MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI BERBANTUAN
MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SD
Ni Pt. Diah Utari Dewi
1, Ni Nym. Ganing
2, IGA. Agung Sri Asri
3 1,2,3Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP,
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: diah.utari88gmail.com
1,[email protected]
2,[email protected]
3Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan hasil belajar yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep dengan pembelajaran konvensional di kelas V SD N 29 Dangin Puri Denpasar tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian Non Equivalent Control Group. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas V. Semua siswa yang berjumlah 82 orang sebagai sampel penelitian. Instrument pokok dalam penelitian ini hasil belajar PKn siswa. Data diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis statistik parametrik. Untuk menguji hipotesis digunakan analisis uji-t. Berdasarkan hasil analisis ditemukan hasil sebagai berikut, rerata post test kelompok eksperimen ( )= 76,68 dan kelompok control ( )= 67,61. Uji hipotesis dilakukan pada skor post test dengan hasil yaitu, thitung (4,92) > ttabel (2,000).
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) berbantuan media peta konsep dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional Kelas V SD N 29 Dangin Puri, maka dapat direkomendasikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) berbantuan media peta konsep dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran pada mata pelajaran PKn di Sekolah Dasar.
Kata-kata kunci : kooperatif tipe TAI, peta konsep, Hasil Belajar PKn
Abstract
The purpose of this study is to analyze the significant differences of learning outcomes between TAI -assisted cooperative learning concept maps media and conventional learning in the fifth grade of Elementary School No.29 Dangin Puri Denpasar (SD N 29 Dangin Puri Denpasar) academic year 2013/2014. This research is a quasi-experimental study with the Non Equivalent Control Group design. The population of this study all students in fifth grade. The sample of this study consists of 82 students. Principal instrument in this study is student learning outcomes. The data obtained were analyzed using parametric statistical analysis. Particularly, t-test was used to test the hypothesis. Based on the analysis it has been found that the mean of post test experimental group is x=76.68 and the control group is x=67.61. Hypothesis testing is performed on the results of the post test scores, tvalue (4.92 ) > ttable (2.000). Based on the results of hypothesis
testing performed there are significant differences in learning outcomes of students who take the Civics cooperative learning TAI (Team Assisted Individualization) media assisted concept maps as compared to students who take the conventional teaching learning in the fifth grade of Elementary School No.29 Dangin Puri. Therefore, cooperative learning TAI (Team Assisted Individualization) can be used as alternative learning model for Pkn
subject in the elementary school.
PENDAHULUAN
Pendidikan terus berkembang saat ini demi mendapatkan mutu pendidikan
yang berkualitas. Pada dasarnya
peningkatan kualitas mutu pendidikan
merupakan salah satu indikator yang harus dicapai. “Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
(Trianto, 2010:1). Perubahan atau
perkembangan pendidikan merupakan hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.
Untuk mewujudkan hal tersebut salah satu usaha yang dilakukan yaitu
dengan merancang suatu model
pembelajaran. Pemilihan suatu model
pembelajaran merupakan salah satu hal
terpenting untuk mendesain atau
merancang suatu pembelajaran agar terjadi interaksi yang baik antara guru dengan siswa, siswa dengan guru maupun siswa dengan sumber belajar lainnya. Apabila suatu model pembelajaran di rancang secara inovatif maka dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
Menurut Badan Standar Nasional
Pendidikan (2011) “mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”. Di Indonesia pendidikan dapat mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki
komitmen kuat dan konsisten untuk
mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Pembelajaran saat ini masih
cenderung konvensional. Menurut Yamin
(2011: 201) mengemukakan bahwa
“pembelajaran konvensional merupakan strategi pembelajaran yang digunakan oleh
pembelajar (dosen, guru) untuk menyajikan
bahan pelajaran secara utuh atau
menyeluruh, lengkap dan sistematis,
dengan menyampaikan secara verbal”. “pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran dimana seluruh kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru, guru
membiarkan adanya siswa yang
mendominasi kelompok atau
menggantungkan diri pada kelompok” (Trianto, 2010: 58).
Pembelajaran pada dasarnya
merupakan upaya seorang guru untuk
membantu siswa melakukan kegiatan
belajar, sehubungan dengan hal tersebut pemilihan sebuah model pembelajaran
merupakan bagian penting dalam
merencanakan atau mendesain
pembelajaran agar terjadi interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan sumber belajarnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
Dalam penelitian ini memvariasikan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif, agar proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
“Model pembelajaran yang inovatif dirancang, disusun, dan dikondisikan agar siswa belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar” (Slameto, 2003: 2).
Dengan berakhirnya suatu proses
pembelajaran, maka siswa memperoleh
suatu hasil belajar. “Hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar” (Dimyati dan
Mudjiono, 2002: 3). Suatu model
pembelajaran yang inovatif dikemas oleh guru agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif ini adalah sebagai alternatif pilihan untuk menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan bagi
siswa. “Pembelajaran kooperatif
menekankan pada siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran” (Slavin, 2011: 4).
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pembelajaran yang
menggunakan pembelajaran kooperatif,
pembelajaran dimulai dengan guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian informasi, sering kali dengan bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya, siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja
bersama untuk menyelesaikan tugas
bersama mereka. Fase terakhir
pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok, atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.
Tujuan pembelajaran kooperatif
adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta
pengembangan ketrampilan sosial.
Pembelajaran kooperatif memberikan
peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan belajar untuk menghargai satu sama lain. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah
tersebut dengan temannya. Banyak
anggota suatu kelompok dalam
pembelajaran kooperatif, biasanya terdiri dari empat sampai enam orang di mana
anggota kelompok yang terbentuk
diusahakan heterogen berdasarkan
perbedaan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan etnis.
Pembelajaran kooperatif lebih
unggul dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran kooperatif terlihat
ketika siswa menerapkannya dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks.
Model pembelajaran kooperatif
mengutamakan kerjasama dalam
menyelesaikan permasalahan untuk
menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif, siswa didorong untuk
bekerjasama pada suatu tugas bersama
dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuannya agar hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat
menerima berbagai keragaman dari
temannya, serta pengembangan
ketrampilan sosial.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) ini
dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini
mengkombinasikan keunggulan
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Kooperatif tipe TAI ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah
dipersiapkan oleh guru. Model
pembelajaran kooperatif adalah TAI (Team
Assisted Individualization) merupakan
kombinasi antara belajar secara individu dengan belajar secara kelompok. Model
pembelajaran kooperatif tipe TAI ini
berbantuan media peta konsep yang mana peta konsep ini merupakan salah satu perangkat pengorganisasian bahan ajar. Dalam konteks pengorganisasian bahan ajar guna persiapan mengajar untuk satu semester tertentu, peta konsep dapat digunakan sebagai cara untuk membangun struktur pengetahuan para guru dalam merencanakan bahan ajar.
Model pembelajaran TAI (Team
Assisted Individualization) diharapkan siswa
dapat meningkatkan pikiran kritisnya,
kreatif, dan tumbuh rasa sosial yang tinggi. Siswa juga diajari bagaimana bekerjasama dalam satu kelompok, diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerjasama, menghargai pendapat teman lain dan sebagainya. Sehingga siswa yang
pandai dapat mengembangkan
kemampuan dan keterampilannya
sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut.
Menurut Daryanto dan Rahardjo (2012: 247) langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) sebagai berikut: 1) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara
individual yang sudah dipersiapkan oleh guru, 2) Guru memberikan kuis secara
individual kepada siswa untuk
mendapatkan skor dasar atau skor awal, 3) Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang
dan rendah). Jika mungkin anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender, 4) Hasil belajar siswa secara individual
didiskusikan dalam kelompok saling
memeriksa jawaban teman satu kelompok,
5) Guru memfasilitasi siswa dalam
membuat rangkuman, mengarahkan, dan
memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari, 6) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa
secara individual, 7) Guru memberi
penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual.
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep dengan kata lain “Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan” (Djamarah dan zain, 2006: 120). Media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari guru ke siswa atau sebaliknya. “Penggunaan media pembelajaran akan memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa dan dapat digunakan untuk meningkatkan
efektivitas kegiatan pembelajaran”
(Hernawan, 2008: 11.18).
Media memiliki banyak
fungsi/kegunaan, antara lain untuk
mengatasi berbagai hambatan proses komunikasi, sikap pasif siswa dalam belajar, dan mengatasi keterbatasan fisik kelas. Kegunaan media dalam mengatasi hambatan proses komunikasi yaitu untuk mengatasi verbalisme, artinya dengan kata-kata lisan yang mungkin abstrak dapat
digambarkan dan dibantu dengan
penggunaan media sehingga verbalisme dapat diminimalkan. Dalam mengatasi sikap pasif siswa, media pembelajaran juga memiliki berbagai kegunaan, antara lain
memotivasi siswa dalam belajar,
memfokuskan/menarik perhatian, dan
mendekatkan interaksi langsung dengan
lingkungan nyata. Media banyak
dikembangkan saat ini sebagai alat peraga dalam proses pembelajaran agar siswa merasa tertarik dan senang mengikuti proses pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan yaitu media peta konsep.
Bemawy Munthe (2009: 16-17) menyatakan, media peta konsep adalah salah satu perangkat pengorganisasian
bahan ajar disebut dengan „Concept Map’
atau peta konsep. Dalam konteks
pengorganisasian bahan ajar guna
persiapan mengajar untuk satu semester
tertentu, Concept Map dapat digunakan
sebagai cara untuk membangun struktur
pengetahuan para guru dalam
merencanakan bahan ajar.
Desain bahan ajar berdasarkan peta konsep ini memiliki karakteristik khas. Pertama, hanya memiliki konsep-konsep
atau ide-ide pokok, kedua memiliki
hubungan yang mengaitkan antara satu konsep dengan konsep yang lain, ketiga
menyebutkan arti hubungan yang
mengaitkan antara konsep-konsep.
Keempat, desain itu terwujud sebuah diagram atau peta yang merupakan satu bentuk konsep-konsep atau materi bahan ajar yang penting. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
berbantuan media peta konsep
keberhasilan suatu kelompok sangat
diperhatikan, setiap anggota kelompok
dituntut untuk aktif dalam proses
pembelajaran, tidak hanya siswa yang
mempunyai kemampuan lebih dalam
kelompoknya, namun siswa yang
mempunyai kemampuan lemah pun dituntut aktif dalam pembelajaran. Siswa yang memiliki kemampuan lebih bertanggung jawab untuk membantu temannya yang mempunyai kemampuan lemah dalam
kelompoknya, sedangkan siswa yang
mempunyai kemampuan lemah akan
terbantu dalam memahami permasalahan yang akan diselesaikan dalam kelompok tersebut, sehingga dalam pembelajaran
semua anggota kelompok dapat
berpartisipasi aktif, saling memberi
masukan, ide, dan solusi dari
permasalahan yang dihadapi. Melalui
model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep siswa dalam belajar dapat saling memberi
informasi dalam kelompok dan antar kelompok. Dengan demikian mereka akan merasa saling membutuhkan satu sama lain. Sifat menghargai orang lain akan terbentuk sebagai salah satu tujuan afektif dalam pembelajaran. Dengan demikian model pembelajaran ini dapat berpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) ini dapat memberikan perbedaan hasil belajar dengan pembelajaran konvensional, hal ini
didukung oleh penelitian Nawangsasi
(2011) dan Wahyuni (2012) melalui model
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
Assisted Individualization) dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa di Sekolah Dasar.
Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar PKn siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional Kelas V SD N 29 Dangin Puri Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu (Quasi Eksperiment). Hal
ini dikarenakan kemampuan peneliti dalam mengamati perilaku obyek penelitian sangat terbatas terutama ketika siswa berada di luar sekolah (rumah), peneliti juga tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui
persepsi obyek penelitian terhadap
perlakuan secara pasti atau dapat
dikatakan bahwa peneliti tidak bermaksud dan tidak memiliki kemampuan untuk mengubah kelas dan kondisi yang sudah ada dengan kata lain peneliti tidak bisa mengkarantina sampel dan membuat kelas baru. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas V SDN 29 Dangin Puri Denpasar yang berjumlah 82 orang,
peneliti menggunakan sampel jenuh
sehingga semua populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VA dan kelas VB dirandom (diacak), sehingga dari dua kelas tersebut terpilih kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari
dua kelas tersebut, sebelum diuji-t
kesetaraan, data tersebut diuji normalitas dan homogenitas varians terlebih dahulu sebagai syarat dari uji-t kesetaraan.
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar PKn.
Rancangan penelitian ini
menggunakan rancangan Non Equivalent
Control Group Desain, Desain ini memiliki
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Penggunaan
design eksperimen ini karena pada
kenyataan sulit mendapatkan kelompok
penelitian yang bisa dikarantina
(Sugioyono, 2012:114). Pelaksanaan
eksperimen terbagi dalam 3 tahap yaitu: Persiapan Eksperimen yang meliputi: (1) Menyusun RPP serta mempersiapkan media dan sumber belajar (alat peraga, LKS, Silabus dan kurikulum) yang nantinya digunakan selama proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. (2) Menyusun instrumen penelitian berupa tes hasil belajar pada ranah kognitif untuk mengukur hasil belajar PKn siswa. (3) Mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan wali kelas atau guru mata pelajaran
PKn dan dosen pembimbing (4)
Mengadakan validasi instrumen penelitian yaitu tes hasil belajar PKn. Pelaksanaan
Eksperimen meliputi: (1) Menentukan
sampel penelitian berupa kelas dari
populasi yang tersedia. (2) Dari sampel yang telah diambil kemudian diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. (3) Melaksanakan penelitian yaitu
memberikan perlakuan kepada kelas
eksperimen berupa pembelajaran
kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep, (4) Memberikan perlakuan kepada
kelas kontrol berupa pembelajaran
konvensional dan yang terakhir adalah pengakhiran eksperimen yaitu memberikan post test pada akhir penelitian, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Penelitian ini menyelidiki pengaruh satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Adapun prosedur dalam penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep dikelas
eksperimen dan pembelajaran
Konvensional pada kelas kontrol, kemudian diakhir penelitian diadakan post test (test akhir), serta diakhiri dengan menganaliisis data temuan.
Data yang dikumpulkan adalah hasil belajar PKn siswa pada ranah Kognitif. Data hasil belajar siswa pada ranah kognitif dikumpulkan dengan testing, Tes evaluasi hasil belajar dikatakan baik jika, materi yang terkandung dalam butir-butir soal tersebut dapat mewakili seluruh materi yang telah dipelajari oleh siswa.
Agar tes yang disusun sesuai dengan materi yang dipelajari oleh siswa, maka perlu disusun kisi-kisi soal. Dalam kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda dengan satu jawaban benar yang berjumlah 60 butir soal.
Tes ini mengungkapkan tentang penguasaan siswa terhadap pelajaran PKn yang mereka peroleh di kelas V. Setiap soal disertai dengan empat alternatif jawaban yang dipilih siswa (alternatif a, b, c, dan d). Setiap item diberikan skor satu (1) bila siswa menjawab dengan benar serta skor nol (0) untuk siswa yang menjawab salah
(jawaban dicocokkan dengan kunci
jawaban). Skor hasil belajar PKn bergerak dari 0-100. Skor 0 merupakan skor minimal ideal serta 100 merupakan skor maksimal tes hasil belajar PKn. Tes disusun oleh mahasiswa dan guru bidang studi PKn serta melalui bimbingan pembimbing.
Sebelum tes diterbitkan dalam
penelitian ini sebelumnya telah dilakukan
pengujian tes baik secara empiric dan
ekspert setelah dilakukan pengujian secara
empirik didapatkan hasil pengujian soal
yang lolos uji validitas, uji daya pembeda, uji indeks kesukaran dan uji reliabilitas adalah 30 soal.
Data yang diperoleh pada penelitian ini selanjutnya dianalisis dengan analisis
statistik parametrik. Sebelum analisis
hipotesis dilakukan didahului dengan
menguji normalitas dan homogenitas data
sebagai syarat penggunaan statistik
parametrik. Hipotesis penelitian diuji
menggunakan rumus uji-t polled varians.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data kelompok eksperimen adalah data hasil belajar PKn siswa kelas V yang mengikuti pembelajaran koperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep. Setelah melaksanakan penelitian, maka diperoleh data hasil belajar PKn siswa berdasarkan
hasil pemberian post test yang
dilaksanakan di kelas V SD N 29 Dangin Puri. Data kelompok kontrol adalah data hasil belajar PKn siswa kelas V yang
mengikuti pembelajaran konvensional.
Setelah melaksanakan penelitian, maka diperoleh data hasil belajar PKn siswa
berdasarkan hasil pemberian post test yang
dilaksanakan di kelas V SD N 29 Dangin Puri.
Dari paparan data hasil belajar PKn
kelas V pada kelompok eksperimen
terdapat 41 orang siswa dengan nilai tertinggi adalah 87 dan nlilai terendah
adalah 60. Sedangkan pada kelas
konvensional terdapat 41 orang siswa dengan nilai tertinggi adalah 87 dan nilai terendah adalah 47. Dan nilai rata-rata nilai di kelompok eksperimen ( )= 76,68, sedangkan di kelompok kontrol ( )= 67,61. Uji normalitas merupakan salah satu
prasyarat untuk dapat dilakukan uji
hipotesis yang dalam penelitian ini adalah uji-t. Dan untuk mengetahui normalitas sebaran data pada penelitin ini akan
digunakan analisis Chi-Square (X2).
Ringkasan hasil pengujian data post test
Tabel 1. Tabel ringkasan hasil pengujian data post test kelompok eksperimen dan kontrol
Treatment Model Pembelajaran Jumlah siswa
tiap kelas Rerata ( ) Varians ( ) Standar Deviasi (SD) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Berbantuan Media Peta Konsep 41 76,68 53,02 7,281
Pembelajaran Konvensional 41 67,61 85,89 9,267
Berdasarkan data pada tabel 1
maka dianalis uji normalitas data
menggunakan Chi-Square (X2). Pada
sebaran data kelompok eksperimen,
diperoleh harga X2hitung= 8,24 dan harga X2tabel pada taraf signifikansi 5% dengan db = 5 sebesar 11,07. Ini menunjukkan bahwa X2hitung < X2tabel berarti data hasil belajar PKn kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sementara hasil analisis Chi-Square (X2) pada sebaran data pada kelompok kontrol, diperoleh harga X2hitung= 2,76 dan harga X2tabel pada taraf siginifikansi 5% dengan db = 5 sebesar 11,07. Ini menunjukkan bahwa
X2hitung < X2tabel berarti data hasil belajar PKn kelompok kontrol berdistribusi normal.
Pada pengujian Homogenitas
kelompok, berdasarkan hasil perhitungan uji F diperoleh Fhitung = 1,62 dan Ftabel pada
taraf signifikansi 5% dengan db pembilang 41 – 1 = 40 dan db penyebut 41– 1 = 40 adalah 1,69. Ini berarti Fhitung < Ftabel
sehingga kedua kelompok data homogen.
Setelah dinyatakan memenuhi syarat
penggunaan uji-t maka uji-t dapat
dilaksanakan dan mendapatkan ringkasan hasil pengujian yang disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Tabel Ringkasan Hasil Perhitungan Hasil Belajar PKn Siswa Kelompok Eksperimen dan Kontrol Kelas Penelitian Jumlah siswa (n) Varians ( ) Rerata ( )
Dk thitung ttabel Simpulan
Eksperimen 41 76,68 53,02
80 4,92 2.000 Ho
Ditolak
Kontrol 41 67,61 85,89
Berdasarkan tabel 2 hasil analisis data post test diperoleh thitung sebesar 4,92. Dengan menggunakan taraf signifikan 5% dan dk= 80 diperoleh batas penolakan hipotesis nol sebesar 2,00. Berarti thitung> ttabel maka hipotesis nol yang diajukan ditolak dan menerima hipotesis alternatif.
Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar PKn siswa yang mengikuti
pembelajaran model pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) berbantuan media peta
konsep dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional Kelas V SD N 29 Dangin Puri Denpasar.
Berdasarkan hasil uji penyetaraan
kelompok yang dilakukan terhadap
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dengan menganalisis nilai PKn pada semester sebelumnya, diuji menggunakan
uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas kemudian menggunakan uji-t diketahui bahwa kedua sampel memiliki keadaan sampel yang normal dan memiliki varians yang sama atau homogen serta setara. Ini menunjukkan sebelum diberikan perlakuan kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran kooperatif tipe TAI
berbantuan media peta konsep dan
kelompok kontrol diberikan perlakuan
berupa pembelajaran konvensional.
Perlakuan diberikan sebanyak 6 kali pada
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Setelah diberikan perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep pada kelompok eksperimen dan pembelajaran
konvensional pada kelompok kontrol
terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Melalui hasil analisis data hasil post test dari kedua kelompok maka diketahui terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kedua kelompok. Nilai rata-rata pada
kelompok eksperimen
X
=76,68sedangkan nilai rata-rata pada kelompok kontrol
X
=67,61.Selain nilai rata-rata hasil belajar PKn, perbedaan yang signifikan dapat dilihat dari keseluruhan nilai post test hasil belajar PKn yang dianalisis melalui uji hipotesis menggunakan uji-t. Sebelum dilakukan uji hipotesis mengunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa
sebaran data nilai post test kedua kelompok
memenuhi normalitas dan homogenitas. Karena data pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol telah memenuhi uji prasyarat maka dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji-t. Dari hasil
pengujian diperoleh = 4,92 dan
= 2,00 dalam taraf signifikansi 5% dan
derajat kebebasan = 80. Maka >
maka Ha diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn
siswa yang mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional. Hal ini
disebabkan karena “ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru” (Daryanto dan Rahardjo, 2012: 246). Dengan model
pembelajaran TAI (Team Assisted
Individualization) diharapkan siswa dapat
meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan tumbuh rasa sosial yang tinggi. Siswa juga diajari bagaimana bekerjasama dalam satu kelompok, diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerjasama, menghargai pendapat teman lain dan sebagainya.
Sehingga siswa yang pandai dapat
mengembangkan kemampuan dan
keterampilannya sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami
permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut.
Peranan media pembelajaran juga berpengaruh, salah satunya media peta konsep. Media peta konsep ini juga sangat memberikan pengaruh terhadap perbedaan hasil belajar yang diperoleh dari kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Media peta konsep menyediakan bantuan
visual konkret untuk membantu
mengorganisasikan informasi sebelum
informasi tersebut dipelajari. Peta konsep membantu guru memahami macam-macam konsep yang ditanamkan ditopik lebih besar yang diajarkan. Pemahaman ini akan memperbaiki perencanaan dan instruksi guru.
Dengan penggunaan media peta konsep media yang mampu mengaitkan keterkaitan hubungan antar konsep-konsep dengan kehidupan nyata siswa. Beberapa keuntungan menggunakan media peta konsep di dalam kelas antara lain, peta
konsep akan memberikan visualisasi
konsep-konsep utama dan pendukung yang telah terstruktur. Pembelajaran ini memiliki kesesuaian dengan karakteristik mata
pelajaran PKn. Dalam pelaksanaan
pembelajaran ini, materi pembelajaran dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata siswa sehingga mampu membekali siswa dengan seperangkat pengetahuan, sikap,
nilai, moral dan ketrampilan untuk
memahami lingkungan sosial masyarakat dapat dicapai dan membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran.
Berbeda dengan yang diterapkan pada kelompok kontrol, pembelajaran yang konvensional yang diterapkan sering kali menimbulkan kebosanan karena selalu disajikan dengan ceramah dan tanya jawab. Strategi seperti ini tidak memberikan kesempatan pada peserta didik belajar
sesuai dengan gaya belajarnya dan
cenderung menunggu informasi-informasi yang disampaikan oleh guru. Jadi sudah dapat dilihat proses pembelajaran dengan pembelajaran konvensional membuat siswa cenderung pasif yang berpengaruh pada perolehan hasil belajar siswa yang kurang optimal.
Hasil penelitian yang telah
dipaparkan di atas juga didukung oleh hasil penelitian dari Dian Parwata (2013) yang
berjudul Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tes hasil belajar siswa menunjukkan persentase rata-rata pada siklus 1 rata – rata kreativitas belajar siswa
berada pada skor 42,50% (kreatif),
sedangkan pada siklus 2 rata – rata
kreativitas belajar siswa mengalami
peningkatan mencapai skor 47,50%
(kreatif) dan 30% (sangat kreatif). Pada siklus 1 rata – rata hasil belajar siswa berada pada skor 25% (baik), sedangkan pada siklus 2 rata – rata hasil belajar siswa mengalamai peningkatan mencapai skor 60% (baik) dan 25% (sangat baik). Dan hasil penelitian Hadinata (2013) Pengaruh
Model Pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) Terhadap Prestasi
Belajar IPS kelas IV SD Gugus 4 Bondalem Kecamatan Tejakula. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa prestasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional 12,90 maka menunjukkan bahwa sebagian besar skor cenderung rendah. prestasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran TAI yaitu 20,12 maka menunjukkan bahwa sebagian besar skor cenderung tinggi. Hasil
uji hipotesis yang dilakukan dengan
menggunakan Uji-t diketahui bahwa
terdapat perbedaan prestasi belajar IPS siswa yang signifikan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran tipe TAI
dengan prestasi belajar siswa yang
mengikuti pembelajaran Konvensional pada siswa kelas IV di gugus 4 Bondalem tahun pelajaran 2012/2013.
PENUTUP
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis yang dipaparkan pada BAB IV, dapat disimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut. Dari hasil analisis uji-t diperoleh thitung = 4,92 dan ttabel = 2,000, sehingga thitung > ttabel. Dan diihat dari nilai
rata-rata kelompok eksperimen
X
= 76,68dan nilai rata-rata kelompok kontrol
X
=67,61. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn
siswa yang mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional. Hal ini
menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep berpengaruh terhadap hasil belajar PKn kelas V SD N 29 Dangin Puri Denpasar, tahun ajaran 2013/2014.
Berdasarkan simpulan tersebut
maka dapat disarankan sebagai berikut. 1) Model pembelajaran kooperatif tipe TAI
berbantuan media peta konsep
memberikan pengaruh terhadap hasil
belajar PKn kelas V SD N 29 Dangin Puri Denpasar, tahun ajaran 2013/2014. 2) Bagi guru disarankan untuk menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI
berbantuan media peta konsep dalam
pelaksanaan pembelajaran PKn agar
pembelajaran lebih bervariasi dan
bermakna bagi siswa. 3) Kepada peneliti
lain diharapkan melakukan penelitian
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI berbantuan media peta konsep dengan menggunakan pokok bahasan yang lainnya atau mata pelajaran selain PKn serta dengan melibatkan sampel yang lebih luas.
DAFTAR RUJUKAN
Badan standar nasional pendidikan
(BSNP). 2011. Standar Kompetensi
& Kompetensi Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Nasional.
Dantes. 2012. Metode Penelitian.
Yogyakarta: CV Andi Offset.
Daryanto, dan Muljo Rahardjo. 2012. Model
Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Gava Media.
Dimyati, dan Mudjiono. 2002. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.
2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hernawan Asep Herry, dkk. 2008.
Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Hadinata, Made Sukma. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) Terhadap
Prestasi Belajar IPS kelas IV SD Gugus 4 Bondalem Kecamatan
Tejakula. Tersedia pada:
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p hp/JJPGSD/article/view/1462/1323
(diakses14 September 2013).
Munthe, Bemawy. 2009. Desain
Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani.
Nawangsasi, Dwi Ayu. 2011. Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tie
TAI (Team Assisted
Individualization) Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV Semester 2 Sekolah Dasar Negeri 919 Dangin Puri Denpasar
Tahun Pelajaran 2010/2011. (Tidak
Diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Undiksha. Parwata, Ni Putu Dian Primasari (2013).
Penerapan Model Pembelajaran
Team Assisted Individualization
Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas IV.
Tersedia pada:
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p hp/JJPGSD/article/view/1368/1229
(diakses13 September 2013).
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Slavin, Robert. 2011. Cooperative Learning
(Teori, Riset dan Praktik). Bandung:
Nusa Media.
Trianto, 2010. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Wahyuni, Ni Luh Gede Sri. 2012.
Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualy (TAI) untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri
4 Sibang Kaja Tahun Ajaran
2012/2013 (Tidak Diterbitkan).
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Undiksha.
Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru
Pembelajaran. Jakarta: Gaung