BAB VI
KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN CIREBON
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan
kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapat
dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3
komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk
melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang
menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai
operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga,
penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.
6.1 Kerangka Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Bupati Cirebon Nomor 56 Tahun Tahun 2008 tentang Rincian Tugas,
Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang antara lain disebutkan bahwa Dinas dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah. Dinas mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah di bidang keciptakaryaan
dan ketataruangan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cirebon
mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang keciptakaryaan dan ketataruangan;
b. penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang keciptakaryaan dan
ketataruangan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang tata ruang dan pertanahan, kebersihan, pertamanan dan
permakaman, bangunan, perumahan dan permukiman, pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
d. penyelenggaraan ketatausahaan Dinas;
e. penyelenggaraan pembinaan teknis dan administrasi terhadap UPT Dinas; dan
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut Kepala Dinas mempunyai uraian tugas:
a. membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di bidang keciptakaryaan dan ketataruangan meliputi
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan perumusan kebijakan teknis;
b. memimpin, mengoordinasikan, membina, dan mengendalikan seluruh kegiatan Dinas di bidang
keciptakaryaan dan ketataruangan;
d. merumuskan, menyusun rencana dan program kerja Dinas sebagai pedoman kerja sesuai kebijakan
Pemerintah Daerah;
e. membagi tugas kepada Sekretaris dan para Kepala Bidang, untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Dinas;
f. memberi petunjuk kepada Sekretaris dan para Kepala Bidang, untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Dinas;
g. memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;
h. mengendalikan dan membina UPT Dinas;
i. menyelenggarakan pembinaan administrasi ketatausahaan yang meliputi urusan umum, kepegawaian,
keuangan dan program;
j. mengelola perumusan kebijakan teknis di bidang keciptakaryaan dan ketataruangan;
k. mengelola urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kecip-takaryaan dan ketataruangan yang
meliputi tata ruang dan pertanahan, kebersihan, pertamanan dan permakaman, bangunan, perumahan
dan permukiman, pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
l. membina dan pelaksanaan tugas bidang tata ruang dan pertanahan, kebersihan, pertamanan dan
permakaman, bangunan, perumahan dan permukiman, pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
m. menyelenggarakan komunikasi, koordinasi, konsultasi dan kerjasama di bidang keciptakaryaan dan
ketataruangan;
n. menyusun rencana kebutuhan pegawai, perlengkapan dan anggaran di lingkup dinas berdasarkan data
informasi dan ketentuan yang ada;
o. menyelenggarakan pengadaan, pemeliharaan, perawatan dan penghapusan barang perlengkapan
Dinas;
p. menyelenggarakan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian semua kegiatan Dinas;
q. memberi informasi dan saran pertimbangan kepada Bupati dalam hal kewenangan bidang
keciptakaryaan dan ketataruangan sebagai bahan penetapan kebijakan daerah;
r. menyusun, melaporkan, dan mempertanggungjawabkan tugas Dinas sesuai dengan bidang tugasnya
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;
s. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan dinas, sesuai ketentuan yang
berlaku; dan
t. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat
(1) Sekretariat mempunyai tugas mengelola urusan kesekretariatan yang meliputi administrasi umum,
keuangan, dan program Dinas.
(2) Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi:
b. pengelolaan urusan administrasi umum meliputi surat-menyurat, kearsipan, kepegawaian,
pengadaan, perlengkapan, kerumahtanggaan, hubungan masyarakat dan keprotokolan Dinas;
c. pengelolaan urusan administrasi keuangan Dinas;
d. pengelolaan penyusunan program Dinas; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(3) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas Sekretaris mempunyai uraian tugas:
a. membantu Kepala Dinas, dalam melaksanakan tugas di bidang kesekretariatan;
b. mengoordinasikan tugas-tugas internal di lingkup Dinas;
c. mengelola penyusunan rencana dan program kerja Sekretariat, sebagai pedoman pelaksanaan
tugas;
d. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para Kepala Subbagian, sesuai
dengan tugas dan fungsinya;
e. membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas, peningkatan produktivitas
dan pengembangan karier bawahan;
f. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;
g. mewakili Kepala Dinas dalam hal Kepala Dinas berhalangan untuk melakukan koordinasi eksternal
yang berkaitan dengan tugas-tugas Dinas;
h. mengelola penyusunan rencana dan program kerja Dinas, sebagai pedoman pelaksanaan tugas
Dinas;
i. mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan administrasi kearsipan, naskah dinas baik yang
masuk maupun keluar;
j. mengoreksi surat-surat atau naskah dinas di lingkup Dinas;
k. mengatur pelaksanaan layanan di bidang kesekretariatan kepada unit organisasi di lingkup Dinas;
l. menyusun dan menelaah peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan Dinas;
m. memantau kegiatan bawahan lingkup kesekretariatan;
n. mengelola pengadaan dan perlengkapan serta rumah tangga yang menjadi kebutuhan Dinas;
o. mengelola hubungan masyarakat dan keprotokolan Dinas;
p. mengelola administrasi dan penatausahaan keuangan Dinas;
q. melaksanakan koordinasi dalam pengusulan/penunjukan kuasa pengguna anggaran, pejabat
pembuat komitmen, pejabat penatausahaan keuangan, pejabat pelaksana teknis kegiatan dan
bendahara;
r. melaksanakan pembinaan, pengarahan, dan pengawasan kepada Bendahara;
s. memantau, mengoordinasikan, dan melaporkan setiap kegiatan dinas kepada Kepala Dinas;
t. mengelola perencanaan dan program Dinas;
u. mengelola dan mengoordinasikan penyusunan rencana anggaran dan pelaksanaan anggaran
v. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Dinas, yang berkaitan dengan kegiatan
bidang kesekretariatan, dalam rangka pengambilan keputusan/kebijakan;
w. melaporkan kepada Kepala Dinas, setiap selesai melaksanakan tugas/ penugasan;
x. mengelola evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan kesekretariatan, sesuai ketentuan
yang berlaku; dan
y. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Tata Ruang dan Pertanahan
(1) Bidang Tata Ruang dan Pertanahan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang merupakan unsur pelaksana
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(2) Bidang Tata Ruang dan Pertanahan mempunyai tugas mengelola penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang tata ruang dan pertanahan.
(3) Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Tata Ruang dan Pertanahan mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis bidang tata ruang dan pertanahan;
b. penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata ruang dan
pertanahan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perencanaan pemanfaatan ruang, pengendalian dan
pengawasan ruang serta pertanahan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya;
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas, Kepala Bidang Tata Ruang dan Pertanahan,
mempunyai uraian tugas:
a. membantu Kepala Dinas, dalam melaksanakan tugas di bidang tata ruang dan pertanahan;
b. mengelola penyusunan rencana dan program kerja Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
c. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para Kepala Seksi, sesuai
dengan bidang tugasnya;
d. membina dan memotivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas;
e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;
f. mengoreksi konsep Naskah Dinas yang akan ditandatangani pimpinan;
g. menyelengarakan kegiatan tata ruang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan
pengawasan ruang dimana dalam tahap pelaksanaan mencakup kegiatan perencanaan dan
pemanfaatan ruang serta pengendalian ruang;
h. mengelola kegiatan survei tata ruang dan pertanahan;
i. mengelola kompilasi data tata ruang dan pertanahan;
j. mengelola kegiatan analisis data tata ruang dan pertanahan;
l. mengelola sosialisasi rencana tata ruang dan pertanahan;
m. mengelola/meneliti berkas Izin Mendirikan Bangunan (IMB) rumah tinggal;
n. mengelola naskah produk hukum tentang IMB rumah tinggal;
o. mengelola/mengarsipkan berkas IMB rumah tinggal;
p. mengelola evaluasi pemanfaatan ruang dan pertanahan;
q. mengelola dokumen atas pemanfaatan ruang dan pertanahan;
r. mengelola rekomendasi atas rencana pemanfaatan ruang dan pertanahan;
s. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Dinas, yang berkaitan dengan kegiatan
tata ruang dan pertanahan, dalam rangka pengambilan keputusan/kebijakan;
t. melaporkan kepada Kepala Dinas, setiap selesai melaksanakan tugas/ penugasan;
u. mengoordinasikan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran lingkup Bidang Tata Ruang dan
Pertanahan;
v. bersama-sama dengan Sekretaris melaksanakan asistensi/pembahasan rencana anggaran Bidang
Tata Ruang dan Pertanahan dengan satuan kerja terkait /Tim/Panitia Anggaran;
w. menyusun dan menelaah peraturan dan perundang-undangan di bidang tata ruang dan pertanahan;
x. mengelola evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan Bidang Tata Ruang dan Pertanahan,
sesuai ketentuan yang berlaku; dan
y. pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Permakaman
(1) Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Permakaman dipimpin oleh seorang Kepala Bidang merupakan
unsur pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(2) Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Permakaman mempunyai tugas mengelola penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kebersihan, pertamanan dan permakaman.
(3) Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Permakaman mempunyai
fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis bidang kebersihan, pertamanan dan permakaman;
b. penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebersihan,
pertamanan dan permakaman;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kebersihan, pertamanan dan permakaman; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas, Kepala Bidang Kebersihan, Pertamanan dan
Permakaman, mempunyai uraian tugas:
a. membantu Kepala Dinas, dalam melaksanakaan tugas di bidang kebersihan, pertamanan dan
permakaman;
Permakaman, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
c. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para Kepala Seksi, sesuai
dengan bidang tugasnya;
d. membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas;
e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;
f. mengelola bimbingan dan petunjuk teknis dalam pelaksanaan penyebarluasan informasi tentang
penanggulangan kebersihan, penataan taman, permakaman dan penyedotan kakus melalui
penyuluhan langsung, pamflet, brosur, siaran radio dan lain sebagainya;
g. mengelola bimbingan dan petunjuk terhadap pelaksanaan kegiatan kebersihan, pertamanan dan
permakaman pada sekolah-sekolah, kantor-kantor, pemukiman dan lain sebagainya;
h. mengelola bimbingan teknis terhadap kemampuan petugas di bidang peningkatan retribusi
pelayanan persampahan, pemeliharaan kebersihan, taman dan pengelolaan permakaman;
i. mengelola bimbingan dan petunjuk terhadap pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam
kegiatan pengumpulan, pemusnahan sampah, pemeliharaan taman dan permakaman;
j. mengelola bimbingan teknis dalam upaya pengangkutan sampah dari tempat pembuangan sampah
sementara (TPS) ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA);
k. menyerahkan kegiatan pendataan potensi retribusi pelayanan persampahan, disamping
pengamanan potensi yang sudah ada dan pendataan pertamanan dan permakaman;
l. mengelola kerjasama penanganan persampahan dan pungutan retribusi pelayanan persampahan
kebersihan (RPKP) dengan Pemerintah Kota Cirebon;
m. mengawasi dan mengevaluasi hasil penerimaan retribusi pelayanan persampahan dan penyedotan
kakus;
n. mengarahkan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendukung operasional kebersihan,
pertamanan dan permakaman;
o. mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa guna penyajian laporan serta evaluasi pelaksanaan
kegiatan kebersihan, pertamanan dan permakaman;
p. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Dinas, yang berkaitan dengan kegiatan
kebersihan,pertamanan dan permakaman, dalam rangka pengambilan keputusan/ kebijakan;
q. melaporkan kepada Kepala Dinas, setiap selesai melaksanakan tugas/ penugasan;
r. mengoordinasikan penyusunan rencana anggaran dan pelaksanaan anggaran lingkup Bidang
Kebersihan, Pertamanan dan Permakaman;
s. bersama dengan Sekretaris melaksanakan asistensi/pembahasan rencana anggaran Bidang
Kebersihan, Pertamanan dan Permakaman dengan satuan kerja terkait/Tim /Panitia Anggaran; dan
t. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(1) Bidang Bangunan, Perumahan dan Permukiman dipimpin oleh seorang Kepala Bidang merupakan
unsur pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(2) Bidang Bangunan, Perumahan dan Permukiman mempunyai tugas mengelola penyusunan dan
pelaksanaan Kebijakan Daerah di bidang bangunan, perumahan dan permukiman.
(3) Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas, Bidang Bangunan, Perumahan dan Permukiman
mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis bidang bangunan, perumahan dan permukiman;
b. penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang bangunan,
perumahan dan permukiman;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang bangunan gedung, perumahan dan permukiman; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya;
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Kepala Bidang Bangunan, Perumahan dan Permukiman,
mempunyai uraian tugas:
a. membantu Kepala Dinas, dalam melaksanakaan tugas di bidang bangunan, perumahan dan
permukiman;
b. mengelola penyusunan rencana dan program kerja Bidang Bangunan, Perumahan dan Permukiman,
sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
c. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para Kepala Seksi, sesuai
dengan bidang tugasnya;
d. membina dan memotivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas;
e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;
f. mengelola pengumpulan dan pengolahan data serta menyusun dan penyajian laporan
pembangunan bangunan, perumahan dan permukiman;
g. mengelola kegiatan bangunan gedung dan bangunan pelayanan umum;
h. mengelola kegiatan prasarana dan sarana fasilitas lingkungan perumahan, air limbah permukiman
dan drainase pemukiman;
i. mengelola kegiatan prasarana dan sarana air limbah permukiman;
j. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Dinas, yang berkaitan dengan
pembangunan gedung dan permukiman, dalam rangka pengambilan keputusan/ kebijakan;
k. melaporkan kepada Kepala Dinas, setiap selesai melaksanakan tugas/ penugasan;
l. mengoordinasikan penyusunan rencana anggaran dan pelaksanaan anggaran Bidang Bangunan,
Perumahan dan Permukiman;
m. bersama dengan Sekretaris melaksanakan asistensi/pembahasan rencana anggaran Bidang
Bangunan, Perumahan dan Permukiman dengan Satuan Kerja terkait/Tim Panitia Anggaran;
n. mengelola evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/ kegiatan Bidang Bangunan, Perumahan dan
o. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai dengan bidang
tugasnya.
Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
(1) Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran dipimpin oleh seorang Kepala Bidang merupakan
unsur pelaksana, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(2) Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran mempunyai tugas mengelola penyusunan
pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
(3) Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran mempunyai
fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
b. penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pencegahan
dan penanggulangan kebakaran;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas, Kepala Bidang Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran, mempunyai uraian tugas:
a. membantu Kepala Dinas, dalam melaksanakaan tugas di Bidang Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran;
b. mengelola penyusunan rencana dan program kerja Bidang Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
c. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para Kepala Seksi, sesuai
dengan bidang tugasnya;
d. membina dan memotivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas;
e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;
f. mengelola pelaksanaan tugas pemadam kebakaran;
g. membuat rencana operasional penanggulangan kebakaran;
h. membuat rencana pembagian wilayah kerja untuk pelaksanaan tugas dalam rangka pelayanan
terhadap masyarakat;
i. memberikan petunjuk pelaksanaan dalam penanggulangan kebakaran;
j. mengendalikan seluruh kegiatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
k. merencanakan kegiatan penyuluhan di wilayah pos jaga masing-masing dan koordinasi dengan
Camat, Polsek dan Koramil;
l. memberikan bantuan pelatihan kepada para penjaga yang ada di wilayah kerja Kabupaten
Cirebon;
n. memeriksa sarana dan prasarana pemadam kebakaran;
o. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Dinas, yang berkaitan dengan
kegiatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran keciptakaryaan, dalam rangka pengambilan
keputusan/kebijakan;
p. melaporkan kepada Kepala Dinas, setiap selesai melaksanakan tugas/penugasan;
q. mengoordinasikan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Bidang Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran;
r. bersama dengan Kepala Bagian Tata Usaha melaksanakan asistensi/pembahasan rencana
anggaran Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran dengan satuan kerja
terkait/Tim/Panitia Anggaran;
s. mengelola evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan Bidang Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran, sesuai ketentuan yang berlaku; dan
t. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai bidang tugasnya.
Berdasarkan Peraturan Bupati Cirebon Nomor 63 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan
Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri atas :
a.
Kepala Badan;b.
Sekretariat, membawahi :1) Subbagian Umum;
2) Subbagian Keuangan;
3) Subbagian Program.
c.
Bidang Ekonomi, membawahi :1) Subbidang Jasa dan Pariwisata;
2) Subbidang Agri Bisnis.
d.
Bidang Sosial dan Budaya, membawahi :1) Subbidang Kesehatan dan Kesejahteraan sosial;
2) Subbidang Pemerintahan, Agama, Pendidikan dan Kebudayaan.
e.
Bidang Fisik dan Prasarana, membawahi :1) Subbidang Infrastruktur;
2) Subbidang Tata Ruang, Permukiman, Perumahan dan Lingkungan Hidup;
f.
Bidang Statistik, Penelitian dan Pengembangan, membawahi:1) Subbidang Statistik, Evaluasi dan Pelaporan;
2) Subbidang Penelitian dan Pengembangan.
Bidang Fisik dan Prasarana Pasal 13
(1) Bidang Fisik dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Bidang merupakan unsur pelaksana yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
(2) Bidang Fisik dan Prasarana mempunyai tugas mengelola penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daera di bidang perencanaan pembangunan fisik dan prasarana daerah.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Fisik dan Prasarana
mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan fisik dan prasarana;
b. pengelolaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perencanaan pembangunan
fisik dan prasarana;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perencanaan pembangunan infrastruktur, tata ruang,
perumahan, permukiman dan lingkungan hidup; dan
d. pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Badan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3),
Kepala Bidang Fisik dan Prasarana mempunyai rincian tugas :
a. membantu Kepala Badan, dalam pelaksanaan tugas di bidang perencanaan fisik dan prasarana
daerah;
b. mengelola penyusunan rencana dan program kerja Bidang Fisik dan Prasarana, sebagai pedoman
pelaksanaan tugas bidang;
c. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada para Kepala Subbidang,
sesuai bidang tugasnya;
d. membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas, peningkatan produktivitas
dan pengembangan karier bawahan;
e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;
f. mengelola pengumpulan dan penyajian data untuk kepentingan perencanaan pembangunan fisik
dan prasarana;
g. mengoordinasikan dengan satuan kerja terkait dalam rangka penyusunan kegiatan perencanaan
pembangunan makro jangka pendek, menengah dan panjang bidang fisik dan prasarana daerah;
h. mengoordinasikan kegiatan perencanaan bidang fisik dan prasarana daerah yang meliputi
lingkungan hidup, pertambangan, pekerjaan umum, keciptakaryaan dan perhubungan;
i. mengelola kegiatan analisis terhadap usulan kegiatan dari Satuan kerja terkait, dan disesuaikan
dengan arah kebijakan umum pembangunan daerah;
j. mengelola penetapan pagu anggaran, sesuai dengan kebutuhan kegiatan dan kemampuan
k. memberikan arahan dan mengoordinasikan rencana pembangunan di bidang fisik dan prasarana
yang diajukan oleh Satuan Kerja terkait dan pihak lain;
l. mengikuti persiapan dan perkembangan pelaksanaan rencana di daerah untuk penyempurnaan
perencanaan pembangunan lebih lanjut;
m. mengelola inventarisasi permasalahan di bidang fisik dan prasarana serta merumuskan
langkah-langkah kebijakan saran pemecahannya;
n. mengoreksi dan menyempurnakan konsep-konsep perencanaan termasuk naskah dinas di bidang
perencanaan pembangunan fisik dan prasarana daerah;
o. mengelola pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pencapaian program pembangunan
bidang fisik dan prasarana;
p. mengelola fasilitasi kegiatan fungsional perencana di bidang fisik dan prasarana;
q. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Badan, yang berkaitan dengan bidang
perencanaan pembangunan fisik dan prasarana daerah, dalam rangka pengambilan keputusan /
kebijakan;
r. menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran dan pelaksanaan anggaran Bidang Fisik dan
Prasarana;
s. bersama-sama dengan Sekretaris melaksanakan asistensi/ pembahasan rencana anggaran dan
pelaksanaan anggaran Bidang Fisik dan Prasarana dengan Satuan Kerja terkait/Tim/Panitia
Anggaran;
t. melaporkan kepada Kepala Badan, setiap selesai melaksanakan tugas / penugasan;
u. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas / kegiatan Bidang Fisik dan Prasarana,
sesuai ketentuan yang berlaku; dan
v. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Subbidang Infrastruktur Pasal 14
(1) Subbidang Infrastruktur dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang adalah unsur pelaksana yang
langsung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Fisik dan Prasarana.
(2) Subbidang Infrastruktur mempunyai tugas melaksanakan urusan perencanaan pembangunan
insfrastuktur.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbidang Infrastruktur mempunyai
fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan insfrastuktur;
b. pengelolaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perencanaan pembangunan
insfrastuktur;
d. pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh Bidang Sosial Budaya, sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3),
Kepala Subbidang Infrastruktur mempunyai uraian tugas :
a. membantu Kepala Bidang Fisik dan Prasarana, dalam pelaksanaan tugas perencanaan
pembangunan daerah di lingkup infrastruktur;
b. menyiapkan rencana dan program kerja Subbidang Infrastruktur, sebagai pedoman pelaksanaan
tugas;
c. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;
d. membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas, peningkatan produktivitas
dan pengembangan karier bawahan;
e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;
f. melaksanakan pengumpulan dan penyajian data untuk kepentingan perencanaan pembangunan
daerah bidang infrastruktur;
g. melaksanakan koordinasi dengan satuan kerja terkait dalam rangka mengkonfirmasikan kegiatan
perencanaan pembangunan makro jangka pendek, menengah dan panjang bidang infrastruktur;
h. melaksanakan koordinasi kegiatan perencanaan pembangunan daerah bidang infrastruktur;
i. melaksanakan kegiatan analisa terhadap usulan kegiatan dari Satuan kerja terkait, dan
disesuaikan dengan arah kebijakan umum pembangunan daerah bidang infrastruktur;
j. melaksanakan penetapan pagu pembiayaan, sesuai dengan kebutuhan kegiatan dan kemampuan
pembiayaan daerah;
k. memberikan petunjuk dan mengkoordinasikan rencana pembangunan di bidang infrastruktur, yang
diajukan oleh Satuan Kerja terkait dan pihak lain;
l. mengikuti persiapan dan perkembangan pelaksanaan rencana di daerah untuk penyempurnaan
perencanaan lebih lanjut;
m. melaksanakan inventarisasi permasalahan di bidang infrastruktur serta merumuskan
langkah-langkah kebijakan saran pemecahannya;
n. menyiapkan dan menyajikan konsep-konsep perencanaan termasuk naskah dinas di bidang
perencanaan infrastruktur daerah;
o. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pencapaian program
pembangunan bidang infrastruktur;
p. melaksanakan fasilitasi kegiatan fungsional perencana di bidang infrastruktur;
q. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Bidang Fisik dan Prasarana, yang
berkaitan dengan kegiatan perencanaan pembangunan daerah bidang infrastruktur, dalam rangka
pengambilan keputusan / kebijakan;
s. bersama-sama dengan Sekretaris melaksanakan asistensi/ pembahasan rencana anggaran dan
pelaksanaan anggaran Subbidang Insfrastuktur dengan Satuan Kerja terkait/Tim/Panitia
Anggaran;
t. melaporkan kepada Kepala Bidang Fisik dan Prasarana, setiap selesai melaksanakan tugas /
penugasan;
u. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas / kegiatan Sub Bidang Infrastruktur,
sesuai ketentuan yang berlaku; dan
v. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Fisik dan Prasarana,
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Berdasarkan Peraturan Bupati Cirebon Nomor 55 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan
Tata Kerja Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan
Susunan Organisasi Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan terdiri atas :
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat, membawahi :
1) Subbagian Umum;
2) Subbagian Keuangan;
3) Subbagian Program.
c. Bidang Bina Teknik, membawahi :
1) Seksi Pengolahan Data Teknik;
2) Seksi Perencanaan Teknik.
d. Bidang Sumber Daya Air, membawahi :
1) Seksi Rehabilitasi dan Peningkatan Sumber Air;
2) Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air;
3) Seksi Rehabilitasi dan Pemeliharaan Muara dan Pantai.
e. Bidang Irigasi, membawahi :
1) Seksi Rehabilitasi dan Peningkatan Irigasi;
2) Seksi Operasi dan Pemeliharaan Irigasi;
3) Seksi Bina Manfaat.
f. Bidang Pertambangan dan Energi, membawahi :
1) Seksi Pengelolaan Pertambangan dan Energi;
2) Seksi Pembinaan dan Pengawasan Pertambangan dan Energi.
g. Unit Pelaksana Teknis.
Bidang Sumber Daya Air Pasal 10
(1) Bidang Sumber Daya Air dipimpin oleh seorang Kepala Bidang adalah unsur pelaksana yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
(2) Bidang Sumber Daya Air mempunyai tugas mengelola urusan pemerintahan daerah di bidang sumber
daya air.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Sumberdaya Air mempunyai
fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis sumber daya air;
b. pengelolaan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang sumber daya air;
c. pengelolaan pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang rehabilitasi, pembangunan dan
peningkatan sumber air, operasi dan pemeliharaan sumber air, rehabilitasi dan pemeliharaan
muara dan pantai; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3),
Kepala Bidang Sumber Daya Air mempunyai uraian tugas :
a. membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas di bidang sumber daya air, muara dan pantai;
b. mengelola penyusunan program kerja Bidang Sumber Daya Air, sebagai pedoman pelaksanaan
tugas;
c. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas pada para Kepala Seksi;
d. membina dan memotivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas;
e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;
f. memberikan bimbingan dan petunjuk teknis terhadap pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber
daya air, muara dan pantai;
g. memberikan bimbingan dan petunjuk teknis terhadap kegiatan pengaturan dan pembinaan
pelaksanaan pengelolaan sumber daya air, muara dan pantai;
h. memberi bimbingan dan petunjuk teknis terhadap kegiatan pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan pengelolaan sumber daya air, muara dan pantai;
i. memberikan saran teknik pelaksanaan pembangunan, peningkatan rehabilitasi dan pemeliharaan
prasarana muara dan pantai yang dilaksanakan oleh instansi lainnya;
j. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Dinas, yang berkaitan dengan Bidang
Sumber Daya Air, muara dan pantai dalam rangka pengambilan keputusan dan kebijakan Dinas;
k. melaporkan kepada Kepala Dinas, setiap selesai melaksanakan tugas/ penugasan;
l. mengelola penyusunan rencana anggaran dan pelaksanaan anggaran lingkup Bidang Sumber
m. bersama dengan Sekretaris melaksanakan asistensi/pembahasan rencana anggaran Bidang
Sumber Daya Air dengan satuan kerja terkait/Tim/Panitia Anggaran;
n. melakukan evaluasi pelaksanaan tugas / kegiatan Bidang Sumber Daya Air, muara dan pantai
sesuai ketentuan yang berlaku; dan
o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bagian Kedua
Seksi Rehabilitasi dan Peningkatan Sumber Air Pasal 11
(1) Seksi Rehabilitasi dan Peningkatan Sumber Air dipimpin oleh seorang kepala seksi adalah unsur
pelaksana yang langsung berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Sumber Daya
Air.
(2) Seksi Rehabilitasi dan Peningkatan Sumber Air mempunyai tugas melaksanakan urusan rehabilitasi dan
peningkatan sumber air.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Seksi Rehabilitasi dan Peningkatan
Sumber Air mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang rehabilitasi dan peningkatan sumber air;
b. pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang rehabilitasi dan peningkatan
sumber air;
c. pelaksanaan dan pembinaan tugas bidang rehabilitasi dan peningkatan sumber air; dan
d. pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang Sumber Daya Air, sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3),
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Peningkatan Sumber Air mempunyai uraian tugas :
a. membantu Kepala Bidang Sumber Daya Air, dalam melaksanakan tugas bidang pembangunan,
rehabilitasi dan peningkatan sumber air;
b. menyusun program kerja seksi rehabilitasi dan peningkatan sumber air, sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
c. mendristribusikan dan memberi petunjuk pelaksana tugas kepada bawahan;
d. membina dan memotivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas;
e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;
f. melaksanakan perencanaan ulang kegiatan pembangunan, rehabilitasi dan peningkatan sumber
air bersama Bidang Bina Teknis;
g. melaksanakan pengumpulan data pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi sumber air;
i. melaksanakan pengawasan kegiatan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi prasarana
sumber air;
j. melaksanakan penanggulangan permanen kerusakan prasarana sumber daya air akibat bencana
alam;
k. melaksanakan pengawasan kegiatan rehabilitasi kerusakan prasarana sumber air akibat bencana
alam ;
l. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Bidang Sumber Air yang berkaitan
dengan kegiatan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi sumber air, dalam rangka
pengambilan keputusan / kebijakan;
m. melaporkan kepada Kepala Bidang Sumber Daya Air, setiap selesai melaksanakan tugas /
penugasan;
n. menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Seksi Rehabilitasi dan
Peningkatan Sumber Air;
o. bersama dengan Kepala Subbagian Program melaksanakan asistensi/ pembahasan rencana
anggaran Seksi Rehabilitasi dan Peningkatan Sumber Air dengan satuan kerja terkait / Panitia
Anggaran;
p. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan Seksi Rehabilitasi dan
Peningkatan Sumber Air, sesuai ketentuan yang berlaku; dan
q. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Sumber Daya Air, sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bagian Ketiga
Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air Pasal 12
(1) Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air dipimpin oleh seorang Kepala Seksi adalah unsur
pelaksana yang langsung berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Sumber Daya
Air.
(2) Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air mempunyai tugas melaksanakan urusan operasi dan
pemeliharaan sumber air.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Operasi dan Pemeliharaan
Sumber Air mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang operasi dan pemeliharaan sumber air;
b. pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang operasi dan pemeliharaan
sumber air;
d. pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang Sumber Daya Air, sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3),
Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air mempunyai uraian tugas :
a. membantu Kepala Bidang Sumber Daya Air dalam melaksanakan tugas bidang operasi dan
Pemeliharaan Sumber Air;
b. menyusun program kerja seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air sebagai pedoman
pelaksana tugas;
c. mendristribusikan dan memberi petunjuk pelaksana tugas kepada bawahan;
d. memberi motivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas
e. memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan tugas bawahan;
f. melaksanakan inventarisasi dan identifikasi sumber air yang tidak sesuai dengan peruntukannya;
g. melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perencanaan ulang kegiatan Operasi dan Pemeliharaan
Sumber Air;
h. melaksanakan pengumpulan data Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air;
i. melaksanakan peningkatan ketersediaan air untuk penanggulangan kekurangan air;
j. melaksanakan kegiatan ketersediaan dan alokasi air;
k. melaksanakan pemeliharaan prasarana sumber daya air;
l. melaksanakan pengendalian Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air;
m. melaksanakan penanggulangan darurat kerusakan prasarana sumber daya air akibat bencana
alam;
n. menyusun perencanaan teknik pemeliharaan prasarana sumber daya air;
o. melaksanakan penyusunan rencana anggaran kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana
sumber air;
p. melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber air;
q. melaksanakan pengawasan kegiatan operasi dan pemeliharaan serta penanggulangan darurat
kerusakan prasarana sumber air akibat bencana alam;
r. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Kepala Bidang Sumber Daya Air yang
berkaitan dengan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air, dalam rangka pengambilan
keputusan / kebijakan;
s. melaporkan kepada Kepala Bidang Sumber Daya Air, setiap selesai melaksanakan tugas /
penugasan;
t. menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Seksi Operasi dan
u. bersama dengan Kepala Subbagian Program melaksanakan asistensi/ pembahasan rencana
anggaran Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Air dengan satuan kerja terkait / Panitia
Anggaran;
v. melaksanakan evaluasi pelaksanaan tugas / kegiatan seksi Opertasi dan Pemeliharaan Sumber
Air, sesuai ketentuan yang berlaku; dan
w. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Sumber Daya Air, sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
6.2 Kerangka Regulasi
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan
kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat, peningkatan pelayanan umum, pemberdayaan dan peran
serta masyarakat serta meningkatkan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam
melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui
Peraturan Daerah.Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah
adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi
perangkat daerah baik untuk mengakomodasikan urusan pemerintahan wajib dan urusan
pemerintahan pilihan paling sedikit mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan
daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, beban kerja, luas wilayah
kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan
urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan
akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
Dari argumen tersebut dibentuk tipologi dinas atau badan daerah sesuai dengan besarannya agar
terbentuk perangkat daerah yang efektif dan efisien.
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi
urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap
pemerintah kabupaten/kota.PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat
dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”. Dari
pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi
urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu
perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan
Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas.
Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3
sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.
Gambar 6.1
Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota
4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014
Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan
akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan,
peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya. Untuk mendukung penataan kelembagaan,
secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan
instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan
e-government di berbagai instansi.Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan
instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam
memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang
lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah.
Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai
tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan
pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta
prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi
pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun
2005.Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan,
ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good governance,
maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri
dari sembilan program, yaitu :
a. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan
strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam
rangka reformasi birokrasi;
b. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan
perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
c. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja,
serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik,
kepagawaian dan diklat;
d. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta
pembangunan dan pengembangan e-government;
e. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai,
analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu
berdasarkan kompetensi;
f. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan
Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);
g. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,
pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama
(IKU);
h. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja
masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.
i. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.
Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat pada gambar 10.2 berikut
Gambar 6.2
Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya
6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses
pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan
lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan
pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif
gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.
Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG
dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan
kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam
pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi
tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen
kelembagaan yang menangani bidang ke-PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang
dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur
bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan
Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU.Koordinasi
dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan
oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun
kabupaten/kota.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat
daerah.Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah
(Perda).Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Kabupaten ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan
pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan,
yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk
di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana
jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.
10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung
kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam
perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar
kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan
pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi
penyediaan pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah
untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang
pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan
adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya
Matriks Kebutuhan Regulasi
NO
ARAH REGULASI
DAN/ATAU
KEBUTUHAN
REGULASI
URGENSI PEMBENTUKAN
BERDASARKAN EVALUASI
REGULASI EKSISTING,
KAJIAN DAN PENELITIAN
SUBSTANSI
ARAHAN
REGULASI
UNIT
PENANGGUNG
JAWAB
UNIT TERKAIT/
INSTITUSI
TARGET
PENYELESAIAN