• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

KECEMASAN TERHADAP PENYELESAIAN MASALAH

SKRIPSI DAN PROKRASTINASI AKADEMIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh:

Maria Yazinta Tri Wulandari NIM : 049114043

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)
(5)

(6)

ABSTRAK

Maria Yazinta (2008). Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi dan Prokrastinasi Akademik. Yogyakarta: Fakultas Psikologi, Jurusan Psikologi, Program Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif antara kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, dengan sampel 72 mahasiswa/i yang sedang menyelesaikan skripsi dan sudah menempuh waktu untuk mengerjakan skripsi selama 3 semester atau lebih dari 2 semester.

Hipotesis yang diajukan adalah ada korelasi positif antara kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan prokrastinasi akademik. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode skala modifikasi dari skala model Likert yang terdiri dari dua bagian, yaitu: 1) Skala Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi untuk mengukur tingkat kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi. 2) Skala Prokrastinasi Akademik untuk mengukur prokrastinasi akademik mahasiswa/i yang sedang menyelesaikan skripsi. Kedua skala telah diujicobakan. Hasil uji coba reliabilitas menunjukkan bahwa skala Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,917. Skala Prokrastinasi Akademik memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,915. Analisis data dilakukan dengan program

SPSS 15.0 for Windows Evaluation menggunakan analisis Product Moment Pearson. Hasil analisis data menunjukkan adanya hubungan positif antara kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan prokrastinasi akademik (r 0,671 dengan p = 0,000; p 0,01).

Kata kunci: kecemasan, masalah skripsi, prokrastinasi akademik

(7)

ABSTRACT

Maria Yazinta (2008). Anxiety toward Accomplishment Thesis Problem with Academic Procrastination. Yogyakarta: Faculty of Psychology, Department of Psychology, Psychology Study Programm, Sanata Dharma University.

The aim of this research was to found out the positive relationship between anxiety toward accomplishment thesis problem and academic procrastination. The study was conducted in Sanata Dharma University at Psychology Faculty, involving students as the subjects. The sample were 72 students who have not finished thesis writing. The criterion of the student was their thesis writing about 3 or more than 2 semesters.

The proposed hypothesis was as follow there is a positive relationship between anxiety toward accomplishment thesis problem and academic procrastination. The data collected in this research was conducted two scales using modification scale from Likert scale model. First, the anxiety toward accomplishment thesis problem scale was used to measure anxiety toward accomplishment thesis problem level. Secondly, the academic procrastination scale to measure academic procrastination. Both of them have been tried out. The reliability for anxiety toward accomplishment thesis problem was 0,917 and for academic procrastination was 0,915. Data analysis was done by SPSS 15.0 for Windows Evaluation used Pearson’s Product Moment analysis. The data analysis result was found out that there was a positive relationship between anxiety toward accomplishment thesis problem and academic procrastination (r coefficient was 0,671 with p 0,000; p < 0,01).

Keywords: anxiety, thesis problem, academic procrastination

(8)
(9)

!

"

#

#

$

"

!

%

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus melalui perantaraan Bunda Maria yang telah memberikan kelimpahan berkat, rahmat, lindungan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Begitu banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang penulis dapatkan selama proses pengerjaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak, yang bukan saja dengan kerelaan waktu dan tenaganya telah membantu penulis, tetapi juga dengan segenap hati, jiwa, dan cinta yang tulus. Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Bapak P.

Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. yang telah bersedia memberikan ijin dan dukungan untuk melakukan penelitian ini.

2. Ibu Sylvia Carolina. M.Y.M. S.Psi., M.Psi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan arahan dengan penuh senyum, kesabaran dan penerimaan; Terimakasih banyak Bu…

3. Ibu Dr. Ch.Siwi Handayani dan Ibu Titik Kristiyani, S.Psi., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak masukan berupa kritik dan saran yang memperkaya hasil penelitian ini.

4. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang turut memotivasi serta memberikan dukungan akademik kepada penulis.

(11)

5. Segenap dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, terima kasih atas bimbingan dan segala bekal ilmu pengetahuan yang sangat berharga. 6. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma: Mbak Nanik,

Mas Gandung & Pak Gie di Sekretariat, Mas Muji di Laboratorium dan Mas Doni di Ruang Baca, terimakasih banyak atas segala bantuan dan kesabaran dalam membantu kelancaran penulis selama proses administrasi, kuliah dan skripsi.

7. Mahasiswa/i Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma tahun angkatan 2000-2003 yang membantu dan berpartisipasi sebagai subjek dalam penelitian ini.

8. Keluargaku tercinta, Bapak dan Ibu yang selalu dan senantiasa memberikan kasih sayang, perhatian, pengertian, semangat, dan doa yang tulus. Begitu juga kakak-kakakku Mas Agus sekeluarga dan Mas Widi, terima kasih atas doa dan perhatiannya.

9. Andreas Agung Laksono “mylittlestar” yang selalu mendukung tanpa lelah dan menjadi inspirasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini; Terimakasih karena selalu ada untukku..thank you for your love…forever!

10. Ci’ Resha; I should be the one who should be thankful for having such wonderful friend like you.

11. Usetea & Deon (Bjorn Production) yang sering mendapat amukan dan amarah tapi tetap baik hati; Thanks a lot!

12. Mas Danang yang bersedia berbagi pengetahuan tentang SPSS.

(12)

13. Teman-teman asisten P2TKP angkatan 2008: Otic, Astin, Mbak Sri, Mas Dezta, Mas Abe, Mas Rondang, Vania, Atiek, Betty, Wulan, Mitha, Wenny, Lia, Tina, Wiwid, Gothe, Budi, yang bersedia berbagi duka. Makasih banyak ya teman-teman!

14. Mbak Ira & Mbak Dhani, terima kasih atas masukan yang telah diberikan kepada penulis.

15. Teman-teman angkatan 2004: Oneng & Embak; Miss you girls! thank you for all

great time together.

16. Semua pihak yang tanpa sengaja belum tersebut di sini; terima kasih. Semoga

karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pada akhirnya, sebuah perjalanan akan sampai pada tempat tujuannya. Seperti aliran sungai, riaknya akan menuju muara. Betapapun lelah dan peliknya jalan yang ditempuh, seseorang akan berusaha berada di tempat yang diinginkannya. Setidaknya, ia mempunyai harapan.

Yogyakarta, September 2008

Penulis,

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….. iv

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……… v

ABSTRAK……… vi

ABSTRACT………. vii

HALAMAN MOTTO……….. viii

HALAMAN PERSEMBAHAN………. ix

KATA PENGANTAR………. x

DAFTAR ISI……… xiii

DAFTAR TABEL……… xvii

DAFTAR LAMPIRAN……… xix

BAB I. PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Rumusan Masalah……….. 7

C. Tujuan Penelitian……… 7

D. Manfaat Penelitian………. 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………. 9

(14)

A. Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi……….. 9

1. Kecemasan……… 9

a. Pengertian Kecemasan……… 9

b. Sebab-sebab Kecemasan………. 10

c. Komponen-komponen Kecemasan………. 11

2. Skripsi……….. 12

a. Pengertian Skripsi……….. 12

b. Masalah Skripsi……….. 12

B. Prokrastinasi Akademik………. 13

1. Pengertian Prokrastinasi……… 13

2. Jenis-jenis Prokrastinasi……… 15

3. Prokrastinasi Akademik……… 15

4. Komponen Prokrastinasi Akademik……… 17

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik 18 C. Hubungan antara kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan prokrastinasi akademik……….. 19

D. Hipotesis……… 23

BAB III. METODE PENELITIAN……… 24

A. Jenis Penelitian……… 24

B. Identifikasi Variabel Penelitian……….. 24

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian……… 24

1. Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi……. 24

(15)

2. Prokrastinasi Akademik……… 25

D. Subjek Penelitian……… 25

E. Metode Pengumpulan Data……… 26

F. Instrumen Pengukuran……… 29

1. Uji Validitas……….. 29

2. Uji Reliabilitas……….. 30

3. Analisis Aitem……….. 31

G. Metode Analisis Data………. 31

BAB IV. HASIL PENELITIAN………. 32

A. Persiapan Penelitian……… 32

1. Orientasi Kancah……….. 32

2. Perijinan……… 32

3. Pelaksanaan Uji Coba………... 33

a. Skala Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi………. 34

b. Skala Prokrastinasi Akademik……… 35

4. Hasil Uji Coba Alat Penelitian………. 36

a. Skala Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi………. 37

b. Skala Prokrastinasi Akademik……… 38

B. Deskripsi Data……… 39

C. Hasil Uji Persyaratan Penelitian………. 44

(16)

1. Uji Normalitas……….. 44

2. Uji Linieritas………. 45

D. Pengujian Hipotesis Penelitian……… 46

E. Kesimpulan Analisis……… 48

F. Pembahasan……… 48

BAB V. PENUTUP……… 53

A. Kesimpulan………. 53

B. Saran………... 54

C. Keterbatasan Penelitian……….. 55

DAFTAR PUSTAKA……….. 56

LAMPIRAN………. 59

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Blue print Skala Kecemasan terhadap Penyelesaian

Masalah Skripsi………. 27

. 2. Blue print Skala Prokrastinasi Akademik………. 29

3. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba………... 33 4. Sebaran aitem Skala Kecemasan terhadap Penyelesaian

Masalah Skripsi (sebelum uji coba)………. 35 5. Sebaran aitem Skala Prokrastinasi Akademik

(sebelum uji coba)……… 36 6. Sebaran aitem Skala Kecemasan terhadap Penyelesaian

Masalah Skripsi (setelah uji coba)……….. 37 7. Sebaran aitem Skala Prokrastinasi Akademik

(setelah uji coba)………. 38 8. Deskripsi Data Penelitian……… 40 9. Norma Kategorisasi………. 41 10. Norma Kategorisasi Skor Kecemasan terhadap Penyelesaian

Masalah Skripsi……… 42

11. Norma Kategorisasi Skor Prokrastinasi Akademik………. 43 12. Hasil Uji Normalitas………. 45 13. Hasil Uji Linieritas……… 46 14. Hasil Uji Hipotesis……… 46

(18)

15. Persentase Skor Subjek terhadap Komponen Penelitian

(Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi)…….. 49 16. Persentase Skor Subjek terhadap Komponen Penelitian

(Prokrastinasi Akademik)………. 50

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Skala Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi

dan Prokrastinasi Akademik………. 60 B. Analisis Reliabilitas Skala Kecemasan terhadap

Penyelesaian Masalah Skripsi……….... 61 C. Analisis Reliabilitas Skala Prokrastinasi Akademik……. 62 D. Analisis Data Penelitian……… 63 E. Masalah-masalah Subjek Penelitian………. 64 F. Surat Keterangan Penelitian………. 65

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latarbelakang Masalah

Setiap harinya individu dihadapkan dengan tugas-tugas dan pekerjaan. Dengan waktu yang terbatas dalam satu harinya yakni 24 jam diharapkan individu dapat menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Sayangnya, kebanyakan individu lebih suka menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat daripada menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin. Mereka cenderung memilih untuk menunda menyelesaikan tugas-tugasnya, seperti contoh kehidupan mahasiswa.

Kehidupan mahasiswa merupakan kehidupan dimana penuh tantangan dan kesukaran, kehidupan yang menuntut mahasiswa menentukan sikap dan pilihan, masa yang menuntut untuk menyesuaikan diri (Kartono, 1985). Tantangan dan kesukaran yang dihadapi mahasiswa antara lain pembuatan berbagai macam tugas, laporan, makalah maupun ujian yang merupakan suatu bentuk evaluasi bagi mahasiswa yang dilaksanakan secara rutin.

(21)

2004). Skripsi ini sebagai bukti kemampuan akademik seorang mahasiswa dalam penelitian. Dalam proses pengerjaan skripsi ini banyak mahasiswa yang menghadapi masalah-masalah antara lain: kesulitan membagi waktu dan mencurahkan perhatian yang cukup terhadap skripsi karena adanya pekerjaan lain atau keluarga (bagi mahasiswa yang sudah bekerja atau berkeluarga); masalah kesehatan; terbatasnya dana untuk operasional skripsi (misalnya: untuk kertas, fotokopi); adanya hambatan kognitif dan emosi yang cenderung menimbulkan sikap negatif mahasiswa terhadap segala proses pengerjaan skripsi; masalah yang berkaitan dengan materi skripsi itu sendiri, misalnya kurang literatur untuk mendukung dasar teori, kesulitan membuat alat ukur, langkanya subjek penelitian dan masalah dengan dosen pembimbing (Zamindari, 1999).

(22)

menyebabkan mahasiswa ingin menghindari sumber kecemasannya yaitu masalah skripsinya. Bruno (1998) yang menjelaskan ketika seseorang berada dalam kondisi cemas yang berlebihan, maka kecenderungan alami yang akan muncul adalah menghindar dari situasi yang membuat cemas.

Branca (1964) mendefinisikan kecemasan sebagai perasaan yang tidak menyenangkan yang menyertai rasa frustrasi dan ketidakjelasan tentang masa depan dan pengharapan tentang rasa sakit, kegagalan atau ancaman kegagalan. Menurut Lazarus (1969), kecemasan bersifat subyektif karena rasa cemas yang dirasakan oleh seseorang, tidak tepat sama seperti yang dirasakan oleh orang yang lain yang juga mengalami kecemasan. Kecemasan dapat dilihat sebagai bentuk antisipasi terhadap ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi yang tidak dapat diprediksikan dari keadaan sekarang (Carson & Butcher, 1992).

Mahasiswa yang tidak dapat mengatasi masalah-masalah skripsi dengan baik akan memiliki ketakutan dalam menyelesaikan masalah skripsinya. Jika ketakutan tersebut tidak dapat dikendalikan oleh ego, maka mahasiswa yang menghadapi masalah skripsi akan merasa cemas karena tidak dapat menyelesaikan masalah skripsinya. Rasa cemas yang dialami oleh mahasiswa dalam menyelesaikan masalah skripsinya membuat mahasiswa menjadi cenderung kurang fokus dan konsentrasi menyelesaikan masalah skripsinya.

(23)

pengerjaan tugas sehingga mengakibatkan kegagalan inilah yang dinamakan sebagai perilaku prokrastinasi. Hal ini seperti pendapat yang dikemukakan oleh Schouwenburg (dalam Ferrari, 1995) yang mendefinisikan prokrastinasi sebagai perilaku menunda tugas. Ketidakmampuan mahasiswa dalam mengatur dan menggunakan waktu dengan baik dan tepat dapat berakibat pada ketidakmampuan mengerjakan tugas dengan baik dan tepat pada waktunya. Hal ini mengakibatkan timbulnya kecemasan. Individu yang mengalami kecemasan akan mengalami gangguan psikologis berupa respon emosional, kognitif dan fisiologis. Mahasiswa yang mengalaminya tentu terganggu dalam melaksanakan kegiatan sehingga mengakibatkan ketidakmampuan menyelesaikan tugas dalam waktu tertentu. Akibatnya mahasiswa kembali melakukan prokrastinasi. Seperti yang dikatakan oleh Burka, JB & Yuen, LM (dalam Ferrari 1995), bahwa seorang procrastinator akan mengalami “lingkaran prokrastinasi” artinya seseorang dapat melakukan prokrastinasi secara berulang-ulang pada suatu tugas.

(24)

Ferrari, Johnson dan McCown (1995) secara lebih jelas membedakan prokrastinasi berdasarkan jenis tugasnya yaitu prokrastinasi akademik dan prokrastinasi non-akademik. Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik seperti tugas sekolah atau tugas kuliah. Sedangkan prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-formal atau tugas yang berhubungan dengan tugas sehari-hari misalnya tugas rumah tangga dan tugas di kantor. Penelitian ini selanjutnya hanya akan membahas pada prokrastinasi berdasar pada jenis tugasnya yakni prokrastinasi akademik. Secara historis, penelitian tentang prokrastinasi ini pada awalnya memang banyak dilakukan di lingkungan akademik (Ferrari, dkk., 1995). Ellis & Knaus (1977) juga mengungkapkan bahwa kurang lebih 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi.

(25)

individu yang ikut mempengaruhi kecenderungan timbulnya prokrastinasi, misalnya keinginan untuk menghindari tugas karena ketidaksenangan terhadap tugas yang dihadapi (Solomon & Rothblum, 1989).

Syafi’i (2001) menemukan adanya korelasi positif antara kecemasan menghadapi masalah dengan prokrastinasi akademik. Lay, Edwards, Parker, dan Endler (dalam Schraw dkk, 2007) dalam penelitian yang dilakukannya menyatakan bahwa kecemasan dan prokrastinasi memiliki hubungan yang linear, yakni kecemasan akan meningkat pada individu yang melakukan prokrastinasi selama waktu tertentu. Hasil penelitian lain juga menemukan indikasi bahwa prokrastinasi berhubungan dengan kecemasan dan rasa takut akan mengalami kegagalan (Ferrari & Tice, 2000). Murakami, 1986 (dalam Bui, 2007) menemukan bahwa individu yang melakukan prokrastinasi memiliki tingkat kecemasan yang tinggi daripada individu yang tidak melakukan prokrastinasi. Hasil penelitian secara umum menyatakan bahwa kecemasan merupakan penyebab yang mendominasi terjadinya prokrastinasi. Tetapi hasil laporan penelitian tersebut tidak secara terus menerus berlaku karena beberapa laporan penelitian menemukan bahwa prokrastinasi dan kecemasan tidak selalu berhubungan (Aitken, 1982; Rothblum, 1986; McCown, Petzel & Rupert, 1987; Schouwenburg, 1995; Scher, Ferrari, & Nelson, 2002 dalam Scher & Osterman, 2002).

(26)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan positif antara kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dengan prokrastinasi akademik.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak hubungan positif antara kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dengan prokrastinasi akademik.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Secara praktis:

Bagi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma sebagai bahan masukan berkaitan dengan kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan prokrastinasi akademik yang terjadi di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi. 2. Secara teoritis:

(27)
(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi

1. Kecemasan

a. Pengertian kecemasan

Menurut Maher (dalam Mischel, 1976) sesuatu disebut kecemasan apabila memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) perasaan yang disadari tentang ketakutan dan bahaya tanpa adanya kemampuan untuk mengidentifikasikan ancaman secara objektif; (2) adanya pola keterbangkitan fisiologis dan gangguan tubuh termasuk perubahan fisik dan keluhan yang bermacam-macam; (3) terjadi disorganisasi dalam

problem solving dan kontrol kognitif termasuk sulitnya berpikir secara jernih dan melakukan coping.

Bourne & Russo (1998) mengungkapkan bahwa kecemasan muncul ketika sebagian tujuan tidak jelas, sulit dan mengancam yang meliputi perasaan tertekan, ketika berpikir mengenai munculnya stimulus yang menyakitkan atau membahayakan. Hal ini menimbulkan dorongan penilaian negatif sehingga kita terdorong untuk menghindari atau keluar dari kecemasan tersebut ketika hal itu muncul.

(29)

(Carson & Butcher, 1992). Kecemasan merupakan kondisi psikologis dimana individu merasa terganggu akibat adanya kondisi yang mengancam, meskipun bersifat kabur. Kecemasan juga dapat terjadi karena pikiran atau perasaan yang tidak menyenangkan tentang apa yang akan terjadi (Hall & Lindzey, 1978).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu respon emosional dan reaksi atas adanya berbagai situasi yang tidak menyenangkan, yang mengancam dan dipercaya oleh individu akan terjadi pada dirinya serta membuat individu mengalami berbagai tekanan perasaan dan ditandai dengan adanya gejala psikis dan fisik sehingga hal tersebut mengakibatkan individu mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri.

b. Penyebab Kecemasan

Menurut Greist, Martens & Sharkey (dalam Gunarsa, 1996) sebab-sebab timbulnya kecemasan yakni karena (1) tuntutan sosial yang berlebihan yang belum atau tidak dapat dipenuhi oleh seseorang dan tuntutan ini dapat merupakan perasaan subyektif dari individu yang mungkin tidak dapat dirasakan orang lain; (2) adanya standar keberhasilan yang terlalu tinggi bagi kemampuan yang dimiliki individu sehingga menimbulkan rasa rendah diri; (3) individu kurang siap dalam menghadapi suatu situasi atau keadaan yang tidak diharapkan olehnya; (4) adanya pola berpikir dan persepsi negatif terhadap situasi atau diri sendiri.

(30)

ditimbulkan sehingga individu dapat mengembangkan diri dan dapat menghadapi persoalan dengan penyesuaian yang baik.

c. Komponen Kecemasan

Maher (dalam Calhoun dan Acocella, 1990) menyatakan bahwa reaksi kecemasan terdiri atas 3 komponen yaitu:

a) Emosional, yaitu reaksi terhadap kecemasan yang berkaitan dengan perasaan individu terhadap suatu hal yang dialami secara sadar dan mengalami ketakutan yang mendalam, misalnya: mudah tersinggung, tidak sabar, sering mengeluh dan cenderung terus menerus merasa khawatir terhadap sesuatu yang akan menimpanya.

b) Kognitif, yaitu reaksi terhadap kecemasan yang berkaitan dengan kekhawatiran individu terhadap konsekuensi-konsekuensi yang mungkin akan dialami. Reaksi akan meningkat hingga akhirnya mengganggu kemampuan kognitif dan berpengaruh terhadap kemampuan seseorang untuk berpikir jernih, memecahkan masalah dan menghadapi tekanan dari lingkungan, misalnya: sulit berkonsentrasi, mudah lupa, pikiran kacau dan mudah panik.

c) Fisiologis, yaitu reaksi terhadap kecemasan yang berkaitan dengan respon tubuh

(31)

2. Skripsi

a. Pengertian Skripsi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), istilah skripsi diartikan sebagai karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis. Menurut Hariwijaya & Djaelani (2004), skripsi ialah tulisan ilmiah yang dibuat sebagai syarat seorang mahasiswa menyelesaikan studi program sarjananya. Skripsi ini sebagai bukti kemampuan akademik seorang mahasiswa dalam penelitian.

Rumusan senada juga diutarakan oleh Darmono & Hasan (2002) yang menyatakan bahwa skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program sarjana pada akhir masa studinya berdasarkan hasil penelitian, atau kajian kepustakaan atau pengembangan terhadap suatu masalah yang dilakukan secara seksama.

b. Masalah Skripsi

Menurut Vanda Zamindari (1999) ada beberapa kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, antara lain: kesulitan membagi waktu dan mencurahkan perhatian yang cukup terhadap skripsi karena adanya pekerjaan lain atau keluarga (bagi mahasiswa yang sudah bekerja atau berkeluarga); masalah kesehatan; terbatasnya dana untuk operasional skripsi (misalnya: untuk kertas,

(32)

teori, kesulitan membuat alat ukur, langkanya subjek penelitian dan masalah dengan dosen pembimbing.

Menurut Hariwijaya & Djaelani (2004) kesulitan yang seringkali dihadapi dalam penyusunan skripsi diantaranya adalah mencari judul, kesulitan mencari literatur dan bahan bacaan, dana yang terbatas, kesulitan dengan standar tata tulis ilmiah atau takut menemui dosen pembimbing.

Menurut peneliti sendiri, kesulitan yang sering dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya adalah membagi waktu untuk konsentrasi mengerjakan skripsi karena ada pekerjaan atau kegiatan lain yang sifatnya lebih menyenangkan, misalnya pergi jalan-jalan bersama teman; munculnya sikap malas dalam diri mahasiswa untuk mengerjakan skripsi karena mahasiswa sibuk bekerja (part time); kesulitan mencari literatur dengan bahasa yang mudah dipahami (bahasa Indonesia); kesulitan membuat alat ukur atau mahasiswa bermasalah dengan dosen pembimbing sehingga mahasiswa takut untuk menghadap dosen pembimbingnya.

B. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi

(33)

positif, yakni penundaan yang dipilih secara bijaksana untuk menunggu saat yang tepat. Pengertian prokrastinasi menjadi lebih merujuk pada tuntutan untuk kesempurnaan tugas dengan optimal (Silver, 1974; Milgram, 1991 dan Ferrari, 1995 dalam Ferrari, 1995).

Istilah prokrastinasi awalnya digunakan oleh Brown & Holtzman (dalam Rizvi, dkk, 1997) untuk menunjuk pada suatu kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Ellis & Knaus (1977) mendefinisikan prokrastinasi sebagai suatu kegagalan untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas pada waktu yang ditentukan. Sedangkan Silver (dalam Green, 1982) berpendapat bahwa prokrastinasi lebih dari sekedar kecenderungan, melainkan suatu respon mengantisipasi tugas-tugas yang tidak disukai, atau karena tidak memadainya penguatan atau keyakinan yang tidak rasional yang menghambat kinerja. Prokrastinator atau individu yang melakukan prokrastinasi sadar menghadapi tugas-tugas yang bermanfaat dan penting bagi dirinya (priorotas utama), dengan sengaja menunda secara berulang-ulang (kompulsif) hingga muncul perasaan cemas dan perasaan bersalah (Ferrari, 1995).

(34)

tidak bisa menyelesaikan tugas karena menunda-nunda dalam pengerjaannya kemudian berdalih bahwa ia kekurangan waktu (Midgley dkk., 1996).

Berdasarkan uraian diatas, prokrastinasi dapat dirumuskan sebagai suatu penundaan dalam memulai atau menyelesaikan suatu tugas secara sengaja dan berulang dengan melakukan aktivitas lain yang tidak penting sehingga mengakibatkan terhambatnya penyelesaian tugas atau aktivitas.

2. Jenis-jenis Prokrastinasi

Berdasarkan tujuan melakukan prokrastinasi, Ferrari (1991) membagi prokrastinasi menjadi dua yaitu functional procrastination dan dysfunctional procrastination. Functional procrastination adalah penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat.

Dysfunctional procrastination adalah penundaan mengerjakan tugas yang tidak bertujuan, berakibat buruk dan menimbulkan masalah.

3. Prokrastinasi Akademik

(35)

Penelitian ini selanjutnya hanya akan membahas pada prokrastinasi berdasar pada jenis tugasnya yakni prokrastinasi akademik. Secara historis, penelitian tentang prokrastinasi ini pada awalnya memang banyak dilakukan di lingkungan akademik (Ferrari, dkk., 1995). Ellis & Knaus (1977) juga mengungkapkan bahwa kurang lebih 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi.

Prokrastinasi akademik berkaitan dengan unsur-unsur tugas dalam akademik. Solomon & Rothblum (1989) menyatakan terdapat lima area akademik yang merupakan unsur-unsur prokrastinasi akademik yaitu:

a) Tugas mengarang: meliputi tugas untuk menulis makalah laporan, skripsi dan

paper.

b) Belajar dalam menghadapi ujian: meliputi belajar dalam rangka mempersiapkan kuis, ujian midsemester ataupun ujian akhir.

c) Membaca buku penunjang: meliputi tugas mencari dan membaca buku referensi utama maupun buku referensi pendukung.

d) Tugas administratif: meliputi tugas-tugas administratif seperti mengembalikan buku ke perpustakaan, membayar SPP, melakukan daftar ulang (herregistrasi), menyalin catatan, dan lain-lain.

e) Kinerja akademik secara keseluruhan: meliputi usaha dalam menyelesaikan tugas akademik secara keseluruhan.

(36)

penyelesaiannya yaitu sebesar 46%, membaca buku referensi 30% dan 27,6% untuk belajar ujian.

4. Komponen Prokrastinasi Akademik

Schouwenburg (dalam Ferrari, 1995) mengatakan bahwa prokrastinasi akademik sebagai suatu perilaku penundaan dapat termanifestasi dalam komponen-komponen yang dapat diukur dan diamati. Komponen dalam prokrastinasi akademik, yaitu:

a) Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi Seorang prokrastinator tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda-nunda untuk memulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk segera menyelesaikan hingga tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya.

b) Adanya kelambanan yang disengaja dalam mengerjakan tugas

Seorang prokrastinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya.

c) Adanya kesenjangan waktu dalam mengerjakan tugas antara rencana dan kinerja aktual

(37)

mengalami keterlambatan dalam memenuhi tenggat waktu yang telah ditentukan, baik ditentukan oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri

d) Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas Prokrastinator dengan sengaja tidak segera menyelesaikan tugasnya tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan.

Berdasarkan pendapat para ahli, maka peneliti menyimpulkan bahwa prokrastinasi adalah kegagalan seseorang dalam mengerjakan tugas berupa tindakan menunda-nunda memulai atau menyelesaikan tugas secara sengaja dan berulang-ulang sehingga menghambat penyelesaian tugas dalam jangka waktu terbatas. Perilaku penundaan ini dapat termanifestasi dalam empat komponen yang dapat diukur dan diamati.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik

(38)

memiliki kecenderungan prokrastinasi akademik yang tinggi. Besarnya motivasi yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi kecenderungan prokrastinasi akademik individu (Ferrari, 1995).

Faktor-faktor eksternal yang ikut mempengaruhi kecenderungan munculnya prokrastinasi adalah pengasuhan orangtua dan lingkungan. Ferrari (1995) menemukan bahwa pengasuhan otoriter orangtua menyebabkan munculnya kecenderungan prokrastinasi. Kondisi lingkungan yang lenient, yaitu lingkungan yang toleran terhadap prokrastinasi juga mempengaruhi tinggi rendahnya prokrastinasi individu.

C. Hubungan antara Kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan Prokrastinasi Akademik

Maher (dalam Mischel, 1976) menyatakan bahwa salah satu karakteristik dari kecemasan adalah akan terjadi disorganisasi dalam problem solving dan kontrol kognitif termasuk sulitnya berpikir secara jernih dan melakukan coping. Bourne & Russo (1998) memperkuat pendapat tersebut dengan mengemukakan bahwa kecemasan muncul ketika sebagian tujuan tidak jelas, sulit dan mengancam yang meliputi perasaan tertekan ketika berpikir mengenai munculnya stimulus yang menyakitkan atau membahayakan. Hal ini menimbulkan dorongan penilaian negatif sehingga kita terdorong untuk menghindari atau keluar dari kecemasan tersebut ketika hal itu muncul.

(39)

Parker, dan Endler (1989) dalam penelitian yang dilakukannya menyatakan bahwa kecemasan dan prokrastinasi memiliki hubungan yang linear, yakni kecemasan akan meningkat pada individu yang melakukan prokrastinasi selama waktu tertentu. Hasil penelitian lain juga menemukan indikasi bahwa prokrastinasi berhubungan dengan kecemasan dan rasa takut akan mengalami kegagalan (Ferrari & Tice, 2000). Murakami, 1986 (dalam Bui, 2007) menemukan bahwa individu yang melakukan prokrastinasi memiliki tingkat kecemasan yang tinggi daripada individu yang tidak melakukan prokrastinasi. Penelitian yang dilakukan oleh Syafi’i (2001) memperkuat pendapat diatas dengan membuktikan bahwa ada hubungan positif antara kecemasan menghadapi masalah dengan prokrastinasi.

Hubungan antara kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dengan prokrastinasi akademik dapat dijelaskan dengan adanya dinamika antara kedua variabel tersebut. Masalah utama yang biasa dihadapi oleh mahasiswa tingkat akhir adalah berkaitan dengan penulisan tugas akhir (skripsi). Masalah-masalah yang dialami dalam proses mengerjakan skripsi dapat dipandang sebagai hambatan bagi mahasiswa bahkan sebagai ancaman kegagalan dalam menyelesaikan skripsi.

(40)

mempengaruhi fungsi kognitifnya sehingga individu tersebut mengalami kesulitan untuk berpikir jernih dalam rangka memecahkan masalah. Dalam kondisi yang tidak menyenangkan ini, akan timbul dorongan dalam diri individu untuk membebaskan diri dengan cara menghindari situasi yang menimbulkan ketidaknyamanan ini. Oleh karena itu, mahasiswa akan berusaha menghindari hal-hal yang berkaitan dengan skripsi dan menunda mengerjakan skripsi yang seharusnya segera diselesaikan dengan melakukan aktivitas-aktivitas di luar skripsi sebagai suatu bentuk pelarian dari masalah skripsi yang dihadapi.

Rothblum (dalam Ferrari, 1995) mengemukakan bahwa seseorang akan melakukan penghindaran dengan prokrastinasi untuk mengurangi kecemasan sehingga bebas dari rasa cemas dan selanjutnya terjadi penguatan untuk melakukan prokrastinasi secara berulang-ulang. Pendapat Rothblum diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan Burka & Yuen (dalam Ferrari, 1995) bahwa seorang procrastinastor akan mengalami “lingkaran prokrastinasi” artinya seseorang dapat melakukan prokrastinasi secara berulang-ulang pada suatu tugas untuk mengurangi rasa cemas terhadap tugas tersebut.

(41)

Akhirnya mahasiswa tidak segera menyelesaikan tugas penulisan skripsinya karena mereka mengalami kecemasan terkait skripsi mereka sehingga skripsi mereka menjadi tertunda pengerjaannya.

D. Hipotesis

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis dari penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mencari hubungan antar dua variabel (Azwar, 2005). Berdasarkan pengertian tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan variabel prokrastinasi akademik.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel bebas : Kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi Variabel tergantung : Prokrastinasi Akademik

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi

(43)

2. Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi akademik adalah kegagalan seseorang dalam mengerjakan tugas berupa tindakan menunda-nunda memulai atau menyelesaikan tugas sehingga menghambat penyelesaian tugas dalam jangka waktu terbatas.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sumber utama data penelitian, yaitu yang mempunyai data mengenai variabel yang diteliti pada dirinya, subjek penelitian adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian (Azwar, 2005).

Karakteristik subjek yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1. Mahasiswa dan mahasiswi fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. Mengambil mata kuliah skripsi dan sudah menempuh waktu untuk mengerjakan skripsi selama 3 semester atau lebih dari 2 semester (masuk semester 3 ke atas). Penulisan skripsi dapat diselesaikan dalam waktu ± 2 semester (Hariwijaya & Djaelani, 2004). Mahasiswa yang menyelesaikan skripsi lebih dari 2 semester tentunya memiliki masalah-masalah tertentu sehingga menghambat proses pengerjaan skripsi mereka.

E. Metode Pengumpulan Data

(44)

penyelesaian masalah skripsi dan prokrastinasi akademik. Skala ini terdiri dari dua macam yaitu skala kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan skala prokrastinasi akademik. Metode skala yang dipakai adalah modifikasi dari skala model Likert, terdiri dari pernyataan-pernyataan yang bersifat favorable dan

unfavorable. Skala model Likert merupakan metode penyusunan skala yang menggunakan respon subjek sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Azwar, 2005). Modifikasi yang dilakukan adalah menghilangkan jawaban netral dari pilihan jawaban yang ada. Hal ini disebabkan karena jawaban netral bagi orang Indonesia lebih mengarah pada tidak ada jawaban sehingga tidak perlu dinilai (Hadi, 2000). 1. Skala Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi

Untuk memperoleh data mengenai kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi, peneliti menggunakan skala kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi yang merupakan pengembangan dari komponen-komponen definisi kecemasan menurut Maher (dalam Calhoun & Acocella, 1990). Komponen – komponen tersebut adalah:

a) Emosional b) Kognitif c) Fisiologis

(45)

diberi nilai 4, jawaban Sesuai (S) diberi nilai 3, jawaban Tidak Sesuai (TS) diberi nilai 2 dan jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi nilai 1. Pada pernyataan non favorable adalah kebalikan dari pernyataan favorable, pilihan jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi nilai 4, jawaban Tidak Sesuai (TS) diberi nilai 3, jawaban Sesuai (S) diberi nilai 2 dan jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi nilai 1. Semakin tinggi skor skala subjek berarti semakin tinggi kecemasannya, sedangkan semakin rendah skor skala maka semakin rendah kecemasan subjek terhadap masalah skripsi. Penyebaran faktor-faktor variabel kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dalam skala adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Blue Print Skala Kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi

No. Komponen

Aitem

Favorable Unfavorable

1. Emosional 7 7 14

2. Kognitif 7 7 14

3. Fisiologis 7 7 14

Jumlah 42

2. Skala Prokrastinasi Akademik

(46)

yang dikemukakan oleh Schouwenburg (dalam Ferrari dkk., 1995) yang terdiri dari empat komponen yaitu:

a) Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi b) Kelambanan yang disengaja dalam mengerjakan tugas

c) Kesenjangan waktu dalam mengerjakan tugas antara rencana dan kinerja aktual d) Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas.

(47)

Tabel 2

Blue Print Skala Prokrastinasi Akademik

No. Komponen

Aitem

Favorable Unfavorable

1. Penundaan terhadap tugas 7 7 14

2. Kelambanan dalam mengerjakan tugas 7 7 14

3. Kesenjangan waktu 7 7 14

4. Melakukan aktivitas lain 7 7 14

Jumlah 56

F. Instrumen Pengukuran

Dalam suatu penelitian, validitas dan reliabilitas berperan penting. Tepat tidaknya suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sebenarnya tergantung dari dua faktor tersebut. Sebelum digunakan dalam penelitian, suatu alat ukur harus terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.

1. Uji Validitas

(48)

ukurnya dan memberikan hasil yang sesuai dengan maksud pengukuran yang dilakukan.

Dalam penelitian ini, validitas alat ukur dipenuhi dengan validitas isi. Validitas isi adalah sejauhmana butir-butir dalam skala mencakup domain dari isi objek yang hendak diukur. Salah satu cara untuk mengetahui validitas isi telah terpenuhi dengan melihat apakah butir (pernyataan) dalam alat ukur telah sesuai dengan blue print dan memeriksa apakah masing-masing butir telah sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diukur. Kemudian peneliti melakukan review yang dilakukan oleh orang yang berkompeten (profesional judgement) , dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Review ini dilakukan untuk meninjau bahasa tulis, konstruksi skala, masalah atribut, dan format penampilan. Setelah itu, kumpulan aitem yang telah melewati proses reviu kemudian diujicobakan. Langkah selanjutnya adalah melihat daya diskriminasi butir aitem untuk membedakan kelompok yang mempunyai dan yang tidak mempunyai atribut yang diukur (Azwar, 2008). Daya diskriminasi ini diperoleh dengan cara mengkorelasikan tiap butir aitem dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson.

2. Uji Reliabilitas

(49)

3. Analisis aitem

Analisis aitem dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor aitem dengan skor total yang akan menghasilkan suatu indeks validitas aitem yang disebut indeks daya diskriminasi aitem atau indeks konsistensi aitem total. Daya diskriminasi aitem adalah sejauhmana aitem mampu membedakan antara kelompok yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Indeks daya diskriminasi aitem memberikan informasi mengenai konsistensi antara apa yang akan diukur oleh aitem dengan apa yang diukur oleh tes. Semakin tinggi korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skor skala keseluruhan dan semakin tinggi daya bedanya. Bila koefisiennya rendah, maka fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur tes dan daya bedanya tidak cukup baik.

G. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan perhitungan statistik. Alasan digunakannya analisis statistik ini adalah bahwa statistik dapat mewujudkan kesimpulan secara menyeluruh (generalisasi) penelitian dengan memperhitungkan faktor kesahihan. Selain itu, statistik bekerja dengan angka-angka, bersifat objektif dan universal dalam arti dapat digunakan hampir pada semua bidang penelitian (Hadi, 2000).

(50)
(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta didirikan pada tahun 1996 berdasarkan surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 162/DIKTI/Kep/1996 tanggal 4 Juni 1996. Fakultas Psikologi memiliki program sarjana Psikologi dengan konsentrasi pada Psikologi komunikasi.

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma sampai dengan tahun 2008 terdiri dari sembilan angkatan (2000-2008). Mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah penulisan skripsi (PSU-4272) terdiri dari angkatan 2000-2004, untuk tahun ajaran 2008/2009. Mata kuliah penulisan skripsi ini ditempuh mahasiswa setelah lulus mata kuliah prasyarat seminar (PSU-4262). Kegiatan penelitian yang dilakukan mahasiswa dalam penyusunan skripsi dinilai 6 (enam) satuan kredit semester (SKS). 2. Perijinan

(52)

nomor 74c/D/KP/Psi/USD/VIII/2008, digunakan oleh peneliti sebagai lampiran skala ketika proses pengambilan data. Dalam uji coba ini, skala diberikan langsung kepada subjek yang berstatus sebagai mahasiswa semester akhir yang sedang menyusun skripsi lebih dari 2 semester (masuk semester ke-3 atau lebih).

3. Pelaksanaan Uji-Coba

Pelaksanaan uji coba alat penelitian dilakukan pada waktu yang berbeda. Berikut ini jadwal pelaksanaan uji coba:

Tabel 3

Jadwal Pelaksanaan Uji Coba

Tanggal Tempat Jumlah Responden

8 Agustus 2008 Kost Putri “Intan”, Paingan

2 orang

9 Agustus 2008 Lorong Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma, Paingan

3 orang

12 Agustus 2008 Lorong Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma, Paingan

11 orang

13 Agustus 2008 Lorong Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma, Paingan

(53)

14 Agustus 2008 Lorong Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma, Paingan

2 orang

Total Jumlah Subjek 72 orang

Skala yang disebarkan untuk uji coba skala adalah 72 eksemplar. Semua skala dan identitasnya terisi lengkap sehingga 72 eksemplar tersebut digunakan untuk analisis uji coba alat. Hasil uji coba ini digunakan untuk analisis aitem, estimasi validitas dan reliabilitas sehingga alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini valid dan reliable. Setelah digunakan untuk analisis aitem dan estimasi validitas serta reliabilitas, data uji coba ini digunakan untuk membuat deskripsi dan analisis data penelitian.

a. Skala kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi

(54)

Tabel 4

Sebaran Aitem Skala Kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi (sebelum uji coba)

No. Komponen

Aitem

Favorable Unfavorable

1. Emosional 1, 2, 11, 12, 23, 24, 35 9, 10, 21, 22, 33, 34, 36 14 2. Kognitif 3, 4, 13, 14, 25, 26, 37 7, 8, 19, 20, 31, 32, 38 14 3. Fisiologis 5, 6, 15, 16, 27, 28, 39 41, 42, 17, 18, 30, 29, 40 14

Jumlah 42

Pada uji coba skala kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi, seleksi aitem sahih dilakukan dengan ketentuan aitem yang memiliki daya diskriminasi ≥ 0,25. Uji reliabilitas skala menggunakan teknik reliabilitas Alpha melalui program

SPSS 15.0 for Windows Evaluation, data selengkapnya dapat dilihat di lampiran. b. Skala prokrastinasi akademik

(55)

Tabel 5

Sebaran aitem Skala Prokrastinasi Akademik (sebelum uji coba)

No. Komponen

Pada uji coba skala prokrastinasi akademik, seleksi aitem sahih dilakukan dengan ketentuan aitem yang memiliki daya diskriminasi ≥ 0,25. Uji reliabilitas skala menggunakan teknik reliabilitas Alpha melalui program SPSS 15.0 for Windows Evaluation, data selengkapnya dapat dilihat di lampiran.

4. Hasil uji-coba alat penelitian

(56)

a. Skala kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi

Uji validitas skala kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi adalah validitas isi melalui blue print skala yang kemudian diyakinkan dengan analisis konsistensi internal.

Hasil analisis menunjukkan sebanyak 35 aitem dari 42 aitem skala kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi adalah sahih dengan indeks daya diskriminasi aitem (r1x) yang sahih berkisar dari 0,267 sampai dengan 0,672. Aitem yang gugur karena memiliki daya daya diskriminasi < 0,25 berjumlah 7 aitem. Analisis reliabilitas skala kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi menghasilkan koefisien Alpha ( ) sebesar 0,917. Tabel 6 menunjukkan sebaran aitem skala kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi setelah uji coba.

Tabel 6

Sebaran Aitem Skala Kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi (setelah uji coba)

No. Komponen

Aitem

Favorable Unfavorable

1. Emosional 1, 2, 11*, 12, 23, 24, 35 9, 10, 21, 22*, 33, 34, 36 12 2. Kognitif 3, 4**, 13, 14, 25, 26, 37** 7, 8, 19, 20, 31, 32, 38 12

3. Fisiologis 5*, 6, 15, 16, 27*, 28, 39 41*, 42, 17, 18, 30, 29, 40 11

Jumlah 35

(57)

*) Aitem gugur karena memiliki daya daya diskriminasi < 0,25

**) Aitem digugurkan untuk sedikit menyeimbangkan proporsi tiga komponen b. Skala prokrastinasi akademik

Uji validitas skala prokrastinasi akademik adalah validitas isi melalui blue print skala yang kemudian diyakinkan dengan analisis konsistensi internal. Hasil analisis menunjukkan sebanyak 40 aitem dari 56 aitem skala prokrastinasi akademik adalah sahih dengan indeks daya diskriminasi aitem (r1x) yang sahih berkisar dari 0,261 sampai dengan 0,640. Aitem yang gugur karena memiliki daya diskriminasi < 0,25 berjumlah 16 aitem. Analisis reliablitas skala prokrastinasi akademik menghasilkan koefisien Alpha (α) sebesar 0,915. Tabel 7 menunjukkan penyebaran aitem skala prokrastinasi akademik setelah uji coba.

Tabel 7

Sebaran aitem Skala Prokrastinasi Akademik (setelah uji coba)

(58)

Keterangan:

*) Aitem gugur karena memiliki daya daya diskriminasi < 0,25

**) Aitem digugurkan untuk sedikit menyeimbangkan proporsi empat komponen

B. Deskripsi Data

Penelitian ini menggunakan data dari hasil uji coba alat penelitian dengan mempertimbangkan jumlah subjek penelitian yang terbatas. Selain itu, peneliti mengalami kesulitan untuk bertemu dengan subjek penelitian. Setelah melakukan uji coba, peneliti melakukan perhitungan reliabilitas dan daya diskriminasi tiap aitem hingga mendapatkan aitem yang memiliki daya diskriminasi ≥ 0,25. Peneliti melakukan perhitungan sebanyak 2 kali hingga mendapatkan aitem skala kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi yang sahih berkisar dari 0,267 sampai dengan 0,672 dan menghasilkan koefisien Alpha ( ) sebesar 0,917. Untuk skala prokrastinasi akademik, peneliti melakukan perhitungan sebanyak 4 kali hingga mendapatkan aitem skala prokrastinasi akademik yang sahih berkisar dari 0,261 sampai dengan 0,640 dan menghasilkan koefisien Alpha ( ) sebesar 0,915.

(59)

penelitian ini). Deskripsi data dari variabel kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan prokrastinasi akademik dapat dilihat di tabel 8.

Tabel 8

Deskripsi Data Penelitian

Variabel Skor Hipotetik Skor Empirik

X

(60)

menunjukkan bahwa secara umum subjek penelitian memiliki prokrastinasi akademik yang rendah.

Positif negatifnya kecemasan subjek terhadap penyelesaian masalah skripsi, serta tinggi rendahnya prokrastinasi akademik dapat diketahui melalui cara pengkategorian skor yang diperoleh dari masing-masing subjek pada skala kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan prokrastinasi akademik. Tujuan pengkategorian adalah untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur, sehingga dapat diketahui kontinum jenjang dari rendah ke tinggi, dari paling jelek ke paling baik, dan semacamnya.

Dasar pembuatan kategorisasi adalah asumsi bahwa skor subjek terdistribusi secara normal. Menurut Azwar (2008), batasan kategori variabel penelitian disusun berdasarkan satuan deviasi standar dengan memperhitungkan skor hipotetik minimal dan skor hipotetik maksimal. Kriteria kategorisasi untuk menentukan batasan masing-masing kategori maka digunakan rumus seperti pada tabel 9.

Tabel 9 Norma Kategorisasi

Norma Kategorisasi Kategori

1,5 Sangat rendah

1,5 0,5 Rendah

0,5 0,5 Sedang

0,5 1,5 Tinggi

(61)

Keterangan: x : skor

: mean empirik : deviasi standar

Kategori variabel kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi ditentukan berdasarkan skor subjek pada skala kecemasan menghadapi masalah skripsi. Rentang minimum dan maksimum skala kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi adalah 35 sampai dengan 140. Standar deviasi skor kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi adalah 17,5 dan rerata empirisnya 79,90. Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan kategorisasi untuk data pada variabel kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi sebagai berikut:

Tabel 10

Norma Kategorisasi Skor Kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Presentase Kecemasan

terhadap penyelesaian

masalah skripsi

53,65 Sangat rendah 3 4,17%

53,65 71,15 Rendah 10 13,89 %

71,15 88,65 Sedang 47 65,28 %

88,65 106,15 Tinggi 12 16,66 %

106,15 Sangat tinggi 0 0 %

(62)

47 subjek (65,28%) berada pada kategori sedang, 12 subjek (16,66%) menyatakan kecemasan yang tinggi terhadap penyelesaian masalah skripsi dan tidak ada satu pun subjek berada pada kategori kecemasan yang sangat tinggi terhadap penyelesaian masalah skripsi.

Kategorisasi variabel prokrastinasi akademik memiliki rentang minimum dan maksimum dari 40 sampai dengan 160. Standar deviasinya sebesar 20 dan rerata emprisnya 99,21. Kategorisasi data variabel prokrastinasi akademik dapat dilihat pada tabel 11 berikut:

Tabel 11

Norma Kategorisasi Skor Prokrastinasi Akademik

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Presentase

Prokrastinasi Akademik

69,21 Sangat rendah 0 0%

69,21 89,21 Rendah 17 23,61 %

89,21 109,21 Sedang 39 54,17 %

109,21 129,21 Tinggi 15 20,83 %

129,21 Sangat tinggi 1 1,39 %

(63)

kategori sedang, 15 subjek (20,83%) memiliki prokrastinasi akademik yang tinggi dan 1 subjek (1,39%) berada pada kategori yang sangat tinggi.

C. Hasil Uji Persyaratan Penelitian

Sebelum melakukan analisis data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji persyatan analisis yaitu berupa uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas sebagai syarat untuk pengetesan nilai korelasi (Hadi, 2000).

1. Uji Normalitas

Uji ini dimaksudkan untuk melihat apakah bentuk sebaran dari skor jawaban subjek normal atau tidak. Dalam penelitian ini pengujian normalitas dilakukan terhadap distribusi skor kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dengan jumlah skor prokrastinasi akademik. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebuah data adalah jika p > 0,05 maka sebaran normal, jika p < 0,05 maka sebarannya tidak normal. Pengujian normalitas ini dilakukan dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov test.

(64)

dapat dlihat pada tabel 12, sedangkan hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat di lampiran.

Tabel 12 Hasil Uji Normalitas

Variabel Nilai

K-SZ

p>0,05 Keterangan

Kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi

1,123 0,161 Normal

Prokrastinasi akademik 0,728 0,665 Normal

2. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang bersifat linier antara variabel bebas dan variabel tergantung. Hubungan tersebut dinyatakan linier apabila memenuhi nilai taraf signifikansi linieritas lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Hasil dari uji linieritas antara kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan prokrastinasi akademik menunjukkan nilai F sebesar 51,631 dengan p = 0,000 sehingga hubungan keduanya bersifat linier. Oleh karena itu, pada variabel-variabel diatas dapat dikenakan analisis korelasi product moment dari Pearson.

Tabel 13 Hasil Uji Linieritas

Variabel F P P Keterangan

Kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi*prokrastinasi akademik

(65)

D. Pengujian Hipotesis Penelitian

Melalui analisis korelasi product moment dari Pearson dengan bantuan program SPSS 15.0 for Windows Evaluation didapatkan angka koefisien korelasi atau nilai r = 0,671. Tidak adanya tanda (-) di depan nilai r = 0,671 pada tampilan output menunjukkan bahwa hubungan antar dua variabel bersifat positif atau searah, ini berarti bahwa kenaikan atau penurunan nilai-nilai dalam variabel yang satu secara proporsional akan diikuti oleh kenaikan atau penurunan pada nilai-nilai variabel lainnya (Hadi, 2000). Hadi (2000) juga mengemukakan bahwa untuk mengetahui apakah nilai r tersebut berarti atau tidak (signifikan atau nonsignifikan) atas dasar taraf kepercayaan sekian persen maka sebaiknya dilakukan uji signifikansi. Penelitian ini menggunakan taraf kepercayaan 95%. Signikansi nilai r dapat diuji dengan penyusunan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Tidak ada hubungan positif antara variabel kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan variabel prokrastinasi akademik, r = 0.

Prokrastinasi akademik Pearson

Correlation .671(**) 1

Sig. (1-tailed) .000

(66)

H1 : Ada hubungan positif antara variabel kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan variabel prokrastinasi akademik, r ≠ 0.

(67)

E. Kesimpulan Analisis

Hasil pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima. Melalui analisis korelasi didapatkan angka koefisien korelasi yang bersifat positif yakni r = 0,671 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Sifat positif dari angka koefisien korelasi (r) menunjukkan hubungan yang positif atau searah. Semakin tinggi kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi maka semakin tinggi prokrastinasi akademik atau semakin rendah kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi maka semakin rendah prokrastinasi akademik.

F. Pembahasan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan positif antara kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan prokrastinasi akademik. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan ada hubungan positif antara kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan prokrastinasi akademik diterima karena nilai koefisien korelasi (r) bersifat positif. Artinya semakin tinggi kecemasan subjek terhadap penyelesaian masalah skripsi, maka semakin tinggi pula prokrastinasi akademik subjek pada proses pengerjaan skripsi atau semakin rendah kecemasan subjek terhadap penyelesaian masalah skripsi maka semakin rendah prokrastinasi akademik subjek pada proses pengerjaan skripsi.

(68)

komponen emosional dan aitem dari komponen prokrastinasi akademik yaitu komponen kesenjangan waktu mengukur hal yang mirip. Kedua komponen tersebut memiliki nilai persentase yang lebih tinggi dibanding komponen lainnya sehingga timbul dugaan bahwa hubungan positif terjadi karena dua komponen tersebut mengukur hal yang mirip. Berikut adalah tabel yang menyajikan hasil persentase tiap komponen dimana persentase setiap komponen diperoleh dari hasil penilaian terhadap setiap komponen berdasarkan skor subjek penelitian.

Tabel 14

Persentase Skor Subjek terhadap Komponen Kecemasan

No. Komponen Persentase (%)

1. Emosional 37,4

2. Kognitif 32,5

3. Fisiologis 30,1

Total 100

Tabel 15

Persentase Skor Subjek terhadap Komponen Prokrastinasi

No. Komponen Persentase (%)

1. Penundaan terhadap tugas 27,5

2. Kelambanan dalam mengerjakan tugas 24,1

3. Kesenjangan waktu 28,5

4. Melakukan aktivitas lain 20,1

(69)

Dugaan bahwa aitem dari komponen emosional mengukur hal yang mirip dengan komponen kesenjangan waktu akan ditinjau dengan membandingkan contoh aitem-aitem dalam tiap komponen tersebut yang disajikan dalam tabel di bawah ini:

Komponen Emosional Komponen Kesenjangan Waktu

Analisis

Saya merasa terbebani ketika akan menemui dosen pembimbing

Saya baru mengerjakan skripsi saat mendekati waktu pengumpulan pada dosen pembimbing

1. Merasa terbebani

(emosional) ketika akan

menemui dosen

pembimbing karena baru mengerjakan skripsi saat mendekati waktu pengumpulan

(kesenjangan waktu

emosional).

Saya merasa kurang nyaman jika ada teman atau anggota keluarga yang menanyakan perkembangan skripsi saya

Saya gagal bimbingan dengan dosen karena saya belum mempelajari bahan untuk bimbingan skripsi hari ini

2. Merasa kurang nyaman (emosional) saat ditanya perkembangan

skripsi karena gagal bimbingan dengan dosen

(kesenjangan waktu

emosional)

Saya merasa bersalah terhadap diri sendiri ketika belum berhasil menemukan sumber pustaka

Rencana saya untuk mengumpulkan bagian selanjutnya hari ini gagal karena bagian sebelumnya belum saya kerjakan

3. Merasa bersalah terhadap diri sendiri

ketika belum berhasil

menemukan sumber

pustaka (emosional)

sehingga rencana untuk mengumpulkan bagian selanjutnya gagal

(kesenjangan waktu

(70)

Saya merasa sedih ketika mengetahui teman lain sudah dapat menyelesaikan skripsinya

Saya kesulitan mengerjakan skripsi sesuai dengan waktu yang telah saya tentukan

4. Kesulitan mengerjakan sesuai rencana

(kesenjangan waktu)

(emosional) merasa sedih

ketika mengetahui teman

lain sudah selesai skripsi

Tabel diatas berusaha menjelaskan bahwa ternyata dari contoh aitem-aitem dua komponen tersebut mengukur hal yang hampir serupa (mirip). Hal inilah yang mungkin membuat hubungan positif antar variabel meskipun dari perhitungan rerata hipotetik dan teoritik diketahui bahwa kecemasan terhadap penyelesaian masalah skripsi dan prokrastinasi akademik subjek penelitian rendah.

(71)

selengkapnya dapat dilihat di lampiran (hal. 70). Hasil skala bagian III yang berupa pertanyaan terbuka memperjelas deskripsi data yang mengungkap kecemasan subjek penelitian terhadap penyelesaian masalah skripsi rendah dan prokrastinasi akademik subjek penelitian juga rendah terjadi karena subjek penelitian malas mengerjakan skripsi. Knaus (dalam Ferrari, 1995) mengemukakan bahwa chronic procrastinator

sering disebut dengan menggunakan kata malas. Hasil penelitian ini belum dapat menyatakan bahwa subjek penelitian tergolong dalam chronic procrastinator karena selain merasa malas, sulitnya menemukan sumber pustaka dan bekerja part time

membuat subjek penelitian terhambat dalam mengerjakan skripsi (lihat lampiran hal. 70).

(72)

mahasiswa akan berusaha menghindari hal-hal yang berkaitan dengan skripsi dan menunda mengerjakan skripsi yang seharusnya segera diselesaikan dengan melakukan aktivitas-aktivitas di luar skripsi sebagai suatu bentuk pelarian dari masalah skripsi yang dihadapi.

Rothblum (dalam Ferrari, 1995) mengemukakan bahwa seseorang akan melakukan penghindaran dengan prokrastinasi untuk mengurangi kecemasan sehingga bebas dari rasa cemas dan selanjutnya terjadi penguatan untuk melakukan prokrastinasi secara berulang-ulang. Pendapat Rothblum diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan Burka & Yuen (dalam Ferrari, 1995) bahwa seorang

(73)

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan

(74)

B.Saran

Berdasarkan hasil yang telah dicapai, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi

Waktu yang tersedia diharapkan dapat digunakan untuk mengerjakan hal-hal yang terkait dengan skripsi, bukan untuk bermalas-malasan atau bekerja part time. Misalnya berkunjung ke perpustakaan untuk mencari literatur pendukung skripsi, rajin mencari dosen pembimbing untuk berdiskusi, dan lain-lain.

2. Bagi pihak Fakultas Psikologi

Penelitian ini mengungkap bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi ternyata malas mengerjakan skripsi. Hasil ini hendaknya dijadikan sebagai masukan untuk meninjau terkait usaha-usaha yang telah dilakukan pihak Fakultas selama ini dalam mendorong mahasiswa menyelesaikan skripsinya.

3. Bagi penelitian selanjutnya

(75)

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya yaitu:

1. Penelitian ini tidak melakukan kontrol pada variabel-variabel yang dapat

berpengaruh pada hasil penelitian. Variabel-variabel tersebut antara lain status pekerjaan, status tempat tinggal dan status perkawinan subjek penelitian.

2. Hambatan teknis penelitian dimana subjek sulit untuk dijumpai sehingga subjek

Gambar

Tabel
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Direksi memuji reformasi penentu atas subsidi energi di tahun 2015, termasuk rencana untuk subsidi listrik sebagai sasaran subsidi yang lebih baik, dan penggunaan ruang fiskal

terasa di awal tahun 2009, yang ditunjukkan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sebesar 4,1% (yoy) pada triwulan I-2009, melambat dibandingkan dengan triwulan

Pada kondisi awal, kemampuan pemecahan masalah siswa SMP N 1 Ngemplak masih rendah. Hal tersebut disebabkan oleh guru yang masih menerapkan strategi pembelajaran

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik

Aktualisasi diri yang terdapat dalam UKM Sepak Bola USU dapat dilihat dari kebutuhan fisiologis yang didapat oleh mahasiswa, kenyamanan berada dilingkungan

P Permanen: 2) P-O-P Temporer; dan 3) Media in store (di dalam toko). Bagi para manajer ritel penerapan Point-of-Purchase dilakukan karena keinginan untuk mencapai: 1) Hasil

Yang dimaksud dengan “kondisi krisis atau darurat penyediaan tenaga listrik” adalah kondisi dimana kapasitas penyediaan tenaga listrik tidak mencukupi kebutuhan beban di daerah

Peserta yang telah melakukan pendaftaran akan dihubungi oleh pihak panitia pada tanggal 5 Oktober 2016 untuk konfirmasi.. Formulir pendaftaran dapat diambil di sekretariat