• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP BIAYA EKUITAS DAN BIAYA UTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP BIAYA EKUITAS DAN BIAYA UTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN

CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP BIAYA EKUITAS DAN BIAYA UTANG

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

Zulfa Kurniawati Marfuah marfuah@uii.ac.id Universitas Islam Indonesia

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of the application of corporate governance consisting of the effectiveness of the board of commissioners, the effectiveness of the audit committee, audit tenure and audit quality on the cost of equity and the cost of debt. The sample in this study are 56 companies listed in Indonesia Stock Exchange 2012-2013. Based on multiple regression analysis found that the only variable that proved

audit tenure has a significant negative effect on the cost of equity. While the variable

effectiveness of the commissioners and the effectiveness of the audit committee has proved

a significant negative effect on the cost of debt.

Keywords: corporate governance, audit quality, cost of equity, cost of debt

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Informasi yang tersaji dalam laporan keuangan harus mencerminkan keadaan ekonomis perusahaan sesungguhnya, karena kurangnya transparansi informasi keuangan perusahaan akan menghasilkan risiko informasi yang lebih besar bagi pemegang saham. Tanpa transparansi informasi keuangan, pemantauan yang efektif serta pengendalian yang memadai maka investor akan me-lindungi kepentingan dirinya dengan meningkatkan biaya ekuitas perusahaan (Ashbaugh et al., 2004).

Masalah agency timbul akibat adanya pemisahan antara fungsi kepemilikan dan pengelolaan perusahaan yang diakibatkan oleh keinginan manajemen

(agent) untuk melakukan tindakan

sesuai kepentingan agent yang dapat mengorbankan kepentingan pemegang saham (principal). Hal ini memerlukan mekanisme pengendalian yaitu dengan

tata kelola perusahaan yang baik atau

good corporate governance.

Menurut Forum for Corporate

Governance in Indonesia (FCGI),

corporate governance adalah seperangkat

peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Dengan kata lain, corporate governance

merupakan suatu sistem pengendalian perusahaan. Tujuan corporate governance

adalah menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan

(stakeholders). Menurut Komite Nasional

Kebijakan Governance (KNKG, 2006) prinsip dasar corporate governance

adalah transparency, accountability,

responsibility, independency dan fairness.

Dechow et al. (1996) menemukan

hubungan yang signifikan antara

(2)

pelaporan keuangan. Selain itu ukuran dan independensi dewan komisaris mempengaruhi kemampuan mereka dalam memonitor proses pelaporan keuangan. Pada prinsipnya corporate

governance menyangkut kepentingan

para pemegang saham, peranan semua

stakeholder, transparansi dan penjelasan,

serta peranan Dewan Komisaris dan Dewan audit. Selain mekanisme internal, mekanisme eksternal diperlukan untuk menciptakan corporate governance

(Babatunde dan Olaniran, 2009). Salah satu pihak eksternal yang berperan memberi pengawasan pada perusahaan adalah auditor eksternal. Auditor eksternal berperan memberi opini secara independen atas kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku.

Beberapa penelitian sebelumnya membuktikan bahwa perusahaan dengan kualitas corporate governance yang lebih baik memiliki biaya ekuitas lebih rendah (Derwall dan Verwijimeren, 2007; Byun et al., 2008). Menurut Jansen dan Meckling (1976) asimetri informasi yang meliputi

moral hazard dan adverse selection

menghasilkan agency risk. Investor yang rasional akan memberikan harga atas

agency risk untuk menentukan biaya

ekuitas. Mekanime corporate governance

dapat memberikan transparansi atas informasi keuangan pada publik sehingga risiko informasi dan biaya ekuitas akan berkurang.

Selanjutnya penelitian Bhojraj dan Sengupta (2003), Juniarti dan Sentosa, (2009) menunjukkan bahwa mekanisme

corporate governance berpengaruh

terhadap biaya utang perusahaan. Struktur corporate governance meru-pakan salah satu indikator penting yang dipertimbangkan kreditur untuk menentukan risk premium perusahaan (Chen dan Jian, 2006). Kualitas corporate

governance yang baik diharapkan dapat

berkontribusi terhadap proses penciptaan nilai perusahaan secara keseluruhan. Salah satu ciri penciptaan nilai tersebut adalah berkurangnya biaya modal perusahaan (Sheifer dan Vishny, 1997).

Corporate governance merupakan

faktor yang tidak dapat diabaikan dalam pengambilan keputusan kreditur, karena faktor ini merupakan jaminan bagi kreditur bahwa dana yang diberikan telah dikelola dengan baik, bertanggung jawab dan transparan.

2. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: “apakah penerapan

corporate governance yang terdiri dari

efektifitas dewan komisaris, efektifitas

komite audit, audit tenure dan kualitas audit berpengaruh terhadap biaya ekuitas dan biaya utang perusahaan?”

KAJIAN PUSTAKA

1. Corporate Governance dan Teori Keagenan

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar untuk memahami

corporate governance. Jensen dan

Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara pemilik dan agen yang terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan

principal sehingga memicu biaya

keagenan (agency cost).

Teori keagenan berusaha menjawab masalah keagenan yang terjadi apabila pihak-pihak yang saling bekerjasama memiliki tujuan dan pembagian kerja yang berbeda. Corporate governance

merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan dan berfungsi sebagai alat untuk memberikan kepercayaan pada

(3)

investor bahwa mereka akan mendapatkan

return dari investasi yang ditanamkan.

Corporate governance berkaitan dengan

cara investor meyakini bahwa (1) manajer akan memberikan keuntungan, (2) manajer tidak akan mencuri, menggelapkan atau menginvestasikan pada proyek-proyek yang tidak menguntungkan terkait dana/

capital yang telah ditanamkan investor,

dan bagaimana para investor mengontrol para manajer (Shleiver dan Vishny, 1997). 2. Mekanisme Corporate Governance

Babatunde dan Olaniran (2009) menjelaskan bahwa mekanisme corporate

governance terdiri atas mekanisme

internal dan mekanisme eksternal. Mekanisme internal membutuhkan keseimbangan peran antara pemegang saham, board of directors (dewan komisaris) dan manajemen (dewan direksi). Pemegang saham melalui RUPS memiliki hak dan kekuatan hukum untuk memilih dan memberhentikan dewan komisaris serta menunjuk eksternal auditor, serta menyetujui atau tidak perubahan yang bersifat fundamental seperti merger, akuisisi, atau perubahan dalam struktur modal.

Selain itu mekanisme eksternal akan menciptakan mekanisme corporate

governance. Peraturan dan hukum formal

sebagai bagian dari mekanisme eksternal harus dirancang untuk memastikan perusahaan-perusahaan mematuhi per-aturan hukum tersebut sehingga melin-dungi pemegang saham, konsumen, karyawan, lingkungan dan bahkan pesaing dari praktik yang tidak baik. Faktor eksternal lain yang dibentuk oleh badan atau organisasi nasional maupun internasional berdasarkan praktik terbaik adalah standar akuntansi keuangan, standar pengungkapan, standar audit internal, peraturan lingkungan dan sebagainya (Babatunde dan Olaniran, 2009).

3. Penelitian Terdahulu dan

Perumusan Hipotesis

Asimetri informasi antara principal

dan agen akan menghasilkan risiko agensi. Pelaporan keuangan yang handal serta penerapan praktik corporate governace

dapat mengurangi risiko agensi. Hal ini sesuai penelitian Susanto (2012) bahwa

efektifitas dewan komisaris berpengaruh

negatif terhadap kualitas laba dan biaya ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009. Sedangkan Lombardo dan Pagano (2002) menyatakan bahwa corporate governance

yang lebih baik akan menghasilkan biaya ekuitas lebih rendah melalui pengurangan biaya monitoring oleh investor. Hal ini karena investor harus mengeluarkan biaya monitoring untuk memastikan hasil yang diberikan manajemen perusahaan memang diakibatkan adanya asimetri informasi. Dengan demikian dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1a: Efektivitas dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas.

Kualitas audit yang baik merupakan salah satu faktor pendukung corporate

governance yang baik. Hal ini disebabkan

audit merupakan kendali manajer dalam menyusun laporan keuangan yang wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Ashbaugh et al. (2004) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki komite audit independen lebih banyak mempunyai biaya ekuitas lebih rendah. Komite audit yang memiliki pemahaman di bidang keuangan dan akuntansi juga berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas. Susanto (2012) juga menemukan bahwa efektivitas komite audit berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas. Dengan demikian dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1b: Efektivitas komite audit berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas

(4)

Boone et al. (2008) menyatakan bahwa risiko premium ekuitas meningkat seiring semakin panjangnya tenure KAP. Hal ini karena semakin panjang tenure

maka independensi auditor akan menurun sehingga keandalan laporan keuangan juga menurun. Hal ini berdampak pada menurunnya kepercayaan investor terhadap laporan keuangan oleh auditor yang mempunyai masa perikatan panjang dengan sebuah perusahaan. Sebaliknya penelitian Fernando et al. (2008) menunjukkan bahwa tenure KAP berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap biaya ekuitas. Hal ini karena tingkat pemahaman auditor terhadap risiko bisnis klien meningkat seiring panjangnya tenure audit sehingga investor lebih percaya terhadap keandalan laporan keuangan oleh auditor yang lebih lama mengaudit perusahaan. Tingkat kepercayaan investor terhadap keandalan laporan keuangan akan semakin tinggi apabila auditor mengaudit lebih lama pada perusahaan sehingga biaya ekuitas perusahaan menurun. Dengan demikian dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1c: Audit tenure bepengaruh negatif

terhadap biaya ekuitas.

Khurana dan Rahman (2004) menemukan bahwa kualitas audit yang diukur dengan proksi ukuran KAP big four mampu memberikan assurance lebih tinggi atas keandalan laporan keuangan sehingga perusahaan yang diaudit oleh

KAP big four memiliki biaya ekuitas lebih

rendah dibandingkan dengan perusahaan yang tidak diaudit oleh KAP non big four. Dengan demikian dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1d: Kualitas audit berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas.

Penelitian Bhojraj dan Sengupta (2003) menunjukkan bahwa mekanisme

corporate governance berpengaruh

negatif terhadap biaya utang perusahaan. Rebecca (2012) juga menemukan bahwa Corporate Governance Index

(CGI) berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas dan biaya utang. Dengan demikian, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2a: Efektivitas dewan komisaris ber-pengaruh negatif terhadap biaya utang.

Penelitian Juniarti dan Sentosa (2009) menunjukkan bahwa variabel komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional

dan komite audit berpengaruh signifikan

terhadap biaya utang. Dengan demikian dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H2b: Efektivitas komite audit

berpe-ngaruh negatif terhadap biaya utang Penelitian Blom dan Schaunten (2006) menemukan bahwa corporate

governance berpengaruh signifikan

terhadap biaya utang pada perusahaan-perusahaan di Eropa. Semakin baik

corporate governance semakin rendah

biaya utang perusahaan. Juniarti dan Sentosa (2009) menemukan bahwa semakin lama KAP mengaudit sebuah perusahaan maka semakin baik kinerjanya. Hal ini menambah kepercayaan kreditor dan berdampak pada biaya utang yang akan dibayarkan oleh perusahaan menjadi lebih kecil. Dengan demikian dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2c: Audit Tenure berpengaruh negatif

terhadap biaya utang

Hasil penelitian Mansi et al. (2004) serta Khurana dan Rahman (2004) menemukan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP big four memiliki biaya ekuitas dan biaya utang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP non big four. Hal ini dikarenakan KAP yang berukuran

(5)

besar reputasinya lebih dipercaya publik sehingga akan mengurangi biaya monitoring perusahaan. Pittman dan Fortin (2004) menguji pengaruh reputasi auditor pada perusahaan-perusahaan di Amerika yang listed sejak 1977-1988. Hasil ini menemukan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP big four memiliki biaya modal dan biaya utang lebih rendah. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2d: Kualitas audit berpengaruh negatif terhadap biaya utang

4. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan antar variabel dalam penelitian ini dan tersaji pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Penelitian

METODE PENELITIAN 1. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel penelitian diambil dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2012-2013 dengan kriteria didasarkan pada Surat Edaran Bursa Efek Jakarta No. SE-03/BEJ/II-I/1994 yang dikutip dari Susanto (2012) yaitu:

a. Perusahan menerbitkan laporan keuangan berturut-turut dari tahun 2012 sampai 2013.

b. Data lengkap terkait variabel penelitian yang dibutuhkan selama periode penelitian.

c. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dengan rupiah.

d. Saham perusahaan diperdagangkan dengan frekuensi minimal 300 transaksi yang merata selama setahun atau 75 kali frekuensi transaksi selama 3 bulan berturut-turut. Kriteria ini. e. Perusahaan memiliki utang berbunga

(interest bearing debt) baik jangka

panjang maupun jangka pendek.

Sampel diambil sebanyak 56 perusahaan yang terbagi dalam 2 pengamatan sehingga per tahun diambil sebanyak 28 perusahaan. Proses pemi-lihan sampel disajikan pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Proses Pemilihan Sampel

Proses Pemilihan Sampel Jumlah

Jumlah Perusahaan Manufaktur yang terdaf-tar di BEI tahun 2012- dan 2013 123 Jumlah Perusahaan dengan data keuangan

tidak lengkap (58)

Jumlah Perusahaan yang laporan keuangan-nya disajikan tidak dalam mata uang rupiah (7) Jumlah Perusahaan dengan saham tidak aktif (6) Jumlah Perusahaan yang tidak memiliki interest bearing debt, baik jangka panjang maupun jangka pendek

(24)

Jumlah Perusahaan yang dijadikan

sam-pel setiap tahunnya 28

Sumber: Data diolah

2. Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Data penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2012 sampai 2013. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi dari Pojok Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia atau dari www.idx.go.id.

Corporate Governance : • Efektivitas Dewan Komisaris • Efektivitas Komite Audit • Audit Tenure • Kualitas Audit Biaya Ekuitas Biaya Utang Variabel independen Variabel independen

(6)

3. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen meliputi efektivitas dewan komisaris, efektivitas komite audit, audit tenure dan kualitas audit.

a. Efektivitas dewan komisaris diukur menggunakan checklist efektivitas dewan komisaris yang mengacu pada studi Susanto (2012). Setiap perusahaan manufaktur diberikan penilaian berdasar laporan tahunan terkait laporan dewan komisaris,

profil dewan komisaris, pernyataan

tugas dan tanggung jawab serta jumlah rapat dewan komisaris dengan pemeringkatan skor sebagai berikut: Baik : memenuhi seluruh kriteria -

nilai 3

Sedang : hanya memenuhi sebagian dari kriteria - nilai 2

Buruk : tidak memenuhi kriteria atau tidak tersedianya informasi - nilai 1

b. Efektivitas komite audit diukur dengan menggunakan checklist

efektivitas komite audit yang mengacu pada studi Susanto (2012). Penilaian diberikan berdasarkan laporan tahunan terkait laporan

komite audit, profil komite audit,

pernyataan tugas dan tanggung jawab dan jumlah rapat komite audit dengan didasarkan peringkat skor sebagai berikut:

Baik : memenuhi seluruh kriteria - nilai 3.

Sedang : hanya memenuhi sebagian dari kriteria - nilai 2.

Buruk : tidak memenuhi kriteria atau tidak tersedianya informasi - nilai 1.

c. Audit Tenure diukur dengan jumlah

tahun suatu KAP mengaudit sebuah perusahaan.

d. Kualitas audit diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan diaudit oleh KAP big four maka diberi nilai 1 dan jika perusahaan diaudit oleh KAP non

big four diberi nilai 0. Sampai tahun

2013 yang termasuk dalam KAP

big four di Indonesia adalah Osman

Bing Satrio & Rekan (Deloitte), Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PwC), Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (EY), dan Siddharta Siddharta & Widjaja (KPMG).

Variabel dependen dalam penelitian ini meliputi biaya ekuitas dan biaya utang. a. Biaya Ekuitas diukur dengan

menggunakan Capital Asset Pricing

Model (CAPM) yaitu:

COE = Rf + β (Rm-Rf) COE = Rf + β Rp Keterangan:

COE:biaya ekuitas

Rf : risk free rate yang diukur dengan tingkat suku bunga bank Indonesia bulanan dengan rata-rata selama satu tahun

Β : market beta yang diperoleh dari hasil regresi antara return mingguan saham perusahaan dengan return mingguan Indeks Harga Saham Gabungan

Rm : pengembalian historis dari pasar

saham keseluruhan (IHSG)

Rp :risiko premium yang diproksi dengan risiko investasi di Indonesia (selisih pengembalian dari pasar dibandingkan

asset risk free)

b. Biaya Utang diukur mengacu pada penelitian Anderson, Mansi et al.

(2004) serta Rebecca (2012) dengan rumus sebagai berikut:

COD =

Keterangan: COD : biaya utang

Interest expense: beban bunga yang dibayarkan perusahaan

Average interest: jumlah pinjaman yang dihasilkan oleh bunga pinjaman bearing debt tersebut

(7)

4. Metode Analisa Data

Metode untuk menganalisis data penelitian ini adalah regresi linear berganda. Model penelitian terdiri dari 2 model yaitu:

Model 1:

COE i,t = β0 + β1 DEKOMit2 KOMADit

+ β3 ATit + β4 BIG4it +e it Model 2:

COD i,t = β0 + β1 DEKOMit2 KOMADit

+ β3 ATit + β4 BIG4it +e it

Keterangan :

COEit : Biaya ekuitas yang diukur dengan

CAPM

CODit : Biaya utang

DEKOMit : Efektivitas dewan komisaris yang

diukur dengan menggunakan

checklist efektivitas dewan komisaris

KOMAUDit : Efektivitas komite audit yang

diukur dengan menggunakan

checklist efektivitas komite audit ATit : Audit Tenure yang diukur dengan

jumlah tahun suatu KAP mengaudit sebuah perusahaan

BIG 4it : Kualitas audit diukur dengan

menggunakan variable dummy.

Jika perusahaan diaudit KAP big four maka dinilai 1 sedangkan jika perusahaan diaudit oleh KAP non big four dinilai 0

Selanjutnya pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t dengan kriteria Ho ditolak jika

p-value (significant-t) lebih kecil dari

0,05 dan koefisien regresi sesuai yang

diprediksi.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Uji Asumsi Klasik

Regresi linear berganda dilakukan setelah model penelitian lolos uji asumsi klasik.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan

Kolmogrov-Smirnov Test. Data memenuhi

asumsi normalitas jika nilai asymp. sig (2-tailed) > Level of Significant = 0,05. Hasil uji normalitas data

dengan One Sample Kolmogorov

Smirnov Test yang tersaji di Tabel 2

menunjukkan bahwa data penelitian ini berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas. Hal ini karena nilai asymp.sig (2-tailed) > Level of Significant 0,05 sehingga data memenuhi asumsi normalitas.

Tabel 2. Uji One Sample Kolmogorov Smirnov

Keterangan Model 1 Model 2

N 56 56 Normal Parametersa,b Mean .0000000 .0000000 Std. Devia-tion .00045217 .10294005 Most Extreme Differences Absolute .089 .128 Positive .070 .128 Negative -.089 -.110 Kolmogorov-Smirnov Z .670 .957

Asymp. Sig. (2-tailed) .761 .319 Sumber: Data Diolah

b. Uji Heterokedastisitas

Uji ini dilakukan dengan metode

scatter plot. Dari hasil uji

heteros-kedastisitas menunjukkan tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar ke atas dan di bawah 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti model yang diestimasi bebas dari heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Uji ini dilakukan dengan metode VIF. Berdasarkan hasil uji multikolinearitas ditunjukkan nilai VIF < 10, artinya bahwa semua variabel independen tidak terjadi multikolinearitas. Uji multikolinearitas tersaji pada Tabel 3.

(8)

Tabel 3. Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Collinearity Statistics

Tolerance VIF

DEKOM .388 2.580

KOMAUD .378 2.645

AT .985 1.015

BIG 4 .970 1.031

Sumber: Data Diolah

2. Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis

Hasil analisis regresi berganda model 1 tersaji pada Tabel 4, sedangkan model 2 tersaji pada Tabel 5.

Variabel Arah

Pre-diksi Unstandardized CoefficientsB Std. Error T Sig. Kesimpulan

(Constant) .062 .001 118.033 .000

DEKOM (-) .00001341 .000 .805 .425 H1a tidak didukung KOMAUD (-) -.00002169 .000 -1.035 .305 H1b tidak didukung

AT (-) -.001 .000 -10.685 .000 H1c didukung

BIG 4 (-) .000 .000 .854 .397 H1d tidak didukung Sumber: Data Diolah

Variabel Arah Prediksi Unstandardized Coefficients T Sig. Kesimpulan

B Std. Error

(Constant) .068 .119 .571 .571

DEKOM (-) -.010 .004 -2.548 .014 H2a didukung KOMAUD (-) -.016 .005 -3.325 .002 H2b didukung AT (-) .007 .029 .235 .815 H2c tidak didukung BIG 4 (-) .001 .029 .020 .984 H2d tidak didukung Sumber: Data Diolah

Dari hasil analisis regresi linier berganda dapat dirumuskan persamaan regresi model 1 dan model 2 sebagai berikut:

Model 1:

COE i,t = β0 + β1 DEKOMit + β2 KOMADit

+ β3 ATit + β4 BIG4it +e it COE = 0,062 + 0,00001341DEKOM + 0 , 0 0 0 0 2 1 6 9 K O M A U D -

0,001AT + 0,000BIG4 Model 2:

COD i,t = β0 + β1 DEKOMit2 KOMADit

+ β3 ATit + β4 BIG4it + e it

COD = 0,068 - 0,010DEKOM - 0,016KOMAUD + 0,007AT + 0,001BIG4

a. Pengaruh Efektivitas Dewan Komisaris Terhadap Biaya Ekuitas

Berdasar Tabel 4 ditunjukkan

koefisien variabel DEKOM bernilai negatif dan tidak signifikan sehingga

dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1a

yang menyatakan bahwa efektifitas

dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas, tidak didukung. Hal ini mengindikasikan bahwa efektif tidaknya peran dewan komisaris tidak mempengaruhi biaya ekuitas perusahaan.

Dengan demikian keberadaan dewan komisaris khususnya komisaris inde-penden dalam suatu perusahaan hanya sebagai formalitas untuk memenuhi peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, tanpa mempertimbangkan efektivitas dan kompleksitas perusahaan. Selain itu, dalam melakukan fungsi pengawasan, efektivitas mekanisme pengawasan dewan komisaris tidak tergantung pada besar kecilnya dewan komisaris independen. Hal ini menyebabkan tidak efektifnya peran dewan komisaris sehingga tidak berpengaruh terhadap biaya ekuitas. Tabel 4. Hasil Regresi Model 1

(9)

b. Pengaruh Efektivitas Komite Audit Terhadap Biaya Ekuitas

Berdasar Tabel 4, koefisien variabel

KOMAUD bernilai negatif dan tidak

signifikan sehingga dapat disimpulkan

bahwa hipotesis 1a yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas, tidak didukung. Hal ini mengindikasikan bahwa peran komite audit tidak selalu berjalan dengan baik. Komite audit belum mampu bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal dan mengamati sistem pengendalian internal (termasuk audit internal). Komite audit belum mampu memberikan kontribusi dalam kualitas pelaporan keuangan terutama mengenai biaya ekuitas. Komite audit belum mampu meningkatkan integritas dan kredibilitas pelaporan keuangan melalui pengawasan atas proses pelaporan termasuk sistem pengendalian internal dan penggunaan prinsip akuntansi serta mengawasi proses audit secara keseluruhan, sehingga keberadaan komite audit belum memiliki konsekuensi pada penurunan biaya ekuitas perusahaan.

c. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Biaya Ekuitas

Berdasar Tabel 4, koefisien variabel AT bernilai negatif dan signifikan

sehingga hipotesis 1c yang menyatakan bahwa audit tenure berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas didukung. Hasil ini mengindikasi bahwa masa perikatan yang panjang sebuah kantor akuntan publik akan menyebabkan biaya ekuitas perusahaan menurun. Hal ini karena tingkat pemahaman auditor terhadap risiko bisnis klien meningkat seiring dengan panjangnya tenure audit sehingga investor lebih percaya terhadap keandalan laporan keuangan apabila audit dilakukan oleh auditor yang lebih lama mengaudit perusahaan. Dengan semakin tinggi

tingkat kepercayaan investor terhadap keandalan laporan keuangan oleh auditor yang lebih lama mengaudit perusahaan, maka akan menyebabkan biaya ekuitas perusahaan tersebut menurun. Hal ini sesuai temuan Fernando et al. (2008) bahwa tenure KAP berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap biaya ekuitas.

d. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Biaya Ekuitas

Berdasar Tabel 4, koefisien variabel BIG4 bernilai positip dan signifikan

sehingga hipotesis 1d yang menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas, tidak didukung. Hasil ini tidak sesuai dengan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu selalu mempunyai self interest, maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen sangat diperlukan, yaitu auditor independen. Hal ini karena besarnya KAP tidak diiringi dengan kompetensi yang baik dari auditornya sehingga kemampuan untuk menilai laporan keuangan menjadi rendah sehingga tidak mempengaruhi perubahan biaya ekuitas perusahaan. Hasil ini sesuai penelitian Susanto (2013) yang menyatakan bahwa kualitas audit tidak

berpengaruh signifikan terhadap biaya

ekuitas.

e. Pengaruh Efektivitas Dewan Komisaris Terhadap Biaya Utang

Berdasar Tabel 5 koefisien variabel DEKOM bernilai negatif dan signifikan

sehingga hipotesis 2a yang menyatakan

bahwa efektifitas dewan komisaris

berpengaruh negatif terhadap biaya utang, didukung. Hal ini mengindikasi bahwa efektivitas dewan komisaris yang tinggi mampu untuk menurunkan biaya utang perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai temuan Bhojraj dan Sengupta (2003) bahwa mekanisme corporate governance

(10)

berpengaruh negatif terhadap biaya utang perusahaan dan penelitian Rebecca (2012) bahwa Corporate Governance

Index (CGI) berpengaruh negatif terhadap

biaya ekuitas dan biaya utang.

f. Pengaruh Efektivitas Komite Audit Terhadap Biaya Utang

Berdasar Tabel 5 koefisien variabel

KOMAUD bernilai negatif dan

signi-fikan sehingga hipotesis 2b yang menyatakan bahwa efektifitas komite

audit berpengaruh negatif terhadap biaya utang, didukung. Hasil penelitian ini mengindikasi bahwa peran komite audit yang efektif mampu menurunkan biaya utang perusahaan. Peran dan tanggungjawab komite audit adalah memonitor dan mengawasi audit laporan keuangan dan memastikan agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijaksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota komite audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal sehingga hal tersebut.

g. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Biaya Utang

Berdasar Tabel 5 koefisien variabel AT bernilai negatif dan tidak signifikan

sehingga audit tenure tidak berpengaruh terhadap biaya utang. Dengan demikian hipotesis 2c yang menyatakan bahwa

audit tenure berpengaruh negatif terhadap

biaya utang, tidak didukung. Hasil ini mengindikasi bahwa berkurangnya independensi dapat muncul seiring ber-kembangnya hubungan pribadi antara auditor dengan klien dan berkurangnya kapasitas auditor untuk memberi peni-laian kritis yang berdampak pada penurunan kinerja perusahaan khususnya biaya utang.

h. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Biaya Utang

Berdasar Tabel 5 koefisien variabel BIG4 bernilai positip dan tidak signifikan

sehingga hipotesis 2d yang menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas, tidak didukung. Tidak didukungnya hipotesis ini mungkin disebabkan karena besarnya KAP tidak diringi dengan kompetensi yang baik dari auditornya sehingga kemampuan untuk menilai laporan keuangan menjadi rendah yang pada akhirnya tidak akan mempengaruhi perubahan biaya utang perusahaan.

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

1. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan

corpo-rate governance yang terdiri dari

efektifitas dewan komisaris, efektifitas

komite audit, audit tenure dan kualitas audit terhadap biaya ekuitas dan biaya utang. Selanjutnya penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Dari empat variabel yang diduga berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas, hanya variabel audit

tenure yang terbukti berpengaruh

negatif signifikan terhadap biaya

ekuitas perusahaan, sedangkan 3 variabel yang lain tidak berpengaruh

signifikan terhadap biaya ekuitas.

b. Dari empat variabel yang diduga berpengaruh negatif terhadap biaya

utang, hanya variabel efektifitas dewan komisaris dan efektifitas

komite audit yang terbukti

berpengaruh negatif signifikan

terhadap biaya utang perusahaan, sedangkan audit tenure dan kualitas

audit tidak berpengaruh signifikan

(11)

2. Keterbatasan dan Saran untuk Penelitian Selanjutnya

Terdapat beberapa keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya yaitu: a. Variabel penerapan corporate

gover-nance dalam penelitian ini hanya

terdiri dari 4 variabel, yaitu efektifitas

dewan komisaris, efektivitas komite audit, ukuran KAP dan audit tenure. Penelitian ini dapat ditindaklanjuti dengan menambah variabel meka-nisme corporate governance yang lain seperti variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan komisaris independen.

b. Periode penelitian ini hanya berkisar 2 tahun yaitu 2012-2013 dengan sampel sebanyak 28 perusahaan setiap tahunnya sehingga belum dapat menggeneralisasi hasil penelitian. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah periode penelitian sehingga terpilih sampel yang lebih banyak sehingga hasil penelitian bisa digeneralisasi lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Ashbaugh, Hollis, Daniel W. Collins, dan Ryan La Fond, 2004.

Corporate Governance and the Cost of Equity Capital.

Working Paper. www.ssrn. com.

Babatunde, M. Andentunji dan Olawoye Olaniran, 2009. The Effect of Internal and External Mechanism on Governance and Performance of Corporate

Firms in Nigeria. Corporate

Ownership & Control, Vol. 7 Issue 2.

Bhojraj, S dan Sengupta, P, 2003. Effect of Corporate Governance on Bond Rattings and Yiels: The Role of Institutional Investors

and Outside Director. Journal

of Bussines. 76: 455-475. Blom, Jasper dan Marc B. J. Schauten,

2006. Corporate Governance

and The Cost of Debt. Erasmus

University, Rotterdam.

Boone, Jeff P., Khurana Inder K., dan Raman K.K., 2008. Audit Firm Tenure and the Equity

Risk Premium. Journal of

Accounting Auditing and Finance, Vol. 23, pp. 115-140 Byun, H., L. Hwang, dan S. Kwak.,

2008. The Implied Cost of Equity Capital and Corporate

Governance Practices,

Asia-Pacific Journal of Financial

Studies 37: 139–184.

Chen, Y.M. dan Jian J.Y., 2006. The Impact of Information Disclosure and Transparency Rankings System (IDTRs) and Corporate Governance Structure on Interest Cost of

Debt. Working Paper, National

Yunlin University of Science and Technology, Taiwan

Dechow, Patricia, R.G. Sloan dan A.P. Sweeney., 1996. Causes and Consequences of Earnings Manipulation: An Analysis of Firm Subject to

Enforcement Actions by SEC,

Contemporary Accounting Research, Vol. 13, No. 1, pp. 1-36

(12)

Derwall, J dan P. Verwijmeren, 2007.

Corporate Governance and

the Cost of equity Capital,

RSM Erasmus University, The Netherlands.

Fernando. Guy D., Randal J. Elder, dan Ahmed M. Abdel-Mequid., 2008. Audit Quality Attributes, Client Size and

Cost of Capital. http://ssrn.

com/abstract=817286

Jensen, Michael C dan W.H. Meckling, 1976. Theory of Firm: Manajerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure.

Journal of Financial Eco-nomic, 3: 305-360.

Juniarti dan A. A. Sentosa., 2009.

Pengaruh Good Corporate Governance, Voluntary Dis-closure terhadap Biaya

Utang (Cost of Debt). Jurnal

Akuntansi Keuangan, Vol. 11, No. 2, November, 88-100 Khurana. Inder K., K. K. Raman.,

2004. Litigation Risk and the Financial Reporting Credibilty of Big 4 versus Non-Big 4 Audits: Evidence from

Aglo-American Countries.

The Accounting Review, Vol. 79, pp. 473-495

Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indo-nesia.

Lombardo, D., and M Pagano., 2002.

Law and Equity Markets: A

Simple Model, Working Paper

No. 25, University of Salerno

Mansi, S.A., Maxwell, W.F., and Miller, D.P., 2004. Does Auditor Quality and Tenure Matter to Investor? Evidence from

the Bond Market. Journal of

Accounting Research, Vol. 42, pp.755-793

Pittman, J., Fortin, S., 2004. Auditor Choice and the Cost of Debt Capital for Newly Public

Firms. Journal of Accounting

and Economics 37, 113–136. Rebecca, Yulisa, 2012. Pengaruh

Corporate Governance Index, Kepemilikan Keluarga, dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Ekuitas dan Biaya Utang: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di BEI. Skripsi

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Shleifer, Andrei, Vishny, Robert W. , 1997. A Survey of Corporate

Governance. Journal of

Finance, Vol. 52, pp. 737–783 Susanto, Siswardika., 2012. Corporate

Governance, Kualitas Laba, dan Biaya Ekuitas: Studi Empiris Perusahaan Manu-faktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009.

Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Penelitian METODE PENELITIAN
Tabel 2. Uji One Sample Kolmogorov Smirnov
Tabel 4. Hasil Regresi Model 1

Referensi

Dokumen terkait

Nanofluids can be applied in the refrigeration system because it has the ability to improve the thermal conductivity of a working fluid, so the process of cooling and heating is

akselerator dan proses bahan untuk peningkatan nilai tambah sumber daya alam lokal dan mendukung penyediaan energi berwawasan lingkungan” maka dengan mengolah mineral zirkon

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi indikator objektif dalam Penerimaan Peserta Didik Baru Melalui Sistem Zonasi diperoleh data sebanyak 12 atau

2.1 Be able to respond to the meaning on the monolog text using spoken language varieties accurately, fluently, and acceptably in the daily life context in form of: report,

Dengan meneliti keberadaan air tanah dangkal yang memanjaatkan data muka air tanah dibawah permukaan tanah pada sumur penduduk di Pulau Bawean, maka dapat diketahui

Hal ini diduga karena rasio sitokinin (BAP) terhadap auksin (NAA) dalam media terlalu tinggi sehingga tidak mampu memacu pembentukan akar cengkeh. Dilihat dari

Melalui model pembelajaran Problem Based Learning dan kecakapan abad 21 , peserta didik dapat Menganalisis Nilai-nilai Pancasila dalam Menghargai hak asasi

Kesimpulan ini diambil ber- dasarkan hasil uji kesamaan rata-rata kemampuan pemahaman konsep ma- tematis siswa diperoleh bahwa tidak ada perbedaan kemampuan pema-