• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN KONSEP DASAR LISTRIK TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN KONSEP DASAR LISTRIK TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KATAPENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa dan

lagi Maha Pengasih, karena atas berkat limpahan rahmatNya sehingga tesis ini

dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini berjudul "Pengaruh Strategi

Pembelajaran dan Kemampuan Konsep Dasar Listrik Terhadap Kompetensi ~is wa

PadaPerawatan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan Otomotif', Tesis ini merupakan

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program

Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Peneliti menyadari bahwa tesis ini masih- belum sempurna dan masih

ditemui kekurangan·kekurangan, terutama kekurangan dan keterbatasan yang

terdapat pada penulis. Atas kekurangan dan keterbatasan yang ada dalam tesis ini,

penulis mengharapkan kritik yang konstruktif guna perbaikan pada penelitian

selanjutnya atau penelitian lain. Pada kesempat@ ini penulis menrampaikan

ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta staf,

yang banyak membantu penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan

baik,

2. Bapak=' Ketua dan Sekretarts Program Studi 1'eknologi Pendidikan Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta staf, yang sangat membantu

penulis dalam pelaksanaan perkuliahan dan penelitian sehingga segalaya

dapat berjalan dengan baik. , -.; ~

3. Bapa~ Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., yang selalu memberikan

bimbingar; sehingga penelitian dan penulisan tesisini dapat terlaksM'a dcngan

baik.

4. Bapak. Dr. Ibrahim Gultom, M:Pd., yang selalu memberikan bimbingan

sehingga penelitian dan penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Bapak-Dr. Abdul Hamid K., M.Pd., Bapak Dr~ Harun Sitompul, ~.Pd., dan

Bapak Dr. Efendi Napitupulu selaku nara sumber yang memberikan

masukan-l

masukan berharga sehingga pelaksanaan penelitian ini dapat berlangsung dengan baik.
(2)

6. Bapak Kepala SMK Negeri 2 Medan, yang memberikan kesempatan untuk

melaksanakan penelitian di

SMK

Negri

2

medan, sehingga penelitian dapat

berlangsung dengan baik.

7. Bapak Ketua Program Studi Otomotif beserta staf pengajar di SMK Negeri 2

Medan, yang memberikan bantuan dan berpartisipasi dalam pelaksanaan

penelitian ini, sehingga penelitian dapat berlangsung dengan baik.

8. Kepada seluruh keluarga, khususnya istri saya Lisma Efrina, S.Pd. yang

selalu memberikan dorongan selama mengikuti pendidikan hingga selesainya

penulisan tesis ini. ~

-9.

Kepada semua

rekan

mahasiswa

PPs

Unimed

dan

semua pihak yang membatu

terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala bentuk

bantuan

dan kebaikan para Bapak dan Ibu

mendapat imbalan yang setimpal

dari

Yang Maha Kuasa. ,

Medan, Agustus 2005

Muhammad Amin

(3)

ABSTRAK

Muhammad Amin : l)engaruh Strategi Pembelajaran Dan Kemampuan Konsep Dasar Listrik Terhadap Kompetensi Siswa Pada Perawatan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan Otomotif. Tesis : Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan, 2005.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) perbedaan kompetensi siswa dalam perbaikan sistem kelistrikan otomotif antara kelompok yang diberi pembelajaran kontekstual dengan kelompok yang diberi pembelajaran dengan modul, (2) perbedaan kompetensi siswa dalam perbaikan sistem kelistrikan otomotif antara kelompok yang memiliki kemarnpuan konsep dasar listrik tinggi dengan ke!qgt.pok yang memiliki kemampuan konsep dasar listrik rendah, dan (3) adanya interaksi antara kemampuan konsep dasar listrik dengan strategi pembelajaran dalam mempengaruhi kompetensi siswa pada perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan otomotif.

Penelitian ini d ilaksanakan di SMK Negeri 2 Medan pada tahun akademik 2004/2005. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Jumlah sampel penelitian sebanyak 51 orang yang tersebar pada dua kelas R.erlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah..pembelajaran kontekstual di suatu kefas, dan pembelajaran dengan modul pada kelas yang lainnya. Data diperoJeh dengan melakukan uji kompetensi terhadap siswa seteJah perlakuan pembelajaran diberikan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varian (ANA VA) dua jalan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Strategi pembelajaran kontekstual memberikan kompetensi siswa yang lebih baik hila dibandingkan dengan stratt<gi pembelajaran menggunakan modul pada perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan otomotif, hal ini terlihat dari nilai kompetensi rata-rata yang diperoleh siswa pada kelompok yang diajar dengan pembelajaran kontekstual mencapai 72,88, sedangkan ketompok siswa yang diajar dengan pembelajaran menggunakan modul hanya mencapai

67,40,

(2) Kelompok siswa yang memiliki kemampuan konsep dasar listrik tinggi memperoleh nilai kompetensi perawatan dan petbaikan sistern kelistrikan otomotif yang lebih baik hila dibandingkan dengan keiompok siswa yang memiliki kemampuan konsep dasar lis•.r:k-rendah, hal ini terlihat dari nilai kompetensi rata-rata yang diperoleh siswa p.iria kelcmpok yang memiliki kemampuan konsep dasar listrik tinggi mencapai 73,40,

sed<~n gkan kelompok siswa yang merniliki kemampuan konsep dasar listrik

rendah hanya mencapai 67, 12, (3) Terdapat interaksi a.ntara strategi pembelajaran dengan kemampuan konsep dasar listrik dalam mempengaruhi kotnpetensi siswa pada perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan otomotif, hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bagi kelompok siswa yang ~ memiliki

kemampuan konsep dasar listrilc tinggi memperoleh nilai kompetensi lebih baik bagi yang diajar dengan pembeJajaran kontekstual, sedangkan bagi siswa yang memiliki kemampuan konsep dasar listrik rendah memperoleh nilai kompetensi lebih baik bagi yang diajar dengan menggunakan modul. Dengan demikian diharapkan bagi guru yang mengajar perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan otomotif untuk dapat menerapkan pembelajaran kontekstual guna meningkatkan kompetensi.siswa.

(4)

-ABSTRACT

Muhammad Amin : The Influence of Learning Strategy And Ability of Electrical Basic Concept Toward Students Competence maintenance and Repair of Automotive Electrical System. Thesis : Postgraduate Program State University of Medan, 2005.

This research is aimed at knowing : (I) the difference of student competence in repair of automotive electrical system between group given contextual learning with group given learning with module, (2) the difference of student competence in repair of automotive electrical system between group owning high electrical basic concept ability with gr_oup owning low electrical basic concept ability, and {3) the-interaction between ability of electrical basic concept with learning strategy in influencing student competence at maintenance and repair of automotive electrical system.

This research is conducted in SMK Negeri 2 Merum of 2004/2005 academic year. The a quasi experiment method is done by using 2 x 2 factorial design. The number of research sample counted 51 spreading over at two treatment cta-ss. One class is given treatment by contextual learning, and_other one is given learning with module. The data obtained by competence test to students after treatment of study given. The data are analyzed by using analysis of variance (ANOVA) two way.

The result of the research shows that : (1) Contextual learning Strategy given better students competence than learning strategy using module at maintenance and repair of automotive electrical system. This can be seen from means . of competence value of students taught by- contextual learning reaches 72,88, while students taught by use module only reaches 67,40, (2} Students owning high electrical basic concept ability obtains better competence at maintenance and repair of automotive electrical system than students owning low electrical basic concept. This can be seen from means of competence student group owning of high e lectrical basic concept reaches 73,40, while student group owning of low electrical basic concept ability only reach 67, 12, (3) There is interaction 5etween learning strategy are competence: of electrical basie... concept influencing student competence at maintenance and repair of automotive electr ical system. This matter is proven from the result of research indicating that student group owning of ltigh electrical basic concept were obtains better competence value and taught with contextuat learning, while to student owning ability of low .electrical basic concept obtain better competence value and taught by module. The thereby it expected to teacher which teaching maintenance and repair of automotive- electrical system- to be able to apply contextual learning..utilize to improve student competence.

(5)

DAFTARISI

Halaman

ABSTRAK ... .

ABSTRACT ... . II

KA TA PENGANT AR ... .. iii

DAFTAR l SI ... .J v

DAFTAR TABEL ... .. VII

DAFf AR GAMBAR ... . DAFT AR LAMPIRAN ... .

BAB I PENDAHULUAN

/

u IN

ix

)

X

A. Latar Belakang Masalah

... :: ...

~ 1

B. Identifikasi Masalah ... .

C. Pembatasa Masalah

D.

Perumusan Masalah ... ..

E. Tujuan Penelitian

9

)

10 11 11

F. Manfaat Penelitian ... ... .... ... .... ... .. ... ... .. .. .... . ... ... .. ... 1 12

e

BABll

KA.TIAN T EORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN )"

~~st.ec~l

~ ....

~,

\

~

J PENGAJUAN IDPOTESIS c

I

,

~ A. ~es:~=~::~~~-~i~~~~:;;~~;~-~~:~~;:···

:~

- 2. Strateg1 PembelaJaran ... . 19

a. Strategi Pembelajaran Kontekstual ... . 21

b. Strategi Pembelajaran Dengan Menggunakan Modul

3. Kemampuan Konsep Dasar Listrik ... .

B. Penelitian Yang Relevan ... .

32

)

36

39

C. Kerangka Berpikir ... ... ... ... ... ... ... .... .. ,

o -p

H' · - - "'-...:

BAB

m

~:~::

P:~::=

:

.

4~5 N£C~

·rr~S"

A. Tc.mpat Dan Waktu Penehtlan ... ::-... .

B. Variabel Penelitian ... /. ....

~

... .

42

47

4:'4)

49

C.

Metode dan Rancaqg!_n Penelitian ... ~ ... .. 49

D. Validitas Penelitian ... ::-; 50

E. Populasi Dan Sam pel ... ..

F. Definisi Operasional ... ..

G. Pelaksanaan Perlakuan ... .

52

)

53

54 H. Instrumen Penelitian ,. ... .

57

T.

Teknik Analisa Data-:-... :-:-... . 58
(6)

: ~AB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data HasH Penelitian

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... . C. Pengujian Hipotesis ... . D. Pembahasan Hasil Penelitian ... ..

E.

Keterbatasan Penelitian ... , ... . BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

oc-1.1

A. Simpulan ... .. \ B. Implikasi ... ..

C. Saran ... .

Daftar

Pustaka

vi

61 73

78

87

94

96

97

99

- 100

(7)

OAFTAR TABEL

Nomor Tabel Uraian Halaman

Tabel 1

Tabel

2

Tabel

3

Tabel 4

r

>

Tabel

5

Tabel 6

r

>

Tabel 7

Tabel 8

Tabel

9

--Tabel 10

Tabel 11

Tabel 12

Perbandingan Pembelajaran Kontekstual

dan Dengan ...

Modul ... . NE 44

Rancangan

Penelitian ...

~

...

~ . H .~

... .

;r. I %.

50

Kisi-Kisi Soal Kemampuan Konsep Dasar Listrik ... ~

11

,Mt 58

-Distribusi Skor Kompetensi Siswa Yang Oiberikan

~

Pembelajaran Kontekstual ... ... 62

\ J 41 Distribusi Skor Kompetensi Siswa Yang Diberikan

Pembelajaran Dengan Modul ... _ "' 63

~ 'VIM,.

-

--Distribusi

Skor

'Kompetensi Siswa Yang Memiliki

~

Kernampuan Konsep Dasar Listrik Tinggi ... ... 65

~ IJ.i

Distribusi Skor Kompetensi

Siswa

Yang

Memiliki

.bo I

Kemampuan K~nsep Dasar Listrik Re~dah ... ,..1M

e

66

~

Distribusi

Skor

Kompetensi

Siswa -yang

Diberikan

Pembelajaran

Kontekstual

Dengan

Kernampuan

Konsep

Dasar Listrik

Tinggi ... .

I 'Z. Distribusi Skor Kompetensi

Siswa

yang Diberikan Pembelajaran - Kontekstual Dengan Kemampuan Konsep

Dasar Listrik

Rendah ... .

/ ~

Distribusi Skor Kompetensi Siswa yang Dibe_rikan Pembelajaran

Modul 'Dengan

Kemampuan

Konsep

Dasar Listrik

!inggi ... ~ ... ,~

68

71

Distribusi Skor Kompetensi Siswa yang Diberikan Pembelajaran Modul Dengan Kemampuan Konsep

~

-~~~~

DaJar

Listrik

Rendah ... .

72

H ' 1 P as1 enguJlan orma " N l' ttas d ata ... n

D/

~ ~ .. ,Meo

-

_ : _ / " ~

74

(8)

Tabel

13

Tabel

14

Tabel

15

Tabel

16

Tabel 17

Tabel

18

Tabel

19

Tabel

20

Tabel

21

"

'

-..

Perhitungan Homogenitas Data Kelompok Strategi

Pembelajaran ... ..

Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas Varians

Kelompok Strategi Pembelajaran ... .

Perhitungan Homogenitas Data Kemampuan Konsep

Dasar Listrik ... .

Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas Varians

Kelompok Kemampuan Konsep Dasar Listrik ... ..

Perhitungan Homogenitas Data Hasil Penelitian ... ..

H 'I P

as1 enguJlan omogemtas ar1ans opu as1 ... .

" H

.

V .

P

I '

"NM~

--_....-...

S NEe

Rangkuman Data Hasil Penelitian

Hasil Perhitungan Anava ... .

Rangkuman Hasil Uji Perbandingan Antar Kelompok

Perlakuan

t . . . .. .. . . , . . . ... . . .

viii

75

76

76

77

78

79

[image:8.595.60.508.71.727.2]
(9)

DAFI'AR GAMBAR

Nomor Gbr. Uraiao Halaman

Gambar 1

[image:9.595.64.495.78.749.2]

Gam bar 2

Gambar 3

Gambar 4

Gambar

5

(f

Gambar 6

Gambar 7

Gambar 8

(f

Gambar 9

Histogram Skor Kompetensi Siswa Yang Diberikan Pembelajaran Kontek.stual ... .

Histogram Skor Kompetensi Siswa Yang Diberikan Pembelajaran Dengan Modul ... ..

Histogram Skor Kompetensi Siswa Yang Memiliki Kemampuan Konsep Dasar Listrik Tinggi ... .

Histogram Skor Kompetensi Siswa Yang Memiliki Kemampuan Konsep Dasar Vistrik Rendah ... .

Histogram Skor Kompetensi Siswa yang Diberikan Pembelajaran Kontekstual Dengan Kemampuan Konsep Dasar Listrik Tinggi ... ..

Histogram Skor Kompetensi Siswa yang Diberikan Pembelajaran 1S_ontekstual Dengan Kemampuan 1M

e:

Konsep Dasar Listrik Rendah ... ::-... ~

e. NEe

62

64

67

70

.p.J'

Histogram Skor Kompetensi Siswa yang Diberikan Pembelajaran Modul Dengan Kemampuan Konsep Dasar Listrik Tinggi ... .

Histogram Sk;;r Kompetensi SisW8-yang Diberikan

Pembelajaran

Modul Dengan

Kemampuan

Konsep

Dasa.r Listrik Rendah ... ..

ix

7-J

73

(10)

No. Lampiran

Lampiran 1

Lampiran

2

I >

DAFTAR LAMPIRAN

Uraian

Tes Kemampuan Konsep dasar Listrik ... .

Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Konsep dasar

Listrik ... .

Lampiran

3

Silabus

Perbaikan

Sistem Kelistrikan Otomotif ... .

Lampiran

4-

Kisi-Kisi dan Soal Tes Kompetensi- ... .

Lampiran

5 HasH pji

Coba Tes Kompetensi ... .. .

Lampiran

6

Hasil Tes Kemampuan Konsep Dasar Listrik ... .

Lampiran

:J-

Rencana

Pembelajaran ... .

Lampiran 8

Contoh Modul Pembelajaran ... .

Lampiran 9

Data Hasil Penelitian dan Deskripsi Data ... .

Halaman

104

-"--...._

'

109

119

~

..

--

121

,...J

c,

129

137

VIII

139

-..-.

. Nl:

149

181

Lampiran- 1 0 Uji

Persyaratan Anatisis ...

...,.=...

~

_.,.__

184

'S N~

Lampiran

11 Uji

Hipotesis ...

191

(11)

A. Latar Belakang Masalab

BABI

P ENDAHULUA.~

/ Pendidikan merupakan salah satu wujud kebudayaan manusia, dimana

kebudayaan itu sendiri selalu tumbuh dan berkembang mengikuti dinarnika

perkembangan zaman. Dengan demikian pengembangan dan perubahan sistem

pendidikan; kurikulum dan komponen pendidikan lainnya merupakan hal yang

wajar terjadi dalam dunia pendidikan. Penyempurnaan sistem pendidikan dan

komponen lainnya perlu dilakukan terus menerus dan sistematik, selain untuk

menyesuaikan dunia pendidikan dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu dan

teknologi dalam masyarakat, juga untuk menjawab tantangan masa depan. l:'.o

1

t:

Sekolah Menengah Kejuruan, sebagai institusi yang mengelola pendidikan

ditingkat menengah diharapkan dapat terus berkembang sesuai tuntutan

perubahan.- Dimana pada aKhir-akhir ini banyak Kritik yang ditujukan pada

sekolah menengah kejuruan (SMK), misalnya pihak industri yang menjadi

pasangan dalarn program Pendidikan Sistem Ganda {PSG) di Sumatera Utara

"

meragukan kemampuan siswa yang mengikuti praktek d i perusahaan, sehingga

menjadi faktor penghambat pelaksanaan PSG terse but (Bappeda Propsu, 200 I),

dan selanjutnya para pemakai tenaga kerja meragukan lulusan SMK karena_

mereka menganggap bahwa keterampilan yang dimiliki belum layak pakai dan

bel urn mampu mengikuti pesa1nya perkembangan dan kemajuan teknologi .

~~ Pendapat para pendidik lainnya bahwa SMK harus dikelola dengan serius

supaya menghasilkan para lulusan yang terampil dalam bidangnya

(12)

2

daerah. Kebijakan ini sebagai salah satu upaya untuk mengisi lapangan kerja

terutama di daerah. Fenomena yang senantiasa menghantui sektor pendidikan

dewasa ini adanya hasil~hasil penelitan yang mengungkapkan bahwa mutu pendidikan di lndonsia masih rendah dan bahkan ada yang mengungkapkan

bahwa sistem pembelajaran kita kurang efektif, hal ini sejalan dengan data hasil

ujian akhir nasional untuk SMK tahun 2003/2004 yang hanya mencapai rata-rata

4,82 (A smara~ 2004). Hal ini menunjukkan bahwa kegi~tan pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih kurang efektif, kurang efisien dan kurang

menggairahkan siswa belajar. Selanjutnya hasil studi akhir Diknas Propsu juga

menunjukkan bahwa masih rendahnya kemampuan guru dalam pengelolaan

pembelajaran merupakan salah satu faktor rendahnya pencapaian hasil belajar

!>iswa, dan masih terdapat 6149 guru yang dianggap tidak layak mengajar di SMK

Sumatera Utara. I '· .... ~ / 1 . .... c / 1 . .... c /

"IJIME.v J "AI•W!E.v J "Ait.,(':.v /

Pennasalahan utama yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan di

SMK

adalah masih rendahnya kompetensi lulusan, sehingga kurang mampu

memenuhi tuntutan dunia kerja. Beberapa faktor dominan yang mempengaruhi

keadaan tersebut antara lain metode pembelajaran, materi yang diajarkan, sumber

daya manusia, lingkungan dan peralatan. Faktor ~faktor tersebut secara umum telah banyak dilakukan perbaikan-perbaikan baik o\eh pemerintah maupun pihak

sekolah.

..,.e_oy

~Nir/IE.Q

J

~NIME.Q

/

~NINIE.Q

/

~ Dalam sejarah perkembangan pendidikan menengah kejuruan, perubahan

yang paling radikal terjadi pada tahun 1994, dimana pendidikan menengah

kejuruan yang pada saat itu mengacu pada subject matter dirubah arahnya

(13)

3

ternyata tidak semudah yang diharapkan karena fihak industri dan dunia kerja

sebagai pengguna lulusan, masyarakat, dan stake horder lainnya harus sama-sama

berubah. Pengalaman menunjukkan bahwa mengganti kurikulum SMK 1984

dengan kurikulum SMK 1994, kemudian kurikulum SMK Edisi 1999 belum

sepenuhnya menuju pada arah orientasi yang diinginkan. Perubahan kurikulum

yang dilakukan ternyata tidak secara otornatis dapat merubah alam pikiran dan

cara pandang jajaran pendidikan menengah kejurUaJ} seperti diharapkan. Dengan

kurikulum SMK 1994 dan kurikulum Edisi 1999, berbagai perubahan memang

terjadi, dengan disempumakannya kurikulum SMK Edisi 1999 menjadi kurikulum

SMK Edisi 2004, diharapkan_P-endidikan menengah kejuruan dapat mendekati

arah yang diharapkan, yaitu memenuhi tuntutan lapangan kerja.

[ : Pem benahan dalam hal apapun yang dilakukan, menurut Norton (1985)

basil terbaik dari sekolah kejuruan dengan sifat terkini dan temporer adalah selalu

mengacu dan mengantisipasi secara cepat berbagai perubahan baik kebutuhan

maupun persyaratan kerja. Karenanya, sekolah menengah kejuruan dapat

dikatakan sebagai kendaraan bagi siswa untuk mengaplikasikan berbagai hal yang

dipelajari dalam suatu keahlian tertentu dalam berbagai altematif lapangan kerja

yang masih sejalan dengan keahlian tersebut (Puce!, 1990). \

1'..(,

'$1,.

i'-~

Sejalan Dengan upaya-upaya p: nye:pumaan

kuriku l~ ~ ~ dalam

berbag:

~

jenjang pendidikan, akhir-akhir-ini muncul pula berbagai upaya-upaya barn dalam

sistem pendidikan seperti program life skiil dan kurikulum berbasis kompetensi.

Penerapan kurikulum Edisi 2004, yang dikenal sebagai kurikulum yang berbasis

(14)

4

yajg dilakukan di sekolah. Berdasarkan kenyataan ini menunjukkan bahwa untuk

meningkatkan keterampilan siswa memerlukan penanganan yang serius agar

lulusan SMK dapat menghasilkan lulusan yang layak kerja. Salah satu alternatif

yang dipandang dapat meningkatkan keterampilan siswa SMK adalah melalui

penerapan pembelajaran yang efektif dan efisien, agar kompete'nsi yang dimiliki

lulusan merupakan kompetensi yang sesuai dengan tuntutan lapangan ke!ja.

/ Salah satu faktor yang cukup dominan mempengaruhi kemampuan siswa

dalam mencapai kompetensi yang diharapkan adalah strategi pem belajaran yang

diterapkan oleh guru berdasa r~ ~ materi dan karakteristik siswa. Menurut Kemp, Morrison, dan Ross (1994) bahwa Salah satu cara untuk meningkatkan keefektifan

pembelajaran adalah memilih atau menetapkan strategi pembelajaran yang sesuai

dengan kondisi pembelajaran, seperti karakteristik, peserta didik dan tipe

isi

pembelajaran yang akan disampaikan, yang kesemuanya diprediksi dapat

:t

mempengaruhi hasil belajar, agar dapat memudahkan peserta didik belajar. ::;

I

Sejalan dengan hal tersebut, Merril {1983) mengemukakan bahwa kondisi

pembelajaran yang harus aijadikan pijakan dalam menetapkan s trategi

pembelajaran adalah karakteristik peserta didik dan tipe isi pembelajaran yang

akan dipelajari. Dengan demikian agar kemampuan siswa dapat mendekati atau

sesuai dengan tujuan pembelal-atan yang ditetapkan. maka strategi pemheJajaran

perlu dlkembangkan sesuai dengan isi pembelajaran dan karalcteristik peserta

didik yang akan dihadapi, atau dengan kata lain bahwa pembelajaran akan lebih

efektif hila strategi pembelajaran yang digunakan semakin sesuai dengan

(15)

5

Strategi pembelajaran merupakan gambaran kompone:1 materi dan

prosedur atau car~ yang digunakan untuk memudahkan siswa belajar, atau cara yang digunakan untuk membelajarkan peserta didik, yang efek penggunaannya

dipengaruhi oleh kondisi pembelajaran. Berdasarkan dari kenyataan ini, sebagai

tenaga .pengajar sangat perlu adanya variasi strategi pembelajaran yang diarahkan

sesuai dengan karalcteristik peserta didik dan isi pembelajaran yang disampaikan

agar tujuan pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan, disamping

memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam hal ini menetapkan strategi pembelajaran yang optimal untuk m_sndorong

prakarsa belajar s~suai dengan karakteristik peserta didik dan isi pembelajaran yang di pelajari. Oleh karena itu menurut Reigeluth (1983) bahwa di antara ketiga

variable pe_!!lbelajaran, yaitu variabel kondisi pembelajaran, variable metode

pembelajaran, dan variable basil pembelajaran, yang berpeluang untuk

dimanipulasi hanya variable metode pembelajaran, karena variable metode

pembelajaranlah yang harus disesuaikan dengan kondisi pembelajaran agar

strategi itu efektif untuk meningkatkan has it pembela]aran. ~

(

~

Untuk menciptakan suasana agar siswa lebih aktif be)ajar diperlukan

kemauan dan kemampuan tenaga pengajar dalam mengarnbil keputusan yang

tepat dengan situasi belajar yang diciptakan dan- mempertimbangkan kondisi

pembelajaran yang diprediksi dapat mempengaruhi hasil belajar. Kemauan dan

kemampuan tenaga pengajar untuk menciptakan sutau strategi yang akan

diterapkan, sangat perlu dukl_!!.lgan suatu studi yang berkaitan dengan stratgi

(16)

6

Kegiatan instruksional sebagai suatu usaha yang sistematik dan sistemik

dilakukan dengan memperhatikan hal·hal seperti kejelasan tujuan yang akan

dicapai, cara mencapai tujuan itu dan seberapa jauh tujuan itu dapat dicapai

melalui cara-cara yang dianggap sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Agar

para siswa dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, maka tenaga

pengajar dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam

-memilih dan mengembangkan strategi yang sesuai, sehingga siswa diharapkan

dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran. Proses belajar mengajar

merupakan interaksi antara guru dengan siswa. Oleh karena

itu

hasil belajar juga

merupakan basil usaha bersama.antara guru dan sisw_!. Untuk memperol:_h basil

belajar yang baik, tidak cukup hanya dengan menyediakan guru yang baik yang

mampu mengkomunikasikan serta mentransfer ilmu kepada siswa, tetapi

diperlukan pula siswa yang mau dan siap menerima ilmu yang diajarkan oleh

guru. Hasil belajar siswa tidak hanya tergantung pada kualitas dan l<.uantitas

mengajar dari guru tetapi juga tergantung pada kualitas dan kuantitas bela jar dari

siswa. Oengan kata lain siswa juga ikut berperan dan bertanggungjawab atas

hasil belajar yang dicapainya. Seorang siswa tidak mungkin akan me~pero leh

skor yang tinggi pada tes jika siswa tidak berusaha keras untuk itu. Siswa akan

memperoleh skor yang optimal jika mereka juga belajar dan mempersiapkan

dirinya dengan optimal. uN,Meo /

c)

/ Ada banyak metode instruksional yang d'-pat diterapkan

secara

efekti f

sesuai dengan kondisi dan materi yang akan diajarkan. Masing-masing metode itu

mempunyai kebaikan dan keburukan. Makin baik suatu metode makin efektif

(17)

7

instruksional belum menjamin basil yang baik apabila dipergunakan secara

stereotipe artinya menggunakan suatu metode tertentu dalam setiap situasi

(Nasution, 1988). Dalam proses belajar mengajar, ada siswa dengan mudah dapat

memahami suatu bentuk keterampilan yang rumit, ada pula yang dengan ~egala

daya upaya belum dapat mernaharni suatu bentuk keterampilan yang sederhana

sekalipun.

'•

Berda;rkan kenyataan bahwa kegiatan pembelajaran di SMK,- selain

rnenekuni isi pembelajaran yang berbentuk konsep/teori, juga diperhadapkan

dengan isi pembelajaran yang berbentuk keterampilan yang d ilakukan melalui

praktikum. Dan tentu saja strategi pembelajaran yang ditakukan disesuaikan untuk

-teori dan praktek, berdasarkan kondisi pembelajaran yang dilakukan. Hasil

pengamatan sementara selama ini rnenunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam

sistem kelistrikan otomotif khususnya perawatan dan perbaikan kelistrikan

kendaraan ringan masih rendah. Hal ini terlihat masih kurangnya tenaga- teknisi

yang menangani perbaik.an kelistrikan dibandingkan dengan perbaikan sistem

mekanik lainnya di bengklel kendaraan. Materi perawatan dan perbaikan

kelistrikan kendaraan ringan merupakan salah satu kompetensi yang harus

dikuasai oleh siswa dan dapat menjadi materi lifo skill bagi siswa yang ingin

hidup mandiri. Berbagai faktor yang mempengaruhi kondisi terbut tentu saja

· antara lain kurangnya dukungan strategi pembelajaran dan fasilitas praktek yang

sesuai dengan perkembangan teknogi yang terkini. ~ ec.to-"""-.

T

~<~ Faktor lain yang juga sangat menentukan adalah bahwa siswa melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran tanpa dibekali dengan pengetahuan
(18)

8

siswa mereka~reka apa yang jilakukan, dan bahkan tidak dapat memahami isi materi pelajaran yang dipelajari dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu

strategi pembelajaran perlu menjadi perhatian oleh tenaga pengajar dengan

menyadari bahwa pola berfikir formal yang hipotetik deduktif diperlukan siswa

untuk menstrukturisasi kembali pengetahuan yang d imitikinya untuk

mendapatkan pengertian terhadap objek yang baru. Salah satu strategi yang

dipandang sesuai dengan karakteristik tersebut adalah pembelajaran kontekstual,

dimana strategi ini merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan

antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong

siswa metnbuat hubungan antara pengetahuan ~ang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

Proses pembelajaran berl angsun~ alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengcilami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.- Strategi

pembelajaran lebih dipentingkan daripada basil. Dalam kontek.s itu, siswa perlu

mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan

bagaimana ~enc apainya. Mereka sadar bahwa yang merelca pelajari berguJ.la bagi

hidupnya nanti. Dengan begitu mereka memposisikan diri sendiri seb<:1gai yang

memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang

bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka

memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing. ~

( ~ Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya, dengan kata lain bahwa guru lebih banyak berurusan dengan strategi

(19)

9

yang bekerjasama untuk menemukan sesuatu yang baru ba; ~i anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru berupa pengetahuan dan keterampilan datang dari

upaya menemukan sendiri, bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di

kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual. Dengan demikian kontekstual

hanya sebuah strategi pembelajaran, seperti halnya strategi pembelajaran yang

lain. Kontekstual dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih

produktif dan - bermakna. Pendekatan kontekstual dapat dijalankan tanpa harus

mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. ~

Selain. strategi kontekstual, pembelajaran berdasarkan kompetensi juga sangat

relevan dilakukan dengan pembelajaran yang berbas~ moduler. Hal ini sesuai dengan anjuran dalam kurikulum berbasis kompetensi yang menekankan pada

pembelajaran dengan modul. Berdasarkan

uraian

tersebut peneHti merasa perlu

untuk mengkaji strategi atau proses pembelajaran yang lebih baik dalam kaitannya

dengan kemt.Jmpuan awal siswa untuk dapat d igunakan dalam pemb e~aja ran

perbaikan sistem kelistrikan otomotif sebagai upaya meningkatk.an kemampuan

siswa.

B. ldentifikasi Masalah

T

Berdasarkanr latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi siswa. Hal ini dapat ditinjau

dari berbagai komponen proses belajar mengajar, seperti siswa, guru, sarana

prasarana, media dan masih banyak komponen yang lainnya.

/$

l

Secara sp~sifik susuai dengan uraian yang dipaparkan di atas, terlihat bahwa rendahnya kompetensi siswa pada perbaikan sistem kelistrikan kendaraan
(20)

10

dan untuk menetapkan metode yang tepat diperlukan berbagai informasi yang

berkenaan dengan permasalahan yang dihadapi. Dari banyaknya masalah yang

dihadapi yang diperkirakan sebagai faktor penyebab rendahnya kompetensi siswa

diidentifikasi beberapa masalah antara lain : Apakah kemampuan mengajar guru

masih perlu ditingkatkan?, bagaimanakah penggunaan waktu yang digunakan

dalam proses pembelajaran perbaikan sistem kelistrikan otomotif?, bagaimanakah

guru mengembangkan teknik penyajian materi dalam proses pembtrlajaran

perbaikan sistem kelistrikan otomotif sehingga dapat memberikan kemudahan

belajar bagi siswa?, apakah pemberian materi oleh guru memperhatikan

kemampuan siswa ? , apakah pengetahuan dasar siswa telah mendukung.. untuk

mempelajari perbaikan sistem kelistrikan otomotif?, bagaimanakah uji

kemampuan siswa dilakukan sehingga dapat memberikan umpan batik, baik

kepada siswa maupun kepada guru? Selain masalah-masalah yang dikemukakan

di atas masih banyak masatah

yang

akan muncul yang tentu saja membutuhkan

penelitian tersendiri.

r

~

~

rJ</

~

C. Pembatasan ~asalah

j Dari sekian banyak faktor yang mungkin mempengaruhi kompetensi siswa

dalam perbaikan sistem kelistrikan otomotit: maka yang menjadi perhatian pada

penelitian ini adalah teknik penyajian materi dan kemampuan dasar kelistrikan

siswa. Teknik penyajian materi diarahkan pada pendekatan pembelajaran

kontekstual dan strategi pembelajaran dengan modul. Sedangkan kemampuan

dasar keliStrikan siswa dibedakan atas dua kelompok, yakni kemampuan konsep

(21)

11

Selanjutnya kompetensi siswa dalam perbaikan sistem kelistrikan otomotif di ukur

dengan uji kompetensi yang dilakukan oleh guru berdasarkan standar komptensi

otomotif yang telah ditetapkan.

~ti-s

NEa~

~... /~~·

<t~-s

N~a~

~ ....

I - ;

D. Rumusan Masalah ~

Berdasarkan Jatar belakang dan batasan masalah di atas, maka masalah

penelitian dirumuskan sebagai berikut :

~ ·

(

(j

~

3.

Apakah kompetensi siswa pada perbaikan sistem kelistrikan otomotif

lebih baik bagi kelompok yang diberi pembelajaran kontekstual bila

dibandingkan dengan kelompok yang di!?_eri pembelajaran dengan

modul?

Apakah kompetensi siswa pad!l! perbaikan sistem kelistrikan otomotif

lebih baik bagi kelompok yang memiliki kemampuan konsep dasar

kelistrikan tinggi hila dibandingkan dengan kelompok yang memiliki

kemampuan konsep dasar kelistrikan rendah?

Apakah terdapat interaksi antara kemampuan konsep dasar listrik

dengan strategi pembelajaran dalam mempengaruhi nilai komJ.?etensi

( /

siswa

pa~ ,7~ aikan

sisrem

;~;~ kan

otomofif?

j)

1~~,

. E. Tujuan Penelitian / \

\~~

Tujuan penelitian ini secar~ umum adalah untuk meningkatkan kompetensi siswa SMK pada perbaikan sistem kelistrikan otomotif dan untuk mengetahui

lebih lanjut hal-hal yang berk.aitan dengan penerapan pendek.atan kontekstual pada

pembelajaran perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan otomotif. Sedangkan

(22)

12

I. Untuk mengetahui perbedaan kompetensi siswa dalam perbaikan sistem

kelistrikan otomotif antara kelompok yang diberi pembelajaran

kontekstual dengan kelompok yang diberi pembelajaran dengan modul?

2. Untuk mengetahui perbedaan kompetensl siswa dalam perbaikan sistem

kelistrikan otomotif antara kelompok yang memiliki kelpampuan konsep

dasar kel~trikan tinggi dengan kelompok yang memiliki kemampuan konsep dasar kelistrikan rendah?

3. Untuk mengetahui adanya interaksi antara kemampuan dasar kelistrikan

. dengan pendekatan pembelajaran, pada pembelajaran perawatan dan

perbaikan sistem kelistrikan_otomotif. ~

/ "

...

~ /.'~~

..

--~~~

/ _c,' ~,. / _c,' ~,.

~ ~

J tn

F. M anfaat Penelitlan ~

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai informasi yang dapat

digunakan untuk mengambil kebijaksanaan dalam "upaya memperbaikj proses

belajar dalam pembelajaran sistem kelistrikan otomotif di SMK. Selanjutnya

diharapkan pula kiranya penelitian ini dapat memperkenalkan penerapan

pendekatan - pembelajaran kontekstual dan pendetatan pembelajaran dengan

menggunakan modul sebagai salah satu strategi pembelajaran yang daJ>(tL

digunakan dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan siswa.

Selain itu penelitian ini j uga diharapkan dapat memberikan infonnasi mengenai

peranan kemampuan dasar kelistrikan dalam pembelajaran perawatan dan

(23)

BABY

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

{ ~ Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil

beberapa simpulan sebagai berikut;

1. Strategi pembelajaran kontekstual memberikan kompetensi siswa yang

lebih baik bjJa dibandingkan dengan strategi pembelajaran

menggunakan modul pada perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan

otomotif, hal ini terlihat dari nilai kompetensi rata-rata yang diperoleh

siswa pada kelompok yang diajar dengan pembelajaran kontekstual

mencapai 72,88, sedangkan kelompok siswa yang diajar dengan

pembelajaran menggunakan modul hanya mencapai 67,40. ~; 2. Kelompok siswa yang memiliki kemampuan konsep dasar list1'ik tinggi

memperoleh nilai kompetensi yang lebih baik hila dibandingkan

dengan kelompok siswa yang memiliki kemampaun konsep dasar

listrik rendah, hal ini terlihat dari n ilai ko!Ilpetensi rata-rata yang

diperoleh siswa pada kelompok yang merniliki kemampuan konsep

dasar listdk tinggi mencapai 73,40, sedangkan kelompok .siswa yang

memiliki kemampuan konsep dasar listrik rendah hanya mencapai

-67,12.

Terjadi in,teraksi antara strategi pembelajaran dengan kemampuan

konsep dasar listrik dalam mempengaruhi kompetensi siswa pada

perawatan

dan

p erb~ikan sistem k elistri~n otomotif, hal ini terbukti
(24)

B.

97

dari hasil penelitian yang menunjuk.kan bahwa bagi kelompok siswa

yang memiliki kemampuan konsep dasar listrik tinggi memperoleh

nilai kompetensi lebih baik bagi yang diajar dengan pembelajaran

kontekstual, sedangkan bagi siswa yang memiliki kemampuan konsep

dasar Jistrik rendah memperoleh nilai kompetensi lebih baik bagi yang

uiajar dengan menggunakan modul.

Sesuai basil penelitian yang diperoleh dapat dikemukakan beberapa

implikasi yang berkenaan.-.dengan pelaksanaan.pembelajaran peravt..atan dan

perbaikan sistem kelistrikan otomotif dalam kaitannya dengan peningkatan

~ll= ~,1

... :;_

:)

kompetensi siswa - _ _ :;

1. Temuan penelitian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran

kontekstual lebih baik untuk meningkatk.&n konpetensi siswa, oleh

karena it~ perlu dilakukan pembinaan atau pelatihan bagi guru agar

penerapan pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dengan baik.

- S"elain itu implikasi dari temuan ini memberikan keringanan bagi guru, ·

karena penulisan dan penyusunan modul merupakan kendala besar dan

kesulitan

yang

dihadapi oleh guru di sekolah. Dengan penerapan ,eembelajaran kontekstual, guru tidak perlu menyiapkan bahan ajar

berupa modul. melainkan cukup dengan menyediakan bahan informasi

dari berbagai sumber yang dapat diakses oleh siswa.

t \

Penelitian ini juga membuktikan bahwa siswa yang memiliki

(25)

98

lehih baik hila dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan

konsep dasar listrik rendah, artinya hahwa dalam pemhelajaran

perawatan dan perhaikan sistem kelistrikan otomotif diperlukan upaya

agar siswa memiliki kemampuan konsep dasar listrik. Kemungkinan

lain adalah bahwa diduga akan Jehih haik hila kompetensi perawatan

dan perbaikan sistem kelistdkan otomotif ini diajarkan pada siswa

jurusan listrik, karena siswa jurusan listrik pada kelas yang sama

dipastikan akan memiliki kemarnpuan konsep dasar listrik yang lebih

haik hila dibandingkan dengan jurusan otomotif.

I

\

~

3. I e!.iadinya interaksi _!ntara strategi pemhelajaran dengan kemampuan

konsep dasar listrik rnemberikan indikasi perlunya pengetahuan guru

terhadap kemampuan awal siswa yang berkenaan dengan materi

pelajaran, serta perlunya pengetahuan guru dalam memilih dan

-menerapkan strategi pembelajaran. Selanjutnya bahwa akibat tidak

adanya perbedaan antara pembelajaran modul dengan pembelajaran

kontekstual bagi siswa yang memiliki kemampuan konsep dasar listrik

rendah memberikan. _implikasi untuk menfokuskan perhatian pad a

penggunaan pembelajaran kontekstual. Dengan demikian guru perlu

untuk mengupayakan sistem pelaksanaan pembelajaran kontekstual

yang mampu mengikutkan kelompok siswa yang memiliki kemampuan

konsep dasar listrik rendah, misalnya dengan memberikan responsi

secara khusus, atau dengan memberikan bahan-bahan pengayaan bagi

(26)

99

C. Saran

Berdasarkan basil penelitian yang dipaparkan pada simpulan dan

implikasi hasil penelitian, maka berikut disarankan beberapa hal antara lain :

1. Berdasarkan hasil temuan penelitian bahwa pembelajaran kontekstual

lebih unggul dibandingkan dengan pembelajaran dengan modul, oleh

karena itu diharapkan bagi guru yang mengajar perawatan dan

perbaikan sistem lfelistrikan otomotif-~ agar dapat mene1:apkan

pembelajaran kontekstual guna meningkatkan kompetensi siswa. Untuk

melaksanakan dan menerapkan pembelajaran kontekstual, guru

diharapkan untuk selalu berusaha menyusun perencanaan yang tepat

-_,J dan sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan.

~ -

Sebelull\ pembelajaran perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan otomotif berlangsung, diharapkan kepada guru yang akan mengajar

~gar mengidentifikasi kemampuan awal siswa khususnya yang

berkaitan dengan kemampuan konsep dasar listrik. Hal ini difakukan

untuk dapat memilih perlakuan yang akan diberikan kepada siswa,

dimana siswa yang memiliki kemampuan konsep dasar listrik tinggi

akan lebih baik hila .£liberi pembelajaran kotekstual, sedangkan bagi

siswa yang memiliki kemampuan konsep dasar listrik rendah sebaiknya

diberikan pembelajaran dengan modul.

Perlu kiranya· dipertimbangkan agar dapat mengikutkan siswa jurusan

listrik dalam pelajaran perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan

otomotif untuk membekali siswa sebagai program kecakapan hidup,

oleh karena materi pelajaran ini sangat relevan dengan kemampuan

awal yang mereka miliki, sehingga memudahkan untuk memperoleh

(27)

100

DAFfAR PUSTAKA

Amin, M. (2003). Upaya Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Pengukuran Listrik Melalui Responsi Pra Praktikum Dan Jobsheet Terpadu. Laporan Hasil Penelitian. Medan Fakultas Teknik

1 Universitas Neri Medan.

Anderson & Cheryl, A. (1983). Computer Lyteracy Changes for Teacher education. Journal of teacher education, 5, p.6-9.

Anglin, G. J. (1991). Instructional technology: Past, present, and future .

Englewood, Colorado: Libraries Unlimited,

Ii\c.

Arends, Richard, 1,. (1997). Classroon instruction and management. New York : McGraw-Hill Companies Inc.

Ary, Donald, Lucy C. Jacobs, & Asghar Razavieh. (1982). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. '[e_9emahan Arief £~rchan. Surabaya: Usaha Nasional.

Asmara, Sahjyan. (2004). Femomena dan Problematika Tenaga Kependidikan di Sumatera Utara. Makalah disajikan pada seminar nasional. Medan : / \ ~ Pascasarjana Unimed.

Ausubel, D.P. (1968). Educati.Qljfll psychology: A c:ggnitive view. New York: Holt. Reinhart and Winston.

Baharuddin, dkk . . (2000). Pengaruh Pendekatan Berpikir Deduktif dan lnduktif Serta Pemahaman Konsep-Konsep Pengantar Elektreo Telcnik Terhadap

Hasil

Belajar Mata Kuliah

Pengatar

Elektro

Teknik.

Laporan Hasil

Pene/itian. Medan : Fak.ultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Bappeda Propinsi Sumatera Utara. (2001). Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda

Pada

Sekolah Menengah Kejuruan Sebagai Upaya Peningkatan Lulusan

Sttsuai

Dengan kebutuhan lapangan Kerja Dalam Rangka Menghadapi Otonomi Daerah. Laporan Hasil Penbelitian. Medan Bappeda Propsu.

r

Blank,

W. E.

(1982). Handbookfor developing competency based training programs. Englewood Cliffs,

NJ.:

Prentice

HalL

Choy, Ng Kim. {1999). Desain pemhelajaran Kontekstual.

http :1/www. teachersrock.net

Dahar, R, W, (1991). Teori-teori be/ajar, Jakatra, Erlangga.

(28)

101

Dick,W., dan Carey, L. (1990). The Systematic Design of Instruction. Third Edition. Harper Collins Publishers.

Diknas (2003). Pendekatan kontekstual(contextual teaching and learning).

Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas, Direktorat Tenaga Kependidikan, Dijen Dikdasmen. (2003). Standar Kompetensi Guru.

Dikmenjur. (200 1). Standar kompetensi otomotif Indonesia untuk perawatan dan

l

perbaikan kendaraan ringan. Jakarta : Proyek IAPSD Otomotif dan Tim Standarisasi Otomotif Indonesia.

Dikmenjur. (2004). Kurikulum SMK edisi 2004. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Depdiknas.

Ermidawati, T. dkk (2003). Meningkatkan Ketarmpilan Listening Comprehension Mahasiswa Semester II Jurusan Bahasa Inggeris Universitas Negeri Medan Dengan Penerapan Ancangan Contex_tual teaching and learning

1 {CTL). Laporan hasil pene/itian. Medan ; Fakultas Teknik Universitas

. / 4 Negeri Medan.

r ..,

Finch, C. R.,

& Crunkilton, J. R. (1979), Cu" iculum development in vocational

and technical educaion: Planning, content, and implementation. Boston: Allyn and Company, Inc.

-Fisher. (1985). Cost, effect, and

utility

of microcomputer

assisted

instruction

in

the

classroom.

American education researchjourna/,4, p. 783-806.

Gagne,

R. M., & Briggs,

L. J. (1979). Principles of instructional design. New York: Holt, Rinehard and Winston.

Gatot Hari Priowirjanto (2004)-Kompetensi Harus Seimbang Nilai MoraLMedia Indonesia, 14 Juni 2004 http://www.rajaraja.com/news detail.php'?id /. ~ news=752

Gerlach, V.S., &

Ely,

D.P.,

(1980). Teaching and media Asystematic approach.

2nd ed. Englewood Cliffs : New Jersery : Prentice Hall Inc.

Hall, G. E.,

&

Jones, H. L. (1976). Competency-based education: A process f or improvement of education.

Englewood

Cliffs, NJ: Prentice Hall Inc.

Hamidin,

Z. (2001), P&P

Kontekstual Sains dan Matematik - bah. 2 http:/l ..

vww

.tutor.com.my/tutor/dunia.asp?dt= 1231 &pg=kk 0 l .htm&sec ==Kertas Kerja&y=200 I

Haney, J. B., & Ullmer, E. J. (1 980). Educational communication andtechnology :An introduction.lowa:Wm. C. Brown Company Publishers.

(29)

102

Johnson, Elaine B, (2002). Contextual teaching and learning : What is and why it 's here to atay. Thousand Oaks California: Corwin Press Inc.

Joyce, B., & Wei!, M. (1980). Models of teaching. Englewood Cliffs, NJ.: Prentice Hall.

Joni, R . (2002). Bahan Presentasi SKGK SD-ML

~

~

Kemp, J.E., Morrison,G.R., dan Ross, S.M.,(I994). Designing Efdective Instruction. New York: Macmillan Collage Publishing Company.

Keputusan Mendiknas Nomor 045JU/2002, tentang: Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.

Lawson, Anton E . (Ed.). (1980). Science education information report. Columbus, Ohio: Eric Clearinghouse for Science, Mathematics, and Environmental Education.

Lundgren, tinda. (1994). Coopel'!atif learning in t~ science classroom. Ohio :

Glencoe.

-Mager, R.F.(l984). Preparing instructional objectives. Califm ia: David S. Lake Publishers.

Manurung, S.R., (2000). Upaya Meminimalkan Kelsalahn Konsep Fisika SMU kelas 11-2 SMU Negeri II Binjai Melalui Peningkatan Pemb ~la jaran

/, Fisika Model Konstruktivis. Laporan Basil Penelitian. Medan. FMIPA

{,;' Unimed.

Merril,M.D., (1983). Component Display Theory. Dalam Reigeluth, C.M. (Ed).

Instructional-Design Theories and Models: An Overviw ofTeir Current Status. Hillsdale, N ./: Lawrence Eribaun Associaties. ....

,

· Nasution, S, (1988). Berbagai pendekatan dalam proses be/ajar dan mengajar.

Jakarta: Bina Aksara.

Norton,

R.

E. 1985.

Dacum

Hanbook, Columbus, Ohio: The National Center for Research in Vocational Education, the Ohio State University.

,

Panggabeafl. J H. (200 1 ). -pengaruh Penerapan- model kontrukti¥is dalam

(f

Pembelajaran rangkanaian listrik searah dalam upaya meluruskan kesalahan konsep mahasiswa jurusan fisika tahun pertama FMIPA Unimed. Laporan Penelitian. Medan. FMIPA Unirned.

Pucel, D. J. 1990. Vocational Education in The 1990s: Majors Issues, Ann Arbor,

M.ichigan: Prakken

~blicatio ns, Inc ..

(30)

103

Reigeluth, Charles M. ( 1983). Instructional Desing Theory and Models: An Overview of their Status. Hilsdale. NJ.: Laurence Erlblawn Associates Publishers.

Rosser, R. A. & G.L. Nicholson, (1984). Educational Psychology, Principles in Practice. Boston: Little Brown.

Sadia, I.

W.,

(1994). Pengembangan Model Pembelajaran Kontruktivis dalam Pembelajaran IPA SMP di Singaraja. Bandung : Pascasarjana

IKIP

\-::!

Bandung.

Sibuea, A.M., dkk. (2001). Pengaruh Pembelajaran, Bak.at Teknik, Kemampuan Berpikir Abstrak terhadap Prestasi belajar Teori Praktek Siswa Sekolah Menengah K~uruan Kelompok Teknologi Industri. Laporan Penelitian, DCRG~URGE.

dan dan dan

Sibuea, A.M. (1992). Pengajaran Praktek Teknik Listrik dan Analisis Efisiensi.

Disertasi. Pascasarjana

l.KIP

Jakarta.

Sudarsono,

F, X.,

(1984). Faktor-Faktor Pementu Keberhasilan Belajar.

Y

ogyakarta:

!KIP Y

ogyakarta.

r • • •

tn)

Sudjana. (1989). Disain dan analisis eksperimen,_ (edisi IV). Bandung: Tarsito. :

Surakhmad, W. (1994). Pengan/ar interaksi mengajar, dasar dan teknik metodologi pembelajaran. Bandung : Tarsito.

Unimed. (2004). Pedoman Pengembangan standar mutu lulusan dan kurikulum berbasis kompetensi. Medan : Universitas Negeri Medan.

Vembrianto, (1980). Pengajaran dengan modul. Yogyakarta: Gunung Agung.

Widodo, Wahono. (2004). Pegajaran dan Pembelajaran kontekstuat - (CTL)

· Jakarta : Direktorat Pendidikan Lasnjutan Pertarna Dirjen Pendidikan

/

Dasar dan Menengah Depdiknas.

Zaini,

H., Bermawy, M.,

&

Sekar Ayu A, (2002).

Strategi pembelajaran aktif

di

· perguntan tinggi.

Y

ogyakarta : Center for Teaching Staff Development

Gambar

Tabel 13 Perhitungan Homogenitas Data Kelompok Strategi
Gambar 1 Histogram Skor Kompetensi Siswa Yang Diberikan

Referensi

Dokumen terkait

Selama proses penyusunan skripsi ini banyak sekali hal-hal yang tidak selamanya bisa penulis laksanakan sendiri, banyak pihak-pihak yang telah ikut andil dalam

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POS OP FRAKTUR TIBIA 1/3 PROXIMAL SINISTRA DENGAN MODALITAS IR DAN

Berdasarkan hasil analisis dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut: (1) kredit mikro dan kecil berpengaruh terhadap penerimaan usaha yang merupakan indikator kinerja usaha

Erythrina (2005) menyebutkan bahwa pemupukan nitrogen pada tanaman kumis kucing dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi, serta pemberian pupuk nitrogen yang

P erbaikan Mutu P endidikan Transformasi Sekolah Dan Implikasi Kebijakan. Yogyakarta:

Data harian Temperatur Ulangan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ke-4 organ dapat digunakan sebagai sumber DNA untuk identi fi kasi bakteri S.agalactiae , namun limfa yang menunjukkan hasil yang paling

Sama halnya dengan langkah yang diambil hakim dalam memutus kasus pertama, sikap mereka untuk kasus kedua memberlakukan ketentuan ahli waris pengganti dan menetapkan cucu dari