• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelangkaan dan Masalah Memilih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kelangkaan dan Masalah Memilih"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Kelangkaan dan

Masalah Memilih

3

Pada Bab 2 telah dijelaskan bahwa setiap perekonomian harus menjawab 4 pertanyaan kunci tanpa memperdulikan sistem ekonomi apa yang dianut oleh perekonomian tersebut. Dari 4 pertanyaan kunci tersebut, pertanyaan yang pertama adalah apa yang diproduksikan, dan bagaimana memproduksinya. Pertanyaan ini pada hakekatnya adalah berkaitan dengan konsep produksi. Pemahaman mengenai konsep produksi ini harus juga mencakup konsep-konsep terkait seperti misalnya: faktor produksi, proses produksi, fungsi produksi, kemungkinan kombinasi produksi, keputusan produksi, metode produksi, efisiensi dalam produksi, distribusi produk, dan produksi dan pertumbuhan. Masing-masing konsep dijelaskan di bawah ini.

3.1 Sumber daya atau faktor produksi

Faktor produksi sering juga disebut sumber daya. Sumber daya adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sumber daya, atau faktor produksi, terbatas dan langka, terdiri dari 3 kelompok:

a) sumber daya alam (SDA): tanah, air, iklim, curah hujan, sinar matahari, tambang, angin, gelombang laut, dll.

b) tenaga kerja (Sumber daya manusia – SDM): orang yang dianggap sebagai angkatan kerja, yakni mereka yang berusia antara 16 – 60 tahun, dan

c) sumber daya ciptaan manusia yang terdiri dari modal, kewirausahaan, teknologi, keterampilan, dan informasi.

Urutan kelompok sumber daya tersebut disusun sedemikian rupa, seyogyanya tidak sembarangan pengurutannya. Pengurutan ini tidak otomatis menunjukkan kedudukan, arti penting, ataupun peran sumber daya tersebut dalam menghasilkan produk, namun perlu diketahui sebagai dasar filosofis pemahaman tentang sumber daya. Urutan itu dimulai dari SDA sebab SDA ini disediakan Tuhan Maha Pencipta di alam ini untuk digunakan secara

(2)

bertanggung jawab oleh umat manusia. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab semua orang (termasuk pengusaha yang mem-punyai pabrik menghasilkan barang) untuk memelihara ciptaan Tuhan dan melestarikan lingkungan hidup. Kemudian menyusul SDM, yaitu diri manusia itu sendiri yang akan mengerjakan pekerjaan menghasilkan barang/ jasa, dan selain itu bukankah manusia itu sendiri kelak yang akan dan harus memanfaat-kan hasil proses produksi tersebut. Yang terakhir, adalah sumber daya ciptaan manusia yang merupakan hasil karya manusia berkat pikiran, pengetahuan, kerja keras, dan kemampuan manusia itu.

3.2 Kelangkaan dan pilihan

Sumber daya jumlahnya terbatas atau disebut langka, ada yang sekali pakai habis sehingga tidak dapat diperbaharui atau di daur ulang, ada pula yang dapat dipakai berkali-kali, diperbaharui atau didaur ulang. Dalam kondisi apapun sumber daya adalah langka. Tanah misalnya semakin berkurang yang tersedia untuk dimanfaatkan baik untuk menjadi areal pertanian ataupun untuk maksud lain, udara tidak lagi menjadi benda bebas yang dapat diperoleh dengan mudah dan tidak tercemar. Begitu juga dengan air, puluhan tahun yang lalu masih bisa ditemukan sungai yang jernih dan mengalir tenang, mata air yang jernih, belum tercemar dan tidak pernah kering. Pada masa itu, air dan udara masih dianggap sebagai benda bebas, jumlahnya berlimpah, sehingga tidak dibutuhkan biaya yang berarti untuk memperoleh dan mengkonsumsinya. Kini situasi itu sudah jauh berubah. Air yang bersih, udara yang bersih tidak tercemar sudah langka, sehingga dibutuhkan biaya yang besar untuk memperoleh dan menggunakannya. Air dan udara bersih sudah bukan benda bebas, semuanya sudah menjadi benda ekonomi yang membutuhkan pengorbanan untuk memperolehnya.

Karena sumber daya langka maka barang dan jasa yang dihasilkan juga terbatas, padahal di sisi lain, kebutuhan yang harus dipenuhi manusia bertambah dan hampir tidak terbatas. Perekonomian selalu dihadapkan dengan masalah kelangkaan sumber daya dan upaya pemenuhan kebutuhan manusia, oleh karena itu pemanfaatan dan pemeliharaannya haruslah bertanggung jawab demi kepentingan kemanusiaan masa kini dan masa mendatang.

(3)

Berkaitan dengan kelangkaan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan barang dan jasa untuk kebutuhan masyarakat, maka produsen harus melakukan pilihan penggunaan dari sumber daya itu. Karena jumlahnya langka dan terbatas, maka harus ditentukan pilihan yang terbaik dalam pemanfaatannya. Selanjutnya, jumlah barang dan jasa yang dapat dihasilkan dari sumber daya yang langka tersebut juga akan terbatas, oleh karena itu konsumen juga harus melakukan pilihan dari kebutuhan yang tidak terbatas. Dengan demikian barang atau jasa yang terbatas dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa setiap perekonomian diperhadapkan dengan masalah kelangkaan, dan masalah ini mengharuskan perekonomian melakukan pilihan yang terbaik dari berbagai alternatif yang ada. Dalam konteks inilah sebenarnya ilmu ekonomi akan sangat berperan membantu menyediakan alat untuk dipakai dalam mengambil keputusan pilihan yang terbaik. Menentukan pilihan yang terbaik tidak mudah, tidak murah, dibutuhkan kearifan dan kebijaksanaan. Pada hakekatnya masalah ekonomi adalah terfokus pada masalah kelangkaan dan pilihan

Semua sumber daya ini disebutinput yang akan diolah menjadioutput atau produk baik yang masih setengah jadi yang kemudian menjadi input untuk menghasilkan barang jadi maupun barang jadi atau jasa yang dihasilkan perekonomian. Dalam dunia nyata untuk menghasilkan suatu jenis barang tidak hanya mem-butuhkan satu jenis faktor produksi, tetapi dibutuhkan beberapa jenis faktor produksi dalam jumlah masing-masing. Faktor-faktor produksi ini harus diolah bersama-sama atau sering disebut dengan dikombinasikan sede-mikian rupa berdasarkan kebutuhannya untuk menghasilkan produk berbentuk barang dan jasa. Inilah yang disebut dengan proses produksi.

Contoh sederhana adalah membuat kue nagasari: dibutuhkan tepung beras, santan kelapa, gula, pisang, daun pisang untuk membungkus. Jumlah masing-masing bahan ini haruslah sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan sejumlah kue nagasari. Bila salah satu bahan kurang atau sangat berlebihan dibandingkan dengan bahan lainnya, maka tidak akan diperoleh kue nagasari seperti yang dimaksudkan. Kalau begitu, proses produksi adalah proses menghasilkan barang atau jasa dengan mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu. Dari pemahaman tentang

(4)

proses produksi ini dapat diketahui apa yang disebut dengan fungsi produksi, yaitu jumlah masing-masing faktor produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah out-put tertentu. Secara singkat fungsi produksi dapat pula disebut dengan hubungan input-output yang terwujud dalam; f(I)=O. Misalnya untuk menghasilkan 1 ton padi dibutuhkan tanah 0,5 ha, 5 orang SDM, uang sejumlah Rp 1.000.000 untuk bibit, pupuk, pestidida, dll serta bajak, pacul, kerbau, dan ketrampilan mengolah sawah. Dengan singkat: fungsi (Tanah, SDM, modal, ketrampilan, teknologi) = sejumlah ton padi.

3.3 Kurva kemungkinan produksi

Di atas telah dikemukakan bahwa kelangkaan sumber daya mengharuskan produsen melakukan pilihan atas penggunaan sumber daya tersebut. Masalahnya dengan sumber daya yang tertentu perlu diambil pilihan keputusan yang terbaik mengenai barang dan jasa apa yang akan diproduksi dan dalam jumlah berapa dari berbagai kemungkinan yang ada. Pilihan tentang barang yang ada dan dalam jumlah berapa akan dihasilkan dapat digambarkan dengan menggunakan kurva yang disebut kurva kemungkinan produksi. Kurva ini meng-gambarkan potensi total output (barang) dari kombinasi 2 jenis produk yang dapat dihasilkan dari sejumlah tertentu sumber daya. Artinya menggambarkan potensi perekonomian dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk menghasilkan berbagai kombinasi barang. Kurva ini digambarkan pada suatu kondisi dimana perekonomian beroperasi pada kapasitas yang penuh dengan tingkat teknologi dan sumber daya yang tersedia pada perekonomian. Dalam kapasitas penuh seperti itu, jumlah nyata barang yang dihasilkan sama dengan kemampuan potensi menghasilkan output.

Jika semua sumber daya digunakan untuk menghasilkan ikan, maka dapat dihasilkan 950 unit, dan jumlah jala ikan 0 (lihat Grafikk 3.1). Kombinasi ini tidak akan dijadikan pilihan. Yang diinginkan adalah menghasilkan kedua jenis produk tersebut: ikan dan jala ikan. Untuk itu, jika jumlah jala ikan yang dihasilkan adalah 10 maka harus dikorbankan sejumlah ikan, misalnya ikan yang dihasilkan adalah 900 unit; bila jumlah jala ikan yang dihasilkan dinaikkan menjadi 20, maka ikan yang dihasilkan berkurang menjadi 800 unit, dan jika jala ikan menjadi 30, jumlah ikan menjadi 600 unit, demikian seterusnya. Di sini terlihat adanyaopportunity cost: yaitu bila jala ikan ditambah maka jumlah

(5)

ikan harus dikurangi. Semua ini terjadi karena sumber daya yang tersedia jumlahnya tertentu dan tetap.

Contoh kurva kemungkinan produksi digambarkan dalam Grafik 3.1. Dalam contoh di bawah, ikan disebut sebagai barang konsumsi karena digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan dengan menggunakannya dapat dengan segera diperoleh kepuasan. Jala ikan disebut sebagai barang investasi; barang yang digunakan untuk menghasilkan ikan. Bila titik-titik dari mulai A sampai dengan F dihubungkan maka diperoleh suatu kurva yang disebut dengan kurva kemungkinan produksi (production possibility curve). TitiK A , B, C

Grafik 3.1 Kurva Kemungkinan Produksi

dan seterusnya pada kurva di atas menggambarkan kombinasi jala ikan dan ikan yang dapat dihasilkan pada suatu waktu tertentu pada jumlah dan kualitas sumber daya yang tertentu yang tersedia untuk digunakan. Biaya dari jala ikan ditunjukkan oleh berapa besar unit ikan yang dikorbankan pada jumlah sumber daya yang tertentu.Opportunity cost ikan yang dikorbankan semakin meningkat besarnya dengan semakin besar jala ikan yang dihasilkan. Hal ini membuat kurva kemungkinan produksi tidak berbentuk garis lurus tetapi garis cembung dari titik 0. 3.4 Keputusan produksi

Masalah ekonomi lainnya adalah bagaimana menentukan barang atau jasa apa dan berapa banyak harus diproduksi. Masalah ini sangat crucial agar

Jumlah jala ikan 45 A 40 B 30 C 20 D 10 E F 0 350 600 800 900 950 Jumlah ikan

(6)

pemanfaatan sumber daya optimal dan yang dihasilkan pun dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Seperti dikemukakan di bagian depan, karena sumber daya terbatas atau langka sedang kebutuhan manusia tidak terbatas, maka sangatlah perlu untuk diputuskan produk apa dan berapa banyak produk yang harus diproduksikan. Keputusan produksi ini sangat penting dipahami dan dituruti agar kegiatan produksi memberi makna positif baik bagi produsen, konsumen, maupun perekonomian secara menyeluruh.

Keputusan produksi tergantung dari sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara. Di negara yang keputusannya dipusatkan pada suatu badan perencana yang dikuasai pemerintah yang berkuasa semisal di Korea Utara dan Cuba, produk apa yang dihasilkan dan dalam jumlah berapa ditentukan oleh badan pemerintah atau komite yang dibentuk oleh badan perencana tersebut. Sistem ekonomi seperti ini disebut command economy — ekonomi komando. Kegiatan ekonomi termasuk kegiatan produksi harus mengikuti komando atau perintah dari negara, tidak terdapat kebebasan untuk berproduksi, semuanya diatur oleh negara.

Di negara yang menganut sistem desentralisasi dalam proses pengambilan keputusan termasuk keputusan ekonomi semisal di Amerika, negara Uni Eropa terdapat banyak sekali produsen dan konsumen barang dan jasa. Dalam sistem ini yang menentukan barang dan jasa apa yang dihasilkan dan berapa banyaknya ditentukan oleh pasar, ditentukan melulu oleh mekanisme pasar melalui kekuatan permintaan dan penawaran. Sistem ini disebut dengan market economy – ekonomi pasar.

Dalam kenyataan di dunia ini tidak ada negara yang betul-betul murni ekonomi, dimana pasar yang hanya ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran saja tanpa adanya campur tangan apapun dan siapapun. Realitas di banyak negara yang disebut menganut sistem ekonomi pasar, ternyata sistem ekonomi pasarnya tidaklah murni, masih ada campur tangan dan pengawasan sampai ke suatu derajat tertentu yang dilakukan oleh negara. Dalam kondisi seperti itu, keputusan produksi dibuat sebagian oleh badan perencana pemerintah dan sebagian lagi dibuat oleh pasar melalui interaksi antara produsen dan konsumen. Porsi badan perencana pemerintah seringkali lebih kecil bobotnya dibandingkan dengan porsi kekuatan pasar. Sistem ini disebutmixed economy

(7)

– ekonomi campuran. Dalam sistem ekonomi campuran dimana kekuatan pasar lebih dominan maka keputusan produksi ditentukan oleh apa yang disebut sebagaiconsumer sovereignty– kedaulatan konsumen,di mana kon-sumen dianggap sebagai “raja”. Apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen akan menentukan barang dan jasa apa yang akan dihasilkan. Misalnya, bila semakin banyak konsumen yang membeli compact disc (CD) maka semakin banyak dihasilkan CD. Dengan demikian, kedaulatan konsumen menjelaskan bagaimana konsumen pada sistem ekonomi campuran yang dominan pasar menentukan barang apa dan berapa banyak barang akan dihasilkan. Perkembangan menunjukkan bahwa keinginan konsumen juga dipengaruhi oleh tindakan produsen, oleh kreatifitas produsen dalam menciptakan dan meng-hasilkan barang-barang baru yang belum dikenal sebelumnya oleh konsumen. Produsen dapat saja mempunyai kekuatan untuk menentukan keputusan konsumen dalam menentukan barang dibelinya. Inilah yang disebut dengan producer sovereignity– kedaulatan produsen.

Dalam kehidupan dewasa ini kedua kedaulatan itu nampaknya saling tarik menarik tergantung dari kedaulatan siapa yang lebih menonjol di pasar pada suatu waktu dan tempat tertentu.

3.5 Metode produksi

Karena kelangkaan sumber daya, maka perlu diputuskan bagaimana caranya menghasilkan barang dan jasa agar sumber daya yang terbatas itu dapat digunakan sebaik mungkin; artinya harus diputuskan metode apa yang paling tepat dipakai untuk berproduksi. Hal ini juga terkait erat dengan masalah ekonomi. Dalam hal ini dikenal 2 metode produksi yaitu capital intensive padat modal,danlabour intensive – padat tenaga kerja. Jika suatu jenis produk tertentu disebutkan dihasilkan dengan padat modal artinya dibutuhkan rasio modal yang lebih besar dibandingkan dengan tenaga kerja; sebaliknya disebut padat tenaga kerja bila rasio tenaga kerja lebih besar daripada modal dalam meng-hasilkan suatu barang. Perkembangan dunia produksi menunjukkan bahwa ada barang yang dihasilkan denganpadat teknologi, artinya dibutuhkan teknologi yang canggih untuk menghasilkan barang tersebut, contohnya untuk menghasilkan satelit dibutuhkan teknologi yang canggih dan ketersediaan satelit telah memungkinkan kita menggunakan celular phone (menarik,

(8)

bukan?). Teknologi yang canggih membutuhkan modal yang besar sehingga harganya mahal. Barang yang padat teknologi ini dikategorikan sebagai barang yang padat modal.

Metode manakah yang “paling bagus”? Jawabannya berbeda dari satu negara ke negara lain, dari suatu waktu ke waktu lain. Di negara dimana tenaga kerja banyak sehingga lebih murah dibandingkan dengan modal maka negara tersebut akan memilih padat tenaga kerja, demikian sebaliknya. Tenaga kerja yang banyak yang tersedia pada suatu negara apalagi bila tenaga kerja tersebut adalah tenaga kerja yang tidak terdidik, tenaga kerja yang disebut sebagaiblue collar (buruh)seringkali upahnya rendah (biaya tenaga kerjanya murah). Kondisi seperti ini dianggap dan dijadikan sebagai keunggulan komparatif negara tersebut. Di India misalnya tenaga kerja banyak dan murah dibandingkan dengan Amerika, tenaga kerja langka sehingga mahal. Di India metode produksi cenderung padat tenaga kerja sedang di Amerika cenderung padat modal dan teknologi. Hal yang sama dengan Indonesia, kita mempunyai tenaga kerja (terutama di lapisan bawah) yang jumlahnya besar dan bertambah setiap tahun, kegiatan produksi kita juga banyak yang padat tenaga kerja. Hal ini terkait erat dengan teknologi yang digunakan di suatu negara. Jepang lain lagi halnya, penduduknya cukup besar dan tenaga kerjanya banyak tetapi mutunya tinggi sehingga upahnya tinggi pula, biaya tenaga kerja di sana cukup mahal sehingga metode produksi yang digunakan adalah padat modal dan teknologi.

3.6 Efisiensi dalam produksi

Pertanyaan yang juga harus dijawab adalah apakah sumber daya atau faktor produksi sudah atau belum efisien digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa? Dengan perkataan lain, masalah ekonomi lainnya yang harus dihadapi oleh perekonomian adalah masalah efisiensi penggunaan sumber daya. Meskipun sumber daya langka, tapi tidak seluruhnya, ada juga sumber daya yang dimanfaatkan dan juga sebagian sumber daya dibiarkan idlemenganggur. Sumber daya yang menganggur kelak akan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan barang dan jasa. Namun kalau sumber daya yang langka tidak digunakan secara efisien artinya ada yang diboroskan maka hal ini akan menimbulkan masalah, yaitu barang dan jasa yang dihasilkan kurang dari yang seharusnya dapat dihasilkan. Pemanfaatan sumber daya disebut tidak efisien

(9)

apabila misalnya sejumlah tenaga kerja tambang tidak dapat memperoleh pekerjaan di tambang pada tingkat harga yang berlaku, maka disebutlah pemanfaatan sumber daya belum efisien, atau perekonomian belum beroperasi pada potensinya yang penuh. Pabrik sepatu yang beroperasi dibawah kapasitas yang seharusnya juga disebut dengan pemanfaatan sumber daya yang kurang efisien. Tenaga kerja terlatih dan terampil yang bekerja hanya beberapa jam sehari karena kondisi perusahaan misalnya juga merupakan penggunaan sumber daya yang kurang efisien. Oleh karena itu semua input atau faktor produksi yang masuk dalam produksi harus dimanfaatkan se-efisien mungkin. Efisiensi berarti kemampuan untuk mengurangi dan menekan segala macam pemborosan sumber daya dalam menghasilkan suatu barang. Contoh kecil tentang pemborosan yang sering kita lihat adalah kran air yang sudah mulai rusak dibiarkan saja dan tidak segera diperbaiki sehingga air menetes, terbuang percuma, atau lampu di ruangan yang tidak dipakai dibiarkan terus menyala. Dalam pemahaman mengenai efisiensi ini perhatian kita ditujukan pada tenaga kerja, dengan beberapa alasan antara lain:

a) sebagian besar dari biaya produksi adalah biaya tenaga kerja (upah, gaji); b) tenaga kerja yang menganggur mungkin juga mempunyai kewajiban untuk

memberi makan sejumlah orang;

c) mereka yang mempunyai modal dan teknologi cenderung lebih kaya diban-dingkan dengan mereka yang hanya mempunyai tenaga sebagai tenaga kerja. Tidaklah mudah untuk menyesuaikan kebutuhan tenaga kerja dengan ketersediaan tenaga kerja. Dalam situasi tertentu dapat saja tersedia tenaga kerja yang banyak namun tidak dapat sepenuhnya dimanfaatkan karena tidak memenuhi persyaratan kebutuhan tenaga kerja. Sebagian menjadi menganggur atau bekerja tetapi tidak menyumbang kepada peningkatan total output. Dengan perkataan lain, sukar untuk menentukan cara terbaik dalam pemanfaatan faktor produksi, sehingga selalu terdapat faktor produksi yang menganggur. Namun demikian dalam pemanfaatan faktor produksi harus diupayakan cara yang paling baik agar dari faktor produksi tersebut dapat diperoleh yang terbaik pula.

Dengan menggunakan kurva kemungkinan produksi apabila kombinasi barang yang dihasilkan dari sejumlah sumber daya yang tersedia berada di sebelah

(10)

kiri kurva kemungkinan produksi, yaitu titik kombinasi jumlah produk yang dihasilkan ternyata tidak berada di salah satu titik pada kurva kemungkinan produksi, maka kondisi itu merupakan kondisi dimana pemanfaatan sumber daya perekonomian belum efisien. Dalam kondisi ini ada sejumlah sumber daya yang tersedia yang diboroskan sehingga kombinasi produk yang seharusnya tidak tercapai.

3.7 Distribusi produk

Apabila faktor produksi dialokasikan untuk dimanfaatkan guna menghasilkan barang dan jasa, masalah ekonomi berikutnya adalah bagaimana barang dan jasa tersebut didistribusikan agar sampai ketangan konsumen. Untuk itu dalam suatu sistem ekonomi harus dibuat suatu mekanisme yang menentukan bagaimana mendistribusi-kan barang dan jasa kepada anggota masyarakat. Mengapa ada sebagian orang yang dapat memperoleh barang dan jasa lebih mudah dan murah daripada bagian masyarakat lainnya?. Hal ini tentu tidak dapat dilepaskan dari berbagai faktor, salah satunya adalah distribusi pendapatan dalam masyarakat tersebut. Mereka yang mempunyai pendapatan lebih besar akan lebih mudah memperoleh barang dan jasa, dengan asumsi barang dan jasa tersebut tersedia di pasar. Misalnya, Tiger Woods, pemain golf dunia yang tersohor, dia mempunyai ketrampilan bermain golf yang membuat-nya memperoleh pendapatan yang besar. Dia akan dapat memperoleh barang dan jasa yang diinginkannya lebih mudah daripada si A yang bekerja sebagai pegawai di suatu perusahaan swasta kecil. Contoh lain: Ronaldo, pemain bola dari Brasil yang menjadi pencetak gol terbanyak dan pemain terbaik pada Piala Dunia 2002 mempunyai pendapatan yang besar yang membuatnya dapat memperoleh apa saja yang ia suka dengan mudah dibandingkan dengan pemain bola dari salah satu kesebelasan kota di Indonesia. Mengapa aktor atau aktris terkenal memperoleh uang yang besar? Karena menguasai sumber daya yang langka yaitu bakatnya dan keterkenalannya. Oleh karena itu mereka yang memiliki atau mempunyai akses yang lebih baik kepada sumber daya yang langka akan memperoleh pendapatan yang lebih baik pula dibandingkan dengan yang kurang baik aksesnya.

(11)

3.8 Produksi dan pertumbuhan

Ketersediaan sumber daya di suatu negara dan pemanfaatan sumber daya tersebut secara efisien akan menentukan laju pertumbuhan barang dan jasa yang dapat dihasilkan oleh perekonomian itu. Untuk men-ciptakan pertumbuhan ekonomi barang-barang yang kurang dibutuhkan harus dikurangi produksinya (atau tidak diproduksi, tidak diimpor dari luar negeri), dan meningkatkan produksi barang modal. Dengan perkataan lain, mengorbankan sejumlah barang konsumsi di masa kini untuk dapat mengalami suatu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di masa mendatang adalah suatu tindakan yang masuk akal dan bijaksana. Mengapa demikian? Investasi barang modal seperti misalnya peralatan teknologi maju dan investasi dalam sumber daya manusia dengan meningkatkan ketrampilan tenaga kerja akan menggeser kurva kemungkinan produksi ke sebelah kanan (lihat kurva kemungkinan produksi pada gambar di atas bergerak dari 1 menjadi 2). Hal ini menggambar-kan peningkatan jumlah barang yang dapat produksi di masa mendatang. Perekonomian yang banyak melakukan investasi kini akan mampu memproduksi lebih pada masa mendatang dan dengan demikian di masa mendatang dapat pula meningkatkan konsumsi.

Harus diingat bahwa pertumbuhan ekonomi yang menghasilkan peningkatan barang dan jasa tidak menghilangkan kelangkaan barang dan jasa. Meskipun misalnya pada suatu periode tertentu perekonomian berhasil menciptakan peningkatan barang dan jasa yang lebih cepat daripada pertambahan penduduk sehingga penduduk kondisinya menjadi lebih baik, namun dalam kondisi seperti ini kelangkaan tetap ada. Peningkatan dan perbaikan kondisi masyarakat akan menghasilkan peningkatan permintaan sehingga dibutuhkan sumber daya yang lebih banyak lagi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan.

(12)

Gambar

Grafik 3.1 Kurva Kemungkinan Produksi

Referensi

Dokumen terkait

Melalui uji sitotoksisitas ini dapat diketahui bahwa ekstrak kloroform daun pacar air mempunyai efek sitotoksik terhadap kultur sel SiHa maupun sel Vero dengan LC 50 sebesar

Claimant berhasil menghindari klausa yang ada di German – Argentine BIT yang mengharuskan penyelesaian sengketa investasi di hadapan pengadilan di Argentina

Grafik berikut konsisten dengan model data SKOS walau string yang sama digunakan sebagai notasi dan label preferred (Semantic Web Deployment Working Group,

[r]

Umumnya pembuatan biogas dilakukan dalam alat yang disebut digester yang kedap udara, sehingga proses penguraian yang dilakukan oleh mikroorganisme dapat

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis data yang dilakukan untuk pengolahan data penelitian adalah dengan menggunakan korelasi product moment untuk mengetahui hubungan antara

Pendekatan komunikatif memiliki ciri-ciri seperti yang dikemukakan Finoccaro dan Brumfit, sebagai berikut: 1] Kebermaknaan sangat penting dibandingkan dengan struktur

Penambahan konsentrasi gelatin sampai pada perlakuan P3 ternyata panelis tidak dapat membedakan rasa pada yoghurt beku yang dihasilkan, ini menunjukkan bahwa gelatin