• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENGARUH METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS DAN BERBICARA TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENGARUH METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS DAN BERBICARA TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO - repository perpustakaan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menulis pada hakikatnya adalah menuangkan buah pikiran atau gagasan ke dalam sebuah media tulis melalyui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, jelas, dan mampu merepretasikan hal-hal yang dimaksud oleh pikiran, sehingga buah pikiran tersebut mampu dikomunikasikan kepada pembaca dengan jelas (Brown, 2001). Menulis menjadi media komunikasi yang dapat menghubungkan ruang dan waktu. Kegiatan menulis menjadi kursial dalam kehidupan manusia. Menulis tidak lagi dilihat sebagai cara untuk merekam pikiran, perasaan, dan ide-ide, tetapi juga sebagai sarana utama menghasilkan dan mengeksplorasi pikiran dan ide-ide baru (Kern, 2014).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010: 1497), pengertian menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan ide si penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga maksud penulis bisa diketahui banyak orang melalui tulisan yang dituliskan. Kemampuan seseorang dalam menuangkan idenya ke dalam sebuah tulisan sangatlah berbeda, dipengaruhi oleh latar belakang penulis. Dengan demikian, mutu atau kualitas tulisan setiap penulis berbeda pula satu sama lain. Namun, satu hal yang penting bahwa terkait dengan aktivitas menulis, seorang penulis harus memperhatikan kemampuan dan kebutuhan pembacanya.

(2)

informasi, tulisan menyatukan ruang dan waktu (Moore-Hart, 2010). Abidin (2012) berpendapat bahwa menulis adalah sebuah proses berkomunikasi secara tidaklangsung antara penulis dan pembaca. Sebuah tulisan dibuat untuk dipahami maksud dan tujuannya sehingga proses yang dilakukan tidaklah sia-sia. Dalam sudut pandang lain menulis dapat pula dikatakan sebagai kegiatan mereaksi, artinya menulis adalah proses mengemukakan pendapat atas dasar masukan yang diperoleh penulis dari berbagai sumber gagasan yang tersedia.

Hyland (2004) menjelaskan bahwa menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap orang. Oleh karena itu, guru sangat perlu menyampaikan materi atau pengetahuan tentang menulis kepada para peserta didiknya. Menulis bukan hanya sekedar untuk komunikasi tetapi juga sebagai penyelesaian tugas yang bermakna dalam pembelajaran, pemikiran dan mengorganisir pengetahuan atau gagasan. Dengan kata lain, menulis adalah suatu aktivitas kompleks yang menyertakan beberapa langkah-langkah (Widodo, 2008)

(3)

menulis merupakan sebuah proses dan produk. Penulis membayangkan, mengatur, membuat draft, mengedit, membaca dan membaca ulang. Proses penulisan sering berubah dan kadang-kadang tidak teratur. Oleh karena itu, kegiatan menulis membutuhkan suatu proses yang dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan.

Menulis menurut Djago Tarigan ( 1995: 117) berarti mengekspreikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Sarana mewujudkan hal itu adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan dimengerti orang lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang teratur,sistematis, sederhana, dan mudah dimengerti. Menulis merupakan kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, dan informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal, menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan. Menurut (Yunus 2007: 1.3) menulis didefinisikan sebagai suatukegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Pada hakikatnya penulis juga memiliki kekurangan karena ia tidak dapat memperoleh masukan langsung dari pembaca dan terkadang tidak memperoleh masukan sama sekali, Hermer (dalam Aziez, 2015 : 174).

(4)

Menulis sendiri bukanlah sesuatu hal yang asing bagi kita. Ada banyak manfaat yang dapat diambil dari menulis. Manfaat itu diantaranya dalam hal peningkatana kecerdasan, pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, penumbuh keberanian serta pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Namun, aktivitas menulis atau sebagian orang menyebutnya mengarang tidak banyak menyukainya.

Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008: 141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks.M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Burhan Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa.

(5)

Penulisan teks negosiasi menjadi menarik apabila ada metode yang tepat, yang digunakan oleh guru. Dengan menggunakan metode Problem Based Learning

(PBL), siswa diharapkan akan lebih mudah dalam menulis sebuah teks negosiasi. Karena kendala yang sangat sering dihadapi oleh siswa adalah tidak adanya ide untuk memulai menulis sebuah teks.

Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu perubahan positif yang dalam diri siswa sedang menuju kearah yang lebih baik. Di dalam kegiatan pembelajaran interaksi yang terjadi antara guru dan siswa sangat penting, selain itu juga ada unsur kurikulum, bahan ajar, evaluasi, interaksi dan prestasi. Guru sebagai seorang pengajar memiliki tugas sebagai perancang dari peristiwa pengajaran yang juga sekaligus sebagai penilai terhadap proses belajar. Guru sebagai perancang kegiatan pengajaran, memilki peranan dalam membimbing dan mengarahkan siswa untuk melakukan pemusatan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan. Salah satu diantaranya guru harus dapat memilih suatu metode mengajar yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Apabila metode yang diterapkan kurang sesuai, akan terjadi suatu bentuk kebosanan dari siswa dan cenderung akan diperoleh hasil kurang sesuai dengan harapan. Selama ini proses pembelajaran di SMA Negeri 3 Purwokerto khusunya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia masih sangat kurang karena proses pembelajaran masih berfokus pada guru yang menyebabkan siswa bosan dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, dan cenderung susah dalam berbicara masih banyak yang malu-malu dan takut dalam berbicara.

(6)

tidak relevan dengan masalah yang didengar ataupun dilihat siswa. Faktor-faktor tersebut yang akhirnya membuat siswa lemah dalam hal keterampilan berbicara dan menjadikan siswa kurang berpikir kritis begitu pula di lingkungan kehidupannya, siswa kurang bisa berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik. Dilihat dari masalah-masalah di atas, dibutuhkan perbaikan dalam pembelajaran berbicara yang dapat mendorong siswa secara keseluruhan dapat berbicara di depan ataupun di antara teman-temanya. Salah satu model pembelajaran yang menunjang siswa untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan membantu siswa menemukan sendiri pengalaman belajarnya adalah diskusi.

Penelitian ini penting untuk dilaksanakan agar siswa lebih mampu dalam berbicara, tidak malu-malu dan takut lagi, karena berbicara itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, jika siswa dalam berbicara masih takut dan tidak berani maka pertumbuhan bakat siswa juga akan terhambat. Siswa akan cenderung diam dan tidak aktif dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang peneliti paparkan, maka rumusan masalah dalam penelitan ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah metode Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan menulis?

(7)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh metode Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan menulis teks negosiasi pada siswa kelas X di SMA Negeri 3 Purwokerto.

2. Mengetahui pengaruh metode Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan berbicara teks negosiasi pada siswa kelas X di SMA Negeri 3 Purwokerto.

D. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel

Di dalam penelitian ini ada tiga variabel. Variabel yang pertama yaitu metode dalam pembelajaran menggunakan Problem Based Learning (PBL). PBL disebut variabel bebas (X) atau variabel penentu dikarenakan variabel tersebut akan menentukan variabel-variabel lainnya. Variabel yang kedua yaitu menulis (Y1), menulis dipengaruhi oleh metode PBL, diharapkan dengan adanya metode PBL kemampuan menulis siswa akan semakin meningkat. Variabel yang ketiga yaitu berbicara (Y2) sebagai variabel terikat. Y2 mengacu pada kedudukan metode PBL yang akan dipengaruhi oleh kemampuan menulis.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

(8)

a. Penelitian ini dapat mengetahui pengaruh metode Problem Based Learning

(PBL) terhadap kemampuan menulis di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 3 Purwokerto.

b. Penelitian ini dapat mengetahui pengaruh metode Problem Based Learning

(PBL) terhadap kemampuan berbicara di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 3 Purwokerto.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis berkaitan dengan kontribusi yang diberikan dari penelitian ini, antara lain sebagai berikut.

a. Bagi Peserta Didik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa tentang metode pembelajaran yang digunakan. Diharapakan metode

Problem Based Learning dapat sebagai panduan untuk meningkatkan

kemampuan menulis dan berbicara teks negosiasi b. Bagi Guru

Secara umum, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai rujukan untuk mengatasi masalah rendahnya kemampuan menulis dan berbicara siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Di sisi lain guru juga dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan untuk mengembangkan metode Problem Based Learning (PBL) sebagai referensi pembelajaran membaca pemahaman dan motivasi belajar peserta didiknya secara sederhana.

c. Bagi Kepala Sekolah

(9)

sekolah terutama sebagai masukan dengan penerapan metode Problem

Based Learning (PBL) pada pembelajaran menulis dan berbicara teks

negosiasi. Acuan tersebut dapat digunakan sebagai sebuah referensi dalam melakukan penilaian kondisi siswa dan sejauhmana kemampuan guru dalam mengatasi masalah di dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, diharapkan Kepala Sekolah dapat membantu siswa mengembangkan potensinya secara prima, salah satu persoalan penting yang harus dipikirkan adalah bagaimana menciptakan suasana pembelajaran di sekolah agar mampu membuat peserta didik menjadi tidak kesulitan untuk dapat menulis dan berbicara teks negosiasi dengan menggunakan metode

Problem Based Learning (PBL) sekaligus menstimulasi mereka

Referensi

Dokumen terkait

Dua kelas kesesuaian medan tersebut terdiri kelas II (sesuai) dan kelas III (sedang). -faktor yang menguntungkan adalah kemiringan lereng, tingkat erosi, gerak massa batuan, lama

Hasil HAp reaksi kering diidentifikasi dengan X-Rays Diffractometer ( XRD) untuk analisis peak matching fase HAp, parameter kisi HAp dan derajat kristalinitas HAp yang

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio, current ratio dan total asset turnover terhadap pertumbuhan laba dengan ukuran perusahaan

Untuk mengatasi permasalahan tersebut mitra menggandeng tim peneliti untuk menghasilkan alat pendeteksi aliran darah dengan prinsip Doppler untuk keperluan operasi

Puskesmas Sentosa Baru, merupakan salah satu puskesmas dari 39 Puskesmas di Kota Medan yang memiliki kasus gizi buruk dan kurang pada balita masih tinggi. Pengukuran

Penjelasan : Yang dimaksud dengan Attitude Monitoring and Surveillance Payload adalah Payload (Muatan) Roket yang mampu melakukan penginderaan dinamik roket, pengambilan

Dalam upaya mendukung pelaksanaan pelayanan yang prima maka perpustakaan sebagai institusi yang bergerak dibidang jasa perlu memperhatikan peralatan dan perlengkapan

Penipisan bertujuan untuk mengurangi bagian yang tidak perlu hingga menyisakan bagian yang disebut rangka yang dianggap mewakili obyek tersebut tanpa merubah