• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. METODE PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di tiga kelurahan (Kelurahan Hinekombe, Kelurahan Sentani Kota, dan Kelurahan Dobonsolo) sekitar kawasan CAPC di Distrik Sentani Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua dan dilaksanakan pada bulan Februari 2009.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa data hasil wawancara tentang penurunan pendapatan masyarakat dan penurunan kesejahteraan masyarakat yang meliputi penurunan produksi hasil pertanian dan perkebunan, jumlah pengeluaran masyarakat untuk berobat ke Puskesmas dan Rumah Sakit, penurunan manfaat perlindungan, pandangan tentang keberadaan CAPC dan data persepsi yang dibutuhkan. Data Primer bersumber dari masyarakat setempat yang mendiami kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop, Pemerintah, Stakeholder, Swasta dan LSM yang bergerak di bidang konservasi sumberdaya alam dan lingkungan, dengan metode wawancara maupun kuesioner.

Data sekunder berasal dari laporan statistik, laporan penelitian, laporan tahunan, maupun data lain berupa tulisan, tabel, diagram, grafik, gambar dan informasi lainnya yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah, lembaga swasta, maupun pihak lain yang terkait dengan penelitian ini. Data sekunder yang dikumpulkan berupa gambaran umum wilayah Kabupaten Jayapura terdiri dari iklim, topografi, geologi, hidrologi, vegetasi, flora dan fauna, sistem pemerintahan, penyebaran penduduk, kondisi sosial ekonomi masyarakat dan lain sebagainya.

4.3. Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di dekat kawasan hutan CAPC yang merasakan dampak langsung akibat longsor/erosi hutan CAPC pada bulan Maret tahun 2007 yakni pada Distrik Sentani. Jumlah

(2)

populasi yang mendiami kawasan CAPC adalah sebanyak 5.000 orang atau sebanyak 1.000 Kepala Keluarga (KK dasar penentuan sampel yakni dengan metode Sampel Acak Distratifikasi (stratified random sampling) yakni :

1. Melakukan stratifikasi dan memilih penduduk secara langsung yang terkena dampak longsor/erosi berdasarkan jenis pekerjaan (petani, pegawai negeri, TNI/ABRI, pengusaha atau pegawai swasta, pengumpul pasir, pedagang), terutama penduduk terdekat yang berada pada lokasi longsor.

2. Menentukan jumlah sampel atau responden penduduk minimal 10% atau sekitar 100 KK di Distrik Sentani. Sampel berdasarkan keragaman pekerjaan dan homogenitas dampak yang ditimbulkan oleh erosi/longsor (lama tidak kerja, jenis penyakit, jenis usaha, dampaknya pada kesehatan).

Metode sampel/responden dalam pengambilan kebijakan yakni metode purposive sampling dengan pertimbangan bahwa responden adalah pelaku (individu atau lembaga) yang mempengaruhi pengambilan kebijakan, baik langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan kawasan Cycloops (CAPC). Responden terdiri dari tujuh orang yang dianggap mewakili stakeholder yaitu pejabat atau staf yang menguasai permasalahan yang berasal dari beberapa instansi/lembaga, antara lain: Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura, Balai Pengelolaan Konservasi Sumberdaya alam (BKSDA), Pakar Perguruan Tinggi, Tokoh Masyarakat atau Tokoh Adat, LSM Lokal Bidang Lingkungan Hidup, LSM Internasional Bidang Lingkungan Hidup, dan Swasta (Pengusaha).

4.4. Metode Analisa Data

Analisa kerugian ekonomi yang dirasakan oleh pemerintah, masyarakat akibat longsornya kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloops.

4.4.1. Analisa Kerugian Ekonomi Negara Akibat Penebangan Liar.

Perhitungan kerugian ekonomi negara akibat penebangan liar didasarkan pada nilai potensi kehilangan kayu akibat penebangan liar yang dilakukan oleh masyarakat, dan juga berdasarkan jumlah penerimaan negara

(3)

yang disetor ke pemerintah daerah yakni berupa Dana Reboisasi (DR) dan Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH).

4.4.2. Analisa Tingkat Penurunan Produksi Pertanian dengan memakai Pendekatan Perubahan Produktivitas

Perhitungan manfaat ekonomi kawasan konservasi pegunungan Cycloops dapat dilakukan, dengan cara menghitung perubahan produktivitas kawasan tersebut (Fauzi dan Anna, 2005). Pendekatan nilai pasar atau produktivitas, untuk menilai dampak penurunan produksi tanaman pertanian dan perkebunan rakyat :

}

{

1 1

(

)

)

n n i j

PHPT

PHPTBij PHPTSij LTPij HPTij

= =

=ΣΣ

×

×

Dimana:

PHPT = Nilai kerugian turunnya hasil panen tanaman pertanian dan perkebunan (Rp)

PHPTBij = Jumlah hasil panen tanaman pertanian/perkebunan ke-i per hektar sebelum erosi, di lokasi j (kg/ha)

PHPTSij = Jumlah hasil panen tanaman pertanian/perkebunan ke-i per hektar setelah erosi, di lokasi j (kg/ha)

LTPij = Luas tanaman pertanian/perkebunan ke-i sekarang, di lokasi j (ha)

HPTij = Harga produksi tanaman pertanian/perkebunan ke-i sekarang, di lokasi j (Rp/kg)

i = Jenis tanaman pertanian dan perkebunan

j = Areal perkebunan dan pertanian di kawasan hutan CAPC.

4.4.3. Analisa Dampak Kerusakan Hutan Kawasan CAPC Terhadap Tingkat Kesehatan dengan Memakai Pendekatan Biaya Pengobatan (Cost of Illness).

Pendekatan ini digunakan untuk memperkirakan biaya morbiditas akibat perubahan yang menyebabkan orang menderita sakit. Total biaya dihitung

(4)

baik secara langsung maupun tidak langsung. Biaya langsung yaitu mengukur biaya yang harus disediakan untuk perlakuan penderita lain meliputi: biaya berobat di puskesmas atau rumah sakit, biaya perawatan selama penyembuhan, biaya obat-obatan, atau biaya pelayanan kesehatan lainnya.

4.4.4. Analisa Dampak Sosial Yang Dirasakan Masyarakat di Distrik Sentani Sebagai Dampak Dari Erosi/Longsor Hutan CAPC dengan Menggunakan Pendekatan Deskriptif-Kualitatif.

Analisa deskriptif-kualitatif mengacu pada Miles dan Huberman (1992) yaitu dengan tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

4.4.5. Analisa Nilai Penurunan Kawasan Perlindungan dengan Memakai Pendekatan Transfer Benefit

Perhitungan nilai manfaat untuk penurunan kawasan perlindungan didasarkan kepada pendekatan transfer benefit. Nilai transfer benefit konservasi biodiversity untuk vegetasi hutan di Indonesia sebesar US$ 300/km2/tahun (konversi US$ 1= Rp 2500), menurut EEPSEA dan WWF (1998) dalam Glover dan Timothy (1999). Notasi perhitungan nilai pilihan konservasi biodiversity sebagai berikut :

1

(

)

n j j j

N P K B

N K B

L A

=

=

×

Dimana :

NPKB = Nilai manfaat pilihan konservasi biodiversity (Rp)

NKBj = Nilai konservasi biodiversity/km2/tahun di lokasi longsor-j

(Rp/km2/tahun)

LAj = Luas areal longsor ke-j (km2)

(5)

4.4.6. Analisa Total Economic Value (TEV)

Nilai ekonomi total (NET) dampak kerusakan hutan CAPC diformulasikan sebagai berikut :

N E T

=

M L

Dimana:

ML = Manfaat langsung

Pendekatan yang digunakan untuk menghitung nilai ekonomi total hutan CAPC adalah dengan menggunakan Metode Perubahan Produktivitas, Cost of Illness, dan Deskriptif Kualitatif (Gambar 3).

Gambar 3 Teknik Pendekatan Perhitungan Nilai Ekonomi Total

4.4.7. Analisa Analisis Hirarki Proses (AHP) Prinsip Dekomposisi :

a. Digunakan untuk menstrukturkan permasalahan yang kompleks menjadi hirarki dari klaster/level, sub-klaster/sub-level dan seterusnya. b. Hirarki: suatu tipe penggambaran khusus suatu sistem, yang didasarkan

atas asumsi bahwa entitas sistem yang telah diidentifikasi dapat dikelompokkan menjadi himpunan yang terpisah.

c. Digunakan untuk menjelaskan bagaimana perubahan prioritas pada level yang lebih tinggi mempengaruhi prioritas dari elemen dibawahnya. T E V USE VALUE COST OF ILLNESS PERUBAHAN PRODUKTIVITAS TRANSFER BENEFIT DESKRIPTIF KUALITATIF

(6)

Metode Pendekatan Analisis Hirarki Proses (AHP) dalam mengatasi kerusakan hutan CAPC dideskripsikan pada Gambar 4.

Gambar 4 Analisis Hirarki Proses (AHP) dalam Mengatasi Kerusakan Hutan CAPC.

Gunung Cycloops merupakan kawasan konservasi cagar alam yang terdapat di Kabupaten Jayapura. Fungsi dan manfaat kawasan Cycloops sangat penting bagi kehidupan masyarakat serta untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan di Kota Sentani Kabupaten Jayapura. Oleh karena itu pengelolaannya harus dilaksanakan sebaik mungkin. Faktanya pengelolaan-pengelolaan kawasan Cycloops belum maksimal, masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat dan adat belum sepenuhnya dilibatkan secara aktif. Di satu sisi pemerintah mengaku telah bekerja sesuai program dan kegiatan dan di sisi lain masyarakat juga merasa bekerja sesuai keinginannya. Dampak dari kurangnya komunikasi dan kerjasama tersebut mengakibatkan pengelolaan Cycloops kurang berkesinambungan.

Masalah

Mengatasi Kerusakan Hutan CAPC

Lembaga Masyarakat Adat Masyarakat Akademisi/ LSM Lingkungan Pihak Swasta atau Pengusaha Pemerintah Daerah Hutan Lestari dan Ramah Lingkungan Pecegahan Konflik Pengelolaan Pengembangan Ekonomi, Sosial dan Budaya Pemberdayaan Masyarakat Hutan Penguatan Lembaga Masyarakat Adat Penegakan Hukum Pengembangan Hutan Wisata/ Pendidikan Pengembangan Lembaga Ekonomi

(7)

Selain akibat kurangnya komunikasi dan kerjasama dalam pelaksanaan program, kerusakan Cycloops juga terjadi sebagai akibat dari kegiatan penebangan, konversi lahan menjadi lahan pertanian, pembangunan rumah, pengambilan bahan galian C, dan pembakaran serta aktivitas lain yang merusak. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh masyarakat pendatang dari Wamena, Paniai, Puncak Jaya, dan suku di luar papua. Akibatnya pada tahun 2007 terjadi tanah longsor dan banjir yang menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi masyarakat Kota Sentani dan juga kerusakan ekologi Cycloops itu sendiri.

Untuk mengatasi masalah kerusakan hutan Cycloops adalah merupakan tugas dan tanggungjawab bersama semua pihak. Pemerintah sebagai pihak yang paling bertanggungjawab karena merupakan pengelola dan penanggungjawab program-program pengembangan dan pelestarian kawasan Cycloops.

Untuk keberlanjutan program pemerintah, diperlukan dukungan dari seluruh stakeholder, yang terdiri dari Lembaga Masyarakat Adat (LMA) sebagai pemilik hak ulayat, masyarakat sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk menjaga dan melestarikannya, akademisi dan LSM Lingkungan sebagai pihak yang memberikan masukan dan ide-ide dalam pengelolaan Cycloops, serta pihak swasta sebagai pihak yang harus turut menjaga kelestarian.

Pendekatan program dan kebijakan yang dilakukan yakni berupa Kebijakan Hutan Lestari dan ramah Lingkungan, Kebijakan Pencegahan Konflik Pengelolaan, dan Kebijakan Pengembangan Ekonomi, Sosial dan Budaya. Ketiga pendekatan kebijakan tersebut diwujudkan dalam Kebijakan Pencegahan Kerusakan Hutan yakni berupa pengembangan lembaga-lembaga ekonomi yang berada di wilayah Cycloops. Lembaga ekonomi tersebut berupa koperasi, unit usaha kecil, dan lembaga-lembaga pendidikan dan keterampilan.

Kebijakan pemberdayaan masyarakat hutan yakni berupa pemberian hewan ternak, pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat, sehingga tidak bergantung lagi terhadap lingkungan. Kebijakan penguatan lembaga masyarakat adat dilakukan dengan melibatkan LMA secara penuh dalam pengelolaan Cycloops, yang berarti pengakuan akan keberadaan LMA. Kebijakan penegakan hukum bagi masyarakat yang melanggar

(8)

dan merusak lingkungan Cycloops harus ditegakkan dengan memberikan sanksi yang tepat baik sanksi adat maupun sanksi hukum.

Kebijakan pengembangan hutan wisata/pendidikan yakni dengan mengembangkan dan mengemas Gunung Cycloops sebagai daya tarik bagi masyarakat lokal dan luar sebagai tempat wisata alam. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan membangun sarana dan prasarana yang mendukung sebagai tempat wisata. Selain itu semua kawasan Cycloops dapat dikembangkan sebagai tempat pendidikan baik untuk pengambilan data untuk penulisan tugas akhir, penelitian, pengembangan ilmu dan lainnya yang dapat mendukung dalam peningkatan ilmu pengetahuan dan kemajuan pendidikan di Papua dan dunia.

Tujuan dari penerapan model ini yakni sebagai upaya mencegah kerusakan hutan CAPC, menumbuhkan kawasan hutan CAPC yang lestari, merumuskan alternatif kebijakan pengelolaan CAPC yang ramah lingkungan, serta mencegah terjadinya konflik pengelolaan CAPC antara masyarakat, swasta dan pemerintah. (Tabel 5).

(9)

Tujuan Alat Analisis

Jenis Sumber Keterangan

1. Mendeskripsikan kerusakan hutan CAPC yang dirasakan oleh masyarakat.

a. Metode Deskriptif

Kualitatif

Data Primer dan Sekunder tentang: tingkat kerusakan hutan CAPC, serta dampak yang dirasakan oleh masyarakat akibat

erosi/longsor hutan CAPC.

a. Wawancara b. Kuesioner c. Survey a. Metode Stratified Random Sampling b. Jumlah sampel 10% dari jumlah penduduk 1.000 KK yakni sebanyak 100 KK 2. Untuk memperkirakan

dampak penebangan liar terhadap kerugian negara dan dampak kerusakan hutan CAPC terhadap

kesejahteraan (pendapatan, kesehatan, sosial dan budaya) masyarakat. a. Analisis Kerugian Ekonomi Negara b. Metode Perubahan Produktivitas c. CostofIllnes d. Transfer Benefit e. TEV

Data Sekunder tentang kehilangan kayu dan iuran PSDH dan DR, dan Data Primer dan Sekunder tentang: Penurunan Tingkat Kesejahteraan, Kesehatan, Produksi, sosial dan budaya masyarakat.

a. Wawancara b. Kuesioner c. Survey a. Metode Stratified Random Sampling b. Jumlah sampel 10% dari jumlah penduduk 1.000 KK yakni sebanyak 100 KK

3. Merumuskan tindakan untuk mengatasi masalah kerusakan kawasan CAPC dan

merekomendasikan pengembangan kawasan CAPC yang baik agar dapat mengurangi kerusakan kawasan CAPC.

a. Analisis Hirarki Proses (AHP)

Data Primer tentang : upaya kongkrit oleh seluruh stakeholder terkait dengan pengelolaan hutan CAPC, LSM lingkungan hidup, Swasta serta

masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan CAPC.

a. Wawancara b. Kuesioner a. Metode Purposive Sampling c. Jumlah sampel sebanyak 7 orang.

Gambar

Gambar  3 Teknik Pendekatan Perhitungan Nilai Ekonomi Total
Gambar 4  Analisis Hirarki Proses (AHP) dalam Mengatasi   Kerusakan Hutan CAPC.

Referensi

Dokumen terkait

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kutai Timur merupakan instansi daerah yang berorientasi kepada urusan Kepegawaian di Lingkungan kabupaten Kutai Timur, dalam

Catatan: Semua Satuan Biaya Honorarium Panitia Pengadaan dan Panitia Pengawas adalah dalam bentuk paket, yang terdiri dari Ketua Panitia dan Anggota, sesuai dengan ketentuan jumlah

Penerimaan dana masyarakat yang merupakan titipan menunjukkan penerimaan yang sudah jelas peruntukannya (restricted) yang digunakan sesuai jadwal yang sudah

Web service digunakan sebagai suatu fasilitas yang disediakan oleh suatu web site untuk menyediakan layanan (dalam bentuk informasi) kepada sistem lain, sehingga

Direktorat Integrasi Data dan Sistem Informasi (DIDSI) – IPB Halaman ke- i DAFTARISI.. BAB 1

6 2 Mampu memahami konsep keperawatan anak dalam konteks keluarga - Perspektif keperawat an anak dalam konteks keluarga - Konsep atraumatic care - Konsep family

Penelitian ini telah menghasilkan program basis data berbasis Sistem Informasi Geografis yang berisikan informasi sistem stasioning, kondisi perkerasan, kondisi geometrik, dan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengembangkan teknik akuisisi spektrum NIRS untuk mendeteksi tingkat fermentasi biji kakao dan menentukan selang panjang