• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGELOLAAN KASUS. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PENGELOLAAN KASUS. A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

14 BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman: Nyeri Akut

Menurut Mahon (1994) dalam Potter dan Perry (2005), nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik dan/atau mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual atau pada fungsi ego seseorang individu.

Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual. Dikatakan bersifat individual karena respons individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan lainnya. Hal tersebut menjadi dasar bagi perawat dalam mengatasi nyeri pada klien (Asmadi, 2008).

Menurut Hidayat (2009) nyeri merupakan kondisi perasaan tidak menyenangkan yang bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, hanya orang tersebutlah yang dapat menjelakan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialami.

1. Pengkajian

Menurut NIH (1986), McGuire (1992), dalam Potter dan Perry (2005), Pengkajian nyeri yang tepat dibutuhkan untuk menetapkan data dasar, untuk menegakkan diagnosa keperawatan yang tepat, untuk menyeleksi terapi yang cocok, dan untuk mengevaluasi respon klien terhadap terapi. Walaupun pengkajian nyeri merupakan aktivitas yang paling umum dilakukan perawat,

(2)

15

pengkajian nyeri merupakan salah satu pengkajian yang sulit dilakukan. Perawat harus menggali pengalaman nyeri dari sudut pandang klien. Penting untuk menginterpretasi secara cermat tanda-tanda nyeri mengingat komponen fisik dan psikologis dari suatu nyeri mempengaruhi reaksi klien terhadap nyeri.

Saat mengkaji nyeri, perawat harus sensitif terhadap tingkat kenyamanan klien. Apabila nyeri bersifat akut atau parah, ada kemungkinan klien dapat memberi penjelasan yang terinci tentang pengalaman nyerinya secara keseluruhan. Selama episode nyeri akut, tindakan perawat yang utama adalah mengkaji perasaan klien, menetapkan respon fisiologi klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri, tingkat keparahan, dan kualitas nyeri. Untuk klien yang mengalami nyeri kronik, cara pengkajian yang paling baik adalah dengan memfokuskan pengkajian pada dimensi perilaku, afektif, kognitif, perilaku dari pengalaman nyeri dan pada riwayat nyeri tersebut atau konteks nyeri tersebut.Pengkajian nyeri yang dilakukan meliputi pengkajian data subjektif dan data objektif.

1. Data subjektif

a) Karakteristik Nyeri dengan menggunakan metode P, Q, R, S, T diantaranya faktor pencetus (provocate) yaitu perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien, dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri psikogenik maka perawat harus dapat mengeksplore perasaan klien dan menanyakan perasaan-perasaan apa yang dapat mencetuskan nyeri.

(3)

16

Kualitas (Quality) yaitu kualitas nyeri merupakan sesuatu yang

subjektif yang diungkapkan oleh klien, seringkali klien

mendeskripsikan nyeri dengan kalimat-kalimat: tajam, tumpul, berdenyut, berpindah-pindah, seperti tertindih, perih, tertusuk dan lain-lain, dimana tiap-tiap klien mungkin berbeda-beda dalam melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan.

Lokasi (Region) yaitu untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien untuk menunjukkan semua bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien. Untuk melokalisasi nyeri lebih spesifik, maka perawat dapat meminta klien untuk melacak daerah nyeri dari titik yang paling nyeri, kemungkinan hal ini akan sulit apabila nyeri yang dirasakan bersifat difus (menyebar).

Keparahan (Severe) yaitu tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang paling subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, nyeri sedang, atau berat.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak ada nyeri nyeri sedang nyeri berat

Durasi (Time) yaitu perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan, durasi, dan rangkaian nyeri. Perawat dapat menanyakan: „kapan nyeri mulai dirasakan?‟, „sudah berapa lama nyeri dirasakan?‟, „apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada waktu

(4)

17

yang sama setiap hari?‟,‟seberapa sering nyeri kambuh?‟ atau dengan kata-kata lain yang semakna.

b) Faktor yang meredakan nyeri, misalnya gerakan, kurang bergerak, pengerahan tenaga, istirahat, obat-obatan bebas, dan apa yang dipercaya pasien dapat membantu mengatasi nyerinya.

c) Efek nyeri terhadap klien. Apabila klien mengalami nyeri maka perawat perlu mengkaji kata-kata yang diucapkan, respon verbal (meringis, menangis), gerakan wajah dan tubuh (meringis sambil mengguling ke kanan, melindungi area nyeri), interaksi sosial klien, dan aktivitas klien.Pada aktivitas sehari-hari nyeri menyebabkan klien kurang mampu berpartisipasi dalam aktivitas rutin.Seperti pada kehidupan sehari-hari, misalnya tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan aktivitas-aktivitas santai.

d) Kekhawatiran klien tentang nyeri. Dapat meliputi berbagai masalah yang luas, seperti beban ekonomi, prognosis, pengaruh terhadap peran dan perubahan citra diri.

2. Data objektif a) Respon perilaku

Respon perilaku yang ditunjukkan klien yang mengalami nyeri bermacam-macam. Perawat perlu belajar dan mengenal berbagai respon perilaku tersebut untuk memudahkan dan membantu dalam mengidentifikasi masalah nyeri yang dirasakan pasien.

(5)

18

Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain: merubah posisi tubuh, mengusap bagian yang sakit,

menopang bagian nyeri yang sakit, menggeretakkan gigi,

menunjukkan ekspresi wajah meringis, mengerutkan alis, ekspresi verbal menangis, mengerang, mengaduh, menjerit, meraung.

b) Respon Afektif

Respon afektif juga perlu diperhatikan oleh seorang perawat di dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa nyeri. Ansietas (kecemasan) perlu digali dengan menanyakan pada pasien seperti: „apakah anda saat ini merasakan cemas?‟. Selain itu juga adanya depresi, ketidaktertarikan pada aktivitas fisik dan perilaku menarik diri dari lingkungan perlu diperhatikan.

2. Analisa data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan pasien, kemampuan pasien mengelolah kesehatan terhadap dirinya sendiri. Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon pasien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap pasien.

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar itu

(6)

19

digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencananakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien.

Pengumpulan data tujuannya adalah memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien, menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien, menilai keadaaan kesehatan pasien, membuat keputusan yang tepat menentukan langkah-langkah berikutnya.

Tipe data terbagi dua, yaitu data subyektif dan data objektif. Data subyektif adalah data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bsa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide pasien terhadap status kesehatan lainnya. Sedangkan data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernapasan, tekanan darah, berat badan, dan tingkat kesadaran.

Menurut Wilkinson dan Ahren (2011), menyatakan bahwabatasan karakteristik untuk diagnosa keperawatan nyeri akut dan nyeri kronis dibagi menjadi data subjektif dan data objektif.

Data subjektif untuk nyeri akut adalah mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat dan Data objektif adalah Posisi untuk menghindari nyeri, perubahan tekanan darah, pernafasan, perubahan selera makan, perilaku distraksi (misalnya, mondar-mandir, mencari orang atau aktivitas), perilaku ekspresif (misalnya, gelisah, merintih, menangis, kewaspadaan

(7)

20

berlebihan, peka terhadap ransang, dan menghela nafas panjang), wajah topeng (nyeri), perilaku menjaga atau sikap melindungi dan gangguan tidur

Data subjektif untuk nyeri kronis adalah keletihan, takut kembali terluka, dan Data objektif adalah anoreksia, perubahan pola tidur, wajah topeng, perilaku melindungi, penurunan interaksi dengan orang lain, gelisah, dan perubahan berat badan.

3. Rumusan masalah

a) Nyeri akut

Defenisi: pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the study of pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan.

Batasan karakteristik:

a. Perubahan selera makan b. Perubahan tekanan darah c. Perubahan frekuensi jantung d. Perubahan frekuensi pernapasan e. Laporan isyarat

f. Mengekspresikan perilaku (mis, gelisah, merengek, menangis,

(8)

21

g. Masker wajah (mis, mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)

h. Sikap melindungi area nyeri i. Indikasi nyeri yang dapat diamati j. Melaporkan nyeri secara verbal k. Gangguan tidur

Faktor yang berhubungan:

Agens cedera (mis, biologis, zat kima, fisik, psikologis) b) Nyeri kronis

Defenisi: pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan intensitas dari ringan hingga berat, terjadi yang dapat diantispasi atau diprediksi berlangsung >6 bulan.

Batasan karakteristik: a. Anoreksia

b. Atrofi kelompok otot yang terserang c. Perubahan pola tidur

d. Skala keluhan e. Depresi f. Masker wajah

g. Takut terjadi cedera berulang h. Sikap melindungi area nyeri i. Keluhan nyeri

(9)

22 j. Gelisah

k. Penurunan interaksi dengan orang lain Faktor yang berhubungan:

a. Ketunadayaan fisik kronis b. Ketunadayaan psikososial kronis

4. Diagnosa keperawatan

Terdapat dua diagnosa keperawatan utama yang dapat digunakan untuk menggambarkan nyeri pada klien yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Menurut

North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 2012), nyeri akut didefenisikan sebagai „suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan sebagai akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat aktual maupun potensial, dengan onset tiba-tiba ataupun lambat, dan intensitas yang ringan sampai berat, dapat diprediksi untuk berakhir dan durasi kurang dari enam bulan‟ (NANDA, 2012). Nyeri kronis didefenisikan sebagai „suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan sebagai akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat aktual maupun potensial, dengan onset tiba-tiba ataupun lambat, dari intensitas yang ringan sampai berat, tidak dapat diprediksi berakhirnya dan durasi lebih dari enam bulan‟ (NANDA, 2012).

5. Perencanaan keperawatan

Berdasarkan diagnosa keperawatan yang diperoleh, menurut Wilkinson dan Ahren (2011),intervensi keperawatan pada pasien dengan diagnosa keperawatan nyeri akut dan nyeri kronis adalah:

(10)

23 1. Nyeri Akut

Intervensi Keperawatan

a) Kaji nyeri yang meliputi lokasi, awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor presipitasinya. b) Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada

mereka yang tidak mampu berkomunikasi efektif.

c) Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur. d) Ajarkan penggunaan tehnik nonfarmakologis (misalnya, hipnosis,

relaksasi, imajinasi terbimbing, terapi musik, distraksi, terapi bermain, terapi aktivitas, kompres hangat atau dingin, dan masase sebelum, setelah dan jika memungkinkan selama aktivitas yang menimbulkan nyeri.

e) Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktivitas, bukan pada nyeri dan rasa tidak nyaman dengan melakukan pengalihan melalui televisi, radio, tape dan interaksi dengan pengunjung.

f) Kendalikan faktor lingkungan yang dapat memengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (misalnya suhu ruangan, pencahayaan, dan kegaduhan).

2. Nyeri Kronis

Intervensi Keperawatan

(11)

24

b) Tentukan dampak pengalaman nyeri pada kualitas hidup (misalnya, tidur, selera makan, aktivitas, kognisi, alam perasaan, hubungan, kinerja, dan tanggungjawab peran)

c) Tawarkan tindakan meredakan nyeri untuk membantu pengobatan nyeri (misalnya, tehnik relaksasi, dan masase punggung).

d) Bantu pasien mengidentifikasi tingkat nyeri

e) Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat untuk peredaan nyeri

Menurut Potter dan Perry (2005), intervensi keperawatan dengan diagnosa nyeri kronis adalah:

Tujuan/Kriteria hasil Intervensi Rasional

Tujuan: klien secara aktif akan

berpartisipasi dalam rencana pelaksanaan nyeri

Kriteria hasil: klien mempertahankan dan berespons pada terapi pengontrolan nyeri 1. Implementasi penatalaksanaan obat dengan Fentanyl transdermal, jelaskan pada klien tentang efek samping yang

diharapkan, cara pemecahan untuk nyeri akut

2. Minta klien utuk memilih terapi yang telah mengatasi nyerinya di waktu lampau (misalnya, distraksi selama permainan kartu, berbaring di tempat tidur dengan posisi

semi-fowler

3. Minta klien untuk menyelesaikan catatan tentang nyeri yaitu tipenya, menggunakan tindakan pengontrol nyeri, dan memperoleh penghilang nyeri 4. Ajarkan klien untuk

1. Obat transdermal menghindari absorbsi gastroinstestinal. Obat diindikasikan bagi klien yang mengalami nyeri yang konstan.

2. Kontrol diri menunjukkan

kemampuan seseorang untuk menentukan keadaan dengan cepat melalui tindakannya.

3. Pencatatan

pengalaman nyeri dan tindakan mengatasi nyeri akan

meningkatkan kontrol persepsi klien

4. Masase punggung

(12)

25 melakukan masase punggung dengan usapan lembut

adalah upaya yang mudah dilakukan, memakan waktu yang singkat, dan telah terbukti menyebabkan relaksasi.

(13)

26 B.Asuhan Keperawatan Kasus

a. Pengkajian I. Biodata pasien

Nama : Ny. N

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 32 Tahun

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Bajak II, Kel. Horjasari II, Kec. Medan

Amplas

Golongan darah : O

Tanggal pengkajian : 18 Mei 2015

II. Keluhan Utama

Pasien mengeluh adanya nyeri ulu hati seperti tertusuk-tusuk ± 1 minggu, tidurnya terganggu, nafsu makan berkurang, adanya mual dan ingin muntah ketika mau makan dan setelah makan.

III. Riwayat Kesehatan Sekarang a. Provocative/palliative

(14)

27

Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Pasien mengatakan minum obat dan beristirahat

b. Quantity/quality

Bagaimana dirasakan : Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk Bagaimana dilihat : Pasien terlihat meringis menahan nyeri

c. Region

Dimana lokasi : diabdomen kuadran kiri atas

Apakah menyebar : Pasien mengatakan tidak menyebar d. Severty

Pasien mengatakan penyakitnya sangat menganggu aktivitas seperti melakukan pekerjaan rumah

e. Time

Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan terus menerus, tetapi rasa nyeri meningkat ketika pasien selesai makan.

IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu a. Penyakit yang pernah dialami

Pasien mengatakan tidak ada mengalami penyakit lain selain asam lambung.

b. pengobatan/ tindakan yang dilakukan Pasien mengatakan berobat kerumah sakit. c. Pernah dirawat/ dioperasi

Pasien mengatakan pernah dirawat di RS Mitra Sejati karena penyakit asam lambung.

(15)

28

d. Lama dirawat

Pasien mengatakan dirawat di RS Mitra Sejati selama 1 minggu, pada bulan September 2014.

e. Alergi

Pasien mengatakan tidak ada mengalami alergi. f. Imunisasi

Pasien mengatakan mendapat imunisasi lengkap.

VI. Riwayat Kesehatan Keluarga a. Orang tua

Pasien mengatakan orang tua (ibu) mempunyai penyakit DM.

b. Saudara kandung

Pasien mengatakan kakak kandungnya mempunyai penyakit DM. c. Penyakit keturunan yang ada

Pasien mengatakan penyakit keturunan dari keluarga yaitu DM.

d. Anggota keluarga yang meninggal

Pasien mengatakan kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.

e. Penyebab meninggal

Pasien mengatakan ibunya meninggal karena penyakit DM pada usia 58 tahun.

VI. Riwayat Keadaan Psikososial a. Persepsi pasien tentang penyakitnya

(16)

29

Pasien mengatakan penyakit yang dialami sekarang sama dengan gejala penyakit yang dirasakan pasien 9 bulan yang lalu ketika pasien masuk rumah sakit.

b. Konsep Diri

Gambaran diri :Pasien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya.

Ideal diri :Pasien mengatakan ingin menjadi seorang ibu yang

baik.

Harga diri :Pasien merasa tidak maksimal merawat diri dan

keluarganya .

Peran diri :Pasien mengatakan tidak maksimal menjadi seorang

istri dan ibu yang baik dalam keluarga.

Identitas :Pasien adalah seorang istri dan ibu anaknya.

c. Keadaan emosi

Pasien mengatakan dapat mengontrol emosinya dengan baik.

d. Hubungan sosial

Orang yang berarti: Pasien mengatakan orang yang berarti dan berpengaruh dalam hidupnya yaitu suami dan anak-anaknya.

Hubungan dengan keluarga: Baik, keluarga tetap menemani, merawat dan menjaga pasien dalam keadaan sakit.

Hubungan dengan orang lain : Baik, pasien mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang sekitarnya.

Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Pasien mengatakan tidak mempunyai hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain.

(17)

30 e. Spritual

Nilai dan keyakinan : Nilai-nilai dan kebiasaan pasien adalah mengikuti kegiatan dimasyarakat seperti pengajian dan perwiritan

Kegiatan ibadah : Pasien mengatakan rajin sholat.

VII. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

Secara umum pasien lemas, gelisah, wajah meringis karena nyeri dan ketika posisi berdiri pasien terlihat sedikit membungkuk.

b. Tanda-tanda Vital Suhu tubuh : 360C Tekanan Darah : 110/70 mmHg Nadi : 80 x/ menit Pernapasan : 20 x/menit Skala nyeri : 5 TB : 155 Cm BB : 43 Kg

c. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan rambut

1. Bentuk :Bulat, tidak ada benjolan atau pembengkakan 2. Ubun-ubun : Simetris

(18)

31 Rambut

1. Penyebaran dan keadaan rambut :Rambut ikal dan penyebarannya merata

2. Bau :Tidak

3. Warna kulit :Berwarna kuning langsat

Wajah

1. Warna kulit :Kuning langsat

2. Struktur wajah :Simetris, dan tidak ada

kelainan Mata

1. Kelengkapan dan Kesimetrisan :Mata lengkap dan simetris

2. Palbebra :Ada lingkar hitam mata di

sekitar mata

3. Konjungtiva dan Sklera :Konjungtiva anemis, Sclera:

tidak ikhterus

4. Pupil :Isokor

5. Cornea dan Iris :Normal

6. Visus :Penglihatan baik

7. Tekanan bola mata :Tidak dilakukan pemeriksan

Hidung

1. Tulang hidung dan posisi septum nasi:Simetris

2. Lubang hidung :Bersih

Telinga

(19)

32

2. Ukuran telinga :Simetris kanan/kiri

3. Lubang telinga :Bersih dan tidak berbau

4. Ketajaman pendengaran :Pendengaran baik

Mulut dan Faring

1. Keadaan bibir :Mukosa baik

2. Keadaan gusi dan gigi :Tidak ada perdarahan

3. Keadaan lidah :Lidah bersih dan tidak ada kelainan

4. Orofaring :Tidak dilakukan

pemeriksaan Leher

1. Posisi trachea :Medial

2. Thyroid :Tidak ada pembengkakan

kelenjar tyroid

3. Suara :Suara jelas

4. Kelenjar limfe :Tidak ada pembengkakan

5. Vena jugularis :Teraba

6. Denyut nadi karotis :Teraba

Pemeriksaan Integumen

1. Kebersihan :Bersih

2. Kehangatan :Kulit terasa hangat

3. Warna :Normal

4. Turgor :Kembali cepat

(20)

33

6. Kelainan pada kulit :Tidak ada kelainan

Pemeriksaan payudara dan ketiak

1. Ukuran dan bentuk :Simetris kanan/kiri

2. Warna payudara dan aerola :Tidak dilakukan

pemeriksaan

3. Kondisi payudara dan putting :Tidak dilakukan

pemerikasaan

4. Aksila dan Clavicula :Tidak ada benjolan

Pemeriksaan thoraks/dada

1. Inspeksi thoraks :Normal

2. Pernapasan (frekuensi, irama) :20 x/menit

3. Tanda kesulitan bernapas :Tidak ada

Pemeriksaan paru

1. Palpasi getaran suara :Vesikuler

2. Perkusi :Normal

3. Auskultasi :Normal

Pemeriksaan jantung

1. Inspeksi :Normal, tidak tampak

benjolan

2. Palpasi :Tidak teraba

3. Perkusi :Normal

4. Auskultasi :Lupdup

Pemeriksaan abdomen

(21)

34

2. Auskultasi :Peristaltik normal

3. Palpasi :Ada nyeri tekan pada

abdomen

4. Perkusi :Tympani

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

1. Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) :Tidak dilakukan ....pemeriksaan

2. Anus dan perineum :Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan muskuloskletal/ekstremitas :Tidak ada kelaianan dan edema, kekuatan otot 5

Pemeriksaan neurologi :Normal

Fungsi motorik :Dapat berdiri dan berjalan

Fungsi sensori :Pasien dapat merasakan sentuhan panas dingin dan tajam tumpul

Reflek :Normal

VIII. Pola Kebiasaan Sehari-hari I. Pola makan dan minum

Frekuensi makan/hari : 3 x sehari

Nafsu/selera makan : Kurang

Nyeri ulu hati : Ada

Alergi : Tidak ada keluhan

(22)

35

Waktu pemberian makan : Pagi 08:00, siang 14:00, malam 19:00,

tetapi dalam 1 minggu terakhir pasien mengatakan waktu

makannya tidak teratur.

Jumlah dan jenis makanan : Sesuai jumlah dan porsi makan normal, tetapi dalam 1 minggu terakhir porsi makan ½ dari porsi biasa makan, pasien menyukai makanan pedas

Waktu pemberian cairan/minum: Setelah selesai makan dan ketika haus II. Perawatan diri/personal hygiene

Kebersihan tubuh : Bersih

Kebersihan gigi dan mulut : Bersih

Kebersihan kuku tangan dan kaki : Bersih

III. Pola Aktivitas

Uraian aktivitas untuk mandi makan, eleminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total: pasien dapat melakukan aktifitas secara mandiri.

IV. Pola eleminasi 1. BAB

Pola BAB : 1 kali sehari

Karakter feses : Kuning kecoklatan dan

lembek

Riwayat perdarahan : Tidak ada

BAB terakhir : Pagi, 19 Mei 2015

Diare : Tidak ada

(23)

36 2.BAK

Pola BAK : Normal

Karakter urine : Kuning dan tidak keruh

Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada

Penggunaan diuretik : Tidak ada

Upaya mengatasi masalah : Tidak ada masalah

b.Analisa Data

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 19 Mei 2015, dari data-data yang diperoleh dilakukan analisa data dengan mengelompokkan data objek dan data subjek.

Tabel 2.1. Analisa data subjektif, data objektif, etiologi dan masalah keperawatan.

No .

Data Etiologi Masalah

Keperawatan

1. DS:

- Pasien mengatakan sering terlambat makan dan suka makanan pedas

- Pasien mengatakan banyak pikiran

- Pasien mengatakan sebelum dan sesudah makan

merasakan nyeri dan nyeri meningkat selama 8 menit selesai makan

- Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk

- Nyeri dirasakan diperut kiri atas

- Pasien mengatakan minum obat dan beristirahat ketika nyeri meningkat

Makanan dan minuman yang bersifat iritan

Iritasi mukosa lambung

Peradangan mukosa lambung

nyeri ulu hati, mual dan muntah

(24)

37 DO:

- Ada nyeri tekan - Skala nyeri 5 - Wajah meringis - Mengerutkan alis

- Memengang daerah nyeri - Ketika posisi berdiri sedikit membungkuk - TD : 110/70 mmHg - HR : 80x/menit -RR : 20x/menit - T : 360C Nyeri 2 . DS:

- Pasien mengatakan sebelum sakit sebelum sakit makannya teratur namun seminggu terakhir ini makannya tidak teratur

- Pasien mengatakan mual muntah

- Porsi makan ½ dari biasanya

- Pasien mengatakan menyukai makanan pedas - Pasien mengatakan banyak pikiran

- Pasien mengatakan berat badannya menurun 43 Kg (sebelumnya 47 kg) DO: - Pasien lemas - gelisah - Kurus Asam lambung Mual muntah

Nafsu makan menurun

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Gangguan nutrisi

(25)

38 3

. DS:

- Pasien mengatakan sebelum sakit tidurnya nyenyak dan tidak ada terbangun-bangun, tidur jam 22:00 WIB dan bangun jam 05:00 WIB, namun setelah sakit pasien susah tidur nyenyak dan sering terbangun, tidur tidak menentu, diperkirakan jam 23:00 WIB dan terbangun jam 03:00 WIB namun untuk tidur kembali sulit

- Pasien mengatakan banyak pikiran

- Pasien mengatakan tidur terganggu karena nyeri yang dirasakan

DO:

- Pasien sering menguap - Terlihat mengantuk - Ada lingkar hitam mata

Asam lambung meningkat

Nyeri ulu hati

Gelisah, mual

Gangguan pola tidur

Gangguan pola tidur

c. Rumusan Masalah

Dari analisa data yang telah dilakukan maka diperolehlah 3 masalah keperawatan yaitu:

1. Nyeri

2. Gangguan nutrisi 3. Gangguan pola tidur

d. Diagnosa keperawatan

Masalah keperawatan kemudian dirumuskan dalam bentuk diagnosa keperawataan berdasarkan keterkaitan dan faktor-faktor yang

(26)

39

menandai masalah yaitu data subjek dan data objek yang telah di kaji. Dari hasil perumusan diperoleh diagnosa keperawatan yaitu:

1. Gangguan rasa nyaman: nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan menurun.

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut

e. Perencanaan Keperawatan

Setelah melakukan pengkajian keperawatan, dari data yang diperoleh dilakukan analisa dan menemukan masalah-masalah keperawatan kemudian dirumuskan dalam diagnosa keperawatan. Pada saat itu juga perawat melakukan perencanaan tindakan keperawatan untuk memberi asuhan keperawatan kepada Ny.N. Perencanaan keperawatan dan rasional dari setiap diagnosa dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel 2.2. Diagnosa keperawatan dan perencanaan keperawatan

Diagnosa keperawatan Perencanaan Keperawatan Dx.1: Gangguan rasa nyaman: nyeri akut

Tujuan: Nyeri berkurang

Kriteria Hasil:

a. Klien melaporkan nyeri berkurang b. Skala nyeri menurun 0-3

c. Klien tampak tenang

d. Tanda-tanda vital dalam batas normal

(27)

40

Rencana Tindakan Rasional

1. Kaji nyeri, lokasi nyeri, karakteristik nyeri, skala nyeri

2. Kaji tanda-tanda vital pasien (tekanan darah, pernapasan, nadi, dan suhu).

3. Kaji faktor penyebab nyeri 4. Bantu pasien untuk lebih

berfokus pada aktivitas, bukan pada nyeri dan rasa tidak nyaman dengan melakukan pengalihan. 5. Ajarkan tehnik relaksasi

nafas dalam pada saat nyeri berlangsung dan anjurkan membuat kompres hangat didaerah nyeri

6. Anjurkan klien untuk istirahat pada saat nyeri berkurang.

1. Berguna dalam

pengawasan keefektifan obat, dan kemajuan penyembuhan 2. Mengetahui keadaan

umum klien melalui tanda-tanda vital. 3. Untuk mengetahui

tindakan intervensi yang akan dilakukan

4. Untukmembantu

mengurangi nyeri yang dirasakan pasien

5. Membantu mengurangi

ketegangan akibat nyeri

6. Memulihkan kekuatan tubuh Dx.2: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan : kebutuhan tidur pasien terpenuhi

Kriteria hasil:

a. Jumlah jam tidur tidak terganggu

b. Tidak ada masalah dengan pola, kualitas, dan rutinitas tidur atau istirahat

c. Perasaan segar setelah tidur atau istirahat.

(28)

41 1. Kaji pola tidur pasien

2. Kaji faktor penyebab gangguan tidur pasien 3. Anjurkan klien untuk

minum air hangat sebelum tidur

4. Ajarkan klien relaksasi dan distraksi sebelum tidur

5. Anjurkan pasien untuk menghindari makanan dan minuman pada jam tidur yang dapat mengganggu tidur

1. Untuk mengetahui bagaimana pola tidur pasien

2. Membantu menentukan

tindakan intervensi 3. Minum air hangat dapat

membantu klien lebih relaksasi dan lebih nyaman

4. Membantu klien untuk mengurangi persepsi nyeri atau mangalihkan perhatian klien dari nyeri yang menghambat tidur klien.

5. Mencegah terganggu nya waktu tidur pasien.

Dx.3: Gangguan pola tidur

Tujuan : kebutuhan nutrisi klien terpenuhi Kriteria hasil:

a. Nafsu makan meningkat

b. Berat badan dalam batas normal

Intervensi Rasional

1. Kaji status nutrisi pasien

2. Diskusikan bersama pasien makanan yang disukai dan tidak disukai

3. Diskusikan bersama pasien tentang penyebab penurunan nafsu makan

4. Anjurkan makan dalam jumlah kecil dan sering secara teratur

1. Untuk mengetahui status nutrisi pasien

2. Untuk membantu pemulihan kesehatan pasien

3. Untuk memudahkan dalam

melakukan intervensi.

4. Meningkatkan nafsu makan pasien

(29)

42 f. Implementasi dan Evaluasi

Setelah dibuat rencana tindakan maka dilakukan implementasi dan didapat evalusinya seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 2.3 Implementasi dan evaluasi

No. DX Hari/tanggal/ pukul Tindakan Keperawata n Evaluasi

(30)

43 1 Selasa/19 Mei 2015/ 09:00-09:30 WIB 1. Mengkaji nyeri, penyebab nyeri, lokasi nyeri, karakteristik nyeri. 2. Mengkaji tanda-tanda vital (tekanan darah, pernapasan, nadi, dan suhu) S:

- Pasien mengatakan sering terlambat makan dan suka makanan yang pedas - Pasien mengatakan banyak pikiran - Pasien mengatakan sebelum dan selesai makan merasakan nyeri dan nyeri

meningkat selama 8 menit selesai makan - Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk

- Nyeri yang dirasakan diperut kiri atas - Pasien mengatakan meminum obat dan beristirahat ketika nyeri meningkat O:

- Ada nyeri tekan abdomen - Skala nyeri 5

- Wajah pasien meringis - Mengerutkan alis

- Memengang daerah nyeri

- Ketika posisi berdiri pasien sedikit membungkuk

A:Pasien mengalami nyeri akut akibat peradangan mukosa lambung

P:Memonitoring nyeri pasien supaya masalah nyeri teratasi

S:Pasien mengatakan tidak enak badan O:

TD : 110/70 mmHg RR : 20x/menit HR : 80x/menit T : 360C

A:Tanda-tanda vital masih dalam batas normal

(31)

44 Selasa/19 Mei 2015/09:30-10:00 WIB 3. Menganjurk an dan membantu pasien untuk lebih fokus pada aktivitas bukan pada nyeri. 4. Mengajarka n dan membantu melakukan tehnik relaksasi dan kompres hangat pada daerah nyeri mempertahankan kondisinya

S:Pasien mengatakan akan mencoba mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri yang berlebihan

O :

- Pasien cemas

- Pasien mengungkapkan kekhawatirannya tentang rasa nyeri yang dirasakannya - Selalu menanyakan rasa nyeri yang dirasakannya

A:Pasien mengalami nyeri akut akibat peradangan mukosa lambung

P:Mendorong pasien untuk terus melakukan apa yang sudah diajarkan

S:Pasien mau melakukan dan dibantu perawat

O:Pasien dapat melakukan tehnik relaksasi dan kompres hangat dengan benar

A:Pasien mampu melakukan tehnik relaksasi dan kompres hangat secara mandiri dan benar

P:Memotivasi pasien untuk melakukan tindakan sebelum nyeri terasa semakin memburuk

S:Pasien mengungkapkan saat yang tepat untuk melakukan relaks dan istirahat O:Menunjukan ekspresi wajah mengerutkan alis

A:Pasien sudah memahami waktu yang tepat untuk beristirahat dan relaks P:Memotivasi pasien untuk melakukan tindakan yang sudah dianjarkan

S :Pasien mengatakan makan seadanya dan waktu makannya tidak teratur

(32)

45 5. Mengajarka n pasien untuk beristirahat dan relaks saat nyeri terasa memburuk 1. Mengkaji status nutrisi pasien 2. Mengkaji pola makan yang disukai dan tidak disukai O : - Tinggi badan 155 Cm - Berat badan 43 Kg - Konjungtiva pucat

A:Pasien mempunyai pola makan yang buruk dan asupan kurang dari kebutuhan tubuh

P:Kaji cara untuk meningkatkan asupan nutrisi pasien, meningkatkan berat badan, dan konjungtiva tidak pucat.

S :

- Pasien mengatakan menyukai makanan pedas

- Pasien mengatakan tidak ada makanan yang tidak disukai

O:Pasien antusias menceritakannya A:Pasien mempunyai kebiasaan makan yang tidak mendukung pemulihan kesehatannya

P:Bantu pasien untuk memperbaiki menu makanan yang sesuai dengan kondisi penyakitnya

S :

- Pasien mengatakan sebelum sakit makan teratur dan tidak menjaga menu

makanannya yang baik namun seminggu terakhir pasien makan tidar teratur.

- Pasien mengatakan ada mual dan muntah - Porsi makan pasien ½ dari biasanya - Pasien mengatakan berat badannya menurun

O :

(33)

46 Selasa/19 Mei 2015/10:00-10:30 WIB 3. Mendiskusi k an bersama pasien penyebab penurunan nafsu makan 4. Mengajarka n pasien cara meningkatk an nafsu makan: makan jumlah kecil dan sering - Berat badan 43 Kg - Konjungtiva pucat

A:Pasien belum memahami penyebab menurunnya nafsu makan

P:Mendorong/memotivasi dan bantu pasien mencari cara menghilangkan menurunnya nafsu makan

S:Pasien mengatakan mengerti dan mau melakukan tindakan yang telah diajarkan O: Pasien antusias menceritakannya A:Pasien sudah mengerti cara untuk meningkatkan nafsu makan

P:follow up kepatuhan pasien untuk melakukan apa yang sudah dipahami

S:Pasien mengatakan sebelum sakit tidurnya nyenyak dan tidak ada terbangun, tidur jam 22:00 WIB dan bangun jam 05:00 WIB, namun setelah sakit pasien susah tidur dan sering terbangun-bangun, tidur tidak menentu, diperkirakan jam 23:00 WIB dan bangun jam 03:00 WIB dan untuk tidur kembali sulit

O :

- Terlihat mengantuk - Sering menguap

- Ada lingkar hitam mata

A : Pasien mengalami gangguan tidur P : Diskusi identifikasi penyebab/cara mengatasi gangguan pola tidur pasien

S :

- Pasien mengatakan banyak pikiran - Pasien mengatakan tidur terganggu karena nyeri yang dirasakannya

(34)

47 1. Mengkaji pola tidur pasien 2. Mengkaji faktor penyebab gangguan tidur 3.Menganju rkan dan mengajarka n pasien tehnik relaksasi dan distraksi sebelum

O:Terlihat antusias menceritakan gangguan tidurnya

A:Pasien memahami penyebab nyeri akut yang dialaminya

P:Motivasi pasien melakukan hal yang telah diajarkan

S:Pasien mengatakan mau melakukan sambil dibantu perawat

O:Pasien dapat melakukannya sendiri dan dibantu perawat

A:Pasien mampu melakukan tehnik yang telah diajarkan

P:Mendorong pasien untu melakukan tindakan yang diajarkan untu memperbaiki keadaanya

S:Pasien mengatakan mau melakukan hal yang telah dianjurkan

O:Sering menguap dan ada lingkar hitam mata

A:pasien sudah memahami hal yang dapat menganggu tidurnya

P:Mendorong dan memotivasi pasien untuk melakukan hal yang telah diajarkan

(35)

48 tidur 4. Menganjurk an pasien menghindar i makanan dan minuman yang dapat menganggu jam tidur Rabu/20 Mei 2015/0900-09:30 WIB 1. Mengkaji nyeri, penyebab nyeri, karakteristik nyeri, skala nyeri S:

- Pasien mengatakan sudah mengusahakan tidak terlambat makan dan tidak makanan yang pedas

- Pasien mengatakan banyak pikiran - Pasien mengatakan sudah makan teratur

(36)

49 2. Mengkaji tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu) 3.

namun nyeri masi ada dan nyeri meningkat selama 5 menit selesai makan

- Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk

- Nyeri yang dirasakan diperut kiri atas - Pasien mengatakan meminum obat dan beristirahat ketika nyeri meningkat O:

- Ada nyeri tekan abdomen - Skala nyeri 4

- Wajah pasien meringis - Mengerutkan alis

- Memengang daerah nyeri

- Ketika posisi berdiri pasien sedikit membungkuk

A:Pasien mengalami nyeri akut akibat peradangan mukosa lambung

P:Memotivasi dan mendorong pasien melakukan hal yang telah diajarkan

S: Pasien mengatakan badan sedikit lebih baik dari kemarin

O:

- TD : 110/70 mmHg - RR : 20x/menit - HR : 80x/menit - T : 360C

A:Tanda-tanda vital masih dalam batas normal

P:Memotivasi pasien supaya mempertahankan kondisinya

S:Pasien mengatakan sudah mencoba mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri yang berlebihan namun nyeri masih

(37)

50 Mengajarka n dan membantu pasien untuk lebih fokus pada aktifitas bukan pada nyeri 4. Mengajarka n dan membantu melakukan tehnik relaksasi dan kompres hangat pada daerah nyeri 5. Mengajarka n pasien untuk beristirahat menganggu aktifitasnya O : - Cemas berkurang

- Pasien mengungkapkan kekhawatirannya tentang rasa nyeri yang dirasakannya - Menanyakan rasa nyeri yang dirasakan akankah bisa hilang

A: Pasien mengalami nyeri akut akibat peradangan mukosa lambung

P:Mendorong dan memotivasi pasien untuk terus melakukan apa yang sudah diajarkan

S:Pasien mau melakukan dan dibantu perawat

O:Pasien dapat melakukan tehnik relaksasi dan kompres hangat dengan benar

A:Pasien mampu melakukan tehnik relaksasi dan kompres hangat secara mandiri dan benar

P:Memotivasi dan mendorong pasien untuk melakukan tindakan sebelum nyeri terasa semakin memburuk

S:Pasien mengungkapkan saat yang tepat untuk melakukan relaks dan istirahat O:Menunjukan ekspresi wajah berpikir dan mengerutkan alis

A:Pasien sudah memahami waktu yang tepat untuk beristirahat dan relaks P:Memotivasi dan mendorong pasien untuk melakukan tindakan yang sudah dianjarkan

(38)

51 dan relaks saat nyeri memburuk 2 Rabu/20 Mei 2015/09:30-10:00 WIB 1. Mengkaji status nutrisi pasien 2. Mengkaji makanan yang disukai dan tidak disukai pasien 3.Mendisku sikan bersama pasien

S:Pasien mengatakan makan seadanya dan waktu makan telah dicoba teratur

O :

- Tinggi badan 155 Cm - Berat badan 43 Kg - Konjungtiva pucat

A:Pasien memperbaiki pola makannya P:Motivasi dan dorong pasien untuk makan teratur dan kaji cara untuk meningkatkan asupan nutrisi pasien, meningkatkan berat badan, dan konjungtiva tidak pucat.

S :

- Pasien mengatakan tidak memakanan makanan pedas

- Pasien mengatakan tidak ada makanan yang tidak disukai

O:Pasien antusias saat menceritakannya A:Pasien memahami makanan yang dapat memperburuk penyakitnya dan menhambat proses pemulihan penyakitnya

P:Memotivasi dan mendukung pasien untuk memakan makanan yang

meningkatkan nutrisi dan memperbaiki keadaanya

S :

- Pasien mengatakan sudah makan teratur namun masih ada mual dan muntah - Porsi makan pasien ½ dari biasanya - Pasien mengatakan berat badannya

(39)

52 penyebab penurunan nafsu makan 4. Mengajarka n pasien cara untuk meningkatk an nafsu makan: makan dalam jumlah kecil dan sering menurun O : - Tinggi badan 155 Cm - Berat badan 43 Kg - Konjungtiva pucat

A:Pasien memahami penyebab menurunnya nafsu makan

P:Mendorong dan memotivasi untuk meningkatkan asupan nutrisi dan mual muntah tidak ada

S:Pasien mengatakan mengerti dan mau melakukan hal yang telah diajarkan O:Pasien antusias saat menceritakan A:Pasien sudah mengerti cara untuk meningkatkan nafsu makan

P:Follow up kepatuhan pasien untuk melakukan apa yang sudah dipahami

3 Rabu/20 Mei 2015/10:00-10:30 WIB 1. Mengkaji pola tidur pasien

S:Pasien mengatakan masih susah tidur namun terbangun malam hari tidak ada Jam tidur 22:00 WIB dan bangun 04:35 WIB

O :

- Sering menguap

- Lingkar hitam mata berkurang A:Pasien tidurnya telah membaik P :

(40)

53 2. Mengkaji penyebab ganguan tidur 3.Menganju rkan dan mengajarka n pasien tehnik relaksasi dan distraksi sebelum tidur meningkatkan tidurnya

- Melakukan tindakan yang telah diajarkan

S :

- Pasien mengatakan mengurangi beban pikiran yang dapat memperburuk penyakitnya

- Pasien mengatakan tidur terganggu karena nyeri yang dirasakannya O:Terlihat antusias menceritakan gangguan tidurnya

A:Pasien memahami penyebab nyeri akut yang dialaminya

P:Motivasi pasien melakukan hal yang telah diajarkan

S:Pasien mengatakan mau melakukan secara mandiri

O:Pasien dapat melakukannya secara mandiri

A:Pasien mampu melakukan tehnik yang telah diajarkan

P:Mendorong dan memotivasi pasien untuk melakukan tindakan yang diajarkan untu memperbaiki keadaanya

1 Kamis/21 Mei 2015/10:00-10:30 WIB 1. Mengkaji nyeri, penyebab nyeri, lokasi nyeri, karakteristik nyeri, skala nyeri S:

- Pasien mengatakan tidak terlambat makan dan tidak makanan yang pedas - Pasien mengatakan sudah mengurangi beban pikirannya

- Pasien mengatakan sudah makan teratur namun nyeri masi ada dan nyeri meningkat selama 3 menit selesai makan

(41)

tertusuk-54 2. Mengkaji

tusuk

- Nyeri yang dirasakan diperut kiri atas - Pasien mengatakan meminum obat dan beristirahat ketika nyeri meningkat O:

- Ada nyeri tekan abdomen - Skala nyeri 3

- Memengang daerah nyeri

- Ketika posisi berdiri pasien sedikit membungkuk

A:Pasien mengalami nyeri akut akibat peradangan mukosa lambung

P:Memotivasi dan mendorong pasien melakukan hal yang telah diajarkan

S:Pasien mengatakan kesehatannya lebih baik O: - TD : 110/80 mmHg - RR : 20x/menit - HR : 80x/menit - T : 360C

A:Tanda-tanda vital masih dalam batas normal

P:Memotivasi pasien supaya mempertahankan kondisinya

S : Pasien mengatakan sudah mencoba mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri yang berlebihan namun nyeri ada

O :

 Pasien mengungkapkan

kekhawatirannya tentang rasa nyeri yang dirasakannya

(42)

55 tanda-tanda vital (tekanan darah, pernapasan, nadi, dan suhu 3. Mengajarka n dan membantu pasien untuk fokus pada aktifitas bukan pada nyeri 4. Mengajarka

 Menanyakan rasa nyeri yang

dirasakan akankah bisa hilang A : Pasien mengalami nyeri akut akibat peradangan mukosa lambung

P : Mendorong dan memotivasi pasien untuk terus melakukan apa yang sudah diajarkan

S : Pasien melakukannya secara mandiri O:Pasien dapat melakukan tehnik relaksasi dan kompres hangat dengan benar

A:Pasien mampu melakukan tehnik relaksasi dan kompres hangat secara mandiri dan benar

P:Memotivasi dan mendorong pasien untuk tetap melakukan tindakan yng diajarkan supaya tidak memperburuk kondisinya dan dapat melakukan aktifitas

S:Pasien mengungkapkan saat yang tepat untuk melakukan relaks dan istirahat O:Pasien terlihat segar

A:Pasien memahami waktu yang tepat untuk beristirahat dan relaks

P:Memotivasi dan mendorong pasien untuk melakukan tindakan yang sudah dianjarkan untuk mempertahankan kondisinya

S:Pasien mau melakukan dan dibantu perawat

O:Pasien dapat melakukan tehnik relaksasi dan kompres hangat dengan benar

A:Pasien mampu melakukan tehnik relaksasi dan kompres hangat secara mandiri dan benar

(43)

56 n dan membantu melakukan tehnik relaksasi dan kompres hangat pada daerah nyeri 5. Mengajarka n pasien untuk beristirahat dan relaks saat nyeri memburuk

untuk melakukan tindakan sebelum nyeri terasa semakin memburuk

S:Pasien mengungkapkan saat yang tepat untuk melakukan relaks dan istirahat O:Menunjukan ekspresi wajah berpikir dan mengerutkan alis

A:Pasien sudah memahami waktu yang tepat untuk beristirahat dan relaks P:Memotivasipasien untuk melakukan tindakan yang sudah dianjarkan

2 Kamis/ 21 Mei 2015/11:30-12:00 WIB 1. Mengkaji status nutrisi pasien 2. Mengkaji makanan yang disukai dan tidak disukai

S:Pasien mengatakan makan seadanya dan waktu makan sudah teratur

O :

- Tinggi badan 155 Cm - Berat badan 43 Kg

A:Pasien memperbaiki pola makannya P:Motivasi untuk tetap makan teratur

S :

- Pasien mengatakan tidak memakanan makanan pedas

- Pasien mengatakan tidak ada makanan yang tidak disukai

O:Pasien antusias saat menceritakannya A:Pasien memahami makanan yang dapat memperburuk penyakitnya dan

(44)

57 3.Mendisku sikan bersama pasien penyebab penurunan nafsu makan 4. Mengajarka n pasien cara meningkatk an nafsu makan: makan dalam jumlah kecil dan sering

menghambat proses pemulihan penyakitnya

P:Memotivasi dan mendukung pasien untuk memakan makanan yang

meningkatkan nutrisi dan memperbaiki keadaanya

S:

- Pasien mengatakan sudah makan teratur mual muntah tidak ada

- Porsi makan pasien ½ dari biasanya - Pasien mengatakan berat badannya menurun

O :

- Tinggi badan 155 Cm - Berat badan 43 Kg

A:Pasien memahami penyebab menurunnya nafsu makan

P:Mendorong dan memotivasi untuk tetap mempertahankan pola makan yang baik meningkatkan asupan nutrisi

S:Pasien mengatakan sudah makan jumlah kecil sering dan teratur

O:Pasien antusias saat menceritakan A:Pasien sudah mengerti cara untuk meningkatkan nafsu makan

P:Mendorong pasien untuk tetap

(45)

58 3. Kamis/ 21 Mei 2015/12:00-12:30 WIB 1. Mengkaji pola tidur pasien 2. Mengkaji faktor penyebab gangguan tidur 3. Mengajarka n dan membantu pasien tehnik

S:Pasien mengatakan tidur lebih baik dan tidak terbangun pada malam hari Jam tidur 22:00 WIB dan bangun 05:00 WIB

O :

- Terlihat segar

- Lingkar hitam mata tidak ada A:Pasien dapat memenuhi kebutuhan istirahat tidurnya

P :

- Mendorong dan memotivasi pasien untuk meningkatkan pola tidur yang baik

- Melakukan tindakan yang telah diajarkan

S :

- Pasien mengatakan mengurangi beban pikiran yang dapat memperburuk penyakitnya

- Pasien mengatakan tidur terganggu karena nyeri yang dirasakannya O :

- Terlihat antusias menceritakan gangguan tidurnya

- Pasien segar

- Tidak ada lingkar hitam mata

A:Pasien memahami penyebab nyeri akut yang dialaminya

P:Motivasi dan dukung pasien melakukan hal yang telah diajarkan untuk

mempertahankan kondisinya

S:Pasien mengatakan sudah melakukan tindakan yang diajarkan

O:Pasien dapat melakukannya secara mandiri

A:Pasien mampu melakukan tehnik yang telah diajarkan

(46)

59 relaksasi dan distraksi seelum tidur 4. Mengajurka n pasien untuk menghindar i makanan dan minuman yang dapat menganggu jam tidur 5. Menganjark an pasien untuk beristirahat dan relaks saat nyeri berkurang

untuk melakukan tindakan yang diajarkan untuk mempertahankan kondisinya S:Pasien mengatakan sudah melakukan tindakan yang diajarkan

O :

- Terlihat segar

- Lingkar hitam mata tidak ada

A:Pasien dapat mengatasi pola tidurnya tidur

P:Mendorong dan memotivasi pasien untuk tetap melakukan hal yang telah diajarkan untuk mempertahankan kondisinya.

S:Pasien mengatakan sudah melakukan tindakan yang dianjurkan

O :

- Pasien terlihat segar

- Lingkar hitam mata tidak ada A:Pasien dapat mengatasi gangguan tidurnya

P:Mendorong dan memotivasi pasien untuk tetap melakukan tindakan yang telah dianjurkan supaya penyakit tidak terulang kembali

Gambar

Tabel  2.1.  Analisa  data  subjektif,  data  objektif,  etiologi  dan  masalah  keperawatan
Tabel 2.3 Implementasi dan evaluasi

Referensi

Dokumen terkait

Utang atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) -9. Selisih restrukturisasi entitas sepengendali

Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik.. Irrevocable L/C yang

If the structure is acted upon by a group of forces which has no resultant, that is a group of forces whose ‘triangle of forces’ or ‘polygon of forces’ is a closed figure, it

Diinformasikan Kepada Bapak/Ibu Dosen Peneliti Universitas Andalas yang telah selesai melakukan Unggah Proposal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di SIMLITABMAS, agar segera

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W5, 2015 Underwater 3D Recording and Modeling, 16–17 April 2015, Piano

Jamu Iboe dilaksanakan baik dengan melalui penjualan canvass yaitu secara tunai serta penjualan melalui agen yang merupakan penjualan kredit, maka sebaiknya faktur-faktur

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru bidang studi (guru reguler) dalam menciptakan kooperatif, mempergunakan metode yang bervariasi seperti dalam menyampaikan

Dalam usahanya mencari, mengolah, dan menyampaikan informasi ini maka haruslah dibarengi dengan seperangkat aturan yang jelas yang pada gilirannya bisa secara baik mengatur