PENGARUH PENERAPAN
CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP BIAYA EKUITAS DAN BIAYA UTANG
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA
Zulfa Kurniawati Marfuah marfuah@uii.ac.id Universitas Islam Indonesia
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of the application of corporate governance consisting of the effectiveness of the board of commissioners, the effectiveness of the audit committee, audit tenure and audit quality on the cost of equity and the cost of debt. The sample in this study are 56 companies listed in Indonesia Stock Exchange 2012-2013. Based on multiple regression analysis found that the only variable that proved
audit tenure has a significant negative effect on the cost of equity. While the variable
effectiveness of the commissioners and the effectiveness of the audit committee has proved
a significant negative effect on the cost of debt.
Keywords: corporate governance, audit quality, cost of equity, cost of debt
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Informasi yang tersaji dalam laporan keuangan harus mencerminkan keadaan ekonomis perusahaan sesungguhnya, karena kurangnya transparansi informasi keuangan perusahaan akan menghasilkan risiko informasi yang lebih besar bagi pemegang saham. Tanpa transparansi informasi keuangan, pemantauan yang efektif serta pengendalian yang memadai maka investor akan me-lindungi kepentingan dirinya dengan meningkatkan biaya ekuitas perusahaan (Ashbaugh et al., 2004).
Masalah agency timbul akibat adanya pemisahan antara fungsi kepemilikan dan pengelolaan perusahaan yang diakibatkan oleh keinginan manajemen
(agent) untuk melakukan tindakan
sesuai kepentingan agent yang dapat mengorbankan kepentingan pemegang saham (principal). Hal ini memerlukan mekanisme pengendalian yaitu dengan
tata kelola perusahaan yang baik atau
good corporate governance.
Menurut Forum for Corporate
Governance in Indonesia (FCGI),
corporate governance adalah seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Dengan kata lain, corporate governance
merupakan suatu sistem pengendalian perusahaan. Tujuan corporate governance
adalah menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders). Menurut Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG, 2006) prinsip dasar corporate governance
adalah transparency, accountability,
responsibility, independency dan fairness.
Dechow et al. (1996) menemukan
hubungan yang signifikan antara
pelaporan keuangan. Selain itu ukuran dan independensi dewan komisaris mempengaruhi kemampuan mereka dalam memonitor proses pelaporan keuangan. Pada prinsipnya corporate
governance menyangkut kepentingan
para pemegang saham, peranan semua
stakeholder, transparansi dan penjelasan,
serta peranan Dewan Komisaris dan Dewan audit. Selain mekanisme internal, mekanisme eksternal diperlukan untuk menciptakan corporate governance
(Babatunde dan Olaniran, 2009). Salah satu pihak eksternal yang berperan memberi pengawasan pada perusahaan adalah auditor eksternal. Auditor eksternal berperan memberi opini secara independen atas kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku.
Beberapa penelitian sebelumnya membuktikan bahwa perusahaan dengan kualitas corporate governance yang lebih baik memiliki biaya ekuitas lebih rendah (Derwall dan Verwijimeren, 2007; Byun et al., 2008). Menurut Jansen dan Meckling (1976) asimetri informasi yang meliputi
moral hazard dan adverse selection
menghasilkan agency risk. Investor yang rasional akan memberikan harga atas
agency risk untuk menentukan biaya
ekuitas. Mekanime corporate governance
dapat memberikan transparansi atas informasi keuangan pada publik sehingga risiko informasi dan biaya ekuitas akan berkurang.
Selanjutnya penelitian Bhojraj dan Sengupta (2003), Juniarti dan Sentosa, (2009) menunjukkan bahwa mekanisme
corporate governance berpengaruh
terhadap biaya utang perusahaan. Struktur corporate governance meru-pakan salah satu indikator penting yang dipertimbangkan kreditur untuk menentukan risk premium perusahaan (Chen dan Jian, 2006). Kualitas corporate
governance yang baik diharapkan dapat
berkontribusi terhadap proses penciptaan nilai perusahaan secara keseluruhan. Salah satu ciri penciptaan nilai tersebut adalah berkurangnya biaya modal perusahaan (Sheifer dan Vishny, 1997).
Corporate governance merupakan
faktor yang tidak dapat diabaikan dalam pengambilan keputusan kreditur, karena faktor ini merupakan jaminan bagi kreditur bahwa dana yang diberikan telah dikelola dengan baik, bertanggung jawab dan transparan.
2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: “apakah penerapan
corporate governance yang terdiri dari
efektifitas dewan komisaris, efektifitas
komite audit, audit tenure dan kualitas audit berpengaruh terhadap biaya ekuitas dan biaya utang perusahaan?”
KAJIAN PUSTAKA
1. Corporate Governance dan Teori Keagenan
Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar untuk memahami
corporate governance. Jensen dan
Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara pemilik dan agen yang terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan
principal sehingga memicu biaya
keagenan (agency cost).
Teori keagenan berusaha menjawab masalah keagenan yang terjadi apabila pihak-pihak yang saling bekerjasama memiliki tujuan dan pembagian kerja yang berbeda. Corporate governance
merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan dan berfungsi sebagai alat untuk memberikan kepercayaan pada
investor bahwa mereka akan mendapatkan
return dari investasi yang ditanamkan.
Corporate governance berkaitan dengan
cara investor meyakini bahwa (1) manajer akan memberikan keuntungan, (2) manajer tidak akan mencuri, menggelapkan atau menginvestasikan pada proyek-proyek yang tidak menguntungkan terkait dana/
capital yang telah ditanamkan investor,
dan bagaimana para investor mengontrol para manajer (Shleiver dan Vishny, 1997). 2. Mekanisme Corporate Governance
Babatunde dan Olaniran (2009) menjelaskan bahwa mekanisme corporate
governance terdiri atas mekanisme
internal dan mekanisme eksternal. Mekanisme internal membutuhkan keseimbangan peran antara pemegang saham, board of directors (dewan komisaris) dan manajemen (dewan direksi). Pemegang saham melalui RUPS memiliki hak dan kekuatan hukum untuk memilih dan memberhentikan dewan komisaris serta menunjuk eksternal auditor, serta menyetujui atau tidak perubahan yang bersifat fundamental seperti merger, akuisisi, atau perubahan dalam struktur modal.
Selain itu mekanisme eksternal akan menciptakan mekanisme corporate
governance. Peraturan dan hukum formal
sebagai bagian dari mekanisme eksternal harus dirancang untuk memastikan perusahaan-perusahaan mematuhi per-aturan hukum tersebut sehingga melin-dungi pemegang saham, konsumen, karyawan, lingkungan dan bahkan pesaing dari praktik yang tidak baik. Faktor eksternal lain yang dibentuk oleh badan atau organisasi nasional maupun internasional berdasarkan praktik terbaik adalah standar akuntansi keuangan, standar pengungkapan, standar audit internal, peraturan lingkungan dan sebagainya (Babatunde dan Olaniran, 2009).
3. Penelitian Terdahulu dan
Perumusan Hipotesis
Asimetri informasi antara principal
dan agen akan menghasilkan risiko agensi. Pelaporan keuangan yang handal serta penerapan praktik corporate governace
dapat mengurangi risiko agensi. Hal ini sesuai penelitian Susanto (2012) bahwa
efektifitas dewan komisaris berpengaruh
negatif terhadap kualitas laba dan biaya ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009. Sedangkan Lombardo dan Pagano (2002) menyatakan bahwa corporate governance
yang lebih baik akan menghasilkan biaya ekuitas lebih rendah melalui pengurangan biaya monitoring oleh investor. Hal ini karena investor harus mengeluarkan biaya monitoring untuk memastikan hasil yang diberikan manajemen perusahaan memang diakibatkan adanya asimetri informasi. Dengan demikian dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1a: Efektivitas dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas.
Kualitas audit yang baik merupakan salah satu faktor pendukung corporate
governance yang baik. Hal ini disebabkan
audit merupakan kendali manajer dalam menyusun laporan keuangan yang wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Ashbaugh et al. (2004) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki komite audit independen lebih banyak mempunyai biaya ekuitas lebih rendah. Komite audit yang memiliki pemahaman di bidang keuangan dan akuntansi juga berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas. Susanto (2012) juga menemukan bahwa efektivitas komite audit berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas. Dengan demikian dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1b: Efektivitas komite audit berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas
Boone et al. (2008) menyatakan bahwa risiko premium ekuitas meningkat seiring semakin panjangnya tenure KAP. Hal ini karena semakin panjang tenure
maka independensi auditor akan menurun sehingga keandalan laporan keuangan juga menurun. Hal ini berdampak pada menurunnya kepercayaan investor terhadap laporan keuangan oleh auditor yang mempunyai masa perikatan panjang dengan sebuah perusahaan. Sebaliknya penelitian Fernando et al. (2008) menunjukkan bahwa tenure KAP berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap biaya ekuitas. Hal ini karena tingkat pemahaman auditor terhadap risiko bisnis klien meningkat seiring panjangnya tenure audit sehingga investor lebih percaya terhadap keandalan laporan keuangan oleh auditor yang lebih lama mengaudit perusahaan. Tingkat kepercayaan investor terhadap keandalan laporan keuangan akan semakin tinggi apabila auditor mengaudit lebih lama pada perusahaan sehingga biaya ekuitas perusahaan menurun. Dengan demikian dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1c: Audit tenure bepengaruh negatif
terhadap biaya ekuitas.
Khurana dan Rahman (2004) menemukan bahwa kualitas audit yang diukur dengan proksi ukuran KAP big four mampu memberikan assurance lebih tinggi atas keandalan laporan keuangan sehingga perusahaan yang diaudit oleh
KAP big four memiliki biaya ekuitas lebih
rendah dibandingkan dengan perusahaan yang tidak diaudit oleh KAP non big four. Dengan demikian dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1d: Kualitas audit berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas.
Penelitian Bhojraj dan Sengupta (2003) menunjukkan bahwa mekanisme
corporate governance berpengaruh
negatif terhadap biaya utang perusahaan. Rebecca (2012) juga menemukan bahwa Corporate Governance Index
(CGI) berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas dan biaya utang. Dengan demikian, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2a: Efektivitas dewan komisaris ber-pengaruh negatif terhadap biaya utang.
Penelitian Juniarti dan Sentosa (2009) menunjukkan bahwa variabel komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional
dan komite audit berpengaruh signifikan
terhadap biaya utang. Dengan demikian dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H2b: Efektivitas komite audit
berpe-ngaruh negatif terhadap biaya utang Penelitian Blom dan Schaunten (2006) menemukan bahwa corporate
governance berpengaruh signifikan
terhadap biaya utang pada perusahaan-perusahaan di Eropa. Semakin baik
corporate governance semakin rendah
biaya utang perusahaan. Juniarti dan Sentosa (2009) menemukan bahwa semakin lama KAP mengaudit sebuah perusahaan maka semakin baik kinerjanya. Hal ini menambah kepercayaan kreditor dan berdampak pada biaya utang yang akan dibayarkan oleh perusahaan menjadi lebih kecil. Dengan demikian dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2c: Audit Tenure berpengaruh negatif
terhadap biaya utang
Hasil penelitian Mansi et al. (2004) serta Khurana dan Rahman (2004) menemukan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP big four memiliki biaya ekuitas dan biaya utang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP non big four. Hal ini dikarenakan KAP yang berukuran
besar reputasinya lebih dipercaya publik sehingga akan mengurangi biaya monitoring perusahaan. Pittman dan Fortin (2004) menguji pengaruh reputasi auditor pada perusahaan-perusahaan di Amerika yang listed sejak 1977-1988. Hasil ini menemukan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP big four memiliki biaya modal dan biaya utang lebih rendah. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2d: Kualitas audit berpengaruh negatif terhadap biaya utang
4. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan antar variabel dalam penelitian ini dan tersaji pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Penelitian
METODE PENELITIAN 1. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel penelitian diambil dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2012-2013 dengan kriteria didasarkan pada Surat Edaran Bursa Efek Jakarta No. SE-03/BEJ/II-I/1994 yang dikutip dari Susanto (2012) yaitu:
a. Perusahan menerbitkan laporan keuangan berturut-turut dari tahun 2012 sampai 2013.
b. Data lengkap terkait variabel penelitian yang dibutuhkan selama periode penelitian.
c. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dengan rupiah.
d. Saham perusahaan diperdagangkan dengan frekuensi minimal 300 transaksi yang merata selama setahun atau 75 kali frekuensi transaksi selama 3 bulan berturut-turut. Kriteria ini. e. Perusahaan memiliki utang berbunga
(interest bearing debt) baik jangka
panjang maupun jangka pendek.
Sampel diambil sebanyak 56 perusahaan yang terbagi dalam 2 pengamatan sehingga per tahun diambil sebanyak 28 perusahaan. Proses pemi-lihan sampel disajikan pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Proses Pemilihan Sampel
Proses Pemilihan Sampel Jumlah
Jumlah Perusahaan Manufaktur yang terdaf-tar di BEI tahun 2012- dan 2013 123 Jumlah Perusahaan dengan data keuangan
tidak lengkap (58)
Jumlah Perusahaan yang laporan keuangan-nya disajikan tidak dalam mata uang rupiah (7) Jumlah Perusahaan dengan saham tidak aktif (6) Jumlah Perusahaan yang tidak memiliki interest bearing debt, baik jangka panjang maupun jangka pendek
(24)
Jumlah Perusahaan yang dijadikan
sam-pel setiap tahunnya 28
Sumber: Data diolah
2. Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Data penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2012 sampai 2013. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi dari Pojok Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia atau dari www.idx.go.id.
Corporate Governance : • Efektivitas Dewan Komisaris • Efektivitas Komite Audit • Audit Tenure • Kualitas Audit Biaya Ekuitas Biaya Utang Variabel independen Variabel independen
3. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen meliputi efektivitas dewan komisaris, efektivitas komite audit, audit tenure dan kualitas audit.
a. Efektivitas dewan komisaris diukur menggunakan checklist efektivitas dewan komisaris yang mengacu pada studi Susanto (2012). Setiap perusahaan manufaktur diberikan penilaian berdasar laporan tahunan terkait laporan dewan komisaris,
profil dewan komisaris, pernyataan
tugas dan tanggung jawab serta jumlah rapat dewan komisaris dengan pemeringkatan skor sebagai berikut: Baik : memenuhi seluruh kriteria -
nilai 3
Sedang : hanya memenuhi sebagian dari kriteria - nilai 2
Buruk : tidak memenuhi kriteria atau tidak tersedianya informasi - nilai 1
b. Efektivitas komite audit diukur dengan menggunakan checklist
efektivitas komite audit yang mengacu pada studi Susanto (2012). Penilaian diberikan berdasarkan laporan tahunan terkait laporan
komite audit, profil komite audit,
pernyataan tugas dan tanggung jawab dan jumlah rapat komite audit dengan didasarkan peringkat skor sebagai berikut:
Baik : memenuhi seluruh kriteria - nilai 3.
Sedang : hanya memenuhi sebagian dari kriteria - nilai 2.
Buruk : tidak memenuhi kriteria atau tidak tersedianya informasi - nilai 1.
c. Audit Tenure diukur dengan jumlah
tahun suatu KAP mengaudit sebuah perusahaan.
d. Kualitas audit diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan diaudit oleh KAP big four maka diberi nilai 1 dan jika perusahaan diaudit oleh KAP non
big four diberi nilai 0. Sampai tahun
2013 yang termasuk dalam KAP
big four di Indonesia adalah Osman
Bing Satrio & Rekan (Deloitte), Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PwC), Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (EY), dan Siddharta Siddharta & Widjaja (KPMG).
Variabel dependen dalam penelitian ini meliputi biaya ekuitas dan biaya utang. a. Biaya Ekuitas diukur dengan
menggunakan Capital Asset Pricing
Model (CAPM) yaitu:
COE = Rf + β (Rm-Rf) COE = Rf + β Rp Keterangan:
COE:biaya ekuitas
Rf : risk free rate yang diukur dengan tingkat suku bunga bank Indonesia bulanan dengan rata-rata selama satu tahun
Β : market beta yang diperoleh dari hasil regresi antara return mingguan saham perusahaan dengan return mingguan Indeks Harga Saham Gabungan
Rm : pengembalian historis dari pasar
saham keseluruhan (IHSG)
Rp :risiko premium yang diproksi dengan risiko investasi di Indonesia (selisih pengembalian dari pasar dibandingkan
asset risk free)
b. Biaya Utang diukur mengacu pada penelitian Anderson, Mansi et al.
(2004) serta Rebecca (2012) dengan rumus sebagai berikut:
COD =
Keterangan: COD : biaya utang
Interest expense: beban bunga yang dibayarkan perusahaan
Average interest: jumlah pinjaman yang dihasilkan oleh bunga pinjaman bearing debt tersebut
4. Metode Analisa Data
Metode untuk menganalisis data penelitian ini adalah regresi linear berganda. Model penelitian terdiri dari 2 model yaitu:
Model 1:
COE i,t = β0 + β1 DEKOMit +β2 KOMADit
+ β3 ATit + β4 BIG4it +e it Model 2:
COD i,t = β0 + β1 DEKOMit +β2 KOMADit
+ β3 ATit + β4 BIG4it +e it
Keterangan :
COEit : Biaya ekuitas yang diukur dengan
CAPM
CODit : Biaya utang
DEKOMit : Efektivitas dewan komisaris yang
diukur dengan menggunakan
checklist efektivitas dewan komisaris
KOMAUDit : Efektivitas komite audit yang
diukur dengan menggunakan
checklist efektivitas komite audit ATit : Audit Tenure yang diukur dengan
jumlah tahun suatu KAP mengaudit sebuah perusahaan
BIG 4it : Kualitas audit diukur dengan
menggunakan variable dummy.
Jika perusahaan diaudit KAP big four maka dinilai 1 sedangkan jika perusahaan diaudit oleh KAP non big four dinilai 0
Selanjutnya pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t dengan kriteria Ho ditolak jika
p-value (significant-t) lebih kecil dari
0,05 dan koefisien regresi sesuai yang
diprediksi.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Uji Asumsi Klasik
Regresi linear berganda dilakukan setelah model penelitian lolos uji asumsi klasik.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan
Kolmogrov-Smirnov Test. Data memenuhi
asumsi normalitas jika nilai asymp. sig (2-tailed) > Level of Significant = 0,05. Hasil uji normalitas data
dengan One Sample Kolmogorov
Smirnov Test yang tersaji di Tabel 2
menunjukkan bahwa data penelitian ini berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas. Hal ini karena nilai asymp.sig (2-tailed) > Level of Significant 0,05 sehingga data memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 2. Uji One Sample Kolmogorov Smirnov
Keterangan Model 1 Model 2
N 56 56 Normal Parametersa,b Mean .0000000 .0000000 Std. Devia-tion .00045217 .10294005 Most Extreme Differences Absolute .089 .128 Positive .070 .128 Negative -.089 -.110 Kolmogorov-Smirnov Z .670 .957
Asymp. Sig. (2-tailed) .761 .319 Sumber: Data Diolah
b. Uji Heterokedastisitas
Uji ini dilakukan dengan metode
scatter plot. Dari hasil uji
heteros-kedastisitas menunjukkan tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar ke atas dan di bawah 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti model yang diestimasi bebas dari heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Uji ini dilakukan dengan metode VIF. Berdasarkan hasil uji multikolinearitas ditunjukkan nilai VIF < 10, artinya bahwa semua variabel independen tidak terjadi multikolinearitas. Uji multikolinearitas tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Collinearity Statistics
Tolerance VIF
DEKOM .388 2.580
KOMAUD .378 2.645
AT .985 1.015
BIG 4 .970 1.031
Sumber: Data Diolah
2. Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis
Hasil analisis regresi berganda model 1 tersaji pada Tabel 4, sedangkan model 2 tersaji pada Tabel 5.
Variabel Arah
Pre-diksi Unstandardized CoefficientsB Std. Error T Sig. Kesimpulan
(Constant) .062 .001 118.033 .000
DEKOM (-) .00001341 .000 .805 .425 H1a tidak didukung KOMAUD (-) -.00002169 .000 -1.035 .305 H1b tidak didukung
AT (-) -.001 .000 -10.685 .000 H1c didukung
BIG 4 (-) .000 .000 .854 .397 H1d tidak didukung Sumber: Data Diolah
Variabel Arah Prediksi Unstandardized Coefficients T Sig. Kesimpulan
B Std. Error
(Constant) .068 .119 .571 .571
DEKOM (-) -.010 .004 -2.548 .014 H2a didukung KOMAUD (-) -.016 .005 -3.325 .002 H2b didukung AT (-) .007 .029 .235 .815 H2c tidak didukung BIG 4 (-) .001 .029 .020 .984 H2d tidak didukung Sumber: Data Diolah
Dari hasil analisis regresi linier berganda dapat dirumuskan persamaan regresi model 1 dan model 2 sebagai berikut:
Model 1:
COE i,t = β0 + β1 DEKOMit + β2 KOMADit
+ β3 ATit + β4 BIG4it +e it COE = 0,062 + 0,00001341DEKOM + 0 , 0 0 0 0 2 1 6 9 K O M A U D -
0,001AT + 0,000BIG4 Model 2:
COD i,t = β0 + β1 DEKOMit +β2 KOMADit
+ β3 ATit + β4 BIG4it + e it
COD = 0,068 - 0,010DEKOM - 0,016KOMAUD + 0,007AT + 0,001BIG4
a. Pengaruh Efektivitas Dewan Komisaris Terhadap Biaya Ekuitas
Berdasar Tabel 4 ditunjukkan
koefisien variabel DEKOM bernilai negatif dan tidak signifikan sehingga
dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1a
yang menyatakan bahwa efektifitas
dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas, tidak didukung. Hal ini mengindikasikan bahwa efektif tidaknya peran dewan komisaris tidak mempengaruhi biaya ekuitas perusahaan.
Dengan demikian keberadaan dewan komisaris khususnya komisaris inde-penden dalam suatu perusahaan hanya sebagai formalitas untuk memenuhi peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, tanpa mempertimbangkan efektivitas dan kompleksitas perusahaan. Selain itu, dalam melakukan fungsi pengawasan, efektivitas mekanisme pengawasan dewan komisaris tidak tergantung pada besar kecilnya dewan komisaris independen. Hal ini menyebabkan tidak efektifnya peran dewan komisaris sehingga tidak berpengaruh terhadap biaya ekuitas. Tabel 4. Hasil Regresi Model 1
b. Pengaruh Efektivitas Komite Audit Terhadap Biaya Ekuitas
Berdasar Tabel 4, koefisien variabel
KOMAUD bernilai negatif dan tidak
signifikan sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipotesis 1a yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas, tidak didukung. Hal ini mengindikasikan bahwa peran komite audit tidak selalu berjalan dengan baik. Komite audit belum mampu bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal dan mengamati sistem pengendalian internal (termasuk audit internal). Komite audit belum mampu memberikan kontribusi dalam kualitas pelaporan keuangan terutama mengenai biaya ekuitas. Komite audit belum mampu meningkatkan integritas dan kredibilitas pelaporan keuangan melalui pengawasan atas proses pelaporan termasuk sistem pengendalian internal dan penggunaan prinsip akuntansi serta mengawasi proses audit secara keseluruhan, sehingga keberadaan komite audit belum memiliki konsekuensi pada penurunan biaya ekuitas perusahaan.
c. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Biaya Ekuitas
Berdasar Tabel 4, koefisien variabel AT bernilai negatif dan signifikan
sehingga hipotesis 1c yang menyatakan bahwa audit tenure berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas didukung. Hasil ini mengindikasi bahwa masa perikatan yang panjang sebuah kantor akuntan publik akan menyebabkan biaya ekuitas perusahaan menurun. Hal ini karena tingkat pemahaman auditor terhadap risiko bisnis klien meningkat seiring dengan panjangnya tenure audit sehingga investor lebih percaya terhadap keandalan laporan keuangan apabila audit dilakukan oleh auditor yang lebih lama mengaudit perusahaan. Dengan semakin tinggi
tingkat kepercayaan investor terhadap keandalan laporan keuangan oleh auditor yang lebih lama mengaudit perusahaan, maka akan menyebabkan biaya ekuitas perusahaan tersebut menurun. Hal ini sesuai temuan Fernando et al. (2008) bahwa tenure KAP berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap biaya ekuitas.
d. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Biaya Ekuitas
Berdasar Tabel 4, koefisien variabel BIG4 bernilai positip dan signifikan
sehingga hipotesis 1d yang menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas, tidak didukung. Hasil ini tidak sesuai dengan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu selalu mempunyai self interest, maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen sangat diperlukan, yaitu auditor independen. Hal ini karena besarnya KAP tidak diiringi dengan kompetensi yang baik dari auditornya sehingga kemampuan untuk menilai laporan keuangan menjadi rendah sehingga tidak mempengaruhi perubahan biaya ekuitas perusahaan. Hasil ini sesuai penelitian Susanto (2013) yang menyatakan bahwa kualitas audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap biaya
ekuitas.
e. Pengaruh Efektivitas Dewan Komisaris Terhadap Biaya Utang
Berdasar Tabel 5 koefisien variabel DEKOM bernilai negatif dan signifikan
sehingga hipotesis 2a yang menyatakan
bahwa efektifitas dewan komisaris
berpengaruh negatif terhadap biaya utang, didukung. Hal ini mengindikasi bahwa efektivitas dewan komisaris yang tinggi mampu untuk menurunkan biaya utang perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai temuan Bhojraj dan Sengupta (2003) bahwa mekanisme corporate governance
berpengaruh negatif terhadap biaya utang perusahaan dan penelitian Rebecca (2012) bahwa Corporate Governance
Index (CGI) berpengaruh negatif terhadap
biaya ekuitas dan biaya utang.
f. Pengaruh Efektivitas Komite Audit Terhadap Biaya Utang
Berdasar Tabel 5 koefisien variabel
KOMAUD bernilai negatif dan
signi-fikan sehingga hipotesis 2b yang menyatakan bahwa efektifitas komite
audit berpengaruh negatif terhadap biaya utang, didukung. Hasil penelitian ini mengindikasi bahwa peran komite audit yang efektif mampu menurunkan biaya utang perusahaan. Peran dan tanggungjawab komite audit adalah memonitor dan mengawasi audit laporan keuangan dan memastikan agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijaksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota komite audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal sehingga hal tersebut.
g. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Biaya Utang
Berdasar Tabel 5 koefisien variabel AT bernilai negatif dan tidak signifikan
sehingga audit tenure tidak berpengaruh terhadap biaya utang. Dengan demikian hipotesis 2c yang menyatakan bahwa
audit tenure berpengaruh negatif terhadap
biaya utang, tidak didukung. Hasil ini mengindikasi bahwa berkurangnya independensi dapat muncul seiring ber-kembangnya hubungan pribadi antara auditor dengan klien dan berkurangnya kapasitas auditor untuk memberi peni-laian kritis yang berdampak pada penurunan kinerja perusahaan khususnya biaya utang.
h. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Biaya Utang
Berdasar Tabel 5 koefisien variabel BIG4 bernilai positip dan tidak signifikan
sehingga hipotesis 2d yang menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas, tidak didukung. Tidak didukungnya hipotesis ini mungkin disebabkan karena besarnya KAP tidak diringi dengan kompetensi yang baik dari auditornya sehingga kemampuan untuk menilai laporan keuangan menjadi rendah yang pada akhirnya tidak akan mempengaruhi perubahan biaya utang perusahaan.
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
1. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan
corpo-rate governance yang terdiri dari
efektifitas dewan komisaris, efektifitas
komite audit, audit tenure dan kualitas audit terhadap biaya ekuitas dan biaya utang. Selanjutnya penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Dari empat variabel yang diduga berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas, hanya variabel audit
tenure yang terbukti berpengaruh
negatif signifikan terhadap biaya
ekuitas perusahaan, sedangkan 3 variabel yang lain tidak berpengaruh
signifikan terhadap biaya ekuitas.
b. Dari empat variabel yang diduga berpengaruh negatif terhadap biaya
utang, hanya variabel efektifitas dewan komisaris dan efektifitas
komite audit yang terbukti
berpengaruh negatif signifikan
terhadap biaya utang perusahaan, sedangkan audit tenure dan kualitas
audit tidak berpengaruh signifikan
2. Keterbatasan dan Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Terdapat beberapa keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya yaitu: a. Variabel penerapan corporate
gover-nance dalam penelitian ini hanya
terdiri dari 4 variabel, yaitu efektifitas
dewan komisaris, efektivitas komite audit, ukuran KAP dan audit tenure. Penelitian ini dapat ditindaklanjuti dengan menambah variabel meka-nisme corporate governance yang lain seperti variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan komisaris independen.
b. Periode penelitian ini hanya berkisar 2 tahun yaitu 2012-2013 dengan sampel sebanyak 28 perusahaan setiap tahunnya sehingga belum dapat menggeneralisasi hasil penelitian. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah periode penelitian sehingga terpilih sampel yang lebih banyak sehingga hasil penelitian bisa digeneralisasi lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Ashbaugh, Hollis, Daniel W. Collins, dan Ryan La Fond, 2004.
Corporate Governance and the Cost of Equity Capital.
Working Paper. www.ssrn. com.
Babatunde, M. Andentunji dan Olawoye Olaniran, 2009. The Effect of Internal and External Mechanism on Governance and Performance of Corporate
Firms in Nigeria. Corporate
Ownership & Control, Vol. 7 Issue 2.
Bhojraj, S dan Sengupta, P, 2003. Effect of Corporate Governance on Bond Rattings and Yiels: The Role of Institutional Investors
and Outside Director. Journal
of Bussines. 76: 455-475. Blom, Jasper dan Marc B. J. Schauten,
2006. Corporate Governance
and The Cost of Debt. Erasmus
University, Rotterdam.
Boone, Jeff P., Khurana Inder K., dan Raman K.K., 2008. Audit Firm Tenure and the Equity
Risk Premium. Journal of
Accounting Auditing and Finance, Vol. 23, pp. 115-140 Byun, H., L. Hwang, dan S. Kwak.,
2008. The Implied Cost of Equity Capital and Corporate
Governance Practices,
Asia-Pacific Journal of Financial
Studies 37: 139–184.
Chen, Y.M. dan Jian J.Y., 2006. The Impact of Information Disclosure and Transparency Rankings System (IDTRs) and Corporate Governance Structure on Interest Cost of
Debt. Working Paper, National
Yunlin University of Science and Technology, Taiwan
Dechow, Patricia, R.G. Sloan dan A.P. Sweeney., 1996. Causes and Consequences of Earnings Manipulation: An Analysis of Firm Subject to
Enforcement Actions by SEC,
Contemporary Accounting Research, Vol. 13, No. 1, pp. 1-36
Derwall, J dan P. Verwijmeren, 2007.
Corporate Governance and
the Cost of equity Capital,
RSM Erasmus University, The Netherlands.
Fernando. Guy D., Randal J. Elder, dan Ahmed M. Abdel-Mequid., 2008. Audit Quality Attributes, Client Size and
Cost of Capital. http://ssrn.
com/abstract=817286
Jensen, Michael C dan W.H. Meckling, 1976. Theory of Firm: Manajerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure.
Journal of Financial Eco-nomic, 3: 305-360.
Juniarti dan A. A. Sentosa., 2009.
Pengaruh Good Corporate Governance, Voluntary Dis-closure terhadap Biaya
Utang (Cost of Debt). Jurnal
Akuntansi Keuangan, Vol. 11, No. 2, November, 88-100 Khurana. Inder K., K. K. Raman.,
2004. Litigation Risk and the Financial Reporting Credibilty of Big 4 versus Non-Big 4 Audits: Evidence from
Aglo-American Countries.
The Accounting Review, Vol. 79, pp. 473-495
Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indo-nesia.
Lombardo, D., and M Pagano., 2002.
Law and Equity Markets: A
Simple Model, Working Paper
No. 25, University of Salerno
Mansi, S.A., Maxwell, W.F., and Miller, D.P., 2004. Does Auditor Quality and Tenure Matter to Investor? Evidence from
the Bond Market. Journal of
Accounting Research, Vol. 42, pp.755-793
Pittman, J., Fortin, S., 2004. Auditor Choice and the Cost of Debt Capital for Newly Public
Firms. Journal of Accounting
and Economics 37, 113–136. Rebecca, Yulisa, 2012. Pengaruh
Corporate Governance Index, Kepemilikan Keluarga, dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Ekuitas dan Biaya Utang: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI. Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Shleifer, Andrei, Vishny, Robert W. , 1997. A Survey of Corporate
Governance. Journal of
Finance, Vol. 52, pp. 737–783 Susanto, Siswardika., 2012. Corporate
Governance, Kualitas Laba, dan Biaya Ekuitas: Studi Empiris Perusahaan Manu-faktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009.
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.