PT
U
NILEVER
I
NDONESIA
T
BK DAN
A
NAK
P
ERUSAHAAN
L
APORAN
K
EUANGAN
K
ONSOLIDASIAN
31
M
ARET
2007
DAN
2006
(
TIDAK DIAUDIT
)
Daftar Isi
Pernyataan
Direksi
Neraca
Konsolidasian
1–
2
Laporan
Laba
Rugi
Konsolidasian
3
Laporan
Perubahan
Ekuitas
Konsolidasian
4
Laporan
Arus
Kas
Konsolidasian
5
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tak terpisahkan
1
(Dalam Jutaan Rupiah)
Catatan 2007 2006
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas 2d, 3 1.030.754 798.227
Piutang usaha
(Setelah dikurangi penyisihan piutang tidak tertagih sebesar Rp 1.327 pada periode 2007 dan Rp 2.483 pada periode
2006)
- Pihak ketiga 2g, 4 696.522 619.782
- Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2c, 4 48.760 34.808
Piutang lain-lain 5 45.668 21.288
Persediaan 2h, 6 796.431 742.420
(Setelah dikurangi penyisihan persediaan usang dan
persediaan tidak terpakai/tidak laris sebesar Rp 28.849 pada
periode 2007 dan Rp 24.004 pada periode 2006)
Pajak dibayar di muka 2o, 13c 251.413 188.353
Biaya dibayar di muka 2m, 8 64.687 76.685
Jumlah Aktiva Lancar 2.934.235 2.457.094
AKTIVA TIDAK LANCAR
Piutang lain-lain pada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 2c, 7c 3.102 924
Aktiva pajak tangguhan, bersih 2o, 13b 41.308 29.675
Aktiva tetap 2i, 9a 1.762.348 1.530.850
(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 402.236 pada periode 2007 dan Rp 361.484 pada periode 2006)
Aktiva tidak berwujud 2k, 10 159.663 169.183
(Setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 84.923 pada periode 2007 dan Rp 71.225 pada periode 2006)
Aktiva lain-lain 2m, 11 61.017 65.243
Biaya pensiun dibayar di muka 2p, 16 35.186 30.425
Jumlah Aktiva Tidak Lancar 2.062.624 1.850.769
JUMLAH AKTIVA 4.996.859 4.307.863
(Dalam Jutaan Rupiah kecuali nilai nominal per lembar saham) Catatan 2007 2006 KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha - Pihak ketiga 12 487.012 577.785
- Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2c, 12 65.694 32.470
Hutang pajak 2o, 13d 332.869 237.840
Biaya yang masih harus dibayar 14 880.194 586.234
Hutang lain-lain 2f, 15 124.027 75.201
Jumlah Kewajiban Lancar 1.889.796 1.509.530
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang lain-lain pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2c, 7d 85.927 90.438
Kewajiban imbalan kerja 2p, 16 112.661 86.032
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 198.588 176.470
HAK MINORITAS 17a 2.646 11.113
EKUITAS
Modal saham 2r, 18 76.300 76.300
(Modal dasar, seluruhnya ditempatkan dan disetor penuh:
7.630.000.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal
Rp 10 per lembar saham untuk periode 2007 dan 2006)
Agio saham 2r, 19 15.227 15.227
Selisih penilaian kembali aktiva tetap 2i, 9b 287.593 287.593
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 2c, 20 80.773 80.773
Saldo laba yang dicadangkan 22 15.848 16.440
Saldo laba yang belum dicadangkan 2.430.088 2.134.417
Jumlah Ekuitas 2.905.829 2.610.750
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 4.996.859 4.307.863
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tak terpisahkan
3
(Dalam Jutaan Rupiah kecuali laba bersih per saham dasar)Catatan 2007 2006
PENJUALAN BERSIH 2n, 23 3.174.278 2.783.960
HARGA POKOK PENJUALAN 2n, 24 (1.590.916) (1.438.814)
LABA KOTOR 1.583.362 1.345.146
BEBAN USAHA (832.727) (734.364)
Beban pemasaran dan penjualan 2n, 25a (662.795) (586.710)
Beban umum dan administrasi 2n, 25b (169.932) (147.654)
LABA USAHA 750.635 610.782
PENGHASILAN/(BEBAN) LAIN-LAIN 10.398 17.365
Keuntungan pelepasan aktiva tetap 2i, 9e 447 597
Keuntungan selisih kurs, bersih 2e 1.479 12.330
Pendapatan bunga 8.472 4.438
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 761.033 628.147
Beban pajak penghasilan 2o, 13a (230.663) (190.242)
LABA SEBELUM HAK MINORITAS 530.370 437.905
HAK MINORITAS ATAS BAGIAN RUGI/(LABA) BERSIH
ANAK PERUSAHAAN 17b 5.446 (679)
LABA BERSIH 535.816 437.226
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2t, 27 70 57
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari laporan keuangan konsolidasian
4
(Dalam Jutaan Rupiah) Catatan Modal saham Agio saham Selisih penilaian kembali aktiva tetap Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Saldo laba yang dicadangkan Saldo laba yang belum dicadangkan Jumlah
Saldo per 31 Desember 2005 76.300 15.227 287.593 80.773 16.442 1.697.191 2.173.526
Laba bersih periode berjalan - - - 437.226 437.226
Pengembalian dividen yang tidak diambil 22 - - - - (2) - (2)
Saldo per 31 Maret 2006 76.300 15.227 287.593 80.773 16.440 2.134.417 2.610.750
Saldo per 31 Desember 2006 76.300 15.227 287.593 80.773 15.848 1.892.786 2.368.527
Eliminasi unrealise laba/(rugi) PT AL dan TL - - - 1.486 1.486
Laba bersih periode berjalan - - - 535.816 535.816
Saldo per 31 Maret 2007 76.300 15.227 287.593 80.773 15.848 2.430.088 2.905.829
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tak terpisahkan
5
(Dalam Jutaan Rupiah)
Catatan 2007 2006
Arus kas dari aktivitas operasi
Penerimaan dari pelanggan 3.186.703 2.846.069
Pembayaran kepada pemasok (2.725.308) (2.341.142)
Pembayaran kepada Direksi dan karyawan (120.577) (106.253)
Pembayaran imbalan kerja 16 4.091 9.647
Pembayaran untuk biaya jasa (service fee) (105.153) (78.486)
Kas yang dihasilkan dari operasi 239.756 329.835
Penerimaan dari pendapatan bunga 8.472 4.439
Pemberian pinjaman karyawan (546) (1.538)
Pembayaran pajak penghasilan badan (157.404) (187.721)
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi 90.278 145.015
Arus kas dari aktivitas investasi
Pembelian aktiva tetap 9a (75.018) (55.285)
Hasil penjualan aktiva tetap 9d 3.444 698
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas
investasi (71.574) (54.587)
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Pembayaran dividen kepada hak minoritas (1.225) -
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas
pendanaan (1.225)
-
Kenaikan bersih kas dan setara kas 17.479 90.428
Dampak perubahan kurs terhadap kas dan setara kas (1.104) 2.430
Kas dan setara kas – awal periode 1.014.379 705.369
Kas dan setara kas – akhir periode 2d, 3 1.030.754 798.227
Transaksi non-kas
Perolehan aktiva tetap melalui hutang (dicatat dalam akun
“Biaya yang masih harus dibayar”)
4.871
4.295
1. Umum
PT Unilever Indonesia Tbk (“Perseroan”) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken
N.V. dengan akta No. 23 Mr. A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia, disetujui oleh Gouverneur Generaal van
Nederlandsch-Indie dengan surat No.14 tanggal 16 Desember 1933, didaftarkan di Raad van Justitie di Batavia dengan
No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant tanggal 9 Januari 1934 Tambahan
No. 3.
Nama Perseroan diubah menjadi “PT Unilever Indonesia” dengan akta No. 171 tanggal 22 Juli 1980 dari notaris
Ny. Kartini Muljadi SH. Selanjutnya perubahan nama Perseroan menjadi “PT Unilever Indonesia Tbk”, dilakukan
dengan akta No. 92 tanggal 30 Juni 1997 dari notaris Tn. Mudofir Hadi SH. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman
dalam surat keputusan No. C2-1.049HT.01.04 TH.98 tanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara
No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Pada tanggal 16 November 1981 Perseroan mendapat izin Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
No.SI-009/PM/E/1981 untuk menawarkan 15% sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham
menyetujui untuk melakukan pemecahan saham (stock split) dengan mengubah nilai nominal saham dari Rp 100
(Rupiah penuh) menjadi Rp 10 (Rupiah penuh) per lembar saham. Perubahan ini diaktakan dengan akta No. 46 tanggal
10 Juli 2003 dari notaris Singgih Susilo SH dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam surat keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Kegiatan usaha Perseroan meliputi bidang pembuatan, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi yang
meliputi sabun, deterjen, margarin, dan makanan berinti susu, es krim, minuman dengan bahan pokok teh dan produk
– produk kosmetik.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 13 Juni 2000, yang diaktakan dengan akta No. 82
tanggal 14 Juni 2000 dari notaris Singgih Susilo SH, Perseroan juga bertindak sebagai distributor utama untuk produk-produk Perseroan dan penyedia jasa penelitian pemasaran. Akta ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan
Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C-18482
HT.01.04-TH.2000.
Perseroan mulai beroperasi secara komersial tahun 1933.
Kantor Perseroan berlokasi di Jalan Jendral Gatot Subroto Kav.15, Jakarta. Pabrik Perseroan berlokasi di Jalan Jababeka
9 Blok D, Jalan Jababeka Raya Blok O, Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Bekasi, Jawa Barat dan Jalan Rungkut
Industri IV No. 5-11, Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.
Pada tanggal 22 November 2000 Perseroan mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Anugrah Indah Pelangi,
untuk mendirikan sebuah perusahaan baru dengan nama PT Anugrah Lever (“PT AL”) yang bergerak dalam bidang
produksi, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, sambal dan saus lainnya dengan merek Bango, serta
merek-merek lainnya di bawah lisensi Perseroan kepada PT AL.
Pada tanggal 3 Juli 2002 Perseroan mengadakan perjanjian kerjasama dengan Texchem Resources Berhad, untuk
mendirikan sebuah perusahaan baru dengan nama PT Technopia Lever (“PT TL”) yang bergerak dalam bidang
distribusi, ekspor dan impor barang dagangan dengan merek Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003,
Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian Jual - Beli Saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd., dimana
Texchem Resources Berhad setuju untuk menjual penyertaannya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore
Pte. Ltd.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 8 Desember 2003, Perseroan telah mendapat persetujuan
pemegang saham minoritas untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (“PT KI”) dari Unilever Overseas Holdings
Limited (pihak yang mempunyai hubungan istimewa). Akuisisi ini dinyatakan efektif pada saat perjanjian jual beli
saham antara Perseroan dan Unilever Overseas Holdings Limited ditandatangani pada tanggal 21 Januari 2004. Pada
tanggal 30 Juli 2004, Perseroan melakukan penggabungan usaha dengan PT KI dimana penggabungan usaha ini
dicatat dengan menggunakan metode seperti penyatuan kepemilikan. Perseroan adalah pihak yang menerima
penggabungan dan setelah penggabungan usaha PT KI tidak lagi berstatus sebagai suatu entitas hukum tersendiri.
Penggabungan usaha ini sesuai dengan keputusan Badan Koordinasi Pasar Modal (BKPM) No. 740/III/PMA/2004
Ikhtisar kepemilikan langsung Perseroan pada anak perusahaan dan total aktiva anak perusahaan adalah sebagai
berikut: Kedudukan Tahun beroperasi
komersial Persentase kepemilikan
Jumlah aktiva dalam
Rp miliar
2007 2006 2007 2006
PT Anugrah Lever Indonesia 2001 65% 65% 59,6 49,2
PT Technopia Lever Indonesia 2002 51% 51% 23,5 28,3
Pada tanggal 31 Maret 2007 dan 2006, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Louis Willem Gunning
Komisaris : Theodore Permadi Rachmat Kuntoro Mangkusubroto Cyrillus Harinowo Bambang Subianto
Direksi
Presiden Direktur : Maurits Daniel Rudolf Lalisang
Direktur : Desmond Gerard Dempsey Mohammad Effendi Soeparsono
Muhammad Saleh Joseph Bataona Surya Dharma Mandala Debora Herawati Sadrach Andreas Moritz Egon Rompis Laercio de Holanda Cardoso Junior Bernadette Mary Wake
Direktur Perseroan, Desmond Gerard Dempsey dan Muhammad Saleh, telah mencapai usia pensiun dan
mengundurkan diri dari jabatan, masing-masing pada tanggal 1 September 2006 dan 1 Desember 2006.
2. Ikhtisar kebijakan akuntansi yang penting
Laporan keuangan konsolidasian PT Unilever Indonesia Tbk dan anak perusahaan (bersama-sama disebut “Grup”)
telah disusun oleh Direksi dan diselesaikan pada tanggal 27 April 2007.
Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian
Perseroan dan anak perusahaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan dasar harga perolehan, kecuali untuk aktiva tetap tertentu yang
telah dinilai kembali sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku (lihat Catatan 2i) dan instrumen derivatif
yang disajikan sebesar nilai wajarnya (lihat Catatan 2f).
Laporan keuangan konsolidasian juga disusun berdasarkan konsep akrual kecuali untuk laporan arus kas
konsolidasian.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan metode langsung (direct method), dan arus kas dikelompokkan
atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara
kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang,
setelah dikurangi cerukan, jika ada.
Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi nilai aktiva dan kewajiban dilaporkan, dan
pengungkapan atas aktiva dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian, serta jumlah
pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik
manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang
diestimasi semula.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi jutaan Rupiah
yang terdekat.
b. Prinsip-prinsip konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perseroan dan anak perusahaan yang dikendalikan,
PT Anugrah Lever dan PT Technopia Lever, dimana Perseroan mempunyai pengendalian dan penyertaan saham
langsung dengan hak suara lebih dari 50%. Anak perusahaan dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian telah
beralih kepada Perseroan secara efektif.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo yang material antara Perseroan dan anak perusahaan telah dieliminasi
dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.
Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara
konsisten oleh anak perusahaan kecuali bila dinyatakan secara khusus.
c. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Perseroan dan anak perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Definisi pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan yang diatur dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (“PSAK”) 7 “Pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa”.
Seluruh transaksi yang material dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
Transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali dicatat seolah-olah dengan menggunakan metode penyatuan
kepemilikan. Selisih antara biaya investasi dengan nilai buku aktiva bersih yang diperoleh, tidak termasuk saldo
laba/akumulasi defisit, dicatat sebagai “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada bagian
ekuitas di neraca konsolidasian.
d. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan
atau kurang.
e. Penjabaran mata uang asing
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada
tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke mata
uang Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang
timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang
asing, diakui pada laporan laba rugi konsolidasian periode yang bersangkutan. Kurs tanggal neraca yang
digunakan untuk menjabarkan saldo mata uang asing utama yang digunakan Perseroan dalam transaksi-transaksinya, yaitu Dolar Amerika Serikat dan Euro, pada tanggal 31 Maret 2007 masing-masing adalah
Rp 9.124 (Rupiah penuh) untuk 1 Dolar Amerika Serikat (USD) dan Rp 12.150 (Rupiah penuh) untuk 1 Euro (EUR)
(2006: Rp 9.065 (Rupiah penuh) untuk 1 Dolar Amerika Serikat (USD) dan Rp 11.243 (Rupiah penuh) untuk 1 Euro
(EUR)). Sebagai perbandingan digunakan kurs tengah Citibank, bank dimana Perseroan melakukan sebagian besar
transaksi mata uang asingnya, pada tanggal 31 Maret 2007 masing-masing adalah Rp 9.133 (Rupiah penuh)
untuk 1 Dolar Amerika Serikat (USD) dan Rp 12.167 (Rupiah penuh) untuk 1 Euro (EUR) (2006: Rp 9.135 (Rupiah
penuh) untuk 1 Dolar Amerika Serikat dan Rp 10.950 (Rupiah penuh) untuk 1 Euro (EUR)).
f. Instrumen keuangan derivatif
Perseroan secara berkala melakukan kontrak valuta berjangka dengan pihak lain dalam rangka
mengimplementasikan kebijakan manajemen risiko Perseroan. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif yang
tidak memenuhi persyaratan untuk akuntansi lindung nilai berdasarkan PSAK 55 (Revisi 1999), “Akuntansi
Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” (“PSAK 55”) diakui segera dalam laporan laba rugi konsolidasian.
Instrumen derivatif diakui pada neraca sebagai aktiva atau kewajiban, tergantung pada hak atau kewajiban
sebagaimana diatur dalam kontrak, dan dicatat sebesar nilai wajarnya.
g. Piutang usaha
Piutang usaha disajikan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan untuk piutang tidak tertagih,
yang diestimasi berdasarkan penelaahan manajemen atas kolektibilitas masing-masing saldo piutang pada akhir
periode. Piutang dihapusbukukan dalam periode dimana piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.
h. Persediaan
Persediaan dinilai dengan nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi.
Metode utama yang dipakai untuk menentukan harga perolehan adalah harga rata-rata. Harga perolehan barang
jadi dan barang dalam proses terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja serta alokasi biaya overhead terkait, baik
yang bersifat tetap maupun variabel.
Penyisihan untuk persediaan usang dan persediaan tidak terpakai/tidak laris ditentukan berdasarkan estimasi
terkait, baik penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang.
i. Aktiva tetap dan penyusutan
Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali aktiva tetap tertentu
yang telah dinilai kembali, sesuai dengan ketentuan pemerintah, untuk mencerminkan nilai wajar aktiva tersebut.
Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aktiva tetap.
Dalam suatu revaluasi atau penilaian kembali, akumulasi depresiasi pada tanggal revaluasi dihilangkan dengan
lawan nilai tercatat bruto aktiva dan nilai bersih aktiva disajikan kembali sebesar nilai revaluasi aktiva tersebut.
Selisih penilaian kembali aktiva tetap dikreditkan ke akun “selisih penilaian kembali aktiva tetap” yang disajikan
pada bagian ekuitas.
Tanah tidak disusutkan.
Penyusutan aktiva tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus untuk mengalokasikan
harga perolehan atau nilai setelah penilaian kembali hingga mencapai nilai sisa sepanjang estimasi masa
manfaatnya sebagai berikut:
Bangunan 40 tahun
Mesin dan peralatan 5-20 tahun
Kendaraan bermotor 8 tahun
Apabila aktiva tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya
dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian, dan keuntungan dan kerugian yang dihasilkan diakui dalam
laporan laba rugi konsolidasian.
Akumulasi biaya konstruksi bangunan dan pabrik, serta pemasangan peralatan, dikapitalisasi sebagai aktiva dalam
penyelesaian. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aktiva tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan
selesai. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal yang sama.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi konsolidasian selama periode dimana
biaya-biaya tersebut terjadi. Biaya-biaya renovasi besar dicatat sebagai bagian dari nilai tercatat aktiva yang
bersangkutan apabila kemungkinan besar Perseroan dan anak perusahaan akan mendapatkan manfaat ekonomi
masa depan dari aktiva tersebut yang melebihi standar kinerja yang diperkirakan sebelumnya. Renovasi-renovasi
j. Penurunan nilai dari aktiva tetap dan aktiva tidak lancar lainnya
Setiap tanggal neraca Perseroan dan anak perusahaan menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva.
Aktiva tetap dan aktiva tidak lancar lainnya, termasuk aktiva tak berwujud ditelaah untuk mengetahui apakah
telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai atau apakah telah terjadi perubahan keadaan yang mengindikasikan
bahwa nilai tercatat aktiva tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui jika nilai
tercatat aktiva lebih besar daripada nilai yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut. Nilai yang dapat
diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi diantara harga jual neto dan nilai pakai aktiva. Dalam rangka
menguji penurunan nilai, aktiva dikelompokkan hingga unit penghasil kas terkecil yang menghasilkan arus kas
terpisah.
k. Aktiva tidak berwujud
Harga perolehan dari hak usaha, merek dagang dan hak cipta diamortisasi dengan metode garis lurus sesuai
dengan taksiran masa manfaatnya selama 10 – 20 tahun. Manajemen juga melakukan penyesuaian atas nilai
buku aktiva tidak berwujud berdasarkan penelaahan tahunan atas sisa masa manfaat aktiva tersebut.
l. Penelitian dan pengembangan
Biaya penelitian dan pengembangan dibukukan sebagai beban pada periode terjadinya, sepanjang biaya tersebut
tidak memenuhi syarat untuk dikapitalisasi.
m. Biaya dibayar di muka
Biaya dibayar di muka dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian sesuai dengan masa manfaatnya dengan
menggunakan metode garis lurus. Biaya dibayar di muka yang memiliki masa manfaat lebih dari 12 bulan
disajikan sebagai aktiva tidak lancar.
n. Pendapatan dan beban
Penjualan bersih adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk Perseroan dan anak perusahaan,
setelah dikurangi retur, biaya penjualan, pajak penjualan barang mewah dan pajak pertambahan nilai.
Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat risiko secara signifikan dan manfaat kepemilikan barang telah
berpindah kepada pelanggan, dalam hal penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal di
pelabuhan pengirim (f.o.b shipping point) dan penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada
distributor/pelanggan.
Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan metode akrual.
o. Perpajakan
Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode kewajiban. Pajak penghasilan tangguhan
timbul akibat perbedaan temporer yang ada antara aktiva dan kewajiban atas dasar pajak dengan nilai tercatat
aktiva dan kewajiban dalam laporan keuangan konsolidasian. Tarif pajak yang berlaku saat ini dipakai untuk
menentukan pajak tangguhan.
Aktiva pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan
memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aktiva pajak tangguhan tersebut.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan
banding, pada saat keputusan atas banding tersebut telah ditetapkan.
p. Imbalan kerja
- Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.
- Imbalan pensiun
Perseroan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti yang mencakup seluruh karyawan yang memiliki
hak atas manfaat pensiun sebagaimana yang ditentukan dalam peraturan Dana Pensiun Unilever Indonesia
(“Dana Pensiun”). Program tersebut didanai melalui pembayaran kepada Dana Pensiun, yang ditentukan
dengan perhitungan aktuaris secara berkala. Program pensiun imbalan pasti merupakan program pensiun yang
menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun, yang biasanya
tergantung pada satu faktor atau lebih, seperti umur, masa kerja, dan jumlah kompensasi.
Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui di neraca konsolidasian adalah nilai kini kewajiban
imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi nilai wajar aktiva program, serta disesuaikan dengan
keuntungan/kerugian aktuaria dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap
tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti
ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan menggunakan tingkat bunga obligasi
pemerintah berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan
dan jatuh tempo dalam waktu yang kurang lebih sama dengan jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman,
perubahan asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun. Apabila jumlah keuntungan atau
kerugian aktuarial ini melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan 10% dari
nilai wajar aktiva program pada tanggal neraca maka kelebihannya dibebankan atau dikreditkan pada
pendapatan atau beban selama sisa masa kerja rata-rata para karyawan yang bersangkutan.
Perseroan harus menyediakan program pensiun dengan imbalan minimal tertentu sesuai dengan UU
Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU Ketenagakerjaan”). Karena UU Ketenagakerjaan menentukan rumus
tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU
Ketenagakerjaan adalah program imbalan pasti.
-Imbalan kesehatan pasca-kerja
Perseroan memberikan imbalan kesehatan pasca-kerja untuk para karyawan yang telah pensiun. Hak atas
imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun dan memenuhi
masa kerja tertentu. Estimasi biaya imbalan ini diakui sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan
metode akuntansi yang pada dasarnya sama dengan metode yang digunakan dalam perhitungan program
pensiun imbalan pasti. Kewajiban ini dinilai setiap tahun oleh aktuaris independen yang berkualifikasi.
-Imbalan pasca-kerja dan jangka panjang lainnya
Perseroan memberikan manfaat pasca-kerja lainnya sesuai dengan UU Ketenagakerjaan, jubilium (jubilee) dan
imbalan cuti panjang. Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan kepada karyawan yang bekerja hingga
mencapai masa kerja tertentu. Estimasi biaya imbalan ini diakui sepanjang masa kerja karyawan, dengan
menggunakan metode akuntansi yang pada dasarnya sama dengan metode yang digunakan dalam perhitungan
program pensiun imbalan pasti. Kewajiban ini dinilai setiap tahun oleh aktuaris independen yang berkualifikasi.
-Program bonus
Perseroan mengakui kewajiban dan beban atas bonus, berdasarkan suatu rumus yang memperhitungkan laba
yang tersedia bagi Perseroan dan prestasi kerja karyawan setelah penyesuaian-penyesuaian tertentu. Perseroan
mengakui kewajiban apabila ada kewajiban kontraktual atau apabila ada praktek di masa lalu yang
menimbulkan kewajiban konstruktif.
q. Program saham untuk karyawan (share matching plan)
Sejak tahun 2002, Perseroan memiliki program saham (share matching plan) yang diperuntukkan bagi karyawan
tingkat manajer ke atas. Dalam program ini, manajer dapat menginvestasikan hingga 25% dari bonus tahunan
mereka dalam bentuk saham Unilever. Manajer menengah dan yunior memiliki hak untuk berinvestasi pada
saham Perseroan, sedangkan manajer senior ke atas hanya memiliki hak untuk melakukan investasi pada saham
Unilever N.V. dan Unilever PLC (pemegang saham utama). Selanjutnya, Perseroan memberikan penambahan
saham (matching share) sejumlah lembar saham yang sama dengan yang dibeli oleh karyawan. Saham tambahan (matching share) ini tidak untuk diperjualbelikan selama 3 tahun setelah diberikan dengan ketentuan karyawan
harus memenuhi beberapa persyaratan, yang antara lain termasuk syarat bahwa bonus yang diinvestasikan dalam
bentuk saham harus dimiliki selama 3 tahun, serta manajer tersebut tetap menjadi karyawan Perseroan sampai
dengan berakhirnya tahun ketiga. Saham tambahan (matching share) ini diakui sebagai beban yang ditangguhkan
dan dibebankan ke dalam laporan laba rugi selama periode 3 tahun, menggunakan metode garis lurus.
r. Saham dan agio saham
Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas. Agio saham merupakan selisih antara harga jual dengan nilai
nominal saham. Biaya yang secara langsung terkait dengan penerbitan saham atau opsi disajikan sebagai
pengurang agio saham.
s. Dividen
Pembagian dividen kepada para pemegang saham Perseroan diakui sebagai sebuah kewajiban dalam laporan
keuangan konsolidasian pada periode ketika dividen disetujui oleh para pemegang saham Perseroan. Untuk
dividen interim, Perseroan mengakui sebagai suatu kewajiban pada saat ditetapkan oleh Direksi.
t. Laba bersih per saham dasar
Laba bersih per saham dasar untuk periode yang bersangkutan dihitung masing-masing berdasarkan laba bersih
periode yang bersangkutan dibagi dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar. Tidak ada obligasi
konversi, opsi, atau waran yang dapat menimbulkan pengaruh dilusi pada laba bersih per saham.
u. Informasi segmen
Perseroan menjalankan dan mengelola usahanya dalam satu segmen usaha secara terintegrasi – barang-barang
konsumsi dengan tingkat perputaran cepat (fast moving consumer goods). Perseroan melakukan aktivitas
pembelian, pembuatan, pemasaran, distribusi dan penjualan secara bersama-sama untuk seluruh produknya dan
manajemen secara umum mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja Perseroan dan anak perusahaan pada
tingkatan Perseroan.
2007 2006
3. Kas dan setara kas 1.030.754 798.227
Kas 367 536
Bank
Pihak ketiga – Rupiah:
Deutsche Bank AG 66.737 140.600
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. 30.489 -
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 29.034 24.204
PT Bank Lippo Tbk 23.532 31.748
Citibank N.A. 13.189 15.973
ABN AMRO Bank N.V. 12.904 70.995
PT Bank Central Asia Tbk 11.361 6.458
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1.367 1.990
Lain-lain (masing-masing saldo kurang dari Rp 1.000) 622 1.213
Pihak ketiga – Dolar Amerika Serikat:
Citibank N.A. 44.143 79.108
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. 914 -
Deutsche Bank AG 111 155
ABN AMRO Bank N.V. 11 897
Pihak ketiga – Euro:
ABN AMRO Bank N.V. 9.101 13.495
Citibank N.A. 1.869 543
Deutsche Bank AG 3 312
Deposito berjangka (jatuh tempo dalam tiga bulan):
Pihak ketiga – Rupiah:
PT ANZ Panin Bank 245.000 230.000
Standard Chartered Bank - 20.000
ABN AMRO Bank N.V. 240.000 -
PT Bank Lippo Tbk 95.000 -
PT Bank Central Asia Tbk 40.000 100.000
PT Bank Rabobank International Indonesia - 60.000
Citibank N.A. 165.000 -
Tingkat bunga per periode deposito berjangka selama periode
berjalan adalah sebagai berikut:
Rupiah 8,00 - 9,75% 12,00 - 14,50%
Dolar Amerika Serikat 4,50 - 5,25% 3,45 - 4,75%
Euro 1,40 - 3,50% 1,25 - 2,32% 4. Piutang usaha Pihak ketiga: 696.522 619.782 Rupiah 635.830 571.407
Mata uang asing 62.019 50.858
Dikurangi: Penyisihan piutang tidak tertagih (1.327) (2.483)
Piutang usaha pihak ketiga dalam mata uang Rupiah terdiri atas
piutang usaha dari distributor-distributor di seluruh wilayah
Indonesia.
2007 2006
Piutang usaha pihak ketiga dalam mata uang Dolar Amerika
Serikat terdiri atas piutang usaha dari pelanggan luar negeri.
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa: 48.760 34.808
Unilever Australia Ltd. 19.421 5.574
Unilever (Malaysia) Holdings Sdn. Bhd. 12.882 15.676
Unilever Taiwan Ltd. 3.492 2.608
Unilever Singapore Pte. Ltd. 2.839 2.947
Unilever Thai Trading Ltd. 2.218 1.351
PT Diversey Indonesia 2.214 1.423
Unilever Gulf Free Zone Establishment Arabia 1.278 -
Unilever New Zealand Ltd. 1.195 2.150
Lain-lain (masing-masing saldo kurang dari Rp 1.000) 3.221 3.079
Analisa umur piutang usaha adalah sebagai berikut: 745.282 654.590
Lancar 709.246 612.148
Lewat jatuh tempo 1 – 30 hari 32.737 39.158
Lewat jatuh tempo lebih dari 30 hari 3.299 3.284
Mutasi penyisihan piutang tidak tertagih adalah sebagai berikut: (1.327) (2.483)
Penyisihan piutang tidak tertagih – awal periode (1.350) (4.998)
Pengurangan penyisihan piutang tidak tertagih 23 2.053
Penghapusbukuan piutang usaha - 462
Penyisihan piutang tidak tertagih – akhir periode (1.327) (2.483)
Berdasarkan penelaahan dari status masing-masing piutang
usaha pada akhir periode, manajemen berkeyakinan bahwa
penyisihan piutang tidak tertagih telah memadai untuk
menutupi kerugian yang mungkin timbul dari piutang yang
tidak tertagih. 5. Piutang lain-lain 45.668 21.288 Uang muka 29.485 7.908
Pinjaman karyawan (Catatan 7e) 14.589 12.407
Lain-lain (masing-masing saldo kurang dari Rp 1.000) 1.594 973
Tidak dibuat penyisihan piutang tidak tertagih untuk akun di
atas karena manajemen berkeyakinan bahwa saldo piutang
lain-lain akan tertagih seluruhnya.
Saldo lain-lain (masing-masing saldo kurang dari Rp 10.000)
termasuk piutang derivatif sebesar Rp 1.015. Pada tanggal 31
Maret 2007, Perseroan memiliki kontrak valuta asing berjangka
dalam Dolar Amerika Serikat. Untuk pembelian Dolar Amerika
Serikat jatuh tempo pada bulan April, Mei dan Juni 2007. Nilai
nosional dari kontrak tersebut per tanggal 31 Maret 2007
adalah sebesar USD 51.000.000 (2006: USD 33.000.000). Kurs
untuk kontrak valuta asing berjangka berkisar antara Rp 9.078
(Rupiah penuh) hingga Rp 9.218 (Rupiah penuh) per 1 Dolar
Amerika Serikat.
2007 2006
Pihak-pihak yang terkait untuk transaksi ini di periode 2007
adalah Citibank N.A. (2006: Citibank N.A., PT Bank Rabobank
International Indonesia, ABN AMRO Bank N.V. dan The
Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd).
Perseroan melakukan transaksi derivatif pada periode yang
berakhir pada tanggal 31 Maret 2007 dan 2006, dengan
tujuan untuk lindung nilai. Perubahan nilai wajar dari semua
instrumen derivatif ini telah diakui pada laporan laba rugi
konsolidasian karena dokumentasi yang ada tidak memenuhi
kriteria lindung nilai sebagaimana yang diatur dalam PSAK 55.
6. Persediaan 796.431 742.420
Barang jadi 457.185 455.298
Barang dalam proses 20.496 21.297
Bahan baku 285.312 236.915
Barang dalam perjalanan
Barang jadi 2.115 5.766
Bahan baku 39.767 24.859
Suku cadang 20.405 22.289
Penyisihan persediaan usang dan persediaan tidak
terpakai/tidak laris (28.849) (24.004)
Mutasi penyisihan persediaan usang dan persediaan tidak
terpakai/tidak laris adalah sebagai berikut:
(28.849) (24.004)
Saldo awal periode (31.662) (22.468)
Perubahan selama periode berjalan:
Penambahan penyisihan (7.381) (8.365)
Penghapusbukuan persediaan 10.194 6.829
Saldo akhir periode (28.849) (24.004)
Penyisihan persediaan usang dan persediaan tidak terpakai/tidak laris terdiri dari:
(28.849) (24.004) Barang jadi (9.156) (13.216) Bahan baku (17.476) (7.901) Suku cadang (2.217) (2.887)
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan untuk persediaan
usang dan persediaan tidak terpakai/tidak laris telah
mencukupi untuk menutup kemungkinan kerugian yang
timbul.
Pada tanggal 31 Maret 2007 dan 2006 persediaan Perseroan
dan anak perusahaan dilindungi dengan asuransi terhadap
risiko kerugian karena bencana alam, kebakaran dan risiko-risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar masing-masing Rp 617.828 dan Rp 478.686. Manajemen
berkeyakinan jumlah ini telah memadai untuk menutupi
kemungkinan kerugian yang terjadi akibat risiko-risiko yang
disebutkan di atas.
7. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
a. Transaksi dan sifat hubungan dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
i. Perseroan menjual barang jadi kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa sebagai berikut:
- PT Diversey Indonesia - Unilever Australia Ltd. - Unilever Gulf Free Zone Establishment Arabia - Unilever Hongkong Ltd. - Unilever (Malaysia) Holdings Sdn. Bhd. - Unilever New Zealand Ltd. - Unilever Philippines, Inc. - Unilever Singapore Pte. Ltd. - Unilever Taiwan Ltd. - Unilever Thai Trading Ltd. - Unilever Tanzania Ltd.
ii. Perseroan dan anak perusahaan membeli bahan baku,
barang jadi dan lain-lain dari pihak yang mempunyai
hubungan istimewa sebagai berikut:
- Best Foods Shandong Ltd. - Hindustan Lever Ltd. - Lipton Ltd. Mombasa - Lipton Ltd. UK - PT Kimberly Lever Indonesia - PT Technopia Jakarta - Unilever Australia Ltd. - Unilever China Ltd. - Unilever Deutschland GmbH
- Unilever Foods (Malaysia) Sdn. Bhd. - Unilever (Malaysia) Holdings Sdn. Bhd. - Unilever Srilanka Ltd. - Unilever Thai Holdings Ltd. - Unilever Vietnam
iii. Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang
material dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa selain yang telah disebutkan di atas adalah
sebagai berikut:
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Sifat hubungan
istimewa Jenis transaksi
- Unilever N.V. Pemegang saham
utama Grup Unilever
Pembayaran royalti - Unilever Business Group Services B.V. Perusahaan afiliasi Pembayaran jasa-jasa
regional/penagihan atas
biaya riset regional yang
dikeluarkan oleh Perseroan - Unilever United States, Inc. Perusahaan afiliasi Penggantian biaya
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Sifat hubungan
istimewa Jenis transaksi
- PT Anugrah Setia Lestari Perusahaan afiliasi Jasa maklon - PT Kimberly Lever Indonesia Perusahaan afiliasi Penggantian biaya - Unilever Thai Trading Ltd. Perusahaan afiliasi Penggantian biaya - Unilever Asia Private Ltd. Perusahaan afiliasi Penggantian biaya - Unilever Head Office Brazil Perusahaan afiliasi Penggantian biaya - Unilever Foods (Malaysia) Sdn. Bhd. Perusahaan afiliasi Penggantian biaya - Unilever Philippines, Inc Perusahaan afiliasi Penggantian biaya
b. Perjanjian-perjanjian penting dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
Perseroan
i. Berdasarkan syarat dan kondisi yang tercantum dalam
perjanjian dengan kelompok perusahaan Unilever yang
berlaku sampai dengan tanggal yang akan ditentukan
kemudian, jasa-jasa tertentu diberikan oleh Unilever
N.V. kepada Perseroan. Perseroan juga berhak
menggunakan semua paten dan merek dagang
Indonesia yang dimiliki oleh Unilever N.V. atau anggota
kelompok perusahaan Unilever. Perjanjian juga
menyebutkan bahwa sehubungan dengan pemberian
hak-hak tersebut, Perseroan harus membayar imbalan
tahunan sebesar dua persen (termasuk pajak
penghasilan Pasal 26) dari nilai penjualan kepada pihak
ketiga selama periode yang bersangkutan.
ii. Pada tahun 1997, Perseroan mengadakan perjanjian
dengan Unilever Business Group Services B.V. (“UBGS”)
yang berlaku sampai dengan tanggal yang akan
ditentukan kemudian. Berdasarkan perjanjian ini,
Perseroan akan membayar biaya tahunan sebesar 1,5%
dari nilai penjualan untuk jasa-jasa regional yang
diberikan oleh UBGS dan Perseroan akan menagih UBGS
atas biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan.
Anak perusahaan
i. Pada tanggal 1 Maret 2001 PT Anugrah Lever
(“PT AL”), mengadakan perjanjian manufaktur dengan
PT Anugrah Setia Lestari (“PT ASL”), dimana PT ASL
memberikan jasa produksi, pengepakan dan
penyimpanan produk-produk PT AL. Jangka waktu
perjanjian ini adalah 5 tahun dan dapat diperpanjang
kembali sesudahnya.
ii. Pada tanggal 17 Juli 2002, PT Technopia Lever
(“PT TL”), mengadakan perjanjian manufaktur dengan
PT Technopia Jakarta (“Technopia”), dimana PT TL
menunjuk Technopia untuk memproduksi, mengepak,
menyimpan dan menyediakan produk-produk PT TL
secara eksklusif atas nama PT TL di Indonesia. Jangka
waktu perjanjian ini adalah 10 tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu 5 tahun lagi.
iii. Pada tanggal 17 Juli 2002, PT TL, mengadakan
perjanjian transfer teknologi dengan Fumakilla Malaysia
Berhad (“Fumakilla”) dan Technopia, dimana Fumakilla
setuju untuk memberikan lisensi kepada PT TL dan
Technopia untuk menggunakan informasi teknis dan
pengetahuan yang berhubungan dengan manufaktur,
pengembangan dan penggunaan produk-produk sesuai
dengan waktu dan kondisi yang ditentukan dalam
perjanjian ini. Jangka waktu perjanjian ini adalah 10
tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5
tahun lagi.
iv. Pada tanggal 17 Juli 2002, PT TL, mengadakan
perjanjian lisensi merek dagang dengan Unilever N.V.,
dimana PT TL berhak menggunakan merek dagang
“Domestos Nomos” di Indonesia dalam kaitannya
dengan proses produksi, pengepakan, iklan dan
penjualan produk-produk tersebut di Indonesia. Jangka
waktu perjanjian ini adalah 10 tahun dan dapat
diperpanjang untuk 5 tahun kemudian.
v. Pada tanggal 17 Juli 2002, PT TL, mengadakan
perjanjian jasa manajemen dengan Texchem Resources
Berhad (“Texchem”). Berdasarkan perjanjian ini, PT TL
setuju untuk menerima bantuan dari Texchem dalam
mengelola bisnisnya di Indonesia. Jangka waktu
perjanjian ini adalah 5 tahun, kecuali terjadi pemutusan
kontrak sebagaimana ditetapkan berdasarkan kondisi-kondisi dalam perjanjian. PT TL harus membayar kepada
Texchem, imbalan jasa manajemen bulanan
sebagaimana ditentukan dalam perjanjian.
2007 2006
Biaya-biaya kepada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa: 112.542 90.772
Biaya jasa (service fee) ke Unilever N.V. 61.273 49.346 Biaya jasa (service fee) ke UBGS 45.444 36.718 Jasa manufaktur dan lainnya ke PT ASL 5.825 4.708
Sebagai persentase dari jumlah beban usaha dan harga
pokok penjualan 4,66% 4,18%
Lihat Catatan 23 dan 24 untuk rincian penjualan kepada
dan pembelian bahan baku dari pihak yang mempunyai
hubungan istimewa.
Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama
seperti transaksi dengan pihak yang tidak mempunyai
hubungan istimewa.
c. Piutang lain-lain pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa 3.102 924
Unilever Asia Private Ltd. 1.320 -
Lain-lain (masing-masing saldo kurang dari Rp 1.000) 1.782 924
Sebagai persentase dari jumlah aktiva tidak lancar 0,54% 1,37%
Tidak dibuat penyisihan piutang tidak tertagih untuk akun
ini karena manajemen berkeyakinan saldo piutang tersebut
akan tertagih seluruhnya.
d. Hutang lain-lain pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa 85.927 90.438
Unilever N.V. 79.309 74.916
Unilever United States, Inc. 4.305 2.185
Unilever Asia Private Ltd. - 4.736
Unilever Foods (Malaysia) Sdn. Bhd. 52 1.065
Unilever Philippines, Inc. 1.080 1.908
Unilever Thai Trading Ltd. - 1.133
Unilever Head Office Brazil 674 1.633
Lain-lain (masing-masing saldo kurang dari Rp 1.000) 507 2.862
Sebagai persentase dari jumlah kewajiban tidak lancar 43,17% 51,25%
2007 2006
e. Pinjaman kepada karyawan kunci 7.604 8.220
Pinjaman:
- Lancar 14.589 12.407
- Tidak lancar 30.768 32.457
45.357 44.864
Dikurangi: Pinjaman untuk karyawan manajemen dan non-
manajemen (37.753) (36.644)
Sebagai persentase dari jumlah aktiva lancar 0,26% 0,33%
Perseroan menyediakan pinjaman tanpa bunga untuk
karyawan. Pinjaman ini dilunasi dengan cara cicilan bulanan
yang dikurangkan langsung dari gaji bulanan karyawan
yang bersangkutan.
f. Gaji dan tunjangan untuk Dewan Komisaris dan Direksi 5.792 5.962
Termasuk dalam paket penghasilan Direksi adalah
tunjangan fasilitas perumahan.
Persentase dari jumlah biaya karyawan 3,61% 4,17%
g. Program saham untuk karyawan (share matching plan)
Ringkasan program saham untuk karyawan (share matching plan) adalah sebagai berikut:
2007 2006 Jumlah lembar saham yang diberikan Harga rata-rata per saham (Rupiah penuh) Jumlah lembar saham yang diberikan Harga rata-rata per saham (Rupiah penuh)
Saldo per 1 Januari 1.399.635 - 1.230.255 -
Saham yang diberikan:
- Unilever N.V. - - - -
- Unilever PLC - - - -
- PT Unilever Indonesia Tbk - - - -
Saham yang dibatalkan/kadaluwarsa (24.745) 4.850 (14.856) 3.675
Saldo per 31 Maret 1.374.890 1.215.399
2007 2006
8. Biaya dibayar di muka 64.687 76.685
Sewa 24.265 17.675
Belanja iklan 17.100 18.261
Asuransi 1.011 1.665
Lain-lain (masing-masing saldo kurang dari Rp 1.000) 22.311 39.084
2007 2006
9. Aktiva tetap
a. Mutasi kelompok-kelompok utama aktiva tetap adalah sebagai berikut:
Saldo 31 Desember 2006 Penambahan Transfer Pelepasan/ penghapusan Saldo 31 Maret 2007 Kepemilikan langsung Harga perolehan (termasuk nilai penilaian kembali aktiva tetap):
Tanah 111.830 - - - 111.830
Bangunan 368.443 - 5.930 - 374.373
Mesin dan peralatan 1.422.428 9.643 26.960 (9.431) 1.449.600
Kendaraan bermotor 62.982 29 - (9.056) 53.955
Aktiva dalam penyelesaian 142.370 65.346 (32.890) - 174.826
Jumlah 2.108.053 75.018 - (18.487) 2.164.584
Akumulasi penyusutan:
Bangunan (40.381) (2.206) - - (42.587)
Mesin dan peralatan (322.023) (24.659) - 3.812 (342.870)
Kendaraan bermotor (20.986) (1.853) - 6.060 (16.779)
Jumlah (383.390) (28.718) - 9.872 (402.236)
Nilai buku bersih 1.724.663 1.762.348
Saldo 31 Desember 2005 Penambahan Transfer Pelepasan/ penghapusan Saldo 31 Maret 2006 Kepemilikan langsung Harga perolehan (termasuk nilai penilaian kembali aktiva tetap):
Tanah 108.980 2.850 - - 111.830
Bangunan 300.157 - - - 300.157
Mesin dan peralatan 1.255.847 29.679 41.649 (1.560) 1.325.615
Kendaraan bermotor 49.722 2.085 - (320) 51.487
Aktiva dalam penyelesaian 124.223 20.671 (41.649) - 103.245
Jumlah 1.838.929 55.285 - (1.880) 1.892.334 Akumulasi penyusutan: Bangunan (33.365) (1.744) - - (35.109)
Mesin dan peralatan (291.337) (16.179) - 566 (306.950)
Kendaraan bermotor (18.568) (1.087) - 230 (19.425)
Jumlah (343.270) (19.010) - 796 (361.484)
Nilai buku bersih 1.495.659 1.530.850
2007 2006
b. Bangunan dan mesin terakhir dinilai kembali pada tahun
2004 oleh penilai independen, PT Artanila Permai. Penilaian
dilakukan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No. 486/KMK.03/2002 dan Keputusan
Direktur Jenderal Pajak No. KEP-519/PJ/2002 tanggal
2 Desember 2002. Penilaian kembali tersebut menghasilkan
peningkatan sejumlah Rp 291.583 dan telah disetujui oleh
Kantor Pelayanan Pajak melalui Surat Keputusan No. KEP-14/WPJ.19/BD.04/2004 tanggal 20 Desember 2004.
Lembaga penilai tersebut menggunakan pendekatan biaya (cost approach) dalam menentukan nilai wajar aktiva-aktiva
tersebut. Nilai buku bangunan, mesin dan peralatan
sebelum penilaian kembali pada bulan Agustus 2004 adalah
Rp 441.411.
Peningkatan nilai yang dihasilkan dari penilaian kembali
aktiva tetap tersebut dan dampak pajak tangguhan sebesar
Rp 37.522 setelah dikurangi dengan pajak final sebesar
Rp 41.666 disajikan dalam akun “Selisih penilaian kembali
aktiva tetap” di bagian ekuitas pada neraca konsolidasian.
c. Perseroan mempunyai 35 bidang tanah dengan sertifikat Hak Guna Bangunan (“HGB”) dan 1 bidang tanah dengan
sertifikat Hak Pakai yang mempunyai sisa manfaat antara 3
dan 29 tahun, dan akan jatuh tempo pada tahun 2009
sampai dengan 2035.
Manajemen berkeyakinan bahwa HGB dan Hak Pakai
tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo.
d. Perhitungan keuntungan/(kerugian) penjualan aktiva tetap
dan penghapusbukuan adalah sebagai berikut: (5.172) (385)
Keuntungan penjualan aktiva tetap 447 597
Harga perolehan 9.056 355
Akumulasi penyusutan (6.060) (253)
Nilai buku 2.996 102
Penerimaan dari aktiva yang dijual 3.443 699
Keuntungan penjualan aktiva tetap 447 597
Kerugian dari aktiva tetap yang dihapusbukukan (5.619) (982)
Harga perolehan 9.431 1.525
Akumulasi penyusutan (3.812) (543)
Nilai buku 5.619 982
Kerugian penghapusan aktiva tetap (5.619) (982)
e. Keuntungan/(kerugian) penjualan aktiva tetap, penghapus-bukuan dan penurunan nilai aktiva tetap dialokasikan
sebagai berikut: (5.172) (385)
Harga pokok penjualan (5.619) (982)
Beban lain-lain 447 597
2007 2006
f. Aktiva dalam penyelesaian pada tanggal 31 Maret terdiri
dari:
174.826 122.223
Mesin dan peralatan 174.826 122.223
Persentase penyelesaian untuk pekerjaan konstruksi periode
2007 adalah 61% (2006: 56%) dari nilai kontrak.
Aktiva dalam penyelesaian diperkirakan akan selesai dan
direklasifikasi sebagai aktiva pada tahun 2007.
g. Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut: 28.711 19.010
Harga pokok penjualan 22.103 13.641
Beban usaha 6.608 5.369
h. Seluruh aktiva tetap yang dimiliki oleh Perseroan dan anak
perusahaan diasuransikan terhadap risiko kerugian dengan
jumlah pertanggungan sebesar USD 166 juta dan
Rp 43.134 (2006: USD 174 juta dan Rp 41.746), yang
menurut pendapat manajemen telah memadai untuk
menutupi kerugian yang mungkin timbul.
Pertanggungan asuransi untuk setiap kelompok aktiva tetap
adalah sebagai berikut:
Periode yang berakhir 31 Maret 2007
Nilai pertanggungan Nilai buku bersih aktiva tetap USD juta Rp juta
ekuivalen Rp juta Rp juta
Bangunan, mesin dan peralatan 166 1.514.164 - 1.450.346
Kendaraan bermotor - - 43.134 37.176
166 1.514.164 43.134 1.487.522
Periode yang berakhir 31 Maret 2006
Nilai pertanggungan Nilai buku bersih aktiva tetap USD juta Rp juta
ekuivalen Rp juta Rp juta
Bangunan, mesin dan peralatan 174 1.580.048 - 1.283.713
Kendaraan bermotor - - 41.746 32.062 174 1.580.048 41.746 1.315.775
2007 2006
10. Aktiva tidak berwujud 159.663 169.183
Harga perolehan 244.586 240.408
Dikurangi: Akumulasi amortisasi (84.923) (71.225)
Beban amortisasi 3.582 3.373
Aktiva tidak berwujud timbul dari perolehan atas hak usaha,
merek dagang dan hak cipta yang berhubungan dengan
produk Hazeline, Bango dan Taro yang diperoleh berturut-turut
pada tahun 1995, 2000 dan 2003 serta lisensi perangkat lunak (software).
Aktiva tidak berwujud software diperoleh pada tahun 2005 dan
2004.
11. Aktiva lain-lain 61.017 65.243
Pinjaman karyawan (Catatan 7e) 30.768 32.457
Sewa dibayar di muka 18.247 21.613
Uang jaminan 12.002 10.741
Lain-lain (masing-masing saldo kurang dari Rp 1.000) - 432
Manajemen berkeyakinan bahwa pinjaman karyawan dan uang
jaminan akan tertagih seluruhnya dan tidak membuat
penyisihan piutang tidak tertagih untuk akun di atas.
12. Hutang usaha Pihak ketiga: 487.012 577.785 - Rupiah 338.343 486.622
- Mata uang asing 148.669 91.163
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa: 65.694 32.470
Unilever Thai Holdings Ltd. 17.368 2.785
Unilever China Ltd. 17.205 19.539
PT Kimberly Lever Indonesia 14.109 -
Lipton Ltd. UK 6.284 1.924
Unilever Vietnam 3.617 -
Hindustan Lever Ltd. 3.041 4.157
Unilever Australia Ltd. 1.531 -
Unilever Foods (Malaysia) Sdn. Bhd. 1.434 -
Unilever Deutschland GmbH - 1.833
Lain-lain (masing-masing saldo kurang dari Rp 1.000) 1.105 2.232
Analisa umur hutang usaha adalah sebagai berikut: 552.706 610.255
Lancar 536.209 572.774
Lewat jatuh tempo 1 – 30 hari 14.006 36.363 Lewat jatuh tempo lebih dari 30 hari 2.491 1.118
Saldo-saldo tersebut berasal dari pembelian bahan baku, bahan
pembantu dan barang jadi.