• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan jasa penunjang bandara di kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan jasa penunjang bandara di kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Instasi Terkait

4.1.1 Angkasa Pura II

PT . Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandar udaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktifitas pelayanan jasa penerbangan dan jasa penunjang bandara di kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

Pada awal berdirinya yang pada tanggal 13 Agustus 1984, PT. Angkasa Pura II bernama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta) dan Bandara Halim Perdanakusuma. Tanggal 19 Mei 1998 berubah nama menjadi Persero sesuai Akta Notasi Muhani Salim, SH No. 3 tahun 1993 menjadi PT (Persero) Angkasa Pura II.

4.2 Gambaran Umum Bandar Udara Halim Perdanakusuma

Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma terletak di wilayah administrasi Kelurahan Khusus Halim Perdanakusuma, serta sebagian berada di wilayah Kecamatan Makasar, Kotamadya Jakarta Timur, Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta dan jarak sekitar 13 km dari pusat kota Jakarta. Letak Geografis Bandar Udara Halim Perdanakusuma pada koordinat 6ᴼ16’07” LS dan antara 106ᴼ53’30” BT dengan elevasi 79-84 feet di atas permukaan laut rata-rata (Mean Sea Level).

Wilayah yang berbatasan langsung dengan Bandara meliputi :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Maksar, Kabupaten/Kota Jakarta Timur

(2)

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede, Kabupaten/Kota Bekasi

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Maksar, Kabupaten/Kota Jakarta Timur

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Maksar, Kabupaten/Kota Jakarta Timur

Bandar Udara Halim Perdanakusuma memiliki luas tanah 170 Ha. Kapasitas pada Bandara Halim Perdanakusuma sesuai dengan kesepakatan antara pihak Angkatan Udara dan Angkasa Pura II adalah 20% untuk penerbangan militer dan 80% untuk penerbangan komersial. Penerbangan militer yang beroperasi setiap harinya di Bandara Halim Perdanakusuma memiliki presentase 20% dari kapasitas terminal yang ada, namun penerbangan militer ini juga bersifat fluktiatif sesuai dengan acara-acara kemiliteran yang diadakan Angkatan Udara pada momen tertentu seperti HUT TNI AU

(3)

4.3 Kapasitas Apron

Normal Konfigurasi dengan Marka Designator tetap, terdapat 16 Parking Stand (Designator A.1 s/d B.13)

A1 A2 A3 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13

Max span 36 m Max span 27m

Keterangan :

- Parking stand A1 s/d B12 max span 36 m - Parking stand B13 max span 27 m

(4)

-Pengelompokkan Parking Stand

Max Wing Span Overall Length Jumlah Stand Designator Remark

<15m <15m 0 -

<27m <30m 1 B.13

<36m <40m 15 A.1 s/d A.3 dan B.1 s/d B.12

<60m <65m 0 -

Remarks :

1. Untuk pesawat dengan wingspan < 27m dapat di parkir di semua parking stand yang ada

2. Untuk pesawat VIP/VVIP atau pesawat lainnya dengan wingspan > 36m parkir dengan formasi yang akan di tentukan selanjutnya oleh petugas AM

(5)

4.4 Fasilitas Terminal

Tabel 4.1 Fasilitas Terminal dan Luas

Jenis Fasilitas Luas

1. Terminal

A. Terminal Penumpang Luas total terminal

• Luas Lantai 1

• Luas Lantai 2

• TERMINAL R. TUNGGU GATE 1 S/D 7 + Ex lounge Susi Air B. Luas Area Curbside

C. Luas Area Check in

D. Luas Lobby Dep E. Luas Lobby arrival

F. Luas Area Kedatangan

• Domestik

• Jumlah Conveyor

• Internasional G. Luas ruang tunggu

• Domestik/Citilink • Domestik/batik 2. Parkir Kendaraan A. Luas Parkiran 22.725 m2 11.568 m2 8.325 m2 2.832 m2 2250 m2 1174,2 m2 382,4 m2 881,6 m2 1110,1m2 2 Unit -m2 701,3 m2 (483 Kursi) 1091,63 m2 (787 Kursi) 26.626 m2

(6)

B. Kapasitas Parkiran

• Mobil

• Motor 3. Toilet

A. Area Curbside/Public Area • Pria

• Wanita B. Area Check in

• Pria

• Wanita

C. Ruang Tunggu Domestik /Citilink

• Pria

• Wanita

• Disabilitas

D. Ruang Tunggu Domestik /Batik

• Pria

• Wanita

E. Arrival Hall/Lobby Keberangkatan • Pria • Wanita F. Kedatangan Domestik • Pria • Wanita 700 Unit 1.225 Unit 20 m2 (2 Unit) 20 m2 (2 unit) 12 m2 (1 unit) 12,5 m2 (1 unit) 30 m2 (2 unit) 20 m2 (2 unit) 4 m2 (1 unit) 12 m2 (1 unit) 12 m2 (1 unit) 20 m2 (1 unit) 25 m2 (1 unit) 26 m2 (1 unit) 25 m2 (1 unit)

(7)

• Disabilitas G. Airside • Pria • Wanita H. Area Parkir • Pria • Wanita

I. Area Perkantoran Terminal

• Pria • Wanita 4. Smoking Area A. Term Domestik B. Term Internasional 5. Musholla A. Publik Area B. Departure Hall

C. Ruang tunggu Gate 5,6,7 D. Ruang tunggu Batik

E. Area parkir terminal (Masjid) 6. Check-in Counter

• Domestik

7. Nursery Room

A. Ruang tunggu citilink

4 m2 (1 unit) 20 m2 (2 unit) 20 m2 (2 unit) 10 m2 (1 unit) 10 m2 (1 Unit) 60 m2 (3 unit) 60 m2 (3 unit) 3 m2 60 m2 28 m2 (1 unit) 12 m2 (1 unit) 12 m2 (1 unit) 10 m2 (1 unit) 110 m2 (1 unit) 21 unit 8 m2 (1 unit)

(8)

B. Arrival Hall

8. Kids Zone

A. Domestik (Gate 8)

10 m2 (1 unit)

1 unit

Fasilitas yang terdapat pada terminal penumpang Bandar Udara Halim Perdanakusuma merupakan bangunan yang disediakan untuk melayani seluruh kegiatan yang dilakukan oleh penumpang dari mulai keberangkatan hingga kedatangan. Aspek yang diperhatikan dalam penilaian kinerja operasional adalah jumlah dan kondisi fasilitas tersebut. Didalam terminal penumpang terbagi menjadi tiga bagian yang meliputi keberangkatan dan kedatangan, serta peralatan penunjang bandar udara.

a. Luas Hall Keberangkatan

Hall keberangkatan harus cukup luas untuk menampung penumpang yang datang

pada waktu sibuk dans ebelum penumpang masuk menuju check-in area.

Dari data survei yang dilakukan pada terminal keberangkatan, diperoleh perhitungan sebagai berikut :

A = 0,75 { 31165 ( 1 + 2 ) + 0 } + 0,1 A = 0,75*(934951,1)

A = 70.122 m2

Melihat dari kondisi existing dari data yang didapat luas Hall Bnadara Halim

Perdanakusuma adalah sebesar 12.844 m2 sedangkan yang dibutuhkan adalah seluas 70.122. Akibat dari kekurangan ini mengakibatkan terjadinya penumpukan penumpang pada jam sibuk dan pengantrian untuk masuk ke check-in area.

(9)

Sebagai area yang dibutuhkan untuk menampung check-in counter, luasnya

dipengaruhi oleh jumlah penumpang waktu sibuk yang dilayani bandar udara tersebut, seperti yang telah diatur pada Peraturan Jenderal Perhubungan Udara Nomor : Skep/77/VI/2005 bahwa kebutuhan luas check-in area per penumpang

adalah 1,44 m2. Dari data survei diperoleh data secara terinci adalah sebagai berikut : Jumlah penumpang tersibuk/hari : 31165

A = 0,25 ( a + b ) + 10 % A=0,25 (31165+0)+10%

A=7.791,27 m2

Pada keadaan sekarang bahwa data luas check-in pada terminal tersebut seluas

1.955,267 m2. Artinya masih ada kekurangan luas dari area tersebut. c. Ruang Tunggu Keberangkatan

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/77/VI/2005 bahwa ruang tunggu keberangkatan harus cukup untuk menampung penumpang waktu sibuk selama penumpang menunggu saat

boarding setelah check-in. Pada ruang tunggu dapat disediakan fasilitas

komersial bagi penumpang untuk belanja selama waktu menunggu. A = C { (u.i + v.k) / 30} + 10 %

A=31165 (60 x 0,6)+(20 x 0,4) / 30 + 0,1 A= 31165 (44)/30+0,1 = 4.570,2 m2

Luas ruang tunggu keberangkatan saat ini adalah seluas 2.160 m2. Akibat kekurangan tersebut menyebabkan banyak penumpang yang tertampung diruangan tersebut.

(10)

d. Jumlah Check-in Counter

Jumlah check-in counter dipengaruhi oleh jumlah penumpang waktu sibuk yang

dilayani oleh suatu bandar udara.

Jumlah penumpang transit pada jam sibuk 1/100 x 31165 =312

𝑁 = {31165 + 0

60 } 𝑥 2 + 0,1

= 1038,9+0,1 = 1039 counter desk

Jumlah desk check-in pada terminal saat ini dilapangan adalah 100 counter. Ini

menyebabkan penumpukan penumpang pada desk yang melayani penumpang.

e. Tempat duduk ruang tunggu

Menurut Peraturan Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/77/VI/2005 bahwa kebutuhan tempat duduk diperkirakan sebesar 1/3 penumpang pada waktu sibuk jika terminal penumpang dilengkapi dengan fasilitas transit dan area komersial.

𝑁 =1

3𝑥31165 = 10.400 𝑘𝑢𝑟𝑠𝑖

Dari perhitungan kebutuhan tempat duduk pada ruang tunggu diketahui bahwa jumlah tempat duduk sesuai data adalah 3425 kursi penumpang. Jumlah ini juga masih kurang dalam menampung penumpang pada jam sibuk.

f. Kebutuhan Toilet

Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/77/VI/2005 bahwa untuk toilet diasumsikan bahwa 20 % dari penumpang waktu sibuk menggunakan fasilitas toilet (kebutuhan ruang per orang 1 m2). Ruang tunggu, hall keberangkatan, dan hall kedatangan harus dilengkapi dengan toilet.

(11)

A= 6233 +10% A = 6233,1 m2

Dari data yang didapat, luas total untuk semua toilet adalah sebesar 483 m2 ini tidak cukup dalam melayani jumlah penumpang dihari tersibuk.

4.5 Pengumpulan Data

Lalu hal yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian ini adalah mengumpulkan data. Terdapat beberapa data yang dibutuhkan untuk melakukan pengolahan data, antara lain :

• Data total jumlah penumpang domestik dan internasional

Data jumlah penumpang ini merupakan data yang digunakan untuk melakukan peramalan 5 tahun ke depan. Berikut adalah data jumlah penumpang domestik dan internasional.

(12)

Datang

Berangkat Total

Datang Berangkat Total

Datang

Berangkat

Total

1

Januari

30865

31510

62375

83850 78449 162299

207217

195046

402263

2

Februari

34009

35394

69403

80583 79481 160064

199420

249692

449112

3

Maret

39823

40617

80440

96926 94143 191069

209838

202301

412139

4

April

43417

41851

85268

95210 94776 189986

194406

189487

383893

5

Mei

44819

44703

89522 112480 111504 223984

260367

256728

517095

6

Juni

68679

68920

137599 108879 108226 217105

208660

223207

431867

7

Juli

63631

76994

140625 133881 141983 275864

274574

270588

545162

8

Agustus

97148

84514

181662 143345 138514 281859

261991

249710

511701

9

September

90507

84442

174949 142485 141085 283570

246913

240697

487610

10

Oktober

88130

86882

175012 166920 165240 332160

240567

237284

477851

11 Nopember

81647

81126

162773 184837 182160 366997

237046

228006

465052

12

Desember

92775

93391

186166 215600 215108 430708

284374

294651

579025

775450 770344 1545794 1564996 1550669 3115665

2825373 2837397 5662770

Jumlah

No

Bulan

2014

2015

2016

Penerbangan Domestik

Tabel 4.2 Historical Jumlah Penerbangan Pesawat Domestik

(sumber: Angkasa Pura II)

Data diatas merupakan data jumlah penumpang selama 3. Dari tahun 2014 sampai tahun 2016. Data tersebut bersifat asli karena diambil langsung dari pihak bandara yang terkait

(13)

Tabel 4.3 Historical Jumlah Penerbangan Pesawat Internasional

(sumber: Angkasa Pura II)

Jadwal penerbangan setiap bulan dari tahun 2014 sampai tahun 2016. Dari data jadwal penerbangan setiap bulan ini digunakan untuk mencari presentase peak month, peak day, dan peak hour.

4.6 Penentuan Presentase Waktu Puncak

Penentuan presentase waktu puncak ini bertujuan untuk mencari tahu komposisi volume jumlah keberangkatan dan kedatangan penumpang. Dari angka tahunan menjadi waktu puncak. Volume waktu puncak (peak hour) adalah volume kepadatan lalu lintas

pada waktu puncak dengan menggunakan pendekatan, jalur, atau sekelompok jalur yang bersangkutan selama waktu pada suatu hari yang sedang diamati memiliki tingkat kepadatan tertinggi. Penentuan jumlah penumpang pada waktu puncak bertujuan untuk menentukan jumlah maksimal dari landasan, bangunan terminal, serta fasilitas lainnya di bandar udara.

Datang Berangkat total Datang Berangkat total Datang Berangkat total

1 Januari 512 413 925 376 391 767 319 226 545 2 Februari 520 575 1095 335 916 1251 245 162 407 3 Maret 937 1030 1967 75 157 232 475 772 1247 4 April 741 731 1472 734 574 1308 857 743 1600 5 Mei 982 877 1859 314 336 650 193 260 453 6 Juni 635 467 1102 242 305 547 80 173 253 7 Juli 460 662 1122 538 447 985 329 123 452 8 Agustus 515 466 981 415 19400 19815 443 358 801 9 September 446 48773 49219 88 29631 29719 143 135 278 10 Oktober 30046 853 30899 96529 703 97232 194 241 435 11 Nopember 9712 313 10025 238 316 554 193 379 572 12 Desember 1560 2063 3623 1161 1454 2615 243 1679 1922 47066 57223 104289 101045 54630 155675 3714 5251 8965 Jumlah No Bulan Penerbangan Internasional 2016 2015 2014

(14)

Bandara komersial yang besar secara rutin menganalisis karakteristik pada waktu puncak karena kebutuhan untuk memastikan landasan dan fasilitas lainnya sudah memadai. Bandara kecil umumnya bergantung lebih kepada asumsi perencanaan sederhana. Teori pada umumnya menguraikan data tahunan menjadi bulan puncak, hari puncak, dan kemudian jam puncak menggunakan perencanaan yang standar dan dapat diterima.

4.6.1 Penentuan Bulan Puncak (Peak Month)

Seperti penjelasan sebelumnya, bahwa penentuan waktu puncak dengan tahunan terlebih dahulu perlu diketahui bulan puncaknya. Hal ini dikarenakan untuk mengkerucutkan fokus penelitian dari data awal yang hasil akhirnya digunakan untuk mengetahui presentase bulan puncak. Lalu hal ini dikaitkan nanti dengan perhitungan untuk kebutuhan forecasting selama lima tahun ke depan dengan menggunkan metode regresi linier, maka dari itu untuk mendapatkan angka bulan puncak dibutuhkan data jumlah pergerakan penumpang. Tabel 4.4 berikut adalah tabel jumlah pergerakan penumpang tiap bulan dari tahun 2014 sampai 2016.

(15)

Datang Berangkat Total Datang Berangkat Total Datang Berangkat Total

1

Januari

30865 31510 62375 83850 78449 162299 207217 195046 402263

2

Februari

34009 35394 69403 80583 79481 160064 199420 249692 449112

3

Maret

39823 40617 80440 96926 94143 191069 209838 202301 412139

4

April

43417 41851 85268 95210 94776 189986 194406 189487 383893

5

Mei

44819 44703 89522 112480 111504 223984 260367 256728 517095

6

Juni

68679 68920 137599 108879 108226 217105 208660 223207 431867

7

Juli

63631 76994 140625 133881 141983 275864 274574 270588 545162

8

Agustus

97148 84514 181662 143345 138514 281859 261991 249710 511701

9

September 90507 84442 174949 142485 141085 283570 246913 240697 487610

10

Oktober

88130 86882 175012 166920 165240 332160 240567 237284 477851

11

Nopember 81647 81126 162773 184837 182160 366997 237046 228006 465052

12

Desember 92775 93391 186166 215600 215108 430708 284374 294651 579025

775450 770344 1545794 1564996 1550669 3115665 2825373 2837397 5662770

No

Jumlah

Penerbangan Domestik

Bulan

2014

2015

2016

Tabel 4.4 Jumlah Pergerakan Penumpang pada Bulan Puncak (Domestik)

(sumber: Angkasa Pura II)

Tabel diatas menunjukan posisi di bulan mana kepadatan terjadi di Bandara Halim Perdanakusuma untuk penerbangan domestik. Untuk tiga tahun terakhir kepadatan puncak semua berada di bulan Desember.

(16)

Datang Berangkat total Datang Berangkat total Datang Berangkat total 1 Januari 512 413 925 376 391 767 319 226 545 2 Februari 520 575 1095 335 916 1251 245 162 407 3 Maret 937 1030 1967 75 157 232 475 772 1247 4 April 741 731 1472 734 574 1308 857 743 1600 5 Mei 982 877 1859 314 336 650 193 260 453 6 Juni 635 467 1102 242 305 547 80 173 253 7 Juli 460 662 1122 538 447 985 329 123 452 8 Agustus 515 466 981 415 19400 19815 443 358 801 9 September 446 48773 49219 88 29631 29719 143 135 278 10 Oktober 30046 853 30899 96529 703 97232 194 241 435 11 Nopember 9712 313 10025 238 316 554 193 379 572 12 Desember 1560 2063 3623 1161 1454 2615 243 1679 1922 47066 57223 104289 101045 54630 155675 3714 5251 8965 No Penerbangan Internasional Bulan 2014 2015 2016 Jumlah

Tabel 4.5 Jumlah Pergerakan Penumpang pada Bulan Puncak (Internasional)

(sumber: Angkasa Pura II)

Tabel diatas menunjukan posisi di bulan mana kepadatan terjadi di Bandara Halim Perdanakusuma untuk penerbangan Internasional. Untuk tiga tahun terakhir kepadatan puncak berada di bulan September untuk tahun 2014, Oktober ditahun 2015, dan Desember di tahun 2016.

Penentuan presentase bulan peak didapatkan dengan cara mencari jumlah pergerakan

penumpang yang paling tinggi dan nilai rata-rata pada tahun tersebut. Setelah itu hitung presentasenya dengan rumus. Dengan menggunakan rumus yang telah dibahas di bab 3 didapatkan hasil :

(17)

Tabel 4.6 Presentase Pergerakan Penumpang pada Bulan Puncak

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai maksimal dari presentase bulan puncak didapatkan sebesar 14%. Pemilihan nilai presentase menggunakan nilai yang terbesar dikarenakan untuk menggambarkan kondisi paling padat penumpang yaitu pada bulan Desember 2015.

4.6.2 Penentuan Hari Puncak (Peak Day)

Setelah didapatkan bulan puncak, langkah berikutnya adalah menentukan hari puncak. Hal ini dikarenakan, untuk mengkerucutkan fokus penelitian dari data awal yang hasil akhirnya digunakan untuk menggambarkan kondisi paling padat pada suatu waktu. Adapun perhitungan presentase hari puncak didapatkan dengan rumus yang di bahas di bab 3. Penentuan presentase hari peak didapatkan dengan cara mencari jumlah

pergerakan paling tinggi. Untuk hasilnya dapat dilihat di tabel 4.7 berikut ini.

Tahun

Maksimal

Nilai

Nilai Rata-rata Presentase

2014

186166

128816,1667

12%

2015

430708

259638,75

14%

(18)

Tanggal Hari Total Penumpang Perhari Presentase Penumpang Total Per Minggu 1 Selasa 11294 3% 2 Rabu 9870 2% 3 Kamis 7783 2% 4 Jumat 13479 3% 5 Sabtu 13948 3% 6 Minggu 11654 3% 7 Senin 9643 2% 8 Selasa 11765 3% 9 Rabu 11509 3% 10 Kamis 8652 2% 11 Jumat 8210 2% 12 Sabtu 8804 2% 13 Minggu 10028 2% 14 Senin 4623 1% 15 Selasa 7911 2% 16 Rabu 5289 1% 17 Kamis 5621 1% 18 Jumat 9180 2% 19 Sabtu 8732 2% 20 Minggu 4204 1% 21 Senin 11221 3% 22 Selasa 24521 6% 23 Rabu 25684 6% 24 Kamis 28101 7% 25 Jumat 20789 5% 26 Sabtu 11693 3% 27 Minggu 22673 5% 28 Senin 31165 7% 29 Selasa 26651 6% 30 Rabu 22899 5% 31 Kamis 23112 5% Total 430708 100% 103827 68028 68611 45560 144682

(19)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai maksimal dari presentase hari puncak didapatkan dari minggu puncak yaitu minggu terakhir dengan total pergerakan penumpang sebesar 534.535, sehingga hari puncak berada pada minggu puncak yaitu hari senin pada tanggal 28 Desember 2015 sebesar 7%. Pemilihan nilai presentase menggunakan nilai yang terbesar dikarenakan untuk menggambarkan kondisi paling padat di bulan tersebut. Selain itu, dari tabel tersebut dapat dilihat pula hari puncak berada pada hari Senin.

Untuk kapasitas penumpang maksimal, jumlahnya adalah 600 orang per hari. Jadi saya perhitungkan dalam setahun adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 Jumlah kapasitas maksimal terminal

Dari tabel diatas, ditahun 2016 kemarin sebenarnya terminal Bandara Halim Perdanakusuma telah mengalami overload penumpang. Tapi saat ini, pihak Bandara

Halim Perdanakusuma telah melakukan serangkaian renovasi terhadap bangunan terminal guna menunjang fasilitas penerbangan sesuai dengan standar.

4.7 Peramalan Jumlah Penumpang 5 Tahun Ke Depan

Untuk mengetahui pola dari data historikal jumlah pergerakan penumpang dan trend 5 tahun kedepan, maka digunakan regresi linear. Dengan menggunakan metode regresi linear ini dilakukan peramalan data dari historikal jumlah pergerakan penumpang

600 per jam 14400 per hari 432000 perbulan 5184000 pertahun Kapasitas terminal Bandara Halim

(20)

domestik dan internasional, yaitu kedatangan dan keberangkatan dari tahun 2011 sampai tahun 2016.

Tabel 4.9 Historikal Penerbangan Pesawat Domestik

(Sumber :Angkasa Pura II 2017)

Tabel 4.10 Historikal Data Penerbangan Pesawat Internasional

(Sumber : Angkasa Pura II)

Tabel 4.11 Historikal Data Pergerakan Penumpang Total

Keberangkatan Kedatangan 2014 77034 775450 2015 1550669 1564996 102% 2016 2825373 2837397 82% 92% Rata Rata

Tahun Penumpang Persen Pertumbuhan

Keberangkatan Kedatangan 2014 57223 47066 2015 54630 101045 49% 2016 5251 3714 -94% -22% Rata-rata

Tahun Penumpang Persen Pertumbuhan

2014

134257

822516

956773

2015

1605299

1666041

3271340

242%

2016

2830624

2841111

5671735

73%

158%

Rata rata

(21)

domestik Internasional

5.053.807 14951

Total 5.068.758

Total Penumpang perkiraan 2017

Tabel 4.9 sampai 4.11 merupakan informasi pertumbuhan penumpang dalam bentuk persentase. Setalah itu dibuatlah grafik. Berikut grafik yang menggambarkan kondisi existing Bandara Halim Perdanakusuma dalam menampung penumpang saat ini

Dapat dilihat dari grafik diatas, jumlah penumpang di tahun 2016 sudah melebihi kapasitas maksimum terminal Bandara Halim Perdanakusuma.

Persen pertumbuhan jumlah penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma rata-rata pertahun dari tahun 2014-2016 adalah 92%. Jadi hasil perhitungan untuk ditahun 2017 :

Tabel 4.12 Perkiraan Penumpang ditahun 2017

2017 diperkirakan penumpang datang di Bandara Halim Perdanakusuma sebesar 2.574.257 orang sedangkan yang berangkat diperkirakan berjumlah 2.479.550 orang. Berarti total penumpang berjumlah 5.053.807 orang setahun, menurun dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 5.662.770 orang penumpang.

4.7.1 Peramalan untuk Penumpang Bandara Halim Perdanakusuma Periode 2018-2022

Faktor penyebab dilambangkan x atau disebut juga dengan independent variable

(variabel yang mempengaruhinya) yaitu tahun dari data penerbangan domestik, sedangkan variabel akibat dilambangkan dengan y atau disebut juga dengan Dependent variable (Variabel yang dicari) yaitu jumlah penumpang penerbangan domestik.

(22)

Dengan rumus (𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑥) a dan b adalah parameter yang harus dicari maka

didapatkan :

b=2405143 a= -4843152839

sehingga didapat persamaan y= - 483152839 + 2405143 x. Hasil dari peramalan menggunakan regresi linear tersebut ditunjukan pada table berikut :

Tabel 4.13 Peramalan Regresi Linear Pertumbuhan Penumpang 5 Tahun ke Depan

Dari tabel diatas, dapat kita lihat bahwa pertumbuhan penumpang yang akan terjadi di Bandara Halim Perdanakusuma mengalami peningkatan yang pesat. Dari tabel diatas dapat dibuat dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Tahun( x) Forecast

2018

10425735

2019

12830878

2020

15236021

2021

17641164

2022

20046307

(23)

Gambar 4.1 Grafik Jumlah Penumpang Periode 2018-2022

Dari hasil perhitungan peramalan pertumbuhan penumpang pesawat menggunakan metode regresi linear, jumlah pergerakan penumpang pada Bandara Halim Perdanakusumaakan mencapai 20.046.307 orang pada tahun 2022. Hasil peramalan total jumlah penumpang hingga 5 tahun ke depan tersebut merupakan hasil perkiraan pada rentang waktu satu tahun 2018-2022.

Dari hasil analisis diatas, dapat ditentukan kalau jumlah penumpang yang ditampung Bandara Halim Perdanakusuma sekarang sudah over kapasitas. Dalam jangka dekat ini untuk meminimalisir terjadinya desakan, diperlukannya perbaikan sistem pengaturan penumpang. Dan untuk jangka panjang, dapat dilakukan renovasi/ penambahan perluasan terminal yang tentunya juga akan berpengaruh terhadap perluasan parkir, dan perluasan drop off serta pelebaran jalan.

(24)

Dari hasil analisis juga didapatkan bahwa Bandara Halim Perdanakusuma telah mencapai kapasitas maksimalnya ditahun 2016 kemarin. Tentunya sekarang pihak bandara telah melakukan berbagai cara agar supaya Bandara Halim Perdanakusuma dapat memberi pelayanan yang tetap maksimal terhadap penumpang.

Dalam perhitungan waktu puncak, itu terjadi pada musim haji yang artinya perlu diadakan rekayasa pergerakan penumpang dalam menghadapi musim haji. Karena dalam beberapa hari saat musim haji jumlah penumpang naik signifikan.

Dari hasil analisis juga, untuk forecast selama lima tahun kedepan ditahu 2018

diperkirakan jumlah penumpang mencapai 10 juta lebih, yaitu mencapai dua kali lipat dari kapasitas maksimum yang dapat ditampung bandara. Hal ini menyebabkan pihak bandara sekarang telah melakukan sejumlah renovasi/pengembangan di beberapa titik di terminal.

Gambar

Tabel 4.1 Fasilitas Terminal dan Luas
Tabel 4.2  Historical Jumlah Penerbangan Pesawat Domestik
Tabel 4.3 Historical Jumlah Penerbangan Pesawat Internasional
Tabel 4.4 Jumlah Pergerakan Penumpang pada Bulan Puncak (Domestik)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian yang dilakukan M.Sofyan (2004) yang berjudul pengaruh risiko pada kontrak kerja konstruksi terhadap biaya pekerjaan konstruksi untuk mengidentifikasi dan

Hasil tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fogh- Andersen (1942) dan dikonfirmasi oleh penelitian lain yang dilakukan oleh Fraser dan Calnan (1961) ;

Adla Nur Shofa: Ada empat cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha yaitu: Merintis usaha baru, Membeli Perusahaan yang sudah

Hal ini ditunjukkan juga oleh hasil uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada pengukuran panjang kupasan akhir lembaran finir face yang menyatakan bahwa pada setiap perlakuan

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan tersebut, maka penulis memutuskan untuk menggunakan judul Dinamika Kepribadian dan Nilai Pendidikan Dalam Naskah Ketoprak

antara besarnya erosi dari suatu tanah dengan vegetasi penutup dan pengelolaan tanaman tertentu terhadap erosi dari tanah yang identik tanpa tanah. P = faktor tindakan-tindakan

PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran atas hasil pembelajaran yng menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong dirinya

Komponen Bayesian Network terdiri dua komponen yaitu struktur DAG yang menggambarkan hubungan kausalitas antar atribut data dan sebuah tabel yang berisi probabilitas