• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNOLOGI PENGURANGAN PENCEMARAN UDARA YANG DI TIMBULKAN DARI KENDARAAN BERMOTOR, PABRIK INDUSTRI DAN ROKOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNOLOGI PENGURANGAN PENCEMARAN UDARA YANG DI TIMBULKAN DARI KENDARAAN BERMOTOR, PABRIK INDUSTRI DAN ROKOK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNOLOGI PENGURANGAN PENCEMARAN UDARA

YANG DI TIMBULKAN DARI KENDARAAN

BERMOTOR, PABRIK INDUSTRI DAN ROKOK

“LINGKUNGAN”

MUHAMMAD GIAN NOVALDI

“Kemukakan Ide KreatifmusebagaiGenerasiEmasTeknik

(2)

Ringkasan

Di Bumi ini banyak sekali unsur – unsur yang penting dalam kehidupan setiap makhuk hidup salah satu diantaranya yaitu udara. Udara yang berada di atmosfer merupakan unsur yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di Bumi. Kini udara di bumi telah banyak tercemar dikarenakan banyaknya kendaraan bermotor dan berbagai limbah pabrik industri di kota-kota membuat perubahan komposisi udara dari normalnya. Dengan berubahnya komposisi udara maka terjadi penurunan kualitas udara yang mampu membahayakan kesehatan dan lingkungan. Selain itu, asap rokok yang juga berbahaya menyebar di seluruh belahan Bumi ini khususnya di Indonesia. Dengan semakin bertambahnya kendaraan bermotor dan pabrik – pabrik industri di Indonesia mengakibatkan udara tercemar dan sulit untuk di kurangi.

Pencemaran udara dari kendaraan bermotor mengandung banyak zat – zat yang dapat menggungu kesehatan dan lingkungan, dikarenakan zat sisa dari kendaraan bermotor banyak mengandung CO, NOx, SO2, CO2. Selain itu, limbah pabrik industri juga memiliki peranan dalam

pencemaran udara dan asap rokok yang terus bertambah tiap harinya membuat udara di sekitar kita semakin tercemar. Jika hal ini terus terjadi udara bersih di sekitar kita semakin menipis belum lagi penebangan lahan – lahan hutan secara liar dan tanpa merebosisasi kembali. Hal ini, bisa mengakibatkan pertukaran udara dengan proses fotosintesis tidak stabil. Maka dari itu kita harus mencari solusi agar pencemaran udara yang ada di sekitar kita bisa di kurangi dan membuat udara yang kita hirup tidak menggangu kesehatan maupun lingkungan.

Ada banyak metode untuk menaggulangi bahaya pencemaran udara, salah satu cara yang telah kita kenal yaitu dengan mereboisasi hutan – hutan. Selain itu, telah ada beberapa teknologi yang membantu untuk mengurangi pencemaran lingkungan, teknologi tersebut adalah dengan penggunaan Algae, Cerobong Cotrel, metode pembakaran sel Metil Tertiary Butyl Ether (MTBE), pembuatan kendaraan bermotor yang ramah lingkungan dan dengan menggunakan Paving Block (Bata Beton Anti Polusi Udara). Serta masih banyak teknologi lain yang telah dirancang dan dilakukan oleh ilmuwan – ilmuwan dari berbagai negara guna mengurangi dampak dari pencemaran udara ini. Maka dari itu kita seharusnya turut antusias dan berkomitmen untuk mendukung teknologi pengurangan pencemaran udara ini dalam negara kita khususnya dalam kehidupan kita.

(3)

TEKNOLOGI PENGURANGAN PENCEMARAN UDARA YANG DI TIMBULKAN DARI KENDARAAN BERMOTOR, PABRIK INDUSTRI DAN ROKOK

Muhammad Gian Novaldi

Perkembangan dan peningkatan teknologi pada era modern ini telah maju dengan pesat, sebagian aktifitas kita sehari – hari pasti telah menggunakan teknologi untuk membantu mempermudah kita melakukan kegiatan. Dengan majunya perkembangan teknologi pada zaman ini banyak kita temui hal – hal positif maupun negatif dari dampak pengembangan teknologi sekarang. Salah satunya, yaitu kendaraan bermotor dan pabrik industri yang mengakibatkan pencemaran udara di sekitar kita, tentu saja pencemaran udara yang di akibatkan itu menggangu kesehatan serta lingkungan kita. Bukanlah hal yang asing lagi bagi kita melihat banyaknya asap kendaraan bermotor dan limbah pabrik industri di langit. Hal tersebut bisa membuat kadar udara kita tidak stabil dan berdampak pada kesehatan kita, misalnya sesak nafas, keracunan karbon monoksida serta kematian. Dengan adanya hal tersebut banyak para ilmuwan mencari solusi untuk menciptakan berbagai teknologi yang mampu mengurangi pencemaran udara yang ada, mulai dari melakukan proses pemanfaatan makhluk hidup berupa algae, pembuatan teknologi baru dan kendaraan yang ramah lingkungan serta melakukan reboisasi seperti yang sering kita lakukan. Tetapi proses reboisasi ini masih belum cukup untuk mengurangi pencemaran udara yang tiap harinya selalu bertambah, dan juga proses reboisasi memerlukan waktu yang cukup lama untuk membuat udara di sekitar kita menjadi lebih baik.

Dalam seminar internasional The Utilization of Catalytic Converter and Unleaded Gasoline for vehicle terungkap bahwa 70% gas beracun yang ada di udara terutama di kotabesar, berasal dari kendaaan bermotor. Lebih dari 20% kendaraan di Jakarta di perkirakan melepas gas beracun melebihi ambang batas yang di nyatakan aman. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor akan meningkatkan pemakaian bahan bakar gas, dan hal itu akan membawa risiko pada penambahan gas beracun di udara terutama CO, HC, SO2. Pencemaran udara yang diakibatkan oleh polusi sisa pembakaran kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun ke tahun memperlihatkan kecenderungan meningkat, tetapi pencegahan dari pemerintah selama ini dinilai berbagai kalangan masih amat kurang. Berbeda dengan standar polusi yang di tetapkan di berbagai negara maju, seperti Uni Eropa, Jepang dan Amerika Serikat.

(4)

Sumber pencemaran umumnya dari kegiatan industri pengolahan, transportasi dan rumah tangga. Menurut Setyowidagdo (2000) dari beberapa penelitian yang telah dilakukan ternyata 70% dari total emisi yang dibuang ke udara berasal dari gas buang kendaraan bermotor. Pencemaran udara yang melampaui batas kewajaran akan menimbulkan dampak terhadap makhluk hidup yang hidup di atas bumi ini. Oleh sebab itu, maka perlu kita pahami dampak apa saja yang dapat ditimbulkan oleh pencemaran udara khususnya terhadap tumbuhan. Seiring dengan laju pertambahan kendaraan bermotor, maka konsumsi bahan bakar juga mengalami peningakatan dan berujung pada bertambahnya jumlah polutan yang dilepaskan ke udara. Di Indonesia kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang memiliki dampak negatif baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungannya.

Di Indonesia sendiri masih belum banyak tekologi yang diterapkan dalam proses pengurangan pencemaran udara berbeda dengan negara – negara maju di Eropa dan Amerika, disana telah banyak penerapan teknologi yang di gunakan. Teknologi – teknologi yang telah ditemukan dan sebagian telah diterapkan di negara – negara maju yaitu;

1.

Metode Pembakaran Sel dengan Metil Tertiary Butyl Ether (MTBE)

Metode ini merupakan mekanisme kimia yang dapat di gunakan sebagai cara untuk mereduksi pencemaran udara. Langkahnya metanol yang dihasilkan oleh proses konversi atau sintesa gas bumi merupakan pemanfaatan gas bumi sebagai bahan baku industri petrokimia. Metanol jenis oxygenated fuel dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar sampai tingkat tertentu, diolah lanjut menjadi bahan petrokimia lain seperti Metil Tertiary Butyl Ether (MTBE) dengan tingkat pencemaran yang lebih rendah.

Ketrbatasan jalur pemanfaatan ini adalah terbatasnya penggunaan metanol sebagai pencampur bahan bakar sistem pembakaran sel. Terutama karena pemakaian metanol skala besar sebagai bahan bakar transportasi baru dirintis sebagai salah satu kampanye anti pencemaran, tetapi yang harus dibayar cukup mahal oleh konsumen, yaitu memerlukan perubahan rancang bangun mesin mobil.

Kebutuhan MTBE sebagai pencampur gasoline atau octane booster menggantikan senyawa Tetra Etyl Lead (TEL) yang beracun atau memiliki tingkat pencemaran yang tinggi, juga meningkat cukup pesat.

Bahan bakar yang paling banyak digunakan masyarakat adalah bensin yang mempunyai titik didih 30° C – 200° C. Biasanya, bensin yang diperoleh dari hasil distilasi

(5)

tidak langsung digunakan karena bensin tersebut akan menyebabkan ketukan (knocking) yang dapat mengurangi tenaga dan menyebabkan keausan mesin. Untuk itu, bensin tersebut harus ditambah zat – zat lain dengan maksud untuk mendapatkan campuran dengan efisiensi pembakaran tinggi.

Efisiensi ini diukur dengan suatu besaran yang disebut bilangan atau angka oktan. Satuan untuk angka oktan adalah RON (Research Octane Number). Angka oktan yang sesuai dengan ketukan manusia dapat mengurangi pencemaran dari hasil pembakaran.

MTBE memiliki memiliki tingkat pencemaran lebih rendah dibanding TEL. Bensin mengandung senyawa alkana dengan rantai lurus dan pendek sehingga bilangan oktannya rendah. Untuk meningkatkan bilangan oktan pada bensin, perlu ditambahkan zat aditif. Zat aditif ini dapat berupa TEL dengan rumus molekul Pb (C2H5)4. Penambahan TEL akan menghambat ketukan (knocking) yang nantinya akan berdampak pada tingkat pencemaran. Pembakaran bensin yang mengandung TEL pada mesin, akan menghasilkan partikulat Pb. Logam ini dapat mengganggu kesehatan bila terakumulasi. Gas – gas lain yang dihasilkan pada pembakaran bensin adalah gas CO (Karbon Monoksida) dan CO2 (karbon dioksida).

Jika kadar gas CO di udara melebihi 0,05 ppm akan menyebabkan pencemaran udara. Selain itu, gas CO mempunyai kemampuan terikat lebih kuat dari gas oksigen pada hemoglobin sehingga dapat menghambat aliran oksigen di dalam darah. Gas Co2

mempunyai kemampuan untuk menyerap radiasi inframerah dari bumi kemudian memancarkan kembali radiasi yang diserapnya ke bumi. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan suhu bumi yang sering disebut efek rumah kaca. MTBE dengan rumus kimia CH3 – O – C4H9 mempunyai angkat oktan antara 116 sampai dengan 123 RON, cukup baik sebagai bahan pencampur bensin. Jika dibandingkan dengan TEL, kandungan gas buangnya lebih rendah sehingga pencemaran udara pun lebih rendah.

2.

Metode dengan menggunakan Algae

Metode ini merupakan upaya pengurangan pencemaran udara dengan menggunakan mahkluk hidup berupa algae yang mampu menyerap karbon dioksida di laut maupun di udara. Jenis algae yang di gunakan merupakan Chaetoceros sp, dengan jumlah sel awal 40.000 sel per mililiter setelah diberi CO2 menjadi sebesar 780.000 sel per ml dalam 15 hari, bahkan Chlorella sp. dengan jumlah sel awal 40.000 sel per ml menjadi sejuta sel per ml dalam 15 hari ini baru skala laboratorium dari BPPT hal ini algae bisa jadikan penyerap polusi udara. Dari hasil penelitian diatas penelitian dapat dijadikan konsep awal perhitungan penyerapan karbon di laut. Di lain pihak, ganggang kemudian bisa dipanen sebagai bahan

(6)

baku biofuel yang prosesnya memiliki efisiensi 40% lebih tinggi dibanding membuat biofuel dengan bahan baku minyak kelapa sawit (CPO).

3.

Metode Teknologi Cerobong Cotrel yang di gunakan di Pabrik Industri

Metode ini di gunakan pada pabrik – pabrik industri sebagai alat yang mampu menyaring limbah asap pabrik dengan menggunakan mikrokontroler dan dua buah sistem penyaringan diantaranya kelistrikan dan elektroforesis automatis sehingga didapatkan udara yang bersih dan sehat. Proses penyaringan ini mampu mengontrol 100 % tingkat pencemaran asap pabrik dan menyaring100 % limbah polusi asap pabrik, cotrel juga sangat mudah dikembangkan pada industri kecil, menengah dan besar. Sistem pengolahan udara ini diharapkan dapat dipraktikkan masyarakat Indonesia.

4.

Metode Teknologi Paving Block (Bata Beton Anti Polusi Udara)

Teknologi ini diciptakan oleh seorang ilmuwan yang berasal dari Eindhoven University of Technology di Belanda untuk pembuat jalan maupun trotoar yang memiliki kemampuan khusus, yaitu menyerap polusi yang ada di udara. Berdasarkan penelitian, paving block ini akhirnya dinyatakan memiliki kemampuan untuk mengurangi polusi udara sampai sebesar 45%. Berbagai media internasional maupun nasional telah merilis mengenai penemuan terbaru yang memiliki fungsi besar ini pada Sabtu 13 Juli 2013. Berbagai rilis tersebut juga menyatakan bahwa untuk pemasangannya, paving block anti polusi itu tidak membutuhkan peralatan khusus apapun sehingga sama mudahnya seperti memasang paving block biasa dan tidak membutuhkan juga pekerja dengan kemampuan khusus.

Yang membuat paving block ini menjadi spesial adalah bahwa paving block ini telah disemprotkan dengan lapisan titanium oksida. Bahan yang satu ini memang dikenal dapat dengan mudah menyerap dan juga mengurangi polutan yang ada di udara dan kemudian memprosesnya menjadi zat yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Paving block ini telah digunakan di sebuah jalan di Kota Hangelo, Belanda dan dalam jangka waktu satu tahun telah berhasil mencatat adanya pengurangan nitro oksida di udara sampai dengan 45%. Nitro oksida (NOx) adalah sebutan lain dari mono-nitrogen oksida atau juga biasa disebuh nitrogen monoksida dan nitrogen dioksida. Gas yang satu ini adalah gas beracun yang dihasilkan oleh pembakaran motor dalam berbagai kendaraan bermotor.

(7)

5.

Kendaraan bermotor berteknologi hijau

Teknologi kendaraan berteknologi hijau ini sedang dikembangkan oleh perusahaan mobil Daihatsu, mobil – mobil yang sedang dikembangkan ini akan menjadi mobil yang ramah lingkungan sehingga tidak mengakibatkan pencemaran udara dan mampu mengurangi pencemaran udara itu sendiri. Sekarang Daihatsu sedang mengembangkan teknologi hijau ini dengan tiga tahapan yaitu;

A. Teknologi Eco-Idle

Pada tahap pertama ini, kemajuan yang dikembangkan berdasarkan langkah – langkah kecil, seperti:

Perbaikan pada Power train: peningkatan efisiensi pembakaran yang lebih mudah, meningkatkan daya tranmisi CVT melalui pengurangan beban pada mesin.

Evolusi Kendaraan: mengurangi berat kendaraan sehingga menjadi lebih ringan.

Manajemen Energi: meningkatkan efisiensi bahan bakar dengan system idle yang otomatis mematikan mesin ketika kecepatan melambat, menggunakan system generasi kontrool eko untuk memulihkan energy pengereman, efektif berpendingin panas system manajemen

Intinya teknologi eco-idle ini adalah sebuah teknologi cerdik yang memungkinkan mesin akan mati dengan sendirinya ketika kecepatan melambat atau ketika sedang macet sehingga dapat mencapai efisiensi energy dan bahan bakar. Pada teknologi eco-idle ini juga dilengkapi dengan system i-EGR yang mampu menghasilkan pembakaran sempurna dan bahkan meminumkan keluaran gas CO2

B. Mesin dua Silinder Turbocharged

Pada tahap ini kemungkinan akan menciptakan teknologi utama dengan cara mengurangi tapi dalam rangka meningkatkan. Maksudnya mesin yang di buat akan memiliki komponen yang lebih sedikit, sehingga lebih ringan, serta lebih hemat sumber daya alam. Tahap kedua ini juga dilengkapi dengan “active ignition system” dengan berbagai Improvement lainnya dengan tujuan untuk mencapai tingkat efisiensi bahan bakar lebih dari 30% dibandingkan mesin – mesin lainnya. Dengan system turbo itu

(8)

juga akan mewujudkan kenyamanan berkendara serta hemat bahan bakar meski mesin kecil atau ber-cc rendah.

C. Precious Metal Free Liquid Feed Full Cell (PMfLFC)

Pada tahapan ini emisi gas buangan CO2 nol, itu berarti kendaraan yang ramah

lingkungan. Dan lagi pembuatan kendaraan menggunakan bahan sumber daya alam yang lebih sedikit, tidak mengandung logam mulia sehingga biaya yang dikeluarkan juga lebih rendah. Selin itu kendaraan ini mampunyai jarak tempuh yang lebih jauh di bandingkan teknologi Fuel Cell lain.

Pada tahab tiga ini pula kemungkinan akan fokus pada pembuatan bahan bakar cair baru yaitu Hidrazin Hidrat. Zat ini memiliki kepadatan energi yang tinggi dan tidak menghasilkan CO2, sehingga sudah semestinya zat ini menjadi bahan bakar cair yang tepat untuk mobil ramah lingkungan generasi baru.

Dengan adanya pengembangan teknologi ini diharapkan kita semua dapat mengetahui dan memahami bahwa ada banyak teknologi yang mampu mengurangi dampak dari pencemaran udara. Serta kita semua ikut menjaga dan mengurangi tindakan yang mengakibatkan pencemaran udara lainnya. Kita berharap negara Indonesia akan menggunakan teknologi – teknologi yang ada untuk mengurangi pencamaran udara.

Semoga uraian di atas mendapat perhatian khususnya dari masyarakat, perusahaan dan pemerintah. Dan semoga uraian ini dapat menjadi referensi bagi kita dan masyarakat untuk bisa mengurangi pencemaran udara dengan menggunakan teknologi yang ada.

. .

(9)

Daftar Pustaka Internet http://autumnsite.wordpress.com/2013/06/13/mengurangi-pencemaran-udara-dengan-teknologi-pembakaran-sel-dan-mekanisme-tumbuhan/ (diakses 8 Agustus 2014) http://xampria.blogspot.com/2011/10/upaya-upaya-pengurangan-polusi.html (diakses 8 Agustus 2014) http://www.bedahtekno.com/tekno-trivia/paving-block-anti-polusi/ (diakses 9 Agustus 2014) http://widhawati.blogdetik.com/index.php/2013/04/30/teknologi-hijau-mobil-masa-depan-yang-ramah-lingkungan/ (diakses 9 Agustus 2014)

Referensi

Dokumen terkait

An insulating rod of length 3 m and thin enough to be approximated by a line lies in an environment that induces a charge on

Hubungan dalam wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu hubungan bentuk (kohesi) dan hubungan makna (koherensi). Konsep kohesi mengacu pada hubungan bentuk

memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga skripsi dengan judul Uji Efektivitas Antiinflamasi Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) terhadap Jumlah Limfosit dan Neutrofil

Kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan misalnya, sesorang siswa ingin mendapatkan sebuah pujian maka ia berusaha mendapatkan nilai yang lebih

Peta lampiran IPK N/A Pemegang IPK PT Tunas Alam Nusantara bukan merupakan IPK pada areal kawasan yang dilepaskan tetapi IPK pada APL.. 9

Alamat Kuasa : BATAVIA PATENTSERVIS ASIA Kartika Chandra Office Tower,.. 4th Floor Suite

Hasil yang diperoleh dewasa jantan monyet ekor panjang kelompok hutan bagian dalam memiliki aktivitas makan yang lebih banyak dibandingkan dengan monyet ekor panjang usia yang

Jika kunyit yang digunakan 8 kg lebih banyak dari gula, maka gula yang dibutuhkan nenek ada .... Burung kutilang berkicau setiap 40 menit dan burung perkutut berkicau setiap