• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan akan bahan pangan dan gizi yang lebih baik, permintaan ikan terus meningkat dari tahun ke tahun. Permintaan ikan yang meningkat tentunya memiliki makna positif bagi pengembangan perikanan, terlebih daerah kepulauan seperti Provinsi Maluku Utara yang memiliki potensi perairan yang cukup luas dan potensial untuk pengembangan perikanan baik penangkapan maupun akuakultur. Namun demikian, tuntutan pemenuhan kebutuhan akan sumberdaya tersebut akan diikuti oleh tekanan eksploitasi sumberdaya ikan yang juga semakin intensif. Jika tidak dikelola secara bijaksana, sangat dikhawatirkan pemanfaatan sumberdaya secara intensif akan mendorong usaha perikanan ke jurang kehancuran dan terjadi berbagai konflik terhadap sumberdaya ikan.

Pengelolaan perikanan seperti diuraikan oleh FAO (1997) sebagai proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya dan implementasi dari aturan-aturan main dibidang perikanan dalam rangka menjamin kelangsungan produktivitas sumberdaya, dan pencapaian tujuan perikanan lainnya. Berdasarkan pengertian ini, pengelolaan perikanan membutuhkan bukti-buti ilmiah terbaik (best scientific evidence) untuk analisis dan perencanaan perikanan yang memadai, proses diskusi melalui konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) dan penetapan berbagai tujuan dan strategi pengelolaan melalui pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya dan implementasi aturan mainnya.

Pentingnya pengelolaan perikanan secara empiris dapat ditunjukkan dengan tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan pada saat ini. Tingkat pemanfaatan adalah nisbi antara jumlah yang ditangkap dengan estimasi potensi sumberdaya. Sederhananya apabila tingkat pemanfaatan terlalu tinggi, lebih dari 50% dan mendekati 100%, maka sering dikatakan bahwa sumberdaya sudah tinggi tingkat pemanfaatannya. Tingkat pemanfaatan penuh atau sumberdaya telah jenuh pemanfaatannya bila prosentase pemanfaatan sudah mendekati atau pada tingkat 100%. Lebih dari 100% dinamakan dengan tingkat pemanfaatan lebih, sementara kurang dari 59% disebut dengan tingkat pemanfaatan rendah (Nikijuluw 2005).

(2)

Provinsi Maluku Utara merupakan kawasan baru hasil pemekaran wilayah yang memiliki keunggulan posisi strategis bagi bangsa Indonesia di tepian Pasifik, terutama dalam menyongsong era globalisasi dan perdagangan bebas. Kawasan ini sebagian besar dikelilingi oleh laut, yaitu sekitar 76,2%, sehingga potensi perikanan dan kelautan menjadi basis ekonomi bagi pembangunan daerah untuk kesejahteraan masyarakat, termasuk pemulihan ketahanan pangan pasca konflik horizontal.

Perairan laut Maluku Utara tersebut memiliki potensi perikanan yang besar terkandung di dalamnya, merupakan aset yang penting bagi keberlanjutan pembangunan dalam konsep otonomi daerah. Sumberdaya perikanan tentunya dapat dimanfaatkan seutuhnya secara lestari sebagai sumber ekonomi yang diharapkan mampu mengangkat harkat masyarakat Maluku Utara ke jenjang yang lebih sejahtera.

Perikanan tangkap merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting di Provinsi Maluku Utara dan konstribusinya cukup besar bagi produksi perikanan dan kelautan secara umum. Kegiatan perikanan tangkap menghasilkan berbagai jenis hasil tangkapan berupa ikan konsumsi ekonomis penting baik jenis ikan pelagis maupun ikan demersal. Beberapa jenis ikan pelagis yang dominan dan memiliki nilai ekonomis penting antara lain; cakalang (Katsuwonus pelamis), tuna (Thunnus sp.), tongkol (Euthynnus sp.), kembung (Rastrelliger sp.), layang (Decapterus sp.), dan julung-julung (Hemirhamphus sp.)

Jenis-jenis ikan pelagis ini memiliki distribusi yang luas hampir diseluruh perairan Maluku Utara. Dalam pemanfaatannya dilakukan oleh sebagian besar nelayan skala kecil dan menengah dengan menggunakan teknologi yang masih relatif tradisional dengan mengandalkan pengetahuan yang diperoleh secara turun temurun. Kondisi demikian mengakibatkan setiap operasi penangkapan yang dilakukan oleh nelayan selalu berhadapan dengan situasi ketidakpastian terhadap musim penangkapan dan fishing ground yang mengakibatkan biaya operasional yang dikeluarkan tidak berimbang dengan hasil yang diperoleh. Informasi mengenai musim penangkapan ikan akan memberikan gambaran saat keberadaan ikan tersebut di suatu perairan, sehingga operasi penangkapan dapat diarahkan

(3)

pada saat musim banyak ikan. Hal tersebut akan memberikan peluang memperoleh hasil tangkapan yang lebih besar.

Pemanfaatan potensi sumberdaya harus dilaksanakan secara terkontrol, sehingga kelestarian sumberdaya ikan di setiap wilayah perairan senantiasa dapat dipertahankan agar produktivitas optimum dapat terjaga. Sebab sumberdaya yang cukup melimpah tidak mempunyai arti dari sisi ekonomi apabila tidak ada upaya yang sungguh-sungguh dan sistematis untuk mendayagunakannya sehingga memberikan manfaat secara berkelanjutan.

Dengan pemekaran wilayah maka perlu ditentukan kebijakan pengelolaan perikanan tangkap. Untuk mencapai tujuan pengelolaan sumberdaya perikanan maka dalam perencanaan selalu berasaskan prinsip berkelanjutan. Salah satu upaya yang diperlukan adalah penyiapan basis data yang mencakup antara lain adalah alokasi sumberdaya ikan, unit penangkapan dan ketepatan waktu dalam penangkapan. Untuk itu perlu diketahui sejauh mana tingkat pemanfaatan dan pola musim penangkapan beberapa jenis ikan pelagis ekonomis penting di Provinsi Maluku Utara. Hal tersebut perlu dilakukan dalam suatu kajian ilmiah yang dalam hal ini merupakan inti penelitian ini.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil penelitian Badan Riset Departemen Kelautan dan Perikanan dan Komisi Nasional Stock Assessment, wilayah perairan Maluku Utara berada dalam wilayah pengelolaan perikanan (WPP) laut Seram dan laut Maluku dengan jumlah potensi lestari (MSY) yang diperkirakan sebesar 828.180,00 ton/tahun, terdiri dari ikan pelagis 621.135,00 ton/tahun dan ikan demersal 207.045,00 ton/tahun. Sampai tahun 2003 tingkat pemanfaatan sebesar 83.536,65 ton atau 10,09% dari potensi lestari (Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara 2003).

Dari data empiris tersebut pemerintah Provinsi Maluku Utara (Dinas Perikanan dan Kelautan) menjadikan acuan dalam membuat kebijakan yang berhubungan dengan pembangunan perikanan tangkap. Pemerintah mendorong sektor swasta untuk melakukan investasi dalam bidang perikanan tangkap dengan memberikan berbagai kemudahan. Selain itu nelayan lokal, diberikan bantuan

(4)

berupa kapal dan alat tangkap serta alat bantu rumpon. Kondisi ini menyebabkan eksploitasi terhadap sumberdaya ikan di perairan Maluku Utara semakin intensif.

Walaupun berdasarkan data di atas, secara umum sumberdaya ikan di perairan Maluku Utara cukup melimpah dengan tingkat pemanfaatannya rendah, namum secara spesifik kondisi yang terjadi adalah setiap jenis ikan, mengalami tekanan penangkapan yang berbeda. Berberapa jenis ikan pelagis yang mengalami penangkapan yang sangat intensif antara lain adalah cakalang, tuna, tongkol, layang, kembung dan julung-julung. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: (1) jenis ikan tersebut mudah ditangkap oleh nelayan dengan menggunakan beragam jenis alat tangkap, (2) minat masyarakat untuk mengkonsumsi jenis ikan tersebut cukup tinggi, dan (3) beberapa jenis ikan tersebut memiliki permintaan pasar yang relatif tinggi, baik pasar interinsuler

maupun pasar ekspor.

Upaya pengelolaan sumberdaya ikan tersebut agar selalu berasaskan prinsip kehati-hatian demi berkelanjutannya, maka perlu adanya penyiapan data base

berupa jumlah potensi maksimum lestari dari setiap jenis ikan ekonomis penting, upaya optimum yang ditetapkan dan tingkat pemanfaatannya. Selain itu perlu ditentukan pola musim penangkapan dari setiap jenis ikan sehingga kegiatan penangkapan dilakukan tepat waktu dan terkendali.

Untuk menjawab permasalahan yaitu tekanan penangkapan terhadap beberapa jenis ikan pelagis ekonomis penting di Provinsi Maluku Utara lebih intensif maka penelitian tentang tingkat pemanfaatan dan pola musim penangkapan beberapa jenis ikan pelagis ekonomis penting di Provinsi Maluku Utara ini penting untuk dilakukan karena diharapkan dapat memberikan informasi awal dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis yang bertanggung jawab.

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa jenis ikan pelagis ekonomis penting dalam rangka penyiapan data base untuk pengelolaan sumberdaya ikan secara berkelanjutan di Provinsi Maluku Utara. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:

(5)

(1) Mengukur tingkat pemanfaatan beberapa jenis ikan pelagis ekonomis penting di perairan Maluku Utara.

(2) Menganalisis pola musim penangkapan beberapa jenis ikan pelagis ekonomis penting di perairan Maluku Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pada pengembangan ilmu pengetahuan dalam upaya pengelolaan sumberdaya ikan, sedangkan secara spesifik manfaat dari penelitian ini adalah :

(1)Sebagai informasi bagi peneliti dan akademisi dalam mengembangkan penelitian lanjutan terutama yang berhubungan dengan pengkajian stok ikan sehingga mendapatkan rumusan yang tepat dalam pengelolaan sumberdaya ikan ekonomis penting di Provinsi Maluku Utara.

(2)Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah Provinsi Maluku Utara dalam membuat perencanaan mengenai pengembangan perikanan tangkap agar selalu berdasarkan prinsip kehati-hatian.

1.5 Kerangka Pemikiran

Salah satu isu pembangunan di Provinsi Maluku Utara, sejak ditetapkan sektor perikanan dan kelautan sebagai leading sector adalah upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi sektor lain. Sebagai Provinsi kepulauan yang memiliki karakteristik spesifik dengan potensi sumberdaya perikanan dianggap cukup besar merupakan kekuatan dan peluang dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Minimnya data base pada sektor perikanan dan kelautan juga merupakan kendala dalam menentukan kebijakan dalam upaya pemanfaatan sumberdaya perikanan secara berkelanutan. Hal ini mendorong upaya untuk mengeksploitasi sumberdaya perikanan secara besar-besaran. Namun di sisi yang lain kondisi sumberdaya perikanan Maluku Utara khususnya di wilayah pantai cenderung mulai berkurang, sehingga hasil tangkapan terus mengalami penurunan. Banyak pihak yang sekedar meningkatkan produksi tanpa berpikir kelestarian sumberdaya ikan walaupun disadari hal ini akan berdampak pula pada keberlanjutannya.

(6)

Upaya untuk mempertahankan eksistensi perikanan tangkap saat sekarang dan masa yang akan datang maka perlu diterapkan konsep pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan konsep tersebut maka langkah awal adalah dilakukannya kajian mendasar terhadap kondisi stok dari setiap jenis ikan pelagis ekonomis penting, sehingga diharapkan dapat menjadi informasi untuk pengelolaan sumberdaya ikan di Provinsi Maluku Utara. Terdapat beberapa parameter yang dikaji terhadap setiap jenis ikan dalam penelitian ini antara lain adalah potensi lestari (MSY), upaya optimum (fopt), tingkat pemanfaatan dan pola musim penangkapan ikan.

Metode surplus produksi (model Fox) dipergunakan untuk menetukan nilai potensi lestari dan upaya optimum. Selanjutnya nilai MSY tersebut dibandingkan dengan total produksi ikan yang telah dicapai sehingga diperoleh tingkat pemanfaatan dari setiap jenis ikan pelagis di Provinsi Maluku Utara. Hasil analisis ini diharapkan memberikan informasi tentang berapa besar potensi sumberdaya ikan yang telah dimanfaatkan. Selain itu informasi tersebut digunakan untuk menentukan berapa banyak upaya tangkap yang telah dicapai. Sedangkan metode rata-rata bergerak dipergunakan untuk mentukan nilai indeks musim penangkapan (IMP). Selanjutnya nilai IMP dipergunakan untuk menganalisis pola musim penangkapan ikan. Hasil analisis tersebut diharapkan dapat memberikan informasi tentang waktu yang tepat untuk melakukan operasi penangkapan ikan, sehingga pemanfaatan sumberdaya ikan tetap terkendali. Kerangka pemikiran penelitian ini disajikan pada Gambar 1.

(7)

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian tentang tingkat pemanfaatan dan musim penangkapan beberapa jenis ikan pelagis ekonomis penting di Provinsi Maluku Utara

PERMASALAHAN

¾ Isu sumberdaya ikan melimpah

¾ Penangkapan intensif dan tidak terkendali

¾ Minimnya data base

Informasi dan analisis data

Tingkat pemanfaatan dan pola musim penangkapan Eksistensi perikanan tangkap

di Maluku Utara

Gambar

Gambar  1  Kerangka pemikiran penelitian tentang tingkat pemanfaatan dan  musim penangkapan beberapa jenis ikan pelagis ekonomis penting di  Provinsi Maluku Utara

Referensi

Dokumen terkait

 Inflasi Kota Bengkulu bulan Juni 2017 terjadi pada semua kelompok pengeluaran, di mana kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami Inflasi

Penataan promosi statis ialah suatu kegiatan untuk mempertunjukkan, memamerkan atau memperlihatkan hasil praktek atau produk lainnya berupa merchandise kepada masyarakat

Nilai ekonomis dari ampas tebu akan semakin tinggi apabila dilakukan proses lanjutan yaitu dengan memanfaatkan limbah tebu menjadi membran silika nanopori yang

yang sangat besar seperti: (1) pengembangan kompetensi guru (matematika) dalam pendidikan dan pengajaran serta pengabdian kepada masyarakat merefleksikan pada

Menentukan bobot latihan setiap jenis keterampilan berdasarkan hasil analisis terhadap respons yang muncul dan tingkat kesulitan yang dialami mahasiswa dalam mempraktikkan

Ada pengaruh faktor Host (umur anak, jenis kelamin, umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, sikap ibu, penghasilan keluarga, imunisasi campak dan riwayat

Implementasi untuk sistem pengukuran demikian dapat dilakukan cukup dengan mempergunakan dua mikrokontroler, yaitu satu master I2C yang melakukan pengukuran dosis radiasi

Motivasi belajar siswa sangat penting dalam pembelajaran, sebab pengetahuan, keterampilan, dan sikap tidak dapat ditransfer begitu saja tetapi harus siswa sendiri