• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU MI SE KECAMATAN KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN 2015 - UNISNU Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU MI SE KECAMATAN KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN 2015 - UNISNU Repository"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran sebagai suatu proses penyiapan siswa untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif, mempunyai makna luas dan utuh yang mencakup segala aspek potensi Siswa. Pembelajaran tidak sekedar pengajaran yang fokusnya pada aspek kognitif/intelektual saja atau belajar mengetahui, melainkan perlu diperkaya dengan pelatihan siswa atau belajar melakukan, (W. Gulo, 2002 : 60).

Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu adanya perumusan dan pelaksanaan strategi pembelajaran yang terarah, efektif dan efisien dalam pembelajaran di Madrasah, khususnya di Madrasah Ibtidaiyah. Hal itu dimaksudkan agar pembelajaran yang dilaksanakan benar-benar menjadikan Guru Madrasah memiliki kepribadian yang utuh serta cakap dalam menjalani kehidupannya. Sehingga dengan dua konsep dasar manusia (manusia sebagai khalifah dan sebagai hamba Allah SWT.), akan melahirkan sosok guru Madrasah yang ideal, pada satu sisi bertindak sebagai pemimpin yang diharapkan dapat membuat kemakmuran dan kesejahteraan manusia, pada sisi lain guru Madrasah dituntut pengendalian sebagai hamba Allah yang senantiasa tunduk pada Allah SWT.

(2)

orang tua siswa. Berbagai usaha dilakukan untuk mencapai kinerja yang baik. Perhatian pemerintah terhadap pendidikan sudah disosialisasikan, anggaran pendidikan yang diamanatkan Undang-Undang 20% sudah mulai dilaksanakan. Maka kinerja guru tentunya akan menjadi perhatian semua pihak. Guru harus benar-benar kompeten dibidangnya dan guru juga harus mampu mengabdi secara optimal. Kinerja guru yang optimal dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.

Pengalaman kerja atau pengalaman mengajar merupakan salah satu faktor yang menunjang dan menambah kemampuan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengalaman kerja dapat diartikan sebagai “apa yang sudah dialami”. Hal

tersebut berarti bahwa pengalaman kerja secara periodik sedikit demi sedikit diperoleh dalam kurun waktu tertentu (masa kerja). Dimensi waktu atau masa kerja sangat menentukan dalam pembentukan pengalaman kerja seseorang sehingga akan memperoleh kemampuan kerja yang tinggi. Pengalaman kerja seorang guru dalam penelitian ini disebut sebagai pengalaman mengajar.

Imam B (1982 : 18) mengatakan bahwa “pengalamanmerupakan sendi bagi suatu pengetahuan”, sehingga pengalaman dapat meningkatkan kemampuan mengajar bagi guru. Semakin sering seseorang mengulang sesuatu semakin bertambah kecakapan dan pengetahuannya terhadap hal-hal tersebut dan guru akan lebih menguasainya, sehingga dari pengalaman yang pernah diperoleh seseorang akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

(3)

seorang guru menjadi penentu pencapaian hasil belajar yang akan diraih oleh peserta didik sehingga tujuan yang akan diraih oleh sekolah dapat tercapai. Pengalaman kerja guru itu sendiri adalah masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan) (Mansur Muslich, 2007 : 1312).

Beberapa faktor yang berpengaruh terdapat keberhasilan kinerja guru diantaranya yaitu pengalaman kerja dan motivasi kerja. Pengalaman kerja di sini yang dimaksud yaitu pengalaman mengajar. Pengalaman mengajar adalah sesuatu yang dimiliki seorang guru dalam memberikan pengetahuan atau kecakapan-kecakapan atau ketrampilan -ke trampilan kepada peserta didik dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Senada dengan pendapat tersebut, Siagaan (1997 : 28) mengatakan bahwa pengalaman mengajar adalah pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh seorang guru untuk menyampaikaan bahan pelajaran kepada peserta didik agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran yang telah disampaikan. Dalam hal ini, guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar untuk bermacam-macam siswa yang berbeda bakat, kemampuan dan kebutuhannya.

(4)

Dalam pelaksanaannya kita tidak hanya menuntut keahlian dari para ahli pengembang kompetensi guru saja melainkan juga harus memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja seorang guru.

Guru merupakan kunci utama dan titik sentral setiap usaha peningkatan mutu pendidikan, seperti pembaharuan kurikulum, pengembangan metode mengajar, penyediaan sarana dan prsarana hanya akan berarti apabila melibatkan guru, (Supriyadi, 2006 : 264).

Seharusnya guru yang mempunyai pengalaman kerja yang cukup banyak atau lama cenderung mutu pembelajarannya menjadi baik, sebaliknya guru yang pengalaman kerjanya kurang atau baru sedikit, mutu pembelajannya pun menjadi rendah. Namun fenomena yang terjadi di lapangan sehubungan dengan pengalaman kerja guru menunjukkan masih dijumpai guru yang berprilaku sebagai berikut:

1. Guru yang senior atau lebih lama mengajar tetapi cara kerjanya kurang disiplin dengan kata lain asal berangkat,asal mengajar tanpa menghiraukan tujuan yang akan dicapai.

2. Guru yang lebih muda atau baru malah menunjukkan kinerja yang baik 3. Belum terlihat adanya perbedaan antara guru yang sudah

lama pengalaman kerjanya dengan guru yang pengalamannya masih sedikit.

(5)

seseorang yang tidak mempunyai pengetahuan, keterampilan, kecakapan, sikap dan tingkah laku yang baik cenderung menghasilkan kinerja yang rendah, disamping itu orang yang sama dapat menghasilkan kinerja yang berbeda dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Orang yang bekerja di suatu tempat dengan kondisi secara psikologis, sosial dan lingkungan fisik yang memungkinkan, maka orang itu cenderung akan menghasilkan kinerja yang optimal. Sebaliknya apabila seseorang bekerja pada situasi dan kondisi yang lain, baik secara psikologis, sosial dan lingkungan kerja yang tidak mendukung orang itu, maka cenderung melakukan pekerjaan yang tidak optimal.

Samsoel M (1980 : 56) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja guru dapat dibagi menjadi dua yaitu kelompok diri dan kelompok situasional. Yang termasuk kelompok diri antara lain bakat, sifat, minat, usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, motivasi dan sebagainya. Faktor diri ini adalah bagian dari karyawan yang telah ada sebelum karyawan datang ke tempat kerjanya. Semua faktor yang ada dalam diri individu itu tidak mudah untuk diubah. Faktor situasional adalah faktor yang berasal dari luar kerja. Faktor ini dibedakan menjadi dua yaitu faktor fisik pekerjaan dan faktor sosial pekerjaan.

(6)

Motivasi kerja sebagai salah satu aspek dalam pencapaian tujuan pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar karena motivasi merupakan suatu pendorong yang dapat mengubah energi dalam diri guru ke dalam bentuk suatu kegiatan nyata untuk mencapai tujuan tertentu dalam pembelajaran. Guru yang tidak memiliki motivasi dalam bekerja tentu tidak dapat melakukan pekerjaan itu dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rendahnya motivasi kerja guru berdampak pada kinerja guru. Menurut Amstrong (1994 : 73), hubungan antara motivasi dan kinerja adalah positif karena karyawan yang memiliki motivasi yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi pula. Hal ini berarti, semakin tinggi motivasi maka semakin tinggi pula kinerja karyawan.

(7)

Diantara guru pada MI se Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara, disinyalir terdapat perbedaan pola pikirnya tentang pekerjaan mengajar yang dilakukannya. Terdapat guru-guru yang sudah mengajar bertahun-tahun lamanya masih tetap disiplin semangat luar biasa dalam bekerja. Sebaliknya ada juga sebagian guru-guru yang sudah lama mangajar bahkan memiliki pengalaman yang lebih justru kendor semangat mengajarnya dan lebih suka menggantungkan pada yang muda-muda.

Bagi guru-guru yang masih muda dan baru mengajar tentunya sebagian besar disiplin dan semangat kerjanya masih sangat tinggi serta motivasi kerjanya juga masih luar biasa kuatnya. Walaupun ada beberapa guru-guru muda yang memiliki semangat kerja dan motivasi kerja yang rendah dan selalu menggantungkan pada atasannya.

Keadaan yang demikian itu terdapat pada masing-masing Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Kembang. Ada sebagian Madrasah Ibtidaiyah yang memiliki guru yang memiliki kinerja tinggi ada juga yang sedang dan ada juga yang kurang mempunyai kinerja yang baik. Khusus Madrasah Ibtidaiyah Negeri Cepogo Kecamatan Kembang guru-guru rata-rata mempunyai kinerja tinggi karena ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian yang terdapat pada latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut:

(8)

2. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara tahun 2015?

3. Seberapa besar pengaruh pengaruh pengalaman kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara tahun 2015?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara tahun 2015.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara tahun 2015. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengalaman kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai suatu bahan pengembangan dalam pendidikan baik bagi siswa, guru maupun madrasah.

1. Bagi siswa:

(9)

2. Bagi guru:

Dapat menjadikan masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai pengalaman kerja dan motivasi kerja pada diri mereka, aktualisasinya dan dampaknya bagi hasil belajar dan perilaku siswa.

3. Bagi madrasah:

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam atau bidang sejenis pada khususnya demi terwujudnya Madrasah yang disiplin baik bagi guru maupun siswanya dalam rangka tercapainya Madrasah yang berkualitas.

4. Bagi peneliti:

Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan dan masukan pengetahuan serta ketrampilan bagi peneliti mengenai konsep pengalaman kerja/mengajar dan motivasi kerja serta, aktualisasi kinerja guru yang berimplikasi pada hasil belajar dan perilaku siswa.

E. Kajian Pustaka

Sejauh penelusuran peneliti, belum ditemukan penelitian yang memfokuskan secara khusus pada pengalaman kerja dan motivasi kerja pengaruhnya terhadap kinerja guru-guru madrasah ibtidaiyah se Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara. Namun sudah ada beberapa penelitian yang telah dilakukan yang berhubungan dengan disiplin, motivasi kerja dan kinerja guru.

(10)

motivasi terbukti memperkuat pengaruh model kepemimpinan terhadap kinerja guru. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi pada variable moderasi 0,472 dan secara statistik signifikan pada level 5 % (t=4,759;sig. 0,000). Hasil tersebut dapat dimaknai bahwa motivasi menguatkan pengaruh model kepemimpinan terhadap kinerja guru. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, a) Pemberian motivasi oleh kepala madrasah tidak berpengaruh terhadap kinerja guru karena terjadi kesalahan indicator pada alat ukur. b) Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru karena motivasi bisa menyebabkan kinerja meningkat. c) Pemberian motivasi oleh pimpinan dan motivasi guru berpengaruh terhadap kinerja guru karena keduanya variable tersebut dapat meningkatkan kinerja guru.

2. Muttakin dalam tesis (2012) berjudul “Pengaruh supervise kepala madrasah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja mengajar guru pada MI Negeri Mlaten Kabupaten Demak”, Tesis Progran Pasca Sarjana

(11)

guru, sedangkan sisanya 56,7% merupakan variasi di luar variable tersebut.

3. Asyhari dalam tesis (2009) berjudul “Pengaruh tingkat pendidikan, disiplin kerja, motivasi, insentif dan kepemimpinan terhadap kinerja guru SMK Negeri se Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara”. Tesis, Program Magister Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AUB Surakarta, 2009.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa model regresi linier berganda dengan menggunakan variable independen tingkat pendidikan, disiplin kerja, motivasi, insentif dan kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Adapun variable yang paling dominan pengaruhnya terhadap kinerja guru adalah tingkat pendidikan karena memiliki koefisien regresi sebesar 0,245.

(12)

ketiga kajian di atas, sehingga peneliti ingin mengadakan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan judul.

F. Sistematika Penulisan Tesis

Penulisan tesis ini terdiri dari 5 Bab, dan masing-masing bab memuat sub bab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Pada bagian ini memuat pendahuluan yang terdiri dari: Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Halaman Peryataaan Keaslian, Abstrak, Halaman Kata Pengantar, Pedoman Transliterasi, Daftar Istilah, Daftar Singkatan, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran. 2. Bagian Isi

Pada bagian ini memuat lima bab terdiri dari:

BAB I : PENDAHULUAN yang akan membahas Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penilisan Tesis.

(13)

Guru. Kelima, Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru. Keenam, Kerangka Berpikir. Ketujuh, Pengajuan Hipotesis

BAB III: METODE PENELITIAN meliputi: Jenis dan Pendekatan Penelitian, Desain Penelitian, Waktu dan Tempat Penelitian, Variabel dan Indikator Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN meliputi: Deskripsi Data, Pengujian Hipotesis, Pembahasan, Keterbatasan Penelitian.

BAB V : PENUTUP meliputi: Kesimpulan, Saran-saran, Penutup. 3. Bagian Akhir

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.12 diperoleh koefisien regresi Kepemimpinan transformasional sebesar 0,883 (positif). Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kedisiplinan pemimpin madrasah terhadap kinerja guru. Kontribusi atau sumbangan

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kedisiplinan pemimpin madrasah dan motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru MTs di Kecamatan

ini berarti bahwa pekerjaan yang dibebankan pada bawahan harus sesuai dengan. kemampuan bawahan yang bersangkutan, agar dia bekerja

Bedasarkan pada tabel 2 terlihat bahwa koefisien regresi kompetensi pedagogik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru karena nilai signifikan 0,001 < 0,05

Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa bahwa Koefisien korelasi antara motivasi kerja (X1) dengan kinerja guru (Y), didapat persamaan regresinya adalah Û = 22.698+0,752X 1 dari

Berdasar uji koefisien regresi secara bersama – sama (uji F) diperoleh harga F sebesar 58,251 dan harga F tabel sebesar 2,748 karena F hitung lebih besar dari pada F tabel maka

Berdasarkan hasil statistik tersebut menunjukan bahwa displin kerja memberi pengaruh terhadap kinerja guru, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif signifikan