BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Randuacir 02 kelas 5 semeter II. Sekolah ini dipilih berdasarkan pertimbangan kemudahan akses bagi penulis untuk mengadakan penelitian di SD Negeri Randuacir 02 kelas 5 semeter II dan
penulis juga telah mengenal sedikit banyak kondisi sekolah sehingga hal ini memudahkan dalam melakukan penelitian.
3.1.2 Subjek Penelitian
Subyek penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) yaitu semua siswa kelas 5 SD Negeri Randuacir 02 tahun pelajaran 2013/2014. Siswa kelas 5 berjumlah sebanyak 28 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan dengan karakteristik yang heterogen. Siswa di kelas 5 dalam mengikuti pembelajara cenderung ramai, dan malas untuk mengerjakan tugas dari gurunya. Untuk itu sangat dibutuhkan upaya dalam memperbaiki pembelajaran pada semester II kelas 5 SD Negeri Randuacir 02.
3.2 Variabel Penelitian 3.2.1 Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi faktor perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat), (Sugiono, 2010:38). Dalam penelitian ini yang merupakan variable bebas (X) adalah model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray.
3.2.2 Variabel terikat
Variabel penelitian adalah bagian dari indikator yang akan dicapai dalam kualitas pembelajaran meliputi:
1) Keterampilan yang dimiliki guru dalam mengelola pembelajaran IPA ketika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).
2) Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA ketika menggunakan model pembelajaran tipe Two Stay Two Stray (TSTS).
3.3 Rencana Tindakan
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan (Arikunto, 2009) Pelaksanaan Model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).
PERENCANAAN
SIKLUS I
PENGAMATAN AKTIVITAS guru
dan siswa
SIKLUS II PERENCANAAN REFLEKSI
REFLEKSI
PENGAMATAN AKTIVITAS guru
dan siswa
Pelaksanaan model
3.3.1 Perencanaan (Planning)
Perencanaan awal penulis dan guru berkolaborasi bersama-sama menelaah terhadap mata pelajaran IPA di kelas 5 kemudian penulis menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi pokok tentang Sifat-sifat cahaya.
Penulis merencanakan tindakan dalam 2 siklus. Siklus pertama ditargetkan dapat mencapai indikator Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
Sedangkan siklus kedua ditargetkan dapat mencapai indikator membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan
menerapkan sifat-sifat cahaya.
3.3.2 Pelaksanaan tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan dengan mengimplementasikan dari perencanaan yang telah dipersiapkan, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).
3.3.3 Pengamatan (Observing)
Observer mengamati jalannya pembelajaran IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Observasi dilaksanakan bersamaan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
3.3.4 Refleksi (Reflecting)
Hasil dari tahap observasi selama kegiatan pembelajaran dikumpulkan serta dianalisis untuk mendapatkan gambaran pembelajaran yang telah dilakukan untuk diadakan refleksi. Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi dan sudah dilakukan (Arikunto, 2009). Refleksi
membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya bersama tim kolaborasi.
3.4 Perencanaan Tahap Penelitian 3.4.1Siklus I
1. Perencanaan ( Planning )
Perencanaan siklus I, menetapkan seluru rencana tindakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi Sifat sifat cahaya semester II
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Membuat (RPP) materi Sifat sifat cahaya.
2) Menyiapkan sumber dan media seperti alat peraga dan gambar disesuaikan dengan materi pelajaran
3)Membuat lembar observasi guru dan siswa 4)Menyiapkan LKS
5)Membuat soal evaluasi
2. Pelaksanaan (Acting)
1) Guru membagi kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 siswa. 2) Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat sebagaimana biasa. 3) Guru memberikan tugas pada setiap kelompok untuk didiskusikan dan
dikerjakan bersama.
4) Setelah selesai, 2 anggota masing-masing kelompok diminta meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu kedua anggota kelompok lain.
5) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas mensharing informasi dan hasil kerja mereka ke tamu mereka.
6) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain.
8) Setelah mengerjakan LKS, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
9) Kelompok lain diperbolehkan menanggapi dan memberikan pertanyaan sehingga terjadi diskusi.
10)Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari.
11)Guru memberikan evaluasi.
3. Pengamatan (Observing)
Guru melakukan pengamatan secara lansung keterampilan dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar IPA pada materi Sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Observasi secara langsung dilakukan guru untuk mengamati aktivitas siswa selama proses belajar-mengajar.
4. Refleksi (Reflecting)
1. Guru/peneliti melakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I, kemudian menganalisis tingkat keberhasilan dan kelemahan setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) kemudian dikaji ulang untuk langkah selanjutnya.
2. Melakukan pengkajian dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I tuntas atau tidak.
3. Membuat daftar permasalahan yang didapatkan pada siklus I.
4. Merencanakan perencanaan kembali untuk tindak lanjut pada siklus II.
3.4.2 Siklus II
pertemuan siklus II ini merupakan upaya penyempurnaan dari kekurangan dan kelemahan yang dilakukan pada siklus 1.
3.5Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Jenis Data
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa setelah dilakukan penelitian tindakan setiap akhir siklus dengan lembar penilaian hasil belajar siswa. Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar IPA kelas 5.
2. Data kualitatif
Data kualitatif menerangkan keaktifan siswa dalam belajar, suasana kelas, dan aktivitas siswa yang dapat diperoleh dari lembar observasi mengenai aktivitas siswa baik secara individu maupun dalam kelompok. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa, aktivitas guru, dan wawancara serta catatan lapangan dalam pembelajaran IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode observasi, metode tes, dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi atau disebut juga pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indera (Arikunto, 2002).
Metode observasi penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana akivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray(TSTS).
2. Tes
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2002).
Metode tes dalam penilitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi belajar. Tes diberikan kepada siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes ini dilaksanakan pada pembelajaran siklus I dan siklus II.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
faktor yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku surat notulen rapat, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002). Metode dokumentasi dilakukan untuk merekam selama proses kegiatan belajar mengajar berlansung. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas belajar berlangsung digunakan dokumen berupa foto.
3.6 Tekhnik dan Instrumen Pengumpulan data
Data dalam penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa lembar observasi keaktifan siswa dan lembar observasi guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS), data kuantitatif berupa tes hasil belajar siswa kelas 5 dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri Randuacir 02, setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 5 setelah melakukan pembelajaran dengn model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
mengikuti pembelajaran dan keterlaksanaan sintaks yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi dan lembar tes hasil belajar. Lembar observasi dan lembar tes hasil belajar disusun berdasarkan indikator keaktifan belajar, sintaks metode dan prosedur penyusunan butir soal.
a.Lembar Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Data yang ingin diperoleh adalah untuk mengetahui perkembangan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Maka dari itu, lembar observasi dibedakan menjadi dua yaitu lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
No. Aspek yang Diamati Indikator
1. Pra Pembelajaran Kesiapan ruang, alat, dan media
pembelajaran
Memeriksa kesiapan siswa
2. Kegiatan Awal Melakukan apersepsi dan motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Kegiatan Inti Guru membagi siswa dalam
kelompok, masing-masing kelompok berangotakan 4 siswa
kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan bersama
Guru menugaskan 2 anggota
masing-masing kelompok diminta meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu kedua anggota kelompok lain
Guru menugaskan 2 siswa yang
tinggal dalam kelompok untuk mensharing informasi dan hasil kerja mereka ke tamu mereka
Guru menyuruh tamu kembali ke kelompok yang semula dan
melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain
Guru membimbing membandingkan
dan membahas hasil pekerjaan mereka semua.
4. Kegiatan Akhir Guru membimbing siswa untuk
membuat kesimpulan pembelajaran
Indikator yang dirumuskan pada kisi-kisi observasi aktivitas guru diatas sesuai dengan standar proses dan sintaks model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).
Skor 1 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori kurang.
Skor 2 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori cukup.
Skor 3 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori baik.
Skor 4 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori sangat baik
Untuk mengetahui keaktifan belajar setiap siswa dalam pembelajaran IPA diperoleh melalui:
Nilai keaktifan siswa = ∑ ∑
Kategori keaktifan belajar dimodifikasi berdasarkan langkah Usman dan Akbar (2006:71) diolah dengan:
R = data tertinggi – data terendah = 4,0 – 1,0
= 3,0
Banyak kelas = 3 kelas
P =
=
= 1
Sehingga diperoleh:
Skor 1 – 1,9 = keaktifan rendah Skor2 – 2,9 = keaktifan sedang Skor≥3 = keaktifan tinggi
Sedangkan lembar observasi keterlaksanaan sintaks dibuat setelah menyusun kisi-kisi keterlaksanaan sintaks. Kisi-kisi dan lembar observasi guru ini dibuat berdasarkan sintaks metode pembelajaran kooperatif tipe
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Keaktifan Belajar Siswa
No Indikator Deskriptor Nomor
pernyata an 1. Interaksi Belajar akan terjadi dan meningkat kualitasnya
bila terjadi dalam suatu interaksi dengan orang lain, misalnya berdiskusi, saling bertanya dan mempertanyakan dan/saling menjelaskan.
1, 2, 3
2. Komunikasi Pengungkapan pikiran dan perasaan, baik lisan maupun tulis, merupakan kebutuhan setiap manusia dalam rangka mengungkapkan dirinya untuk mencapai kepuasan.
1, 2, 3
3. Refleksi Bila seseorang mengungkapkan gagasannya kepada orang lain dan mendapat tanggapan, maka orang itu akan merenungkan kembali (refleksi) gagasannya tersebut kemudian melakukan perbaikan sehingga memiliki gagasan yang lebih mantap lagi.
1, 2
b. Soal tes tertulis
Soal tes yang diberikan adalah soal test tertulis yang berbentuk pilihan ganda 20 soal yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran. Tes ini diberikan di akhir pertemuan tiap siklus. Untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa, dengan menilai hasil tes evaluasi siswa dengan teknik berikut:
Nilai hasil belajar = ∑
x 100
Setelah menghitung nilai hasil belajar atau tes evaluasi, langkah selanjutnya
adalah menghitung rata-rata kelas dan persentase ketuntasan belajarnya sebagai berikut:
Nilai rata-rata kelas = ∑ ∑
Persentase ketuntasan belajar = ∑
Tabel 3.3
Kisi-kisi Soal Tes materi Sifat-sifat cahaya Kelas 5 SD Negeri Randuacir 02 SIKLUS I
Standar sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung
Kisi-kisi Soal Tes materi sifat-sifat cahaya Kelas 5 SD Negeri Randuacir 02 SIKLUS II
19, 20. hasil rancangan untuk menghasilkan
Metode dukumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan lapangan, transkip, buku surat notulen rapat, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:206). Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi foto-foto dalam berlangsungnya kegiatan pembelajaran Siklus I dan Siklus II sebagai bukti bahwa peneliti sudah melakukan penelitian. Dari data tersebut akan dapat diketahui proses-proses yang dilakukan
oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray(TSTS).
3.7Uji Prasyarat
a. Uji Validitas Instrumen
Validitas menurut Arikunto ( 2013: 79) adalah data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment. Untuk mengadakan interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
- Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi - Antara 0,600 samapai dengan 0,800 : tinggi
- Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah
- Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah.
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0 dimana kriteria penetapan butir soal yang valid mengacu pada pendapat Arikunto
(2013), menyatakan bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki konsekuensi corrected item coal correlation0,0 ≥ 0,20.
Instrument butir soal tes pada siklus I dan siklus II yang akan diberikan pada siswa kelas 5 SD Negeri Randuacir 02 sebelumnya dilakukan uji validitas kepada siswa kelas 5 SD Negeri Randuacir 02.
Setelah dilakukan uji validitas instrument dengan bantuan SPSS 16,0 pada siklus I, dari 25 butir soal pilihan ganda diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 22 item dan butir soal yang tidak valid sebanyak 3 item. Dari 22 butir soal yang valid akan digunakan dalam instrument penelitian pada siklus I sebanyak 20 item. Berikut ini adalah data butir soal:
Tabel 3.5
Hasil Validasi Butir Soal Evaluasi Siklus I
Valid Tidak valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 25.
10, 22, 23.
Tabel 3.6
Hasil Validasi Butir Soal Evaluasi Siklus II
Valid Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25.
6, 11, 12, 21.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut Arikunto (2013: 100) reliabilitas adalah instrumen/alat penilaian yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Artinya, kapan pun instrumen/alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16,0 dan untuk menghitung koefisen reliabilitas tes dapat dirumuskan sebagai berikut.
{ ( ) }{ ∑ }
Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen yang akan digunakan sebagai instrumen evaluasi Siklus I dapat dilihat pada Tabel 3.7 :
Tabel 3.7
Hasil Reabilitas instrumen Siklus I
𝐼 =NB
Cronbach's
Alpha N of Items
.898 22
Berdasarkan Tabel 7 uji reliabilitas instrumen yang digunakan untuk evaluasi Siklus I dapat diketahui bahwa reliabilitasnya .898 sehingga masuk dalam kriteria reliabilitas diterima.
Tabel 3.8
Hasil Reabilitas Instrumen Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.823 21
Berdasarkan Tabel 8 uji reliabilitas instrumen yang digunakan untukevaluasi Siklus II dapat diketahui bahwa reliabilitasnya .823 sehingga masuk dalam kriteria reliabilitas diterima.
c. Uji Tingkat Kesukaran Soal
Teknik perhitungan taraf kesukaran butir soal adalah dengan menghitung presentase yang menjawab benar untuk tiap-tiap item soal. Untuk mendapatkan nilai taraf kesukaran soal pilihan ganda digunakan rumus (Sudjana, 2011:137), yaitu:
Keterangan :
I = Indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab dengan benar setiap butir soal
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan
0,71 - 1, 00 = soal katagori mudah
Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas diambil 20 butir soal pilihan ganda pada siklus I dan siklus II. Untuk hasil akhir pada uji tingkat kesukaran instrumen tes siklus I didapat pada butir soal pilihan ganda dengan tingkat kesukaran sebagai berikut:
Tabel 3. 9
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus I Tingkat Kesukaran Jumlah Item
Mudah 11 item
Sedang 9 item
Sedangkan untuk hasil akhir pada uji tingkat kesukaran instrumen tes siklus II didapat pada butir soal pilihan ganda dengan tingkat kesukaran sebagai berikut:
Tabel 3.10
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus II Tingkat Kesukaran Jumlah Item
Mudah 12 item
Sedang 8 Item
3.8Teknik Analisis Data
3.9Indikator Keberhasilan
Keberhasilan dalam penelitian tindakan menggunakan model pembelajara kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapatmeningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Randuacir 02 dengan indikator sebagai berikut:
1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kepada siswa pada
pembelajaran IPA dengan model pembelajaran tipe Two Stay Two Stray (TSTS) meningkat dengan kriteria baik.
2. Adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar IPA dengan ketuntasan belajar individual sebesar ≥ 70 dengan ketuntasan klasikal sampai 80% (± 22 siswa) dari 28 siswa kelas 5 SD Negeri Randuacir 02.
3. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dinyatakan berhasil apabila 70% siswa mencapai kategori keaktifan tinggi, dimana kategori keaktifan siswa: