• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL KUBUR NGEMUT WEWADI KARYA AY SUHARYONO DAN KEMUNGKINAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL KUBUR NGEMUT WEWADI KARYA AY SUHARYONO DAN KEMUNGKINAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 52

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL KUBUR NGEMUT WEWADI KARYA AY SUHARYONO DAN KEMUNGKINAN

PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Pamungkas Tri Prasetyo

Universitas Muhammadiyah Purworejo tyoprasetyo51@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini yaitu: (1) mendeskripsikan struktur novel meliputi: tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, gaya bahasa, dan pusat pengisahan dalam novel Kubur Ngemut Wewadi karya A.Y Suharyono. (2) mendeskripsikan aspek-aspek sosial meliputi: cinta kasih, moralitas, perekonomian, kekerabatan, dan kepercayaan, dalam novel Kubur Ngemut Wewadi karya A.Y Suharyono. (3) mendeskripsikan pembelajaran novel Kubur Ngemut Wewadi karya A.Y Suharyono di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Subjek penelitian ini adalah teks novel Kubur Ngemut Wewadi karya A. Y Suharyono.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka dan teknik catat teknik pustaka yaitu dengan menggunakan buku-buku dan teori-teori yang membahas tentang struktural dan sosiologi. Teknik catatnya yaitu dengan mencatat data-data berupa kutipan yang telah ditemukan kedalam nota pencatat data. Dalam teknik analisis data digunakan teknik analisi isi yang mengkaji dan membahas unsur struktural dan sosiologi dalam novel “Kubur Ngemut Wewadi” karya A.Y Suharyono. Dari pembahasan data, diperoleh hasil bahwa aspek-aspek sosial dalam novel Kubur Ngemut Wewadi karya A.Y Suharyono meliputi (1) aspek cinta kasih terhadap keluarga, kecintaan Indro dengan ayahnya terjalin baik dan cinta kasih terhadap lawan jenis cinta Dhiek Titiek kepada Indro tulus apa adanya, (2) aspek moralitas tokoh utama mempunyai moral yang buruk kepada Allah dan sesama manusia. (3) aspek perekonomian tokoh utama termasuk golongan ekonomi kebawah, (4) aspek kekerabatan, antar tokoh kekerabatan Indro dengan keluarga, dan lawan jenis terjalin dengan baik, (5) aspek kepercayaan terhadap Allah Swt. tampak pada Dhiek Titiek menganut kepercayaan terhadap Allah Swt. Pembelajaran novel Kubur Ngemut Wewadi karya A.Y Suharyono di kelas XI SMA sesuai dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang terdiri dari tujuan, bahan, metode, pentahapan penyajian, dan pencapaian tujuan sastra.

Kata Kunci: Kajian Sosiologi Sastra, Novel, Pembelajaran Sastra.

A. PENDAHULUAN

Sebuah karya sastra memiliki bermacam-macam bentuk, salah satunya novel. Novel merupakan sebuah karangan yang berbentuk prosa. Susunan ceritanya panjang mengandung rangkaian kehidupan manusia dengan alam sekitarnya. Dalam penciptaan novel dibutuhkan dua unsur yang saling berkaitan. Unsur tersebut terpadu dalam sebuah keserasian yang melahirkan nilai-nilai yang

(2)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 53

bermakna. Dua unsur tersebut yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun cerita dari dalam dan membentuk sebuah keterpaduan, keterpaduan antara unsur tema, tokoh, amanat, alur seting, sudut pandang dan gaya bahasa. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar seperti politik, sejarah, filsafat, pendidikan dan sosiologi.

Dari beberapa novel karya AY Suharyono seperti: Sirah, Lintang Saka Padhepokan Gringsing, Kubur Ngemut Wewadi. Penulis akan mengkaji Novel Kubur Ngemut Wewadi karya AY Suharyono. Novel Kubur Ngemut Wewadi berkisah tentang perjuangan seorang pemuda yang harus hidup mandiri di suatu kota yang jauh dari tempat tinggalnya, sosok mahasiswa yang rajin, namun dia selalu kekurangan dalam hal keuangan. Dia mempunyai kekasih yang sangat setia mendampinginya dalam suka maupun duka, ceritanya sangatlah mengharukan, penuh ketulusan dan kesetiaan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis memilih judul ”Kajian Sosiologi Sastra dalam Novel Kubur Ngemut Wewadi karya Ay Suharyono dan Kemungkinan Pembelajaranya di Kelas XI SMA‟‟, sebagai bahan skripsi dengan alasan sebagai berikut:

1. Novel Kubur Ngemut Wewadi karya AY Suharyono merupakan karya sastra yang mengandung amanat yang penulis kaji dari segi sosiologi sastra terutama melalui tokoh Indro dan Dhiek Titiek.

2. Novel Kubur Ngemut Wewadi karya AY Suharyono menyajikan permasalahan sosial dikehidupan masyarakat. Seperti kecintaan Dhiek Titiek yang sangat setia mendampingi Indro dalam suka maupun duka, ketulusanya menjadikan Indro jatuh cinta pada Dhiek Titiek.

3. Novel Kubur Ngemut Wewadi karya AY Suharyono mengandung pesan dalam hal memilih teman harus hati-hati dan selektif. Digambarkan pada tokoh Indro yang mencuri karena pengaruh temanya.

4. Novel Kubur Ngemut Wewadi karya AY Suharyono mencerminkan kehidupan masyarakat yang mempunyai sifat pantang menyerah demi mencapai impianya dan bertanggung jawab dalam hal apapun. Hal tersebut digambarkan tokoh Indro yang tetap semangat meraih impianya walaupun kekurangan dalam hal keuangan.

(3)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 54

5. Novel Kubur Ngemut Wewadi karya AY Suharyono mengandung unsur moral dimana unsur tersebut adalah masalah lika-liku kehidupan, sehingga harus waspada dalam bertindak dan bertingkah laku harus selalu mensyukuri terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Sastra.

Secara etimologis, kata sastra dalam bahasa Indonesia (dalam bahasa Inggris sering disebut literature dan dalam bahasa Prancis disebut litterature) berasal dari bahasa Sansekerta: akar kata sas-, dalam kata kerja turunan berarti “mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi”. Akhiran -tra, biasanya menunjukkan “alat, sarana”. Jadi sastra dapat berarti “alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi, atau pengajaran” (Endraswara, 2008: 4).

2. Struktur Sastra

Menurut Baribin (1985: 52) unsur pembangun fiksi terdiri dari tema, tokoh dan penokohan, alur atau plot, latar, gaya bahasa, pusat pengisahan. Unsur cerkaan yang terpenting adalah alur, penokohan, latar, pusat pengisahan dan tema.

3. Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra adalah sebagai telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses sosial. Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana ia berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala masalah

perekonomian, keagamaan politik dan lain-lain yang semua itu merupakan struktur sosial (Damono 1984: 6)

4. Aspek-aspek Sosiologi

Sosiologi merupakan studi yang ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat, studi mengenai lembaga sosial dan proses-proses sosial. Sosiologi berusaha menjawab pertanyaan mengenai bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana cara kerjanya dan mengapa masyarakat itu bertahan hidup. Lewat penelitian yang ketat mengenai lembaga-lembaga sosial, agama,

(4)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 55

ekonomi, politik, dan keluarga yang secara bersama-sama membentuk apa yang disebut sebagai struktur sosial, sosiologi dikatakan memperoleh gambaran mengenai cara-cara manusia menyesuaikan dirinya dan ditentukan oleh masyarakat-masyarakat tertentu, gambaran mengenai mekanisme sosialisasi, proses belajar secara kultural, yang dengannya individu-individu dialokasikan pada dan menerima peranan-peranan tertentu dalam struktur sosial itu (Swingewood dalam Faruk, 2010: 1).

5. Pembelajaran Sastra

Pembelajaran sastra sebagai kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran sastra terutama dapat digunakan untuk ikut serta dalam usaha untuk mencapai tujuan apresiasi. Usaha mencapai tujuan apresiasi akan nilai-nilai itu, sastra tidaklah berdiri sendiri, sebab cakupan apresiasi sangat luas, meliputi segala aspek kehidupan manusia, khususnya yang mengandung nilai yang lebih tinggi seperti kesenian, budi pekerti dan agama Rusyana (1984: 313-314).

C. METODE PENELITIAN

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian tentang kajian struktural dan sosiologi sastra dalam novel Kubur Ngemut Wewadi karya AY Suharyono adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian. Pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak, dengan metode deskriptif kualitatif seorang peneliti sastra dituntut mengungkap fakta-fakta yang tampak atau data dengan cara memberi deskripsi. Bungin (2003: 5) penelitian kualitatif membutuhkan kekuatan analisis yang lebih mendalam, terperinci namun meluas dan holistis, maka kekuatan akal adalah satu-satunya sumber kemampuan analisis dalam seluruh proses penelitian. Penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan diharapkan dapat membantu memperoleh informasi yang akurat dalam penelitian terhadap penelitian tentang kajian struktural dan sosiologis sastra dalam novel Kubur Ngemut Wewadi karya AY Suharyono.

(5)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 56

Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah novel berjudul Kubur Ngemut Wewadi karya A.Y Suharyono, cetakan pertama, tahun 1993, diterbitkan oleh CV. Sinar Wijaya kota Surabaya tahun 1993 dengan tebal buku 134 halaman. Objek penelitian dalam skripsi ini adalah aspek-aspek sosial dalam novel Kubur Ngemut Wewadi karya A. Y Suharyono, dan diawali struktur dalam novel meliputi tema, tokoh, alur, latar, gaya bahasa, dan pusat pengisahan, sedangkan kemungkinan pembelajaranya di SMA meliputi: tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, metode pembelajaran, pentahapan penyajian, dan pencapaian tujuan sastra.

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan peneliti lebih mudah, hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010: 203). Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti dengan alat bantu nota pencatat dan buku-buku acuan tentang teori sastra, teori sosiologi, artikel-artikel dari internet dan novel Kubur Ngemut Wewadi karya Ay Suharyono.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka. Menurut Subroto (1992: 42), teknik pustaka adalah menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Selain menggunakan teknik pustaka, peneliti juga menggunakan teknik catat dan teknik observasi. Yang dimaksud dengan teknik catat yaitu teknik yang digunakan untuk mencatat data-data yang ditemukan dalam nota pencatat data yang tersedia. Sedangkan teknik observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara membaca secara kritis dari karya sastra novel.

Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

1. Membaca secara kritis keseluruhan teks novel.

2. Mencatat data yang berupa narasi dan percakapan yang relevan dengan aspek struktural dan sosiologi dalam novel Kubur Ngemut Wewadi karya Ay Suharyono.

3. Mengelompokkan data berdasarkan aspek struktural dan sosiologi dalam novel Kubur Ngemut Wewadi karya Ay Suharyono. Struktural meliputi, tema,

(6)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 57

tokoh, alur, latar, gaya bahasa dan pusat pengisahan. Sosiologi yang meliputi cinta kasih, moralitas, perekonomian, kekerabatan, dan kepercayaan.

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam novel Kubur Ngemut Wewadi karya Ay Suharyono adalah teknik analisi isi. Menurut Weber dalam Soejono (2005 : 13) analisis isi yaitu metode penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang shahih dari sebuah buku dan dokumen.

Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: 1. Menafsirkan data aspek struktural yang terdapat dalam novel Kubur Ngemut

Wewadi karya Ay Suharyono.

2. Menafsirkan data aspek-aspek sosiologi novel Kubur Ngemut Wewadi karya Ay Suharyono yang meliputi aspek cinta kasih, moralitas, perekonomian, kekerabatan, dan kepercayaan. Baik berupa narasi maupun percakapan secara pragmatis atau semantik sesuai dengan sifat data tersebut.

3. Menganalisis data tentang kemungkinan pembelajaran pada novel Kubur Ngemut Wewadi karya Ay Suharyono di SMA.

4. Kesimpulan diambil berdasarkan komponen-komponen hasil analisis.

Penyajian data di dalam penelitian ini dengan cara mendeskripsikan. Deskripsi digunakan untuk menjelaskan aspek struktural dan aspek sosial dalam novel Kubur Ngemut Wewadi karya Ay Suharyono dan teknik pembelajaran sastra.

Sudaryanto (1993: 143) berpendapat bahwa teknik penyajian hasil analisis data yang demikian disebut teknik informasi karena di dalam penyajian hasil analisis data ini penulis hanya memaparkan tanpa menggunakan rumus-rumus baik di dalam penelitian maupun di dalam penyajian.

D. PEMBAHASAN DATA 1. Struktur Sastra

a. Tema: Seorang pemuda yang sedang dilanda banyak masalah, terutama masalah keuangan.

b. Tokoh dan penokohan

(7)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 58

2. Dhiek Titiek: Sederhana, setia, cantik; baik hatinya dan suka mensuport; dia pintar.

3. Santo: Pendiam, jahat

4. Bu Sarti: Penuh perhitungan, glamor. 5. Anton: Baik hati, mulia.

c. Alur: alur maju.

d. Latar: Latar Tempat, Latar Waktu, Latar Sosial e. Gaya bahasa: Simile dan Hiperbola

f. Sudut Pandang: sudut pandang orang pertama

2. Aspek-aspek Sosial Novel Kubur Ngemut Wewadi karya AY. Suharyono a. Cinta Kasih

Cinta kasih yang ada dalam novel Kubur Ngemut Wewadi karya AY. Suharyono dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu cinta kasih terhadap keluarga yaitu terhadap ayah, anak, dan cinta kasih terhadap lawan jenisnya (laki-laki dan perempuan).

Cinta kasih terhadap keluarga digambarkan pada saat bapaknya Indro menasehati Indro supaya berhati-hati di perantauan apalagi Indro mempunyai pacar hidupnya bakalan susah.

“Lha kersane Bapak ki piye, ta aku kok ora mudheng” “Aku mung wanti-wanti, Ndro, uripmu ki bakalan abot, wis urip neng paran dhewe gek kudu golet ragat lan sekolah, nek mengkono kowe mung ketungkul pacaran mesthi ambyar gegayuhanmu.”

(Kubur Ngemut Wewadi: 19) Terjemahan:

“ Maunya bapak gimana, aku tidak mengerti”

“Aku Cuma mengingatkan, Ndro, hidupmu bakalan berat hidup diperantauan sendirian harus mencari kerja dan sekolah, kalu kamu cuma pacaran pasti gagal cita-citamu” Cinta kasih yang lain ialah cinta kasih lawan jenis antara laki-laki dan perempuan, yaitu cinta kasih yang dialami oleh Indro dan Dhiek

(8)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 59

Titiek. Cinta kasih yang terjalin antara mereka berdua sangat dekat, Dhiek Titiek sangat tulus mencintai Indro apa adanya dan dalam keadaan bagaimanapun juga.

“sing tak butuhake dudu bagus utawa sugih mas, ning tresna sejati lan kasetyaan, utawa maneh sing bisa menehi pengayoman marang aku. Iki kabeh mung tak percayakake marang panjenengan, tak pasrahake tresna lan kesetyaanku marang panjenengan”.

(Kubur Ngemut Wewadi: 27) Terjemahan:

„Yang aku butuhkan bukan tampan atau kaya mas, tapi cinta sejati dan kesetiaan, atau yang dapat memberi perlindungan kepadaku. Ini semua hanya ku percayakan kepadamu, ku pasrahkan cinta dan kesetiaanku padamu‟.

Dari kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan cinta kasih yang terjalin antara keluarga dan lawan jenis yaitu terjalin sangat baik seperti Indro dengan Ayahnya, Ayahnya Indro mengkhawatirkan kehidupan Indro di perauntauan. Indro dengan Dhiek Titiek, Dhiek Titiek sangat tulus mencintai Indro apa adanya dan dalam keadaan bagaimanapun juga.

Dari semua uraian-uraian di atas dapat diketahui hubungan cinta kasih yang ada dalam novel Kubur Ngemut Wewadi, ada dua macam yaitu cinta kasih terhadap keluarga dan cinta kasih terhadap lawan jenis (laki-laki dan perempuan).

b. Perekonomian

Aspek perekonomian di dalam Novel Kubur Ngemut Wewadi karya A.Y Suharyono termasuk perekonomian menengah ke bawah. Tokoh Indro selaku tokoh utama adalah tokoh yang digambarkan sebagai seorang anak yang prihatin dia hidup di perauntauan sendirian dengan keadaan ekonomi yang sulit. Masalah ekonomi timbul saat Indro menerima surat dari Bapaknya.

(9)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 60

“Bapak ngabari yen sasi iki bapak wiwit pensiun, dadi wis ora bisa ngragati kuliahmu. Saliyane ekonomi saya abot, adhi-adhimu sing isih cilik-cilik luwih mbutuhake ragad, mula tak jaluk pangertenmu minangka anak mbarep. Mung ana dalan loro sing tak wenehke kowe minangka tetimbangan lan wawasanmu. Sepisan, kowe mulih lan nyambuta gawe melu ngenthengke tanggungane bapak, ping pindhone kowe tetep kuliah nig golekna ragad dhewe. Tak kira mung kuwi kabar saka bapak, yen ana bab-bab liyane bisa dirembug ana ngomah. Sepisan maneh tak jaluk pangertenmu”.

(Kubur Ngemut Wewadi: 16). Terjemahan:

„Bapak memberitahu kalau sekarang bapak sudah pengsiun, jadi sudah tidak bisa membiayai kuliahmu.ekonomi semakin berat, adik-adikmu yang masih kecil-kecil masih membutuhkan biaya, saya minta pengertianmu kamu kan anak sulung. Cuma ada jalan dua yang saya berikan supaya kamu mempertimbangkan. Pertama, kamu pulang dan bekerja menggantikan tanggungan bapak, yang kedua kamu tetap kuliah tapi kamu membiayai sendiri, itu saja kabar dari bapak, kalau ada hal-hal lain, bisa dimusyawarahkan di rumah, saya cuma minta pengertian kamu‟.

Setelah itu kehidupan Indro semakin sulit. Bahkan Indro terancam DO dari kuliahnya dan masalah lainya juga muncul.

“Kula kaancam D.O. saking Fakultas gandheng dereng saged nglunasi SPP, pondhokan nunggak, warung dereng saged mbayar, e, e Dhiek Titiek nyuwun enggal dipunnikah, mangka tyang sepuh sampun mboten saged paring kintunan arta gandheng sampun pensiun, tur rayi kula langkung

(10)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 61

mbetahaken ragad, kanthi mekaten saking pundi kula gadhah ragad?” (Kubur Ngemut Wewadi: 113)

Terjemahan:

„Saya diancam D.O. dari fakultas karena belum bisa melunasi SPP, kos-kosan belum bayar, warung belum bisa bayar, e.. Dhiek Titiek minta cepat dinikahi, padahal orang tua tidak dapat memberi kiriman uang karena sudah pensiun, dan lagi adik saya sedang membutuhkan biaya, dengan begitu dari mana saya dapat biaya?‟.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perekonomian yang ada dalam novel Kubur Ngemut Wewadi karya A.Y Suharyono termasuk ekonomi sulit. Hal tersebut dapat dilihat dari kehidupan Indro yang tidak bisa membiayai kehidupanya di perantauan.

c. Kekerabatan

Novel Kubur Ngemut Wewadi Karya A.Y Suharyono memiliki nilai kekerabatan yang sangat erat. Kekerabatan yang terkandung dalam novel tersebut terdiri atas kekerabatan dengan keluarga yaitu antara tokoh utama Indro dengan orang tuanya, dan kekasihnya.

Di dalam teks novel Atas Nama Cinta karya Wahyu Sujani, pengarang menggambarkan contoh kekerabatan yang terjadi dalam keluarga Indro. Kekerabatan tersebut digambarkan pada saat Indro ditawari pekerjaan oleh ayahnya.

“Ndro.” “Piye, pak?”

“Bapak duwe wawasan mbok menawa kowe bisa nampa.” “Apa kuwi?”

“Bapak duwe kanca sing dadi Ketua Yayasan Pendidikan, salah sijining sekolah yakuwi ing S.M.P. rak mbutuhake guru Bahasa Indonesia, mbok menawa kwe saguh kepiye nek lowongan iku tokisi?”

(11)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 62

“Iya semono mau kowe nek saguh. Malah aku ki ya wis kandha karo kancaku mau, dheweke ya saguh nampa kok, tak kira iki kalodhangan sing becik, Ndro. Awit mung taun iki dheweke bisa nanggung.”

(Kubur Ngemut Wewadi: 18) Terjemahan:

“Ndro.” “Iya, pak?”

“Bapak punya pandangan siapa tahu kamu bisa menerima” “Apa itu?”

“Bapak punya teman yang jadi Ketua Yayasan Pendidikan salah satunya sekolah yaitu di SMP membutuhkan guru bahasa indonesia, siapa tahu kamu bisa gimana jika lowongan itu kamu isi.”

“Jadi aku ngajar di SMP di kota sini, pak?,

“Iya kalau kamu mau, aku juga sudah bicara sama temanku, dia juga menyanggupi menerima, saya kira itu kesempatan yang baik, mulai tahun ini dia bisa menyanggupi.

Kekerabatan yang lain yaitu juga digambarkan antara lawan jenis yaitu Indro dengan Dhiek Titiek, Dhiek Titiek sangat baik dia menyemangati Indro dan mau menemani Indro saat mencari pekerjaan. Hal ini terlihat dalam kutipan dibawah ini:

“Aku ora bisa matur, Mas, ning becike dicoba wae, takkancani ta, wis anggone golek samben.”

“Maturnuwun Dhik Titiek, ya kuwi sing tak karepke, bisaa sliramu minangka tuwuhing semangat anggonku nggayuh cita-cita iki”

(Kubur Ngemut Wewadi: 21) Terjemahan:

“aku tidak bisa bilang, Mas, tetapi baiknya dicoba saja, saya temani ya, mencari pekerjaan.”

(12)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 63

“Trimakasih Dhiek Titiek, ya itu yang saya harapkan, dirimu bisa memberi semangat keinginanku meraih cita”

Dari kutipan di atas dapat diambil simpulan bahwa hubungan kekerabatan yang terjalin baik antara Indro dengan keluarga, Dhiek Titiek dengan Indro , pada dasarnya semuanya terjalin dengan baik, karena semua tokoh peduli dengan keadaannya.

d. Kepercayaan

Novel Kubur Ngemut Wewadi Karya A.Y Suharyono memiliki nilai kepercayaan. Kepercayaan yang terkandung dalam novel tersebut ialah kepercayaan kepada Allah Swt. tokoh Dhiek Titiek dalam novel ini menganut agama islam, yang patuh dengan ajaran agama Islam. Di dalam teks novel Atas Nama Cinta karya Wahyu Sujani, pengarang menggambarkan contoh pada saat Dhiek Titiek merasa senang diberi anugrah yang besar dari Gusti Alloh.

“Mas Indro Kabeh wis ludhang mas!”

“Mengko dhisik, ta, jenenge ki ana apa, isin ah disawang wong akeh”

“Ya ben, aku bungah Mas, bungah banget, awit bisa nampa kanugrahan kang gedhe saka Gusti Allah”.

(Kubur Ngemut Wewadi: 124) Terjemahan:

“Mas Indro semua sudah terbuka mas!”

“Nanti dulu, memangnya ini ada apa, malu ah dilihat orang banyak”

“Biarin, aku bahagia mas, bahagia banget, sejak menerima anugrah yang besar dari Gusti Allah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek kepercayaan dalam novel Kubur Ngemut Wewadi karya A.Y Suharyono yaitu kepercayaan kepada Allah Swt. Kepercayaan kepada Allah Swt dilihat dari tokoh Dhiek Titiek Saat merasa senang diberi anugrah yang besar dari Gusti Allah.

(13)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 64

3. Pembelajaran Novel “Kubur Ngemut Wewadi” di SMA

Pembelajaran novel “Kubur Ngemut Wewadi” Khususnya di SMA dapat dikatakan sama dengan jenis prosa lainnya seperti cerpen, yaitu menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang terdapat dalam novel “Kubur Ngemut Wewadi” karya A.Y Suharyono. Dalam pembelajaran seorang guru tidak hanya mengajarkan teori-teori sastra, tetapi juga harus dapat menerapkan teori-teori sastra yang diajarkan. Kegiatan ini dapat melatih siswa dalam mempertajam perasaan, penalaran dan daya khayal serta kepekaan terhadap budaya dan lingkungan hidup.

a. Tujuan pembelajaran Sastra

Kurikulum satuan pendidikan menggunakan kemampuan dasar dan indikator hasil belajar sebagai ganti tujuan pembelajaran umum dan khusus. Pembelajaran Novel “Kubur Ngemut Wewadi” karya A.Y Suharyono melatih sisiwa menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang membangun novel tersebut.

1) Kemampuan Dasar

Mengidentifikasikan struktural dan sosiologi sastra yang terdapat dalam novel “Kubur Ngemut Wewadi”.

2) Indikator Hasil Belajar

Indikator hasil belajar untuk membelajarkan stuktural dan sosiologi sastra di SMA, yaitu:

(a) Siswa memahami struktur novel “Kubur Ngemut Wewadi” karya A.Y Suharyono.

(b) Siswa memahami sosiologi sastra dalam novel “Kubur Ngemut Wewadi” karya A.Y Suharyono.

(c) Siswa mengetahui nilai-niali sosial yang terdapat dalam novel “Kubur Ngemut Wewadi” karya A.Y Suharyono.

b. Bahan Pembelajaran 1) Segi Bahasa

Novel “Kubur Ngemut Wewadi” sebagai bahan pembelajaran sastra disusun menggunakan bahasa jawa ngoko. Dengan adanya bahasa tersebut penguasaan bahasa jawa setiap siswa menjadi bertambah.

(14)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 65

2) Segi Latar Belakang Budaya

Novel “Kubur Ngemut Wewadi” karya A.Y Suharyono, menghadirkan cerita yang berlatar belakang budaya jawa, walaupun tokoh utama bukan asli orang jawa, karena kehidupanya dilingkungan orang jawa. Tokoh dalam novel mencerminkan orang jawa yang mempunyai sifat baik. Dengan demikian siswa dapat belajar dan mengambil nilai-nilai sosial yang disampaikan pengarang.

3) Segi Psikologis

Novel “Kubur Ngemut Wewadi” sebagai bahan pembelajaran sastra mengandung permasalahan hidup dan nilai-nilai. Siswa dirangsang untuk menemukan persoalan dan mencari penyelesaian tentang masalah kehidupan seperti yang terdapat pada novel.

Tingkat perkembengan jiwa siswa dapat mempengaruhi proses belajar dalam kelas. Melalui tahap realistik siswa guru dapat meningkatkan kemampuan dasar siswa untuk kesiapan bekerja sama dalam apresiasi sastra. Metode diskusi dapat disajikan dalam rangka mengembangkan kemampuan berbicara dan sikap menghargai pendapat orang lain.

c. Metode Belajar

Pembelajaran sastra mengutamakan apresiasi karya sastra sebagai kegiatan belajar mengajar, guru harus memilih metode pembelajaran sesuai bahan ajar yang disajikan. Proses belajar mengajar apresiasi sastra guru menggunakan metode beragam, yaitu ceramah, diskusi, dan pemberian tugas.

1) Metode Ceramah

Metode ceramah dapat digunakan guru dalam pembelajaran sastra, khususnya novel “Kubur Ngemut Wewadi”. Dengan metode ceramah, guru dapat menceritakan isi novel tersebut secara singkat dan dapat menjelaskan tentang pengertian unsur intrinsik dan ekstrinsik yang akan dipelajari. Sebagai metode mengajar, metode ceramah mempunyai kelebihan yaitu: guru dapat melatih, menghemat waktu dalam kegiatan belajar mengajar, dapat merangsang dan memperbesar keingintahuan siswa mengenai ringkasan cerita novel “Kubur Ngemut Wewadi” yang dibacakan guru, sehingga siswa mempunyai keinginan untuk membaca

(15)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 66

novel tersebut secara keseluruhan. Metode ceramah juga mempunyai kelemahan, yaitu tidak dapat diketahui bila ada siswa yang belum paham materi yang di sampaikan guru, meskipun mereka diberi kesempatan bertanya, dan jika tidak ada seorangpun bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham dengan penjelasan guru.

2) Metode Diskusi

Metode diskusi dapat digunakan dalam pembelajaran novel “Kubur Ngemut Wewadi” karya A.Y Suharyono dengan metode diskusi guru dapat membagi jumlah siswa ke dalam beberapa kelompok dan meminta siswa siswa untuk mendiskusikan unsur intrinsik dan ekstrinsik yang membangun novel tersebut. Kelebihan metode diskusi dalam pembelajaran, yaitu: murid dapat belajar bermusawarah untuk menemukan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel “Kubur Ngemut Wewadi”, setiap murid menghargai pendapat orang lain apabila dalam bermusyawarah ada perbedaan pendapat. Kelemahanya, yaitu hasil diskusi setiap kelompok belum tentu sama, maka dibutuhkan waktu cukup banyak untuk menyimpulkan hasil diskusi.

3) Metode pemberian tugas belajar (resistansi)

Pemberian tugas dirumah merupakan bagian kegiatan belajar mengajar sastra yang tidak dapat ditinggalkan. Tugas yang diberikan untuk membaca sebagian atau seluruh cerita yang ada, khususnya yang mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik. Kelebihan unsur resistansi dapat mengembangkan rasa tanggung jawab siswa untuk dapat menyelesaikan tugas, dengan baik tanpa bimbingan guru karena dikerjakan di rumah. Kelemahanya sulit mengukur kemampuan siswa karena tidak diketahui tugas tersebut dikerjakan sendiri atau dengan bantuan orang lain.

d. Pentahapan Penyajian

Pentahapan penyajian berhubungan erat dengan jenis karya sastra. Pentahapan penyajian di bahas untuk berbagai karya sastra yang dipakai guru dalam pembelajaran sastra disekolah. Seorang guru hendaknya selalu mengetahui dan menyadari prinsip ganda yang terdapat dalam karya sastra. Pentahapan penyajian dalam karya sasrta ada dua yaitu:

(16)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 67

1) Sastra sebagai pengalaman

Sifat dasar dari sebuah karya sastra adalah hanya dapat ditangkap oleh siswa dengan baik apabila setiap unsur khusus dihadirkan sebagai suatu pengalaman yang baru. Jadi, dalam pembelajaran novel di SMA hal dasar yang dapat ditangkap oleh siswa dengan baik apabila dalam pembelajaran novel pada setiap unsur-unsur yang terdapat dalam novel dihadirkan dengan baik, dan dijadikan suatu pengalaman yang baru. Pengalaman merupakan apa saja yang terjadi dalam hidup yang dihayati, dinikmati, dirasakan, dipikirkan, sehingga dalam pembelajaran novel kita dapat lebih berinisiatif.

2) Sastra sebagai bahan

Belajar sastra khususnya novel di SMA pada dasarnya adalah belajar praktek. Belajar sastra khususnya novel harus berpangkal pada realitas bahwa setiap karya merupakan sebuah kumpulan kata yang perlu diteliti, ditelusuri, dianalisis, dan diintregasikan. Guru sastra hendaknya harus dapat digunakan untuk berbagi kepentingan. Untuk mengungkapkan perasaan, memberi informasi, mengatur, dan membujuk orang.

e. Pencapaian tujuan sastra

Titik tumpu dari keberhasilan sastra adalah pada apresiasi sastra tersebut. Pencapaian tujuan sastra khususnya pembelajaran novel dalam pengajaran bahasa jawa berperan dalam usaha pemerintah didalam usaha untuk mempertahankan budaya daerah. Hal ini sangat penting karena pelajaran bahasa jawa sekarang sudah dijadikan sebagai muatan lokal wajib mulai dari tingkat SD sampai dengan SMA.

E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang terdapat pada Kajian Sosiologi Sastra Novel “Kubur Ngemut Wewadi” karya A.Y Suharyono dan Kemungkinan Pembelajaranya di SMA, maka peneliti mengambil simpulan sebagai berikut. 1. Unsur struktural novel Kubur Ngemut Wewadi meliputi tema, tokoh, alur, latar, gaya bahasa dan pusat pengisahan. (a) tema, yaitu tentang seorang

(17)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 68

pemuda yang sedang dilanda berbagai macam masalah. (b) tokoh, tokoh utama yaitu Indro, sedangkan tokoh tambahannya adalah Dhiek Titiek, Santo, Bu Sarti, Anton. (c) alur, novel Kubur Ngemut Wewadi menggunakan alur maju. (d) latar, terdapat tiga macam latar yaitu, 1) latar tempat, kamar Indro, kos-kosan Indro, kampus, jalan, kuburan, penjara, toko emas, 2) latar waktu, malam hari, siang hari, dhuhur, tengah malam, malam hari. 3) latar sosial, dilihat dari latar sosial yaitu pada tokoh Bu Sarti dia orang kaya. (e) gaya bahasa, novel Kubur Ngemut Wewadi terdapat gaya bahasa simile yaitu pada kalimat kaya Gatutkaca ilang gapete, artinya seperti Gatutkaca hilang kesaktiannya. (f) pusat pengisahan atau sudut pandang, dalam novel Kubur Ngemu Wewadi pengarang menggunakan sudut pandang persona Pertama. “Aku” pelaku utama. Artinya pengarang berada di dalam cerita dan menjadi pelaku utama. Pengarang berperan sebagai tokoh utama dan menceritakan isi hati, kata hati para pelakunya.

2. Aspek sosiologi pada novel Kubur Ngemut Wewadi dapat digolongkan menjadi lima kategori, yaitu (a) cinta kasih dibagi menjadi dua, cinta kasih terhadap keluarga terdiri dari cinta kasih terhadap anak, dan ayah dan cinta kasih terhadap lawan jenis yaitu antara laki-laki dan perempuan, terjalin dengan baik. (b) perekonomian termasuk kedalam kelas ekonomi sulit dapat disimpulkan karena tokoh utama dalam novel tersebut mengalami kesulitan dalam hal uang. (c) kekerabatan terdiri dari kekerabatan antara keluarga dan lawan jenis, yang terjalin dengan baik, (d) kepercayaan termasuk kepercayaan kepada Allah Swt. karena tokoh dalam novel tersebut menyebut nama Allah karena diberi anugrah yang besar dari Allah.

3. Pembelajaran novel Kubur Ngemut Wewadi karya A.Y Suharyono sesuai dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), yang terdiri dari tujuan, bahan, metode, pentahapan penyajian, dan pencapaian tujuan.

B. Saran

1. Bagi Guru

Semoga penelitian ini dapat membantu para guru khususnya guru SMA dalam mengerjakan pembelajaran sastra di SMA. Dalam mengerjakan harus mengadakan penelitian terlebih dahulu terhadap bahan

(18)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 69

pengajaran yang akan diberikan kepada siswa, dengan demikian, guru dapat mempertimbangkan karya sastra tersebut sesuai atau tidak dengan tingkat pemahaman siswa.

2. Bagi Siswa

a. Dengan Penelitian ini diharapkan siswa mampu mengapresiasi novel Kubur Ngemut Wewadi karya A.Y Suharyono.

b. Siswa mampu mengetahui unsur struktur dalam novel Kubur Ngemut Wewadi karya A.Y Suharyono.

c. Siswa mampu mengetehui unsur sosiologi dalam novel Kubur Ngemut Wewadi karya A.Y Suharyono.

d. Penelitian ini dapat menambah wawasan sastra siswa.

e. Penelitian dapat memperdalam keterampilan siswa dalam berbahasa. 3. Bagi Pembaca

Dengan penelitian ini diharapkan pembaca dapat lebih mudah dalam memahami novel Kubur Ngemut Wewadi karya A.Y Suharyono. Selain itu, pembaca dapat menggunakan penelitian ini sebagai acuan dalam mempelajari karya sastra, khususnya sosiologi sastra.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suata Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Baribin, Raminah. 1985. Teori Apresiasi Prosa Fiksi. Semarang: IKIP Negeri Press.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press.

Damono, Sapardi Djoko. 1984. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dyah Agustina, Dina. 2010. “Analisis Sosiologi Novel Randha Saka Jogja Karya Suparta Brata dan Pembelajarannya di SMA Kelas XI”. Purworejo: Skripsi UMP.

Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Endraswara, Suwardi. 2008. Pengantar Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Sewon Press.

Faruk. 2010. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Hidayah, Nurul. 2012. “Kajian Sosiologi Sastra Novel Nalika Prau Gonjing karya Ardini Pangastuti, BN”. Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.

(19)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 70

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Prabowo, Joko Setyo. 2008. ”Analisis Sosiologi Sastra Novel Sintren karya Dianing Widya Yudhistira”. Purworejo: Skripsi UMP.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Rusyana, Yus. 1984. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: C.V.Diponegoro. Sayuti, Sumiyanto A. 2000. Berkenalan Dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

Soekanto, Soejono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT. Raja Grafindo. Subroto, Edi. 1992. Pengantar Metoda Penelitian Linguistik Struktural.

Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Suharyono, Ay. 1993. Kubur Ngemut Wewadi. Surabaya: C.V. Sinar Wijaya. Suyitno, 1984. Teknik Pengajaran Apresiasi Sastra dan Kemungkinan Bahasa.

Yogyakarta: Hanindita.

Tim. 2012. “Pedoman Penulisan Skripsi”. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wellek, Rene dan Warren Austin. 1990. Teori Kesusastraan. (Terjemahan Melani Budianta). Jakarta: PT Gramedia. (Buku asli diterbitkan tahun 1977).

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Lenteng Agung Jagakarsa Jakarta

“ TINJAUAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA PERIODE JANUARI-DESEMBER

Saccharomyces cereviceae terlebih dahulu dalam pembuatan bioetanol dari fermentasi glukosa hasil hidrolisis tepung biji nangka. 2) Bagaimana pengaruh konsentrasi ragi dan

dancer has to dance two characters as white swan and black swan. Luckily, Nina is one of them. On the training, when she turn comes she. does the dance well, but, not

The objectives of this final project report are to find out the problems faced by marketing department in selling the products of Kusuma Kartikasari Hotel and to find out

[r]

Gedung perpustakaan enam lantai dengan basement dibangun di wilayah gempa dua direncanakan dengan daktail penuh dan berdiri di atas tanah sedang. Data struktur.. Gedung terdiri

Penelitian ini merancang sebuah kriptografi simetris menggunakan fungsi polinomial orde -5 dan fungsi Arctan sebagai kunci, yang kemudian proses enkripsi dan dekripsi dirancang