dapat memperlihatkan kinerja bank yang bersangkutan, karena tingkat rentabilitasnya merupakan satu diantara indikator yang dapat digunakan dalam menilai kesehatan dan kinerja bank. Semakin tinggi tingkat rentabilitasnya, maka akan semakin baik kinerja bank tersebut.

Satu diantara rasio rentabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampulabaan bank adalah nilai Return On Assets (ROA). ROA merupakan tingkat perhitungan keuntungan atas total aset yang dimiliki bank. Semakin tinggi nilai Tingkat ROA nya maka semakin baik bank tersebut dalam mengelola aset untuk menghasilkan keuntungan.

Aktiva bank menurut sifatnya dapat dibedakan atas aktiva produktif dan aktiva non produktif. Pengelolaan aktiva bank untuk menghasilkan keuntungan (income), memperhadapkan bank pada berbagai risiko usaha bank, antara lain risiko kredit, risiko likuiditas, risiko modal, dan risiko tingkat bunga.

Semakin tinggi risiko kredit yang dimiliki bank berarti semakin besar kemungkinan bahwa aktiva bank tersebut tidak memberikan laba seperti yang

(21)

diharapkan oleh bank, dan hal ini akan mempengaruhi pengembalian terhadap total aktiva yang dimiliki bank sehingga akan mempengaruhi nilai ROA bank tersebut.

Semakin tinggi jumlah alat likuiditas yang dimiliki bank memang mampu menghindarkan bank dari risiko likuiditas, namun hal ini justru membawa dampak negatif terhadap rentabilitas bank, karena semakin besarnya jumlah dana yang tidak dikelola untuk menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. Jadi dengan demikian risiko likuiditas memiliki pengaruh terhadap ROA bank.

Semakin tinggi risiko modal yang dihadapi bank akan menyebabkan semakin tingginya kemungkinan bahwa bank yang bersangkutan tidak mampu mengelola aktivanya dengan modal sendiri. Sementara semakin banyak dana pihak ketiga yang digunakan dalam mengelola aktiva yang dimiliki bank maka bank akan mengeluarkan biaya beban bunga atas dana pihak ketiga yang lebih besar lagi. Hal ini tentu akan mempengaruhi laba dari bank tersebut sehingga akan berpengaruh terhadap ROA.

Semakin tinggi risiko tingkat bunga yang dihadapi bank, berarti bahwa semakin besar kemungkinan bahwa bunga yang diterima bank akan lebih kecil dibandingkan dengan bunga yang dibayarkannya.

Dalam penelitian ini variabel independen adalah Risiko Kredit, Risiko Likuiditas, Risiko Modal, dan Risiko Tingkat Bunga. Sedangkan variabel dependennya adalah Return On Assets.

(22)

Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan diawal, maka penulis menentukan suatu kerangka konseptual sebagai berikut :

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

Risiko Usaha Bank

H1 H2 H3 H4 H5 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Disusun Penulis, 2013

2.7Hipotesis Penelitian

Hipotesis dirumuskan sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang diteliti. Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dengan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang masih harus diuji. Jika hipotesis telah diuji dan terbukti kebenarannya, maka hipotesis tersebut menjadi sebuah teori. Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai adalah:

H1 : Risiko Kredit (X₁) berpengaruh secara parsial terhadap Return On Assets

Return

On

Assets

Risiko Kredit (X1) Risiko Likuiditas (X2) Risiko Modal (X3)

(23)

H2 : Risiko Likuiditas (X₂) berpengaruh secara parsial terhadap Return On Assets

H3 : Risiko Modal (X₃) berpengaruh secara parsial terhadap Return On Assets

H4 : Risiko Tingkat Bunga (X4) berpengaruh secara parsial terhadap Return On Assets

H5 : Risiko Usaha Bank berpengaruh secara simultan terhadap Return On Assets

Referensi

Dokumen terkait

Niiden vastaajien, joilla oli vähintään yksi ystävä, kokemukset olivat positiivisempia kuin niiden vastaajien, joilla ei ollut Suomessa yhtään ystävää.. 3 Vastaajien, joilla

Dinas Pendidikan 2 B 100 M2 Dusun Terongan Rt.02 RW.06 15.000.000 0 0 0 - Pavinggisasi halaman Tk.

Hasil analisis dari matriks driver power-dependence terhadap elemen kebutuhan untuk terlaksananya program pengelolaan optimal PPI ada dua subelemen kunci (sektor IV)

Setelah mendapatkan model pengaruh tetap dan model galat spasial, maka selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan asumsi yang berkaitan dengan metode pendugaan parameter

*aerah yang tidak tercakup dalam rde Spesial atau rde ( atau daerah dengan kedalaman hingga &''m.. Mengacu pada standar penentuan posisi sesuai IH SP 00 tahun &'',

Kanit reskrim Polsek Jagakarsa, Iptu Hari Subeno menjelaskan, tersangka Andre Maulana,22, tahanan kasus pencurian dengan pemberatan dan Fuad Hidayatullah,21, ditahan karena kasus

Prestasi yang berhasil diraih SMK PN 2 sepanjang tahun 2015 antara lain, peringkat 3 Pencak Silat G Putra tingkat Provinsi, peringkat 3 Festival dan Lomba Seni Siswa

Pada perancangan perangkat keras, sistem yang akan dibangun adalah untuk mendeteksi kandungan gas pada udara dengan menggunakan sensor gas dan mendeteksi nilai