• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Perspektif Budaya Oleh : M. Askar, S.Kep,Ns.,M.Kes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Perspektif Budaya Oleh : M. Askar, S.Kep,Ns.,M.Kes"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi dalam Perspektif

Budaya

Oleh : M. Askar, S.Kep,Ns.,M.Kes

(2)

Globalisasi

Alat kesehatan canggih

Aplikasi tindakan keperawatan

Penolakan

Asuhan keperawatan budaya

Diterima

Budaya perawat Budaya pasien

menjadikan

dipakai

akibat

(3)

Pengantar

Teknologi  pekerjaan  kesehatan

Teknologi  diagnostic  tindakan pelayanan kesehatan pasien

Teknologi  kadang diharuskan dalam tindakan medis maupun keperawatan

(4)

Pengantar

Perbedaan persepsi tenaga kesehatan – pasien tindakan terkait teknologi terhambat

Rice & Naksook (1999) “Para ibu hamil merasa ragu dan berfikir negative terhadap pemeriksaan kehamilan dengan teknologi, mereka khawatir akan berdampak negative pada janin yang dikandungnya”.

(5)

Pandangan, perilaku, dan sikap masyarakat

terhadap teknologi

Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan.

Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan

masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil keseniah (Hoegniman, 2001).

(6)

Pandangan, perilaku, dan sikap masyarakat

terhadap teknologi

Berbagai macam jenis teknologi diantaranya adalah teknologi kesehatan yaitu alat atau cara yang dipakai oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan secara langsung maupun tidak langsung.

Teknologi kesehatan tidak semuanya bisa diterima oleh masyarakat secara general

(7)

Pandangan, perilaku, dan sikap masyarakat

terhadap teknologi

Mc. Farland & Leininger (2002), menjelaskan tentang dilemma dalam memperkenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pelayanan kesehatan yakni penolakan terhadap pelayanan kesehatan baru dan penolakan terhadap birokrasi medis ilmiah.

(8)

Penolakan dalam masyarakat penerima

pelayanan kesehatan baru

Ada beberapa hal yang mendasari adanya penolakan masyarakat dalam

menerima pelayanan kesehatan baru yaitu adanya model yang berlawanan, dikotomi kognitif dan penolakan masuk rumah sakit

(9)

Model ‘berlawanan’

Biasanya ada kecenderungan bahwa pengobatan ilmiah itu bertolak belakang dengan pengobatan tradisional.

Pada model ini pandangan masyarakat berlawanan dengan anjuran kesehatan sehingga memungkinkan terjadinya penolakan teknologi kesehatan yang akan diaplikasikan pada pasien dan keluarga

(10)

Model ‘berlawanan’

Penolakan teknologi kesehatan tersebut bisa terjadi terhadap tindakan medis, tindakan keperawatan, dan lainnya.

Pada model berlawanan ini antara anjuran kesehatan dengan kepercayaan masyarakat mempunyai persepsi yang berbeda

Dalam perspektif medis, suatu tindakan dianjurkan untuk menyelamatkan jiwa pasien, sebaliknya menurut keyakinan individu, keluarga dan

(11)

Model ‘berlawanan’

(12)

Dikotomi Kognitif

Kepercayaan masyarakat yang mempercayai bahwa ada penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan oleh dokter dan ada yang tidak, hal ini akan

mengakibatkan sikap dan perilaku yang kadang mendukung kesehatannya atau kadang merugikan kesehatannya.

(13)

Dikotomi Kognitif

Dikotomi kognitif menimbulkan berbagai perbedaan perilaku masyarakat, misalnya pada kasus penyakit yang sama, masyarakat akan menelusuri dari mana asal sakit dan siapa yang sakit.

Misalnya, diare pada lelaki dewasa akan berbeda penanganannya dengan diare pada ibu menyusui.

(14)

Dikotomi Kognitif

Refleksi kasus : pada sekelompok masyarakat di daerah Tamil Nadu India, masyarakat mengenal 2 jenis diare bedhi dan dosham.

Bedhi dianggap sebagai diare yang wajar sehingga penyembuhannya dapat

ditangani secara medis

Dosham adalah diare yang muncul akibat adanya polusi ritual.

Masyarakat menganggap seorang ibu yang sedang menyusui anaknya yang melihat wanita lain keguguran dapat menimbulkan dosham

Karena adanya kepercayaan ini masyarakat melakukan upacara ritual untuk menyembuhkan penyakit ini.

(15)

Penolakan masuk rumah sakit

Penolakan masuk rumah sakit disebabkan oleh tiga hal :

Pertama, masyarakat menganggap rumah sakit sebagai tempat untuk mati, ada tindakan yang menakutkan, sehingga sebagian masyarakat tidak

(16)

Penolakan masuk rumah sakit

Kedua, adanya pertentangan antara perawatan medis dengan perawatan secara tradisional, hal ini membuat masyarakat takut tidak bisa terpenuhi kegiatan tradisionalnya. Mis, pembuangan ari-ari.

Ketiga, rumah sakit biasanya identik dengan biaya mahal, sehingga orang memilih tidak masuk rumah sakit dengan alasan tidak mempunyai biaya.

(17)

Persepsi berbeda tentang tingkah laku peran

Ketika seorang tenaga kesehatan sedang mengkaji masalah pasien atau memberi pengobatan pada pasien, misalnya seorang dokter yang sedang bertugas, dokter dianggap seseorang yang otoriter dan memiliki hal untuk mengajari pasien tentang apa yang harus an yang tidak boleh dilakukan sehingga keputusan ada di tangan dokter.

(18)

Persepsi berbeda tentang tingkah laku peran

Di lain pihak, keluarga dianggap orang yang paling berhak dalam membuat

keputusan.

Akibatnya, ada pertentangan antara peran dokter dan peran keluarga.

Demikian juga tenaga kesehatan lain seperti perawat yang berada di samping pasien selama 24 jam.

Perawat selalu membuat keputusan tindakan keperawatan untuk pasien, sehingga pasien di tatanan manapun seperti tidak punya hak untuk membuat keputusan.

(19)

Refleksi kasus tentang tingkah laku peran

Bapak Asmoro Bangun berusia 45 tahun, dirawat dengan sirosis hepatis

Bapak Asmoro menderita kekurangan albumin dalam tubuhnya akibat pengerasan hati dan bendungan vena cava.

Tanpa kesepakatan dan penjelasan dengan keluarga dokter memutuskan memberikan transfuse albumin pada pasien

Keluarga menolak keputusan tersebut dengan alasan tidak mempunyai biaya dikarenakan albumin mahal.

(20)

Pengobatan, pencegahan dan konsep

memelihara

Dalam budaya barat ada satu ungkapan yang terkenal ‘an apple a day keeps

the doctor away’.

Ungkapan tersebut melahirkan konsep imunisasi

Namun, masyarakat tradisional sering mengidentikkan imunisasi sebagai medis gaya barat akhirnya terjadi penolakan

Pendapat teoritis dari ilmu medis menyatakan bahwa mereka tidak menyadari bahwa imunisasi penting sebagai tindakan preventif

(21)

Pengobatan, pencegahan dan konsep

memelihara

Konsep imunisasi saat ini masih belum diterima dari berbagai kalangan dengan berbagai alasan

Ada beberapa aliran agama dan kepercayaan yang menolak imunisasi sebab hal tersebut bertentangan dengan keyakinannya.

(22)

Penolakan dalam birokrasi medis ilmiah

Masyarakat menolak teknologi kesehatan bisa berupa birokrasi dalam pelayanan kesehatan.

Birokrasi ini disebut teknologi karena dianggap hal yang canggih dalam pelayanan kesehatan.

(23)

Penolakan dalam birokrasi medis ilmiah

Menurut Mc Farland & Leininger (2002), penolakan tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :

1.

Asumsi kepercayaan yang keliru

2.

Pengobatan klinis versus pencegahan

3.

Prioritas pribadi dari para petugas kesehatan

4.

Asumsi keliru mengenai pengambilan keputusan

5.

Kekurangan dalam pelayanan kesehatan

(24)

Asumsi kepercayaan yang keliru

Banyak perencanaan nasional didasarkan atas asumsi bahwa cara-cara yang berhasil di negara-negara Barat pasti berhasil, demikian juga bila

diaplikasikan di negara-negara berkembang

Para petugas kesehatan yang bergerak dalam bidang ini seringkali lupa bahwa mengubah kebudayaan dan pola piker suatu masyarakat tidaklah mudah

(25)

Asumsi kepercayaan yang keliru

Suatu contoh prosedur pelayanan kesehatan rawat jalan di Cina di Rumah sakit Huang Chou semua sudah on line, tidak banyak menggunakan kertas, dokter langsung memberikan penawaran resep berupa obat kimia atau

tradisional setelah melihat data pasien dari computer hasil pengkajian perawat secara on line.

(26)

Pengobatan klinis versus pencegahan

Masyarakat biasanya lebih menyukai pengobatan yang bersifat kuratif daripada tindakan preventif

Hal ini dikaitkan dengan financial

Tindakan kuratif biasanya lebih murah dan tidak berkala, sebaliknya tindakan preventif biasanya mahal dan harus berkala.

Misalnya asuransi kesehatan banyak diikuti oleh masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas

(27)

Prioritas pribadi dari para petugas kesehatan

Seringkali para petugas kesehatan berasumsi bahwa prioritas pribadi mereka adalah yang merupakan prioritas kelompok sasaran pula.

Di Amerika, walaupun frekuensi kanker leher Rahim di kalangan wanita

sudah tinggi, pada kenyataannya masih banyak yang enggan melakukan uji Pap (Pap smear test).

(28)

Prioritas pribadi dari para petugas kesehatan

Ternyata wanita-wanita tersebut cenderung memprioritaskan hal-hal

seperti : kuitansi bahan pangan, anak-anak yang tidak maju sekolah, remaja yang bolos sekolah, dsb.

Jadi jelaslah bahwa apa yang diprioritaskan oleh petugas kesehatan tidaklah sama dengan apa yang diprioritaskan oleh kelompok sasaran

(29)

Asumsi keliru mengenai pengambilan

keputusan

Para petugas kesehatan yang bertugas di Negara berkembang berasumsi bahwa pasien sendirilah yang membuat keputusan mengenai pertolongan medis yang dicarinya.

Kenyataannya, keputusan medis biasanya merupakan keputusan kelompok

Contoh : Sosialisasi KB di Indonesia, walaupun sasarannya ditujukan bagi Ibu Rumah Tangga, kenyataannya mereka harus meminta ijin para suami dalam keikutsertaan program KB.

Penting bagi petugas kesehatan untuk mensosialisasikan program ini kepada semua pihak seperti : para suami, orang tua dan mertua

(30)

Kekurangan dalam pelayanan kesehatan

Masyarakat biasanya kurang percaya terhadap pelayanan kesehatan baru karena beberapa hal seperti :

obat-obatan yang kurang konsisten

pemilihan obat yang kurang teliti

petugas yang kurang menguasai bahasa masyarakat setempat

(31)

Konflik peran profesional

Banyak kaum professional mengalami dilemma etik

Di satu sisi, mereka dituntut untuk memberikan bantuan bagi mereka yang membutuhkan, di sisi lain, mereka dibatasi oleh badan-badan peraturan

(32)

Pengkajian yang berhubungan dengan

teknologi

Teknologi kesehatan adalah sarana yang memungkinkan manusia untuk memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam

pelayanan kesehatan

Berkaitan dengan pemanfaatan teknologi kesehatan maka perawat perlu mengkaji persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan.

(33)

Pengkajian yang berhubungan dengan

teknologi

Alasan klien tidak mau operasi dan klien memilih pengobatan alternative

Klien mengikuti tes laboratorium darah dan memahami makna hasil tes tersebut

(34)

Pengkajian yang berhubungan dengan

teknologi

Beberapa hal yang perlu dikaji terkait teknologi adalah :

1.

Menurut pasien, apakah teknologi kesehatan itu?

2.

Bagaimana persepsi pasien terhadap teknologi kesehatan?

3.

Adakah pantangan pasien terhadap teknologi kesehatan? Baik dari aspek waktu, alat, dan tempat?

(35)

Pengkajian yang berhubungan dengan

teknologi

Beberapa hal yang perlu dikaji terkait teknologi adalah :

4.

Pernahkah pasien mengenal teknologi kesehatan

5.

Tahukah pasien manfaat teknologi kesehatan

6.

Bagaimana kebiasaan pasien menggunakan berbagai teknologi selain teknologi kesehatan

(36)

Penolakan tindakan keperawatan

berhubungan dengan teknologi

Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa persepsi seseorang dibentuk oleh nilai spesifik dan keyakinan tertentu yang berakar pada budaya dan sub budaya tertentu yang memungkinkan penilaian objektif terhadap praktik berbeda yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan dan melakukan koping terhadap penyakit (Purnell dan Paulanka, 2003).

(37)

Penolakan tindakan keperawatan

berhubungan dengan teknologi

Apakah mereka paham atau tidak, seseorang memiliki alasan dalam berprilaku

Misalnya, mereka bisa menolak memberikan darah karena keyakinan

bahwa ini dapat digunakan untuk ilmu sihir yang secara tradisional diyakini di masyarakat Asia, bahwa darah mengandung kepribadian

(38)

Penolakan tindakan keperawatan

berhubungan dengan teknologi

Beberapa pasien mempunyai persepsi bahwa rusaknya kepribadian bisa diakibatkan melalui pertukaran darah atau organ lain seperti transplantasi jantung, ginjal, dan sebagainya.

Keyakinan itulah yang membuat seseorang yang harus menjalani transplantasi akan menolak tindakan tersebut.

(39)

Penolakan tindakan keperawatan

berhubungan dengan teknologi

Penolakan tindakan itulah yang disebut dengan penolakan Ipteks

Beberapa contoh dalam penolakan ipteks selain transplantasi adalah penolakan tindakan medis seperti pemeriksaan USG, pemasangan ventilator, tindakan pembedahan dan sebagainya.

(40)

Refleksi kasus

Di sebuah ruang rawat Inap penyakit dalam, Nona Jhini (21 tahun), beragama Islam dirawat dengan diagnose medis Bronchopneumonia,

pasien saat ini sesak dengan RR 28x/m, aktifitas pasien terbatas karena letih yang disebabkan antara oksigen supply dalam sel dan demand tidak

seimbang. Jhini sudah lama sakit sehingga berat badannya tidak sesuai

yaitu 40 kg. Pada ship pagi itu John adalah perawat yang bertanggungjawab pada kasus nona Jhini, pagi itu John akan melakukan pemeriksaan jantung dengan memasang EKG. Pasien Jhini menolak dengan alasan bahwa tidak boleh menyentuh atau melihat bagian tubuh Jhini apabila berbeda jenis kelamin, dia tidak mau melakukan karena bertentangan dengan

(41)

SELESAI

Referensi

Dokumen terkait

Variabel Bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Kebutuhan secondary raw material untuk satu kali produksi per satu shiftnya. Tingkat kebutuhan secondary

Kegiatan Triwulanan, Semesteran dan Tahunan. a) Menerima dan memverifikasi laporan keuangan yang diterima dari UAPPA-E1 setiap triwulan. b) Menggabungkan data laporan

Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu

(9) Strategi pembangunan Fasilitas Kepariwisataan yang mendorong pertumbuhan, meningkatkan kualitas dan daya saing Parangtritis-Depok- Kuwaru dan sekitarnya sebagaimana

Pengaruh Konseling Gizi terhadap Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu dalam Pemberian Makan Anak, dan Asupan Zat Gizi Anak Stunting Usia 1-2 tahun di Kecamatan

Apakah yang mendasari semua timbulnya ras semua timbulnya rasa malas a malas pada remaja pada remaja ini 6 semuanya akan dibahas dalam penelitian ini.. ini 6 semuanya akan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Muhammadiyah Jember Hak Bebas Royalty Noneksklusif (Non Exclusive Royalty-Free

2) Bahwa dalam perjanjian pemborongan pekerjaan secara outsourcing antara PT PLN (Persero) dengan PT Radite Kasih Julung Kembang Surakarta, pekerja sudah