ASAM LAKTAT
LACTIC ACID
1. Nama Golongan
Asam karboksilat (3), Asam Anorganik (4)
Sinonim/Nama dagang (1, 3, 5, 6, 7, 8, 9,10)
(+/-) Lactic Acid; hydroxypropanoic acid (Asam hidroksi propanoat); 2-hyroxypropionic acid (asam 2-hidroksi propionat); Alpha-hidroxypropanoic Acid (Asam alpa hidroksi propanoat); Alpha-hydroxypropionic Acid (Asam alpa hidroksi propionat); biolac; chem-cast; DL-Lactic Acid; Milk Acid; Racemic Lactic Acid; Tonsillosan; Lactovagan; Purac; Lactic Acid 85%; Lactic Acid 90%; 2-methylacetic acid (asam 2-metilasetat); Tisulac; Espiritin; PH 90; (S)-2-Hydroxypropanoic acid; (S)-(+)-Lactic acid; d-Lactic acid; Paralactic Acid; Sarcolactic acid; L-(+)-Lactic acid; Lactic Acid 88% Solution; Galacid.
Nomor Identifikasi
Nomor CAS : Lactic Acid: 50-21-5 (3, 2, 6, 7, 12, 8, 10, 11)
L(+) Lactic Acid : 79-33-4 (2, 5, 6, 9, 10)
Nomor EC (EINECS) : Lactic acid: 200-018-0 (2, 8)
L(+) Lactic Acid : 201-196-2 (2, 5)
Nomor RTECS : Lactic acid: OD2800000 (6, 12, 11)
L(+) Lactic Acid: OD3100000 (6)
UN : 3265 (3)
2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan
Asam laktat
Deskripsi (3, 6, 7, 8, 9, 12)
Cairan tidak berwarna hingga kekuningan/coklat terang. Bersifat korosif
molekul C3H6O3/CH3CHOHCOOH; Berat molekul: 90,1; Titik didih 110 oC
(Larutan 40%), 125 oC (Larutan 90%); Densitas relatif (air=1): 1,2; Titik Nyala
110 oC; >235 oF; Titik lebur 17 oC; 62,6 oF; Suhu terdekomposisi: >200 oC; Kelarutan: dapat larut air; Gravitas spesifik: 1,19-1,25 g/ml; pH:<2 pada 25 o
C; Viskositas: 5-60 mPa.s pada 25 oC (larutan 50-90%); Koefisien partisi
(n-oktanol/air) log Pow=-0,62.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan, dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (skala 0-4) (8):
Kesehatan 3 = Tingkat keparahan sangat tinggi Kebakaran 1 = Dapat terbakar
Reaktivitas 1 = Sedikit reaktif Klasifikasi EC (9, 5, 8) :
Xi = Iritan
C = Korosif
R34 = Menyebabkan terbakar
R38 = Menyebabkan iritasi pada kulit
R41 = Risiko kerusakan serius pada mata
R37/38 = Iritasi pada sistem pernapasan dan kulit
S2 = Jauhkan dari jangkauan anak-anak
S23 = Jangan menghirup gas/asap/uap/spray dari bahan
S24/25 = Hindari/cegah persinggungan/kontak dengan kulit dan
mata
S26 = Jika terkena mata, bilas segera dengan sejumlah besar air
dan cari pertolongan medis
S37/39 = Pakai/kenakan sarung tangan dan pelindung mata/wajah
yang baik
S36/37/39 = Pakai/kenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan
pelindung mata/wajah
S45 = Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika
memungkinkan segera bawa ke dokter/rumah
sakit/puskesmas (perlihatkan label kemasan)
berbahaya
3. Penggunaan
Dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan kosmetik yang berfungsi
sebagai Humektan/pembasah, pelembab, kondisioner kulit, eksfolian.(2)
Digunakan sebagai pelarut untuk pewarna larut air; industri keju, konveksi,
asidulan dalam minuman, menghilangkan Clostridium butyricum di industri
ragi, pelarut, plastisizer dan katalis pada pengecoran resin fenolaldehid. (1)
4. Identifikasi bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: Dapat menyebabkan mata dan kulit terbakar. Dan menyebabkan saluran percernaan dan pernapasan terbakar (8)
.
Organ sasaran : Mata, kulit, membran mukosa (8), darah, ginjal, sistem pernapasan (11)
Rute paparan
Paparan jangka pendek
Terhirup
Cairan atau semprotan terutama dapat mengakibatkan kerusakan jaringan pada membran mukosa saluran pernapasan. Menghirup semprotan (Asam laktat 85%) dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan dengan gejala seperti batuk, tersedak, napas pendek, pusing serta sakit
kepala (6, 11) dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan
disertai batuk, sakit kepala, pusing, dan napas pendek. (11) Paparan melalui
inhalasi dapat menimbulkan efek sistemik. (8)
Kontak dengan kulit
Berbahaya jika kontak dengan kulit karena bersifat iritan dan korosif. Kemungkinan dapat mengakibatkan iritasi kulit disertai gatal, kemerahan dan
kadang-kadang melepuh. (8, 6)
Cairan atau semprotan terutama dapat menyebabkan kerusakan jaringan pada mata. Berbahaya jika kontak dengan mata karena bersifat iritan dan
korosif. Dapat menimbulkan konjungtivitisdengan gejala kemerahan, berair,
dan gatal serta kerusakan kornea. (6,8)
Tertelan
Dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pencernaan disertai sensasi
mulut terbakar, muntah dan diare (8, 11)
Paparan jangka panjang
Terhirup
Kemungkinan memiliki efek yang sama pada paparan jangka pendek. (8)
Kontak dengan kulit
Kemungkinan memiliki efek yang sama pada paparan jangka pendek. (8)
Kontak dengan mata
Kemungkinan memiliki efek yang sama pada paparan jangka pendek. (8)
Tertelan
Kemungkinan memiliki efek yang sama pada paparan jangka pendek. (8)
5. Stabilitas dan Reaktivitas
Stabilitas : Stabil pada suhu normal dan kondisi
penggunaan yang direkomendasikan.(5, 7)
Kondisi yang harus dihindarkan
: Hindarkan dari panas berlebih di atas 200 C (7)
dalam waktu yang cukup lama.(5)
Bahan tak tercampurkan : Dapat menimbulkan bahaya jika terjadi reaksi
dengan bahan pengoksidasi (5, 7, 12) dan bahan
pereduksi ,asam, (6, 12) Iodida, dan Albumin (12)
Bahaya dekomposisi : Hasil oksidasi seperti karbon(5)/karbon
monoksida, karbondioksida.(12) Dekomposisi
termal dapat menghasilkan bahan beracun dan/atau uap yang bersifat iritan.(7)
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku
Hindarkan dari bahan tak tercampurkan. (6, 12)
Hindarkan dari panas dan sumber api. (6, 12)
Simpan dalam wadah asli yang tertutup rapat di tempat sejuk, kering, tidak lembabdan berventilasi baik. (5, 6, 8, 12)
Jangan menyimpan di wadah yang terbuat dari logam (11)
Jangan disimpan pada area korosif. (8)
7. Toksikologi Toksisitas
Data iritasi
Tes draize mata-kelinci: 750 g: iritasi parah (8); Tes draize kulit-kelinci 5 mg/24 jam: iritasi parah (8); Tes draize kulit-kelinci 100 mg/24 jam: iritasi sedang (8).
Data pada hewan
LD50 oral-tikus (rat): 3730 mg/kg (7, 9), >90 ml/kg (11), 3500-7600 mg/kg (10); LD50 oral-tikus (mouse): 4875 mg/kg (7, 8, 9, 11); LD50 kulit-kelinci: >2000 mg/kg (7, 8, 9, 11)
, 7900 mg/kg (10); LD50 oral-tikus (rat): 3543 mg/kg (6, 8, 11); LD50 intraperitonial-tikus (mouse): 3194 mg/kg (6)
Data karsinogenik
Berdasarkan ACGIH, IARC, NTP, atau CA Prop 65, asam laktat tidak terdaftar sebagai karsinogen (8). Tidak ada efek karsinogen pada penelitian
menggunakan hewan percobaan (9)
Data tumorigenik
Tidak ditemukan informasi.(11)
Data mutagenik
Efek merugikan telah terjadi pada hewan percobaan (11) dan mutasi pada
bakteri (8). Tidak ada efek mutagenik pada bermacam-macam uji dengan
Data reproduksi
Efek merugikan telah terjadi pada hewan percobaan. (11)
Informasi ekologi
Toksisitas pada ikan : LC50 Ikan 320 mg/L selama 48 jam (7, 9); 320
mg/L selama 96 jam (5)
Toksisitas pada alga : EC50 alga 3500 mg/L selama 48 jam (netral) (5, 7)
Toksisitas pada invertebrata : EC50 kutu air (Daphnia magna) 240 mg/L selama
48 jam (5, 7, 9)
Potensi Bioakumulasi : Tidak ada (7)
Degradabilitas : Dengan mudah terbiodegradasi,
BOD5 = 0,45 mgO2/mg (7)
BOD 20 = 0,60 mgO2/mg (7)
COD5 = 0,90 mgO2/mg (7)
BOD: Kebutuhan oksigen biologis COD: Kebutuhan oksigen kimia
8. Efek Klinis Keracunan akut
Terhirup
Dapat menyebabkan sensasi terbakar pada saluran pernapasan, batuk,
tenggorokan gatal, dan napas pendek. (6)
Kontak dengan kulit
Dapat menimbulkan kemerahan dan nyeri pada kulit.(6)
Kontak dengan mata
Dapat menimbulkan kemerahan, nyeri dan luka bakar yang dalam pada mata. (6).
Tertelan
Dapat menimbulkan gatal pada tenggorokan, sensasi terbakar pada saluran
pencernaan, keram dan nyeri perut, mual serta muntah (6)
Keracunan kronik
Paparan berulang dan jangka panjang dapat mengakibatkan iritasi saluran
pernapasan yang mengarah pada infeksi bronkial. (6)
Kontak dengan kulit
Iritasi kulit yang parah. (6)
Kontak dengan mata
Iritasi kronis yang parah pada mata. (6)
Tertelan
Kemungkinan memiliki efek yang sama pada paparan jangka pendek. (8)
9. Pertolongan Pertama
Terhirup (11)
Segera pindahkan korban dari area pemaparan ke area yang berudara segar Jika korban tidak bernapas, berikan pernapasan buatan (Jangan menggunakan resusitasi dari mulut ke mulut).
Kontak dengan mata (11)
Segera cuci mata dengan sejumlah besar air sekurang-kurangnya 15 menit dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi zat yang tertinggal. Balut mata yang terpapar dengan kasa steril dan segera dapatkan bantuan medis.
Kontak dengan kulit (11)
Segera dapatkan bantuan medis dan segera bilas kulit dengan banyak detergen dan air sekurang-kurangnya 15 menit sambil menanggalkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Jika terjadi luka bakar, tutup bagian yang terluka menggunakan kain kasa steril yang kering dan tidak ketat. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan (11)
Segera dapatkan bantuan medis. Berikan oksigen bila terjadi penurunan kemampuan bernapas. Jangan pernah merangsang muntah atau memberi sesuatu melalui mulut. Bila dalam keadaan sadar berikan air minum sebanyak 2-4 gelas untuk mengencerkan zat. Jangan memberikan apapun ke mulut korban yang tidak sadar.
Catatan untuk tenaga medis: berikan penatalaksanaan terapi simptomatik dan suportif. (11)
10. Penatalaksanaan Oleh Petugas Kesehatan Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan pernafasan, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit :
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air berdih atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30 menit atau sekurang-kurangnya satu liter setiap mata.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kasa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat atau konsultasi dengan dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk kuku dan rambut)
- Bawa segera pasien ke air bilasan terdekat
- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat atau sabun minimal 10 menit
- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok
- lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
- keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran pencernaan
Pastikan pasien telah diberikan 1 hingga 2 gelas air minum untuk dewasa atau ¼ hingga ½ gelas air minum untuk anak-anak. Perhatian: air minum dalam jumlah banyak dapat merangsang muntah, dan risiko paparan-kembali zat korosif ke esofagus. Dekontaminasi tidak direkomendasikan, arang aktif tidak direkomendasikan karena tidak cukup kuat dalam menyerap zat dan mengganggu visibiltas jika akan dilakukan endoskopi. Aspirasi nasogastrik, gastric lavage serta irigasi usus dikontraindikasikan. Tidak ada keuntungan dari prosedur di atas, dan terdapat risiko signifikan
seperti terjadinya perforasi selama intubasi lambung. (4)
11. Batas Paparan dan Alat Perlindungan Diri (6)
Batas paparan asam laktat :
Tidak terdapat nilai batas paparan untuk asam laktat oleh ACGIH, NIOSH, dan OSHA. (8, 9, 11)
Tidak terdapat TLV (6)
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. (6, 12)
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pelindung atau pelindung wajah. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja. (6, 8, 10)
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang untuk meminimalisir kontak dengan kulit. (8, 10)
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung/ sarung tangan karet (10)
yang cocok untuk mencegah kontak dengan kulit. (6, 8)
12. Manajemen Pemadam Kebakaran
Media pemadam kebakaran: air, karbon dioksida, busa. (7)
Kebakaran kecil: Gunakan bahan kimia kering (6).
Kebakaran besar: Gunakan semprotan air, busa atau kabut air. Jangan gunakan water jet(6).
13. Manajemen Tumpahan
Cegah agar tumpahan tidak mencemari lingkungan. Tutupi tumpahan dengan natrium bikarbonat, soda ash atau kalsium karbonat. Campurkan dan tambahkan air jika perlu untuk membentuk slurry. (10) atau serap tumpahan
dengan bahan inert (verrmiculite, pasir, tanah), kemudian pindahkan ke
wadah pembuangan yang cocok. (11)
Tumpahan sedikit: Encerkan dengan air dan bersihkan menggunakan lap, atau serap dengan bahan kering yang inert, dan pindahkan ke dalam wadah
pembuangan yang sesuai. (6)
Tumpahan banyak: Asam laktat adalah cairan korosif. Hentikan
kebocoran/tumpahan bila tidak berisiko. Serap dengan tanah kering, pasir
atau bahan tahan ledakan. Hindari adanya air dalam wadah pembuangan. Jangan menyentuh bahan tumpahan. Gunakan semprotan air halus
menyerupai gorden uapnya turun. (6)
14. Daftar Pustaka
1. O’Neil, Maryadele J, et all, 2006. The Merck Index, 14th Edition.
Merck&Co., Inc, Amerika Serikat. (diunduh September 2011)
2. Rachel, L. Chapman. 2007. Cosmetic Bench Reference. Cosmetics & Toiletries. (diunduh September 2011)
3. http://cameochemicals.noaa.gov/chemical/8774 (diunduh September 2011)
4. http://www.toxinz.com/Spec/2171102 (diunduh September 2011)
5. http://www.chemblink.com/MSDS/MSDSFiles/79-33-4_Abbey.pdf (diunduh September 2011) 6. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0501.htm (diunduh September 2011) 7. http://www.vinvicta.com.au/information/LacticAcidMSDS.pdf (diunduh September 2011) 8. https://fscimage.fishersci.com/msds/12400.htm (diunduh September 2011) 9. http://msds.orica.com/pdf/shess-en-cds-010-000030125302.pdf (diunduh September 2011) 10. http://www.sandgresources.com/pdfs/MSDS-LA-E1.pdf (diunduh September 2011) 11. http://www.labchem.net/msds/75085.pdf (diunduh September 2011) 12. http://www.sciencestuff.com/msds/C1957.html (diunduh September 2011) --- Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2011