METODE DAN
JENIS PELATIHAN
“Perubahan bekerja setiap saat dan salah satu tanda organisasi yang hebat adalah mereka
memiliki komitmen untuk terus-menerus melatih dan mendidik orang-orangnya sehingga
mereka memiliki pengetahuan yang terasah dalam pekerjaan.”
Metode pelatihan dapat
dikelompokkan dalam tiga cara:
Teknik Presentasi Informasi
Metode Simulasi
Teknik Presentasi Informasi
Metode Ceramah Komunikasi satu arah dari trainer kepada peserta pelatihan melalui kata-kata lisan.
Merupakan salah satu cara yang paling murah dan hemat waktu untuk mempresentasikan informasi yang sangat banyak secara efisien dalam cara yang terorganisasi.
Bisa dilakukan oleh satu pembicara atau lebih atau mendatangkan pembicara tamu.
Cenderung kurang melibatkan peserta, umpan balik, dan hubungan yang bermakna dengan lingkungan kerja, untuk mengatasinya
metode ceramah seringkali dilengkapi dengan tanya-jawab, diskusi, atau studi kasus.
Metode Konferensi / Diskusi
Trainer berkomunikasi dua arah dengan peserta
pelatihan, dan peserta pelatihan berkomunikasi satu sama lain.
Kesuksesan metode ini bergantung pada kemampuan trainer untuk mengambil inisiatif dan mengelola diskusi kelas.
Agar berhasil, metode ini membutuhkan trainer yang terampil untuk bertindak sebagai fasilitator, waktu yang cukup untuk melakukan diskusi yang bermakna, peserta pelatihan harus memiliki tujuan dan rujukan yang sama agar diskusi berjalan dengan baik dan bermakna.
Kebanyakan peserta pelatihan menganggap metode ini lebih menyenangkan daripada metode ceramah.
Media Audiovisual
Metode ini memanfaatkan berbagai media untuk melukiskan atau memperlihatkan bahan pelatihan, dapat menyajikan kejadian-kejadian yang kompleks secara lebih hidup dengan menggambarkan detil-detil yang seringkali sulit dikomunikasikan dengan cara lain.
Umumnya menggunakan slide power point,
transparansi overhead, film, video, flip chart, CD, VCD, dll.
Internet atau Pelatihan Berbasis Web dan E-Learning
Pelatihan berbasis internet mengacu pada pelatihan yang disampaikan melalui jaringan komputer umum atau pribadi dan ditunjukkan oleh browser web.
Pelatihan berbasis intranet mengacu pada pelatihan yang disampaikan dengan menggunakan jaringan komputer perusahaan sendiri.
E-Learning atau online learning mengacu pada pembelajaran dan penyampian pelatihan dengan komputer online melalui internet atau web.
Melibatkan jaringan elektronik yang memungkinkan informasi dan pembelajaran disampaikan, dibagi, dan diperbarui dengan cepat, disampaikan menggunakan komputer dengan teknologi internet, berfokus pada mempelajari solusi yang melebihi pelatihan tradisional.
E-learning melampaui pelatihan karena mencakup
Metode Simulasi
Metode Studi Kasus
Membantu peserta pelatihan mempelajari keterampilan analisis dan pemecahan masalah dengan menyajikan cerita (kasus) mengenai orang dalam organisasi yang menghadapi suatu masalah.
Instruktur harus bertindak sebagai katalis dan
fasilitator yang mampu mendorong sudut pandang yang beragam tetapi tidak mendominasi diskusi dan tidak membiarkan beberapa orang mendominasi diskusi serta tidak mengarahkan diskusi menuju solusi yang
dikehendakinya.
Studi kasus akan efektif jika instruktur dapat bertindak dengan baik dan kasus yang diangkat baik.
Bermain Peran
Merupakan kombinasi antara studi kasus dan
program pengembangan sikap. Setiap orang diberi peran dalam suatu situasi (seperti kasus) dan diminta memainkan peran dan bereaksi terhadap rangsangan yang dikehendaki seseorang.
Bermain peran mencakup:
Diagnosis. Membangun pemahaman yang lebih baik mengenai para pemeran dengan melihat dan
mendengar mereka dalam tindakan.
Informasi. Memberi kesempatan pada pengamat untuk melakukan pembelajaran seperti mengalami sendiri.
Pelatihan. Memberi wawasan dan kesempatan pada pemeran untuk mempraktekkan keterampilan
perilaku.
Evaluasi. Memberi contoh perilaku untuk tujuan menganalisis dan mengevaluasi kinerja atau
Behavior Modeling
Belajar dengan mengamati dan meniru orang lain yang dianggap lebih
berkompeten, berprestasi, bersahabat, dan memiliki status, perilaku,
penghargaan yang penghasilan yang dinilai lebih tinggi dalam organisasi.
Behavior modeling cenderung meningkat ketika model dihargai atas perilakunya dan ketika penghargaannya (seperti
jabatan dan gaji) merupakan hal-hal yang ingin dimiliki oleh peniru.
Riset menunjukkan bahwa behavior
modeling merupakan salah satu teknik yang paling efektif untuk mengajarkan keterampilan interpersonal.
Permainan Bisnis dan Simulasi
Permainan bisnis dimaksudkan untuk mengembangkan atau memperhalus
keterampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusan, namun cenderung pada keputusan manajemen bisnis seperti memaksimalkan keuntungan.
Permainan bisnis dan simulasi digunakan trainer sebagai latihan belajar, dan sebagai alat pemecahan masalah dan evaluasi.
Teknik
In Basket
Teknik
in basket
digunakan untuk
melatih kandidat manajerial dengan
meminta mereka bertindak atas dasar
berbagai memo, laporan, dan surat
menyurat lain yang secara khusus
ditemukan dalam keranjang manajer.
Sasaran teknik ini adalah menilai
kemampuan peserta pelatihan
menetapkan prioritas, merencanakan,
mengumpulkan informasi yang relevan
dan membuat keputusan.
Metode On The Job Training
Program Orientasi Merupakan kegiatan mengenalkan
karyawan baru dengan organisasi, tugas-tugas baru, manajer dan kelompok kerja. Proses memberi tahu karyawan baru
tentang apa yang diharapkan dari mereka dalam pekerjaan dan membantu
mengatasi stress di masa transisi.
Program orientasi juga merupakan usaha mengirimkan pesan yang jelas dan
menyediakan informasi yang akurat
tentang budaya organisasi, pekerjaan, dan harapan.
Magang
Magang melibatkan belajar dari karyawan atau para karyawan yang lebih berpengalaman melalui
bimbingan atau langsung mengerjakan pekerjaannya.
Kelebihan program ini adalah pembelajar
memperoleh upah/gaji selagi mereka belajar, upah magang meningkat seiring dengan meningkatnya keterampilan mereka.
Kekurangan program magang adalah tidak adanya jaminan bahwa pekerjaan akan ada ketika program magang selesai karena kadang kala perusahaan
menganggap peserta magang belum mampu
menguasai keterampilan yang dibutuhkan hanya dalam beberapa waktu selama program magang berlangsung.
Rotasi Pekerjaan
Meliputi pemberian serangkaian tugas kepada karyawan di wilayah fungsional yang berbeda di dalam organisasi.
Rotasi pekerjaan memberi kesempatan pada karyawan untuk mempelajari dan menggunakan keterampilan-keterampilan baru dan memahami fungsi-fungsi
organisasi yang berbeda dengan lebih baik. Penurunan produktivitas dan peningkatan
beban kerja mungkin dialami oleh
departemen yang mendapatkan karyawan rotasi maupun departemen yang
kehilangan karyawan rotasi yang
disebabkan oleh tuntutan pelatihan dan hilangnya sumber daya.
Penugasan Understudy
Bertujuan mempersiapkan peserta pelatihan melaksanakan pekerjaan atau mengisi suatu jabatan/posisi tertentu.
Understudy merupakan suatu teknik pegawai yang memiliki kualifikasi untuk mengisi jabatan
manajer.
Pegawai pengganti (understudy) adalah peserta pelatihan untuk jabatan manajer yang mengambil tugas dan tanggung jawab penuh yang sedang
dipegang atasannya saat ini ketika atasannya
meninggalkan posisinya karena pensiun, pindah, atau promosi.
Understudy memungkinkan perencanaan pegawai secara sistematis dan terkoordinasi serta dapat digunakan dengan jarak waktu yang lama.
Counseling
Merupakan diskusi/pembahasan masalah dengan pekerja dengan tujuan umum
membantu karyawan mengatasi
masalahnya sehingga dapat menjadi orang yang lebih efektif.
Kebanyakan karyawan yang mendapatkan konseling adalah orang-orang yang sehat secara jasmani tetapi mengalami stress dan membutuhkan bantuan untuk sehat
kembali secara emosi.
Konseling dapat berfungsi sebagai nasehat, penguatan, komunikasi, pelepas
ketegangan emosi, berpikir secara jelas, serta reorientasi (melihat ke dalam diri karyawan).
Pembinaan (Coaching)
Coaching merupakan salah satu fungsi yang paling penting yang dapat dilakukan pimpinan atau supervisor.
Coaching dapat menciptakan kemitraan antara supervisor dengan karyawan yang
didedikasikan untuk membantu karyawan menyelesaikan pekerjaannya.
Proses coaching memusatkan pada pembelajaran berkesinambungan, pertumbuhan, dan perubahan bagi
pemenuhan kebutuhan sumber daya internal seseorang.
Coach yang baik memiliki kualitas empati, perspektif atau pandangan, fokus yang jelas, intuisi, obyektif, memotivasi dan berkompeten di bidangnya.
Jenis-Jenis Pelatihan
Menurut Akrani (2009) terdapat lima jenis pelatihan sebagai berikut:
1. Induction Training (Pelatihan Induksi), pelatihan singkat yang ditujukan untuk mengenalkan tentang organisasi kepada karyawan baru.
2. Job Training (Pelatihan Pekerjaan), berkaitan dengan pekerjaan khusus dan bertujuan memberi informasi dan petunjuk kepada karyawan agar dapat bekerja secara sistematis, tepat, efisien, efektif, dan percaya diri. 3. Training for Promotion (Pelatihan untuk Promosi),
pelatihan yang diberikan setelah promosi tetapi sebelum bergabung pada posisi yang lebih tinggi agar karyawan dapat menyesuaikan diri dengan tugas pekerjaan di level yang lebih tinggi.
4. Refresher Training (Pelatihan
Penyegaran), memperbarui keterampilan profesional, informasi, dan pengalaman seseorang yang menduduki posisi
eksekutif penting.
5. Training for Managerial Development
(Pelatihan untuk Pengembangan
Manajerial), diberikan kepada manajer agar meningkatkan efisiensinya sehingga memungkinkan mereka menerima posisi yang lebih tinggi.