• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. AT command. AT command merupakan instruksiinstruksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. AT command. AT command merupakan instruksiinstruksi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

dan akan dikirimkan kembali beberapa saat kemudian. (How Stuff Works 2006)

AT Command

AT command merupakan

instruksi-instruksi yang digunakan untuk mengendalikan telepon seluler atau modem GSM/GPRS yang dihubungkan ke PC. Modem-modem dial-up, GSM/GPRS dan

mobile phone mendukung instruksi-instruksi standar dalam AT command. Tabel 1 berisi instruksi-instruksi yang berhubungan dengan menulis dan mengirim pesan SMS. (Developer’s Home 2006)

Tabel 1 Beberapa AT command

AT command Instruksi

+CMGS Mengirim pesan

+CMSS Mengirim pesan dari tempat penyimpanan +CMGW Menulis pesan ke memory +CMGD Menghapus pesan +CMMS Mengirim pesan lainnya

PSTN (Public Switched Telephone

Network)

PSTN merupakan salah satu contoh dari tipe jaringan circuit switched dimana ketika sebuah panggilan dibuat, digit-digit akan diputar untuk memberitahu kepada jaringan tujuan dari panggilan tersebut. Dedicated circuit dibangun antara sumber dan tujuan selama panggilan dilakukan. Circuit ini akan dihilangkan ketika panggilan telah selesai dilakukan. (Stephen 2002)

keamanan akan dikirimkan juga ke pemilik rumah melalui layanan SMS dan PSTN. Skema pengembangan ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Analisis SIJELITA

SIJELITA (SIstem Jaminan kEamanan meLaluI Teknologi nirkAbel) merupakan sebuah sistem keamanan dengan prinsip kerja mendekati sistem keamanan perumahan yang terpantau yang telah ada sebelumnya, dengan memanfaatkan teknologi komputer, mikrokontroler, dan jaringan nirkabel IEEE 802.11. Pemantauan pada sistem ini dilakukan oleh petugas keamanan di perumahan yang bersangkutan. Proses pengiriman pesan dari sebuah rumah ke pos jaga petugas keamanan dilakukan melalui transmisi teknologi nirkabel IEEE 802.11.

Ketika pintu atau jendela dibuka, detektor yang terpasang akan membangkitkan sinyal analog yang dikirimkan ke perangkat mikrokontroler. Sistem mikrokontroler menerima masukan berupa sinyal analog tersebut melalui port 1 (P1) yang terdiri dari 8 pin. Mikrokontroler itu sendiri memiliki 4 port paralel

Input/Output. Pada port ini terdapat 8 pin dengan skema seperti yang terlihat pada Gambar 4.

Gambar 2 Pin-pin pada port 1.

P1.1 P1.3 P1.5 P1.7

(2)

Gambar 3 Arsitektur sistem keamanan perumahan SIJELITA lama.

Gambar 4 Skema pengembangan sistem. Masing-masing pin dapat menerima

masukan yang berbeda, sehingga satu mikrokontroler dapat menerima masukan dari maksimal 8 detektor yang dihubungkan pada pin P1.0 sampai P1.7 secara bersamaan. Untuk memudahkan identifikasi kedelapan detektor tersebut, maka tiap detektor diberi kode dengan aturan sebagai berikut:

• Kode detektor berupa 8 digit angka biner yang terdiri atas kode rumah pada 5 digit pertama dan kode detektor pada 3 digit berikutnya.

• Kode rumah berupa 00000, 00001, 00010, ..., 11111, sehingga rumah yang dapat dipantau pada sitem ini sebanyak 32 rumah.

• Kode detektor berupa 000, 001, ..., 111, sehingga detektor yang dapat digunakan sebanyak 8 detektor.

Setelah sinyal diterima, sinyal tersebut akan diteruskan ke komputer client melalui komunikasi serial menggunakan antar muka RS232 dengan inisialisasi sebagai berikut:

Port = COM1

(3)

Visual Basic .NET 2003.

Program yang berada pada komputer

server akan menerima data yang dikirimkan dari komputer client dan menampilkan data tersebut ke layar monitor. Program ini juga dikembangkan dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic .NET 2003.

Perancangan Modul-modul Pengembangan

1 Perancangan Modul Pengiriman SMS Mekanisme pengiriman SMS yang digunakan adalah pengiriman melalui telepon selular. Telepon selular yang digunakan tersebut dihubungkan ke PC menggunakan kabel data.

Ketika sinyal datang, program yang berada pada PC akan menginstruksikan telepon selular untuk mengirimkan pesan ke nomor telepon selular pemilik rumah. Pesan tersebut akan dirubah ke dalam bentuk PDU (Protocol Description Unit). Telepon selular akan mengenali instruksi ini sebagai instruksi AT Command untuk mengirim SMS. Secara umum, skema pengiriman SMS ini dapat ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Skema pengiriman SMS. 2 Perancangan Modul Dial-Up

Modul dial up membutuhkan modul mikrokontroler tambahan sebagai antarmuka

umum, skema dial up ini dapat ditunjukkan pada Gambar 6. ` DT-51 Min Sys Ver. 3.0 Phone Interface MCU (DT51 + AN67) Power Line Phone Line Phone Line Serial Line Phone Line Phone A Phone B LI N E PH O N E

Power LineSerial Line Phone Line To PSTN Phone Line To Phone A * * * Core of PSTN Network

Gambar 6 Skema dial up pesawat telepon. Pembuatan Modul-modul Pengembangan 1 Pembuatan Modul Pengiriman SMS

Pengiriman SMS dilakukan dengan cara menghubungkan telepon selular ke PC menggunakan kabel data. Telepon selular yang digunakan harus mendukung instruksi-instruksi AT Command.

Program yang digunakan untuk mengirimkan SMS dibuat dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic .NET 2003. Program ini membutuhkan library

tambahan yang berisi class-class yang dapat digunakan untuk komunikasi ke telepon selular.

Library yang digunakan adalah

GSMComm yang dapat diunduh secara gratis dari internet. GSMComm berisi komponen-komponen yang dapat digunakan untuk melakukan komunikasi dari dan ke telepon seluler termasuk mengirim SMS. Agar semua fungsi dalam library ini dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan framework

.NET versi 1.1 dan telepon selular yang mendukung AT Command.

Komponen-komponen GSMComm terdiri dari:

(4)

• PduConverter (terdapat dalam PduConverter.dll). Komponen ini berfungsi untuk mengubah format pesan SMS menjadi format PDU. Tidak ada komunikasi ke telepon selular ketika komponen ini digunakan.

• GsmCommunication (terdapat dalam GsmCommunication.dll). Komponen ini berfungsi untuk melakukan komunikasi ke telepon selular. Untuk ketepatan operasi, dibutuhkan telepon selular yang mendukung AT Command.

• RS232 (terdapat dalam RS232.dll). Komponen ini merupakan komponen

low level yang digunakan dalam

komunikasi serial.

Proses pengiriman SMS menggunakan GSMComm adalah sebagai berikut:

• Membuat obyek dari class GSMComm baru dengan parameter inisialisasi komunikasi serial ke telepon selular yang digunakan. Inisialisasi komunikasi serial meliputi port, baud rate, parity, data bit,

stop bit dan time out yang digunakan.

Port yang digunakan tergantung dari hasil instalasi driver telepon selular. Dalam hal ini, port yang digunakan adalah port 3 (COM3). Berikut ini adalah nilai inisialisasi lainnya:

Baud Rate = 19200

Parity = None Data Bit = 8

Stop Bit = 1

Time Out = 30000

• Membuka koneksi ke telepon selular. Untuk membuka koneksi ke telepon selular digunakan method Open yang terdapat pada class GSMComm.

• Mengirim SMS. Pengiriman SMS dilakukan menggunakan method

SendMessage dengan parameter berupa obyek PDU dan parameter bertipe

boolean yang menyatakan sebuah

exception akan dilempar apabila terjadi suatu kesalahan. Obyek PDU mempunyai dua buah parameter yaitu pesan yang akan dikirim dan nomor telepon tujuan. Kedua tipe tersebut bertipe string.

• Menutup koneksi komunikasi ke telepon seluler. Method yang digunakan untuk menutup koneksi adalah method Close yang terdapat dalam class GSMComm.

2 Pembuatan Modul Dial Up

Mekanisme dial up dilakukan dengan menambahkan sebuah modul mikrokontroler ke dalam rangkaian mikrokontroler yang ada. Modul tambahan ini berfungsi sebagai antarmuka mikrokontroler ke kabel telepon atau ke pesawat telepon.

Modul tambahan yang digunakan adalah modul DT-IO Phone Interface Ver 2.0 dari Innovative Electronics. Modul ini kompatibel penuh dengan mikrokontroler DT-51 MinSys Ver 3.0 yang digunakan pada SIJELITA. Selain itu, modul ini dilengkapi dengan rutin-rutin siap pakai yang dapat digunakan untuk keperluan berbagai aplikasi. Hubungan antara DT-51 MinSys dengan de Kits Phone Interface dilakukan dengan menghubungkan pin-pin pada port

data, control, dan port 1. Tabel 2 menunjukkan hubungan pin-pin pada ketiga

port tersebut.

Tabel 2 Hubungan DT-51 dengan de Kits

Phone Interface

DT-51 MinSys de Kits Phone

Interface

DATA&CS DATA Pin Name Pin Name

1 AD0 1 D0 2 AD1 2 D1 3 AD2 3 D2 4 AD3 4 D3 9 CS0 9 CS CONTROL CONTROL 1 VCC 1 VCC 2 GND 2 GND 3 I0 3 IRQ 5 T0 5 PLL_OUT 7 WR 7 WR 8 RD 8 RD

PORT C & PORT 1 PORT 1

9 P10 9 RI 10 P11 10 HK 11 P12 11 RE 12 P13 12 RS0

(5)

kemudian diunduh dan disimpan ke mikrokontroler. Program ini selanjutnya akan tersimpan di dalam mikrokontroler selama masih mendapatkan catu daya (tegangan).

Rutin-rutin built in yang digunakan dalam pemrograman dial up adalah sebagai berikut:

• Init8888: berfungsi meng-inisialisasi MT-8888 (komponen inti modul phone interface)

• CekDialTone: berfungsi untuk mengecek

dial tone

• DTMFDialing: berfungsi untuk membangkitkan dan mengirimkan sinyal-sinyal DTMF (Dual Tone Multi Frequency) ke jaringan telepon

• Delay60: berfungsi untuk menghasilkan

delay selama 60 ms

• Delay40: berfungsi untuk menghasilkan

delay selama 40 ms

• CekCP: berfungsi untuk mengecek bussy tone, ringback tone atau outgoing call complete.

Implementasi Modul dan Modifikasi SIJELITA

1 Implementasi Modul Pengiriman SMS Program yang dibuat berdasarkan algoritma pengiriman SMS dienkapsulasi menjadi sebuah modul. Fungsi pemanggilan modul ini kemudian disisipkan ke dalam program client SIJELITA.

Penyisipan fungsi pemanggilan modul pengiriman SMS dilakukan sebelum program tersebut mengirimkan sinyal ke komputer server melalui jaringan nirkabel IEEE 802.11. Dengan demikian, diharapkan agar SMS diterima oleh pemilik rumah tidak lama setelah petugas keamanan mendapatkan sinyal.

komputer melalui komunikasi serial. Modul mikrokontroler phone interface

menggunakan beberapa pin port 1 seperti P1.0, P1.1, P1.2 dan P1.3. Hal ini mengakibatkan pin-pin tersebut tidak dapat digunakan untuk aplikasi lain. Oleh karena itu, SIJELITA tidak dapat menggunakan pin-pin tersebut sebagai masukan dari detektor.

Perubahan port ini mengakibatkan adanya modifikasi pada program assembler SIJELITA. Modifikasi dilakukan pada proses pembacaan bit-bit masukan. Pembacaan dialihkan ke P1.4-P1.7 yang tidak digunakan oleh modul dial up.

Selain perubahan pembacaan, modifikasi lain pada program assembler adalah menambahkan fungsi dial up ke nomor telepon tertentu.

Pengujian Sistem

Pengujian sistem bertujuan untuk melihat waktu yang diperlukan pada proses pengiriman SMS dan dial up telepon. Kinerja yang diukur adalah waktu pengiriman SMS (tkirimSMS), waktu dial up

telepon (tdialup) dan akurasi/kehandalan

sistem (P, Q). 1 Lokasi Pengujian

Pengujian prototipe pengembangan SIJELITA ini dilakukan di dua tempat yaitu Perumahan Sindang Barang II Blok C/3 Darmaga-Bogor 16680 dan Jalan Perwira No. 12 Darmaga-Bogor 16680. Pengujian modul dial up menggunakan jaringan telepon Telkom sebagai jalur dial up. Aplikasi client dan server dilakukan pada satu buah komputer.

2 Alat Pengujian

Perangkat yang digunakan untuk pengujian pengembangan sistem keamanan perumahan adalah sebagai berikut:

(6)

• Sistem Mikrokontroler yang dilengkapi dengan kabel RS-232 sebagai antarmuka komunikasi mikrokontroler dengan komputer.

• Satu buah komputer yang digunakan sebagai client dan server dengan spesifikasi:

Prosesor AMD Athlon 3500+ 2,20 GHz, Memori RAM 512 MB, dan Media Penyimpanan 80 GB.

• Satu buah komputer dengan sistem operasi Microsoft Windows 98 yang digunakan untuk melakukan kompilasi program assembler dan mengunduhnya ke mikrokontroler.

• Satu buah telepon seluler Motorola E398 yang dilengkapi dengan kabel data USB sebagai antarmuka dengan komputer yang digunakan untuk mengirim SMS menggunakan jaringan GSM IM3. • Satu buah telepon seluler Siemens A31

yang digunakan sebagai tujuan dial up, SMS dan sebagai pencatat waktu. • Satu buah pesawat telepon 3 Model Sistem pada Pengujian

Terdapat dua model pengujian pengembangan sistem. Model pengujian pertama memisahkan pengujian untuk modul SMS dan dial up. Pengujian untuk modul dial up dilakukan di Perumahan Sindang Barang sedangkan pengujian untuk modul SMS dilakukan di Jalan Perwira. Kedua buah model pengujian ini dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9. Model pengujian kedua menggabungkan kedua buah modul tersebut menjadi sebuah sistem dan dilakukan di Perumahan Sindang Barang. Model pengujian tersebut dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 8 Model pengujian modul dial up.

` C/S MCU RS 232 Data Cable Motorola E398 Siemens A31 S M S Transmitter

Gambar 9 Model pengujian modul SMS.

S M

S

Gambar 10 Model pengujian gabungan. Arsitektur pengujian sedikit berbeda dengan arsitektur pengembangan sistem yang dapat dilihat pada Gambar 2. Salah satu penyebab utamanya adalah keterbatasan modul dial up yang hanya dapat bekerja pada frekuensi tone 425 Hz yang notabene merupakan frekuensi dari PT. Telkom. Oleh karena itu, harus dicari lokasi pengujian yang mempunyai jalur telepon langsung ke PT. Telkom dan dapat melakukan panggilan ke luar. Perbedaan-perbedaan pada arsitektur pengujian ini antara lain:

• Aplikasi client dan server dijalankan pada satu buah komputer. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan jumlah komputer pada lokasi pengujian.

• Proses dial up dilakukan dari mikrokontroler ke telepon seluler dan bukan ke telepon rumah. Hal ini juga dikarenakan keterbatasan telepon rumah pada lokasi pengujian. Perbedaan tujuan

dial up ini tidak mempengaruhi waktu proses pada mikrokontroler. Proses yang dipengaruhi oleh perbedaan tujuan dial up ini adalah waktu proses dial up pada jaringan Telkom itu sendiri.

4 Rancangan Percobaan

Data yang diambil berupa waktu respon dan akurasi sistem. Pengambilan data dilakukan pada saat menjalankan keseluruhan program. Pada saat pengujian sistem, detektor untuk sementara digantikan dengan transceiver ultrasonik.

(7)

sebagai berikut:

tkirimSMS = tterimaSMS - tdetektor... (1)

dengan:

tterimaSMS adalah waktu pada saat SMS

diterima pada telepon seluler tujuan

tdetektor adalah waktu pada saat detektor

aktif

Sedangkan waktu respon dial up dihitung dengan menggunakan fungsi sebagai berikut:

tdialup = tterimaDialUp - tdetektor... (2)

dengan:

tterimaDialUp adalah waktu pada saat dering

pertama pada telepon tujuan berbunyi

Penilaian terhadap akurasi atau kehandalan sistem bertujuan untuk melihat peluang kegagalan atau keberhasilan sistem merespon permintaan dari client. Kehandalan sistem diperoleh dengan menggunakan fungsi sebagai berikut:

N

Np

P

=

atau

N

Nq

Q

=

...(3) dengan:

P : peluang banyaknya percobaan yang berhasil, yaitu jika keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.

Q : peluang banyaknya percobaan yang gagal, yaitu jika keluaran yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan (1-P).

N : banyaknya percobaan yang dilakukan Np : banyaknya percobaan yang gagal Nq : banyaknya percobaan yang berhasil

adalah pukul 07.00-19.00 WIB. Data pada waktu sibuk diperhitungkan sebagai data dengan nilai puncak trafik dari nilai rata-rata yang diperoleh dalam satu hari. Pengambilan data waktu respon dilakukan dalam rentang waktu sibuk kedua jaringan tersebut yaitu pukul 10.00-12.00 WIB untuk pengambilan waktu respon SMS dan 13.00-15.00 WIB untuk pengambilan waktu respon

dial up.

Lingkungan Pengembangan

Lingkungan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lingkungan pengembangan pada sisi client

dan server. Lingkungan pengembangan pada sisi client adalah sebagai berikut:

Perangkat lunak:

- Sistem Operasi: Microsoft Windows XP

- Bahasa Pemrograman: Bahasa

Assembler Mikrokontroler 89C51 dan Microsoft Visual Basic .Net 2003

- Aplikasi pendukung : DOS 16 bit dan

library GSMComm for .Net 1.1 Perangkat keras:

- Komputer untuk pembuatan dan pengolahan data, dengan spesifikasi: Prosesor AMD Athlon 64 3500+ 2,20 Ghz, Memori RAM 512 MB, dan Media penyimpanan 80 GB.

- Satu buah telepon seluler yang dilengkapi dengan kartu GSM dan kabel data.

Sementara lingkungan pengembangan pada sisi server adalah sebagai berikut: Perangkat lunak:

- Sistem Operasi: Microsoft Windows XP - Bahasa Pemrograman: Microsoft Visual

Gambar

Gambar 4 Skema pengembangan sistem.  Masing-masing pin dapat menerima
Gambar 5 Skema pengiriman SMS.  2  Perancangan Modul Dial-Up
Tabel 2  Hubungan DT-51 dengan de Kits
Gambar 8 Model pengujian modul dial up.

Referensi

Dokumen terkait

Pulau-pulau di Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal, yang merupakan perluasan busur Banda di sebelah barat. Geantiklinal yang membujur dari timur sampai

Persepsi wisatawan termasuk dalam perilaku wisatawan, menurut Kotler (2009: 190) definisi dari perilaku wisatawan adalah, “Consumer behavior is study of how

 Agar berhasil, metode ini membutuhkan trainer yang terampil untuk bertindak sebagai fasilitator, waktu yang cukup untuk melakukan diskusi yang bermakna, peserta pelatihan

Sebagai bahasa di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, bahasa Indonesia dipakai dalam

Berdasarkan pemaparan tersebut, muncul pemikiran untuk melakukan penelitian tentang sintesis turunan obat dengan senyawa penuntun natrium diklofenak melalui reaksi

Pentingnya penelitian ini sebagai salah satu sumber informasi perbankan dan bahan pertimbangan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai lembaga keuangan yang berperan

Membentuk model dengan ARIMA, Time Series Regression dan ARIMAX sehingga diperoleh model terbaik untuk meramalkan data inflow dan outflow uang kartal Bank

Proses pewarnaan alami pada produk kerajinan dimulai dengan penyiapan serat agel dan bahan pewarna alami meliputi bahan warna dari alam sekitar tempat tinggal