• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KPP PRATAMA SERPONG TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KPP PRATAMA SERPONG TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN KONTRIBUSI

PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PADA KPP PRATAMA SERPONG TERHADAP

PENDAPATAN DAERAH KOTA TANGERANG

SELATAN

I DEWA MADE MARDIKA

Banjar Wijaya B 50 No.11 ,Cipete - Tangerang

,

081316772665 dewarangda@gmail.com Murtedjo, SE.,Ak.,MM

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas dan kontribusi penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan di KPP Pratama Serpong pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Metode yang digunakan

dalam menganalisis tingkat pencapaian efektifitas dan kontribusi dengan kualitatif. Dengan memperoleh

data yang dilakukan dengan wawancara pada pihak yang berkaitan dan mengumpulkan dokumen –

dokumen yang terkait tentang penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan. Menjelaskan teori – teori tentang

efektifitas peneriman Pajak Bumi dan Bangunan berdasarkan Undang – undang Tata Cara perpajakan

yang berlaku di Indonesia dan berdasarkan peraturan Menteri Keuangan atau Direktorat Jenderal Pajak.

Penelitan dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong serta mengetahui efektifitas dan

kontribusi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan terhadap pendapatan daerah Kota Tangerang Selatan

serta mencari tentang penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan per kecamatan yang menjadi jangkauan dari

KPP Pratama Serpong. Menjelaskan kendala dan upaya yang dilakukan petugas pajak untuk

meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan. meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak. Dari

evaluasi yang dilakukan menunjukan bahwa masih rendah nya kesadaran Wajib Pajak dalam membayar

Pajak Bumi dan Bangunan sehingga kontribusi Penerimaan Pajak dan Bangunan tidak punya peran besar

terhadap pendapatan daerah Kota Tangerang Selatan. Dengan demikian pihak dari KPP Pratama Serpong

harus menerapkan upaya agar dapat mencapai target yang telah direncanakan sehingga menghasilkan nilai

(2)

efektifitas yang sangat bagus dan mempunyai kontribusi yang besar terhadap pendatan daerah Kota

Tangerang Selatan

Kata kunci : penerimaan pajak bumi dan bangunan, tingkat pencapaian , analisis efektifitas dan analisis

kontribusi

PENDAHULUAN

Pembangunan nasional adalah suatu kegiatan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari segi materiil maupun spiritual . Untuk dapat merealisasikan pembangunan tersebut, pemerintah membutuhkan penerimaan Negara yang bersumber dari penerimaan dalam negeri dan penerimaan luar negeri . Negara akan di katakana mandiri apabila jumlah penerimaan dalam negeri itu besar tanpa meminjam uang ke luar negeri . Salah satu usaha pemerintah untuk mewujudkan negara ini menjadi negara yang mandir serta melakukan pembangunan skala nasional adalah dengan melakukan pemungutan terhadap masyarakat di Negara ini yaitu berupa Pajak . Di Indonesia terdapat beberapa jenis pajak yang bisa dikenakan ke masyarakat berdasarkan dari sumber penghasilan tersebut , namun dari beberapa diantaranya Pajak Bumi dan Bangunan merupakan jenis pajak yang dikenakan oleh pemerintah daerah sebagai sumber pendapatan daerah yang sangat potensial dalam rangka membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan, salah satu aspek penunjang dalam keberhasilan pencapaian suatu tujuan pembangunan nasional selain dari sumber daya manusia (SDM), sumber daya alam (SDA) dan sumber daya lainnya adalah ketersediaan pembangunan baik yang diperoleh dari sumber-sumber pajak maupun non pajak. Penghasilan dari sumber pajak meliputi berbagai sektor perpajakan antara lain diperoleh dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). .PBB ini sendiri mulai berlaku di Indonesia itu pada sejak diterbitkan Undang-undang No.12 tahun 1985 yang mencakup tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang No.12 Tahun 1994. PBB yang pada saat itu masuk kedalam pajak pusat yang pengelolaanya dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak, namun pada saat penagihannya dilakukan oleh pemerintah daerah. Kemudian dengan munculnya Undang-undang No.28 tahun 2009 atas perubahan dari Undang-undang No.34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maka PBB dijadikan pajak daerah yang dimulai aktif sejak tanggal 1 Januari 2013. PERUMUSAN MASALAH

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui dan menjelaskan beberapa permasalahan yang terdapat dan terjadi dalam penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

1. Berapakah besaran target dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan KPP Pratama Serpong di Kota Tangerang Selatan.

(3)

2. Langkah – Langkah apa saja yang di lakukan KPP Pratama Serpong terhadap pencapaian target penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

3. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sesuai target yang di tetapkan dan bagaimana langkah yang diambil untuk mencapai target tersebut.

4. Berapa besar kontribusi Pajak Bumi dan Bangunan terhadap Pendapatan Daerah kota Tangerang Selatan tahun 2009-2011.

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis besarnya target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada KPP Pratama Serpong. 2. Mengevaluasi faktor – faktor yang menyebabkan penerimaan PBB tidak mencapai target yang telah ditetapkan

serta mengetahui upaya agar penerimaan PBB dapat tercapai dengan maksimal pada KPP Pratama Serpong. 3. Meninjau kontribusi dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan KPP Pratama Serpong terhadap Pendapatan

Daerah kota Tangerang selatan pada tahun 2009 sampai dengan 2011. METODE PENELITIAN

Penelitian ini didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh dari hasil riset. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yang menggunakan data primer.

Teknik yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini adalah metode langsung, yaitu:

1. Library Research Method (Metode Penelitian Kepustakaan)

Suatu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan mengumpulkan bahan-bahan, literatur-literatur maupun media informasi lainnya berdasarkan buku-buku teori mengenai Pajak Bumi dan Bangunan ataupun berbagai sumber data yang berkaitan erat dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini khususnya penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada KPP PRATAMA SERPONG.

2. Field Research Method (Metode Penelitian Lapangan)

Suatu penelitian yang dilakukan dimana penulis secara langsung mengadakan observasi atau pengamatan pada KPP Pratama Serpong yang menjadi objek penelitian guna memperoleh dan mengetahui permasalahnya secara keseluruhan.

a) Observasi

Dengan cara ini penulis melakukan pengamatan langsung ke KPP untuk memperoleh gambaran penerimaan pajak secara keseluruhan.

b) Wawancara

Wawancara yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan untuk dimintai informasi berkaitan dengan penyusunan skripsi ini.

(4)

HASIL DAN BAHASAN

Analisis Efektifitas Penerimaan PBB Berdasarkan Target Di KPP Pratama Serpong

Analisis Efektifitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Jelas bila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya, hal ini dikatakan efektif. Untuk mengetahui seberapa efektifnya penerimaan PBB di KPP Pratama Serpong dengan menggunakan cara perhitungan seperti ini :

Efektifitas = Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan x 100% Target Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

Data laporan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di KPP Pratama Serpong pada tahun 2009 sampai dengan 2011 dapat dilihat dari tabel 2 berikut :

Tabel 4.3

Laporan Penerimaan PBB di KPP Pratama Serpong Tahun 2009-2011

Tahun Target Realisasi

2009 86,093,430,871 96,607,706,288

2010 98,735,202,400 112,554,022,502

2011 95,937,698,479 130,954,106,694

Sumber : Seksi PDI KPP Pratama Serpong, data diolah

Dari tabel 4.3 , kita dapat menghitung seberapa efektifnya pemungutan yang dilakukan oleh pihak KPP Pratama Serpong sebagai berikut :

Dari hasil data diatas, kita dapat melihat peningkatan dari tahun 2009 sampai dengan 2011 dimana terlihat tingkat eketifitas, dengan adanya kenaikan tanpa ada penurunan setiap tahunnya. Dari pengolahan data tersebut

(5)

Tabel 4.4

Rasio Tentang Kemampuan Keefektifan

Kemampuan Efektifitas Rasio

Sangat Efektif >100

Efektif 90 - 100

Cukup Efektif 80 – 90

Kurang Efektif 60 – 80

Tidak Efektif ≤ 60

Sumber : Kepmendagri No.690.900-327 Tabel 4.5

Efektifitas Penerimaan PBB berdasarkan Target di KPP Pratama Serpong Tahun 2009 – 2011

NO Tahun Target PBB Realisasi PBB Persentase (%) Tingkat Kefektifitas 1 2009 86.093.430.871 96.607.706.288 112,2% Sangat Efektif 2 2010 98.735.202.400 112.554.022.502 113,99% Sangat Efektif 3 2011 95.937.698.479 130.954.106.694 136,50% Sangat Efektif Sumber : Seksi PDI KPP Pratama Serpong, data diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat tingkat efektifitas dari tahun 2009 – 2011. Dari 3 Tahun data diatas terlihat bahwa dari tahun 2009 – 2011 mempunyai tingkat yang Sangat Efektif , namun data yang didapat sebelum diolah yaitu dari tahun 2009 – 2011, ada target PBB yang mengalami penurunan tetapi di realisasi tetap stabil meningkat sebagai berikut :

1. Pada Tahun 2009 Target sebesar Rp.86,093,430,871 dan Realisasi Rp.96,607,706,288. 2. Pada Tahun 2010 Target sebesar Rp.98,735,202,400 dan Realisasi Rp.112,554,022,502. 3. Pada Tahun 2011 Target sebesar Rp.95,937,698,479 dan Realisasi Rp.130,954,106,694.

(6)

Tahun 2009 – 2010 mengalami peningkatan target PBB tetapi di tahun 2011 terlihat target PBB di KPP Pratama Serpong berkurang sedikit walaupun berkurang, itu tidak berpengaruh pada penerimaan PBBnya karena realisasi di tahun 2011 adalah realisasi terbesar di antara 3 tahun itu. Sehingga dengan melihat data yang saya olah dapat membantu saya untuk mengatakan bahwa efektifitas penerimaan PBB berdasarakan target di KPP Pratama Serpong itu sangat efektif .

Analisis Kontribusi PBB KPP Pratama Serpong terhadap Pendapatan Daerah di Kota Tangerang Selatan

Berdasarkan hasil analisis penerimaan PBB di KPP Pratama Serpong yang mengatakan sangat efektif, maka dapat disimpulkan bahwa KPP Pratama Serpong juga telah berhasil dalam realisasi Pajak Bumi dan Bangunan sesuai atau lebih dari target yang telah ditentukan. Di samping keefektifan KPP Pratama serpong itu Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) Kota Tangerang Selatan adalah instansi yang menerima laporan tentang pendapatan daerah Kota Tangerang Selatan itu juga pastinya akan dapat mencapai target yang sudah ditentukan. Berikut ini adalah besarnya Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan pada tahun 2009 sampai dengan 2011 :

Tabel 4.8

Realisasi Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun Anggaran 2009 – 2011

Tahun Realisasi Pendapatan Daerah Laju Pertumbuhan

2009 191.794.414.474 -

2010 918.197.436.176 78,74%

2011 1.494.990.970.280 62,81%

Sumber: DPPKD Kota Tangerang Selatan, data diolah

Dapat diketahui laju pertumbuhan pendapatan daerah pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 mengalami penurunan. Pada tahun 2009 realisasi pendapatan daerah sebesar Rp. 191.794.414.474 mengalami perubahan menjadi Rp. 918.197.436.176 pada tahun 2010 dengan presentase 78,74%. Sedangkan pada tahun 2011 realisasi pendapatan daerah sebesar Rp. 1.494.990.970.280 dengan laju pertumbuhan sebesar 62,81%, dengan melihat tabel diatas pada laju pertumbuhannya itu mengatakan penurunan dan jumlah penurunannya sebesar 15,93%. Penurunan tersebut diakibatkan ada beberapa sumber – sumber pendapatan asli daerah , dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah mengalami penurunan. Untuk terhadap Pendapatan Daerah dapat dilihat sebagai berikut :

(7)

Tabel 4.9

Kontribusi PBB Terhadap Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2009 – 2011

Tahun Realisasi Penerimaan PBB

(KPP) Realisasi Pendapatan Daerah

Kontribusi PBB

2009 96.607.706.288 191.794.414.474 50,37%

2010 112.554.022.502 918.197.436.176 12,25%

2011 130.954.106.694 1.494.990.970.280 8,76%

Sumber: KPP Pratama Serpong & DPPKD Kota Tangerang Selatan, data diolah

Dari hasil perhitungan di atas dapat di ketahui bahwa kontribusi terbesar PBB pada tahun 2009 yaitu sebesar 50,37% dan terendah ada pada tahun 2011 yaitu sebesar 8,76% yang dinilai sangat kurang atau rendah. Melihat pada tahun 2009 merupakan kontribusi PBB yang terbesar apabila dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya tetapi PBB pada tahun 2009 ini masih termasuk pajak pusat dan didalam pendapatan daerah Kota Tangerang Selatan PBB (yang seharusnya masuk di dana perimbangan) belum diterima oleh daerah tersebut karena daerah ini adalah daerah baru pada tahun 2009 dari pemekaran kota Tangerang . Pada tahun 2010 menjadi kontribusi PBB yang terbesar untuk kota Tangerang Selatan yaitu sebesar 12,25%. Selain itu Pajak Bumi dan Bangunan merupakan bagian terkecil dari kelompok dana hasil bagi pajak, oleh karena itu kontribusi Pajak Bumi dan Bangunan terhadap Pendapatan Daerah termasuk kurang efektif. Apabila jika dilihat dari penerimaan pendapatan daerah, kontribusi terbesar penyumbang total pendapatan daerah berasal dari dana perimbangan. Oleh karena itu seharusnya sumbangan atau manfaat yang diberikan oleh Pajak Bumi dan Bangunan KPP Pratama Serpong terhadap Pendapatan Daerah dinilai bagus dan baik . Akan tetapi berdasarkan hasil analisis, kontribusi Pajak Bumi dan Bangunan KPP Pratama Serpong terhadap Pendapatan Daerah Kota Tangerang Selatan dinilai sangat kurang dengan rata – rata 10,50% (hanya mengambil rata-rata dari tahun 2010 – 2011). Dengan diberlakukannya UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah yang mulai aktif diberlakukan di KPP Pratama Serpong dan Kota Tangerang Selatan pada tahun 2014, mundur satu tahun lebih lama dari pengumuman nasional yang diberlakukannya PBB sebagai pajak daerah pada 1 Januari 2013 dikarenakan beberapa faktor seperti fasilitas – fasiltas di yang disediakan belum memadai dan belum siapnya pemerintah kota setempat. PBB yang selama ini pengaturannya diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 1994, maka dengan diberlakukannya UU PDRD menjadi bagian dari pajak daerah khususnya untuk Pajak Bumi dan Bangunan sektor pedesaan dan perkotaan. Nantinya apabila kita melihat dari segi substansi pajak, pada hakikatnya kewenangan pemajakan atas tanah dan bangunan merupakan sepenuhnya hak pemerintah daerah bukan pemerintah pusat. Hal ini pun sudah disadari dan dipahami dengan baik oleh oleh pemerintah pusat sendiri dimana sebagaian besar hasil pungutan PBB dikembalikan lagi ke daerah melalui mekanisme Dana Hasil Bagi Pajak dalam APBN. Bahkan 9% penerimaan PBB yang merupakan biaya pungut sebagian besar juga kembali disalurkan kedaerah. Meskipun UU PDRD berada ditangan pemerintah pusat, namun hasil pungutannya kan di salurkan ke daerah melalui mekanisme APBN.

(8)

SIMPULAN DAN SARAN

1. Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di KPP Pratama Serpong pada tahun 2009 sampai dengan 2011 realisasi Pajak Bumi dan Bangunan mengalami fluktuasi. Dengan mengacu pada analisis penerimaan PBBnya apabila realisasi PBB dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 memiliki rata-rata laju pertumbuhan PBB di KPP Pratama Serpong yaitu sebesar 22.98%. Dan disamping itu efektifitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan terhadap target yang telah ditetapkan selama 3 dari tahun 2009 – 2011 mempunyai tingkat yang Sangat Efektif dengan rata – rata 120,89% atau setiap tahunnya berada pada presentase diatas 100%.

2. Kontribusi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan KPP Pratama Serpong terhadap pendapatan daerah Kota Tangerang Selatan Dari hasil perhitungan yang penulis lakukan dapat di ketahui bahwa kontribusi terbesar PBB pada tahun 2009 yaitu sebesar 50,37% , sedangkan pada tahun 2010 12,25% terendah ada pada tahun 2011 yaitu sebesar 8,76% yang dinilai sangat kurang atau rendah. Besarnya kontribusi pada tahun 2009 disebabkan oleh dana perimbangan di Kota Tangerang Selatan masih nihil atau belum masuk ke dalam pendapatan daerah Kota Tangerang Selatan di karenakan Tangerang Selatan adalah kota dari pemekaran Kota Tangerang sehingga masih baru berdiri pada tahun 2008 . Sehingga dapat dikatakan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan KPP Pratama Serpong masih tidak berperan besar terhadap pendapatan daerah Kota Tangerang Selatan tapi mampu memberikan dana segar untuk APBD Kota Tangerang Selatan apabila pada tahun 2014 sudah mulai dilaksanakan PBB sebagai pajak daerah.

SARAN

1. Agar mempertahankan tingkat keefektiftas diatas 100% dalam mencapai target penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

2. Diusahakan lebih meningkatkan sosialisasi dengan masyarakat dengan memasang iklan atau pamflet di jalan yang sering di hadiri oleh masyarakat, kalau bisa pasang iklan di depan pusat pembelanjaan atau hiburan di Kota Tangerang Selatan.

3. Agar menerapkan sanksi yang sangat tegas dengan efek jera kepada penunggak yang sekian lama tidak melakukan melunasi tunggakan tersebut bila perlu dilakukan pelelangan.

4. Menghapus SPPT yang ganda, alamat tidak jelas, dan yang tagihan PBBnya tidak pernah dibayar lebih dari 10 tahun, sehingga dapat mengurangi target penerimaan PBBnya.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Pertumbuhan bibit bud set tebu (persentase perkecambahan bibit, panjang bibit, total luas daun bibit) nyata lebih baik pada penggunaan bagian atas batang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara pengelolaan gulma berpengaruh tidak nyata pada tinggi tanaman umur 3,6 dan 9 MST dan Bobot 100 biji namun berpengaruh nyata terhadap

Dalam sebuah studi retrospektif Jepang awal yang meliputi 15 pasien kanker esofagus yang diobati dengan terapi proton dengan atau tanpa terapi sinar-X, dosis total rata-rata adalah

Disarankan kajian yang lebih menyeluruh dilakukan bagi membentuk model peramal yang lebih komprehensif dengan memasukkan faktor-faktor peramal yang lain seperti iklim

Pada bab ini akan dideskripsikan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tokoh Mei Rose dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan seri satu dan dua karya Asma

Hasil dari penelitian ini yaitu dalam sistem penunjang keputusan penerima beasiswa Bidik Misi hasil perbandingan antara hasil penentuan penerima beasiswa Bidik

Sasaran Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk Tahun 2018-2023 dalam hal urusan ketenagakerjaan maupun transmigrasi sudah sejalan dengan

Faktor-faktor fisik atau jasmaniah, faktor ini berkaitan dengan kesehatan tubuh dan kesempurnaannya, yaitu tidak terdapat atau mengalami cacat atau kekurangan yang ada