• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Mengkudu 2.1.1. Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman Mengkudu - EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP MORTALITAS ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) PADA TANAMAN JAGUNG - repository perpustakaa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Mengkudu 2.1.1. Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman Mengkudu - EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP MORTALITAS ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) PADA TANAMAN JAGUNG - repository perpustakaa"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Mengkudu

2.1.1.Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman Mengkudu

Tanaman mengkudu merupakan perdu atau pohon yang bengkok dengan tinggi 3-8 meter. Kulit mengkudu berwarna kekuningan. Daun penumpu berbentuk bulat telur, dengan tepi daun rata, berwarna hijau kekuningan, dengan panjang mencapai 1,5 cm. Tanaman mengkudu mempunyai daun yang bersilang berhadapan. Daun bertangkai, dengan bentuk bulat telur lebar hingga elips. Kebanyakan daun mempunyai ujung runcing, sisi atas berwarna hijau tua mengkilat (van Steenis et al., 2008).

(2)

yang keras seperti tulang dengan bentuk memanjang segitiga dan berwarna coklat merah. Tanaman mengkudu biasanya ditanam dan terkadang tumbuh liar (van Steenis et al., 2008).

Klasifikasi tanaman mengkudu menurut Cronquist (1981) : Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida Sub classis : Asteridae

Ordo : Rubiales Familia : Rubiaceae Genus : Morinda

Species : Morinda citrifolia L.

2.1.2.Kandungan Kimia Tanaman Mengkudu

(3)

2.2.Tanaman Jagung

2.2.1.Hama Pada Budidaya Jagung

Untuk dapat menjamin berhasilnya budidaya tanaman jagung hibrida perlu pelaksanaan usaha pengendalian terhadap serangan hama. Adanya berbagai macam jenis serangan hama seringkali mengakibatkan pertumbuhan tanaman jagung menjadi terganggu atau bahkan dapat menggagalkan produksi. Ada beberapa jenis hama yang dapat merugikan budidaya tanaman jagung (Tabel 2.1.).

Tabel 2.1. Hama Potensial pada Tanaman Jagung (Warisno, 2012 ; iRukmana, 2012).

No. Macam Hama Gejala Serangan

1 Lalat Bibit (Atherigona exigua)

Tunas muda mati 2 Ulat Tanah

(Agrotis ipsilon)

Tanaman roboh dan terdapat bekas gigitan pada batang

3 Ulat Daun (Prodenia litura)

Pucuk daun muda rusak 4 Penggerek Batang

(Ostrinia furnacalis)

Terdapat bekas gerekan melintang, berlubang pada daun dan batang 5 Ulat Tongkol

(Helicoverpa armigera)

Tongkol dan biji jagung rusak, serangan berat menyebabkan biji jagung busuk

6 Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Daun rusak berat dan serangan berat tinggalkan tulang daun saja

7 Hama Bubuk (Sitophilus sp.)

Biji jagung berlubang-lubang dan meninggalkan sisa gerekan berupa tepung yang bercampur kotoran 8 Kutu Daun

(Rophalosiphum maidis)

Pucuk daun menguning 9 Rayap Tanah Merusak pangkal batang dekat

permukaan tanah

(4)

2.2.2.Pengendalian Hama Pada Budidaya Jagung

Untuk menjamin berhasilnya budidaya tanaman jagung perlu dilaksanakan usaha pengendalian terhadap serangan hama. Adanya berbagai macam serangan hama seringkali mengakibatkan pertumbuhan tanaman jagung menjadi terganggu. Kegiatan pengendalian hama pada tanaman jagung dilakukan agar tanaman jagung tidak mengalami gangguan kesehatan, yang akhirnya mengganggu hasil produksinya (Warisno, 2012; Rochani, 2012).

(5)

2.3.Ulat Grayak

2.3.1.Klasifikasi Ulat Grayak

Menurut Jumar (2000) ulat grayak dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Classis : Insekta Ordo : Lepidoptera Familia : Noctuidae Genus : Spodoptera Species : Spodoptera litura F.

2.3.2.Morfologi Ulat Grayak

(6)

ujung ngengat betina, berwarna kuning kecoklatan (Marwoto dan Suharsono, 2008).

Larva mempunyai warna yang bervariasi, memiliki kalung (bulan sabit) berwarna hitam pada segmen abdomen keempat dan kesepuluh. Pada sisi lateral dorsal terdapat garis kuning. Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan, dan hidup berkelompok. Beberapa hari setelah menetas (bergantung ketersediaan makanan), larva menyebar dengan menggunakan benang sutera dari mulutnya. Pada siang hari, larva bersembunyi di dalam tanah atau tempat yang lembap dan menyerang tanaman pada malam hari atau pada intensitas cahaya matahari yang rendah. Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah besar (Marwoto dan Suharsono, 2008).

(7)

A B C

D E Keterangan:

A = Ulat Grayak Instar 1 B = Ulat Grayak Instar 2 C = Ulat Grayak Instar 3 D = Ulat Grayak Instar 4 E = Ulat Grayak Instar 5

Gambar 2.1. Ulat Grayak Instar 1 – Instar 5 Sumber: Dokumen Pribadi; Kumar (2006)

2.3.3.Siklus Hidup Ulat Grayak

(8)

hari. Setelah menetas, ulat kecil masih tetap berkumpul untuk sementara. Beberapa hari kemudian, ulat tersebar mencari makan. Ulat akan membuat lubang pada daun pada malam hari dan akan bersembunyi dalam tanah pada siang hari dalam kondisi lembap. Biasanya hama ulat grayak bersama-sama pindah dari tanaman yang telah habis daunnya menuju ke tanaman lainnya. (Rukmana dan Saputra, 1997).

Setelah cukup dewasa, yaitu pada instar 5 lebih kurang berumur 20 hari, ulat grayak mulai berkepompong di dalam tanah. Pupanya dibungkus dengan tanah. Kepompong akan berubah menjadi ngengat sekitar 8-11 hari. Perkembangan telur sampai menjadi ngengat membutuhkan waktu sekitar 5 minggu. Ngengat betina mampu bertelur 2.000-3.000 butir (Rukmana dan Saputra, 1997; Pracaya, 2008).

2.4.Pestisida

(9)

Nematisida; (5) Mulluksisida; (6) Akarisida; (7) Herbisida; dan (8) Bakterisida. Penggolongan pestisida berdasarkan cara kerjanya di antaranya (1) Racun perut; (2) Racun kontak; (3) Racun sistemik; (4) Fumigan; (5) Attractant; dan (6) Repellent. Penggolongan .pestisida berdasarkan bentuk formulasinya di antaranya (1) bentuk padat; (2) bentuk cair; dan (3) bentuk gas.

(10)

2.5.Penelitian Terdahulu Tentang Tanaman Mengkudu

Menurut Hayani dan Fatimah (2004), hasil dari identifikasi skrining fitokimia oleoresin biji mengkudu diperoleh bahwa di dalam biji mengkudu terdapat alkaloid, saponin, tanin dan glikosida jantung (Tabel 2.2.).

Tabel 2.2. Hasil identifikasi skrining fitokimia oleoresin biji mengkudu

Jenis Pemeriksaan Hasil

Alkaloid + Saponin + Tanin +

Glikosida jantung ++

Flavonoid –

Glikosida – Sumber: Hayani dan Fatimah (2004)

Biji mengkudu dapat diekstrak dengan air dan alkohol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji mengkudu yang mengandung bahan aktif saponin dan triterpenoids menghambat pertumbuhan larva Cricula trifenestrata menjadi pupa sebesar 60%, serta dapat membunuh sebesar 60% populasi serangga Sitophilus sp. dan merupakan racun perut (oral poison) terhadap serangga (Kardinan, 2004 dalam Purba, 2007).

Gambar

Tabel 2.1. Hama Potensial pada Tanaman Jagung (Warisno, 2012 ;
Gambar 2.1. Ulat Grayak Instar 1 – Instar 5
Tabel 2.2. Hasil identifikasi skrining fitokimia oleoresin biji mengkudu

Referensi

Dokumen terkait

Pembentukan pegunungan pada kala miosen tengah telah mengangkat bagian tenggara dari cekungan tersebut dan batuan Formasi Tertiary yang muncul dari erosi

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan awal sambung samping tanaman jambu kristal pada berbagai taraf konsentrasi IAA dan BAP yang berbeda, serta

Berdasarkan hasil kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa pada siklus I, dapat diketahui bahwa kemampuan metakognitif siswa yang masih kurang

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, maka dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan Keuchik Untuk meningkatkan partisipasi masyarkat dalam pembangunan di

Ia mengilustrasikan suatu sketsa tatanan dengan berbagai pandangan mengenai tempat mistik baik dalam spiritualitas maupun dalam teologi, tetapi juga gambaran kecurigaan

Kasus Subordinasi Perempuan di Lingkungan Keluarga C. Contoh ini penulis ambil dari kisah nyata dengan menggunakan nama samaran. Hal ini penulis lakukan untuk menjaga

Kajian ini menemukan beberapa hal: Pertama, konstruksi muslimah mompreneur yang ditawarkan Hadila adalah ibu rumah tangga, memiliki usaha yang akrab dengan dunia perempuan,

Sebelum pembahasan lebih lanjut tentang Pancasila sebagai idelogi terbuka, terlebih dahulu yang harus kita pahami adalah bahwa “Pancasila telah menjadi kesepakatan bangsa