i
Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEJ dan Melakukan Akuisisi pada Periode 2000
Disusun Oleh : Ricky Mario
NIM : 032214088
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Perjuangan memerlukan ketabahan. Ketabahan memerlukan keyakinan. Keyakinan pula menentukan kejayaan. Kejayaan pula akan menentukan
kebahagiaan. (NN)
Gantungkan azam dan semangatmu setinggi bintang di langit dan rendahkan hatimu serendah mutiara di lautan. (NN)
v
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Februari 2008 Penulis
vi
Ricky Mario
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah melakukan akuisisi. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan rasio nilai pasar. Rasio nilai pasar yang digunakan adalahearning per share(EPS),dividend per share (DPS), price earning ratio (PER), dividend yield, dan market to book ratio (M/B Value).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Analisis Kualitatif dengan menggunakan statistik deskriptif yang menyajikan rata-rata. (2) analisis kuantitatif untuk menguji beda dengan uji peringkat tanda wilcoxon. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah akuisisi.
vii
Ricky Mario
Sanata Dharma University Yogyakarta
2008
The objective of the research was to find out whether there was a significant difference between a company financial performance before and after acquisition. The company financial performance will be evaluated by using Market Value Ratio. Market Value Ratio used was Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price Earning Ratio (PER), Dividend yield, and Market to Book Ratio (M/B Value).
Techniques analysis used in the research were: (1) Qualitative analysis using descriptive statistics to provide the mean. (2) Quantitative analysis to test the difference by usingt wilcoxon sign test. The hypothesis developed in this study was : The company’s financial performance before acquisition was different from that of after the acquisition.
viii
Nya telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT. Bursa Efek Jakarta terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur yang melakukan kegiatan akuisisi pada tahun 2000, dengan mengambil judul “Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Akuisisi Dilihat dari Rasio Nilai Pasarnya”.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak maka penulisan skripsi ini tidak akan selesai. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. P. Wiryono P.,S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
ix
5. Drs. H. Herry Maridjo. M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Segenap dosen serta seluruh staf Fakultas Ekonomi, yang telah memberikan bantuan selama penulis duduk di bangku kuliah.
7. Kedua orang tuaku yang telah memberikan yang terbaik dalam hidupku, terima kasih atas segala cinta, kasih sayang, doa, semangat, dukungan serta pengorbanannya.
8. Saudara-saudaraku Ko Anton, Ko Joni, Adikku Ricko dan Fanny makasih atas segala cinta, sayang, doa, dukungan serta selalu memberikan motivasi untukku.
9. Yunie Mardiyani yang selalu memberikan inspirasi dan dukungan.
10. Sahabat-sahabatku ( Wawan, Icul, Agung, Mais, Viko, Fandy, Herman, dll) terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
11. Buat teman-teman dan semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
x
Nama : Ricky Mario
Nomor Mahasiswa : 032214088
Demi pengembangan ilmu pengetahuaan, saya meberikan kepada Perpustakaan sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Akuisisi Dilihat dari Rasio Nilai Pasarnya (studi kasus pada perusahaan manufaktur yang listed di BEJ dan melakukan Akuisisi pada periode 2000).
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya meberikan kepada Perpustakaan Universitas sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 31 Mei 2008
Yang menyatakan
xi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...v
ABSTRAK ...vi
ABSTRACT...vii
KATA PENGANTAR ...viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...x
DAFTAR ISI...xi
DAFTAR TABEL...xiii
DAFTAR GAMBAR ...xiv
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah ...4
C. Batasan Masalah...4
D. Tujuan Penelitian ...4
E. Manfaat Penelitian...4
F. Sistematika Penelitian ...5
BAB II LANDASAN TEORI ...7
A. Akuisisi...7
B. Kinerja Perusahaan ...13
C. Laporan Keuangan ...15
D. Analisis Rasio Keuangan ...20
E. Rasio Nilai Pasar ...24
F. Penelitian Terdahulu ...26
G. Kerangka Berfikir...27
H. Hipotesis...27
BAB III METODE PENELITIAN...28
A. Jenis Penelitian ...28
B. Populasi dan Sampel ...28
C. Waktu dan Tempat Penelitian ...29
D. Subjek dan Objek Penelitian ...29
xii
B. Sejarah Bursa Efek Jakarta...37
C. Produk yang Ditawarkan ...39
D. Jadwal Perdagangan ...39
E. Struktur Organisasi PT. BEJ ...40
F. Pejabat PT. BEJ...41
G. Gambaran Umum Perusahaan yang Diteliti...42
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...47
A. Pengambilan Sampel ...47
B. Analisis Deskriptif...49
C. Analisis Kuantitatif ...54
D. Pembahasan ...57
BAB VI PENUTUP ...60
A. Kesimpulan...60
B. Saran...60
C. Keterbatasan ...61 DAFTAR PUSTAKA
xiii
Tabel V.4 Data perubahan rata-rata rasio DPS sebelum dan sesudah akuisisi ... 50
Tabel V.5 Data perubahan rata-rata rasio PER sebelum dan sesudah akuisisi ... 51
Tabel V.6 Data perubahan rata-rata rasiodividend yieldsebelum dan sesudah akuisisi ... 52
Tabel V.7 Data Perubahan rata-rata rasio M/BValuesebelum dan sesudah akuisisi ... 53
Tabel V.8 Hasil uji wilcoxon pada rasio EPS ... 55
Tabel V.9 Hasil uji wilcoxon pada rasio DPS ... 55
Tabel V.10Hasil uji wilcoxon pada rasio PER ... 56
Tabel V.11 Hasil uji wilcoxon pada rasiodividend yield... 56
xiv
Gambar II.4. Kerangka berfikir... 27
Gambar IV.1. Struktur organisasi PT. BEJ ... 40
Gambar V.1. EPS sebelum dan sesudah.akuisisi ... 49
Gambar V.2. DPS sebelum dan sesudah akuisisi... 50
Gambar V.3. PER sebelum dan sesudah akuisisi... 51
Gambar V.4.Dividend yieldsebelum dan sesudah akuisisi... 52
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang masalah
Perubahan yang sangat signifikan di dalam lingkungan bisnis, seperti
globalisasi, kemajuan teknologi dan telekomunikasi telah menciptakan
persaingan yang sangat ketat. Dengan cepatnya perubahan tersebut,
perusahaan dituntut agar dapat mengembangkan strategi yang tepat. Hal ini
bertujuan agar perusahaan mampu bertahan dan menjaga eksistensinya dalam
dunia bisnis.
Cara yang dilakukan perusahaan sangat beragam. Ada perusahaan
yang memfokuskan dirinya pada sektor usaha yang lebih kecil, ada yang tetap
bertahan dengan kegiatan atau jenis usaha yang sudah dijalaninya sebelumnya
dan ada juga melalui kegiatan ekspansi agar perusahaannya menjadi besar
(Swandari, dalam Widjanarko: 39). Cara yang biasanya digunakan perusahaan
adalah dengan melakukan ekspansi. Dengan terjadinya ekspansi diharapkan
perusahaan akan memperoleh kondisi keuangan yang lebih baik dibandingkan
sebelum melakukan ekspansi.
Ekspansi perusahaan ada dua macam yaitu internal dan eksternal.
Ekspansi internal terjadi pada saat divisi-divisi yang ada pada perusahaan
tumbuh secara normal melalui capital budgeting. Sedangkan ekspansi
eksternal terjadi pada saat bergabung dengan perusahaan lain. Dengan
menggabungkan diri perusahaan mendapatkan manfaat dan sinergi dalam
permodalan, manajemen, teknologi, sumber-sumber daya, dan diversifikasi
usaha. Dalam akuntansi dikenal tiga macam bentuk penggabungan badan
usaha yaitu : merger, akuisisi, dan konsilidasi. Dengan melakukan
penggabungan badan usaha perusahaan mengharapkan kondisi keuangan
perusahaan menjadi lebih baik sebelum melakukan penggabungan badan
usaha.
Dengan melakukan akuisisi diharapkan dapat memberikan berbagai
manfaat bagi perusahaan. Manfaat- manfaat yang didapat dengan melakukan
akuisisi adalah perusahaan mendapatkan cash inflow dengan cepat karena
produk dan pasar sudah jelas, untuk memperoleh kemudahan dana atau
pembiayaan karena kreditor lebih percaya dengan perusahaan yang telah
berdiri dan mapan, untuk memperoleh karyawan yang telah berpengalaman,
untuk mendapatkan pelangggan yang sudah mapan tanpa harus merintis dari
awal, untuk memperoleh sistem operasional dan administratif yang mapan,
untuk mengurangi risiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari
konsumen baru, dan untuk memperoleh infrastruktur dalam mencapai
pertumbuhan yang lebih cepat (Moin, 2004: 13).
Selain memberikan dampak positif bagi perusahaan, ternyata akuisisi
mempunyai beberapa kelemahan juga. Beberapa kelemahan akuisisi adalah
proses integrasi perusahaan yang tidak mudah, kesulitan menentukan nilai
perusahaan target secara akurat, biaya konsultan yang mahal, meningkatnya
peningkatan nilai perusahaan, tidak menjamin kemakmuran pemegang saham
(Moin, 2004: 13).
Harapan terhadap dari kegiatan akuisisi adalah kinerja keuangan
perusahaan menjadi lebih baik dibandingkan sebelum melakukan akuisisi.
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai melalui laporan
keuangan yang disusun setiap akhir periode akuntansi. Laporan keuangan
disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Analisis terhadap laporan keuangan tersebut memerlukan adanya pengukuran
tertentu. Salah satu alat yang digunakan untuk menganalisis dan
menginterpretasikan data keuangan adalah dengan rasio. Rasio keuangan
dapat dihitung dari angka-angka yang terdapat dalam neraca dan laporan laba
rugi perusahaan.
Di Indonesia telah banyak penelitian yang melihat pengaruh akuisisi
tehadap kinerja perusahaan. Salah satu penelitian yang dilakukan Ceicilia
(2005) menemukan bahwa akuisisi tidak berpengaruh signifikan terhadp kinerja
perusahaan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka pada penelitian ini penulis
mengambil judul ”Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan
B. Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan
sesudah akuisisi ditinjau dari analisis rasio nilai pasarnya ?
C. Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya menggunakan rasio nilai pasar sebagai instrumen
mengukur kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi.
Rasio nilai pasar tersebut Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share
(DPS), Price earning Ratio (PER),Dividend Yield,Market to Book Value
(M/BValue).
2. Penelitian ini dibatasi pada lima periode sebelum akuisisi dan lima periode
sesudah akuisisi.
D. Tujuan Penelitian
Mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan
sebelum dan sesudah dilakukan akuisisi dilihat dari rasio nilai pasarnya.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan,
diantaranya yaitu :
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan,
menambah wacana, sebagai dasar pembuatan skripsi yang mempunyai
topik yang sama dan menambah pengetahuan bagi para mahasiswa
khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wahana yang
efektif didalam usaha untuk menerapkan secara langsung teori yang telah
diterima selama dibangku kuliah kedalam praktek nyata, khususnya
Pengaruh akuisisi terhadap harga saham perusahaan yang diakuisisi
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluhan
Bab ini membahas tentang latar belakang yang menjadi alasan
penulis memilih topik penelitian, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, serta sistematika laporan penelitian.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini membahas tentang teori-teori terpilih yang berkaitan
dengan topik penelitian.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang jenis penelitian, populasi, sampel,
lokasi, waktu, subjek objek, teknik, data yang diperlukan,
Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini membahas tentang gambaran umum perusahaan.
Bab V : Analisis Data
Bab ini membahas tentang proses pengolahan data dan
pembahasannya.
Bab VI : Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, saran, dan keterbatasan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Akuisisi
Perusahaan dapat tumbuh dan berkembang dengan menerapkan
strategi yang tepat. Pengembangan usaha agar tetap eksis dan terus
berkembang adalah sesuatu yang harus dipikirkan oleh seluruh bagian dalam
perusahaan. Salah satu usaha dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
mengembangkan strategi pertumbuhan.dalam rangka tumbuh dan berkembang
ini perusahaan bisa melakukan ekspansi bisnis dengan memilih salah satu dari
dua jalur alternatif yaitu pertumbuhan dari dalam perusahaan (organic/
internal growth) dan pertumbuhan dari luar perusahaan (external growth)
(Moin, 2004: 13).
Pertumbuhan internal adalah ekspansi yang dilakukan dengan
membangun bisnis atau unit bisnis baru dari awal (start-up business).
Sebaliknya pertumbuhan eksternal dapat dilakukan dengan “membeli“
perusahaan yang sudah ada. Pertumbuhan eksternal ada tiga jenis, yaitu:
1. Merger : Penggabungan dua atau lebih perusahaan yang
kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap
hidup sebagai badan hukum, sementara yang
lainnya menghentikan aktivitasnya atau bubar.
Gambar II.1. Skema Merger
2. Akuisisi : Pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian
atas saham atau aset suatu perusahaan lain, dan
dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambilalih
atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan
hukum yang terpisah.
3. Konsolidasi : Perbuatan hukum yang dilakukan dua perseroan
atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara
membentuk satu perseroan baru dan masing-masing
perseroan yang meleburkan diri menjadi bubar.
Perusahaan B
Perusahaan C
Perusahaan D Perusahaan A
Perusahaan X Sebelum Konsolidasi Sesudah Konsolidasi
Gambar III.3. Skema Konsilidasi
Di Indonesia istilah merger dan akuisisi terkadang saling
menggantikan. Sehingga pembahasan dalam bab ini akan memusatkan pada
masalah akuisisi. Beberapa pengertian akuisisi antara lain:
1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 tahun 1998
tentang penggabungan usaha mendefinisikan akuisisi sebagai berikut:
“Akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau
perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian saham
perseorangan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap
2. Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 22
mendefinisikan akuisisi dari perspektif akuntansi sebagai berikut :
“Akuisisi adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan,
yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan
operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberi aktiva
tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham”.
Keputusan melakukan akuisisi oleh sebuah perusahaan bagi sebagian
orang masih dipandang sebagai keputusan yang kontroversial karena memiliki
dampak yang sangat dramatis dan kompleks. Secara umum alasan melakukan
akuisisi terdiri dari beberapa hal. Alasan melakukan akuisisi adalah sebagai
berikut (Beams, 2004: 1):
1. Manfaat Biaya (Cost Advantage). Seringkali lebih murah bagi perusahaan
untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui akuisisi
dibandingkan melalui pengembangan. Hal ini benar terutama pada periode
inflasi.
2. Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli lini produk dan pasar yang
telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan dengan
mengembangkan produk baru dan pasarnya.
3. Berkurangnya Penundaan Operasi (Fewer Operating Delays).
Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui akuisisi dapat diharapkan untuk
segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan
4. Mencegah Pengambil-alihan (Avoidance of Takeovers). Beberapa
perusahaan bergabung untuk diakuisisi oleh perusahaan lain, karena
perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk
diambil-alih. Perusahaan-perusahaan dengan rasio utang terhadap ekuitas
yang tinggi biasanya bukan merupakan calon pengambil-alih yang
menarik.
5. Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets).
Penggabungan badan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak
berwujud maupun berwujud. Maka akuisisi atas hak paten, hak atas
mineral, database pelanggan, atau keahlian manajemen mungkin menjadi
faktor utama yang memotivasi suatu penggabungan usaha.
Dalam prakteknya aktifitas akuisisi dapat berbeda-beda jenisnya..
Klasifikasi akuisisi berdasarkan obyek yang diakuisisi dibedakan atas
(Moin, 2004: 42 ):
A. Akuisisi Saham
Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu transaksi jual beli
perusahaan, dan transaksi tersebut mengakibatkan beralihnya kepemilikan
perusahaan tersebut dari penjual kepada pembeli. Karena perusahaan
terdiri atas saham-saham, maka akuisisi terjadi ketika pemilik saham
menjual saham saham mereka kepada pengakuisisi.
B. Akuisisi Aset
Apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lain maka
tersebut. Jika pembelian tersebut hanya sebagian dari aktiva maka hal ini
dinamakan akuisisi parsial. Akuisisi aset dilakukan apabila pihak
pengakuisisi tidak ingin terbebani hutang yang ditanggung oleh
perusahaan aset.
Dalam proses akuisisi diharapkan akan menciptakan “nilai tambah”.
Adanya nilai tambah merupakan indikasi ada tidaknya perumbuhan dari
peristiwa akuisisi. Tujuan perusahan dalam perspektif manajemen keuangan
adalah seberapa besar perusahaan dapat menciptakan nilai (Value creation)
bagi perusahaan dan pemegang saham. Akuisisi sebagai salah satu strategi
pertumbuhan internal yang memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka
panjangnya adalah untuk mencapai tujuan tersebut. Selain memiliki motif
ekonomi akuisisi juga mengandung motif sinergi yang pada akhirnya
diharapkan jika suatu perusahaan bergabung maka akan mencapai efisiensi
biaya yang disebabkan oleh adanya struktur modal yang kuat dan mampu
mengakses sumber-sumber dana dari luar secara lebih mudah dan murah
sedemikian rupa sehingga biaya modal perusahaan semakin menurun. Struktur
permodalan yang kuat akan menjamin berlangsungnya aktivitas operasi
perusahaan tanpa menghadapi kesulitan likuiditas. Akses yang semakin
mudah terhadap sumber-sumber dana dimungkinkan ketika perusahaan
memiliki ukuran yang semakin besar. Perusahaan yang memiliki permodalan
yang kuat dan besar akan mendapat kepercayaan yang positif oleh publik.
Kondisi seperti ini akan memberikan dampak positif bagi perusahaan karena
memudahkan perusahaan dalam peminjaman dana sehingga resiko
kebangkrutan dapat diperkecil.
B. Kinerja Perusahaan
1. Pengertian Kinerja Perusahaan
Kinerja adalah tingkat keberhasilan pengelolaan perusahaan dalam
suatu tahun buku tertentu. Kinerja juga mengandung pengertian
kemampuan kerja untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan
efektif. Dalam suatu badan usaha, tinggi rendahnya kinerja diukur dalam
bentuk laba yang dihasilkan. Di dalam Standar Akuntansi Keuangan
(Ikatan Akuntansi Indonesia,1994: 4) dikemukakan bahwa:
“Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan
untuk menilai perubahan potensial sumber ekonomi yang mungkin
dikendalikan dimasa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting
dalam hubungan ini. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi
kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang
ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam pertimbangan
tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber
daya.”
Untuk menghasilkan laba yang maksimal, diperlukan kemampuan
melihat celah-celah keuntungan dan memprediksi masa yang akan datang.
menggerakkan kreativitas sumber daya manusia yang ada agar dapat
bekerja sama secara efektif dan efisien.
Pada akhirnya, kemampuan manajemen menggerakkan dan
memanfaatkan sumber daya yang ada akan dapat dinilai dari laporan
keuangan yang disusun setiap akhir periode. Melalui laporan keuangan
tersebut dapat dievaluasi dan pada akhirnya diperbaiki hal-hal yang
menjadi penghalang maksimisasi kinerja perusahaan. Disamping itu, juga
dapat direncanakan hal-hal yang perlu dilakukan sehubungan dengan
peningkatan kinerja dimasa yang akan datang.
2. Unsur-Unsur Kinerja Perusahaan
Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran
kinerja atau sebagai dasar ukuran yang lain seperti imbalan investasi
(return on investment) atau penghasilan per lembar saham (earning per
share). Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan
bersih (laba) adalah penghasilan (income) dan beban (expences).
Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga
penghasilan bersih (laba), tergantung pada konsep modal dan
pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan
keuangannya (Prastowo, 2002: 11).
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama
suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penurunan
kewajiban yang menyebabkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
meliputi pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains). Pendapatan
muncul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang normal, seperti
penjualan, penghasilan jasa, bunga,dividend royalty, dan sewa. Sedangkan
keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi
penghasilan yang mungkin timbul atau tidak dalam pelaksanaan aktivitas
perusahaan yang biasa. Keuntungan meliputi pos yang timbul dalam
pengalihan aktiva lancar dan keuntungan yang belum direalisasi, misalnya
kenaikan jumlah aktiva jangka panjang.
Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama
suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya
aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas
yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal (Prastawo,
2002: 10). Beban mencakup kerugian (loss) maupun beban yang timbul
dari pelaksanaan aktivitas biasa. Beban ini meliputi antara lain beban
pokok penjualan, gaji dan depresiasi, yang biasanya berbentuk arus kas
keluar atau berkurangnya aktivitas seperti kas (setara kas), persedian dan
aktiva tetap.
C. Laporan Keuangan
1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Myer (dalam Munawir, 2004 :5) yang dimaksud dengan
laporan keuangan adalah: Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir
posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu
akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk
menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak
dibagikan (laba yang ditahan).
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara seperti: laporan arus kas atau laporan arus
dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan segmen industri dan geogafis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga (Ikatan Akuntansi Indonesia,
1994:2).
Pada dasarnya laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir,
2004 :2).
2. Arti Penting Laporan Keuangan
Laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan, terutama bagi mereka yang berkepentingan terhadap
perkembangan perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah
a. Pemilik perusahaan,
Mereka sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaannya karena dengan laporan tersebut pemilik perusahaan
akan dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin
perusahaan. Karena hasil-hasil stabilitas serta kontinuitas atau
kelangsungan perusahaan tergantung dari cara kerja atau efisiensi
manajemennya.
b. Manajer atau pimpinan perusahaan
Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaannya maka seorang
manajer dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki
sistem, dan menentukan kebijakan yang tepat untuk masa yang akan
datang. Bagi manajemen yang terpenting adalah bahwa laba yang
dicapai cukup tinggi, cara kerja yang efisien, aktiva aman dan terjaga
cukup baik, struktur permodalan sehat dan bahwa perusahaan memiliki
rencana yang baik mengenai hari depan, baik dibidang keuangan
maupun bidang operasi Dalam hubungannya dengan analisis laporan
keuangan tersebut manajer merupakan “orang dalam”, orang yang
dapat menggunakan data keuangan apapun yang ada dalam
perusahaan, dan hasil analisa sepenuhnya untuk kepentingan
perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu analisis yang dilakukan
c. Investor
Mereka berkepentingan terhadap prospek keuntungan dimasa yang
akan datang, untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk
mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek
perusahaan tersebut. Dari analisa laporan tersebut para investor akan
dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuhnya.
d. Kreditur
Informasi keuangan bermanfaat bagi kreditur untuk memutuskan
apakah pinjaman yang diberikan serta bunga dapat dibayar pada saat
jatuh tempo.
e. Pemerintah
Pemerintah sangat berkepentingan untuk menentukan besarnya pajak
yang yang harus ditanggung oleh perusahaan. Selain itu dengan
melihat laporan keuangan dimana para buruh bekerja maka pemerintah
akan mengetahui kemampuan perusahaan untuk memberikan upah dan
jaminan sosial yang lebih baik.
3. Keterbatasan Laporan Keuangan
Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia sifat dan keterbatasan Laporan
Keuangan adalah :
a. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas
kejadian yang telah lewat. Karenanya laporan keuangan tidak dapat
dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses
b. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan
taksiran dan berbagai pertimbangan.
d. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang materil. Demikian pula
penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu
mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh
yang materil terhadap kelayakan laporan keuangan.
e. Laporan keuangan bersifat konserfatif dalam menghadapi
ketidakpastian.
f. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu
peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya.
g. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah teknis, dan
pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis dari
informasi yang disajikan.
h. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat menimbulkan
variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat
kesuksesan antar perusahaan.
i. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat
D. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses untuk membedah
laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya, menelaah hubungan antara
unsur-unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan
pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.
Menurut Leopold A.Bernsten (Prastowo, 2002, 52) memberi
defenisi analisis laporan keuangan sebagai berikut: Financial statement
analysis is the judgmental process that aims to evaluate the current and
past financial positions and results of operation of enterprise, whit
primary objective of determining the best possible estimate and
predictions about future conditions and performance.
Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa analisis laporan
keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka
membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan
pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama menentukan
estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja
perusahaan pada masa mendatang (Prastowo, 2002:52).
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Ada kesenjangan antara informasi yng disajikan laporan keuangan
dengan informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai. Disatu sisi laporan
sementara disisi lain para pemakai laporan keuangan membutuhkan
informasi mengenai apa yang mungkin terjadi dimasa depan.
Untuk memecahkan kesenjangan kebutuhan informasi diperlukan
suatu analisa terhadap laporan keuangan, terutama dalam memprediksi apa
yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Dengan demikian fungsi
yang pertama dan yang utama dari analisis laporan keuangan adalah untuk
mengkorversi data menjadi informasi.
Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa
tujuan, namun tujuan yang terpenting adalah untuk mengurangi
ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan murni, terkaan dan
intuisi, serta mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian yang
tidak dapat dielakkan pada setiap proses pengambilan keputusan
(Prastowo, 2002:53).
3. Prosedur, Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
a. Prosedur Analisis Laporan Keuangan.
Berbagai langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis
laporan keuangan adalah sebagai berikut (Prastowo, 2002 :53-54) :
1) Memahami latar belakang perusahaan yang dianalisis mencakup
pemahaman tentang bidang usaha yang diterjuni oleh perusahaan
dan kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh
perusahaan tersebut. Memahami latar belakang data keuangan
perusahaan yang akan dianalisis merupakan langkah yang perlu
2) Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan.
Kondisi yang perlu dipahami mencakup informasi mengenai
kecendrungan (trend) industri dimana perusahaan beroperasi;
perubahan teknologi; perubahan selera konsumen; perubahan
faktor ekonomi seperti perubahan pendapatan perkapita, tingkat
bunga, tingkat inflasi, dan pajak; perubahan yang terjadi didalam
perusahaan itu sendiri seperti perubahan posisi manajemen kunci.
3) Mempelajari dan me-reviewlaporan keuangan
Sebelum berbagai teknik analisis laporan keuangan
diaplikasikan, perlu dilakukanreview terhadap laporan keuangan
secara menyeluruh. Apabila dipandang perlu, dapat menyusun
kembali laporan keuangan perusahaan yang dianalisis. Tujuan
me-review ini adalah untuk mendapatkan gambaran data
keuangan yang relevan yang sesuai dengan standar akuntansi
keuangan yang berlaku.
4) Menganalisis laporan keuangan
Setelah mengetahui profil perusahaan dan me-review laporan
keuangan, maka dengan menggunakan berbagai metode dan
teknik analisis yang ada dapat menganalisis laporan keuangan
b. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Secara umum, metode analisis laporan keuangan dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu metode analisis horizontal, dan
metode analisis vertikal ( Prastowo, 2002: 54-55).
1) Metode analisis horizontal (dinamis)
Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis yang
dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk
beberapa tahun (periode) sehingga dapat diketahui perkembangan
dan kecendrungannya. Disebut metode horizontal karena analisis
ini membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang
berbeda. Disebut dinamis karena metode ini bergerak dari waktu
ke waktu. Teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode
ini antara lain teknik analisis perubahan, analisis indeks (trend),
analisis sumber dan penggunaan, dan analisis perubahan laba
kotor.
2) Metode analisis vertikal (statis)
Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang
dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada
tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos
yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang
sama , maka metode ini disebut metode vertikal. Disebut statis
karena metode ini membandingkan pos-pos laporan keuangan
klasifikasi ini antara lain teknik analisis persentase perkomponen
(Common-size), analisis rasio, dan analisisBreak-even.
E. Rasio nilai pasar
Rasio nilai pasar mengukur seberapa besar nilai pasar saham
perusahaan dibanding dengan nilai buku. Lebih dari itu rasio ini juga
mengukur bagaimana nilai perusahaan saat ini dan di masa yang akan datang
dibanding dengan nilai perusahaan di masa lalu (Moin, 2004:139). Alat yang
digunakan untuk mengukur rasio nilai pasar adalah sebagai berikut:
1. Earning Per Share(EPS)
EPS menunjukkan bagian laba yang dinikmati oleh pemegang saham
untuk setiap lembar saham yang dimiliki. Besar kecilnya EPS dipengaruhi
oleh laba bersih dan jumlah lembar saham yang dimiliki perusahaan. Jika
perusahaan menambah modal saham dengan mengeluarkan lembar saham
baru sementara laba tidak berubah maka EPS akan semakin kecil.
EPS dapat dihitung dengan formula:
EPS = _______Net Income_______
Number of outstanding stock
2. Dividend Per Share(DPS)
Dividend per share menunjukan besarnya dividen tunai yang dibayarkan
untuk setiap lembar saham. Jumlah inilah yang betul-betul dinikmati oleh
pemegang saham atas dana yang mereka investasikan pada perusahaan
DPS dapat dihitung dengan formula:
DPS = ______Cash Dividend______
Number of outstanding stock
3. Price Earning Ratio(PER)
PER didapatkan dari hasil pembandingan antara harga per lembar saham
dengan laba per lembar saham. PER mengindikasikan tingkat
pertumbuhan perusahaan. Semakin tinggi PER semakin prosfektif
perusahaan.
PER dapat dihitung dengan formula:
4. Dividend Yield
Dividend yield adalah perbandingan antara dividen per lembar saham
dengan harga saham perlembar. Harga saham yang digunakan biasanya
harga saham pada akhir tahun. Dividend yield ini menunjukan tingkat
keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham untuk setiap rupiah
harga pasar saham.
Dividend yielddapat dihitung dengan formula:
Stock
5. Market to Book Value(M/B Value)
Market to Book Valuejuga dinamakan jugaValuation RatioatauQ’Ratio.
Rasio ini membandingkan antara nilai pasar perusahaan dengan nilai
bukunya. Rasio ini mengindikasikan apakah perusahaan undervalued atau
overvalued. Undervalued artinya perusahaan dihargai terlalu rendah,
karena nilai pasar perusahaan lebih rendah dibanding dengan nilai
bukunya. Sebaliknya overvalued terjadi ketika nilai pasar melebihi nilai
buku perusahaan.
Hendro melakukan penelitian tentang “Merger, Akuisisi dan Kinerja
Perusahaan Studi Atas Perusahaan Manufaktur Tahun 1998-2002” .
penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal utilitas vol. 14 No. 1 Januari
2006. Didalam penelitian ini dapat dilihat bahwa akuisisi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan
sesudah akuisisi.
2. Ceicilia Bintang Hari Yudhanti
Ceicilia Bintang Hari Yudhanti dalam penelitian tentang “Analisis
Kinerja Operasi Perusahaan yang Melakukan Merger atau Akuisisi”.
Penelitian ini hanya menguji kinerja operasi jangka pendek satu tahun
sebelum dan satu tahun setelah terjadi akuisisi. Menemukan bahwa tidak
adanya perbedaan yang signifikan kinerja operasi perusahaan antara
sebelum dan setelah perusahaan melakukan merger atau akuisisi. Karena
hanya menguji periode jangka pendek (satu tahun sebelum dan satu
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (Rahman dan Limmack,
2000).
G. Kerangka Berfikir
Untuk mempermudah dalam memahami konsep mengenai
variabel-variabel yang diteliti maka penulis menggunakan kerangka pemikiran sebagai
berikut:
EPS DPS PER Dividend Yield
M/B Value
EPS DPS PER Dividend Yield
M/B Value
Sebelum Akuisisi
Akuisisi
Sesudah Akuisisi
Gambar II.4. Kerangka berfikir
J. Hipotesis:
Berdasarkan teori di atas maka, penulis rumuskan hipotesis sebagai
berikut:
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada perusahaan-perusahaan yang
melakukan aktivitas akuisisi pada tahun 2000 yang terdaftar pada Bursa Efek
Jakarta.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang melakukan
kegiatan akuisisi pada tahun 2000 dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
2. Sampel
Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan menggunakan
pertimbangan tertentu (Purwanto, 2004:332).
Kriteria perusahaan yang digunakan sebagai sampel adalah:
a. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang melakukan aktivitas
akuisisi pada tahun 2000.
b. Perusahaan manufaktur yang dipilih sebagai sampel adalah
perusahaan yang telah menyusun laporan keuangan selama kurun
waktu 5 tahun, baik sesudah maupun sebelum melakukan akuisisi.
C. Waktu Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan antara Agustus 2007-November 2007
2. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Pojok BEJ Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
D. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang
melakukan aktivitas akuisisi pada akhir periode 2000.
2. Objek Penelitian
Objek Penelitian adalah bagian atau unsur-unsur yang diteliti, dimana
dalam penelitian ini objek penelitiaan adalah laporan keuangan
Perusahaan. Laporan keuangan perusahaan tersebut terdiri dari Neraca dan
Laporan laba rugi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dengan cara dokumentasi, yaitu
mengumpulkan, mencatat, mendokumentasikan data-data yang dibutuhkan.
Data yang digunakan dalam penelian ini adalah data sekunder. Data sekunder
dokumen. Adapun sumber data diperoleh penulis di pojok BEJ yang ada di
Universitas Sanata Dharma.
F. Data yang Diperlukan
Penelitian ini memerlukan data yang mendukung jawaban pada
persoalan sehingga data tersebut dapat diolah dan menghasilkan jawaban atas
permasalahan yang dikemukakan. Berikut data yang diperlukan dalam
penelitian:
1. Nama-nama perusahaan manufaktur yang melakukan kegiatan akuisisi
pada periode 2000.
2. Laporan keuangan perusahaan masing masing perusahaan yang
dijadikan sampel penelitian, yang terdiri dari :
a. Neraca Perusahaan dari masing-masing perusahaan yang dijadikan
sampel selama kurun waktu 5 tahun baik sesudah maupun sebelum
melakukan akuisisi.
b. Laporan laba rugi dari masing-masing perusahaan yang dijadikan
sampel selama kurun waktu 5 tahun baik sesudah maupun sebelum
melakukan akuisisi.
G. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel yang terdiri dari
kinerja keuangan yang dapat diukur dengan rasio keuangan, sementara
variabel moderat dari penelitian ini adalah akuisisi:
1. Kinerja
Mengandung pengertian kemampuan kerja untuk menghasilkan
keuntungan secara efektif dan efisien. Dalam suatu lembaga atau
badan usaha, tinggi rendahnya kinerja diukur dalam bentuk laba yang
dihasilkan
Perhitungan rasio keuangan bertujuan untuk melihat pengaruh
akuisisi perusahaan secara fundamental yaitu pengaruhnya terhadap
kinerja keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini penulis hanya
mencari besarnya nilai-nilai dari rasio-rasio keuangan kemudian
membandingkannya antara sebelum dan sesudah akuisisi. Rasio
keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan menggunakan rasio-rasio pasar.
2. Akuisisi
Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
No. 22 definisi akuisisi dari perspektif akuntansi adalah :
Akuisisi adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu
perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas
aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan
memberi aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau
H. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data penulis melakukan beberapa tahap yang
sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini. Analisis yang dilakukan antara lain:
1. Perhitungan rasio nilai pasar.
Perhitungan rasio nilai pasar bertujuan untuk melihat pengaruh akuisisi
secara menyeluruh, yaitu pengaruhnya terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Rasio-rasio nilai pasar tersebut akan dibandingkan antara
periode sebelum dan sesudah akuisisi. Dalam penelitian ini penulis hanya
mencari besarnya nilai-nilai dari rasio-rasio nilai pasar kemudian
membandingkan antara sebelum dan sesudah akuisisi.
a. Earning Per Share(EPS)
EPS menunjukkan bagian laba yang dinikmati oleh pemegang saham
untuk setiap lembar saham yang dimiliki. Besar kecilnya EPS
dipengaruhi oleh laba bersih dan jumlah lembar saham yang dimiliki
perusahaan. Jika perusahaan menambah modal saham dengan
mengeluarkan lembar saham baru sementara laba tidak berubah maka
EPS akan semakin kecil.
EPS dapat dihitung dengan formula:
EPS = _______Net Income_______
Number of outstanding stock
b. Dividend Per Share(DPS)
Dividend per share menunjukan besarnya dividen tunai yang
dinikmati oleh pemegang saham atas dana yang mereka investasikan
pada perusahaan tersebut.
DPS dapat dihitung dengan formula:
DPS = ______Cash Dividend______
Number of outstanding stock
c. Price Earning Ratio(PER)
PER didapatkan dari hasil pembandingan antara harga per lembar
saham dengan laba per lembar saham. PER mengindikasikan tingkat
pertumbuhan perusahaan. Semakin tinggi PER semakin prosfektif
perusahaan.
PER dapat dihitung dengan formula:
d. Dividend Yield
Dividend yield adalah perbandingan antara dividen per lembar saham
dengan harga saham perlembar. Harga saham yang digunakan biasanya
harga saham pada akhir tahun. Dividend yield ini menunjukan tingkat
keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham untuk setiap rupiah
harga pasar saham.
Dividend yielddapat dihitung dengan formula:
e. Market to Book Value(M/B Value)
Market to Book Value juga dinamakan juga Valuation Ratio atau
Q’Ratio. Rasio ini membandingkan antara nilai pasar perusahaan
dengan nilai bukunya. Rasio ini mengindikasikan apakah perusahaan
undervalued atau overvalued. Undervalued artinya perusahaan
dihargai terlalu rendah, karena nilai pasar perusahaan lebih rendah
dibanding dengan nilai bukunya. Sebaliknya overvalued terjadi ketika
nilai pasar melebihi nilai buku perusahaan.
firm
Dalam menguji kinerja perusahan sebelum dan sesudah akuisisi, metode
yang digunakan adalah uji beda. Untuk uji statistik non parametik penulis
menggunakan uji peringkat tanda Wilcoxon. Dalam menentukan waktu
sebelum dan sesudah akuisisi, akan menggunakan data keuangan terakhir
sebelum dan sesudah akuisisi. Atau menggunakan laporan keuangan pada
awal dan akhir periode, pada saat perusahaan melakukan akuisisi.
Hasil uji normalitas yang pernah dilakukan para ahli menunjukkan bahwa
data keuangan yang terdapat pada BEJ tidak terdistribusi secara normal.
Uji statistik nonparametik sangat tepat digunakan apabila data yang
dimiliki tidak terdistribusi secara normal. Apabila data sudah terdistribusi
mendekati normal maka pengujian hipotesis dapat dilakukan.
Uji peringkat tanda Wilcoxon bertujuan untuk mengetahui signifikasi
akuisisi. Uji ini dilakukan dengan membandingkan masing-masing rasio
sebagai indikator perubahan kinerja finansial perusahaan sesudah akuisisi.
Uji peringkat tanda Wilcoxon tidak hanya mengidentifikasi arah
perubahan, tetapi juga besarnya perubahan kinerja perusahaan
(Payamto,2001: 252).
Langkah-langkah pengujian peringkat tanda Wilcoxon dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis statistik
H0 : µ1 = µ2
HA : µ1 ≠µ2
0
H = Tidak ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan
setelah akuisisi.
A
H = Ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah
akuisisi.
b. Menentukan besar dan tanda antar pasangan data
Kita menghitung rasio keuangan setiap perusahaan, kemudian kita
membandingkan per rasio dan menampilkannya dalam tabel. Kemudian
menghitung selisih per rasio untuk waktu sebelum dan sesudah akuisisi
dan tanda negatif atau positif.
c. Menyusun peringkat perbedaan tanpa memperhatikan tanda
Kita menentukan peringkat data dari nilai terbesar hingga terkecil tanpa
d. Pemberian tanda atas peringkat yang telah ditetapkan
Membubuhkan tanda setiap perbedaan (sebagaimana ditunjukkan dalam
langkah c) terhadap peringkat yang telah ditetapkan (sebagaimana
dilakukan dalam langkah c). Langkah ini menghasilkan dua kolom terakhir
yaitu kolom positif dan kolom negatif.
e. Menjumlahkan peringkat
Langkah terakhir sebelum pengujan hipotesis adalah menjumlahkan semua
peringkat positif dan kemudian menjumlahkan semua peringkat negatif.
Untuk langkah b hingga e tidak akan ditampilkan karena sudah diolah
menggunakan program SPSS 11.5.
f. Penarikan kesimpulan hipotesis
Membandingkan antara Z hitung dengan Z tabel, kita mengambil
keputusan hipotesis diterima atau ditolak secara parsial untuk
masing-masing rasio keuangan. Dan membandingkan assymp.sig dengan tingkat
signifikansi pengujian apakah signifikan atau tidak. Pada penelitian ini
menggunakan pengujian dua sisi dengan taraf signifikansi sebesar 5%.
Bila asymp.sig <5% hasil signifikan
Bila asymp.sig >5% hasil tidak signifikan.
g. Interpretasi hasil
Setelah dilakukan analisis dan pengujian data perlu dilakukan interpretasi
untuk menjelaskan hasil analisis dan pengujian. Interpretasi dilakukan
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Jakarta Stock Exchange
Bursa efek Jakarta (Jakarta Stock Exchange)adalah salah satu bursa
saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan
dalam upaya mendukung pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek
Jakarta berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar
dan solid untuk menciptakan Pasar Modal Indonesia.
B. Sejarah Bursa Efek Jakarta
Sejarah Bursa Efek Jakarta berawal dari berdirinya Bursa Efek di
Indonesia pada abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial
Belanda, Bursa Efek pertama di Indonesia didirikan di Batavia, pusat
pemerintah kolonial Belanda dan dikenal sebagai Jakarta saat ini.
Bursa Batavia sempat ditutup dalam periode Perang Dunia dan
kemudian di buka lagi pada tahu 1925. Selain bursa Batavia, pemerintah
kolonial juga mengoperasikan Bursa Pararel di Surabaya dan Semarang.
Namun kegiatan bursa dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara
Jepang di Batavia. Pada tahun 1952 tujuh tahun setelah Indonesia
memproklamasikan Kemerdekaan, bursa saham dibuka lagi di Jakarta dengan
memperdagangkan saham dan Obligasi yang di terbitkan oleh
perusahaan--perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan bursa saham kemudian
berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun
1956.
Tidak sampai tahun 1977, Bursa Saham kembali dibuka dan
ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru di
bawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan kapitalisasi pasar
sahampun mulai meningkat dan mencapai puncaknya tahun 1990 seiring
dengan perkembangan pasar finansial dan sektor swasta.
Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Saham di swastanisasi menjadi PT
Bursa Efek Jakarta (BEJ). Swastaniasi Bursa Saham menjadi PT. BEJ ini
mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal (BAPEPAM).
Tahun 1955 adalah tahun BEJ memasuki babak baru pada tanggal 22
Mei 1995, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS).
Sebuah sistem perdagangan otomasi yang menggantikan sistem perdagangan
manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan
frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan
transparansi dibanding sistem perdagangan manual.
Pada Juli 2000, BEJ menetapkan perdagangan tanpa warkat (scriplees
trading) dengan tujuan untuk meningkatkan likuiditas pasar dan untuk
menghindari peristiwa saham hilang dan pemalsuan saham, dan juga untuk
mempercepat proses transaksi. Pada tahun 2002, BEJ juga mulai menerapkan
perdagangan jarak jauh (remofe trading), sebagai upaya meningkatkan akses
C. Produk yang Diperdagangkan
Produk-produk yang ditawarkan PT. Bursa Efek Jakarta antara lain:
1. Saham : Penyertaan modal dalam pemilikan suatu
perseroan terbatas (PT) atau yang biasa disebut
emiten. Pemilik saham merupakan pemilik
sebagian dari perusahaan tersebut.
2. Waran : Efek yang diterbitkan oleh perusahaan, yang
memberikan hak kepada pemegang saham untuk
memesan saham dari perusahaan tersebut pada
harga tertentu untuk enam bulan atau lebih.
3. Obligasi : Surat pengakuan hutang atas pinjaman yang
diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari
masyarakat
D. Jadwal Perdagangan
Kegiatan perdagangan di BEJ segagai berikut:
Senin – Kamis : 09.00 – 12.00 (sesi I) dan 13.30 - 15.00 (sesi II)
E. Struktur Organisasi PT. BEJ
Merupakan struktur organisasi garis, yaitu struktur dimana setiap
bagian yang ada dalam perusahaan bertanggung jawab terhadap atasan,
adapun struktur organisasi PT. BEJ dijelaskan melalui gambar berikut:
F. Pejabat PT. BEJ
Para pejabat PT. Bursa Efek Jakarta sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris utama : Bacelius Ruru
Komisaris : Kristiono
Komisaris : Fathiah Helmi
Komisaris : Lily Widjaja
Komisaris : Mustofa
Dewan Direksi
Direktur utama : Erry Firmansyah
Direktur pemeriksaan : Justitia Tripurwasari
Direktur pencatatan : Eddy Sugito
Direktur perdagangan & keanggotaan : M. S. Simbiring
Kepala Divisi
Komunikasi Perusahaan : Friderica Widyasari Dewi
Sekretaris Perusahaan : Sri Haryani
Pencatatan Sektor Riil : Ignatius Girendroheru
Pencatatan Sektor Jasa : Wan Wei Yiong
Perdagangan : Hamdi Hassyarbaini
Riset dan Pengembangan : Kandi Sofia Dahlan
Keanggotaan : Bambang Widodo
Keuangan :Yohanes A.Abimanyu
Sumber Daya Manusia : Windiarti S. Choesin
Teknologi Informasi : Yohanes Liauw
Pengawasan : Supandi
Hukum : Isharsaya
Satuan Pemeriksaan Anggota Bursa : Kristian S. Manulang
Satuan Pemeriksa Internal : Widodo
Peneliti Senior : Edison Hulu
Peneliti Senior : Tri Legono
Peneliti Senior : Saka Abadi
Peneliti Senior : Bambang Aribowo
Peneliti Senior : Saptono Adi Junarso
G. Gambaran Umum Perusahaan yang Diteliti
1. PT. AGUA Golden Mississipi
PT. AQUA Golden Mississipi didirikan pada tahun 1973. AQUA
merupakan pioner pertama air minum mineral pertama di Indonesia.
Pabrik pertama AQUA didirikan di Bekasi. Di tahun 1995 AQUA menjadi
pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistim produksi In Line di
pabrik Mekarsari.
Pada tanggal 4 September 1998 melakukan AQUA melakukan
penggabungan usaha dengan Group DANONE. Langkah ini berdampak
produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia
dan di tahun 2000 meluncurkan produk berlabel DANONE-AQUA.
Di tahun 2001 DANONE meningkatkan kepemilikan saham di
Tirta Investama dari 40 % menjadi 74 % sehingga DANONE kemudian
menjadi pemegang saham mayoritas AQUA group. Setelah beroperasi
selama 30 tahun kini AQUA memiliki 14 pabrik di seluruh Indonesia dan
memiliki lebih dari 1.000.000 titik distribusi yang dapat diakses oleh
penggunanya diseluruh Indonesia.
2. Sinar MasResources and TechnologyTbk.
PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (PT.
SMART) didirikan tanggal 18 Juni 1962. Ruang lingkup kegiatan usaha
PT SMART meliputi pengembangan perkebunan, pertanian, perdagangan,
pengolahan hasil perkebunan, pengolahan produk kemasan, serta bidang
jasa pengelolaan dan penelitian yang berhubungan dengan usaha. Hasil
produk grup meliputi hasil olahan kelapa sawit antara lain: minyak goreng,
lemak nabati, dan margarine, serta minyak kelapa sawit, inti sawit, minyak
inti sawit, dan produk kemasan seperti botol, dan tutup botol.
Perusahaan memulai kegiatan komersilnya pada tahun 1962.
Perusahaan berkedudukan di Plaza BII Menara II Lt. 28-31, Jl. MH
Thamrin No. 51 Kav 22, Jakarta. Pabrik dan kebun divisi Perkebunan
perusahaan berlokasi di Sumatera Utara, Jambi, Pekanbaru, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Sedangkan pabrik
3. PT BAT Indonesia Tbk
PT BAT Indonesia Tbk (Perseroan) bergerak di Industri
pemasaran dan penjualan cerutu, rokok, dan produk-produk lain yang
dibuat dengan atau dari tembakau, ekspor, impor dan distribusi. Perseroan
memulai kegiatan komersialnya pada tanggal 7 Agustus 1917 dengan
nama N.V. Indo-Egyptian Cigarette Company. Pabrik dan kantor pusat
perseroan masing-masing di Cirebon dan Jakarta
Pada tahun 1979, Perseroan melakukan penawaran umum
perdana saham kepada masyarakat sebanyak 6.600.000 lembar saham atau
30% dari 22.000.000 saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Saham
yang ditawarkan kepada masyarakat dalam penawaran umum perdana
tersebut dicatatakan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 20
Desember 1979 dan di Bursa Efek Surabaya (BES) pada tanggal 16 Juni
1989.
4. PT Gudang Garam Tbk.
Pada tahun 1971 Perseroan ini semula bernama PT Perusahaan
Rokok Tjap “ Gudang Garam” Kediri (PT Gudang Garam). Kemudian
pada tanggal 19 Juni 1997 merubah nama menjadi PT Perusahaan Rokok
Tjap Gudang Garam Tbk (disingkat PT Gudang Garam Tbk).
PT Gudang Garam memiliki kantor Pusat di Jalan Semampir II/1,
Kediri, Jawa Timur dan memiliki kantor perwakilan di Jl. Jenderal A. Yani
79 dan kantor perwakilan di Surabaya di Jl. Pengenal 7-15, Surabaya ,
industri rokok. Perusahaan merupakan kelanjutan dari perusahaan
perorangan yang didirikan tahun 1958. Pada tahun 1969 berubah menjadi
Firma dan pada tahun 1971 menjadi Perseroan Terbatas. Operasi
komersial perusahaan dimulai pada tahun 1958.
5. PT Dynaplast Tbk.
PT. Dynaplast Tbk. Didirikan Tanggal 16 November 1959.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang usaha
pembuatan komponen, kemasan dan lembaran plastik. Saat ini perusahaan
bertempat di Jakarta dengan kantor Pusat beralamat di Menara Dynaplast
lantai 9, jalan M.H Thamrin, Lippo Karawaci, Tangerang, sedangkan
Pabriknya berlokasi di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Bogor.
Pada tahun 1991, Perusahaan melakukan penawaran umum
perdana kepada masyarakat sebanyak 2.500.000 saham dengan nilai
nominal masing-masing Rp 1.000 persaham melalui Bursa Efek Jakarta
dan Surabaya dengan harga penawaran sebesar Rp 5.600 per saham yang
pernyataan efektifnya dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
diterima oleh perusahaan pada tanggal 10 Juni 1991. Kemudian pada tahun
1994 dan 1997, perusahaan melakukan penawaran umum terbatas pertama
dan kedua kepada para pemegang saham masing-masing sebanyak
10.859.400 saham dan 65.156.400 saham dengan nominal masing-masing
sebesar Rp 1000 per saham dengan harga penawaran masing-masing
diterima oleh Bapepam oleh perusahaan pada tanggal 1 Februari 1994 dan
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengambilan Sampel
Analisis data dimulai dengan pengambilan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan
yang akan melakukan aktifitas akuisisi pada tahun 2000. Dari hasil
penulusuran diperoleh 11 kasus akuisisi. Adapun nama-nama perusahaan yang
bertindak sebagai akuisitor dan perusahaan-perusahaan yang diakuisisi serta
tanggal pengumuman akuisisi dapat dilihat pada tabel V.1
Tabel V.1
Data Perusahaan yang Melakukan Akuisisi Tahun 2000
NO Kode
Saham
Pengakuisisi Diakuisisi Tanggal
pengumuman
1 BDMN PT. Bank Danamon
Tbk
Bank Tiara Bank Pos Bank Rama
05/01/2000
2 DYNA PT. Dynaplast PT. Sampak Unggul 05/01/2000
3 BATI PT. BAT Indonesia Tbk PT. Wisma Karya Prasetya 28/01/2000 4 RMBA PT. Trasindo Multi
Prima
PT. Bentoel Putra Prima PT. Lestari Putra Wirasejati
13/01/2000
5 GGRM PT. Gudang Garam Tbk PT. Industri Soda 28/01/2000
6 BGMT PT. Siloam Health Care Tbk
PT. Bali Graha Mediktama 21/03/2000
7 ETWA PT. Eterindo
Wahanatama Tbk
PT. Surya Malindo Mediktama
27/03/2000
8 AQUA PT. AQUA Golden
Mississipi Tbk
PT. Wirabuana Intent PT. Tirta Jayamas Unggul PT. Tirta Dewata Semesta
24/04/2000
9 DFSI PT. Dharma Samudera
Fishing Industries
PT. Tirta Artamina 10/11/2000
10 SMAR PT. SMART Tbk PT. Inti Gerak Maju 29/10/2000
11 TLKM PT. Telkom Tbk PT. Multi Media Nusantara 14/12/2000
Langkah selanjutnya adalah menentukan perusahaan yang akan
digunakan sebagai sampel penelitian. Tahap pengambilan sampel dimulai
dengan menentukan banyaknya kasus akuisisi yang terjadi tahun 2000,
selanjutnya dipilih perusahaan manufaktur yang memiliki laporan keuangan
yang jelas selama periode yang diamati, dalam hal ini tahun dasar tahun 2000.
Tahap pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel V.2
Tabel V.2
Data Perusahaan Manufaktur (yang memenuhi kriteria sebagai sampel) Melakukan Akuisisi Tahun 2000
NO Kode
Saham
Pengakuisisi Diakuisisi Tanggal
Pengumuman
1 AQUA PT. AQUA Golden
Mississipi Tbk
PT. Wirabuana Intent PT. Tirta Jayamas Unggul PT. Tirta Dewata Semesta
24/04/2000
2 SMAR PT. SMART Tbk PT. Inti Gerak Maju 29/10/2000
3 BATI PT. BAT Indonesia Tbk PT. Wisma Karya Prasetya 28/01/2000
4 GGRM PT. Gudang Garam Tbk PT. Industri Soda 28/01/2000
5 DYNA PT. Dynaplast PT. Sampak Unggul 05/01/2000
Langkah selanjutnya adalah perhitungan rasio keuangan perusahaan,
dalam hal ini adalah rasio nilai pasarnya. Rasio-rasio pasar tersebut adalah
Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price earning Ratio
(PER), Dividend Yield, Market to Book Value (M/B Value). Rasio-rasio
keuangan tersebut diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang
dipublikasikan di Bursa Efek Jakarta untuk 5 tahun baik sebelum maupun
B. Analisis Deskriptif
1. Earning Per Share(EPS)
EPS menunjukkan bagian laba yang dinikmati oleh pemegang
saham untuk setiap lembar saham yang dimiliki. Besar kecilnya EPS
dipengaruhi oleh laba bersih dan jumlah lembar saham yang dimiliki
perusahaan. Jika perusahaan menambah modal saham dengan
mengeluarkan lembar saham baru sementara laba tidak berubah maka EPS
akan semakin kecil.
Tabel V. 3
Perubahaan rata-rata rasio EPS sebelum dan sesudah akuisisi
Rasio Sebelum Sesudah Perubahan % Perubahan Ket
EPS 677.64 1545.48 867.84 128.068% Naik
Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata EPS semua
perusahaan sampel sebelum melakukan akuisisi sebesar 677.64 dan setelah
dilakukan akuisisi menjadi sebesar 1548.48. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa terjadinya perubahan sebesar 867.84 atau berubah sebesar
128.068%. Gambar di bawah menperlihatkan terjadinya perubahaan EPS
sebelum dan sesudah akusisisi.
1545.48
EPS (Earning per Share)
2. Dividend Per Share(DPS)
Dividend per share menunjukan besarnya dividen tunai yang
dibayarkan untuk setiap lembar saham. Jumlah inilah yang betul-betul
dinikmati oleh pemegang saham atas dana yang mereka investasikan pada
perusahaan tersebut.
Tabel V. 4
Perubahan rata-rata rasio DPS sebelum dan sesudah akuisisi
Rasio Sebelum Sesudah Perubahan % Perubahan Ket
DPS 165.72 297 131.28 79.217% Naik
Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata DPS semua
perusahaan sampel sebelum melakukan akuisisi sebesar 167.72 dan setelah
dilakukan akuisisi menjadi sebesar 297. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa terjadinya perubahan sebesar 131.28 atau berubah sebesar
79.217%. Gambar di bawah menperlihatkan terjadinya perubahaan DPS
sebelum dan sesudah akusisisi.
297.00
DPS (Dividend per Share)
3. Price Earning Ratio(PER)
PER didapatkan dari hasil pembandingan antara harga per lembar
saham dengan laba per lembar saham. PER mengindikasikan tingkat
pertumbuhan perusahaan. Semakin tinggi PER semakin prosfektif
perusahaan.
Tabel V. 5
Perubahan rata-rata rasio PER sebelum dan sesudah akuisisi
Rasio Sebelum Sesudah Perubahan % Perubahan Ket
PER 12.7076 5.8552 -6.8524 -53.923% Turun
Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata PER semua
perusahaan sampel sebelum melakukan akuisisi sebesar 12.7076 dan
setelah dilakukan akuisisi menjadi sebesar 5.8552. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa terjadinya perubahan sebesar -6.8524 atau berubah
sebesar -53.923%. Gambar di bawah menperlihatkan terjadinya
perubahaan PER sebelum dan sesudah akusisisi.
5.86
PER (Price Earning Ratio)
4. Dividend Yield
Dividend yield adalah perbandingan antara dividen per lembar
saham dengan harga saham perlembar. Harga yang digunakan biasanya
harga saham pada akhir tahun. Dividend yield ini menunjukan tingkat
keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham untuk setiap rupiah
harga pasar saham
Tabel V. 6
Perubahan rata-rata rasiodividend yieldsebelum dan sesudah akuisisi
Rasio Sebelum Sesudah Perubahan % Perubahan Ket
Dividend Yield 4.6452 2.7016 -1.9436 -41.841% Turun
Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata Dividend yield
semua perusahaan sampel sebelum melakukan akuisisi sebesar 4.6452 dan
setelah dilakukan akuisisi menjadi sebesar 2.7016. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa terjadinya perubahan sebesar -1.9436 atau berubah
sebesar -41.841%. Gambar di bawah menperlihatkan terjadinya
perubahaandividend yieldsebelum dan sesudah akusisisi.
2.70
Dividend yield sesudah akuisisi 0.00
Dividend yield sebelum akuisisi
Dividend Yield
5. Market to Book Value(M/B Value)
Market to Book Value juga dinamakan juga Valuation Ratio atau
Q’Ratio. Rasio ini membandingkan antara nilai pasar perusahaan dengan
nilai bukunya. Rasio ini mengindikasikan apakah perusahaanundervalued
atau overvalued. Undervalued artinya perusahaan dihargai terlalu rendah,
karena nilai pasar perusahaan lebih rendah dibanding dengan nilai
bukunya. Sebaliknya overvalued terjadi ketika nilai pasar melebihi nilai
buku perusahaan.
Tabel V.7
Perubahan rata-rata rasio M/BValuesebelum dan sesudah akuisisi
Rasio Sebelum Sesudah Perubahan % Perubahan Ket
M/BValue 3.6764 0.7048 -2.9716 -80.829% Turun
Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata M/B Value semua
perusahaan sampel sebelum melakukan akuisisi sebesar 3.6764 dan setelah
dilakukan akuisisi menjadi sebesar 0.7048. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa terjadinya perubahan sebesar -2.9716 atau berubah sebesar
-80.829%. Gambar di bawah menperlihatkan terjadinya perubahaan M/B
valuesebelum dan sesudah akusisisi
0.70
M/B value sesudah akuisisi 0.00
M/B value sebelum akuisisi
M/B Value