• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I LPPD 2015 - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab I LPPD 2015 - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. DASAR HUKUM

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

Selanjutnya Kepala Daerah wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memuat capaian kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pelaksanaan Tugas Pembantuan. Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat disebutkan bahwa setiap berakhirnya tahun anggaran, Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah melalui Gubernur Jawa Tengah.

Atas dasar tersebut, maka disusun Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Semarang Tahun 2015 yang merupakan informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran yang disampaikan Walikota selaku Kepala Daerah kepada Pemerintah.

(2)

administrasi kecamatan di Kota Semarang kembali berubah dari semula berjumlah 9 menjadi 16 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta Penataan Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Semarang Tahun 2015 ini disusun dalam sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 2007, yang terdiri dari:

Bab I Pendahuluan

Bab II Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Bab III Penyelenggaraan Urusan Desentralisasi

Bab IV Penyelenggaraan Tugas Pembantuan

Bab V Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Bab VI Penutup

B. GAMBARAN UMUM KOTA SEMARANG

1. GAMBARAN WILAYAH

Secara geografis, Kota Semarang terletak antara garis 6º 50’ - 7º 10’ Lintang Selatan

dan garis 109º 50’ - 110º 35’ Bujur Timur. Secara administratif Kota Semarang terdiri atas 16 wilayah kecamatan dan 177 Kelurahan, dengan luas wilayah adalah 373,70 Km2 (BPS, 2015), dengan batas-batas administratif adalah:

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang Sebelah Barat : Kabupaten Kendal Sebelah Timur : Kabupaten Demak

Secara topografi, Kota Semarang memiliki keunikan karena terdiri dari daerah pantai dan daerah perbukitan, dengan elevasi topografi berada pada ketinggian antara 0,75 m sampai sekitar 350 m diatas permukaan laut. secara umum, Kota Semarang didominasi oleh dataran rendah khususnya pada bagian utaranya dan perbukitan di bagian selatannya. Sama halnya dengan kenampakan morfologi Pulau Jawa, semakin mengarah ke selatan, morfologi Kota Semarang cenderung berupa area perbukitan. Berdasarkan data topografi Kota Semarang yang tercantum dalam RTRW Kota Semarang 2011 – 2031, sebanyak 43,89% luasan wilayah Kota Semarang memiliki kelerangan yang berkisar 0 – 2% hal ini dikarenakan sebagian besar Kota Semarang merupakan dataran rendah dengan ketinggian 2,45 meter di atas permukaan laut.

(3)

Timur, Semarang Utara, Semarang Tengah, Semarang Barat dan Tugu. Sedangkan kecamatan yang memiliki area dengan perpaduan morfologi dataran rendah dan perbukitan dimiliki oleh Kecamatan Mijen, Banyumanik, Gajahmungkur, Candisari, dan Tembalang. Sedangkan kecamatan yang memiliki morfologi perpaduan antara perbukitan dengan pegunungan berada di Kecamatan Gunungpati dan sebagian kecil berada di Banyumanik.

Kondisi klimatologi Kota Semarang sama seperti kondisi klimatologi di Indonesia pada umumnya. Kota Semarang memiliki iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh angin muson barat dan muson timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut (NW) menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan hujan. Lebih dari 80% dari curah hujan tahunan, turun pada periode ini. Untuk curah hujan di Kota Semarang, Kota Semarang mempunyai sebaran yang tidak merata sepanjang tahun, dengan total curah hujan di tahun 2014 mencapai 10.55 mm (berdasarkan data Badan Pusat Statistik - BPS).

2. GAMBARAN DEMOGRAFI

Secara demografi, berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Kota Semarang di tahun 2015 diperkirakan sejumlah 1.596.036 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sejumlah 793.266 jiwa (49,7%) dan penduduk perempuan sejumlah 802.770 jiwa (50,3%). Jika dibandingkan dengan penduduk di tahun 2014, penduduk di tahun 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 0,7% atau bertambah 11.130 jiwa.

Dari sebaran penduduk per kecamatan, Kecamatan Pedurungan adalah kecamatan dengan penduduk terbanyak. Sedangkan Kecamatan Tugu adalah kecamatan dengan penduduk paling sedikit. Secara rinci, sebaran penduduk di tiap kecamatan terlihat pada tabel berikut:

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG PER KECAMATAN TAHUN 2015

NO KECAMATAN JUMLAH (JIWA) PERSENTASE (%) 1 Kecamatan Semarang Selatan 86.064 5,39 2 Kecamatan Semarang Utara 131.511 8,24 3 Kecamatan Semarang Barat 164.324 10,30 4 Kecamatan Semarang Timur 81.899 5,13 5 Kecamatan Semarang Tengah 74.412 4,66

6 Kecamatan Gunungpati 75.895 4,76

7 Kecamatan Tugu 30.759 1,93

8 Kecamatan Mijen 56.994 3,57

9 Kecamatan Genuk 92.376 5,79

10 Kecamatan Gajahmungkur 65.035 4,07

11 Kecamatan Tembalang 144.371 9,05

12 Kecamatan Candisari 82.409 5,16

13 Kecamatan Banyumanik 131.651 8,25

14 Kecamatan Ngaliyan 122.687 7,69

15 Kecamatan Gayamsari 76.040 4,76

16 Kecamatan Pedurungan 179.609 11,25

J U M L A H 1.596.036 100,00

(4)

Jika dilihat dari sebaran penduduk berdasarkan kelompok umurnya, jumlah penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) di tahun 2015 sejumlah 1.142.952 jiwa, dan jumlah penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun keatas) sejumlah 453.084 jiwa. Dengan membandingkan antara jumlah penduduk tidak produktif dengan penduduk yang produktif, maka akan dapat diketahui Angka Beban Ketergantungan (dependency ratio). Angka beban ketergantungan Kota Semarang pada tahun 2015 adalah sebesar 39,64%. Secara rinci, jumlah penduduk Kota Semarang di tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG BERDASAR KELOMPOK UMUR KONDISI TAHUN 2015

KELOMPOK UMUR JUMLAH (JIWA) PERSENTASE (%)

0 – 4 127.674 8,00

5 – 9 126.763 7,94

10 – 14 123.123 7,71

15 – 19 148.361 9,35

20 – 24 157.671 9,97

25 – 29 150.913 9,47

30 – 34 140.438 8,80

35 – 39 126.105 7,89

40 – 44 119.700 7,49

45 – 49 107.174 6,70

50 – 54 90.847 5,67

55 – 59 64.789 4,03

60 – 64 36.954 2,29

65+ 75.524 4,69

Jumlah 1.596.036 100,00

Sumber: BPS Kota Semarang (data sementara, data diolah)

Berdasarkan tingkat pendidikannya, komposisi penduduk Kota Semarang hampir merata pada pendidikan dasar dan menengah (SD/MI sederajat, SMP/MTs sederajat, SMA/MA sederajat) dengan persentase terbesar adalah tamatan SD/MI sederajat sebesar 22,88%. Sedangkan penduduk yang menamatkan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi jumlahnya hanya sekitar 8,78%, yang terdiri dari tamatan Diploma I/II/III sebesar 4,33% dan tamatan D IV, S1, S2, dan S3 sebesar 4,44%. Berikut ini tabel penduduk Kota Semarang dirinci berdasar tingkat pendidikan formal.

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG BERDASAR PENDIDIKAN TAHUN 2015

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (JIWA) PERSENTASE (%)

1 Tidaksekolah 96.047 6,54

(5)

Berdasarkan mata pencahariannya, penduduk Kota Semarang sebagian besar bekerja sebagai buruh industri (25,69%), PNS/TNI/POLRI (13,77%), pedagang (12,53%) dan buruh bangunan (12,03%). Sementara itu, jenis mata pencaharian petani dan buruh tani (3,9%) serta nelayan (0,37%) adalah mata pencaharian yang paling sedikit di Kota Semarang. Jumlah penduduk menurut mata pencahariannya secara lengkap dapat terlihat pada tabel di bawah ini:

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN TAHUN 2015

NO JENIS MATA PENCAHARIAN

JUMLAH PERSENTASE (JIWA) (%)

1 Petani Sendiri 27.203 3,90

2 Buruh Tani 18.665 2,67

3 Nelayan 2.560 0,37

4 Pengusaha 53.947 7,72

5 Buruh Industri 179.416 25,69

6 Buruh Bangunan 83.986 12,03

7 Pedagang 87.500 12,53

8 Angkutan 25.845 3,70

9 PNS/TNI/POLRI 96.189 13,77

10 Pensiunan 40.243 5,76

11 Lainnya 82.825 11,86

J U M L A H 698.379 100,00

Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2015 (data sementara, data diolah)

(6)

GRAFIK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA SEMARANG TAHUN 2015

Keterangan : *). Data prediksi berdasarkan trend 5 tahun

Sumber : BPS Kota Semarang, Bappeda Kota Semarang ( data diolah )

3. KONDISI EKONOMI

a. POTENSI DAERAH

Selain berdasarkan posisinya, Kota Semarang memiliki lokasi strategis sebagai koridor pembangunan di Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yaitu koridor pantai utara, koridor selatan, koridor timur dan koridor barat. Lokasi strategis Kota Semarang juga didukung dengan keberadaan Pelabuhan Tanjung Mas, Bandar Udara Ahmad Yani, Terminal Terboyo, Stasiun Kereta Api Tawang dan Poncol, yang menguatkan peran Kota Semarang sebagai simpul aktivitas pembangunan di Provinsi Jawa Tengah dan bagian tengah Pulau Jawa, Indonesia.

Dalam konteks pembangunan Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang juga merupakan bagian dari rangkaian kawasan strategis nasional KEDUNGSAPUR bersama dengan Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Kabupaten Grobogan. Sebagai kota metropolitan, Kota Semarang dalam kedudukannya di kawasan strategis nasional KEDUNGSAPUR menjadi pusat aktivitas perdagangan dan jasa, industri dan pendidikan. Fungsi inilah yang kemudian berdampak pada perkembangan pembangunan yang ada di Kota Semarang karena sebagaimana yang diketahui, aktivitas perdagangan dan jasa, industri dan pendidikan menjadi aktivitas yang paling banyak mengundang manusia untuk beraktivitas di dalamnya. Oleh karenanya, Kota Semarang menjadi salah satu kota yang memiliki daya tarik bagi penduduk pendatang untuk beraktivitas di dalamnya.

77.58 78.04

78.68 79.24

79,82 *)

73.00 75.00 77.00 79.00 81.00 83.00 85.00

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

(7)

PETA KOTA SEMARANG TAHUN 2015

Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2011

Kota Semarang memiliki Pelabuhan Tanjung Emas yang merupakan pintu utama Jawa Tengah dari jalur laut. Keberadaan Pelabuhan Tanjung Emas ini menjadi pendorong pengembangan kota. Selama tahun 2015, kinerja bongkar muat dan penumpang di Pelabuhan Tanjung Emas dapat terlihat pada tabel berikut ini :

JUMLAH ARUS BARANG DAN PENUMPANG

MELALUI PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG DI TAHUN 2015

BULAN

ARUS BARANG (ton) JUMLAH PENUMPANG (orang)

DALAM NEGERI LUAR NEGERI

EMBARKASI DEBARKASI BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT

Januari 244.897 10.430 101.609 3.683 18.752 11.159 Februari 207.028 216.575 105.235 127.735 14.905 13.878 Maret 272.939 13.373 120.556 11.995 10.879 April 242.999 16.199 90.710 2.500 10.637 10.432

Mei 342.834 24.015 207.540 10.091 10.788 Juni 451.043 22.801 132.582 23.840 7.663 18.262 Juli 133.150 10.452 102.583 5.989 39.314 52.726 Agustus 192.103 18.311 66.740 32.942 49.997 11.297

(8)

b. GAMBARAN EKONOMI

Kinerja perekonomian suatu wilayah salah satunya dapat dilihat dari seberapa besar nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan produksi yang dihasilkan oleh suatu masyarakat dalam kurun waktu satu tahun yang berada di daerah atau regional tertentu. Penyajian PDRB dihitung berdasarkan harga berlaku dan harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan. Nilai PDRB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah pergeseran dan struktur perekonomian daerah. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan dapat mencerminkan perkembangan riil ekonomi secara keseluruhan dari tahun ke tahun yang digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi.

Dari tahun 2014, BPS menggunakan metode dan lapangan usaha baru dalam penghitungan PDRB. Penyesuaian ini dilakukan sesuai dengan System of National Accounts 2008 (SNA2008) atau Sistem Neraca Nasional (SNN) yang merupakan rekomendasi internasional tentang bagaimana menyusun ukuran aktivitas ekonomi yang sesuai dengan standar neraca baku yang didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi. Jika sebelumnya terdapat 9 jenis lapangan usaha, di penghitungan PDRB yang baru digunakan 17 jenis lapangan usaha. Selain itu, hal baru pada penghitungan PDRB dari tahun 2014 adalah penggunaan tahun dasar penghitungan harga konstan dari sebelumnya tahun 2000 menjadi tahun 2010.

Berdasarkan jenis lapangan usaha PDRB yang baru, PDRB Kota Semarang didominasi oleh lapangan usaha Konstruksi; Industri Pengolahan dan Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor. Dari hasil penghitungan, terjadi perubahan agregat PDRB tahun 2014 sebesar Rp. 102.501.385,64 juta menjadi Rp. 107.927.480,48 juta di Tahun 2015 sehingga terjadi penambahan sebesar Rp. 5.426.094,84 juta atau mengalami kenaikan sebesar 5,29 %. Sedangkan apabila menurut harga berlaku, maka pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 11,11 % atau mengalami kenaikan sebesar Rp. 13.471.402,52 juta, dari Rp. 121.262.902,12 juta pada tahun 2014 menjadi Rp. 134.734.304,64juta pada tahun 2015.

PDRB KOTA SEMARANG TAHUN 2014 DAN TAHUN 2015

LAPANGAN USAHA HARGA BERLAKU (juta rupiah)

HARGA KONSTAN 2010 (juta rupiah)

2014*) 2015**) 2014*) 2015**)

1 Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan

1.191.741,91 1.372.864,36 955.371,32 1.083.410,15

2 Pertambangan dan

Penggalian

237.362,63 257.566,38 180.989,86 203.283,79

3 Industri Pengolahan 34.014.760,83 36.088.781,96 27.693.433,54 28.043.565,99

4 Pengadaan Listrik, Gas 115.316,51 147.998,24 123.652,45 132.467,04

5 Pengadaan Air 106.014,39 138.895,36 100.363,05 118.405,84

(9)

LAPANGAN USAHA HARGA BERLAKU (juta rupiah)

HARGA KONSTAN 2010 (juta rupiah)

2014*) 2015**) 2014*) 2015**)

7 Perdagangan besar dan

eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor

17.109.716,68 20.634.546,36 15.307.225,85 17.026.785,62

8 Transportasi dan

Pergudangan

4.443.064,22 4.597.309,10 3.718.913,76 3.726.085,53

9 Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum

4.193.188,06 4.373.965,53 3.238.499,55 3.358.183,58

10 Informasi dan

Komunikasi

8.613.386,80 10.285.146,93 9.498.187,04 9.265.642,00

11 Jasa Keuangan 5.182.183,79 5.893.435,90 4.048.687,63 4.522.381,29

12 Real Estate 3.302.285,58 3.727.803,66 3.026.679,77 3.149.778,05

13 Jasa Perusahaan 712.300,68 754.635,74 597.792,43 597.728,75

14 Administrasi

Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

4.031.883,83 4.715.998,39 3.198.841,73 3.701.992,76

15 Jasa Pendidikan 3.329.442,98 3.149.567,45 2.312.701,34 2.203.494,65

16 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

902.194,22 914.595,41 711.486,43 698.486,30

17 Jasa lainnya 1.358.818,80 1.503.770,32 1.181.766,33 1.238.654,54

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

121.262.902,12 134.734.304,64 102.501.385,64 107.927.480,48

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang (data sementara, data diolah) keterangan : *) Angka sementara **)Angka sangat sangat sementara

Berdasarkan harga konstan tahun 2010, pada tahun 2015 sumbangan terbesar berasal dari lapangan usaha Konstruksi yang sebesar 26,74%. Terdapat peningkatan kontribusi lapangan usaha ini dibanding tahun 2014 yang mencapai 25,96%. Kontributor tertinggi kedua adalah dari lapangan usaha Industri Pengolahan yang sebesar 25,98%, menurun dibandingkan kontribusi di tahun 2014 sebesar 27,02%. Kontribusi terbesar ketiga berasal dari sektor Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Dan Perawatan Mobil Dan Sepeda Motor, yaitu sebesar 15,78%, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 14,93%. Gambaran lengkap distribusi lapangan usaha PDRB Kota Semarang dapat terlihat pada tabel berikut ini:

DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 DI KOTA SEMARANG TAHUN 2011-2015

LAPANGAN USAHA 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%)

2014 (%) *)

2015 (%)**) 1 Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan

1,05 1,01 0,98 0,93 1,00

2 Pertambangan dan Penggalian 0,19 0,19 0,18 0,18 0,19 3 Industri Pengolahan 25,49 25,96 26,66 27,02 25,98 4 Pengadaan Listrik, Gas 0,12 0,13 0,13 0,12 0,12

5 Pengadaan Air 0,12 0,11 0,10 0,10 0,11

6 Konstruksi 26,73 26,80 26,41 25,96 26,74

7 Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor

16,60 15,78 15,38 14,93 15,78

(10)

LAPANGAN USAHA 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) *) 2015 (%)**) 9 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum

3,08 3,14 3,12 3,16 3,11

10 Informasi dan Komunikasi 8,26 8,57 8,68 9,27 8,59

11 Jasa Keuangan 4,29 4,17 4,07 3,95 4,19

12 Real Estate 2,91 2,89 2,92 2,95 2,92

13 Jasa Perusahaan 0,54 0,54 0,57 0,58 0,55

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

3,59 3,41 3,30 3,12 3,43

15 Jasa Pendidikan 1,91 2,13 2,18 2,26 2,04

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

0,62 0,65 0,66 0,69 0,65

17 Jasa lainnya 1,16 1,10 1,13 1,15 1,15

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang (data sementara, data diolah) keterangan : *) Angka sementara **)Angka sangat sementara

DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU DI KOTA SEMARANG TAHUN 2011-2015

LAPANGAN USAHA 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%)

2014 (%)

2015 (%) 1 Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan

1,03 1,00 1,04 0,98 1,02

2 Pertambangan dan Penggalian 0,19 0,19 0,18 0,20 0,19 3 Industri Pengolahan 26,70 27,15 27,24 28,05 26,79 4 Pengadaan Listrik, Gas 0,12 0,11 0,11 0,10 0,11

5 Pengadaan Air 0,11 0,10 0,09 0,09 0,10

6 Konstruksi 26,46 26,71 26,56 26,73 26,85

7 Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor

16,19 15,18 14,91 14,11 15,31

8 Transportasi dan Pergudangan 3,26 3,27 3,48 3,66 3,41 9 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum

3,07 3,24 3,41 3,46 3,25

10 Informasi dan Komunikasi 7,93 7,66 7,33 7,10 7,63

11 Jasa Keuangan 4,31 4,41 4,42 4,27 4,37

12 Real Estate 2,79 2,70 2,70 2,72 2,77

13 Jasa Perusahaan 0,55 0,55 0,59 0,59 0,56

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

3,46 3,53 3,47 3,32 3,50

15 Jasa Pendidikan 2,07 2,46 2,68 2,75 2,34

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

0,64 0,69 0,71 0,74 0,68

17 Jasa lainnya 1,13 1,05 1,09 1,12 1,12

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang(data sementara, data diolah) keterangan :*) Angka sementara **)Angka sangat sementara

(11)

output agregat (keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan perekonomian).

Jika pada tahun 2014 LPE Kota Semarang mencapai 5,30%, maka pada tahun 2015 angka LPE mencapai 5,30%. Angka ini masih lebih tinggi dibandingkan LPE nasional (4,79%) dan LPE Provinsi Jawa Tengah (5,4%).

PERKEMBANGAN LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI (LPE) KOTA SEMARANG DAN NASIONAL TAHUN 2011-2015

Sumber : BPS Kota Semarang Tahun 2015

Dari sisi inflasi, pada tahun 2015 inflasi mengalami penurunan yang cukup drastis. Inflasi Kota Semarang di tahun 2015 mencapai 2,56%, menurun dibandingkan inflasi di tahun 2014 yang mencapai 8,53%. Penurunan ini disebabkan antara lain oleh kebijakan pemerintah pusat yang terkait dengan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dipicu oleh penurunan harga minyak dunia. Selain itu penurunan inflasi juga disebabkan oleh terjaganya pasokan komoditas strategis. Secara umum di Provinsi Jawa Tengah, sumbangan terbesar inflasi di tahun 2015 berasal dari komoditas beras, rokok kretek filter, bawang merah, bawang putih danakademi/perguruan tinggi. Sedangkan komoditas yang menyumbangkan deflasi adalah bensin, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng dan semen. Jika dilihat dari nilai tiap bulannya, inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember, sementara deflasi terbesar terjadi di bulan Februari.

LAJU INFLASI DI KOTA SEMARANG

No BULAN TAHUN (%)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Januari 0,75 0,60 0,42 0,99 0,90 -0,48 2 Februari 0,47 -0,12 0,37 0,90 0,24 -0,67 3 Maret -0,20 -0,11 0,33 0,95 0,27 0,25 4 April 0,37 -0,54 0,14 -0,43 -0,04 0,17

5 Mei 0,02 0,13 0,36 -0,17 0,25 0,54

6 Juni 0,84 0,43 0,68 0,86 0,85 0,64

7 Juli 1,73 0,67 0,83 3,50 0,62 0,91

8 Agustus 0,53 0,57 1,26 1,25 0,41 0,28 9 September 1,04 0,51 -0,10 -0,61 0,41 -0,18 10 Oktober 0,02 -0,19 0,07 0,12 0,55 -0,16 11 Nopember 0,63 0,51 -0,01 0,42 1,35 0,21 12 Desember 0,70 0,38 0,41 0,21 2,40 1,04 Year on Year

(Kalender Desember) 7,11 2,87 4,85 8,19 8,53 2,56 Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2015(data sementara, data diolah)

6.58

5.97

6.64

5.3

5.29

6.17 6.03

5.56

5.02 4.79

4.5 5 5.5 6 6.5 7

2011 2012 2013 2014 2015

Per

sen

t

a

se

Gambar

tabel berikut:
GRAFIK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan Keterampilan Berpikir kritis Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Generatif. Rekapitulasi nilai pre-test sebelum dilaksanakan

[r]

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala TK dalam sosialisasi kurikulum dan sistem pembelajaran dengan cara bermain sambil belajar pada orang tua murid PAUD Play Group

Linux banyak mendasarkan diri pada Unix, sehingga salah satu keunggulannya adalah multi-user, sistem bisa digunakan oleh banyak orang secara bergantian maupun bersamaan (akses

Berdasarkan Penetapan Penyedia Barang/Jasa Nomor : 183/PPBJ- SDA/2016 tanggal 28 April 2016, dengan ini diumumkan Penetapan Penyedia Barang/Jasa sebagai berikut :.. Pekerjaan

Berpijak pada data hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa pada taraf signifikansi 0,05 atau taraf kepercayaan 95%, terdapat hubungan langsung yang signifikan antara

[r]

Saring bunga mawar dengan kain berukuran 200 mess atau monel untuk memisahkan bunga dan pelarut yang kini bercampur dengan minyak.. Sekarang pisahkan antara pelarut dan minyak