• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS. Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan DI SUSUN OLEH:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI KASUS. Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan DI SUSUN OLEH:"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN

POST OPERASI VESIKOLITOTOMI HARI KE VII ATAS

INDIKASI VESIKOLITIASIS DI BANGSAL MAWAR 3

RSUD Dr. MOEWARDI

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH:

SOEPRIYANTO

NIM. P. 09102

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Soepriyanto

NIM : P.09068

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Tn. P Dengan Post Operasi Vesikolitotomi Atas Indikasi Vesikolitiasis Di Bangsal Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasi karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, Mei 2012

SOEPRIYANTO NIM. P.09102

(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh : Nama : Soepriyanto

NIM : P. 09102

Program Studi : D III Keperawatan

Judul : Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Tn. P Dengan Post Operasi Vesikolitotomi Atas Indikasi Vesikolitiasis Di Bangsal Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : STIKes Kusuma Husada Surakarta Hari/Tanggal : Sabtu, 28 April 2012

Pembimbing : Setiyawan, S. Kep., Ns (……….)

(4)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/ Tanggal : Sabtu, 28 April 2012

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Setiyawan, S.Kep., Ns ( ) NIK. 201084050

Penguji II: Oktavianus, S,Kep., Ns ( )

NIK. 201086056

Penguji III : Nurul Devi Ardiani, S,Kep., Ns ( ) NIK. 201186080

Mengetahui,

Ketua Program Studi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S.Kep., Ns NIK. 201084050 Nama : Soepriyanto

NIM : P. 09102

Program Studi : D III Keperawatan

Judul karya : Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Tn. P Dengan Post Operasi Vesikolitotomi Atas Indikasi Vesikolitiasis Di Bangsal Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN POST OPERASI VESIKOLITOTOMI HARI KE VII ATAS INDIKASI VESIKOLITIASIS DI BANGSAL MAWAR 3 RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagi pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Setiyawan, S.Kep., Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta, sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnaannya studi kasus ini.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

(6)

vi

3. Oktavianus S.kep.,Ns, sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnaannya studi kasus ini. 4. Nurul Devi Ardiani S.kep.,Ns, sebagai penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnaannya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sebar dan wawasanya serta ilmu yang bermanfaat.

6. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

7. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan, Amin.

Surakarta, Mei 2012

(7)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR LAMPIRAN……… viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1

B. Tujuan Penulisan………... 4

C. Manfaat Penulisan………. 5

BAB II LAPORAN KASUS A. Identitas Klien ... 7

B. Pengkajian ... 7

C. Perumusan Masalah Keperawatan ... 10

D. Perencanaan Keperawatan ... 10

E. Implementasi Keperawatan ... 11

F. Evaluasi Keperawatan ... 12

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan ... 14 1. Pengkajian ... 14 2. Diagnosa Keperawatan ... 19 3. Perencanaan Keperawatan ... 20 4. Tindakan Keperawatan ... 23 5. Evaluasi Keperawatan ... 24

B. Simpulan Dan Saran ... 26 Daftar Pustaka

(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Lampiran 3. Log Book

Lampiran 4. Pendelegasian Lampiran 5. Lembar Konsul Lampiran 6. Asuhan Keperawatan

(9)

ϭϰ

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas proses keperawatan pada Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada tanggal 3-5 April 2012 di bangsal Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Prinsip dari pembahasan ini dengan memperhatikan aspek kehidupan proses keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan. Pengkajian dilakukan dengan metode auto dan allo anamnesa

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Carpenito, 2005 : 134)

Vesikolitiasis adalah batu yang ada di vesika urinaria ketika terdapat defisiensi substansi tertentu, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat atau ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah terjadinya kristalisasi dalam urin (Smeltzer, 2002:1460).

(10)

ϭϱ

Batu yang terjebak di kandung kemih biasanya menyebabkan iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria, jika terjadi obstruksi pada leher kandung kemih menyebabkan retensi urin atau bisa menyebabkan sepsis, kondisi ini lebih serius yang dapat mengancam kehidupan pasien, dapat pula kita lihat tanda seperti mual muntah, gelisah, nyeri dan perut kembung (Smeltzer, 2002:1461).

Vesikolitotomi adalah alternatif untuk membuka dan mengambil batu yang ada di kandung kemih, sehingga pasien tersebut tidak mengalami ganguan pada aliran perkemihannya (Franzoni D.F dan Decter R. M, 2006).

Pada tanggal 3 April 2012 telah dilakukan pengkajian pada Tn. P dengan post operasi vesikolitotomi. Keluhan utama adalah sensasi yang dirasakan pasien. Pada Tn. P didapatkan keluhan utama adalah nyeri, dimana nyeri menurut InternationalAssociation for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Nyeri yang dialami Tn. P termasuk nyeri akut, dimana nyeri yang terjadi segera setelah tubuh terkena cidera, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas bervariasi dari berat sampai ringan ( Potter, 2006). Nyeri yang dialami Tn. P karena adanya pembedahan didaerah suprapubik, Masalah ini muncul karena pasien post operasi vesikolitotomi, dari proses pembedahan mengakibatkan terputusnya kontinuitas. Ketika ujung saraf

(11)

ϭϲ

khusus (nosiseptor) terstimulasi dan mentransmisikan informasi disepanjang lintasan saraf yang bertindak sebagai peringatan bahwa jaringan rusak sehingga timbul rasa nyeri (Billington, 2010 : 299).

Pada riwayat penyakit sekarang pada Tn. P didapatkan data keluhan utama nyeri saat berkemih karena adanya iritasi pada dinding vesika yang disebabkan bekas gesekan batu yang terdapat pada kandung kemih sebelum dilakukan pembedahan vesikolitotomi (Godbole, 2004 :93), sekitar 1 bulan yang lalu pasien mengalami gejala nyeri saat berkemih dan terlihat ada darah yang bercampur dengan urin, karena menderita vesikolitiasis yaitu merupakan batu yang menghalangi aliran air kemih akibat penutupan leher kandung kemih, maka aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti sehingga timbul nyeri, sedangkan darah dalam urin disebabkan oleh inflamasi akibat gesekan batu (Sjamsuhidajat dan Wim de Jong, 2002:1027).

Pengkajian pola kesehatan fungsional pada pola kognitif perceptual Tn. P didapatkan tingkat kenyamanan terganggu akibat adanya nyeri saat berkemih, pencetus nyeri disebabkan iritasi pada dinding vesika, nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 5, nyeri terasa hilang timbul. Menurut Mubrak, 2007, pengkajian skala nyeri data dinilai dengan angka 0-10. Angka 0 menggambarkan tidak adanya nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang dan 7- 10 nyeri berat. Pada pengkajian pasien menyebutkan nyeri yang dirasakan berskala 5 itu berarti nyeri bersifat subyektif. Penulis mendapatkan data nyeri yang dialami pasien seperti di tusuk-tusuk, saat

(12)

ϭϳ

pengkajian penulis menanyakan pada pasien seperti apa nyeri yang dirasakan dan pasien mengambarkan perasaan nyeri itu seperti ditusuk-tusuk dan perasaan nyeri itu hilang timbul. Pola aktivitas dan latihan, didapatkan Tn. P membutuhkan bantuan keluarga dalam beraktivitas. Hal ini dikarenakan adanya nyeri didaerah suprapubik bekas luka post operasi vesikolitotomi dan terjadi iritasi pada dinding vesika.

Pemeriksaan fisik pada Tn. P dengan kasus post operasi vesikolitotomi dapat dilakukan dengan cara inpeksi terdapat drain untuk menilai dan mengobservasi keadaan dan penanganan pasca dilakukan tindakan pembedahan, saat dilakukan palpasi pasien mengalami nyeri tekan di daerah suprapubik, nyeri tekan dikarenakan adanya luka bekas pembedahan vesikolitotomi dan iritasi pada dinding vesika (Mansjoer, 2003 :334), sedang perkusi terdengar bunyi pekak, hal ini karena pasien mengalami konstipasi dikarenakan luka bekas pembedahan menyebabkan fungsi usus melambat yang ditandai peristaltik usus belum kembali normal (Andi, 2010).

Pemeriksaan Penunjang foto rontgen abdomen, menggambarkan adanya batu/benjolan pada kandung kemih. Menurut Syamsuhidayat 2007, pemeriksaan rontgen abdomen berguna untuk menentukan letak, ukuran, jumlah batu, dan melihat adanya bendungan pada kandung kemih. Pada pemerikasaan laboratorium didapatkan hasil peningkatan leukosit dan penurunan haemoglobin, haemoglobin 12,6 g/dl angka normal (13,5 – 17,5), hematokrit 41% angka normal (33 – 45), leukosit 13 ribu/dl angka

(13)

ϭϴ

normal (4,0 – 11,3), kenaikan angka leukosit ini menunjukan adanya infeksi pada luka. trombosit 236 ribu/dl, eritrosit 4,97 ribu/dl angka menandakan adanya inflamasi pada luka. Pasien mendapatkan terapi Infus Ka-EN 3B 20 tpm, Ka-EN adalah cairan untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium yang cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas. Untuk kasus pasca operasi (> 24 – 48 jam). Injeksi ceftriaxon 1 gr/12 jam digunakan pada infeksi-infeksi yang disebabkan oleh patogen yang sensitif terhadap ceftriaxone, seperti: infeksi saluran nafas, infeksi THT, infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis, infeksi tulang, sendi dan jaringan lunak, infeksi intra abdominal, infeksi genital (termasuk gonore), profilaksis perioperatif, dan infeksi pada pasien dengan gangguan pertahanan tubuh.

Dosis untuk dewasa dan anak > 12 tahun dan anak BB > 50 kg : 1 - 2 gram satu kali sehari. Pada infeksi berat yang disebabkan organisme yang moderat sensitif, dosis dapat dinaikkan sampai 4 gram satu kali sehari. Bayi 14 hari : 20 - 50 mg/kg BB tidak boleh lebih dari 50 mg/kg BB, satu kali sehari. Bayi 15 hari -12 tahun : 20 - 80 mg/kg BB, satu kali sehari. Dosis intravena > 50 mg/kg BB harus diberikan melalui infus paling sedikit 30 menit. Lamanya pengobatan berbeda-beda tergantung dari penyebab penyakit seperti pengobatan dengan antibiotik pada umumnya, pemberian obat harus diteruskan paling sedikit sampai 48 - 72 jam, setelah penderita bebas panas atau pembasmian kuman tercapai dengan nyata. Ketorolac 1 amp (30 mg)/8 jam, ketorolac parenteral

(14)

ϭϵ

diindikasikan untuk penetalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut derajat sedang- berat setelah operasi. Vitamin K1 amp/8 jam, vitamin K adalah salah satu jenis vitamin yang terdapat pada lemak makanan yang mengandung minyak. Vitamin K berfungsi untuk membantu mempercepat proses pembekuan darah bila terjadi luka dalam tubuh dan mengeluarkan darah.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan proses mengidentifikasi masalah/kebutuhan yang spesifik yang merupakan tahap kedua dari proses keperawatan (Carpineto, 2005 : 215). Setelah penulis mendapatkan data-data dari pengkajian Tn. P pada tanggal 3 April 2012 pukul 10.00 WIB maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.

Data yang mendukung ditegakkannya diagnosa tersebut adalah Tn. P mengalami nyeri yang disebabkan iritasi pada dinding vesika, nyeri seperti ditusuk- tusuk, nyeri yang dirasakan pada perut bagian suprapubik, skala nyeri 5 sesuai subyektif pasien, perasaan nyeri hilang timbul, ekspresi wajah pasien nampak meringis kesakitan, terdapat luka post operasi di bagian perut supra pubik panjangnya 7cm.

Penulis menetapkan diagnosa ini menjadi diagnosa prioritas karena menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan, adapun kebutuhan yang dimaksud: kebutuhan

(15)

ϮϬ

fisiologis, kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan cinta dan memiliki, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Nyeri adalah pengalaman sensori yang tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, awitan tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diramalkan durasinya kurang dari enam bulan (Asmadi, 2008), dengan demikian Tn.P menalami nyeri akut karena muncul tiba-tiba dan kurang dari 6 bulan.

Dalam diagnosa ini penulis mengambil etiologi agen cidera fisik. Agen cidera fisik adalah penyalur timbulnya nyeri yang diakibatkan melukai atau menciderai tubuh dan dapat dilihat dengan jelas. Hal ini berdasarkan data yaitu adanya luka post operasi, adanya tanda inflamasi (NANDA 2009).

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan merupakan tahap kedua dalam proses keperawatan, dengan tujuan merencanakan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah keperawatan yang timbul (Carpenito, 2005).

Berdasarkan hasil prioritas diagnosa keperawatan maka penulis menentukan rencana keperawatan pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik dengan tujuan dan kriteria hasil yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang/teratasi dengan kriteria hasil nyeri berkurang skala 2 (0-10),

(16)

Ϯϭ

ekspresi wajah tampak rileks, dapat melakukan cara mengontrol nyeri. Rencana tindakan yang dilakukan pada Tn. P untuk mencapai tujuan dan kriteria hasil tersebut diatas yaitu dengan kaji gambaran nyeri dan faktor yang menimbulkan nyeri. Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007). Berikan posisi yang paling nyaman (semi fowler) dengan posisi semi fowler akan menurunkan ketegangan pada abdomen yang bertambah pada posisi telentang (Potter & Perry, 2005).

Ajarkan pasien tentang tehnik relaksasi nafas dalam, tehnik relaksasi nafas dalam menganjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara, menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentasi hingga pasien merasa nyaman, tenang dan rileks (Uliyah, 2006 : 231) dalam rasional membantu pasien untuk istirahat efektif dan memfokuskan kembali perhatian, menurunkan nyeri dan ketidaknyamanan. Mengajari teknik nafas dalam dapat meningkatkan kemampuan untuk melepaskan ketegangan yang tidak

(17)

ϮϮ

diinginkan dan membantu mereka merespon secara fleksibel terhadap kebutuhan tubuhnya dan dapat mengontrol perilakunya. Relaksasi telah terbukti meningkatkan kemampuan individu untuk menoleransi nyeri. Relaksasi dengan nafas dalam juga dapat meningkatkan kemampuan mereka mengatasi kecemasan dan meningkatkan rasa mampu mengendalikan pengalaman yang menimbulkan stress dan nyeri. Teknik relaksasi dan nafas dalam tidak menghilangkan nyeri, teknik ini merupakan strategi untuk mengurangi dan mengendalikan nyeri.

Relaksasi nafas dalam merupakan cara mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang, dilakukan agar pasien lebih rileks dan nyaman sehingga pasien dapat mentolerasi perasaan nyeri yang dirasakan. Kolaborasi dengan dokter atau tim medis dalam pengobatan analgesic, kolaborasi dilakukan untuk menentukan dosis yang tepat untuk pasien, karena nyeri bersifat subyektif dengan rasional menghilangkan nyeri, meningkatkan kenyamanan dan meningkatkan istirahat (Potter & Perry, 2006).

Penulis dalam merencanakan tindakan tidak sesuai dengan teori melainkan sesuai dengan kebutuhan pasien yaitu kaji gambaran nyeri dan faktor yang menimbulkan nyeri, kolaborasi dengan dokter atau tim medis dalam pengobatan analgesik sesuai dengan kualitas nyeri. Ajarkan pasien tentang teknik relaksasi nafas dalam.

(18)

Ϯϯ

4. Tindakan Keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis dengan merujuk pada prosedur manajemen penanganan nyeri sesuai NANDA yaitu dengan mengkaji karakteristik nyerimulai dari P (Provocated) hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah peradangan pada dinding vesika, Q (Quality of Pain) nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, sesuai dengan subyektif pasien, R (Region) daerah yang mengalami nyeri di perut bagian suprapubik, S (Scale of Pain) nyeri yang dirasakan secara subyektif antara skala 4-6, T (Time) kapan nyeri dirasakan, apakah saat aktivitas dan hilang saat istirahat atau terus menerus (Mutaqin, 2008 : 425). Pada pasien nyeri saat berkemih dan beraktivitas tindakan yang dilakukan yaitu mengkaji karekteristik nyeri, memberikan posisi nyaman dan rileks untuk meminimalkan perasaan nyeri yang diderita pasien.mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam, dilakukan agar pasien lebih rileks dan nyaman sehingga pasien dapat mentoleransi perasaan nyeri yang dirasakan. Memberikan terapi farmakologis untuk menghilangkan perasaan nyeri dengan ketorolac.

Tindakan keperawatan pada hari kedua adalah untuk mencapai tujuan keperawatan yang sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan penulis, meliputi tindakan penanganan manajemen nyeri yang sesuai dengan pengelolaan nyeri dengan tindakan keperawatan mulai dari mengkaji karakteristik nyeri (P,Q,R,S,T), memberikan lingkungan yang

(19)

Ϯϰ

nyaman, memotivasi pasien untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam, dan menghilangkan nyeri secara farmakologis dengan pemberian analgesik. Tindakan keperawatan hari ketiga adalah dengan pelaksanaan manajemen nyeri tetapi terdapat penghentian tindakan yaitu mengurangi nyeri dengan farmakologis, karena menurut advis dokter rentang nyeri sudah dapat ditoleransi oleh pasien dan terdapat penurunan intensitas nyeri, sehingga penanganan nyeri secara farmakologis dihentikan untuk mengembalikan fisiologis fungsi saraf reseptor nyeri agar tidak terjadi ketergantungan (American Assosiation of Nurse Anesthetists, 2009), tetap melakukan motivasi pada pasien untuk melakukan teknik nafas dalam.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi tindakan keperawatan didasarkan pada respon pasien yang dinilai secara SOAP pada tanggal 3 April 2012 yang hasilnya adalah subyektif pasien (P,Q,R,S,T) pasien mengatakan nyeri, nyeri seperti di tusuk-tusuk jarum, nyeri pada perut suprapubik, skala nyeri 5, nyeri saat berkemih hilang timbul. Data obyektif ekspresi wajah meringis, Analisa masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi ditandai dengan skala nyeri pasien belum berkurang, ekpresi wajah tampak meringis sehingga kriteria hasil yang diharapkan belum tercapai yaitu nyeri berkurang skala 2, ekspresi wajah rileks, dapat mengontrol nyeri maka dilakukan intervensi,

(20)

Ϯϱ

kaji nyeri, posisi nyaman, kolaborasi dengan dokter pemberian analgesik ketorolac.

Evaluasi tanggal 4 April 2012 yang hasilnya adalah subyektif pasien (P,Q,R,S,T) pasien mengeluh nyeri, nyeri seperti di tusuk-tusuk, pada perut suprapubik, skala nyeri 4 secara verbal pasien, nyeri saat berkemih hilang timbul. Data obyektif ekspresi wajah tampak lebih segar, Analisa masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi hal ini karena kriteria hasil yang penulis inginkan belum tercapai, nyeri berkurang skala 2, ekspresi wajah rileks, dapat mengontrol nyeri. Belum tercapai criteria hasil ditandai dengan berkurangnya skala nyeri yang diungkapkan pasien secara verbal dan dilihat dari ekspresi wajah menunjukkan penurunan kualitas nyeri, maka dilanjutkan intervensi posisi nyaman, kolaborasi dengan dokter pemberian analgesik.

Evaluasi pada tanggal 5 April 2012 yang hasil evaluasi adalah data subyektif pasien mengatakan sudah tidak nyeri (skala nyeri 2), obyektif pasien tampak rileks, Analisa masalah keperawatan nyeri akut teratasi ditandai dengan tercapainya kriteria hasil yaitu nyeri berkurang skala 2 secara verbal pasien, ekspresi wajah rileks dan dapat mengontrol nyeri.

(21)

Ϯϲ

B. SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Setelah penulis melakukan pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa,perencanaan, implemantasi, dan evaluasi tentang Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Tn. P Post Operasi Vesikolitotomi Hari Ke VII Atas Indikasi Vesikolitiasis Di Bangsal Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta secara metode studi kasus, maka dapat ditarik kesimpulan.

a. Hasil pengkajian pada Tn. P dengan nyeri akut, pasien mengatakan nyeri saat berkemih dan beraktivitas, nyeri akibat adanya iritasi pada dinding vesika, nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 5, perasaan nyeri hilang timbul.

b. Perumusan masalah diagnosa keperawatan didapatkan diagnosa yaitu nyeri akut berhubungan agen cidera fisik

c. Rencana Asuhan Keperawatan yang akan dilakukan pada pasien nyeri akut pada pasien post operasi vesikolitotomi dengan tujuan dan kriteria hasil yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang/teratasi dengan kriteria hasil nyeri berkurang skala 2 (0-10), ekspresi wajah tampak rileks, dapat melakukan cara mengontrol nyeri dengan intervensi kaji karakteristik nyeri, posisi nyaman, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesic

(22)

Ϯϳ

d. Tindakan yang dilakukan pada pasien dengan nyeri akut post operasi vesikolitotomi, sesuai dengan perencanaan tindakan Asuhan Keperawatan yang bertujuan sesuai dengan kriteria hasil. e. Evaluasi yang dilakukan pada pasien dengan nyeri akut pada post

operasi vesikolitotomi, pasien mengatakan nyeri berkurang menjadi skala 2, badan segar, sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan menurut teori.

f. Hasil analisa kondisi Tn. P post operasi vesikolitotomi hari ke VII, pasien mengatakan setelah 3 hari dilakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang, luka post operasi diperut mengering, mampu beraktivitas sendiri.

2. Saran a. Penulis

Mampu meningkatkan tingkat asuhan keperawatan yang lebih berkualitas, memberikan tingkat pelayanan keperawatan yang memperhatikan isu dan etika yang sedang berkembang dengan memodifikasi tindakan keperawatan tanpa meninggalkan konsep dan etika keperawatan.

b. Rumah Sakit

Bagi institusi pelayanan kesehatan, memberikan pelayanan dan mempertahankan hubungan kerja sama yang baik antara tim

(23)

Ϯϴ

kesehatan dan pasien yang ditunjukan untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal.

c. Profesi Keperawatan

Meningkatkan pengetahuan yang selanjutnya mampu dikembangkan untuk memberikan pelayanan pada pasien dengan nyeri akut yang lebih berkualitas dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa meninggalkan kaidah dalam konsep keperawatan.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Andi, (2010), Panduan Pemeriksaan Fisik pada post op vesikolitotomi, (online) http//www. Medscape.com diakses 10 April 2012 jam 18.30 WIB

Asmadi, (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 50 – 52

Aziz Alimul Hidayat, (2009), Kebutuhan Dasar Manusia, Erlangga, Jakarta, hal 218 – 224

Carpenito, (2005), Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 134 – 215

Doengoes, E.Marilyn, Marry F.M., & Alice CM. Geissler, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Pe rencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Penerjemah I Made Kariasa, S.Kp, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Ikatan Apoteker Indonesia, (2010), Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta.

Jackie Crisp, Taylor C, (2003), Potter and Perry’s Fundamental of Nursing, Mosby-Elsevier, Australia, hal 7.

http://www.ccjm.org/content/70/2/147.full.pdf.

Mubarak, Wahid I, (2007), Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan Aplikasi dalam Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 204-209.

Muttaqin, Arif. (2008), Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeril. EGC, Jakarta.

(25)

NANDA Internasional, (2010), Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2010, Penerjemah Made Sumarwati, dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

NANDA, (2005-2006), Panduan Diagnosa Keperawatan, Penerjemah Budi Santosa, Penerbit Prima Medika.

Potter, Patricia A. & Anne G. Perry, (2005), Fundamental of Nursing : Concepts, Process, and Practice, Penerjemah Renata Komalasari, dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Suzzane C. Smeltzer, Brenda G. Bare, (2002), Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical Nursing, Vol. 2, 8th Ed, Penerjemah Esty Wahyuningsih, S.Kep., Ns., Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

Tamsuri, (2007), Managemen Nyeri, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Wilkinson, Judith M, (2006), Buku Saku Diagnosa keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Widyawati, S.Kep, dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 303 – 308.

Wilkinson, Judith M, (2007), Nursing Diagnosis Handbook with NIC Interventions and NOC Outcomes, 7th Ed, Penerjemah Widyawati, S.Kep., M. Kes., dkk, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta..

(26)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : SOEPRIYANTO

Tempat, tanggal lahir : KARANGANYAR, 13 MEI 1988

Jenis kelamin : LAKI-LAKI

Alamat Rumah : CELENGAN Rt.03 Rw VII, KALING,

TASIKMADU, KARANGANYAR

Riwayat Pendidikan : TK PERTIWI KALING 1993-1995

SD KALING 3 1995-2000

SMP N 1 TASIKMADU 2000-2003

SMA N 1 KEBAKRAMAT 2003-2006

Riwayat Organisasi : OSIS

PRAMUKA

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian jus Aloe vera dengan dosis 2ml/hari, 3ml/hari, 4 ml/hari selama 15 hari pada tikus putih Wistar jantan hiperlipidemia terbukti mampu menurunkan

Dalam Java Script pendeklarasian sebuah variabel sifatnya opsional, artinya Anda boleh mendeklarasikan atau tidak, Jika Anda memberi nilai pada suatu variabel, maka dalam..

Tampilan Fisik Mall Desain Tata Letak Toko Kelengkapan Produk yang Ditawarkan. Keamanan Mall/Security

Itik manila (entog) merupakan unggas air yang banyak tersedia dipasar setia budi. Selama ini entok masih dimanfaatkankan sebagai penghasil telur dan sebagai sarana pengeram telur

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kelainan refraksi pada siswa-siswi SMP Negeri 1 Medan Tahun 2014.. Desain penelitian ini

Berdasar dari jawaban tersebut yang harus dilakukan untuk mengurangi pembajakan software antara lain: dengan menurunkan harga software legal berlisensi dengan disesuaikan

Lalu muncullah isu-isu selain penembakan mahasiswa Trisakti, mulai dari sistem otokrasi pada pemerintahan Orde Baru, kasus HAM, hingga krisis moneter yang mencekam

penulisan skripsi dengan judul “ EVALUASI PRAKTEK PENYAJIAN BEEF TERIYAKI SIAP SAJI PADA RESTORAN SWALAYAN DI SEMARANG: ASPEK SANITASI DAN MIKROBIOLOGI ”.. Skripsi