• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - MAKNA ELEMEN INTERIOR DAN WARNA PADA ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK INKULTURATIF DI GEREJA HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN BANTUL - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - MAKNA ELEMEN INTERIOR DAN WARNA PADA ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK INKULTURATIF DI GEREJA HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN BANTUL - Unika Repository"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

MAKAN ELEMEN INTERIOR DAN WARNA PADA ARSITEKTUR GEREJA INKULTURATIF DI GEREJA HATI KUDUS TUHAN YESUS

GANJURAN BANTUL

4.1. Deskripsi Arsitektur Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus

Ganjuran Bantul

4.1.1. Lokasi Gereja

(2)

84 Gb.4. 1 Peta lokasi Komplek Gereja HKTY Ganjuran

(3)

4.1.2. Sejarah Gereja

Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus berdiri tidak lepas dari sejarah Pabrik Gula Gondang Lipuro. Pabrik tersebut didirikan oleh keluarga Schmutzer. Periode setelah ajaran sosial gereja (Rerum Novarum) yang diterbitkan oleh Paus Leo XIII, tahun 1891, Schmutzer meneruskan membangun pabrik gula Gondang Lipuro pada tahun 1921. Melalui ajaran sosial gereja, Paus(gereja Katolik) ingin melindungi kaum buruh dengan mengatur hubungan antara buruh dan majikan. Demikian pula dengan kedua anak Schmutzer , Joseph Ignas Julius Maria Schmutzer dan Julius Robert Anton Maria Schmutzer sejak mahasiswa aktif mensosialisasikan ajaran – ajaran social gereja termasuk Rerum Novarum. Ensiklik Rerum Novarum dimana Paus mendukung serikat pekerja, mendukung kepemilikan pribadi tetapi menolak sosialisme. Mereka mengimplementasikan semangat tersebut kepada tenaga kerja yang bekerja di pabriknya, menempatkan mereka sebagai sahabat bukan sebagai buruh. Maka, selain mendapatkan upah kerja , juga memperoleh keuntungan, ini menjadi hal yang luar biasa ketika itu. Terlebih terjadi pada masa penjajahan. Joseph dan Julius berfikir untuk perkembangan masyarakat maka mendirikan sekolah. Pada tahun 1919 didirikanlah sekolah – sekolah disekitar komplek pabrik gula Gondang Lipuro, berjumlah dua belas sesuai dengan jumlah rasul. Selain pabrik, sekolah Schmutzer juga membuat sudetan irigasi Sungai Progo ke Kebonongan pada tahun 1924. Keluarga Schmutzer juga mendirikan rumah sakit Panti Rapih yang dulu bernama Onder De Bogen3.

Schmutzer sangat mencintai budaya dan masyarakat Jawa, sehingga berkeinginan mendirikan gereja yang bentuk dan semua perlengkapan ibadah di dalam gereja bernuansa Jawa. Pada tahun 1924 mendirikan gereja HKTY Ganjuran yang diarsiteki oleh JH Van Oyen, arsitek ini juga yang merancang gereja HKTY Pugeran Yogyakarta, Gereja Katedral Semarang dan beberapa gereja lainya. Joseph dan Julius memohon ijin kepada Tahta Suci agar diijinkan membangun

3

(4)

86 gereja Jawa, bercorak Jawa. Untuk itu mereka membuat miniatur patung Santa Perawan Maria, Santo Yosep, patung Jalan Salib semuanya dalam nuansa Jawa. Pakaian bercorak Jawa dan sikap duduk atau berdiri bergaya Jawa. Karena dengan serius mempersiapkan rencana pembangunan gereja bercorak Jawa, mereka tidak membuat dalam gambar dalam kertas namun dalam miniatur. Namun hanya patung Altar Jawa dan Patung Hati Kudus Tuhan Yesus yang disetujui, sedang bentuk gereja dan stasi jalan salib tidak disetujui.

Gempa bumi Mei 2006 mengakibatkan gereja mengalami rusak parah, sehingga baru sekarang gereja Jawa seperti yang pernah dicita citakan Schmutzer terwujud. Bangunan lain yang dibangun Schmutzer adalah Candi Hati Kudus Tuhan Yesus pada tahun 1927, yang menyerupai bangunan candi Hindu Jawa. Bangunan candi yang didalamnya ditahtakan arca Kritus Raja dalam busana kebesaran seorang raja Jawa. Tangan kanannya menunjuk Hati Kudusnya yang terbuka dan siap diserahkan kepasa siapa saja yang memohonnya.4

4

Sumber : Buku Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Rahmat Yang Menjadi Berkat Gb.4. 2 Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran periode

Schmutzer

(5)

Gb.4. 3 Prasasti Peresmian Gereja HKTY Ganjuran Sumber : Buku Ganjuran Gereja Berkat dan Perutusan, 2009

Gb.4. 4 Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran periode Schmutzer

(6)

88 Gereja yang dibangun oleh keluarga Schmutzer merupakan ucapan syukur atas berkat yang diterimanya. Gereja tersebut berdinding tembok dengan adanya menara lonceng di bagian depan yang menjulang tinggi, dan ada pintu melengkung dibagian tengahnya

.

Gb.4. 5 Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran terkena Gempa Mei 2006

Sumber : Buku Ganjuran Gereja Berkat dan Perutusan, 2009

Gb.4. 6 Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Terkena Gempa Mei 2006

(7)

Sebelum terjadi gempa Mei 2006, ide atau gagasan untuk membangun gereja yang baru, dengan konsep gereja terbuka sesuai prinsip bangunan gereja terbuka karya Rm. Mangun sudah muncul sekitar tahun 2000 an, namun belum sempat dilakukan. Namun membangun dua buah pendopo terbuka di samping kiri dan kanan gereja untuk menampung umat yang banyak ketika beribadat digereja. Setelah gempa Mei 2006, atas anjuran dari Uskup KAS waktu itu Mgr. Ignatius Suharyo bahwa hendaknya gereja baru di bangun dengan konsep gereja terbuka dengan arsitektur bangunan Jawa. Kemudian anjuran itu di tindak lanjuti dengan oleh Romo Paroki yaitu Romo Jarot dan Romo Utomo. Atas saran Romo Utomo di rencanakan membuat gereja yang berupa Joglo , menyerupai bangunan Kraton Yogyakarta.. Akhirnya setelah konsultasi dengan Ir Winarno seorang arsitek tradisional Yogyakarta di rencanakan bangunan gereja seperti ini. Awalnya desain bangunan nya tidak terdapat ukir-ukiran seperti yang terjadi sekarang ini, atas saran Romo Utomo desainnya di tambahkan ukir-ukiran. Ketika di Bandara Adi Sucipto beliau membeli buku yang terdapat gambar-gambar arsitektur Yogyakarta.5 Gereja baru

5

Wawancara dengan Romo Jarot Kusno Priyono,Pr selaku Pastur Kepala Paroki HKTY Ganjuran ketika proses pembangunan gereja. Waktu 29 Mei 2017

(8)

90 dibangun pasca gempa Mei 2006 dengan arsitektur Jawa bahkan bangunan gereja lama aslinya tidak nampak. Corak arsitektur Joglo Pengrawit dengan tiga baris saka atau tiang penyangga. Atapnya berbentuk tajug, model lancip ke atas mirip tumpeng, lambing lingga atau meru. Atap dengan model tajug dipakai untuk bangunan – bangunan suci. Lantai dasar gereja dengan undak enam bertingkat, setinggi kurang lebih 90 cm, diatas permukaan tanah. Bentuk panjangnya 34 meter, termasuk dua sayap belakang , kanan – kiri dengan lebar kira kira 28 meter. Bagian brunjung atap tengah paling tinggi, disangga dengan empat saka guru konstruksi beton bertulang ukuran 55cm, ujung bawah saka guru ditopang dengan unpack ukuran 78 cm x 82 cm. Saka guru bagian atas terdapat struktur tumpang sari lima susun dengan ragam hias. Bagian elar elaran luar maupun singup sebelah dalamnya berbenmtuk piramida terbalik, dengan ragam warna merah, kuning dan hijau. Ujung atap paling luar sebelah depan ditopang dengan delapan tiang ukruan 45 cm, dan sisi kiri dan kanan masing – masing disangga enam tiang dengan ukuran yang sama.

Gb.4. 8 Gereja Darurat Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Pasca Gempa Mei 2006

(9)

Gereja darurat pasca gempa di bangun dipelataran candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran dengan material utama bambu sebagai rangka konstruksi tiang dan rangka konstruksi atap serta beratapkan rapak tebu. Bentuk bangunan yang sederhana ini menggunakan model atap gunungan. Bangunan gereja sementara ini dipergunakan sampai gereja baru selesai dari tahun 2006 – 2009.

Bangunan gereja HKTY yang diresmikan pada tahun 2009, sampai sekarang masih dalam kondisi baik, pemeliharaan dan perbaikan area sekitar yang dibuat taman membuat kesan gereja semakin keliatan megah. Gereja sebagai sarana beribadat umat untuk memuji dan memuliakan Tuhan menjadi semangat untuk senantiasa merawat dan memelihara gereja.

Gereja HKTY Ganjuran dibangun pada periode tahun 2008 – 2009 dan diresmikan oleh Uskup Agung Semarang MGR Johanes Maria Pujosumarto dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan dihadiri Bupati Bantul Drs. H.M. Idham Samawi dan segenap umat yang hadir pada bulan Agustus 2009. Gereja HKTY Ganjuran dibangun tidak serta merta pasca gempa karena prioritas dari gereja adalah gereja akan dibangun ketika

Gb.4. 9 Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Diresmikan Pada Tahun 2009

(10)

92 umat sudah memiliki rumah. Sehingga gereja dibangun 2 – 3 tahun pasca gempa. Gereja tersebut dibangun dari swadaya umat baik dari dalam maupun luar negeri dan sumbangan pribadi maupun para donatur. Oleh panitia pembangunan dana di kelola dan bangunan gereja dia arsiteki oleh Ir. Winarno untuk arsitektur tradisional Jawa dan Ir. Arditya Samudera untuk arsitektur gereja Katolik. Dan juga tim ukir oleh Bapak Petrus dan Fx Heri Supriyatna. Perkembangan sejak gereja dibangun belum mengalami perubahan –perubahan yang signifikan dikarenakan perawatan

– perawatan rutin oleh koster maupun kerjasama dari umat Ganjuran. Perubahan terdapat pada Altar gereja yang dibuat lebih panjang karena altar yang lama terlihat lebih pendek menurut aturan panjang altar 1/3 dari panjang area panti imam,. Sehingga kondisi gereja masih baik baik eksterior maupun interiornya namun sedikit mengalami bekas –bekas air hujan dari atap diakibatkan dari pemasangan kabel di atap kemungkinan dari bekas tapak –tapak kaki tukang. Perbaikan – perbaikan yang terjadi di halaman gereja dan area candi HKTY dengan pembuatan taman serta perbaikan panel – panel jalan salib6.

Pada waktu pembangunan gereja HKTY yang berbentuk bangunan Joglo Yogyakarta pada masa Pastur Kepala Paroki Rm. Antonius Jarot gereja Ganjuran. Pembangunan gereja pada tahun 2009 tersebut pada awal desainnya hanya berupa joglo tanpa menggunakan ukir-ukiran seperti sekarang ini , namun atas kehendak dari Rm. G.Utomo, Pr setelah melihat buku yang dibeli di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta yang memuat bangunan –bangunan kraton Yogykarta yang kemungkinan adalah bangunan Museum HB IX. Dampaknya bangunan gereja HKTY seperti

6

(11)

sekarang ini yang berbentuk joglo Yogyakarta dengan ukiran – ukiran , dan bentuk seperti museum HB IX dengan ukuran yang lebih luas, terdapat banyak perbedaan – perbedaan diantaranya tiang - tiang dari baja cor yang dilapisi papan kayu jati, warna – warna yang digunakan, ornamen ragam hias, dan bentuk bangunan serta fungsi bangunannya. Gereja Ganjuran di bangun dengan konsep terbuka menandakan bahwa gereja terbuka bagi siapapun yang ingin berkunjung ke gereja. Pagar tembok sekeliling gereja pun di buat setinggi 120cm yang mempunyai maksud gereja Ganjuran adalah gereja terbuka. 7

4.1.3. Pastur dan Umat Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran

Pastur Kepala paroki dibantu oleh tiga orang Pastur rekan dan Dewan Paroki yang membawahi bidang kerja dan pelayanan di paroki. Paroki HKTY Ganjuran mempunyai 12 Wilayah dan Stasi tersebar di kecamatan Bambanglipuro, Pandak, Sidomulyo. Jumlah umat di paroki Ganjuran berkisar 10.000 jiwa.

Posisi gereja berada berdampingan dengan Kapel Adorasi Ekaristi Abadi dan area Candi HKTY Ganjuran sehingga sebagai tempat ziarah bagi umat Katolik maupun non Kristiani. Adapun area lain yang berdekatan dengan gereja adalah makam Tobias, Rumah Sakit Elisabeth, Susteran CB , Panti Asuhan Santa Maria, SMA Stella Duce. 4.1.4. Komplek Area Gereja

a. Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran

Bangunan candi HKTY Ganjuran terwujud pada era Kelurga Schmutzer yang menjadi pengelola Pabrik Gula Gondang Lipoera. Schmutzer membangun candi tersebut sebagai monumen syukur penyertaan dan belas kasih Hati Kudus Tuhan Yesus yang berlangsung segala masa dan tidak berkesudahan. Diharapkan menjadi ketertarikan semua orang untuk berbakti kepada Kristus , dapat dilihat sekarang ini umat dari segala penjuru datang untuk berdoa disekitar candi Ganjuran. Maka dipilihlah bangunan candi yang bercorak Hindu Jawa sebagai

7

(12)

94 tempat pemujaan orang dulu pada waktu berdoa. Candi tersebut didalamnya ditahtakan arca Kristus Raja Jawa, dengan tangan kanan menunjuk Hati Kudus-Nya yang terbuka dan siap diserahkan pada siapa yang memohon dan memintanNya. Arca tersebut terdapat yang berukuran lebih kecil sekitar 75cm, yang ditanam pada bagian bawah candi dimasukkan dalam perigi bersama prasasti ditulis dan dilapisi aspal kedap air. Hal tersebut mempunyai harapan jika suatu saat nantu candi yang dibangun runtuh bersama Arca Kristus Raja , masih ada satu yang bertahan utuh , yakni yang ditanam dibawah candi.

Pembangungan candi dimulai dengan peletakan batu pertama pada tanggal 26 Desember 1927 oleh Mgr. Van Velsen SJ selaku uskup Batavia dan pemberkatan patung Hati Kudus Kecil yang ditanam didasar candi. Pembangunan candi memakan waktu lebih dari 2 tahun, sehingga baru pada tangga 11 Februari 1930, diberkati oleh MGR. Van Velsen, SJ. Peresmian tersebut dihadiri oleh para imam , seluruh pemimpin religius ,umat Katolik dari seluruh pelosok Jawa. Bertepatan dengan tanggan penampakan Ibu Maria di Lourdes , tanah Jawa

Sumber : Buku Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Rahmat Yang Menjadi Berkat

Gb.4. 10 Peletakan Batu Pertama Candi oleh MGR.Van Velsen SJ Sumber : Buku Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran

(13)

Ceruk candi didalamnya terdapat patung Tuhan Yesus dengan posisi duduk, kedua tanganya sedang membuka jubah, memperlihatkan dada yang berhiaskan hati dikelilingi sinar terang. Yesus digambarkan dalam gaya Hindu Jawa tampak pada mahkota dan busana yang

dikenakanya. Terdapat inskripsi dalam bahasa Jawa yang berbunyi „

Sampeyan Dalem Mahaprabu Yesus Kristus Pangeraning Para Bangsa‟. Dalam keyakinan Katolik Tuhan Yesus selalu hadir bersama umat manusia berikut budayanya. Artinya Tuhan Yesus bukan hanya Yesus dari Nazaret , tapi tiap orang percaya kepadaNya selalu menyembah Yesus sesuai dengan budaya dan bahasa masing-masing.

Ekaristi yang selalu diadakan di Mandala Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran adalah Misa Jumat Pertama setiap bulan, dan Prosesi Agung pada pada minggu terakhir bulan Juni.

b. Kapel Adorasi Ekaristi Abadi

Kapel Adorasi Ekaristi Abadi terletak diantara Gereja Ganjuran dan Candi Ganjuran, pada proses pembuatan awal bersamaan dengan pembangunan gereja yang baru. Bangunan tersebut awalnya digunakan sebagai ruang pengakuan dosa, namun

(14)

96 pada akhirnya dijadikan Kapel Adorasi sehingga ruang pengakuan dosa dibuatkan ruang pengakuan dosa baru disamping kiri kapel Adorasi.

c. Makam Tobias

Makam Tobias merupakan makam yang ada sejak jaman Smutzer masih berkarya, disana banyak dimakamkan suster-suster yang pernah berkarya di Ganjuran, makam orang – orang awam dan ketika gereja masih mengahdap ke barat, terletak di halaman gereja.

Lokasi Makam Tobias Gb.4. 12 Kapel Adorasi Ekaristi Abadi Sumber : Dokumentasi Pribadi(Fotografer Windhu)

(15)

Denah tersebut merupakan rancangan arsitek yang terlibat pada proses pembangunan gereja. Dapat diliat secara lengkap posisi gereja berada diantara candi HKTY dan pasturan. Kompleks mandala candi terdiri dari candi HKTY, gereja, pasturan dan makam tobias.

Gereja HKTY

(16)

98

4.2. Makna Elemen Interior Pada Arsitektur Gereja Inkulturatif di

Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Bantul

4.2.1. Organisasi Bentuk Dan Fungsi Ruang

Interior dari gereja ini yaitu ruang luas tanpa ada penyekat hanya terdapat tiang – tiang penyangga, yang berbentuk bujur sangkar. Ruang yang dibuat mengerucut keatas dimana fungsi langit-langit sebagai atap. Panti imam menjadi titik sentral dari interior bangunan gereja ini, yang berada lebih tinggi dari posisinya. Menunjukkan sebagai pusat dari tempat ibadat gereja, karena terdapat tabernakel sebagai tempat hosti berada, panti imam sebagai Kristus pemimpin dilambangkan tempat pastur duduk (sedilia) dan mimbar sabda sebagai tempat pewarta sabda melambangkan Kristus sebagai Nabi9. Orientasi arah hadapnya menghadap ke arah panti umat.

Diarea kanan kiri panti imam terdapat kursi bagi para prodiakon dan para misdinar sebagai pembantu pada acara ekaristi sehingga berjalan lancar dan kihmat. Orientasi arah hadapnya ke arah panti imam.

Area tengah ruang sebagai tempat panti umat, yaitu tempat kursi – kursi atau bangku umat disusun. Bangku tersebut sebagai tempat umat mengikuti ekaristi harian maupun mingguan, yang untuk duduk selain itu bisa untuk bersujud ketika berdoa.

Pola sirkulasi pada gereja HKTY dapat di akses dari segala sisi. Gereja yang terbuka memungkinkan umat dapat memasuki panti umat dari segala penjuru. Sirkulasi imam, prodiakon, misdinar ketika memasuki area panti imam melalui pintu samping yang berada disisi timur ketika misa harian maupun mingguan.

9

(17)

4.2.2. Elemen Pembentuk Ruang

Elemen pembentuk ruang sebagai pembentuk interior gereja terdiri dari dinding, lantai, langit-langit, tiang/kolom, pintu, jendela. Elemen tersebut memisahkan ekterior dan interior dan berfungsi memberi bentuk pada bangunan.

4.2.2.1. Lantai Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Bantul Lantai gereja memiliki tiga level yang berbeda yaitu level pertama untuk memasuki area gereja, level kedua area panti umat, level ketiga area panti imam. Level tangga untuk memasuki area gereja, level panti imam di buat lebih tinggi dari area lainya sebagai pusat peribadatan dan berada paling dalam dari interior gereja. Level panti umat berada di tengah dan menghadap ke arah altar sebagai pusat peribadatan.

.

Pola silang pada lantai dengan diagonal bagian tengah dengan list lurus bagian lurus. Mempunyai arti persilangan pendapat selalu ada, tetapi terselesaikan dengan baik. Perbedaan duniawi dengan surgawi, tubuh atau daging dengan roh.10

10

Sumber Buku Ganjuran Berkat dan Perutusan

(18)

100 G

b

Gb.4. 16 Pola Level Lantai Tangga Masuk Gereja Sumber : Dokumentasi Pribadi/fotografer Windhu

(19)

Pola lantai yang mempunyai warna berbeda antara lantai panti imam dengan panti umat. Lantai panti imam mempunyai ketinggian yang lebih tinggi dari panti umat. Pola silang pada lantai pada bagian tengah dan lis lurus pada bagian sisi tepi luarnya.

4.2.2.2. Dinding Atau Tiang Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Bantul

Gereja HKTY hanya memiliki dinding pada bagian panti dalam saja sedang bagian depan dan kanan kirinya hanya terdapat tiang/kolom dikarenakan bangunan joglo yang terbuka. Dinding tersebut sebagai pembatas area panti imam, panti umat dengan sakristi, ruang persiapan ibadat harian maupun mingguan.

Dinding tersebut sebagai pembatas ruang sakristi dengan ruang panti umat, dan berfungsi juga sebagai struktur bangunan yang memberikan massa pada bentuk arsitekturnya. Ruang interior gereja HKTY yang berbentuk bujur sangkar diakibatkan oleh keberadaan dinding tersebut. Dibagian dinding tersebut terdapat tabernakel pada panti imam, patung Bunda Maria di samping kiri

(20)

102 dan Patung Yesus di samping kanan panti imam. Area antara sakristi dengan panti umat dihubungkan dengan pintu yang bercorak jawa yang dipakai untuk keluar masuk imam, prodiakon, misdinar dan rombongan pelayan misa.

Tiang atau soko yang ada pada gereja terdapat berbagai ukuran untuk soko guru, soko penanggap dan soko penitih yang dibuat dengan beton kemudian dibungkus oleh papan kayu jati yang diukir. Secara visual bangunan gereja ini sangat kokoh dengan banyaknya tiang yang menopangnya. Tiang –tiang ini menggunakan material kolom besi yang di cor kemudian di sisi luarnya dilapisi dengan papan kayu jati dengan tebal 3 cm, yang yang diukir. Sehingga konstruksi yang digunakan begitu kuat namun keliatan indah dengan ornamen ukir-ukiran yang menyelimuti setiap tiang –tiangnya.

(21)

4.2.2.3. Plafon atau Langit-Langit Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Bantul

Atap atau langit – langit gereja pada bagian tengah yang ditopang oleh soko guru berupa tumpang sari yang tersusun sangat indah yang

Gb.4. 20 Deretan Soko Penanggap dan Soko Penitih Sumber : Dokumentasi Pribadi/fotografer Windhu

(22)

104 ditengahnya terdapat ukiran bunga teratai. Struktur atap yang tertutup tidak tampak bahwa konstruksi didalamnya dibuat dengan baik.

Gb.4. 22 Proses Pembangunan Tiang Gereja Sumber :Buku Ganjuran Gereja dan Perutusan

Gb.4. 23 Rangka Plafon

(23)

Setelah tumpang sari dan langit – langit dibuat kemudian di cat dengan warna yang sangat menarik, dengan dominasi warna hijau dan putih. Usuk peniyung dengan warna putih dengan arah dari atas menyebar ke segala penjuru memperlihatkan ruang menjadi besar dan ruang yang terasa agung.

4.2.2.1 Elemen Pendukung Interior Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Bantul

a. Perabot

Perabot atau mebel yang terdapat pada gereja terbagi menjadi dua zona yaitu area panti imam dan panti umat. Pada area panti imam terdapat tiga komponen utama yang wajib ada yaitu, kursi sedilia, mimbar sabda dan meja altar. Perabot yang terdapat pada panti umat adalah kursi umat yang disusun terbagi menjadi empat bagian memanjang dari depan ke belakang.

(24)

106 Kursi imam melambangkan sebagai pemimpin, dan mimbar sabda sebagai tempat pewarta. Pada kursi imam dan mimbar sabda terdapat ornamen burung pelikan, ini menjelaskan bahwa ornamen tersebut menjadi simbol dari Keuskupan Agung Semarang.

Gb.4. 25 Mimbar Sabda

Sumber : Dokumentasi Pribadi /fotografer Windhu

(25)

Meja altar tersebut sudah mengalami perubahan ketika pada tahun 2013, meja tersebut diperpanjang agar terlihat luas dikarenakan sesuai

Gb.4. 27 Mimbar Pewarta Pastoral

Sumber : Dokumentasi Pribadi/fotografer Windhu

Gb.4. 28 Meja Altar

(26)

108 aturanya bahwa meja altar panjangnya sepertiga dari panjang panti imam.11

Meja kredens dipergunakan untuk meletakkan alat-alat misa yaitu piala, sibori, dan kebutuhan lain yang diperlukan untuk pelayanan misa. Di meja kredens juga terdapat ornamen ukiran burung pelikan.

11

Wawancara dengan Pastur Kepala Paroki Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Bantul , Romo Herman Yosep Singgih Sutoro, Pr pada hari Minggu 30 Juni 2017 pukul 13.00 WIB

Gb.4. 29 Meja Kredens

Sumber : Dokumentasi Pribadi/fotografer Windhu

(27)

Kursi tanpa sandaran berada disamping kanan dan kiri panti imam diperuntukkan bagi misdinar, prodiakon, lektor, lektris yang membantu pada saat perayaan ekaristi.

Kursi umat ini kemungkinan terbuat dari berbagai macam jenis kayu dan bentuk – bentuk yang berbeda – beda. Kemungkinan karena diperoleh dari para donatur pada waktu pembangunan gereja. Posisi peletakan kursi umat memanjang , menghadap panti imam sehingga umat dapat fokus saat mengikuti perayaan ekaristi.

Gb.4. 31 Kursi umat

(28)

110 b. Patung dan Asesoris

Asesoris yang terdapat pada gereja ini diantaranya lampu gantung, lampu penerangan pada setiap tiang atau soko. Sedang patung – patung yang terdapat pada gereja yaitu, patung malaikat pada tabernakel, patung Maria, patung Yesus, yang semuanya itu dibuat dengan konsep bergaya Hindhu Budha dan merupakan peninggalan dari gereja sebelumnya.

Gb.4. 32 Tabernakel yang terdapat Patung Dua Malaikat Sumber : Dokumentasi Pribadi/fotografer Windhu

(29)

Patung yang mempunyai langgam Hindu, Budha tersebut di buat pada masa Smuthzer di bantu oleh para pemahat lokal, patung Yesus, tabernakel, Ibu Maria dan patung yang terdapat pada candi HKTY Ganjuran. Patung , tabernakel tersebut merupakan peninggalan dari gereja lama yang masih dipertahankan, karena bangunan yang dulu sudah rusak oleh gempa Mei 2006.

Gb.4. 34 Patung Bunda Maria Memangku Kanak Yesus Sumber : Dokumentasi Pribadi/fotografer Windhu

Gb.4. 35 Patung Kerahiman Yesus

(30)

112 Patung tersebut tidak dibuat dengan desain seperti patung Yesus dan Maria yang sudah ada karena dibuat pada era sekarang. Warna biru dan merah melambangkan air dan darah yang keluar dari lambung Yesus yang mengalir sampai habis.

Asesoris lampu gantung dan tempel yang digunakan ada beberapa tipe, lampu gantung tidak hanya berfungsi sebagai penerangan ruangan gereja namun juga mempunyai nilai keindahan karena bahan, bentuk dan pancaran cahaya lampunya menambah nilai filosofis dalam suatu ruangan. Cahaya lampu yang memancar dari lampu –lampu yang tersusun sedemikian rupa menambah kemegahan dalam ruangan gereja, membantu umat untuk semakin khusuk beribadat. Lampu gantung sekarang sudah menggunakan bolam lampu sebagai pencahayaannya. Lampu – lampu tersebut mempunyai kemiripan dengan yang berada di kraton Yogyakarta.

Gb.4. 36 Lampu Gantung Besar

(31)

Gb.4. 37 Lampu Gantung Kecil

Sumber : Dokumentasi Pribadi/fotografer Windhu

Gb.4. 38 Lampu Tempel

(32)

114 Lampu tempel berada di setiap tiang bagian luar sebagai penerangan pada waktu malam, sehingga kesan yang ditimbulkan gereja terasa teduh karena menggunakan lampu gantung pada bagian dalam dan lampu tempel pada bagian luar gereja.

Tabernakel merupakan tempat menyimpan hosti yang sudah dikonsekrasi pada saat ekaristi. Letaknya berada di panti imam bagian tengah menjadi satu dengan relief –relief dan ada semacam lemari kecil. Maksud dari tabernakel adalah untuk menyimpan hosti kudus yang tidak habis ketika komuni dan agar imam atau prodiakon bisa mengambil ketika melakukan komuni bagi para umat yang tidak bisa hadir di gereja untuk mengikuti misa. Lilin banyak terdapat pada area panti imam khususnya pada sekitar altar melambangkan Yesus sebagai terang dunia yang senantiasa menerangi hidup manusia seperti lilin ketika bernyala. Salib diletakkan di meja altar, diatas tabernakel melambangkan sebagai orang Kristen.

Gb.4. 39 Tabernakel, Lilin, salib

(33)

Tempat air didesain dengan menggunakan batu alam, dengan ornamen candi HKTY, terletak di sekeliling gereja agar umat mudah meraihnya ketika akan memasuki gereja.

G

Gb.4. 40 Tempat air

Sumber : Dokumentasi Pribadi/fotografer Windhu

Gb.4. 41 Gamelan

(34)

116 amelan berfungsi ketika ibadat menggunakan iringan gamelan jawa baik slendro maupun pelog, yang sudah menjadi tradisi di gereja Ganjuran. Misa Jumat Pertama diselenggarakan dengan menggunakan gamelan yang dilakukan di area Candi HKTY Ganjuran. Selain itu dipergunakan oleh umat ketika melakukan latihan menggunakan gamelan sebelum melakukan tugas misa di depan candi.

4.2.3. Makna Ornamen Hias

Ornamen ragam hias yang terdapat pada atas tabernakel, ornamen lidah api melambangkan Roh Kudus yang menyala – nyala. Warna merah identik dengan pengorbanan, kemartiran, dan semangat. Flora atau sulur – sulur yang berbuah anggur mengingatkan akan kita untuk dipanggil agar berbuah kebaikan. Ada simbol burung pelikan yang menjadi ciri khas dari gereja HKTY dan menjadi simbol dari Keuskupan Agung Semarang yang tongkatnya dipakai oleh Uskup. Legenda pelikan menampakkan Hati Kudus Yang Maha Kudus12. Ukiran burung pelikan dengan anaknya yang berjumlah tiga ekor juga terdapat pada mimbar sabda, mimbar imam, meja kredens, altar. Ada kisah yang menjadi latar belakangnya yaitu pada saat di Eropa mengalami masa paceklik yang panjang induk burung pelikan itu melukai tubuhnya dan memberikan darahnya keluar dan menjadi makanan bagi anak-anaknya hingga musim kekeringan itu berlalu yang akhirnya

12

Wawancara dengan Pastur Kepala Paroki Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Bantul , Romo Herman Yosep Singgih Sutoro, Pr pada hari Minggu 30 Juni 2017 pukul 10.30 wib

Gb.4. 42 Hiasan Panti Imam

(35)

induk burung pelikan tersebut mati. Induk burung pelikan yang berwarna putih memberikan darahnya pada anak-anaknya yang berwarna merah muda. Warna putih melambangkan kesucian. Warna merah muda melambangkan tanda – tanda adanya kehidupan.

Nanasan terapat pada keempat sudut dari tiang /soko guru. Nanasan melambangkan perjuangan hidup , yaitu untuk menikmati kehidupan yang manis harus berjuang. Berani mengalami kesulitan demi Kristus Sang Penyelamat dan demi Keselamatanya. Berjuang dalam hidup dengan iman dan kasih. Sesuai dengan ayat kitab suci dalam Markus 8;35, pemberitahuan pertama penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikuti Dia. Karena barang siapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil ia akan menyelamatkannya13.

13

Sumber Buku Ganjuran Gereja Dan Perutusan .2009 Gb.4. 44 Wajikan

Sumber : Dokumentasi Pribadi/fotografer Windhu Gb.4. 43 Nanasan

(36)

118 Wajikan identik dengan manisnya kehidupan, dibaratkan dengan pertemuan dua kali segitiga dan kaitanya dengan Kitab Suci dalam Surat Santo Paulus kepada umat di Korintus 13:13 tentang kasih. Demikianlah tinggal ketiga hal ini yaitu iman, pengharapan, kasih dan yang paling besar diantaranya adalah kasih.14

Probo sebagai lambang sinar ilahi yaitu sinar Tuhan Yesus sebagai terang dunia, dalam Lukas 2:9-11 tentang kelahiran Yesus, ayat sembilan tiba tiba berdirilah Malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Ayat sepuluh lalu

kata Malaikat itu kepada mereka “Jangan takut sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar bagi seluruh bangsa”. Ayat sebelas hari ini telah lahir bagimu kesukaan besar yaitu Kristus , Tuhan dikata Daud.15

14

Sumber Buku Ganjuran Gereja Dan Perutusan .2009. Hal. 6

15

Sumber Buku Ganjuran Gereja Dan Perutusan. 2009. Hal.5 Gb.4. 45 Praba

(37)

Kubah yang berada di atas panti imam ini di buat yang mempunyai tujuan agar ketika Imam melakukan konsekrasi dan menengadah keatas selalu meresapi tentang ke empart injil suci dan Tri Tunggal Maha Kudus. Gambar simbol tentang ke empat injil tersebut terletak diatas kubah, dan gambar lambang Tri Tunggal Maha Kudus meniru dari gambar lambang yang berada di dalam candi HKTY Ganjuran.16 Simbol Injil Matius dilambangkan dengan manusia bersayap karena peranya sebagai penginjil, injil Markus dilambangkan dengan seekor singa yang bersayap, injil Lukas dilambangkan dengan seekor lembu, injil Yohanes dilambangkan dengan seekor rajawali.

16

Wawancara dengan Bpk M, Dwi Ismarwanto, selaku pengurus Dewan Paroki ketika pembangunan gereja. Pada 17 Februari 2018.

(38)

120 Mozaik orang Samaria yang baik hati ini terletak di sisi timur panti imam gereja Ganjuran. Mozaik ini sengaja di pasang di sisi timur agar terkena sinar matahari saat terang, sehingga keindahannya nampak jelas dan menarik perhatian umat yang hadir di gereja. Melalui kisah orang Samaria ini, diharapkan umat Katolik seusai mengikuti perayaan ekaristi siap sedia berbuat bagi siapapun yang membutuhkan, sebab iman tanpa perbuatan adalah mati.17

17

Wawancara dengan Bpk M, Dwi Ismarwanto, selaku pengurus Dewan Paroki ketika pembangunan gereja. Pada 17 Februari 2018.

Gb.4. 47 Mozaik Orang Samaria

(39)

Makna Katolik dikaitkan dengan arsitektur Jawa mempunyai arti makna keindahan, Santo Petrus pada umat di Filipi, Bab 3 : 13-16 Kebenaran Sejati. Panggilan surgawi dari Allah dalam Yesus Kristus, karunia surga itu anugrah bagi orang yang melaksanakan perintah Allah. Kalau akan mendapatkan surga harus saling mengkait, dan tumpang sari dalam ajaran Tuhan; jujur, mulia, mau rekoso.18

18

Sumber Buku Ganjuran Gereja Dan Perutusan. 2009 Gb.4. 48 Tumpang Sari

(40)

122

4.3. Makna Warna Pada Bangunan Gereja Hati Kudus Tuhan

Yesus Ganjuran Bantul

Pemaknaan ragam warna pada arsitektur gereja ini tidak lepas dari warna – warna yang digunakannya pada elemen interior. Untuk memperoleh makna warna yang digunakan telah dilakukan wawancara dengan narasumber yang mengetahui warna – warna liturgi kaitanya dengan warna pada bangunan gereja.

4.3.1. Makna Warna Hijau

Bangunan gereja HKTY didominasi dengan warna hijau karena dalam gereja Katolik terdapat masa biasa yang dilambangkan dengan warna hijau lebih banyak daripada masa khusus misalnya Paskah, Natal, atau masa hari raya lainnya. Penggunaan warna hijau pada liturgi gereja juga digunakan oleh imam, prodiakon, misdinar yang menggunakan pakaian ada corak warna hijau. Selain itu warna hijau identik dengan kesederhanaan dan kesuburan kaitanya dengan masa biasa. Disamping itu hijau melambangkan pertumbuhan , kehidupan dan menandakan adanya

(41)

pengharapan.19 Dimaknai secara liturgis itulah hidup harian manusia, menjalani kehidupan sehari-hari ditengah itu timbul percik –percik khusus misalnya sukacita, hening, kematian dll. Warna merah maron melambangkan dinamika mirip dengan warna ungu yang tampak pada sulur-sulur pada bangunan20.

4.3.2. Makna Warna Putih

19

Wawancara dengan Rm. Yohanes Krismanto, pada hari Minggu 30 April 2017, pukul 12.00 WIB

20

Wawancara dengan Romo Herman Yosep Singgih Sutoro, pada hari Minggu 30 Juni 2017, pukul 10.30 WIB

Gb.4. 50 Langit Langit

Sumber : Dokumentasi Pribadi.Fotografer Windhu

Gb.4. 51 Tumpang Sari

(42)

124

Putih sebagai warna terdapat pada langit-langit, ditengah tunpang sari, plafon diatas tabernakel. Warna putih melambangkan masa suka cita biasa digunakan pada hari raya Natal, Paskah dan Hari Raya lainya. Sama dengan warna kuning emas melambangkan kemuliaan Allah. Warna putih yang letaknya di atas langit-langit melambangkan meraih kemuliaan Tuhan Yesus dimulai setiap hari dengan aneka kehidupan21.

4.3.3. Makna Warna Merah

21

Wawancara dengan Pastur Kepala Paroki Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Bantul , Romo Herman Yosep Singgih Sutoro, Pr pada hari Minggu 30 Juni 2017 pukul 10.30 wib

Gb.4. 52 Blandar

Sumber : Dokumentasi Pribadi/fotografer Windhu

Gb.4. 53 Blandar

(43)

Pada blandar didominasi dengan warna hijau pada flora namun keliatan sekali warna merah maron juga mendominasi. Warna tersebut sebagai lambang dinamika kehidupan yang ada22. Warna merah identik dengan pengorbanan, kemartiran, dan semangat

4.3.4. Makna Warna Hitam

22

Wawancara dengan Pastur Kepala Paroki Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Bantul , Romo Herman Yosep Singgih Sutoro, Pr pada hari Minggu 30 Juni 2017 pukul 10.30 wib

Gb.4. 54 Umpak

Sumber : Dokumentasi Pribadi/fotografer Windhu

Gb.4. 55 Dinding belakang Tabernakel

(44)

126 Umpak sebagai landasan soko guru, penanggap, penitih bermotif ragam hias padma. Sedang dinding belakang tabernakel menggunakan batu marmer warna hitam. Warna hitam melambangkan kesejatihan, netral,asal mula sedang ornamen bunga padma melambangkan keabadian, kelanggengan23. Umpak dalam gereja katolik adalah iman, dalam Matius 16:16-18 orang Farisi dan Saduki

meminta Tanda. Ayat enambelas maka jawab Simon Petrus “Engkau adalah Mesias Anak Allah yang hidup”. Ayat tujuh belas kata Yesus kepadanya

“Berbahagialah engkau Simon Bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapaku yang di surga”. Ayat delapan belas dan aku berkata kepadaMu”Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini aku akan

mendirikan jemaatku dan alam maut tidak akan menguasainya.24

4.3.5. Makna Warna Kuning Emas

Warna kuning keemasan terdapat paling banyak di sekitar panti imam, area tersebut sebagai sumber sukacita. Sumber kemuliaan maka akan ada kegembiraan. Disamping itu sebagai jati diri pengikut Kristus

23

Wawancara dengan Pastur Paroki Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Bantul , Romo Yohanes Krismanto, Pr pada hari Minggu 30 April 2017 pukul 12.00 wib

24

Sumber Buku Ganjuran Gereja Berkat Dan Perutusan , 2009 hal.4 Gb.4. 56 Altar

(45)

kita dipanggil menjadi gembala25. Warna kuning emas biasa dipakai pada masa liturgi Paskah ataupun Natal.

25

(46)

128

Warna Penerapan Warna Di

(47)

imam

(48)
(49)

4.4. Dampak Arsitektur Tradisional Yogyakarta Terhadap Umat Yang Menggunakan Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Bantul

Umat yang menggunakan gereja HKTY sebagai sarana untuk beribadat terdiri dari umat paroki HKTY Ganjuran, umat peziarah yang datang ke Ganjuran untuk berdoa ke Candi HKTY sehingga sekaligus berdoa di gereja Ganjuran. Umat paroki Ganjuran yang beribadat ketika mengikuti misa yang diselenggarakan yaitu misa harian , misa mingguan, misa Jumat pertama dan misa – misa pada perayaan khusus lainnya misalnya misa perkawinan, pemberkatan.

Keterlibatan umat dalam hidup menggereja di paroki Ganjuran semakin hidup dengan banyaknya umat yang terlibat dalam kepengurusan dewan paroki, paguyuban, kepengurusan tempat ziarah, maupun pengurusan dalam lingkugan –lingkungan. Keberadaan gereja yang menjadi satu area dengan kapel adorasi, candi HKTY menjadikannya tempat untuk peziarah berdoa. Berdasar wawancara salah satu umat , sebagai prodiakon empat kali dalam seminggu bertugas di gereja melayani

(50)

132 umat. Misa mingguan, dan misa harian dan sebagai umat paroki. Arsitektur gereja HKTY Ganjuran menurut pendapatnya merakyat, terasa dekat dengan Tuhan, tidak terdapat perbedaan antara atasan dengan bawahan, sehingga berdoa dengan khusuk, nyaman ketika berdoa. Gereja yang terbuka sehingga umat dapat berdoa di gereja selama 24 jam, mengambil waktu pagi,siang,sore, malam dapat dilakukan, ada pilihan tempat berdoa, gereja,candi,kapel adorasi. Ketika berdoa terasa berhadapan langsung dengan Tuhan, doa terkabulkan dan banyak rezeki yang berlimpah. Arsitektur yang dipergunakan cocok dengan budaya setempat sehingga umat lebih dapat masuk dan menyatu , didukung dengan bahasa yang dipergunakan, yaitu bahasa Jawa, alat musik yang dipergunakan yaitu gamelan. Umat di luar paroki HKTY Ganjuran juga ada yang berkeinginnan untuk beribadat , bahkan terlibat menjadi anggota paduan suara. Arsitektur tradisional juga memberi dampak pada keterlibatan umat pada hari raya besar (prosesi) umat di kapel tidak menyelenggarakan misa di kapel masing-masing namun menjadi satu di gereja Ganjuran, terlibat dalam aneka kegiatan, kepanitiaan, memberikan persembahan dalam berbagai makanan tradisional. Warna arsitektur yang dipergunakan tidak menyolok, merasa menyatu dalam ketenangan , umat tidak jenuh untuk meninggalkan gereja, umat senantiasa mengalami kerinduan untuk berdoa di Gereja Ganjuran. Faktor lain yng mendukung umat untuk ke gereja Ganjuran adalah keamanan yang baik, parkirnya luas, akses menuju tempat ziarah mudah dan terjangkau.26

Pendapat lain dari salah satu umat yaitu gereja berarsiktektur Jawa terasa ayem, tenang, nyaman kerasa berada di rumah sendiri dan merasa kebih dekat dengan Tuhan. Terasa lebih dekat karena Yesus hadir dalam budaya setempat, sehingga mudah membayangkan bahwa Yesus hadir dalam wajah Jawa. Warna yang dipergunakan kalem, tidak mentereng, nampak megah namun sederhana, didukung dengan pencahayaan yang

26

(51)

baik.27 Namun pada misa sore kadang cahaya matahari masih masuk sehingga silau, umat banyak yang kepanasan. Keterlibatan umat dalam perawatan gereja terlihat pada hari tertentu ibu-ibu, paguyuban pewarung, membersihkan area gereja dan sekitarnya. Umat yang berdoa di gereja, candi maupun kapel adorasi biasanya mengabadikannya dengan foto –foto karena mempunyai arsitetuktur yang indah. Warna yang dipergunakan mencerminkan bahwa gereja Ganjuran identik dengan gereja yang dekat dengan pertanian , ditunjukkan dengan adannya HPS (Hari Pangan Sedunia) sekitar tahun 1990 yang diselenggarakan di Ganjuran. Maka cocok dengan warna dominasi hijau pada gereja.28

Pendapat lain dari umat bahwa gereja yang terbuka mempunyai konsekuensi , ketika berdoa menjadi kurang khusuk, terganggu konsentrasi karena ada aktivitas lain di kuar gereja. Faktor teknis ketika hujan dan angin masuk ke dalam gereja mengakibatkan gereja menjadi lembab dan perabot, kursi serta bagian –bagian tertentu gereja mengalami penjamuran. Perabot gereja telah mengalami renovasi pada tahun ini, karena efek dari proses penjamuran. Hal lain dengan gereja terbuka, sampah dari daun – daun kering masuk ke dalam gereja, sehingga perlu kebersihan yang ekstra. Faktor pencahayaan di malam hari terasa kurang karena ketika bertugas sebagai pemazmur terlihat tulisan kurang jelas, sehingga perlu diperbesar. Kelebihan lainnya adalah hemat listrik karena tidak perlu kipas maupun AC. Gereja terbuka mempunyai dampak , bahwa umat bisa setiap saat berdoa di gereja, sesuai dengan waktu yang dibutuhkan. 29

27

Gambar

Tabel 4.1 Rangkuman

Referensi

Dokumen terkait

Pak Sukoco, Bu Titik, Mas Didik, Mas Eko dan Mas Berna selaku bendahara dan pengelola keuangan Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran yang telah mengijinkan penulis untuk

Di dalam kompleks Gereja HKY (Gambar 2), selain gedung gereja juga terdapat sejumlah fungsi lain yang berkaitan dengan kegiatan gereja seperti candi hati Kudus

Unsur-unsur yang menentukan keberadaan suatu peziarahan khususnya peziarahan CHKTY Ganjuran adalah adanya candi Hati Kudus Tuhan Yesus sebagai obyek ziarah yang menjadi

Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh kaum muda Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran untuk meningkatkan pemahaman mengenai inkulturasi dan keterlibatan mereka untuk

Diharapkan dapat memberikan manfaat kepada Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus di Keuskupan Surabaya dalam menerapkan Good Corporate Governance, khususnya

Dengan demikian, gaya desain bangunan Gereja Hati Kudus Yesus Surabaya mendapat pengaruh dari perkembangan gaya kolonial Belanda yang ada pada tahun 1920 dan gaya lain

Dengan demikian, gaya desain bangunan Gereja Hati Kudus Yesus Surabaya mendapat pengaruh dari perkembangan gaya kolonial Belanda yang ada pada tahun 1920 dan gaya lain

Dengan demikian, gaya desain bangunan Gereja Hati Kudus Yesus Surabaya mendapat pengaruh dari perkembangan gaya kolonial Belanda yang ada pada tahun 1920 dan gaya lain