• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTEGRASI PEMBELAJARAN KONSEP SETS DENGAN CPS UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENGELOLA SUMBER DAYA ALAM MELALUI KONSERVASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INTEGRASI PEMBELAJARAN KONSEP SETS DENGAN CPS UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENGELOLA SUMBER DAYA ALAM MELALUI KONSERVASI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

INTEGRASI PEMBELAJARAN KONSEP

SETS

DENGAN

CPS

UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF

DALAM MENGELOLA SUMBER DAYA ALAM

MELALUI KONSERVASI

Winda Purnama Sari1 dan Wahyu Oktamarsetyani2 Universitas Negeri Yogyakarta

Jalan Colombo No. 1, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia Email: winda673@gmail.comdan setyani.okta@yahoo.co.id

Abstrak

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya dari mempelajari hal atau objek permasalahan yang dapat dilihat dan dirasakan melalui environment. Mengolah informasi atau objek permasalahan tersebut dengan menggunakan ilmu atau science yang didukung dengan

technology dan mencarikan solusi permasalahan khususnya berkenaan dengan SDA melalui konservasi, kemudian berbagi hasil pengetahuan dan pengalamannya dengan masyarakat sekitar. Pembelajaran ini didukung dengan model pembelajaran CPS yang mampu mendukung mengembangkan potensi siswa khususnya mengembangkan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir siswa dalam menghadapi pendidikan di abad 21. Tujuan dari penelitian gagasan ini adalah mampu mengembangkan potensi diri dari segi kognitif dan keterampilannya khususnya keterampilan berpikir kreatif dalam mengelola SDA dan permasalahan lingkungan lainnya melalui konservasi, mampu mengembangkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang lebih baik dari objek permasalahan yang dijumpai secara langsung dan tidak langsung, serta peserta didik mampu mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman belajarnya kepada learner yang lain sampai kepada masyarakat sekitar.

Kata kunci: SETS, CPS, berpikir kreatif, Sumber Daya Alam, Konservasi

Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan dari pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi diri peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratif serta bertanggung jawab (UU No. 20 tahun 2003).

(2)

Berdasarkan dari uraian tersebut, dapat diketahui bahwa proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang mampu memfasilitasi proses pengembangan potensi peserta didik, khususnya untuk mempersiapkan dan menghadapi dunia di abad ke-21. Tiga konsep pendidikan abad 21 telah diadaptasi oleh Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk mengembangkan kurikulum baru adalah 21st

Century Skills (Trilling dan Fadel, 2009), scientific approach (Dyer, et al., 2009) dan

authentic assesment (Wiggins dan McTighr, 2011) untuk SD, SMP, SMA, dan SMK. Ketiga konsep pendidikan abad 21 di lingkungan formal akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan segala aspek pendidikan lainnya, khususnya bagaimana cara membelajarkan peserta didik untuk dapat memahami sampai dengan mencari solusi permasalahan yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Permasalahan yang sering dijumpai dan yang dirasa pelik khususnya di negera Indonesia berkaitan dengan Sumber Daya Alam (SDA) dan pemanfaatannya. Tidak dapat dipungkiri permasalahan SDA bukanlah permasalahan yang baru bagi masyarakat Indonesia, khususnya bagi para aktivis Biologi. Beberapa kasus yang dapat dijumpai sekarang ini adalah aktivitas manusia seperti penjualan telur penyu, eksploitasi hiu serta aktivitas pertambangan. Hal ini dapat ditemukan dalam kehidupan masyarakat, walaupun tidak dapat dilihat secara langsung bukan berarti tidak dapat mengakses informasi tersebut. Berdasarkan

permasalahan yang telah diuraikan seharusnya menjadi peluang bagi para learner untuk

belajar secara kontekstual bukan konseptual sehingga diperlukan pembelajaran yang mendukung untuk menambah pengetahuan dan pengalaman belajar peserta didik.

Pembelajaran yang sederhana tetapi memberi pengalaman belajar yang besar bagi peserta didik adalah dengan cara dimulai dari “apa yang tampak dan terjadi di

lingkungan” dengan kata lain belajar dari „environment” kemudian membelajarkan hal

tersebut melalui “science” atau ilmu pengetahuan karena Biologi memiliki karakteristik

khas yakni pada objek permasalahan dan memiliki metode ilmiah dalam mempelajari, memperoleh hasil sampai memberi solusi. Upaya dalam mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar tersebut tentu akan lebih baik apabila didukung dengan

“technology”. Teknologi tidak hanya dimanfaatkan sebagai sarana untuk mendukung pembelajaran akan tetapi dapat dijadikan alternatif dalam memecahkan permasalahan tersebut. Solusi dari permasalahan tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupannya dan

(3)

dapat disosialisasikan kepada masyarakat sekitar “society”. Gagasan yang telah diuraikan tersebut merupakan gambaran dari pembelajaran konsep SETS.

Pembelajaran konsep SETS (Science Environment Technology and Society)

diartikan sebagai sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, merupakan satu kesatuan yang dalam konsep pendidikan mempunyai implementasi agar anak didik

mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking), khususnya

mengembangkan berpikir kreatif. Pendidikan SETS dapat diawali dengan konsep-konsep yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar kehidupan sehari-hari peserta didik atau konsep-konsep rumit sains maupun non sains (Khasanah, 2015).

Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dipilih dan digunakan karena

pembelajaran ini berawal dari permasalahan yang dapat diidentifikasi secara nyata dan

langsung oleh peserta didik. Menurut Pepkin (2004) pembelajaran CPS adalah

pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran keterampilan pemecahan

masalah diikuti dengan pengembangan keterampilan. Pembelajaran CPS diawali dengan

objek permasalahan, klarifikasi masalah, pengungkapan gagasan, evaluasi dan seleksi

hingga implementasi. Kelebihan dari CPS ini adalah peserta didik dapat membuat

urutan langkah-langkah pemecahan masalah, menemukan kemungkinan strategi pemecahan masalah, mengevaluasi dan menyeleksi kemungkinan-kemungkinan tersebut yang berkaitan dengan kriteria-kriteria yang ada, memilih suatu pilihan solusi yang optimal, dan mampu mengembangkan ide serta pemikirannya. Sedangkan kekurangannya adalah tidak semua siswa yang dapat mengembangkan ide dan pemikirannya sehingga cenderung lebih sesuai untuk peserta didik yang mandiri dan aktif.

Ditinjau dari hal tersebut, apabila pembelajaran konsep SETS dipadukan atau

diintegrasikan dengan pembelajaran CPS akan menghasilkan keterpaduan yang saling

melengkapi untuk meningkatkan potensi peserta didik, khususnya berpikir kreatif dalam mengelola SDA melalui konservasi. Gagasan penelitian ini tidak hanya menekankan pada pengembangan kognitif dan keterampilan saja tetapi juga menekankan bagaimana cara peserta didik mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat. Tujuan dari penelitian gagasan ini adalah mampu mengembangkan potensi diri peserta didik dari segi kognitif dan keterampilan berpikir

(4)

mampu mengembangkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang lebih baik dari objek permasalahan yang dijumpai secara langsung dan tidak langsung, serta peserta

didik mampu mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman belajarnya kepada learner

yang lain sampai kepada masyarakat sekitar.

Pembahasan

Integrasi pembelajaran dengan kosep SETS dengan pembelajaran CPS untuk

meningkatakan berpikir kreatif untuk mengelola SDA melalui konservasi adalah salah satu gagasan yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan pembelajaran khususnya di lembaga pendidikan formal. Selama ini belum ada penelitian yang mencoba untuk mengintegrasikan kedua cara pembelajaran tersebut. Adapun beberapa penelitian yang mendukung dan menjadi landasan latar belakang munculnya gagasan adalah sebagai berikut:

1.Pembelajaran Konsep SETS

Penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada konsep lingkungan

melalui pendekatan SETS dengan model PBI di SMA Masehi 1 PSAK Semarang (Laela

Nurfitria, 2006), dan didukung oleh Husnul Hotimah (2008) tentang penerapan model

pembelajaran IPA terpadu bervisi SETS untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMP.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Suci Siti Latifah, dkk (2013) tentang pembelajaran

Konsep Pengelolaan Lingkungan dengan Pendekatan SETS untuk meningkatkan

Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Mahasiswa PGSD.

2.Pembelajaran CPS

Peneltitian yang berhasil dilakukan oleh Purwanti (2015) tentang efektivitas

pendekatan CPS terhadap kemampuan pemecahan masalah matermatika pada siswa

SMA. Selain itu, penelitian yang mencoba untuk mengembangkan bahan ajar berupa

LKS yang berbasis CPS untuk materi pembelajaran perubahan lingkungan dan daur

ulang limbah kelas X yang dilakukan oleh Yusi Surya Ningsih (2014). Penelitian yang

dilakukan oleh Fitriyah, et al (2015) yang berhasil melakukan penelitian tentang

(5)

terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar IPA Biologi (Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Jember Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015).

Berdasarkan dari beberapa penelitian di atas, mayoritas penelitian tersebut dilakukan untuk mendukung perkembangan kognitif siswa, belum menampilkan bagaimana pengaplikasiannya dalam kehidupan. Sehingga melalui gagasan penelitian

tentang integrasi pembelajaran dengan konsep SETS dengan pembelajaran CPS untuk

meningkatkan berpikir kreatif untuk mengelola SDA melalui konservasi adalah salah satu solusi yang dapat ditawarkan terkait kekurangan hal tersebut.

Penelitian gagasan ini tidak hanya mengutamakan dalam mengembangkan potensi peserta didik dari segi kognitif dan keterampilan saja, akan tetapi mencoba untuk mengajak peserta didik mengaplkasikannya dalam kehidupannya. Sehingga peserta didik tidak hanya menerima informasi dari pengetahuannya akan tetapi dapat memberi informasi berupa pengetahuan dan pengalaman belajar baik kepada dirinya sendiri maupun masyarakat sekitar.

Hal positif lainya dari penelitian gagasan ini adalah peserta didik dilatih tidak hanya untuk melihat objek permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan khususnya berkaitan dengan permasalahan SDA, akan tetapi peserta didik diharapkan dapat mengamati objek permasalahan tersebut secara langsung ataupun tidak langsung belajar dari objek permasalahan tersebut dengan mempelajari melalui bidang keilmuannya yang didukung dengan teknologi dan akan di bagikan informasi yang telah diperoleh dengan masyarakat sekitar.

Kesimpulan

Peserta didik lebih dapat mengembangkan potensi dirinya khususnya dari segi kognitif dan keterampilannya dalam mengelola SDA dan permasalahan lingkungan lainnya melalui konservasi; Peserta didik mendapatkan pengetahaun dan pengalaman belajar yang lebih dari objek permasalahan yang dijumpai secara langsung maupun tidak langsung; Peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman belajarnya

(6)

Daftar Pustaka

Dyer, Jeffrey H., Gregersen, Hal B., and Christensen, Clayton M. 2009. The Innovator‟s

DNA. Harvard Business Review.

Fitriyah, et al. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving dengan

Mind Mapping terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar IPA Biologi (Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Jember Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015). Disertasi tidak diterbitkan. Jember: Pendidikan Biologi Unversitas Jember.

Husnul Hotimah. 2008. Penerapan Model Pembelajaran IPA Terpadu Bervisi SETS

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP. Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Khasanah, Nur. 2015. SETS (Science, Environmental, Technology and Society ) sebagai

Pendekatan Pembelajaran IPA Modern pada Kurikulum 2013. Makalah Seminar. Surakarta: Universitas Negeri Surakarta.

Nurfitria, Laela. 2006. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran pada Konsep Lingkungan

melalui Pendekatan SETS dengan Model PBI di SMA Masehi 1 PSAK Semarang. Skripsi tidak di terbitkan. Semarang: Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang.

Pepkin, K. L. 2004. Creative Problem Solving in Math.

http://www.uh.ecu/hti/cu/2004/v02/04.htm

Purwanti. 2015. Efektivitas Pendekatan Creative Problem Solving terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada Siswa SMA. Jurnal Ilmiah

Edukasi Matematika (JIEM) 39. Vol. 1/No.1/April 2015. ISSN: 977-2442-8780-11. Madiun: Universitas Katolik Widya Mandala Madiun.

Suci Siti Latifah, Taufik Rahman, Adi Rahmat. 2013. Pembelajaran Konsep

Pengelolaan Lingkungan dengan Pendekatan SETS untuk meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Mahasiswa PGSD. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Trilling, Bernie and Fadel, Charles. 2009. 21st Century Skills: Learning for Life in Our

Times. John Wiley & Sons, 978-0- 47-055362-6. UU Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.

Wiggins dan McTighr. 2011. The Understanding by Design guide to creating high -

quality units. Alexandria. VA: ASCD.

Yusi Surya Ningsih. 2014. Validitas LKS Berbasis CPS Materi Perubahan Lingkungan

dan Daur Ulang Limbah Kelas X. Jurnal Bioedu. Vol. 3 No. 3 Agustus 2014.

ISSN: 2302-9528 http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu. Surabaya:

Referensi

Dokumen terkait

"#1 Menera%kan 'ara  %erawatan sistem kelistrikan# #1 Merawat se'ara  berkala sistem kelistrikan# 1# 9adual %erawatan kelisstrikan kendaraan ringan se'ara berkala

Berdasarkan data Kejahatan Pengguguran Kandungan atau Abortus Provocatus Criminalis yang telah dikemukakan oleh penulis sebelumya, kita dapat melihat bahwa masih

Tidak berpengaruhnya variabel personal cost terhadap niat untuk melakukan whistle-blowing dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan teori perilaku

Kata Kunci: Keterampilan Menghafal, Hadits Sholat Berjamaah, Cooperative Script. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya keterampilan menghafal hadits shalat

Dalam hal melakukan peninjauan kegitan pentingnya untuk melakukan pembinaan yang menyangkut masalah penata laksanaan atau pengelolaan keuangan tingkat puskesmas,

Terkait dengan penelitian yang telah kami lakukan, kami memiliki harapan-harapan terhadap pembelajaran daring yang lebih baik yaitu guru, siswa, dan wali murid atau

NO NOMOR PESERTA NAMA PESERTA ASAL SEKOLAH KAB SAK STATUS 1 09032718020002 LUKMAN HAKIM MI Salafiyah Datar Warungpring Kab.. Pemalang 61 Kembali ke Mapenda 40 09032709720140

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pemberian KBPF sampai 6% dalam ransum broiler dapat menurunkan lemak kasar hati, kolesterol