• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI BERBANTUAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI BERBANTUAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SD"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI BERBANTUAN

MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SD

Ni Pt. Diah Utari Dewi

1

, Ni Nym. Ganing

2

, IGA. Agung Sri Asri

3 1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP,

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: diah.utari88gmail.com

1,

[email protected]

2,

[email protected]

3

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan hasil belajar yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep dengan pembelajaran konvensional di kelas V SD N 29 Dangin Puri Denpasar tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian Non Equivalent Control Group. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas V. Semua siswa yang berjumlah 82 orang sebagai sampel penelitian. Instrument pokok dalam penelitian ini hasil belajar PKn siswa. Data diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis statistik parametrik. Untuk menguji hipotesis digunakan analisis uji-t. Berdasarkan hasil analisis ditemukan hasil sebagai berikut, rerata post test kelompok eksperimen ( )= 76,68 dan kelompok control ( )= 67,61. Uji hipotesis dilakukan pada skor post test dengan hasil yaitu, thitung (4,92) > ttabel (2,000).

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) berbantuan media peta konsep dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional Kelas V SD N 29 Dangin Puri, maka dapat direkomendasikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) berbantuan media peta konsep dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran pada mata pelajaran PKn di Sekolah Dasar.

Kata-kata kunci : kooperatif tipe TAI, peta konsep, Hasil Belajar PKn

Abstract

The purpose of this study is to analyze the significant differences of learning outcomes between TAI -assisted cooperative learning concept maps media and conventional learning in the fifth grade of Elementary School No.29 Dangin Puri Denpasar (SD N 29 Dangin Puri Denpasar) academic year 2013/2014. This research is a quasi-experimental study with the Non Equivalent Control Group design. The population of this study all students in fifth grade. The sample of this study consists of 82 students. Principal instrument in this study is student learning outcomes. The data obtained were analyzed using parametric statistical analysis. Particularly, t-test was used to test the hypothesis. Based on the analysis it has been found that the mean of post test experimental group is x=76.68 and the control group is x=67.61. Hypothesis testing is performed on the results of the post test scores, tvalue (4.92 ) > ttable (2.000). Based on the results of hypothesis

testing performed there are significant differences in learning outcomes of students who take the Civics cooperative learning TAI (Team Assisted Individualization) media assisted concept maps as compared to students who take the conventional teaching learning in the fifth grade of Elementary School No.29 Dangin Puri. Therefore, cooperative learning TAI (Team Assisted Individualization) can be used as alternative learning model for Pkn

subject in the elementary school.

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan terus berkembang saat ini demi mendapatkan mutu pendidikan

yang berkualitas. Pada dasarnya

peningkatan kualitas mutu pendidikan

merupakan salah satu indikator yang harus dicapai. “Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

(Trianto, 2010:1). Perubahan atau

perkembangan pendidikan merupakan hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

Untuk mewujudkan hal tersebut salah satu usaha yang dilakukan yaitu

dengan merancang suatu model

pembelajaran. Pemilihan suatu model

pembelajaran merupakan salah satu hal

terpenting untuk mendesain atau

merancang suatu pembelajaran agar terjadi interaksi yang baik antara guru dengan siswa, siswa dengan guru maupun siswa dengan sumber belajar lainnya. Apabila suatu model pembelajaran di rancang secara inovatif maka dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Menurut Badan Standar Nasional

Pendidikan (2011) “mata pelajaran

pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”. Di Indonesia pendidikan dapat mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki

komitmen kuat dan konsisten untuk

mempertahankan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Pembelajaran saat ini masih

cenderung konvensional. Menurut Yamin

(2011: 201) mengemukakan bahwa

“pembelajaran konvensional merupakan strategi pembelajaran yang digunakan oleh

pembelajar (dosen, guru) untuk menyajikan

bahan pelajaran secara utuh atau

menyeluruh, lengkap dan sistematis,

dengan menyampaikan secara verbal”. “pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran dimana seluruh kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru, guru

membiarkan adanya siswa yang

mendominasi kelompok atau

menggantungkan diri pada kelompok” (Trianto, 2010: 58).

Pembelajaran pada dasarnya

merupakan upaya seorang guru untuk

membantu siswa melakukan kegiatan

belajar, sehubungan dengan hal tersebut pemilihan sebuah model pembelajaran

merupakan bagian penting dalam

merencanakan atau mendesain

pembelajaran agar terjadi interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan sumber belajarnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik.

Dalam penelitian ini memvariasikan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif, agar proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

“Model pembelajaran yang inovatif dirancang, disusun, dan dikondisikan agar siswa belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar” (Slameto, 2003: 2).

Dengan berakhirnya suatu proses

pembelajaran, maka siswa memperoleh

suatu hasil belajar. “Hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar” (Dimyati dan

Mudjiono, 2002: 3). Suatu model

pembelajaran yang inovatif dikemas oleh guru agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif ini adalah sebagai alternatif pilihan untuk menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan bagi

siswa. “Pembelajaran kooperatif

menekankan pada siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran” (Slavin, 2011: 4).

(3)

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pembelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatif,

pembelajaran dimulai dengan guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian informasi, sering kali dengan bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya, siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja

bersama untuk menyelesaikan tugas

bersama mereka. Fase terakhir

pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok, atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.

Tujuan pembelajaran kooperatif

adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta

pengembangan ketrampilan sosial.

Pembelajaran kooperatif memberikan

peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan belajar untuk menghargai satu sama lain. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah

tersebut dengan temannya. Banyak

anggota suatu kelompok dalam

pembelajaran kooperatif, biasanya terdiri dari empat sampai enam orang di mana

anggota kelompok yang terbentuk

diusahakan heterogen berdasarkan

perbedaan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan etnis.

Pembelajaran kooperatif lebih

unggul dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran kooperatif terlihat

ketika siswa menerapkannya dalam

menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks.

Model pembelajaran kooperatif

mengutamakan kerjasama dalam

menyelesaikan permasalahan untuk

menerapkan pengetahuan dan

keterampilan dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif, siswa didorong untuk

bekerjasama pada suatu tugas bersama

dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuannya agar hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat

menerima berbagai keragaman dari

temannya, serta pengembangan

ketrampilan sosial.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) ini

dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini

mengkombinasikan keunggulan

pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Kooperatif tipe TAI ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah

dipersiapkan oleh guru. Model

pembelajaran kooperatif adalah TAI (Team

Assisted Individualization) merupakan

kombinasi antara belajar secara individu dengan belajar secara kelompok. Model

pembelajaran kooperatif tipe TAI ini

berbantuan media peta konsep yang mana peta konsep ini merupakan salah satu perangkat pengorganisasian bahan ajar. Dalam konteks pengorganisasian bahan ajar guna persiapan mengajar untuk satu semester tertentu, peta konsep dapat digunakan sebagai cara untuk membangun struktur pengetahuan para guru dalam merencanakan bahan ajar.

Model pembelajaran TAI (Team

Assisted Individualization) diharapkan siswa

dapat meningkatkan pikiran kritisnya,

kreatif, dan tumbuh rasa sosial yang tinggi. Siswa juga diajari bagaimana bekerjasama dalam satu kelompok, diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerjasama, menghargai pendapat teman lain dan sebagainya. Sehingga siswa yang

pandai dapat mengembangkan

kemampuan dan keterampilannya

sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut.

Menurut Daryanto dan Rahardjo (2012: 247) langkah-langkah pembelajaran

kooperatif tipe TAI (Team Assisted

Individualization) sebagai berikut: 1) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara

(4)

individual yang sudah dipersiapkan oleh guru, 2) Guru memberikan kuis secara

individual kepada siswa untuk

mendapatkan skor dasar atau skor awal, 3) Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang

dan rendah). Jika mungkin anggota

kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender, 4) Hasil belajar siswa secara individual

didiskusikan dalam kelompok saling

memeriksa jawaban teman satu kelompok,

5) Guru memfasilitasi siswa dalam

membuat rangkuman, mengarahkan, dan

memberikan penegasan pada materi

pembelajaran yang telah dipelajari, 6) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa

secara individual, 7) Guru memberi

penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual.

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep dengan kata lain “Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan” (Djamarah dan zain, 2006: 120). Media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari guru ke siswa atau sebaliknya. “Penggunaan media pembelajaran akan memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa dan dapat digunakan untuk meningkatkan

efektivitas kegiatan pembelajaran”

(Hernawan, 2008: 11.18).

Media memiliki banyak

fungsi/kegunaan, antara lain untuk

mengatasi berbagai hambatan proses komunikasi, sikap pasif siswa dalam belajar, dan mengatasi keterbatasan fisik kelas. Kegunaan media dalam mengatasi hambatan proses komunikasi yaitu untuk mengatasi verbalisme, artinya dengan kata-kata lisan yang mungkin abstrak dapat

digambarkan dan dibantu dengan

penggunaan media sehingga verbalisme dapat diminimalkan. Dalam mengatasi sikap pasif siswa, media pembelajaran juga memiliki berbagai kegunaan, antara lain

memotivasi siswa dalam belajar,

memfokuskan/menarik perhatian, dan

mendekatkan interaksi langsung dengan

lingkungan nyata. Media banyak

dikembangkan saat ini sebagai alat peraga dalam proses pembelajaran agar siswa merasa tertarik dan senang mengikuti proses pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan yaitu media peta konsep.

Bemawy Munthe (2009: 16-17) menyatakan, media peta konsep adalah salah satu perangkat pengorganisasian

bahan ajar disebut dengan „Concept Map’

atau peta konsep. Dalam konteks

pengorganisasian bahan ajar guna

persiapan mengajar untuk satu semester

tertentu, Concept Map dapat digunakan

sebagai cara untuk membangun struktur

pengetahuan para guru dalam

merencanakan bahan ajar.

Desain bahan ajar berdasarkan peta konsep ini memiliki karakteristik khas. Pertama, hanya memiliki konsep-konsep

atau ide-ide pokok, kedua memiliki

hubungan yang mengaitkan antara satu konsep dengan konsep yang lain, ketiga

menyebutkan arti hubungan yang

mengaitkan antara konsep-konsep.

Keempat, desain itu terwujud sebuah diagram atau peta yang merupakan satu bentuk konsep-konsep atau materi bahan ajar yang penting. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI

berbantuan media peta konsep

keberhasilan suatu kelompok sangat

diperhatikan, setiap anggota kelompok

dituntut untuk aktif dalam proses

pembelajaran, tidak hanya siswa yang

mempunyai kemampuan lebih dalam

kelompoknya, namun siswa yang

mempunyai kemampuan lemah pun dituntut aktif dalam pembelajaran. Siswa yang memiliki kemampuan lebih bertanggung jawab untuk membantu temannya yang mempunyai kemampuan lemah dalam

kelompoknya, sedangkan siswa yang

mempunyai kemampuan lemah akan

terbantu dalam memahami permasalahan yang akan diselesaikan dalam kelompok tersebut, sehingga dalam pembelajaran

semua anggota kelompok dapat

berpartisipasi aktif, saling memberi

masukan, ide, dan solusi dari

permasalahan yang dihadapi. Melalui

model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep siswa dalam belajar dapat saling memberi

(5)

informasi dalam kelompok dan antar kelompok. Dengan demikian mereka akan merasa saling membutuhkan satu sama lain. Sifat menghargai orang lain akan terbentuk sebagai salah satu tujuan afektif dalam pembelajaran. Dengan demikian model pembelajaran ini dapat berpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) ini dapat memberikan perbedaan hasil belajar dengan pembelajaran konvensional, hal ini

didukung oleh penelitian Nawangsasi

(2011) dan Wahyuni (2012) melalui model

pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team

Assisted Individualization) dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa di Sekolah Dasar.

Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar PKn siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional Kelas V SD N 29 Dangin Puri Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian

eksperimen semu (Quasi Eksperiment). Hal

ini dikarenakan kemampuan peneliti dalam mengamati perilaku obyek penelitian sangat terbatas terutama ketika siswa berada di luar sekolah (rumah), peneliti juga tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui

persepsi obyek penelitian terhadap

perlakuan secara pasti atau dapat

dikatakan bahwa peneliti tidak bermaksud dan tidak memiliki kemampuan untuk mengubah kelas dan kondisi yang sudah ada dengan kata lain peneliti tidak bisa mengkarantina sampel dan membuat kelas baru. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas V SDN 29 Dangin Puri Denpasar yang berjumlah 82 orang,

peneliti menggunakan sampel jenuh

sehingga semua populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini.

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VA dan kelas VB dirandom (diacak), sehingga dari dua kelas tersebut terpilih kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari

dua kelas tersebut, sebelum diuji-t

kesetaraan, data tersebut diuji normalitas dan homogenitas varians terlebih dahulu sebagai syarat dari uji-t kesetaraan.

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar PKn.

Rancangan penelitian ini

menggunakan rancangan Non Equivalent

Control Group Desain, Desain ini memiliki

kelompok kontrol, tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen. Penggunaan

design eksperimen ini karena pada

kenyataan sulit mendapatkan kelompok

penelitian yang bisa dikarantina

(Sugioyono, 2012:114). Pelaksanaan

eksperimen terbagi dalam 3 tahap yaitu: Persiapan Eksperimen yang meliputi: (1) Menyusun RPP serta mempersiapkan media dan sumber belajar (alat peraga, LKS, Silabus dan kurikulum) yang nantinya digunakan selama proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. (2) Menyusun instrumen penelitian berupa tes hasil belajar pada ranah kognitif untuk mengukur hasil belajar PKn siswa. (3) Mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan wali kelas atau guru mata pelajaran

PKn dan dosen pembimbing (4)

Mengadakan validasi instrumen penelitian yaitu tes hasil belajar PKn. Pelaksanaan

Eksperimen meliputi: (1) Menentukan

sampel penelitian berupa kelas dari

populasi yang tersedia. (2) Dari sampel yang telah diambil kemudian diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. (3) Melaksanakan penelitian yaitu

memberikan perlakuan kepada kelas

eksperimen berupa pembelajaran

kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep, (4) Memberikan perlakuan kepada

kelas kontrol berupa pembelajaran

konvensional dan yang terakhir adalah pengakhiran eksperimen yaitu memberikan post test pada akhir penelitian, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

(6)

Penelitian ini menyelidiki pengaruh satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Adapun prosedur dalam penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep dikelas

eksperimen dan pembelajaran

Konvensional pada kelas kontrol, kemudian diakhir penelitian diadakan post test (test akhir), serta diakhiri dengan menganaliisis data temuan.

Data yang dikumpulkan adalah hasil belajar PKn siswa pada ranah Kognitif. Data hasil belajar siswa pada ranah kognitif dikumpulkan dengan testing, Tes evaluasi hasil belajar dikatakan baik jika, materi yang terkandung dalam butir-butir soal tersebut dapat mewakili seluruh materi yang telah dipelajari oleh siswa.

Agar tes yang disusun sesuai dengan materi yang dipelajari oleh siswa, maka perlu disusun kisi-kisi soal. Dalam kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda dengan satu jawaban benar yang berjumlah 60 butir soal.

Tes ini mengungkapkan tentang penguasaan siswa terhadap pelajaran PKn yang mereka peroleh di kelas V. Setiap soal disertai dengan empat alternatif jawaban yang dipilih siswa (alternatif a, b, c, dan d). Setiap item diberikan skor satu (1) bila siswa menjawab dengan benar serta skor nol (0) untuk siswa yang menjawab salah

(jawaban dicocokkan dengan kunci

jawaban). Skor hasil belajar PKn bergerak dari 0-100. Skor 0 merupakan skor minimal ideal serta 100 merupakan skor maksimal tes hasil belajar PKn. Tes disusun oleh mahasiswa dan guru bidang studi PKn serta melalui bimbingan pembimbing.

Sebelum tes diterbitkan dalam

penelitian ini sebelumnya telah dilakukan

pengujian tes baik secara empiric dan

ekspert setelah dilakukan pengujian secara

empirik didapatkan hasil pengujian soal

yang lolos uji validitas, uji daya pembeda, uji indeks kesukaran dan uji reliabilitas adalah 30 soal.

Data yang diperoleh pada penelitian ini selanjutnya dianalisis dengan analisis

statistik parametrik. Sebelum analisis

hipotesis dilakukan didahului dengan

menguji normalitas dan homogenitas data

sebagai syarat penggunaan statistik

parametrik. Hipotesis penelitian diuji

menggunakan rumus uji-t polled varians.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data kelompok eksperimen adalah data hasil belajar PKn siswa kelas V yang mengikuti pembelajaran koperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep. Setelah melaksanakan penelitian, maka diperoleh data hasil belajar PKn siswa berdasarkan

hasil pemberian post test yang

dilaksanakan di kelas V SD N 29 Dangin Puri. Data kelompok kontrol adalah data hasil belajar PKn siswa kelas V yang

mengikuti pembelajaran konvensional.

Setelah melaksanakan penelitian, maka diperoleh data hasil belajar PKn siswa

berdasarkan hasil pemberian post test yang

dilaksanakan di kelas V SD N 29 Dangin Puri.

Dari paparan data hasil belajar PKn

kelas V pada kelompok eksperimen

terdapat 41 orang siswa dengan nilai tertinggi adalah 87 dan nlilai terendah

adalah 60. Sedangkan pada kelas

konvensional terdapat 41 orang siswa dengan nilai tertinggi adalah 87 dan nilai terendah adalah 47. Dan nilai rata-rata nilai di kelompok eksperimen ( )= 76,68, sedangkan di kelompok kontrol ( )= 67,61. Uji normalitas merupakan salah satu

prasyarat untuk dapat dilakukan uji

hipotesis yang dalam penelitian ini adalah uji-t. Dan untuk mengetahui normalitas sebaran data pada penelitin ini akan

digunakan analisis Chi-Square (X2).

Ringkasan hasil pengujian data post test

(7)

Tabel 1. Tabel ringkasan hasil pengujian data post test kelompok eksperimen dan kontrol

Treatment Model Pembelajaran Jumlah siswa

tiap kelas Rerata ( ) Varians ( ) Standar Deviasi (SD) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Berbantuan Media Peta Konsep 41 76,68 53,02 7,281

Pembelajaran Konvensional 41 67,61 85,89 9,267

Berdasarkan data pada tabel 1

maka dianalis uji normalitas data

menggunakan Chi-Square (X2). Pada

sebaran data kelompok eksperimen,

diperoleh harga X2hitung= 8,24 dan harga X2tabel pada taraf signifikansi 5% dengan db = 5 sebesar 11,07. Ini menunjukkan bahwa X2hitung < X2tabel berarti data hasil belajar PKn kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sementara hasil analisis Chi-Square (X2) pada sebaran data pada kelompok kontrol, diperoleh harga X2hitung= 2,76 dan harga X2tabel pada taraf siginifikansi 5% dengan db = 5 sebesar 11,07. Ini menunjukkan bahwa

X2hitung < X2tabel berarti data hasil belajar PKn kelompok kontrol berdistribusi normal.

Pada pengujian Homogenitas

kelompok, berdasarkan hasil perhitungan uji F diperoleh Fhitung = 1,62 dan Ftabel pada

taraf signifikansi 5% dengan db pembilang 41 – 1 = 40 dan db penyebut 41– 1 = 40 adalah 1,69. Ini berarti Fhitung < Ftabel

sehingga kedua kelompok data homogen.

Setelah dinyatakan memenuhi syarat

penggunaan uji-t maka uji-t dapat

dilaksanakan dan mendapatkan ringkasan hasil pengujian yang disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Tabel Ringkasan Hasil Perhitungan Hasil Belajar PKn Siswa Kelompok Eksperimen dan Kontrol Kelas Penelitian Jumlah siswa (n) Varians ( ) Rerata ( )

Dk thitung ttabel Simpulan

Eksperimen 41 76,68 53,02

80 4,92 2.000 Ho

Ditolak

Kontrol 41 67,61 85,89

Berdasarkan tabel 2 hasil analisis data post test diperoleh thitung sebesar 4,92. Dengan menggunakan taraf signifikan 5% dan dk= 80 diperoleh batas penolakan hipotesis nol sebesar 2,00. Berarti thitung> ttabel maka hipotesis nol yang diajukan ditolak dan menerima hipotesis alternatif.

Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil

belajar PKn siswa yang mengikuti

pembelajaran model pembelajaran

kooperatif tipe TAI (Team Assisted

Individualization) berbantuan media peta

konsep dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional Kelas V SD N 29 Dangin Puri Denpasar.

Berdasarkan hasil uji penyetaraan

kelompok yang dilakukan terhadap

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dengan menganalisis nilai PKn pada semester sebelumnya, diuji menggunakan

uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas kemudian menggunakan uji-t diketahui bahwa kedua sampel memiliki keadaan sampel yang normal dan memiliki varians yang sama atau homogen serta setara. Ini menunjukkan sebelum diberikan perlakuan kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran kooperatif tipe TAI

berbantuan media peta konsep dan

kelompok kontrol diberikan perlakuan

berupa pembelajaran konvensional.

Perlakuan diberikan sebanyak 6 kali pada

kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Setelah diberikan perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep pada kelompok eksperimen dan pembelajaran

konvensional pada kelompok kontrol

(8)

terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Melalui hasil analisis data hasil post test dari kedua kelompok maka diketahui terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kedua kelompok. Nilai rata-rata pada

kelompok eksperimen

X

=76,68

sedangkan nilai rata-rata pada kelompok kontrol

X

=67,61.

Selain nilai rata-rata hasil belajar PKn, perbedaan yang signifikan dapat dilihat dari keseluruhan nilai post test hasil belajar PKn yang dianalisis melalui uji hipotesis menggunakan uji-t. Sebelum dilakukan uji hipotesis mengunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa

sebaran data nilai post test kedua kelompok

memenuhi normalitas dan homogenitas. Karena data pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol telah memenuhi uji prasyarat maka dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji-t. Dari hasil

pengujian diperoleh = 4,92 dan

= 2,00 dalam taraf signifikansi 5% dan

derajat kebebasan = 80. Maka >

maka Ha diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn

siswa yang mengikuti pembelajaran

kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep dengan siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional. Hal ini

disebabkan karena “ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru” (Daryanto dan Rahardjo, 2012: 246). Dengan model

pembelajaran TAI (Team Assisted

Individualization) diharapkan siswa dapat

meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan tumbuh rasa sosial yang tinggi. Siswa juga diajari bagaimana bekerjasama dalam satu kelompok, diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerjasama, menghargai pendapat teman lain dan sebagainya.

Sehingga siswa yang pandai dapat

mengembangkan kemampuan dan

keterampilannya sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami

permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut.

Peranan media pembelajaran juga berpengaruh, salah satunya media peta konsep. Media peta konsep ini juga sangat memberikan pengaruh terhadap perbedaan hasil belajar yang diperoleh dari kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Media peta konsep menyediakan bantuan

visual konkret untuk membantu

mengorganisasikan informasi sebelum

informasi tersebut dipelajari. Peta konsep membantu guru memahami macam-macam konsep yang ditanamkan ditopik lebih besar yang diajarkan. Pemahaman ini akan memperbaiki perencanaan dan instruksi guru.

Dengan penggunaan media peta konsep media yang mampu mengaitkan keterkaitan hubungan antar konsep-konsep dengan kehidupan nyata siswa. Beberapa keuntungan menggunakan media peta konsep di dalam kelas antara lain, peta

konsep akan memberikan visualisasi

konsep-konsep utama dan pendukung yang telah terstruktur. Pembelajaran ini memiliki kesesuaian dengan karakteristik mata

pelajaran PKn. Dalam pelaksanaan

pembelajaran ini, materi pembelajaran dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata siswa sehingga mampu membekali siswa dengan seperangkat pengetahuan, sikap,

nilai, moral dan ketrampilan untuk

memahami lingkungan sosial masyarakat dapat dicapai dan membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran.

Berbeda dengan yang diterapkan pada kelompok kontrol, pembelajaran yang konvensional yang diterapkan sering kali menimbulkan kebosanan karena selalu disajikan dengan ceramah dan tanya jawab. Strategi seperti ini tidak memberikan kesempatan pada peserta didik belajar

sesuai dengan gaya belajarnya dan

cenderung menunggu informasi-informasi yang disampaikan oleh guru. Jadi sudah dapat dilihat proses pembelajaran dengan pembelajaran konvensional membuat siswa cenderung pasif yang berpengaruh pada perolehan hasil belajar siswa yang kurang optimal.

Hasil penelitian yang telah

dipaparkan di atas juga didukung oleh hasil penelitian dari Dian Parwata (2013) yang

(9)

berjudul Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tes hasil belajar siswa menunjukkan persentase rata-rata pada siklus 1 rata – rata kreativitas belajar siswa

berada pada skor 42,50% (kreatif),

sedangkan pada siklus 2 rata – rata

kreativitas belajar siswa mengalami

peningkatan mencapai skor 47,50%

(kreatif) dan 30% (sangat kreatif). Pada siklus 1 rata – rata hasil belajar siswa berada pada skor 25% (baik), sedangkan pada siklus 2 rata – rata hasil belajar siswa mengalamai peningkatan mencapai skor 60% (baik) dan 25% (sangat baik). Dan hasil penelitian Hadinata (2013) Pengaruh

Model Pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI) Terhadap Prestasi

Belajar IPS kelas IV SD Gugus 4 Bondalem Kecamatan Tejakula. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa prestasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional 12,90 maka menunjukkan bahwa sebagian besar skor cenderung rendah. prestasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran TAI yaitu 20,12 maka menunjukkan bahwa sebagian besar skor cenderung tinggi. Hasil

uji hipotesis yang dilakukan dengan

menggunakan Uji-t diketahui bahwa

terdapat perbedaan prestasi belajar IPS siswa yang signifikan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran tipe TAI

dengan prestasi belajar siswa yang

mengikuti pembelajaran Konvensional pada siswa kelas IV di gugus 4 Bondalem tahun pelajaran 2012/2013.

PENUTUP

Berdasarkan hasil pengujian

hipotesis yang dipaparkan pada BAB IV, dapat disimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut. Dari hasil analisis uji-t diperoleh thitung = 4,92 dan ttabel = 2,000, sehingga thitung > ttabel. Dan diihat dari nilai

rata-rata kelompok eksperimen

X

= 76,68

dan nilai rata-rata kelompok kontrol

X

=

67,61. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn

siswa yang mengikuti pembelajaran

kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep dengan siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional. Hal ini

menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep berpengaruh terhadap hasil belajar PKn kelas V SD N 29 Dangin Puri Denpasar, tahun ajaran 2013/2014.

Berdasarkan simpulan tersebut

maka dapat disarankan sebagai berikut. 1) Model pembelajaran kooperatif tipe TAI

berbantuan media peta konsep

memberikan pengaruh terhadap hasil

belajar PKn kelas V SD N 29 Dangin Puri Denpasar, tahun ajaran 2013/2014. 2) Bagi guru disarankan untuk menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI

berbantuan media peta konsep dalam

pelaksanaan pembelajaran PKn agar

pembelajaran lebih bervariasi dan

bermakna bagi siswa. 3) Kepada peneliti

lain diharapkan melakukan penelitian

dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep dengan menggunakan pokok bahasan yang lainnya atau mata pelajaran selain PKn serta dengan melibatkan sampel yang lebih luas.

DAFTAR RUJUKAN

Badan standar nasional pendidikan

(BSNP). 2011. Standar Kompetensi

& Kompetensi Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah. Jakarta: Kementerian

Pendidikan Nasional.

Dantes. 2012. Metode Penelitian.

Yogyakarta: CV Andi Offset.

Daryanto, dan Muljo Rahardjo. 2012. Model

Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:

Gava Media.

Dimyati, dan Mudjiono. 2002. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.

2006. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hernawan Asep Herry, dkk. 2008.

Pengembangan Kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta: Universitas

(10)

Hadinata, Made Sukma. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI) Terhadap

Prestasi Belajar IPS kelas IV SD Gugus 4 Bondalem Kecamatan

Tejakula. Tersedia pada:

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p hp/JJPGSD/article/view/1462/1323

(diakses14 September 2013).

Munthe, Bemawy. 2009. Desain

Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Insan Madani.

Nawangsasi, Dwi Ayu. 2011. Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tie

TAI (Team Assisted

Individualization) Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV Semester 2 Sekolah Dasar Negeri 919 Dangin Puri Denpasar

Tahun Pelajaran 2010/2011. (Tidak

Diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Undiksha. Parwata, Ni Putu Dian Primasari (2013).

Penerapan Model Pembelajaran

Team Assisted Individualization

Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas IV.

Tersedia pada:

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p hp/JJPGSD/article/view/1368/1229

(diakses13 September 2013).

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian

Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Slavin, Robert. 2011. Cooperative Learning

(Teori, Riset dan Praktik). Bandung:

Nusa Media.

Trianto, 2010. Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Wahyuni, Ni Luh Gede Sri. 2012.

Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualy (TAI) untuk

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri

4 Sibang Kaja Tahun Ajaran

2012/2013 (Tidak Diterbitkan).

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Undiksha.

Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru

Pembelajaran. Jakarta: Gaung

Gambar

Tabel 1. Tabel ringkasan hasil pengujian data post test kelompok eksperimen dan kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, pada jarak tanam 100x50x45 cm (kontrol) dan pemberian pupuk ZA 10 gram menunjukkan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman, diameter batang,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan kerapu yang tertangkap di Teluk Lasongko terdiri dari empat spesies yaitu ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis), kerapu macan

Hasil penelitian di MAN Kota Bakti Pidie Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie yang diperoleh dari hasil wawancara guna mengungkap pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam

86 Siti Arbainah 4052760662210113 Sejarah Kebudayaan Islam MIS DURIAN LUNJUK Hulu Sungai Tengah ASRAMA HAJI BANJARBARU. 87 Ichsan Sugiharto 8460758659200012 Sejarah Kebudayaan Islam

ASAL SLTA GENAP DAN ALIH KREDIT.. DAFTAR MATA KULIAH PILIHAN**).. NO MATA KULIAH PILIHAN KODE HARI

maka Pokja Pengadaan Barang, Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya Pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Anggaran 2014 mengumumkan Paket tersebut di

[r]

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan analisis struktural yang difokuskan pada analisis alur, mendeskripsikan situasi kehidupan keagamaan dalam masa