• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI KONSENTRIS PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGARUH DIVERSIFIKASI KONSENTRIS PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

i Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh: Sri Rahayuningsih

022214025

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Bapa & Bunda M aria di surga yang memberikan kekuatan dengan cinta.

Santa Caecilia sebagai malaikat yang selalu mendampingiku.

Bapak & I bu yang tercinta.

Sahabatku E ka, W inda dan D ona.

Seseorang yang memberikan semangat dalam perjuanganku

Almamaterku U niversitas Sanata D harma.

(5)

v

Set iap per ist iwa yang besar dan yang kecil adalah sebuah per umpamaan yang digunakan Allah unt uk ber bicar a dengan kit a.

Seni hidup adalah mampu mener ima pesannya (Malcolm Mugger idge)

Berkat musik empati orang lain, rasa bersatu dengan sesama orang dan barang serta kepekaan akan yang illahi rupanya dapat meningkat.

M elalui musik anda dapat mencapai pengalaman keagungan dan keindahan.

(Helen L dan L ouis)

Banyak or ang akan dat ang dan per gi dar i kehidupanmu t et api hanya sahabat sej at i yang akan meninggalkan j ej ak

di dalam hat imu.

Hargailah setiap hari dan setiap pengalaman baru

.

Lakukan apa yang anda mampu, dengan apa yang anda miliki

(6)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta, Maret 2007 Penulis

(7)

vii

PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN

Studi kasus pada PT. Diamond Baru Yogyakarta

Oleh: Sri Rahayuningsih Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada pengaruh positif secara parsial diversifikasi konsentris lini produk con block dan genteng beton terhadap volume penjualan, (2) apakah ada pengaruh positif secara simultan diversifikasi konsentris lini produk con block dan ge nteng beton terhadap volume penjualan, dan (3) jenis produk yang memberikan sumbangan terbesar terhadap penjualan total. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang digunakan analisis regresi linier berganda dan analisis persentase. Berdasarkan dari hasil uji t diperoleh bahwa diversifikasi konsentris lini produk con block tidak berpengaruh positif terhadap volume penjualan. Sebaliknya diversifikasi konsentris lini produk genteng beton berpe ngaruh positif terhadap volume penjualan. Selanjutnya hasil dari uji F

diperoleh bahwa ada pengaruh positif secara simultan diversifikasi konsentris lini produk con block dan genteng beton terhadap volume penjualan.

(8)

viii

DIVERSIFICATION ON SALES VOLUME

A Case Study on PT. Diamond Baru Yogyakarta

By: Sri Rahayuningsih Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The study aims to know: (1) whether there is any positive partial influence of con block and concrete roof product’s concentric diversification on sales volume, (2) whether there is any positive simultaneous influence of con block and concrete roof product’s concentric diversification on sales volume, and (3) the contribution of each of the product to the total sales. The data gathering techniques of this study are interview, observation, and documentation.

The double linier regression analysis and percentage analysis are used as the data analysis techiques in this study. Based on the t-test, there is insignficant partial influence of con block product’s diversification on sales volume. On the other hand, there is a positive parsial influence of concrete roof product’s concentric diversification on sales volume. Meanwhile, based on the F test, there is a significant simulaneous influence of con block and concrete roof concentric diversification on sales volume.

(9)

ix

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala cinta dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini. Skripsi dengan judul Analisis Pengaruh Diversifikasi Konsentris Produk Terhadap Volume Penjualan. Studi Kasus pada PT. Diamond Baru Yogyakarta. Skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam penulisan ini banyak hambatan dan keterbatasan yang dialami oleh penulis baik dalam persiapan, tahap penyusunan maupun tahap penyelesaian. Namun penulis mendapatkan banyak pengalaman yang bermanfaat untuk senantiasa berjuang terus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yng telah memberikan bantuan dan sumbang saran sehingga skripsi ini dapat selesai.Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar -besarnya kepada:

1. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(10)

x

koreksi dan saran dalam penulisan skripsi.

4. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan dorongan, bimbingan dan pengarahan, koreksi dan saran dalam penulisan skripsi.

5. Drs. P. Rubiyanto, M.M dan Pak Widodo yang telah memberikan kesempatan berperan di Laboratorium Dosen USD.

6. Bapak Yulianto, selaku Sekretaris Direksi PT. Diamond Baru yang telah memberikan informasi dan ijin penelitian..

7. Bapak Markus Suwarman dan Ibu Katarina Ngatini yang telah memberikan perhatian, nasehat, cinta kasih, doa dan semangat serta mencukupi segala sesuatu yang sangat berarti dalam hidupku.

8. Budhe Yati, Keluarga Pakdhe Daljono, Keluarga Budhe Yoga, Keluarga Bulik Marni dan semua keluarga yang sudah memberikan dukungan baik moral maupun materiil serta doa.

9. Kakak-kakakku tercinta Mas Gandung & Mbak Nanik, Mas Sidik & Mbak Rina, Mbak Utik serta Mas Fitra yang sudah memberikan nasehat, perhatian, semangat dan doa serta meluangkan waktu untuk mengantarku. 10.Nenekku Veronika Partoutomo (Alm) dan Suster Loreta OSU (Alm) yang

(11)

xi

12.Sahabatku Winda, Dona & Eka yang selalu memberikan penghiburan, semangat dan nasehat selama kuliah (Kapan bisa kumpul bareng lagi ya?) 13.Pak Jendro, Pak Trijaya, Pak Joko, Mas Hendri, Mas Robert, Mas Gatot,

Mas Marno & Doni yang telah memberikan teladan dan membimbing dalam bernyanyi.

14.M’@1 yang telah memberikan semangat, nasehat, kasih sayang dan perhatian serta doa

15.Keluarga Eka (Om & Tante, Lia, Pricil, Dimas, Mbak Prapti, Mas Sapto & Mbak Galih) di Mlati.

16.Mas Markus yang telah memberikan semangat, perhatian dan doa dalam penyelesaian skripsiku.

17.Danik (trima kasih ya buat semuanya, GBU), Ana, Elvira, Lontong, Dewi, Flora, Tian, Lise, Virda dan Desy.

18.Teman-teman PSFE, Manajemen maupun Akuntansi angkatan 2002-2005 yang telah memberikan warna dalam perjuangan menyelesaikan skripsi dengan nyanyi bareng.

19.Teman-teman Pelatihan Vokal Campus Ministry, Cana Community dan UKM Kerohanian.

(12)

xii

Mbak Lia,Miske, Dini, Siska, Ema & Ita) & kost Gejayan ( Mbak Ros, Mbak Endah, Mbak Ning&Yuni).

23.Seluruh Karyawan dan Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 24.Teman-temanku Manajemen 2002 kelas A, B & C, ayo semangat.

25.Bapak Saimim (Jl. Gejayan) & Ibu Wiharjo (Arimbi 1) yang telah memberikan tempat berteduh selama kuliah di Yogyakarta.

26.Sanak saudaraku dimana saja yang telah menyapa dalam perjalananku. Penulis mengucapkan banyak terima kasih juga buat semua piha k yang sudah berperan dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan berpikir penulis. Oleh karena itu, penulis berharap para pembaca bisa memberikan masukan yang bermanfaat. Semoga Skripsi ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca. Terima Kasih.

Yogyakarta, 30 Maret 2007 Penulis

(13)

xiii

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

HALAMAN MOTTO ……… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… vi

ABSTRAK ………. vii

F. Sistematika Penulisan ……… 5

BAB II LANDASAN TEORI ……….. 7

A. Pemasaran ………. 7

B. Produk ……… 11

C. Pengembangan Produk ……….. 13

D. Siklus Hidup Produk ………. 23

E. Diversifikasi Produk ……….. 26

F. Volume Penjualan ………. 31

(14)

xiv

C. Subjek dan Objek Penelitian ……… 33

D. Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ……….. 34 E. Data Yang Dibutuhkan ……….. 35

F. Teknik Pengumpulan Data ………. 35

G. Teknik Analisis Data ………. 36

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ……… 42

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan ………. 42

B. Struktur Organisasi Perusahaan ……… 48

C. Personalia ……….. 51

D. Produksi ……… 53

E. Pemasaran ………. 62

F. Kebijaksanaan Perusahaan dalam Hal Kualitas ……… 64

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………. 66

A. Deskripsi Data ……….. 66

B. Analisis Data ……… 81

C. Pembahasan ……….. 94

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITI 98 A. Kesimpulan ………. 98

B. Saran ………. 99

(15)

xv

Halaman Gambar III. I Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho ……… 39 Gambar III. 2 Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho ……… 40 Gambar IV. 1 Struktur Organisasi PT. Diamond Baru Yogyakarta ……... 49 Gambar IV. 2 Proses Produksi Con Block ……… 58

(16)

xvi

Tabel IV. 1 Type dan ukuran Con Block oleh PT. Diamond Baru ……….. 54

Tabel IV. 2 Type dan ukuran Genteng Beton oleh PT. Diamond Baru …… 55

Tabel IV. 3 Standar Mutu untuk SNI ……… 65

Tabel V. 1 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 1996 ……… 67

Tabel V. 2 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 1997 ……….... 67

Tabel V. 3 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 1998 ………. 68

Tabel V. 4 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 1999 ………. 68

Tabel V. 5 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2000 ………. 69

Tabel V. 6 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2001 ………. 69

Tabel V. 7 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2002 ………. 70

Tabel V. 8 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2003 ………. 70

Tabel V. 9 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2004 ………. 71

Tabel V.10 Jenis Diversifikasi Produk pada Tahun 2005 ………. 72

Tabel V. 11 Jumlah Diversifikasi produk Con Block dan Genteng Beton dari Tahun 1996-2005 ……… 73

Tabel V. 12 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng Beton Tahun 1996 ………. 73

Tabel V. 13 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng Beton Tahun 1997 ………. 74

(17)

xvii

Tabel V. 16 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng

Beton Tahun 2000 ……… 75

Tabel V. 17 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng Beton Tahun 2001 ……… 76

Tabel V. 18 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng Beton Tahun 2002 ……….. 76

Tabel V. 19 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng Beton Tahun 2003 ……….. 77

Tabel V. 20 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng Beton Tahun 2004 ………. 78

Tabel V. 21 Data Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng Beton Tahun 2005 ……….. 79

Tabel V. 22 Jumlah Volume penjualan produk Con Block dan Genteng Beton dari Tahun 1996-2005 ……….. 80

Tabel V. 23 Diversifikasi Produk dan Volume Penjualan dari Tahun 1996-2005 ……… 80

Tabel V. 24 Persentase Diversifikasi Produk pada Tahun 1996 ………….. 86

Tabel V. 25 Persentase Diversifikasi Produk pada Tahun 1997 ……… 86

Tabel V. 26 Persentase Diversifikasi Produk pada Tahun 1998 ……… 87

Tabel V. 27 Persentase Diversifikasi Produk pada Tahun 1999 ……… 87

(18)

xviii

Tabel V. 31 Persentase Diversifikasi Produk pada Tahun 2003 ………….... 90 Tabel V. 32 Persentase Diversifikasi Produk pada Tahun 2004 ……… 91 Tabel V. 33 Persentase Diversifikasi Produk pada Tahun 2005 ……… 92 Tabel V. 34 Hasil Persentase Diversifikasi Produk secara keseluruhan

(19)

xix Lampiran 1 Daftar Wawancara

Lampiran 2 Hasil Analisis Regresi Berganda

Lampiran 3 Grafik Volume Penjualan produk Con Block dan Genteng beton Lampiran 4 Tabel Uji t

Lampiran 5 Tabel Uji F

Lampiran 6 Gambar type produk Con Block

Lampiran 7 Gambar type produk Genteng Beton Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian dari USD

(20)

1 A. Latar Belakang Masalah.

Dalam era globalisasi, perusahaan harus peka dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis. Apalagi munculnya banyak perusahaan baru yang menawarkan produk yang lebih baik. Tentu saja, perusahaan harus berusaha meningkatkan kepekaan dengan kebutuhan konsumen. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui produk yang sedang dibutuhkan konsumen. Selanjutnya, perusahaan dapat memanfaatkan peluang itu dengan memberikan pelayanan yang baik dan menye diakan produk yang bermutu. Selain itu, perusahaan perlu memberikan informasi terbaru tentang produk sehingga konsumen bisa mengetahui produk dengan secepatnya.

(21)

perusahaan menjadi naik. Namun perusahaan harus melihat kondisi yang selalu mengalami perubahan secara terus menerus.

Adanya persaingan bisnis yang semakin kuat dari para pesaing, perusahaan dituntut untuk menghadapi dengan cara yang tepat. Bahkan, perusahaan harus memperhatikan pelaksanaan kegiatan pemasaran produk. Pada suatu saat produk mengalami peningkatan yang dapat menguntungkan perusahaan, tetapi ada saat produk akan mengalami penurunan. Untuk itu, perusahaan harus mengelola kondisi ini sehingga perusahaan berhasil dalam pemasaran produk.

Menurut Edward (dalam Gruenwald, 1992: 27), perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang terlebih dahulu dapat mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang tumbuh dan menawarkan peningkatan dalam produk yang memuaskan kebutuhan itu. Selanjutnya, perusahaan harus tepat dalam memilih strategi pemasaran karena strategi sangat berperan dalam menghadapi persaingan. Untuk mencapai keberhasilan memang membutuhkan perjuangan yang sangat berat. Akan tetapi, semua perjuangan itu akan berguna untuk masa depan perusahaan terutama dalam pengembangan produk.

(22)

dapat mengusahakan produk yang diinginkan konsumen, tentu saja konsumen akan tertarik untuk membeli produk.

Salah satu strategi yang bisa digunakan oleh perusahaan yaitu strategi diversifikasi konsentris produk. Diversifikasi konsentris artinya produk-produk baru yang diperkenalkan memiliki kaitan atau hubungan dalam hal pemasaran atau teknologi dengan produk yang sudah ada (Tjiptono, 1997: 105). Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Seringkali strategi ini diterapkan pada perusahaan yang melakukan perbedaan produk dari tahun ke tahun. Dengan demikian, perusahaan seharusnya melihat peluang untuk menambah jenis produk, maka jumlah produk diversifikasi akan bertambah.

Adanya penerapan strategi diversifikasi konsentris produk yang berbeda dari tahun ke tahun dan pentingnya pertambahan jenis produk untuk meningkatkan volume penjualan. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Diversifikasi Konsentris Produk terhadap Volume Penjualan. Studi kasus pada PT. Diamond Baru Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah.

1. Apakah ada pengaruh positif secara parsial diversifikasi konsentris lini produk con block dan genteng beton terhadap volume penjualan?

(23)

3. Penjualan produk diversifikasi manakah yang memberikan sumbangan terbesar terhadap penjualan total?

C. Batasan Masalah

1. Penelitian ini dilakukan untuk diversifikasi konsentris dalam dua lini produk yaitu con block dan genteng beton oleh PT. Diamond Baru. 2. Volume penjualan yang diteliti meliputi dua lini produk diversifikasi

konsentris produk dari yang dijual oleh PT. Diamond Baru .

4. Diversifikasi konsentris produk dihitung berdasarkan jenis dan type yang dihasilkan oleh PT. Diamond Baru.

5. Penelitian ini menggunakan data pada tahun 1996 sampai dengan tahun 2005.

D. Tujuan Penelitian.

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif secara parsial diversifikasi konsentris lini produk con block dan genteng beton terhadap volume penjualan.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif secara simultan diversifikasi konsentris lini produk con block dan genteng beton terhadap volume penjualan.

(24)

E. Manfaat Penelitian. 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam melakukan diversifikasi produk dan peningkatan penjualan pada perusahaan sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan, bahan bacaan dan bahan pertimbangan dalam mata kuliah pemasaran khususnya diversifikasi konsentris produk.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman penulis dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah pada objek yang nyata.

F. Sistematika Penulisan.

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

(25)

pemasaran , konsep pemasaran, manajemen pemasaran, produk, lini produk, pengembangan produk, siklus hidup produk, diversifikasi dan volume penjualan. Selain itu juga ada hipotesis yang digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian,definisi operasional, variabel penelitian dan pengukuran, data yang dibutuhkan, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi uraian sejarah singkat perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, aspek produksi, aspek personalia, dan aspek pemasaran.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang uraian mengenai deskripsi data, analisis data dan pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

(26)

7 A. Pemasaran.

1. Pengertian Pemasaran.

Suatu perusahaan yang menjalankan bisnis ingin agar pemasaran yang dilakukan bisa berhasil. Untuk itu, perusahaan perlu mengetahui definisi dari pemasaran sehingga perusahaan memiliki pemasaran ya ng terarah. Alasannya bahwa perusahaan membutuhkan dasar teori yang jelas dalam praktik bisnis sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Menurut Stanton (dalam Swastha, 2001: 5), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Sedangkan menurut Kotler (2005: 10) pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan barang dan jasa yang dinilai dengan pihak lain.

(27)

terdapat proses sosial yang melibatkan individu dan kelompok yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan konsumen.

2. Konsep Pemasaran.

Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha, 2001: 10). Penggunaan konsep pemasaran dapat menunjang berhasilnya bisnis yang dilakukan oleh perusahaan.

Sebagai falsafah bisnis, ada tiga elemen pokok dalam konsep pemasaran (Swastha, 2001: 8-9) yaitu:

a.Orientasi konsumen/pasar/pembeli.

1) Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.

2) Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sarana dalam penjua lannya.

3) Menentukan produk dan program pemasarannya.

4) Mengadakan penelitian pada konsumen dengan mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku pembeli.

5) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik. b. Volume penjua lan yang menguntungkan.

(28)

c. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran.

Setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut serta untuk memberikan kepuasan konsumen.

Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Konsep pemasaran berdiri di atas empat pilar utama (Kotler, 2005: 24-28) yang meliputi:

a. Pasar Sasaran.

Perusahaan akan berhasil secara gemilang bila mereka secara cermat memilih pasar sasarannya dan mempersiapkan program-program pemasaran .

b. Kebutuhan Pelanggan.

Perusahaan harus memperhatikan kebutuhan pelanggan dalam pemasaran produk. Selain itu, adanya pelanggan baru dan pelanggan lama yang membeli ulang diharapkan perusahaan dapat mempertahankan pelanggan dengan memberikan kepuasan kepada mereka.

c. Pemasaran Terpadu.

(29)

penjualan, periklanan, pelayanan pelanggan, manajemen puncak dan riset pemasaran.

d. Kemampuan Menghasilkan Laba.

Sebuah perusahaan menghasilkan laba karena memenuhi kebutuhan pelanggan lebih baik daripada pesaingnya. Perusahaan harus berusaha menarik pelanggan dengan menanggapi secara efektif kebutuhan pelanggan yang selalu berubah. Dengan demikian, perusahaan dapat menghasilkan laba yang lebih besar.

3. Manajemen Pemasaran.

Manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusa haan (Boyd, 2000: 18). Sedangkan menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi dan penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi (Kotler, 2005: 10).

(30)

B. Produk

1. Pengertian Produk dan Lini Produk.

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 1997: 95). Sedangkan menurut Kotler (2005: 69) produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Oleh karena itu, produk sangat penting mendapat perhatian bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Dalam produk terdapat lini produk, selanjutnya perlu diketahui adanya lini produk. Lini produk (product line) adalah sekumpulan produk di dalam kelas produk yang berhubungan erat karena produk tersebut melakukan fungsi yang sama, dijual kepada kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama atau masuk ke dalam rentang harga tertentu (Kotler, 2005: 72).

2. Pengertian Produk Baru.

(31)

Booz, Allen dan Hamilton (dalam Tjiptono, 1997: 118) mengidentifikasi enam kategori produk baru yaitu:

a. Produk baru sebagai hasil dari inovasi yang menciptakan pasar baru diharapkan akan menarik konsumen untuk membeli.

b. Lini produk baru.

Produk baru yang memungkinkan perusahaan untuk memasuki pasar yang sebelumnya telah ada untuk pertama kali.

c. Tambahan pada lini produk yang sudah ada.

Produk baru yang melengkapi lini produk yang sudah ada (misalnya: ukuran kemasan baru).

d. Penyempurnaan sebagai revisi terhadap produk yang sudah ada.

Penyempurnaan produk merupakan pengenalan versi baru atau model produk yang telah disempurnakan untuk menggantikan produk lama. e. Repositioning.

Produk yang sudah ada dijual pada pasar atau segmen pasar yang baru diharapkan akan terjual lebih besar.

f. Pengurangan biaya.

Produk baru yang menghasilkan unjuk kerja yang sama pada tingkat biaya yang lebih rendah.

3. Proses Penggunaan Konsumen.

(32)

dari sumber penemuan atau penc iptaannya ke pengguna atau pemakai akhir. Rogers (dalam Kotler, 2005: 33) membagi tahapan proses adopsi menjadi lima yaitu:

a.Kesadaran ( awareness)

Konsumen menyadari tentang inovasi tersebut, tetapi masih kekurangan informasi mengenai produk tersebut.

b. Perhatian (interest)

Konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai inovasi tersebut. c. Penilaian (evaluation)

Konsumen mempertimbangkan apakah harus mencoba inovasi tersebut mencoba produk baru tersebut.

d. Uji coba (trial).

Konsumen mencoba inovasi tersebut untuk meningkatkan perkiraannya tentang nilai inovasi tersebut.

e. Penggunaan (Adoption).

Konsumen memutuskan untuk memakai inovasi tersebut sepenuhnya dan secara teratur.

C. Pengembangan Produk

1. Usaha Pengembangan Produk.

(33)

mempertahankan atau memperbesar penjualan (Kotler, 2005: 1). Jika penjualan produk naik maka keuntungan perusahaan pun ikut naik.

Faktor-faktor yang melatarbelakangi pengembangan produk ada dua (Nasution, 2006: 60)yaitu:

a. Faktor Internal.

1) Munculnya produk-produk sejenis dengan berbagai kelebihannya. 2) Munculnya produk-produk baru yang dapa t menggantikan produk

lama.

3) Pergeseran keinginan konsumen dan kebosanan terhadap produk-produk lama.

4) Siklus hidup produk yang cenderung memendek pada masa modern.

b. Faktor Eksternal.

1) Memperbaiki kinerja produk. 2) Melakukan diversifikasi produk.

3) Mempertahankan segmen dan pangsa pasar baru.

4) Memanfaatkan sumber daya manusia (karyawan, tenaga ahli) yang kemampuannya semakin bertambah karena proses pembelajaran yang telah dialaminya.

(34)

dinilai secara cepat dan langsung. Kinerja yang baik akan mendorong kesuksesan ekonomi produk. Menurut Ulrich dan Steven (2001: 2) ada lima dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk yang meliputi:

a. Kualitas produk.

Kualitas produk dapat dilihat dari seberapa baik produk yang dihasilkan, apakah produk itu memuaskan kebutuhan pelanggan, dan apakah produk itu kuat dan andal. Akhirnya, kualitas produk akan mempengaruhi pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.

b. Biaya produk.

Biaya produk adalah biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan.

c.Waktu pengembangan produk.

Waktu pengembangan produk akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi. Akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.

d.Biaya pengembangan.

(35)

e.Kapabilitas pengembangan.

Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis di masa yang akan datang.

2. Tahap-tahap pengembangan produk.

Untuk mengembangkan produk baru diperlukan suatu proses sistematis yang terdiri dari delapan tahap (Tjiptono, 1997: 120-131) yaitu: a. Pemunculan ide.

Ide produk baru bisa berasal dari banyak sumber, misalnya konsumen, ilmuwan, karyawan, anggota saluran distribusi dan manajemen puncak. Salah satu sumber pokok untuk menggali ide produk baru adalah konsumen. Hal ini berhubungan dengan konsep pemasaran yang menekankan pentingnya identifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen. b. Penyaringan ide.

Tujuan penyaringan ide adalah mengurangi ide-ide menjadi beberapa ide yang menarik dan sunggh-sungguh diterapkan dengan sukses. Perusahaan harus menghindari dua jenis kesalahan. Yang pertama adalah menolak ide yang sesungguhnya bagus. Sedangkan yang kedua adalah menerima dan meneruskan ide yang buruk ke tahap pengembangan dan komersialisasi. c. Pengembangan dan pengujian konsep.

(36)

yang saling bersaing pada kelompok pasar sasaran yang sesuai. Pengujian ini bisa dilakukan pada calon pelanggan maupun konsumen.

d. Pengembangan dan strategi pemasaran.

Setelah ide melalui tahap pengujian konsep, selanjutnya perusahaan mengembangkan rencana pemasaran untuk memperkenalkan produk baru. e. Analisis bisnis.

Perusahaan harus mengevaluasi daya tarik proposal bisnis menurut biaya, laba ROI (Return On Investment) dan arus kas jika produk itu diluncurkan ke pasar. Analisis bisnis terdiri dari empat langkah yaitu:

1) Mengidentifikasi ciri-ciri produk.

2) Memperkirakan permintaan pasar dan persaingan dan kemampuan produk untuk menghasilkan laba.

3) Menyusun suatu program untuk mengembangkan produk

4) Menetapkan tanggungjawab untuk penelitian lebih lanjut mengenai kemungkinan pelaksanaan produksi.

f. Pengembangan produk.

(37)

g. Uji pasar.

Tahap uji pasar adalah untuk mempelajari bagaimana para konsumen dan dealer bereaksi terhadap penanganan, penggunaan dan pembelian ulang produk aktual dan seberapa besar pasarnya. Uji pasar dapat dilakukan dengan melakukan pameran dagang.

h. Komersialisasi.

Keputusan-keputusan yang perlu dipertimbangkan secara matang dalam tahap komersialisasi meliputi kapan (timing) memperkenalkannya, dimana saja wilayah pemasarannya (strategi geografis), kepada siapa (prospek pasar sasaran) dan bagaimana caranya (strategi pengenalan pasar).

3. Tiga fungsi yang penting bagi pengembangan produk.

Pengembangan produk memiliki beberapa fungsi yang perlu mendapat perhatian (Ulrich dan Steven, 2001:3-4) yaitu:

a. Pemasaran

Fungsi pemasaran menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta promosi.

b. Perancangan

(38)

c. Manufaktur

Fungsi manufaktur terutama bertanggungjawab untuk merancang dan mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi produk.

4. Evaluasi peluang produk

Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang-peluang produk baru secara fundamental (Ulrich dan Steven, 2001: 42) meliputi:

a. Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata). b. Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun).

c. Intensitas persaingan (jumlah pesaing-pesaing dan kekuatan-kekuatan mereka).

d. Kedalaman pengetahuan perusahaan mengenai pasar yang telah ada. e. Kedalaman pengetahuan perusahaan mengenai teknologi yang telah ada. f. Kesesuaian dengan produk-produk perusahaan lainnya.

g. Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan. 5.Risiko Pengembangan Produk.

Ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pengembangan produk (Tjiptono, 1997: 131) yaitu:

a. Target pasar yang dituju terlampau kecil, sehingga penjualannya tidak dapat menutupi biaya riset dan pengembangan, biaya produksi dan biaya pemasaran.

b. Kualitas produk yang tidak baik.

(39)

d. Timingnya tidak tepat, artinya produk baru diluncurkan terlalu cepat, terlalu lambat, atau bahkan pada saat selera konsumen telah berubah secara drastis.

Pengembangan produk memiliki risiko teknis dan risiko pemasaran. Risiko yang dihadapi dalam menciptakan pengembangan produk (Inwood dan Hammond, 1995: 91) yaitu:

a. Risiko teknis.

1) Kegagalan untuk memenuhi spesifikasi sebuah fungsi yang tidak dapat dipenuhi ukuran yang tepat dan tingkat mutu yang rendah.

2) Kegagalan untuk menyerahkan produk dalam jangka waktu yang ditentukan untuk keberhasilan maksimal produk.

3) Kegagalan dalam dimensi pembelanjaan uang untuk menyerahkan sebuah produk dengan biaya produksi atau pengembangan yang terlalu besar.

b. Risiko pemasaran.

Risiko pemasaran adalah kegagalan yang benar-benar diakibatkan oleh spesifikasi target yang salah. Ada berbagai faktor yang dapat mengakibatkan hal ini yaitu:

1) Kegagalan mengidentifikasi pasar yang cukup besar atau cukup menguntungkan (melalui kenaikan harga) untuk menjamin pengembangan.

(40)

3) Kegagalan untuk mengantisipasi aktivitas pesaing dan meramalkan perubahan di dalam pasar (pertumbuhan, pola penggunaan dan pemecahan baru terhadap kebutuhan).

4) Kegagalan untuk memperhitungkan perubahan ekonomi makro (peraturan pajak).

5) Kegagalan untuk meramalkan siklus hidup pasar produk (rasio penerimaan, bagian pasar dan penentuan waktu).

Perusahaan perlu waspada untuk menghadapi risiko dalam pengembangan produk baik risiko teknis maupun risiko pemasaran. Beberapa cara untuk mengelola risiko secara aktif (Inwood dan Hammond, 1995: 208) yaitu: a. Pahami struktur risiko dari mana datangnya dan apa ya ng dapat dilakukan

untuk menguranginya.

b. Lakukan sumbang saran tentang risiko yang dapat diterapkan pada produk anda dengan menggunakan sebuah tim multidisiplin.

c. Putuskan risiko mana yang harus dikelola atau dikendalikan.

d. Alokasi tanggung jawab atas risiko khusus kepada mereka yang ada dalam tim yang paling mampu memantau.

e. Tentukan manajemen risiko sebagai aktivitas utama di seluruh proyek 6. Strategi Pemasaran dan Disain Pengembangan Produk.

(41)

Berikut ini akan membahas strategi produk di masa normal maupun krisis (Nasution, 2006: 52) yaitu:

a. Strategi Produk dan Pemasaran di Masa Krisis.

Strategi dari suatu disain produk dan pengembangannya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro. Dalam kondisi ekonomi makro yang normal, di mana tingkat inflasi bergerak dengan normal, strategi disain produk dan pengembangan produk akan mengikuti konsep siklus hidup produk. Dalam inflasi yang tinggi, di mana pendapatan dan daya beli konsumen menurun, pola perilaku konsumen akan berubah. Perubahan pola dan perilaku konsumen tersebut antara lain:

1) Konsumen menunda pembelian barang maupun penggunaan jasa yang mewah atau mahal.

2) Konsumen menjadi lebih lama dan teliti dalam membanding-bandingkan harga produk tertentu.

3) Konsumen mengalihkan produk atau merek kegemarannya ke produk atau merek yang secukupnya saja.

4) Dalam rangka penghematan, konsumen mulai mengerjakan sendiri kegiatannya.

b. Strategi Produk dan Pemasaran di Masa Normal.

(42)

tertentu selama riwayat penjualan suatu produk. Oleh sebab itu dengan mengenal tahap di mana produk sedang berada, atau kemana produk sedang mengarah, perusahaan dapat menentukan rencana pemasaran yang lebih baik dan lebih sesuai (Nasution, 2006: 55).

D. Siklus Hidup Produk

1. Konsep tentang siklus hidup produk.

Pada saat tertentu produk akan mengalami perubahan berupa siklus hidup produk. Perusahaan harus berubah karena produk, pasar dan pesaing mengalami perubahan sepanjang waktu. Berikut ini konsep siklus hidup produk dan perubahan-perubahan yang lazim terjadi saat produk melalui masing-masing tahap siklus hidup. Sebuah produk memiliki siklus hidup yang menegaskan empat hal (Kotler, 2005: 361) yaitu:

a. Produk memiliki umur yang terbatas

b. Penjualan produk melalui berbagai tahap yang berbeda, masing-masing memberikan tantangan, peluang dan masalah yang berbeda bagi penjual.

c. Laba naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama siklus hidup produk.

(43)

2. T ahap-tahap Siklus Hidup Produk.

Siklus hidup produk dapat digambarkan dengan kurva yang berbentuk lonceng. Siklus hidup produk terdiri dari empat tahap (Kotler, 2005: 362-373) yaitu:

a. Tahap Perkenalan (Introduction)

Perkenalan merupakan periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat produk itu diperkenalkan ke pasar. Robert Buzzel mengidentifikasi beberapa sebab lambatnya pertumbuhan yaitu keterlambatan perluasan kapasitas produksi; masalah teknis (membereskan gangguan); keterlambatan memperoleh distribus i yang memadai lewat toko-toko eceran; serta keengganan pelanggan untuk mengubah perilaku yang mapan. Pada tahap itu tidak ada laba karena besarnya biaya-biaya untuk memperkenalkan produk. Pengeluaran promosi sangat tinggi karena diperlukan untuk memberika n informasi ke calon pembeli, membujuk orang untuk mencoba produk itu, dan mendapatkan distribusi di toko eceran.

b.Tahap Pertumbuhan (Growth)

(44)

strategi untuk mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin dengan cara yaitu:

1) Perusahaan meningkatkan kualitas produk serta menambahkan fitur produk yang baru dan gaya yang lebih baik.

2) Perusahaan menambahkan model baru. 3) Perusahaan memasuki segmen baru.

4) Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi baru.

5) Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga.

c.Tahap Kedewasaan (Maturity)

(45)

d.Tahap Penurunan (Decline)

Penurunan merupakan saat penjualan menunjukkan arah yang menurun dan laba yang menipis. Penjualan merosot kare na sejumlah alasan termasuk kemajuan teknologi, pergeseran selera konsumen dan meningkatnya persaingan dalam negeri dan luar negeri. Penjualan produk akan membaik jika perekonomian juga membaik. Selain itu, perusahaan harus memperbaiki strategi pemasaran dan produk sehingga produk itu dapat menarik konsumen. Bahkan, perusahaan dapat mengurangi biaya-biaya secara bertahap sambil berusaha mempertahankan penjualannya.

E. Diversifikasi Produk

1. Pengertian dan tujuan diversifikasi produk

Diversifikasi produk adalah upaya mencari dan mengembangkan produk/pasar yang baru atau keduanya dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas dan fleksibilitas (Tjiptono, 1997: 132).

(46)

Ada beberapa tujuan dari adanya diversifikasi produk yang harus diperhatikan (Tjiptono, 1997: 132) yaitu:

a. Meningkatkan pertumbuhan bila pasar/produk yang ada telah mencapai tahap kedewasaan dalam Product Life Cycle (PLC).

b.Menjaga stabilitas dengan jalan menyebarkan risiko fluktuasi laba. c. Meningkatkan kredibilitas di pasar modal.

2. Jenis-jenis diversifikasi produk.

Pada umumnya diversifikasi produk dibagi menjadi tiga jenis (Tjiptono,1997: 132) antara lain:

a. Diversifikasi Konsentris.

Diversifikasi konsentris artinya produk-produk baru yang diperkenalkan memiliki kaitan atau hubungan dalam hal pemasaran atau teknologi dengan produk yang sudah ada.

b. Diversifikasi Horisontal.

Diversifikasi horizontal artinya perusahaan menambah produk-produk baru yang tidak berkaitan dengan produk yang telah ada, tetapi dijual kepada pelanggan yang sama.

c. Diversifikasi Konglomerat.

(47)

3. Motif umum yang digunakan untuk diversifikasi.

Ada beberapa motif yang digunakan dalam diversifikasi produk (Gruenwald, 1992: 62) yaitu:

a. Memperbaiki prospek pertumbuhan organisasi secara bertahap dan berlanjut dalam penjualan dan penghasilan khususnya.

b. Memperluas kekuatan organisasi ke bisnis lain.

c. Membuat seimbang kesempatan investasi dan risiko portofolio bisnis lewat akuisisi.

d. Menanggapi tekanan kompetitif.

e. Menggunakan diversifikasi sebagai sarana untuk mempertahankan dan mengembangkan lebih lanjut tim manajemen di tempat.

4. Keunggulan diversifikasi produk.

Beberapa keunggulan yang dimiliki dari diversifikasi produk (Gruenwald, 1992: 67) yaitu:

a. Merangsang penjualan dan penghasilan.

b. Memperluas kekuatan secara sinergis ke bisnis lain.

c. Membuat seimbang portofolio bisnis perusahaan terhadap peluang risiko dan peluang.

d. Bereaksi terhadap tekanan kompetitif.

e. Mendukung pemilikan dan pengembangan bakat manajemen di tempat. 5. Usaha mengurangi risiko dalam diversifikasi.

(48)

beberapa usaha yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko yang melekat dalam strategi diversifikasi (Tjiptono, 1997: 133) yaitu:

a. Mendiversifikasi kegiatan-kegiatan ha nya bila peluang produk atau pasar yang ada terbatas.

b. Memiliki pemahaman yang baik dalam bidang-bidang yang didiversifikasi. c. Memberikan dukungan memadai pada produk yang diperkenalkan.

d. Memprediksi pengaruh diversifikasi terhadap lini produk yang ada. 6. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam diversifikasi produk.

Dalam strategi produk baru terdapat tiga alternatif yaitu penyempurnaan atau modifikasi produk, produk tiruan dan produk inovasi. Menurut Stanton, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dala m menentukan perlunya diversifikasi produk (Tjiptono, 1997: 199) yaitu:

a. Harus ada permintaan pasar yang cukup besar.

b. Produk harus sesuai dengan standar sosial dan lingkungannya

c. Produk harus sesuai dengan struktur pemasaran perusahaan yang sudah berjalan.

d. Gagasan produk hendaknya cocok dengan fasilitas produksi, tenaga kerja dan kemampuan manajemen yang ada.

e. Produk harus layak secara finansial artinya bisa memberikan laba yang memadai.

f. Harus tidak ada permasalahan hukum.

g. Manajemen perusahaan harus memiliki waktu dan kemampuan mengelola produk baru tersebut.

(49)

Selanjutnya perlu diketahui juga diferensiasi produk yaitu sebagai upaya merancang seperangkat perbedaan yang bermakna dalam penawaran. Perbedaa n-perbedaan itu (Kartajaya, 2004:140-146) antara lain:

1. Konten (apa yang anda tawarkan kepada pelanggan)

Contohnya ayam goreng kalasan melakukan diferensiasi rasa yaitu dengan menggunakan ramuan bumbu yang pas, pilihan ayam dan cara memasak. 2. Konteks (bagaimana cara anda menawarkannya)

Contohnya Mc Donald’s melakukan diferensiasi lewat pelayanan yang cepat dan kebersihan tempat

3. Infrastruktur (faktor -faktor pemungkin)

Contohnya BCA melakukan diferensiasi teknologi melalui ATM, klik BCA dan layanan mobile banking.

Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam melakukan diferensiasi produk (Kartajaya, 2004: 148-154) antara lain:

1. Diferensiasi harus mampu mendatangkan excellent value ke pelanggan. Misalnya: Yakult membuat minuman susu fermentasi untuk menjaga kesehatan pencernaan.

2. Diferensiasi harus merupakan keunggulan dibanding pesaing.

Misalnya: obat batuk biasanya dalam bentuk sirup dan tablet, lalu komix membuat obat dalam bentuk sachet.

(50)

F. Volume Penjualan

Perusahaan akan memasarkan produk dengan melakukan penjualan. Perusahaan juga mengharapkan penjualan bisa meningkat sehingga keuntungannya bertambah. Tentu saja, perusahaan harus berusaha dengan menambah jumlah barang yang dijual. Dalam hal ini, volume penjualan sangat penting peranannya dalam rencana penjualan pada tahun mendatang. Volume penjualan adalah jumlah barang yang dibeli konsumen dalam waktu atau periode tertentu sehingga besar kecilnya sangat tergantung pada periode yang bersangkutan. Perusahaan akan memperoleh pendapatan berupa uang dari konsumen atas barang yang dijualnya.

Pada umumnya semakin meningkat volume penjualan maka laba perusahaan juga akan meningkat pula. Adanya peningkatan laba perusahaan akan lebih terjamin untuk bertahan dan berkembang. Selain itu, perusahaan bisa memenangkan persaingan dengan perusahaan yang lain. Perusahaan akan berusaha agar produk dapat mengalami pertumbuhan penjualan.

(51)

G. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atas permasalahan penelitian dimana memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut (Kountur, 2003: 93). Peneliti membuat hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ada pengaruh positif secara parsial diversifikasi konsentris lini produk

con block, dan genteng beton terhadap volume penjualan.

2. Ada pengaruh positif secara simultan diversifikasi konsentris lini produk

(52)

33 A. Jenis Penelitian

Penelitian ini berupa studi kasus. Studi kasus pada PT. Diamond Baru, Yogyakarta. Studi kasus adalah suatu penelitian terperinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya dengan cukup mendalam dan menyeluruh (Umar, 1997: 29). Peneliti akan memperoleh data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Setelah itu, data dianalisis dan disimpulkan. Dengan demikian, kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku bagi perusahaan yang diteliti saja.

B. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian.

Penelitian ini dilakukan pada PT. Diamond Baru yang beralamatkan di Jl. Magelang Km 7,2 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian.

Penelitian akan dilakukan pada bulan September sampai dengan bulan November 2006.

A. Subjek dan Objek Penelitian. 1. Subjek Penelitian.

(53)

2. Objek Penelitian.

Objek penelitian ini adalah diversifikasi konsentris produk pada PT Diamond Baru dari tahun ke tahun dan volume penjualan dalam Rupiah yang diperoleh dari kebijakan diversifikasi konsentris produk.

B. Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel. 1. Definisi Operasional.

a. Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

b. Lini Produk adalah sekumpulan produk yang memiliki hubungan erat di dalam kelas produk yang ada.

c. Diversifikasi konsentris adalah usaha menambah produk baru yang produksinya, pelayanannya dan teknologinya berkaitan dengan yang sudah ada.

d. Volume Penjualan adalah jumlah penjualan dalam Rupiah yang terjual selama periode atau waktu tertentu.

2. Variabel Penelitian.

(54)

variabel independen (Widayat, 2004: 26). Variabel tersebut adalah volume penjualan.

3. Pengukuran Variabel.

a. Variabel bebasnya (Independent variable) adalah diversifikasi konsentris setiap tahun yaitu jumlah jenis produk yang dihasilkan tiap tahun. Pengukurannya adalah banyaknya jenis dan type dalam setiap tahun.

b. Varibel terikatnya (Dependent variable) adalah volume penjualan yaitu jumlah penjualan yang terjual selama periode atau waktu tertentu.

C. Data yang Dibutuhkan.

1. Gambaran umum perusahaan meliputi sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, personalia, produksi dan pemasaran.

2. Diversifikasi konsentris produk yang dilihat dari pertambahan jenis dan

type produk dalam berbagai lini produk setiap tahun.

3. Volume penjualan diversifikasi produk con block dan genteng beton dari tahun 1996 – 2005 oleh PT. Diamond Baru (dalam Rp).

D. Teknik Pengumpulan Data. 1. Observasi.

(55)

2. Wawancara.

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Riduwan, 2002: 29).

3. Dokumentasi.

Dokumentasi adalah pengumpulan data yang ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian meliputi buku-buku yang mendukung, peraturan-peraturan, laporan kegiatan dan data yang relevan (Riduwan, 2002: 30)

E. Teknik Analisis Data

1. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama yaitu analisis regresi linier berganda secara parsial.

a. Analisis Regresi Linier Berganda.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui nilai dari suatu variabel diversifikasi konsentris produk dan penga ruhnya terhadap volume penjualan.

Persamaan regresi linier berganda (Algifari, 2000: 62) sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2

Dimana:

Y = volume penjualan dalam rupiah.

(56)

b1 = koefisien regresi X1. b2 = koefisien regresi X2. a = konstanta.

b. Uji koefisien regresi secara parsial.

Pengujian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah variabel diversifikasi lini produk con block dan genteng beton mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel volume penjualan.

Untuk pengujian ini diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menentukan HO dan HA.

HO : b1, b2 = 0, tidak ada pengaruh positif secara parsial diversifikasi konsentris lini produk con block dan genteng beton terhadap volume penjualan.

HA : b1, b2 ≠ 0, ada pengaruh positif secara parsial diversifikasi konsentris lini produk con block dan genteng be ton terhadap volume penjualan.

2) Menentukan daerah kritis.

Menentukan daerah kritis dengan menggunakan distribusi t tabel yang dapat dilihat pada tabel distribusi t dengan memperhatikan taraf signifikansi atau level of significant (a) = 5%, artinya batas kemungkinan meleset hanya 5% saja dengan derajat kebebasan :

(57)

Keterangan :

k = jumlah variabel independen. n = jumlah baris.

3) Mencari nilai statistik uji ( t hitung ).

Nilai t hitung dapat diperoleh dari hasil pengolahan regresi linier berganda dengan komputer menggunakan program SPSS.

t hitung = Sb

b

Keterangan :

b = koefisien regresi.

Sb = Standar error koefisien regresi.

4) Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis.

HO diterima apabila t hitung < t (a, n-k-1) berarti tidak ada pengaruh positif X1 dan X2 secara parsial terhadap volume penjualan.

HO ditolak apabila t hitung > t (a, n-k-1) berarti ada pengaruh positif X1 dan X2 secara parsial terhadap volume penjualan.

(58)

Gambar III.1

Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho

2.Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis kedua digunakan analisis regresi linier berganda secara simultan.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel diversifikasi produk secara simultan dapat mempengaruhi variabel volume penjualan .

Untuk pengujian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan HO dan HA.

HO : b1, b2 = 0, tidak ada pengaruh positif secara simultan diversifikasi konsentris lini produk con block dan genteng beton terhadap volume penjualan.

HA : b1, b2 ≠ 0, ada pengaruh positif secara simultan diversifikasi konsentris lini produk con block dan genteng beton terhadap volume penjualan.

b. Uji signifikansi.

Dipilih level of significant (a) = 5%, artinya batas kemungkinan meleset hanya 5% saja dengan derajat kebebasan, df = n-k-1.

(59)

k = jumlah variabel independen. Fhitung = harga F garis regresi.

d. Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis.

HO diterima apabila Fhitung < Ftabel berarti tidak ada pengaruh positif variabel X1 dan X2 secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y. HO ditolak apabila Fhitung = Ftabel berarti ada pengaruh positif variabel X1dan X2 secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y.

Gambar III. 2

Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho

3. Untuk menganalisis masalah ketiga digunakan analisis persentase.

Untuk menganalisis metodenya adalah metode yang bersifat kuantitatif yaitu % jumlah penjualan diversifikasi produk. Rumus yang digunakan (Sugiri, 1994: 107) yaitu:

Diversifikasi produk (%) =

per tahun

Rumus ini digunakan untuk mengetahui penjualan produk diversifikasi manakah yang memberikan sumbangan terbesar terhadap volume penjualan total per tahun. Produk diversifikasi yang memberikan

Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan

(60)

sumbangan terbesar terhadap penjualan total dapat dilihat dari angka persentase yang terbesar.

Diversifikasi produk (%) = 100%

10tahun x total

penjualan Jumlah

asi diversifik produk

penjualan Jumlah

(61)

42

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan dan Perkembangannya.

Pada awal berdirinya PT. Diamond Baru adalah perusahaan perseorangan yang didirikan atas prakarsa Bapak Djadjuli Wimawan. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 25 Juli 1972 dengan nama Perusahaan Tegel “Diamond”. Perusahaan ini adalah sebuah perusahaan manufaktur yang mulai menjalankan usaha dengan bergerak di bidang industri yaitu memproduksi alat-alat bangunan berupa tegel, con block dan genteng beton serta batako.

Pemegang izin perusahaan yang diberikan oleh Pemerintah DIYadalah Bapak Yunus Sunyoto. Sedangkan Bapak Djadjuli Wimawan sebagai pemilik seluruh modal beserta seluruh kekayaan perusahaan. Perusahaan ini juga memiliki dasar hukum berupa surat izin dalam menjalankan usahanya. Surat izin itu dikeluarkan oleh Kepala Daerah Tingkat II Kota Madya Yogyakarta yaitu Bapak Walikota. Adapun dasar hukum yang dimiliki perusahaan antara lain:

1. Izin Usaha Sementara no. 105/2.F/per.I.3/72 tanggal 4 April 1972. 2. Izin Perdagangan no. 4456/P.E/XII/I tanggal 11 September 1972.

(62)

Usaha pertamanya adalah membuat tegel. Lokasi perusahaan ini terletak di Jalan Magelang No.107 Yogyakarta. Di tempat tersebut perusahaan mulai menjalankan usahanya dengan modal, fasilitas dan peralatan yang terbatas. Modal, fasilitas dan peralatan tersebut antara lain:

1. Bangunan pabrik yang berdiri di atas tanah seluas 1500 m2.

2. Modal kerja yang keseluruhannya disediakan atas dasar modal sendiri. 3. Tiga buah mesin press/cetak ubin model hand press yang masih sangat

sederhana dan sepenuhnya menggunakan tenaga manusia untuk daya tekannya dengan kapasitas produksi cetak yang diperkirakan kurang lebih antara 1000 sampai 1500 buah tegel per hari atau sama dengan 60 m2 dengan jam kerja 7 jam per hari.

4. Peralatan kantor dan bengkel.

5. Peralatan lain berupa bak-bak perendam tegel, rak-rak pengeringan tegel yang terbuat dari kayu, cetakan tegel dan lain sebagainya.

Ada beberapa tujuan dalam pendirian perusaha an ini sebagai berikut: 1. Mendapatkan keuntungan yang wajar bagi perusahaan.

2. Mensejahterakan para karyawan beserta keluarganya. 3. Ikut mensukseskan program pembangunan nasional

4. Ikut membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah penggangguran. 5. Ikut membantu pemerintah dalam bidang sosial dengan menjadi sponsor.

(63)

cukup pesat. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya permintaan pasar sehingga pada tahun 1973 perusahaan mulai memproduksi jenis tegel teraso. Untuk itu perusahaan menambah satu buah mesin cetak tegel semi otomatis. Adanya permintaan dari tahun ke tahun yang menunjukkan kenaikan yang sangat berarti maka perusahaan terus meningkatkan kapasitas produksinya serta mengadakan modernisasi alat-alat produksinya dengan mesin -mesin cetak tegel semi otomatis untuk menggantikan mesin-mesin yang lama.

(64)

Lokasi yang lama tidak memungkinkan lagi untuk melakukan produksi. Perusahaan memutuskan untuk mendirikan pabrik baru (unit II) agar perusahaan dapat memperluas produksinya. Pabrik baru itu berlokasi di Jalan Magelang Km 5, Mlati, Sleman, Yogyakarta dengan luas area kira-kira 3500 m2. Pada tanggal 5 Januari 1978 berdirilah sebuah perusahaan yang berbentuk PT dengan nama PT. Diamond Baru. Mengingat nama Diamond sudah cukup terkenal pada waktu itu sehingga perisahaan memberikan tambahan kata “Baru” yang disahkan oleh Notaris R.M. Suryanto Partaningrat, SH dengan akte notaris No.6/1/1978 tanggal 10 Januari 1978. Sebagai Pimpinan/Direktur perusahaan adalah Bapak R. Yahya Heryanto.

PT Diamond Baru memperoleh kredit dari BAPINDO sebesar Rp 250.000.000 yang digunakan untuk membiayai proyek ubin teraso yang terletak di Jalan Magelang Km 5 Sleman Yogyakarta serta mengimpor mesin-mesin cetak ubin teraso dan mixer. Pembangunan proyek ini selesai pada bulan Agustus 1980. Pada waktu itu PT. Diamond Baru menggunakan mesin-mesin modern dari Italia sehingga perusahaan itu merupakan satu-satunya perusahaan ubin teraso yang menggunakan mesin ex import.

(65)

PT. Diamond Baru boleh dikatakan menjadi raja di bidang ubin teraso sampai dengan tahun 1985. Namun omset PT. Diamond Baru mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini diakibatkan perusahaan tersaingi oleh produk ubin keramik yang sebelumnya hanya untuk ubin dinding. Ubin keramik lebih praktis dalam perawatannya sehingga banyak yang menggunakan ubin keramik.

Dahulu ubin teraso menjadi kebanggaan dan tulang punggung PT. Diamond Baru, sekarang menjadi beban yang harus ditanggung karena besarnya biaya rutin yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang diterima. Salah satu jalan yang ditempuh oleh PT. Diamond agar tidak gulung tikar yaitu dengan melakukan diversifikasi produk. Pada waktu itu muncul produk baru seperti concrete block/con block dan genteng beton. Untuk menunjang diversifikasi produk, PT. Diamond Baru mendatangkan mesin-mesin ex import yang terdiri dari mesin -mesin cetak genteng beton sebanyak 4 unit buatan Taiwan dan mesin cetak con block full otomatis (Hess) 1 unit yang berasal dari Jerman serta ditambah dengan mesin-mesin buatan dalam negeri. Alasan perusahaan melakukan perluasan usaha yaitu:

1. Penyesuaian dengan keadaan zaman/pasar/memenuhi tuntutan pasar. 2. Bila produk lama yang ada tidak laku lagi, maka dapat digantikan dengan

produk lain sehingga kelangsungan usaha dapat terjaga. 3. Meningkatkan omset penjualan.

(66)

Selanjutnya perusahaan juga melakukan perluasan dengan mendirikan pabr ik baru (unit III) di Jalan Magelang Km 7,2 Yogyakarta. Pabrik baru ini khusus untuk memproduksi genteng beton sedangkan untuk memproduksi con block tetap dilakukan di pabrik unit II yaitu di Jalan Magelang Km 5, Mlati, Sleman , Yogyakarta.

Saat ini produksi yang masih tetap dilakukan oleh PT. Diamond Baru adalah con block dan genteng beton. Sedangkan produksi tegel teraso sudah dihentikan karena permintaan pasar yang semakin menurun dan kalah bersaing dengan produk baru yang beredar di pasaran. Dengan demikian, pabrik yang berada di Jalan Magelang No.107 Yogyakarta (unit I) ditutup dan semua kegiatan produksinya dialihkan ke pabrik unit II di Jalan Magelang Km 5, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Sekarang PT. Diamond Baru hanya memfokuskan produksinya di Jalan Ma gelang Km 5, Mlati, Sleman, Yogyakarta (unit II) dan Jalan Magelang Km 7,2 Yogyakarta yang menjadi pabrik unit I.

(67)

Universitas Islam Indonesia dalam pembuatan produk. Misalnya saja con block memiliki tiga kelas yaitu:

1. K I tekanannya 350-400 kilo per cm2 untuk jalan raya.

2. K II tekanannya 300-350 kilo per cm2 untuk jalan lingkungan. 3. K III tekanannya 175-250 kilo per cm2 untuk jalan setapak.

Sekarang PT. Diamond Baru memusatkan usahanya di Jalan Magelang Km 7,2 Yogyakarta dengan tanah seluas 10.000 m2 tapi yang digunakan untuk produksi seluas 6000 m2. Dengan adanya sertifikat yang dimiliki PT. Diamond Baru, perusahaan dapat meyakinkan konsumen dengan cara memenuhi permintaan pasar. Selain itu perusahaan lebih dapat memfokuskan pada produksi con block dan genteng beton serta batako.

B. Struktur Organisasi Perusahaan.

(68)
(69)

Uraian Struktur Organisasi Komisaris I : Djadjuli Wimawan.

II : Yulianto Nugroho, BSc. III : Suparmo Pratjoyo. Direksi :

1. Direktur Umum : Yahya Suharyanto. 2. Direktur Produksi : Drs. Andreas Sukaryanto. 3. Direktur Komersiil : Yahya Suharyanto. Sekretaris Direksi : Yulianto Nugroho, BSc. Tugas dan wewenang pada tiap-tiap bagian yaitu: 1. Komisaris bertugas mengontrol pekerjaan direksi. 2. Direksi :

a. Menjalankan kebijaksanaan perusahaan.

b. Mengadakan hubungan dengan pihak-pihak luar (bank, kontraktor dan bagian pajak).

c. Mela kukan peninjauan modal pada bank.

d. Mewakili perusahaan dalam persidangan pengadilan. 3. Komersiil :

a. Melakukan penjualan dan penagihan kepada konsumen/kontraktor. b. Melakukan pembelian bahan baku dan bahan penolong.

(70)

4. Administrasi.

Bagian administrasi bertugas mengurusi keuangan perusahaan serta mewakili perusahaan dalam urusan yang menyangkut keuangan perusahaan dengan pihak ketiga serta mengurusi masalah personalia. 5. Produksi :

a. Melaksanakan produksi dan bertanggung jawab kepada direksi. b. Mengatur strategi produksi dan membawahi bagian-bagian teknik. c. Melakukan pengendalian mutu dan administrasi pembantu tentang

pencatatan produksi dan penggunaan bahan baku dan bahan penolong.

6. Kepala unit bertanggung jawab langsung kepada Direktur Produksi.

C. Personalia Perusahaan. 1. Tenaga Kerja.

PT. Diamond Baru di dalam menarik tenaga kerja tidak mengutamakan pada pendidikan formalnya,tetapi lebih mengutamakan kemampuan dan pengalaman kerja di bidang pembuatan con block dan genteng beton. Namun perusahan juga membutuhkan tenaga kerja yang berpengalaman dalam mengoperasikan mesin-mesin press dan cetak. Tenaga kerja yang bekerja di bagi menjadi tiga yaitu:

a. Karyawan tetap adalah karyawan yany diangkat dan dipekerjakan oleh perusahaan secara tetap dengan menerima gaji tetap setiap bulan. b. Karyawan harian adalah karyawan yang bekerja pada perusahaan

(71)

ditentukan yaitu berdasarkan jumlah hari kerja karyawan tersebut dan upah tersebut dibayar seminggu sekali pada hari Sabtu.

c. Karyawan borongan adalah karyawan yang bekerja pada perusahaan dengan sistem borongan dimana besar kecilnya upah karyawan ditentukan oleh jumlah produksi yang dihasilkan.

2. Jam Kerja Karyawan.

Dalam satu minggu ditetapkan bahwa hari kerja adalah enam hari kerja yaitu dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Sedangkan untuk hari Minggu dan hari besar mendapatkan libur.Adapun pembagian jam kerja karyawan sebagai berikut:

a. Senin -Jumat: Pagi : jam 08.00-12.00 Siang/Sore : jam 13.00-16.00 b. Sabtu : Pagi : jam 08.00-12.00

Untuk hari Senin sampai dengan hari Jumat istirahat 60 menit yaitu dari jam 12.00 sampai dengan jam 13.00.

3. Sistem Pengupahan.

Sistem pengupahan yang dilakukan oleh PT. Diamond Baru ada 3 macam yaitu:

a. Untuk karyawan tetap diberikan gaji bulanan.

b. Untuk karyawan harian perusahaan menetapkan upah harian.

c. Untuk karyawan borongan diberikan atas dasar jumlah unit yang dihasilka n oleh masing-masing karyawan tersebut.

(72)

4. Tunjangan Kesejahteraan dan Keselamatan Kerja Karyawan.

Perusahaan memberikan tunjangan dan fasilitas -fasilitas bagi karyawan agar karyawan mendapatkan kenyamanan dalam bekerja. Tunjangan yang diberikan berupa:

a. Tunjangan Hari Raya (THR). b. Makan Siang.

Sedangkan untuk program keselamatan kerja karyawan perusahaan memberikan fasilitas-fasilitas antara lain:

a. Menyediakan kotak obat-obatan dan memberikan tunjangan kecelakaan.

b. Mengikutsertakan karyawan dalam program Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK).

c. Menyediakan kaos tangan, masker penutup hidung dan sepatu karet. d. Menyediakan alat pemadam kebakaran.

D. Produksi.

1. Hasil Produksi.

(73)

cukup besar. Con block dan genteng beton yang dihasilkan oleh PT. Diamond Baru memiliki beberapa tipe yaitu:

Tabel IV.1

Type Produk Con Block yang dihasilkan oleh PT. Diamond Baru

Type Con Block Tebal (dalam cm)

(74)

Tabel IV. 2

Type Produk Genteng Beton yang dihasilkan oleh PT. Diamond Baru

Type Genteng Beton Berat

Wuwung Cabang Segitiga 4,5

Wuwung Cabang Bulat 4,5

Wuwung Pelana Segitiga 3,5

Wuwung Pelana Bulat 3,5

Wuwung Ujung Segitiga 3,5

Wuwung Ujung Bulat 3,5

Wuwung Asesories 3,5 1 m = 3

Genteng Listrik 4,5 dan 3,5 9 dan 11

Genteng Ventilasi 4,5 dan 3,5 9 dan 11 Sumber : PT. Diamond Baru.

2. Bahan Baku yang digunakan.

Bahan-bahan yang digunakan oleh PT. Diamond Baru yaitu: a. Pasir Kasar dan halus.

(75)

b. Semen

Semen yang digunakan adalah semen dari PT. Gresik dengan pertimbangan bahwa semen tersebut baik mutunya dan mempunyai warna abu-abu yang sesuai dengan selera konsumen.

d. Air e. Krakal

Bahan ini diperolah dari daerah Prambanan yang dianggap memiliki mutu krakal yang cukup baik untuk pembuatan con block.

f. Tepung Mil

Bahan ini diperoleh dari daerah Tulung Agung dn Banjarnegara dengan pertimbangan bahwa mutunya cukup baik untuk kebutuhan produksi.

3. Alat yang digunakan dalam Produksi.

Peralatan yang digunakan oleh perusahaan dalam proses produksi sebagai berikut:

a. Box kayu yang digunakan untuk tempat pencampuran bahan. b. Ayakan besar dan kecil

c. Cangkul d. Sekop

e. Gerobak kecil

f. Mesin proses/mesin pencampur bahan

g . Mixer

(76)

i.Rak pengering 4. Proses Produksi.

Pada dasarnya proses pembuatan con block dan genteng beton yang dilakukan oleh perusahaan adalah sama. Perbedaannya terletak pada komposisi penggunaan bahan baku pada masing-masing produk. Proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan terdiri dari beberapa tahap yaitu: a. Tahap Persiapan

Tahap pertama yang dilakukan yaitu menyaiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi.

b. Tahap Pencampuran

Setelah bahan-bahan sudah siap selanjutnya bahan tersebut dicampur sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan untuk setiap jenis produk dengan menggunakan mixer.

c. Tahap Percetakan

Tahap ini adalah tahap yang paling penting. Bahan-bahan yang telah dicampur dengan baik dimasukkan dalam alat pencetak lalu ditekan dengan mesin press pada tekanan tertentu.

d. Tahap Pengeringan

(77)

Gambar IV. 2 Proses Produksi Con Block

Proses produksi yang dilakukan dalam pembuatan Con Block yaitu:

1. Bahan–bahan dasar con block berupa semen abu-abu, pasir kasar dan krakal dicampur dalam keadaan kering.

2. Campuran ketiga bahan tersebut kemudian dimixer menjadi larutan sampai semua tercampur rata dengan bantuan air.

3. Setelah campuran yang dimixer tersebut selesai dikerjakan lalu dimasukkan ke dalam mesin cetak sesuai dengan bentuk cetakan yang diinginkan.

4. Hasil cetakan tersebut merupakan produk setengah jadi yang harus dianginkan diatas rak-rak peranginan selama 1 hari dengan posisi cetakan tertidur dan tidak terkena sinar matahari secara langsung dengan maksud agar con block menjadi keras.

(78)

5. Setelah con block menjadi keras selanjutnya dilakukan proses perendaman dalam air yang berlangsung selama 10 hari dengan maksud agar con block

tersebut menjadi lebih keras lagi.

6. Proses penyempurnaan barang jadi dan produk siap untuk dipasarkan. Komposisi masing-masing bahan untuk menghasilkan 1 m con block yaitu : 1. Kelas 1 = perbandingannya adalah 1: 4,5 dimana 1 adalah semen dan 4,5

adalah pasir yang terdiri dari 2 pasir murni dan 2,5 krakal. 2. Kelas 2 = perbandingannya adalah 1: 5 dimana 1 adalah semen dan 5

adalah pasir yang terdiri dari 2 pasir murni dan 3 krakal.

3. Kelas 3 = perbandingannya adalah 1: 6 dimana 1 adalah semen dan 6 adalh pasir yang terdiri dari 2 pasir murni dan 4 krakal

Gambar IV. 3

Gambar

Gambar III. 2
Tabel IV.1
Tabel IV. 2
Gambar IV. 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun wilayah dengan kerentanan sangat tinggi mempunyai luasan yang relatif kecil dari total wilayah kajian yang terdiri dari tiga kecamatan, namun lokasi

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan antara reward ekstrinsik dan reward intrinsik yang diinginkan terhadap kepuasan kerja dan loyalitas

Deskripsi dari hasil penelitian ini akan menggambarkan perhitungan dan hasil-hasil variabel penelitian dengan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban yang diberikan oleh

Massa bangunan utama menampung fungsi sebagai warung makan dengan ruang- ruang yaitu: ruang makan pengunjung, area kasir dan area saji, ruang kasir dan istirahat

Data yang terkumpul dari wawancara dan berbagai literatur mengenai sistem kewarisan (Islam, Nasional dan adat) dan diseleksi kemudian menggunakan pendekatan

Paham Anarkisme muncul dari kata serapan dari bahasa inggris anarchy atau anarchie, yang berakar dari kata yunani anarchos/anarchien tanpa pemerintahan atau

Hiperbilirubin adalah kondisi dimana terjadi akumulasi bilirubin dalam darah yang mencapai kadar tertentu dan dapat menimbulkan efek patologis pada neonatus

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh antara modal intelektual (yang diukur melalui physical capital efficiency , human capital efficiency , dan structural