• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN CIREBON - DOCRPIJM 9879c76662 BAB VIBAB 6 KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN CIREBON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN CIREBON - DOCRPIJM 9879c76662 BAB VIBAB 6 KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN CIREBON"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI

KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN CIREBON

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan

kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapat

dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3

komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk

melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang

menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai

operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga,

penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

6.1 Kerangka Kelembagaan

Berdasarkan Peraturan Bupati Cirebon Nomor 56 Tahun Tahun 2008 tentang Rincian Tugas,

Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang antara lain disebutkan bahwa Dinas dipimpin oleh

seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris

Daerah. Dinas mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah di bidang keciptakaryaan

dan ketataruangan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cirebon

mempunyai fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis di bidang keciptakaryaan dan ketataruangan;

b. penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang keciptakaryaan dan

ketataruangan;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang tata ruang dan pertanahan, kebersihan, pertamanan dan

permakaman, bangunan, perumahan dan permukiman, pencegahan dan penanggulangan kebakaran;

d. penyelenggaraan ketatausahaan Dinas;

e. penyelenggaraan pembinaan teknis dan administrasi terhadap UPT Dinas; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut Kepala Dinas mempunyai uraian tugas:

a. membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di bidang keciptakaryaan dan ketataruangan meliputi

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan perumusan kebijakan teknis;

b. memimpin, mengoordinasikan, membina, dan mengendalikan seluruh kegiatan Dinas di bidang

keciptakaryaan dan ketataruangan;

(2)

d. merumuskan, menyusun rencana dan program kerja Dinas sebagai pedoman kerja sesuai kebijakan

Pemerintah Daerah;

e. membagi tugas kepada Sekretaris dan para Kepala Bidang, untuk kelancaran pelaksanaan tugas

Dinas;

f. memberi petunjuk kepada Sekretaris dan para Kepala Bidang, untuk kelancaran pelaksanaan tugas

Dinas;

g. memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;

h. mengendalikan dan membina UPT Dinas;

i. menyelenggarakan pembinaan administrasi ketatausahaan yang meliputi urusan umum, kepegawaian,

keuangan dan program;

j. mengelola perumusan kebijakan teknis di bidang keciptakaryaan dan ketataruangan;

k. mengelola urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kecip-takaryaan dan ketataruangan yang

meliputi tata ruang dan pertanahan, kebersihan, pertamanan dan permakaman, bangunan, perumahan

dan permukiman, pencegahan dan penanggulangan kebakaran;

l. membina dan pelaksanaan tugas bidang tata ruang dan pertanahan, kebersihan, pertamanan dan

permakaman, bangunan, perumahan dan permukiman, pencegahan dan penanggulangan kebakaran;

m. menyelenggarakan komunikasi, koordinasi, konsultasi dan kerjasama di bidang keciptakaryaan dan

ketataruangan;

n. menyusun rencana kebutuhan pegawai, perlengkapan dan anggaran di lingkup dinas berdasarkan data

informasi dan ketentuan yang ada;

o. menyelenggarakan pengadaan, pemeliharaan, perawatan dan penghapusan barang perlengkapan

Dinas;

p. menyelenggarakan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian semua kegiatan Dinas;

q. memberi informasi dan saran pertimbangan kepada Bupati dalam hal kewenangan bidang

keciptakaryaan dan ketataruangan sebagai bahan penetapan kebijakan daerah;

r. menyusun, melaporkan, dan mempertanggungjawabkan tugas Dinas sesuai dengan bidang tugasnya

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;

s. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan dinas, sesuai ketentuan yang

berlaku; dan

t. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat

(1) Sekretariat mempunyai tugas mengelola urusan kesekretariatan yang meliputi administrasi umum,

keuangan, dan program Dinas.

(2) Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi:

(3)

b. pengelolaan urusan administrasi umum meliputi surat-menyurat, kearsipan, kepegawaian,

pengadaan, perlengkapan, kerumahtanggaan, hubungan masyarakat dan keprotokolan Dinas;

c. pengelolaan urusan administrasi keuangan Dinas;

d. pengelolaan penyusunan program Dinas; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(3) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas Sekretaris mempunyai uraian tugas:

a. membantu Kepala Dinas, dalam melaksanakan tugas di bidang kesekretariatan;

b. mengoordinasikan tugas-tugas internal di lingkup Dinas;

c. mengelola penyusunan rencana dan program kerja Sekretariat, sebagai pedoman pelaksanaan

tugas;

d. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para Kepala Subbagian, sesuai

dengan tugas dan fungsinya;

e. membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas, peningkatan produktivitas

dan pengembangan karier bawahan;

f. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;

g. mewakili Kepala Dinas dalam hal Kepala Dinas berhalangan untuk melakukan koordinasi eksternal

yang berkaitan dengan tugas-tugas Dinas;

h. mengelola penyusunan rencana dan program kerja Dinas, sebagai pedoman pelaksanaan tugas

Dinas;

i. mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan administrasi kearsipan, naskah dinas baik yang

masuk maupun keluar;

j. mengoreksi surat-surat atau naskah dinas di lingkup Dinas;

k. mengatur pelaksanaan layanan di bidang kesekretariatan kepada unit organisasi di lingkup Dinas;

l. menyusun dan menelaah peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan Dinas;

m. memantau kegiatan bawahan lingkup kesekretariatan;

n. mengelola pengadaan dan perlengkapan serta rumah tangga yang menjadi kebutuhan Dinas;

o. mengelola hubungan masyarakat dan keprotokolan Dinas;

p. mengelola administrasi dan penatausahaan keuangan Dinas;

q. melaksanakan koordinasi dalam pengusulan/penunjukan kuasa pengguna anggaran, pejabat

pembuat komitmen, pejabat penatausahaan keuangan, pejabat pelaksana teknis kegiatan dan

bendahara;

r. melaksanakan pembinaan, pengarahan, dan pengawasan kepada Bendahara;

s. memantau, mengoordinasikan, dan melaporkan setiap kegiatan dinas kepada Kepala Dinas;

t. mengelola perencanaan dan program Dinas;

u. mengelola dan mengoordinasikan penyusunan rencana anggaran dan pelaksanaan anggaran

(4)

v. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Dinas, yang berkaitan dengan kegiatan

bidang kesekretariatan, dalam rangka pengambilan keputusan/kebijakan;

w. melaporkan kepada Kepala Dinas, setiap selesai melaksanakan tugas/ penugasan;

x. mengelola evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan kesekretariatan, sesuai ketentuan

yang berlaku; dan

y. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

(1) Bidang Tata Ruang dan Pertanahan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang merupakan unsur pelaksana

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang Tata Ruang dan Pertanahan mempunyai tugas mengelola penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan daerah di bidang tata ruang dan pertanahan.

(3) Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Tata Ruang dan Pertanahan mempunyai fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis bidang tata ruang dan pertanahan;

b. penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata ruang dan

pertanahan;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perencanaan pemanfaatan ruang, pengendalian dan

pengawasan ruang serta pertanahan; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya;

(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas, Kepala Bidang Tata Ruang dan Pertanahan,

mempunyai uraian tugas:

a. membantu Kepala Dinas, dalam melaksanakan tugas di bidang tata ruang dan pertanahan;

b. mengelola penyusunan rencana dan program kerja Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, sebagai

pedoman pelaksanaan tugas;

c. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para Kepala Seksi, sesuai

dengan bidang tugasnya;

d. membina dan memotivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas;

e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;

f. mengoreksi konsep Naskah Dinas yang akan ditandatangani pimpinan;

g. menyelengarakan kegiatan tata ruang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan

pengawasan ruang dimana dalam tahap pelaksanaan mencakup kegiatan perencanaan dan

pemanfaatan ruang serta pengendalian ruang;

h. mengelola kegiatan survei tata ruang dan pertanahan;

i. mengelola kompilasi data tata ruang dan pertanahan;

j. mengelola kegiatan analisis data tata ruang dan pertanahan;

(5)

l. mengelola sosialisasi rencana tata ruang dan pertanahan;

m. mengelola/meneliti berkas Izin Mendirikan Bangunan (IMB) rumah tinggal;

n. mengelola naskah produk hukum tentang IMB rumah tinggal;

o. mengelola/mengarsipkan berkas IMB rumah tinggal;

p. mengelola evaluasi pemanfaatan ruang dan pertanahan;

q. mengelola dokumen atas pemanfaatan ruang dan pertanahan;

r. mengelola rekomendasi atas rencana pemanfaatan ruang dan pertanahan;

s. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Dinas, yang berkaitan dengan kegiatan

tata ruang dan pertanahan, dalam rangka pengambilan keputusan/kebijakan;

t. melaporkan kepada Kepala Dinas, setiap selesai melaksanakan tugas/ penugasan;

u. mengoordinasikan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran lingkup Bidang Tata Ruang dan

Pertanahan;

v. bersama-sama dengan Sekretaris melaksanakan asistensi/pembahasan rencana anggaran Bidang

Tata Ruang dan Pertanahan dengan satuan kerja terkait /Tim/Panitia Anggaran;

w. menyusun dan menelaah peraturan dan perundang-undangan di bidang tata ruang dan pertanahan;

x. mengelola evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan Bidang Tata Ruang dan Pertanahan,

sesuai ketentuan yang berlaku; dan

y. pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Permakaman

(1) Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Permakaman dipimpin oleh seorang Kepala Bidang merupakan

unsur pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Permakaman mempunyai tugas mengelola penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kebersihan, pertamanan dan permakaman.

(3) Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Permakaman mempunyai

fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis bidang kebersihan, pertamanan dan permakaman;

b. penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebersihan,

pertamanan dan permakaman;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kebersihan, pertamanan dan permakaman; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas, Kepala Bidang Kebersihan, Pertamanan dan

Permakaman, mempunyai uraian tugas:

a. membantu Kepala Dinas, dalam melaksanakaan tugas di bidang kebersihan, pertamanan dan

permakaman;

(6)

Permakaman, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

c. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para Kepala Seksi, sesuai

dengan bidang tugasnya;

d. membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas;

e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;

f. mengelola bimbingan dan petunjuk teknis dalam pelaksanaan penyebarluasan informasi tentang

penanggulangan kebersihan, penataan taman, permakaman dan penyedotan kakus melalui

penyuluhan langsung, pamflet, brosur, siaran radio dan lain sebagainya;

g. mengelola bimbingan dan petunjuk terhadap pelaksanaan kegiatan kebersihan, pertamanan dan

permakaman pada sekolah-sekolah, kantor-kantor, pemukiman dan lain sebagainya;

h. mengelola bimbingan teknis terhadap kemampuan petugas di bidang peningkatan retribusi

pelayanan persampahan, pemeliharaan kebersihan, taman dan pengelolaan permakaman;

i. mengelola bimbingan dan petunjuk terhadap pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam

kegiatan pengumpulan, pemusnahan sampah, pemeliharaan taman dan permakaman;

j. mengelola bimbingan teknis dalam upaya pengangkutan sampah dari tempat pembuangan sampah

sementara (TPS) ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA);

k. menyerahkan kegiatan pendataan potensi retribusi pelayanan persampahan, disamping

pengamanan potensi yang sudah ada dan pendataan pertamanan dan permakaman;

l. mengelola kerjasama penanganan persampahan dan pungutan retribusi pelayanan persampahan

kebersihan (RPKP) dengan Pemerintah Kota Cirebon;

m. mengawasi dan mengevaluasi hasil penerimaan retribusi pelayanan persampahan dan penyedotan

kakus;

n. mengarahkan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendukung operasional kebersihan,

pertamanan dan permakaman;

o. mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa guna penyajian laporan serta evaluasi pelaksanaan

kegiatan kebersihan, pertamanan dan permakaman;

p. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Dinas, yang berkaitan dengan kegiatan

kebersihan,pertamanan dan permakaman, dalam rangka pengambilan keputusan/ kebijakan;

q. melaporkan kepada Kepala Dinas, setiap selesai melaksanakan tugas/ penugasan;

r. mengoordinasikan penyusunan rencana anggaran dan pelaksanaan anggaran lingkup Bidang

Kebersihan, Pertamanan dan Permakaman;

s. bersama dengan Sekretaris melaksanakan asistensi/pembahasan rencana anggaran Bidang

Kebersihan, Pertamanan dan Permakaman dengan satuan kerja terkait/Tim /Panitia Anggaran; dan

t. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(7)

(1) Bidang Bangunan, Perumahan dan Permukiman dipimpin oleh seorang Kepala Bidang merupakan

unsur pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang Bangunan, Perumahan dan Permukiman mempunyai tugas mengelola penyusunan dan

pelaksanaan Kebijakan Daerah di bidang bangunan, perumahan dan permukiman.

(3) Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas, Bidang Bangunan, Perumahan dan Permukiman

mempunyai fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis bidang bangunan, perumahan dan permukiman;

b. penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang bangunan,

perumahan dan permukiman;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang bangunan gedung, perumahan dan permukiman; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya;

(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Kepala Bidang Bangunan, Perumahan dan Permukiman,

mempunyai uraian tugas:

a. membantu Kepala Dinas, dalam melaksanakaan tugas di bidang bangunan, perumahan dan

permukiman;

b. mengelola penyusunan rencana dan program kerja Bidang Bangunan, Perumahan dan Permukiman,

sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

c. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para Kepala Seksi, sesuai

dengan bidang tugasnya;

d. membina dan memotivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas;

e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;

f. mengelola pengumpulan dan pengolahan data serta menyusun dan penyajian laporan

pembangunan bangunan, perumahan dan permukiman;

g. mengelola kegiatan bangunan gedung dan bangunan pelayanan umum;

h. mengelola kegiatan prasarana dan sarana fasilitas lingkungan perumahan, air limbah permukiman

dan drainase pemukiman;

i. mengelola kegiatan prasarana dan sarana air limbah permukiman;

j. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Dinas, yang berkaitan dengan

pembangunan gedung dan permukiman, dalam rangka pengambilan keputusan/ kebijakan;

k. melaporkan kepada Kepala Dinas, setiap selesai melaksanakan tugas/ penugasan;

l. mengoordinasikan penyusunan rencana anggaran dan pelaksanaan anggaran Bidang Bangunan,

Perumahan dan Permukiman;

m. bersama dengan Sekretaris melaksanakan asistensi/pembahasan rencana anggaran Bidang

Bangunan, Perumahan dan Permukiman dengan Satuan Kerja terkait/Tim Panitia Anggaran;

n. mengelola evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/ kegiatan Bidang Bangunan, Perumahan dan

(8)

o. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai dengan bidang

tugasnya.

Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

(1) Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran dipimpin oleh seorang Kepala Bidang merupakan

unsur pelaksana, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran mempunyai tugas mengelola penyusunan

pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

(3) Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran mempunyai

fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran;

b. penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pencegahan

dan penanggulangan kebakaran;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas, Kepala Bidang Pencegahan dan

Penanggulangan Kebakaran, mempunyai uraian tugas:

a. membantu Kepala Dinas, dalam melaksanakaan tugas di Bidang Pencegahan dan

Penanggulangan Kebakaran;

b. mengelola penyusunan rencana dan program kerja Bidang Pencegahan dan Penanggulangan

Kebakaran, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

c. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para Kepala Seksi, sesuai

dengan bidang tugasnya;

d. membina dan memotivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas;

e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;

f. mengelola pelaksanaan tugas pemadam kebakaran;

g. membuat rencana operasional penanggulangan kebakaran;

h. membuat rencana pembagian wilayah kerja untuk pelaksanaan tugas dalam rangka pelayanan

terhadap masyarakat;

i. memberikan petunjuk pelaksanaan dalam penanggulangan kebakaran;

j. mengendalikan seluruh kegiatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran;

k. merencanakan kegiatan penyuluhan di wilayah pos jaga masing-masing dan koordinasi dengan

Camat, Polsek dan Koramil;

l. memberikan bantuan pelatihan kepada para penjaga yang ada di wilayah kerja Kabupaten

Cirebon;

(9)

n. memeriksa sarana dan prasarana pemadam kebakaran;

o. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Dinas, yang berkaitan dengan

kegiatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran keciptakaryaan, dalam rangka pengambilan

keputusan/kebijakan;

p. melaporkan kepada Kepala Dinas, setiap selesai melaksanakan tugas/penugasan;

q. mengoordinasikan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Bidang Pencegahan dan

Penanggulangan Kebakaran;

r. bersama dengan Kepala Bagian Tata Usaha melaksanakan asistensi/pembahasan rencana

anggaran Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran dengan satuan kerja

terkait/Tim/Panitia Anggaran;

s. mengelola evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan Bidang Pencegahan dan

Penanggulangan Kebakaran, sesuai ketentuan yang berlaku; dan

t. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai bidang tugasnya.

Berdasarkan Peraturan Bupati Cirebon Nomor 63 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan

Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri atas :

a.

Kepala Badan;

b.

Sekretariat, membawahi :

1) Subbagian Umum;

2) Subbagian Keuangan;

3) Subbagian Program.

c.

Bidang Ekonomi, membawahi :

1) Subbidang Jasa dan Pariwisata;

2) Subbidang Agri Bisnis.

d.

Bidang Sosial dan Budaya, membawahi :

1) Subbidang Kesehatan dan Kesejahteraan sosial;

2) Subbidang Pemerintahan, Agama, Pendidikan dan Kebudayaan.

e.

Bidang Fisik dan Prasarana, membawahi :

1) Subbidang Infrastruktur;

2) Subbidang Tata Ruang, Permukiman, Perumahan dan Lingkungan Hidup;

f.

Bidang Statistik, Penelitian dan Pengembangan, membawahi:

1) Subbidang Statistik, Evaluasi dan Pelaporan;

2) Subbidang Penelitian dan Pengembangan.

(10)

Bidang Fisik dan Prasarana Pasal 13

(1) Bidang Fisik dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Bidang merupakan unsur pelaksana yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

(2) Bidang Fisik dan Prasarana mempunyai tugas mengelola penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

daera di bidang perencanaan pembangunan fisik dan prasarana daerah.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Fisik dan Prasarana

mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan fisik dan prasarana;

b. pengelolaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perencanaan pembangunan

fisik dan prasarana;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perencanaan pembangunan infrastruktur, tata ruang,

perumahan, permukiman dan lingkungan hidup; dan

d. pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Badan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3),

Kepala Bidang Fisik dan Prasarana mempunyai rincian tugas :

a. membantu Kepala Badan, dalam pelaksanaan tugas di bidang perencanaan fisik dan prasarana

daerah;

b. mengelola penyusunan rencana dan program kerja Bidang Fisik dan Prasarana, sebagai pedoman

pelaksanaan tugas bidang;

c. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para Kepala Subbidang,

sesuai bidang tugasnya;

d. membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas, peningkatan produktivitas

dan pengembangan karier bawahan;

e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;

f. mengelola pengumpulan dan penyajian data untuk kepentingan perencanaan pembangunan fisik

dan prasarana;

g. mengoordinasikan dengan satuan kerja terkait dalam rangka penyusunan kegiatan perencanaan

pembangunan makro jangka pendek, menengah dan panjang bidang fisik dan prasarana daerah;

h. mengoordinasikan kegiatan perencanaan bidang fisik dan prasarana daerah yang meliputi

lingkungan hidup, pertambangan, pekerjaan umum, keciptakaryaan dan perhubungan;

i. mengelola kegiatan analisis terhadap usulan kegiatan dari Satuan kerja terkait, dan disesuaikan

dengan arah kebijakan umum pembangunan daerah;

j. mengelola penetapan pagu anggaran, sesuai dengan kebutuhan kegiatan dan kemampuan

(11)

k. memberikan arahan dan mengoordinasikan rencana pembangunan di bidang fisik dan prasarana

yang diajukan oleh Satuan Kerja terkait dan pihak lain;

l. mengikuti persiapan dan perkembangan pelaksanaan rencana di daerah untuk penyempurnaan

perencanaan pembangunan lebih lanjut;

m. mengelola inventarisasi permasalahan di bidang fisik dan prasarana serta merumuskan

langkah-langkah kebijakan saran pemecahannya;

n. mengoreksi dan menyempurnakan konsep-konsep perencanaan termasuk naskah dinas di bidang

perencanaan pembangunan fisik dan prasarana daerah;

o. mengelola pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pencapaian program pembangunan

bidang fisik dan prasarana;

p. mengelola fasilitasi kegiatan fungsional perencana di bidang fisik dan prasarana;

q. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Badan, yang berkaitan dengan bidang

perencanaan pembangunan fisik dan prasarana daerah, dalam rangka pengambilan keputusan /

kebijakan;

r. menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran dan pelaksanaan anggaran Bidang Fisik dan

Prasarana;

s. bersama-sama dengan Sekretaris melaksanakan asistensi/ pembahasan rencana anggaran dan

pelaksanaan anggaran Bidang Fisik dan Prasarana dengan Satuan Kerja terkait/Tim/Panitia

Anggaran;

t. melaporkan kepada Kepala Badan, setiap selesai melaksanakan tugas / penugasan;

u. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas / kegiatan Bidang Fisik dan Prasarana,

sesuai ketentuan yang berlaku; dan

v. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Subbidang Infrastruktur Pasal 14

(1) Subbidang Infrastruktur dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang adalah unsur pelaksana yang

langsung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Fisik dan Prasarana.

(2) Subbidang Infrastruktur mempunyai tugas melaksanakan urusan perencanaan pembangunan

insfrastuktur.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbidang Infrastruktur mempunyai

fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan insfrastuktur;

b. pengelolaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perencanaan pembangunan

insfrastuktur;

(12)

d. pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh Bidang Sosial Budaya, sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3),

Kepala Subbidang Infrastruktur mempunyai uraian tugas :

a. membantu Kepala Bidang Fisik dan Prasarana, dalam pelaksanaan tugas perencanaan

pembangunan daerah di lingkup infrastruktur;

b. menyiapkan rencana dan program kerja Subbidang Infrastruktur, sebagai pedoman pelaksanaan

tugas;

c. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;

d. membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas, peningkatan produktivitas

dan pengembangan karier bawahan;

e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;

f. melaksanakan pengumpulan dan penyajian data untuk kepentingan perencanaan pembangunan

daerah bidang infrastruktur;

g. melaksanakan koordinasi dengan satuan kerja terkait dalam rangka mengkonfirmasikan kegiatan

perencanaan pembangunan makro jangka pendek, menengah dan panjang bidang infrastruktur;

h. melaksanakan koordinasi kegiatan perencanaan pembangunan daerah bidang infrastruktur;

i. melaksanakan kegiatan analisa terhadap usulan kegiatan dari Satuan kerja terkait, dan

disesuaikan dengan arah kebijakan umum pembangunan daerah bidang infrastruktur;

j. melaksanakan penetapan pagu pembiayaan, sesuai dengan kebutuhan kegiatan dan kemampuan

pembiayaan daerah;

k. memberikan petunjuk dan mengkoordinasikan rencana pembangunan di bidang infrastruktur, yang

diajukan oleh Satuan Kerja terkait dan pihak lain;

l. mengikuti persiapan dan perkembangan pelaksanaan rencana di daerah untuk penyempurnaan

perencanaan lebih lanjut;

m. melaksanakan inventarisasi permasalahan di bidang infrastruktur serta merumuskan

langkah-langkah kebijakan saran pemecahannya;

n. menyiapkan dan menyajikan konsep-konsep perencanaan termasuk naskah dinas di bidang

perencanaan infrastruktur daerah;

o. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pencapaian program

pembangunan bidang infrastruktur;

p. melaksanakan fasilitasi kegiatan fungsional perencana di bidang infrastruktur;

q. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Bidang Fisik dan Prasarana, yang

berkaitan dengan kegiatan perencanaan pembangunan daerah bidang infrastruktur, dalam rangka

pengambilan keputusan / kebijakan;

(13)

s. bersama-sama dengan Sekretaris melaksanakan asistensi/ pembahasan rencana anggaran dan

pelaksanaan anggaran Subbidang Insfrastuktur dengan Satuan Kerja terkait/Tim/Panitia

Anggaran;

t. melaporkan kepada Kepala Bidang Fisik dan Prasarana, setiap selesai melaksanakan tugas /

penugasan;

u. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas / kegiatan Sub Bidang Infrastruktur,

sesuai ketentuan yang berlaku; dan

v. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Fisik dan Prasarana,

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Berdasarkan Peraturan Bupati Cirebon Nomor 55 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan

Tata Kerja Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan

Susunan Organisasi Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan terdiri atas :

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat, membawahi :

1) Subbagian Umum;

2) Subbagian Keuangan;

3) Subbagian Program.

c. Bidang Bina Teknik, membawahi :

1) Seksi Pengolahan Data Teknik;

2) Seksi Perencanaan Teknik.

d. Bidang Sumber Daya Air, membawahi :

1) Seksi Rehabilitasi dan Peningkatan Sumber Air;

2) Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air;

3) Seksi Rehabilitasi dan Pemeliharaan Muara dan Pantai.

e. Bidang Irigasi, membawahi :

1) Seksi Rehabilitasi dan Peningkatan Irigasi;

2) Seksi Operasi dan Pemeliharaan Irigasi;

3) Seksi Bina Manfaat.

f. Bidang Pertambangan dan Energi, membawahi :

1) Seksi Pengelolaan Pertambangan dan Energi;

2) Seksi Pembinaan dan Pengawasan Pertambangan dan Energi.

g. Unit Pelaksana Teknis.

(14)

Bidang Sumber Daya Air Pasal 10

(1) Bidang Sumber Daya Air dipimpin oleh seorang Kepala Bidang adalah unsur pelaksana yang berada di

bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang Sumber Daya Air mempunyai tugas mengelola urusan pemerintahan daerah di bidang sumber

daya air.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Sumberdaya Air mempunyai

fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis sumber daya air;

b. pengelolaan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang sumber daya air;

c. pengelolaan pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang rehabilitasi, pembangunan dan

peningkatan sumber air, operasi dan pemeliharaan sumber air, rehabilitasi dan pemeliharaan

muara dan pantai; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3),

Kepala Bidang Sumber Daya Air mempunyai uraian tugas :

a. membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas di bidang sumber daya air, muara dan pantai;

b. mengelola penyusunan program kerja Bidang Sumber Daya Air, sebagai pedoman pelaksanaan

tugas;

c. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas pada para Kepala Seksi;

d. membina dan memotivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas;

e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;

f. memberikan bimbingan dan petunjuk teknis terhadap pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber

daya air, muara dan pantai;

g. memberikan bimbingan dan petunjuk teknis terhadap kegiatan pengaturan dan pembinaan

pelaksanaan pengelolaan sumber daya air, muara dan pantai;

h. memberi bimbingan dan petunjuk teknis terhadap kegiatan pengawasan dan pengendalian

pelaksanaan pengelolaan sumber daya air, muara dan pantai;

i. memberikan saran teknik pelaksanaan pembangunan, peningkatan rehabilitasi dan pemeliharaan

prasarana muara dan pantai yang dilaksanakan oleh instansi lainnya;

j. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Dinas, yang berkaitan dengan Bidang

Sumber Daya Air, muara dan pantai dalam rangka pengambilan keputusan dan kebijakan Dinas;

k. melaporkan kepada Kepala Dinas, setiap selesai melaksanakan tugas/ penugasan;

l. mengelola penyusunan rencana anggaran dan pelaksanaan anggaran lingkup Bidang Sumber

(15)

m. bersama dengan Sekretaris melaksanakan asistensi/pembahasan rencana anggaran Bidang

Sumber Daya Air dengan satuan kerja terkait/Tim/Panitia Anggaran;

n. melakukan evaluasi pelaksanaan tugas / kegiatan Bidang Sumber Daya Air, muara dan pantai

sesuai ketentuan yang berlaku; dan

o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua

Seksi Rehabilitasi dan Peningkatan Sumber Air Pasal 11

(1) Seksi Rehabilitasi dan Peningkatan Sumber Air dipimpin oleh seorang kepala seksi adalah unsur

pelaksana yang langsung berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Sumber Daya

Air.

(2) Seksi Rehabilitasi dan Peningkatan Sumber Air mempunyai tugas melaksanakan urusan rehabilitasi dan

peningkatan sumber air.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Seksi Rehabilitasi dan Peningkatan

Sumber Air mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang rehabilitasi dan peningkatan sumber air;

b. pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang rehabilitasi dan peningkatan

sumber air;

c. pelaksanaan dan pembinaan tugas bidang rehabilitasi dan peningkatan sumber air; dan

d. pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang Sumber Daya Air, sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3),

Kepala Seksi Rehabilitasi dan Peningkatan Sumber Air mempunyai uraian tugas :

a. membantu Kepala Bidang Sumber Daya Air, dalam melaksanakan tugas bidang pembangunan,

rehabilitasi dan peningkatan sumber air;

b. menyusun program kerja seksi rehabilitasi dan peningkatan sumber air, sebagai pedoman

pelaksanaan tugas;

c. mendristribusikan dan memberi petunjuk pelaksana tugas kepada bawahan;

d. membina dan memotivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas;

e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;

f. melaksanakan perencanaan ulang kegiatan pembangunan, rehabilitasi dan peningkatan sumber

air bersama Bidang Bina Teknis;

g. melaksanakan pengumpulan data pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi sumber air;

(16)

i. melaksanakan pengawasan kegiatan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi prasarana

sumber air;

j. melaksanakan penanggulangan permanen kerusakan prasarana sumber daya air akibat bencana

alam;

k. melaksanakan pengawasan kegiatan rehabilitasi kerusakan prasarana sumber air akibat bencana

alam ;

l. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Bidang Sumber Air yang berkaitan

dengan kegiatan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi sumber air, dalam rangka

pengambilan keputusan / kebijakan;

m. melaporkan kepada Kepala Bidang Sumber Daya Air, setiap selesai melaksanakan tugas /

penugasan;

n. menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Seksi Rehabilitasi dan

Peningkatan Sumber Air;

o. bersama dengan Kepala Subbagian Program melaksanakan asistensi/ pembahasan rencana

anggaran Seksi Rehabilitasi dan Peningkatan Sumber Air dengan satuan kerja terkait / Panitia

Anggaran;

p. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan Seksi Rehabilitasi dan

Peningkatan Sumber Air, sesuai ketentuan yang berlaku; dan

q. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Sumber Daya Air, sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Bagian Ketiga

Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air Pasal 12

(1) Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air dipimpin oleh seorang Kepala Seksi adalah unsur

pelaksana yang langsung berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Sumber Daya

Air.

(2) Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air mempunyai tugas melaksanakan urusan operasi dan

pemeliharaan sumber air.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Operasi dan Pemeliharaan

Sumber Air mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang operasi dan pemeliharaan sumber air;

b. pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang operasi dan pemeliharaan

sumber air;

(17)

d. pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang Sumber Daya Air, sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3),

Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air mempunyai uraian tugas :

a. membantu Kepala Bidang Sumber Daya Air dalam melaksanakan tugas bidang operasi dan

Pemeliharaan Sumber Air;

b. menyusun program kerja seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air sebagai pedoman

pelaksana tugas;

c. mendristribusikan dan memberi petunjuk pelaksana tugas kepada bawahan;

d. memberi motivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas

e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;

f. melaksanakan inventarisasi dan identifikasi sumber air yang tidak sesuai dengan peruntukannya;

g. melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perencanaan ulang kegiatan Operasi dan Pemeliharaan

Sumber Air;

h. melaksanakan pengumpulan data Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air;

i. melaksanakan peningkatan ketersediaan air untuk penanggulangan kekurangan air;

j. melaksanakan kegiatan ketersediaan dan alokasi air;

k. melaksanakan pemeliharaan prasarana sumber daya air;

l. melaksanakan pengendalian Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air;

m. melaksanakan penanggulangan darurat kerusakan prasarana sumber daya air akibat bencana

alam;

n. menyusun perencanaan teknik pemeliharaan prasarana sumber daya air;

o. melaksanakan penyusunan rencana anggaran kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana

sumber air;

p. melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber air;

q. melaksanakan pengawasan kegiatan operasi dan pemeliharaan serta penanggulangan darurat

kerusakan prasarana sumber air akibat bencana alam;

r. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Bidang Sumber Daya Air yang

berkaitan dengan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air, dalam rangka pengambilan

keputusan / kebijakan;

s. melaporkan kepada Kepala Bidang Sumber Daya Air, setiap selesai melaksanakan tugas /

penugasan;

t. menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Seksi Operasi dan

(18)

u. bersama dengan Kepala Subbagian Program melaksanakan asistensi/ pembahasan rencana

anggaran Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air dengan satuan kerja terkait / Panitia

Anggaran;

v. melaksanakan evaluasi pelaksanaan tugas / kegiatan seksi Opertasi dan Pemeliharaan Sumber

Air, sesuai ketentuan yang berlaku; dan

w. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Sumber Daya Air, sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

6.2 Kerangka Regulasi

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan

kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan untuk mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat, peningkatan pelayanan umum, pemberdayaan dan peran

serta masyarakat serta meningkatkan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam

melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui

Peraturan Daerah.Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah

adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi

perangkat daerah baik untuk mengakomodasikan urusan pemerintahan wajib dan urusan

pemerintahan pilihan paling sedikit mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan

daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, beban kerja, luas wilayah

kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan

urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan

akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

Dari argumen tersebut dibentuk tipologi dinas atau badan daerah sesuai dengan besarannya agar

terbentuk perangkat daerah yang efektif dan efisien.

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi

urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap

pemerintah kabupaten/kota.PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada

Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat

dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

(19)

dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”. Dari

pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi

urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu

perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupaten/kota.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan

Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas.

Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3

sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

Gambar 6.1

Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan

akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan,

peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya. Untuk mendukung penataan kelembagaan,

secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan

instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan

e-government di berbagai instansi.Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan

instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam

memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang

lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

(20)

mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang

Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah.

Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai

tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan

pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta

prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi

pemerintah daerah.

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun

2005.Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan,

ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good governance,

maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri

dari sembilan program, yaitu :

a. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan

strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam

rangka reformasi birokrasi;

b. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan

perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

c. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja,

serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik,

kepagawaian dan diklat;

d. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta

pembangunan dan pengembangan e-government;

e. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai,

analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu

berdasarkan kompetensi;

f. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan

Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

g. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,

pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama

(IKU);

h. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja

masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

i. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat pada gambar 10.2 berikut

(21)

Gambar 6.2

Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses

pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan

lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan

pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,

pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif

gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.

Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG

dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan

kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam

pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi

tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen

(22)

kelembagaan yang menangani bidang ke-PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang

dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur

bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan

Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU.Koordinasi

dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan

oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun

kabupaten/kota.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat

daerah.Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah

(Perda).Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Kabupaten ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan

pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan,

yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk

di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana

jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung

kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam

perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar

kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan

pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi

penyediaan pelayanan perkotaan.

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah

untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang

pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan

adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya

(23)

Matriks Kebutuhan Regulasi

NO

ARAH REGULASI

DAN/ATAU

KEBUTUHAN

REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN

BERDASARKAN EVALUASI

REGULASI EKSISTING,

KAJIAN DAN PENELITIAN

SUBSTANSI

ARAHAN

REGULASI

UNIT

PENANGGUNG

JAWAB

UNIT TERKAIT/

INSTITUSI

TARGET

PENYELESAIAN

Gambar

Gambar 6.1  Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota
Gambar 6.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh biaya promosi yang terdiri dari biaya periklanan, biaya penjualan pribadi, biaya promosi penjualan, biaya

Porang berbeda varian memiliki keragaman dalam karakter kualitatif dan kuantitaif berupa warna tangkai daun, bentuk corak daun, tekstur tangkai, lebar tajuk,

Yang dimaksud dengan asas adalah “transparansi” adalah bahwa penyelenggaraan Pelayanan kesehatan dilakukan secara terbuka, baik berkaitan dengan lingkup Pelayanan,

Persepsi etis dalam penelitian ini didefinisikan sebagai sikap atau pandangan yang diberikan oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam merespon maupun

Arduino didefinisikan sebagai sebuah platform elektronik yang open source, berbasis pada software dan hardware yang fleksibel dan mudah digunakan, yang ditujukan untuk

“ BagaimanaTingkat pengetahuan masyarakat Surabaya mengenai Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan melalui Iklan Layanan Masyarakat

Kohesi adalah gaya tarik menarik antarpartikel zat sejenis. Adhesi adalah gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis. Cembung dan cekungnya permukaan zat cair di dalam

4.2 Kompensasi Finansial Langsung yang Paling mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan Distro dan Butik Termurah Palembang