• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS KARANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS KARANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI MENULIS KARANGAN MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE

PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI

MA’ARIF

TIRTO

KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

SOPIYA NUROHMAH NIM 115 13 046

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil.

Kita baru yakin saat kita telah berhasil melakukannya.

(Evelyn Underhill)

PERSEMBAHAN

Sebuah karya kecil ini penulis persembahkan kepada:

1. Ibu Sukaenah dan Bapak Suparjan tercinta yang senantiasa mendo’akan, membimbing, merawat, mendidik dan memberikan kasih sayang dari kecil

sampai sekarang, semoga Allah SWT memberikan kesehatan, umur

panjang dan rezeki yang barokah dan bermanfaat untuk beliau.

2. Kakak-kakakku Liana Wafiroh, Nur Isnaini, adikku Risa Novita Sari dan

keluarga besar Mbah Ngarpan dan Mbah Jamari yang selalu memberikan

nasehat, pelajaran hidup yang berharga bagiku serta mendo’akan dan

memberi dukungan terbaik.

3. Bapak K.H Zumri RWS (Alm.) dan Ibu Nyai Hj. Latifah selaku Pengasuh

Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah yang kami tunggu-tunggu

barokah ilmunya.

4. Sahabat-sahabatku tercinta Ama, Olip, Masruroh, uyun, Istriyani, kamar

c47, c23, c24 yang berjuang bersama dari awal sampai lulus kuliah.

(7)

6. Teman-teman PGMI angkatan 2013 yang selalu memberikan motivasi

7. Teman-teman PPL dan KKN yang telah memberikan semangat,

(8)

KATA PENGANTAR

ميحرلا نحمرلا الله مسب

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi

Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan

keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini

adalah “PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI

MENULIS KARANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE

NON-EXAMPLE PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI MA’ARIF TIRTO

KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN

2017/2018”

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun meteril. Dengan penuh kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(9)

3. Ibu Peni Susapti,M.Si. M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga

4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi

5. Seluruh anggota tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk

menilai kelayakan dan menguji skripsi dalam rangka menyelesaikan studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN

Salatiga).

6. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PGMI IAIN

Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan

kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

7. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu

memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan yang berlipat ganda, amin. Penulis sadar bahwa dalam

penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena

itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya

(10)
(11)

ABSTRAK

Nurohmah, Sopiya. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Karangan Melalui Model Pembelajaran Example Non-Example Pada Siswa Kelas III Semester I MI Ma’arif Tirto Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar dan Example Non-Example

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran example non-example dapat mengingkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis karangan pada siswa kelas III semester I MI Ma’arif Tirto Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun 2017. Subjek penelitian ini guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia dan siswa kelas III MI Ma’arif Tirto Grabag yang terdiri dari 31 siswa.

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Langkah-langkah dalam PTK ini adalah perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang dilakukan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan membandingkan pencapaian nilai tiap siklus dengan ditandai adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

Hasil penelitian pada siklus I dan II diperoleh data sebagai berikut: Standar KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 65, sebelum menggunakan model pembelajaran example non-example hanya 32% atau 10 siswa yang tuntas, sedangkan 67% atau 21 siswa yang belum tuntas. Setelah menggunakan model pembelajaran example non-example dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I diperoleh data 61% atau 19 siswa yang tuntas dan 39% atau 12 siswa belum tuntas, jika dilihat peningkatannya sebesar 29%. Setelah dilakukan refleksi siklus II, terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 90%. Hal ini menunjukkan

bahwa penggunaan model pembelajaran example non-example dapat

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN BERLOGO... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... viii

ABSTRAK... xi

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan... 6

E. Manfaat Penelitian... 7

F. Definisi Operasional... 8

G. Metodologi Penelitian... 10

(13)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Hasil Belajar... 19

B.Bahasa Indonesia... 21

C.Menulis Karangan ... 25

D.Model Pembelajaran Example Non-Example... 29

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian... 33

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I... 39

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51

B. Pembahasan... 53

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan... 66

B.Saran... 66

Daftar Pustaka

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Guru MI Ma’arif Tirto Grabag ... 34

Tabel 3.2 Daftar Siswa MI Ma’arif Tirto Grabag... 35

Tabel 3.3 Nama-nama Siswa Kelas III MI Ma’arif Tirto Grabag ... 35

Tabel 3.4 Sarana Prasarana MI Ma’arif Tirto Grabag ... 37

Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus Hasil Belajar Siswa ... 51

Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 54

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II... 57

Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus ... 60

Tabel 4.5 Rekapitulasi Siklus I ... 61

Tabel 4.6 Rekapitulasi Siklus II ... 62

(15)

DAFTAR GAMBAR

1.1 Model Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK... 12

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 Soal Evaluasi dan Hasil Evaluasi Siswa Siklus I

Lampiran 4 Soal Evaluasi dan Hasil Evaluasi Siswa Siklus II

Lampiran 5 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II

Lampiran 6 Dokumentasi Siklus I

Lampiran 7 Dokumentasi Siklus II

Lampiran 8 Lembar Pengamatan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 9 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

Lampiran 10 Lembar Pengamatan Guru dalam pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 11 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II

Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 14 Surat Penunjukan Pembimbing

Lampiran 15 Lembar Konsultasi

Lampiran 16 Lembar SKK

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi ini pendidikan berperan penting dalam kehidupan,

pendidikan tidak diperlukan hanya untuk kalangan anak–anak, akan tetapi juga dibutuhkan untuk kalangan orang dewasa. Dalam proses pendidikan juga

dibutuhkan seorang pendidik yang dapat menuntun atau mengarahkan dalam

kegiatan belajar. Namun pendidikan di Indonesia masih memiliki kendala

diantaranya adalah kualitas guru yang dinilai masih kurang karena baik buruk

kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh standar kualitas guru.

Dalam sebuah proses pendidikan guru merupakan salah satu

komponen yang sangat penting, selain komponen lainnya seperti tujuan,

kurikulum, metode, sarana dan prasarana, lingkungan, dan evaluasi. Dianggap

sebagai komponen paling penting karena yang mampu memahami,

mendalami, melaksanakan, dan akhirnya mencapai tujuan pendidikan adalah

guru. Guru juga yang berperan penting dalam kaitannya dengan kurikulum,

karena gurulah yang secara langsung berhubungan dengan murid (Nurdin,

2008 : 17).

Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tak dapat

dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk

mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, sedangkan manusia

yang berkualitas itu, dilihat dari segi pendidikan, telah terkandung secara

(18)

Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan bangsa (Silaba, 2003:

3).

Jadi pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting untuk setiap

orang, karena pendidikan mampu menjadi pilar untuk penerus generasi

bangsa. Dengan pendidikan pula seseorang dapat dipandang terhormat,

mampu bersikap sesuai norma-norma yang berlaku, serta menjadikan peserta

didik mampu mengembangkan keterampilan dan kreativitas peserta didik

agar berguna di masyarakatnya.

Manusia adalah makhluk sosial karena manusia tidak dapat hidup

sendiri tanpa bantuan orang lain, setiap individu harus melakukan interaksi

dan komunikasi dengan individu lainnya untuk menyampaikan maksud dan

tujuannya. Kegiatan berinteraksi ini membutuhkan alat, sarana, atau media.

Alat yang digunakan oleh manusia untuk saling berkomunikasi adalah

bahasa. Setiap orang menyadari bahwa interaksi dan semua kegiatan dalam

masayarakat tidak dapat berjalan lancar tanpa bahasa. Mengingat pentingnya

bahasa sebagai alat komunikasi, maka dalam pembelajaran bahasa tidak

(19)

pada keterampilan komunikatif yang mengajarkan peserta didik untuk

berbahasa secara baik dan benar baik lisan maupun tertulis dalam rangka

melaksanakan hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya (Fitriani,

2013:1).

Bahasa merupakan pengetahuan dasar bagi manusia, maka dari itu

pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar sangatlah penting, baik untuk

alat komunikasi, alat untuk mengepresikan perasaan, ataupun untuk

memahami pelajaran–pelajaran yang ada di pendidikan formal dan nonformal, berhasil atau tidaknya peserta didik dalam memahami pelajaran-

pelajaran yang ada di sekolah itu juga tergantung dari pengetahuan bahasa

atau penguasaan bahasanya. Untuk pembelajaran keterampilan berbahasa

tingkat sekolah dasar yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan yaitu

menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan

berbahasa tersebut pada dasarnya adalah satu kesatuan.

Pengembangan keterampilan menulis merupakan salah satu

komponen penting dalam keterampilan berbahasa. Menulis selalu ditulis di

akhir setelah menyimak, berbicara dan membaca, meskipun menulis selalu

ditulis paling akhir bukan berarti menulis tidak penting, menulis juga sama

penting dengan komponen keterampilan berbahasa yang lainnya.

Menulis bukanlah kemampuan yang dapat dikuasai begitu saja

dengan sendirinya, melainkan dengan proses pembelajaran. Dengan proses

pembelajaran yang panjang siswa dapat menumbuh kembangkan tradisi

(20)

Sejauh ini pembelajaran keterampilan berbahasa di SD/MI belum

semaksimal yang diharapkan, ini bisa dilihat dari proses belajar mengajar

yang masih berpusat pada guru, banyak pula guru yang mengalami kesulitan

diantaranya adalah menentukan kegiatan pembelajaran yang menarik.

Akibatnya siswa tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai indikator

yang ingin dicapai, dilihat dari nilai evaluasi masih banyak siswa yang belum

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) madrasah yaitu sebesar 65.

Di kelas III MI Ma’arif Tirto Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu pelajaran yang

lumayan digemari oleh para siswa, tetapi di dalam pelaksanaan pembelajaran

di kelas masih sering ditemukan kendala dalam menangkap pelajaran, hal itu

dikarenakan pembelajaran Bahasa Indonesia disampaikan dengan cara yang

kurang menarik.

Guru terlalu sering menggunakan metode ceramah, serta tidak

adanya media pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran. Sehingga

siswa yang sebelumnya berantusias dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

menjadi kurang semangat. Sedangkan dari siswanya sendiri, permasalahan

yang dihadapi ketika mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia adalah saat

siswa diminta untuk menulis karangan, sebagian besar siswa mengalami

kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan. Karena tidak adanya

kreativitas guru untuk menggunakan media dan metode yang tepat untuk

menyampaikan materi menulis karangan. Akibatnya siswa menjadi bosan dan

(21)

Media dan fasilitas yang digunakan guru juga kurang menarik

perhatian siswa, sumber belajar hanya berasal buku paket, dan pembelajaran

hanya dikemas dalam sebuah ceramah. Dan hal itu juga berpengaruh dengan

hasil belajar siswa yang kurang baik.

Berdasarkan observasi penulis yang dilakukan pada 20 Juli 2017 di

MI Ma’arif Tirto, Grabag, Magelang pada siswa kelas III, hasil belajar

Bahasa Indonesia materi menulis karangan masih kurang. Dari Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 65, ketuntasan klasikal yang diperoleh

hanya sekitar 32%.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus kreatif dalam

memilih metode dan media pembelajaran yang bervariasi. Penggunaan media

dan metode yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap ketercapaian

pemahaman siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah telah dipaparkan, peneliti

akan melaksanakan tindakan kelas di MI Ma’arif Tirto Grabag Magelang

dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Karangan Melalui Model Pembelajaran Example Non-Example Pada Siswa

(22)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan

permasalahan penelitian, yakni: apakah penggunaan model pembelajaran

example non-example dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia

materi menulis karangan pada siswa kelas III semester I MI Ma’arif Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui

model pembelajaran example non-example dapat meningkatkan hasil belajar

Bahasa Indonesia materi menulis karangan pada siswa kelas III semester I MI

Ma’arif Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Menurut Soehartono (2004: 36) hipotesis tindakan adalah suatu

perkiraan tentang tindakan yang diduga dapat mengatasi permasalahan

yang mengemukakan hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus

diuji kebenarannya secara empirik. Hipotesis merupakan jawaban

sementara atas pertanyaan penelitian, yang kebenarannya akan diuji

berdasarkan data yang dikumpulkan.

Berdasarkan paparan di atas maka rumusan hipotesis dalam

penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran example

(23)

menulis karangan pada siswa kelas III semester I MI Ma’arif Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran example non-example dikatakan

efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Indikator yang

dapat dirumuskan peneliti adalah :

a. Secara Individu

Siswa dapat mencapai nilai 65 sesuai dengan KKM yang telah

ditentukan dari sekolah pada materi menulis karangan.

b. Nilai Klasikal

Siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu kelas

mendapat nilai 65.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan

manfaat kepada banyak pihak serta dapat memberikan kontribusi dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manfaat yang ingin dicapai

yaitu :

1. Manfaat teoritis

Dengan adanya model pembelajaran yang kreatif dan inovatif

lebih diharapkan penelitian ini dapat menjadi landasan dalam

melaksanakan pembelajaran keterampilan menulis karangan mata

(24)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Manfaat yang diperoleh guru dari penelitian ini adalah dapat

menambah wawasan guru mengenai variasi model pembelajaran

yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran keterampilan menulis

karangan mata pelajaran Bahasa Indonesia.

b. Bagi siswa

Manfaat yang diperoleh siswa dari penelitian ini adalah dengan

menggunakan model pembelajaran example non-example siswa

dapat menuangkan ide, gagasan, serta meningkatkan kemampuan

berbahasa dan menulis karangan siswa.

c. Bagi sekolah atau lembaga

Dapat menjadikan masukan dalam meningkatkan kualitas

madrasah dan kualitas pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul skripsi di atas, maka

peneliti akan memaparkan penegasan istilah sebagai berikut :

1. Hasil Belajar Siswa

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena

belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha

(25)

Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya guru

menetapkan tujuan–tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional (Susanto, 2013: 5).

2. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasioanal yang digunakan di

seluruh wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia (UU No.24/2009,

bab I ketentuan umum pasal I ayat 2) (Wintala, 2015: 5).

3. Menulis Karangan

Menulis Karangan adalah mengungkapkan atau menyampaikan

gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Dilihat dari keluasan dan

keterinciannya, gagasan itu dapat diungkapkan dengan berbagai unsur

bahasa. Dalam hal ini gagasan dapat diungkapkan dalam bentuk kalimat

dan paragaf, serta dapat pula diungkapkan dalam bentuk karangan yang

utuh (Dalman, 2012: 86).

4. Model Pembelajaran Example Non-Example

Model pembelajaran ini merupakan sebuah langkah untuk

mensiasati agar siswa dapat mendefinisikan sebuah konsep. Adapun

strategi yang bisa digunakan untuk mempersiapkan siswa secara cepat

dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example (contoh akan

sesuatu materi yang sedang dibahas) dan non-example (contoh dari

sesuatu materi yang tidak sedang dibahas), dan meminta siswa untuk

mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada (Kurniasih,

(26)

G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang peneliti ambil adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas berasal dari bahasa

Inggris, yaitu Classroom Action Research, yang berarti action research

(penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas (Suyadi, 2013:17).

Pengertian lain PTK adalah penelitian di dalam kelas dengan tujuan

memperbaiki proses pembelajaran di kelas agar siswa juga mampu

meningkatkan prestasi belajarnya.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Ma’arif Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Alasan mengambil subjek

kelas III dikarenakan memang materi menulis karangan bermula di kelas

III. Dan mengambil di MI Ma’arif Tirto Grabag karena peneliti sudah melakukan wawancara kepada guru kelas III mengenai kendala-kendala

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis karangan.

3. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma’arif Tirto, tepatnya di Desa Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Petunjuknya dari pasar

Grabag lurus kemudian belok kanan lurus sampai menemukan pertigaan

arah Sunan Geseng kemudian lurus sampai menemukan MI yang berada

(27)

4. Langkah–langkah Penelitian

Ada beberapa langkah dalam pelaksanaan PTK seperti yang di

kemukakan oleh Arikunto, yaitu :

a. Perencanaan. Langkah pertama dalam melaksanakan PTK adalah

perencanaan. Pada tahap ini meliputi kegiatan :

1) Mengidentifikasi masalah

2) Analisis penyebab masalah dan merumuskannya

3) Ide untuk memecahkan masalah

b. Pelaksanaan. Langkah ke–2 dalam melaksanakan PTK adalah pelaksanaan yang merupakan penerapan dari apa yang direncanakan

untuk bertindak dalam kelas.

c. Pengamatan. Langkah ke–3 dalam melaksanakan PTK adalah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, pengamatan ini dilakukan

pada waktu tindakan itu sedang berlangsung, sehingga pengamatan

dan tindakan ini berlangsung pada waktu yang sama dan tidak dapat

dipisahkan.

d. Refleksi. Langkah ke–4 dalam melaksanakan PTK adalah refleksi, langkah ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan

yang sudah dilakukan, dengan tujuan agar refleksi ini dapat menjadi

pertimbangan untuk merencanakan kegiatan pada siklus berikutnya.

(28)

Model Tahapan – Tahapan pelaksanaan PTK (Suyadi, 2013:50)

Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus penelitian, adapun rinciannya

adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Langkah pertama adalah melakukan perencanaan secara

matang dan teliti. Kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Menyiapkan materi Bahasa Indonesia tentang menulis karangan

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pokok

bahasan menulis karangan dengan menggunakan model

pembelajaran example non-example Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS II

Pengamatan Refleksi

(29)

3) Menyiapkan sumber belajar yang akan digunakan dan media

pembelajaran berupa gambar

4) Mengembangkan pedoman atau instrument yang digunakan

dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan ndicator

keberhasilan

b. Pelaksanaan

Pelaksanaannya adalah menerapkan model pembelajaran

example non-example dengan melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan desain pembelajaran. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga

kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

c. Pengamatan

Pengamatannya yaitu mengamati semua peristiwa selama

pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengamatan terfokus pada

kegiatan siswa yang melihat dengan seksama, mendengar dengan

penuh konsentrasi dan mengamati gambar yang sudah tertempel di

papan tulis dengan teliti dan juga kritis. Untuk memaksimalkan

pengamatan guru memberikan umpan balik terhadap apa yang

telah diajarkan atau diterangkan dengan beberapa pertanyaan

sehingga guru mengetahui siapa yang memperhatikan dan siapa

yang tidak memperhatikan. Dengan adanya umpan balik pula

untuk mengetahui kekurangan dalam proses pembelajaran, dari

(30)

d. Refleksi

Refleksi (reflecting) dilakukan dengan menganalisis hasil

tindakan sejauh mana tingkat perubahan perilaku siswa sebelum

dan sesudah dilaksanakannya pembelajaran menggunakan model

pembelajaran example non-example. Dengan refleksi akan

diperoleh masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki

tindakan pada siklus II dan seterusnya.

5. Instrumen Penelitian

a. Pedoman atau lembar pengamatan

Pedoman atau lembar pengamatan digunakan untuk

mengamati kegiatan secara langsung yang sedang dilakukan siswa

dan guru peneliti dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia

dengan materi menulis karangan di kelas. Hasil observasi ini

berupa catatan lapangan yang mendreskripsikan proses kegiatan

pembelajaran yang meliputi antusias peserta didik dan kemampuan

siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran example non- example.

b. Soal evaluasi

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka dilakukan

evaluasi. Evaluasi yang digunakan adalah soal tes tertulis, untuk

mendapatkan data yang berupa nilai yang menggambarkan

(31)

pembelajaran. Tes tertulis ini berisi gambar kemudian peserta didik

menulis karangan sesuai dengan gambar tersebut.

c. Dokumentasi

Diperlukan untuk menyimpan bukti kegiatan siswa dan

guru dalam proses pembelajaran. Dokumentasi ini berisi hasil

belajar yang diperoleh dari penelitian berupa foto–foto atau gambar.

6. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dibantu oleh guru kelas.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi digunakan peneliti untuk mengamati karakter dan data– data yang berhubungan dengan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran.

b. Tes formatif

Tes digunakan peneliti untuk memperoleh data-data yang

berhubungan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan

cara memberi tes tertulis untuk mengukur kemampuan dan

(32)

c. Dokumentasi

Dokumentasi diperlukan untuk merekam semua kegiatan siswa dan

guru dalam proses pembelajaran berupa foto, nilai, soal dan materi.

7. Analisis Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis

data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap

siklusnya brdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan. Penelitian

ini dianalisis untuk mengetahui hasil akhir dari setiap siklus penelitian.

a. Penilaian rata–rata

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa, kemudian

membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai

rata–rata. Penilaian rata–rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

X =

Dengan :

∑X = jumlah nilai keseluruhan siswa

∑N = jumlah siswa

X = nilai rata – rata

b. Penelitian untuk ketuntasan belajar

Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti menggunakan

rumus sebagai berikut :

(33)

H. Sistematika Penulisan

Sistematika di sini dimaksudkan sebagai gambaran umum yang

akan dibahas dalam laporan penelitian ini yang terdiri dari 5 bab dengan

rincian sebagai berikut :

1. Bagian Awal

Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, halaman judul,

halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,

pernyataan keaslian tulisan dan kesedian publikasi, motto dan

persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar

gambar, daftar lampiran.

2. Bagian Inti

a. Bab I : Pendahuluan

Bab Pendahuluan memuat (1) latar belakang masalah,

(2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) hipotesis, (5)

manfaat penelitian, (6) definisi operasional dan (7) metodologi

penelitian. Bab ini bertujuan mengantarkan pembaca untuk

mengetahui tentang apa, mengapa, dan bagaimana penelitian

dilakukan.

b.Bab II : Kajian Teori

(34)

pelajaran bahasa indonsia, (3) menulis karangan, (4) model

pembelajaran example non-example.

c. Bab III : Pelaksanaan Penelitian

Bagian ini berisi tentang pelaksanaan penelitian meliputi (1)

subjek penelitian, (2) deskripsi pelaksaan penelitian siklus I, (3)

deskripsi pelaksaan penelitian siklus II.

d.Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menyajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan

penelitian dan pembahasan setiap selesai penelitian pada setiap

siklusnya.

e. Bab V : Penutup

Bagian ini meliputi kesimpulan dan saran.

3. Bagian Akhir

(35)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar yaitu perubahan–perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5).

2. Macam–macam hasil belajar

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi

pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek

psikomotorik), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya

dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pemahaman konsep

Pemahaman menurut Bloom (1979:89) diartikan sebagai

kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang

dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar

siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang

diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat

memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, dialami,

atau yang dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung

(36)

b. Keterampilan proses

Usman dan Setiawati (1993: 77) mengemukakan bahwa

keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada

pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar

sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu

siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran,

nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu

hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.

Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan

dikembangkan pula sikap–sikap yang dikehendaki, seperti kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai

dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.

c. Sikap

Menurut Lange dalam Azwar (1998:3), sikap tidak hanya

merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek

respons fisik. Jadi sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan

fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka

belum, tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya.

Selanjutnya, Azwar mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri

terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu : komponen

(37)

representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap;

komponen afektif, yaitu perasaan yang menyangkut emosional; dan

komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku

tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang (Susanto, 2013:

6).

B. Bahasa Indonesia

1. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan, kebangsaan, dan

Negara. Ditetapkan sebagai bahasa persatuan, karena bahasa Indonesia

dapat dijadikan alat perekat kesatuan seluruh warga Indonesia yang

cenderung menggunakan berbagai bahasa ibu (bahasa daerah).

Sehingga dengan bahasa Indonesia, spirit nasionalisme dari seluruh

warga Indonesia senantiasa terjaga (Wintala, 2015:5).

Selain itu juga bahasa Indonesia juga disebut bahasa resmi

Negara Indonesia. Sebagai bahasa resmi, kedudukan bahasa Indonesia

tentu saja berbeda dengan bahasa lain yang ada di Indonesia. Walau

Indonesia mempunyai banyak bahasa daerah, namun hanya memiliki

satu bahasa resmi yakni bahasa Indonesia (Kurniasari, 2014: 7).

2. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkampungan terpencil

dan jauh dari sentuhan pendidikan formal cenderung menggunakan

bahasa ibu (bahasa daerah). Bahkan sebagian besar dari masyarakat itu

(38)

mereka tidak pernah mengenyam pendidikan formal bahasa Indonesia

di sekolah. Mereka juga tidak pernah bergaul dengan orang–orang dari kota besar yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia ketimbang

bahasa ibu.

Bahasa Indonesia hampir tidak pernah digunakan sebagai bahasa

komunikasi di lingkup masyarakat internal. Padahal, bahasa Indonesia

seharusnya dipelajari oleh setiap warga Indonesia baik melalui

pendidikan formal maupun informal. Hal ini dikarenakan bahasa

Indonesia memiliki banyak manfaat, antara lain:

a. Sebagai Media Berkomunikasi

Seorang dari pengguna bahasa ibu (daerah) yang satu dapat

berbahasa Indonesia dengan baik akan dapat berkomunikasi

dengan pengguna bahasa ibu lainnya, misal: orang Jawa dengan

orang bali, orang Sumatra dengan orang ambon. Dari sini dapat

disimpulkan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi

antar warga Indonesia yang tinggal diberbagai pulau dengan

menggunakan bahasa ibu yang berbeda–beda. b. Sebagai Media Mempelajari Ilmu Pengetahuan

Dengan menguasai bahasa Indonesia secara lisan atau

tertulis, seorang akan mempelajari ilmu pengetahuan secara baik

yang disampaikan oleh para guru (dosen) maupun buku–buku yang menggunakan bahasa Indonesia. Dari sini dapat dikatakan, bahwa

(39)

mendapatkan ilmu pengetahuan. Di samping itu orang tersebut

akan mudah mendapatkan informasi (berita) di media massa atau

media sosial yang ditulis dengan menggunakan bahasa indonesia.

c. Sebagai Media Penyampaian Ide Kreatif

Seorang yang menguasai bahasa Indonesia secara tertulis

akan berpeluang menjadi sastrawan atau penulis yang

menyampaikan ide kreatifnya melalui karya tulis baik fiksi maupun

non fiksi. Tidak hanya itu, seorang yang menguasai bahasa

Indonesia secara tertulis akan dapat menulis surat resmi, surat

lamaran pekerjaan, biografi, abstrak karya ilmiah, proposal, dengan

baik dan benar.

d. Sebagai Modal Utama dalam Penyuntingan Naskah

Seorang editor yang bekerja di sebuah kantor penerbitan

atau media massa harus mengusai bahasa Indonesia secara tekstual.

Tanpa menguasai bahasa Indonesia dengan baik, seorang editor

bukannya menyempurnakan naskah, melainkan merusak naskah

tersebut melalui kerja editing-nya

e. Sebagai Bahasa Nasional, Persatuan, dan Negara

Bagi Negara, bahasa Indonesia bermanfaat untuk

meningkatkan spirit nasioanlisme dan persatuan bangsa. Dengan

demikian, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa

(40)

Bahasa yang mecitrakan kepribadian dan kebudayaan Negara

Indonesia di mata dunia internasional.

3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa Indonesia di lingkup dunia akademik

khususnya dan masyarakat umunya memiliki beberapa tujuan, antara

lain:

a. Mendidik anak didik dan masyarakat agar dapat berkomunikasi

dengan menggunakan bahasa Indonesia secara efektif, efisien,

baik, dan benar sesuai etika dan kesopanan.

b. Supaya anak didik dan masyarakat semakin dapat menghargai serta

merasa bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu

bangsa.

c. Supaya anak didik dan masyarakat bisa memahami bahasa

Indonesia dan mampu menggunakannya secara tepat.

d. Supaya anak didik masyarakat bisa menggunakan bahasa Indonesia

guna semakin meingkatkan kemampuannya.

e. Supaya anak didik dan masyarakat mampu membaca yang

merupakan syarat mutlak di dalam memperluas wawasan serta

memperhalus budi pekerti.

f. Supaya anak didik dan masyarakat bisa mampu menghayati karya

sastra Indonesia yang fungsinya dapat memberikan inspirasi,

(41)

g. Supaya anak didik dan masyarakat bisa menyampaikan gagasannya

ke dalam karya tulis baik fiksi maupun nonfiksi (Wintala,

2015:17).

C. Menulis karangan

1. Pengertian Menulis Karangan

Pada dasarnya, istilah mengarang sama dengan istilah menulis

hanya saja ada beberapa pendapat yang membedakan antara istilah

mengarang dengan menulis. Istilah mengarang digunakan pada

penulisan karya fiksi atau non-ilmiah, sedangkan istilah menulis lebih

digunakan pada penulisan karya ilmiah atau bonfiksi.

Menurut Widyamartaya, dkk (1984:3), mengarang adalah suatu

proses kegiatan berpikir manusia yang hendak menggunakan

kandungan jiwanya kepada orang lain atau diri sendiri dalam

tulisannya.

Mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau

menyampaikan gagasan dengan menggunakan tulis. Dilihat dari

keluasan dan kerinciannya, gagasan itu dapat diungkapkan dengan

berbagai unsur bahasa. Dalam hal ini gagasan dapat diungkapkan dalam

bentuk kalimat dan paragraf, serta dapat pula diungkapkan dalam

bentuk karangan yang utuh (Suparno dan Yunus, 2008:31).

Berdasarkan pemaparan tentang mengarang, seperti yang telah

dipaparkan di atas, dapat dikatakan bahwa mengarang adalah proses

(42)

disampaikan melalui unsur-unsur bahasa (kata, kelompok kata, kalimat,

paragraf, dan wacana yang utuh) dalam bentuk tulisan (Dalman,

2012:86).

Jadi dapat disimpulkan bahwa karangan merupakan hasil rangkaian

pikiran dan ungkapan perasaan yang disusun ke dalam bentuk tulisan

yang teratur.

Bentuk karangan dapat dibedakan dalam beberapa jenis antara lain

adalah:

a. Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi adalah karangan yang melukiskan atau

menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu dengan kata – kata secara jelas dan terperinci sehingga si pembaca seolah-olah

turut merasakan atau mengalami langsung apa yang dideskripsikan

si penulisnya. Karangan deskripsi mempunyai ciri–ciri khas, yaitu sebagai berikut:

1) Deskripsi lebih memperlihatkan detail atau perincian tentang

objek

2) Deskripsi bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan

membentuk imajinasi pembaca

3) Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan

(43)

4) Deskripsi memaparkan tentang suatu yang dapat didengar,

dilihat, dan dirasakan, misalnya : benda, alam, warna, dan

manusia.

b. Karangan Narasi

Karangan narasi adalah cerita yang berusaha menciptakan,

mengisahkan, dan merangkaikan, tindak tanduk manusia dalam

sebuah peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu,

juga di dalamnya terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik

yang disusun secara sistematis.

Menurut Karaf (2007:136) ciri–ciri karangan narasi, yaitu: 1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan

2) Dirangkai dalam urutan waktu

3) Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?

4) Ada konflik. Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita.

c. Karangan Eksposisi

Karangan eksposisi adalah karangan yang menjelaskan atau

memaparkan pendapat, gagasan, keyakinan, yang memerlukan fakta

yang diperkuat dengan angka, statistik, peta dan grafik, tetapi tidak

bersifat mempengaruhi pembaca.Karangan ini bertujuan semata– mata untuk menyampaikan informasi tertentu dan menambah

wawasan pembaca.

Ada beberapa ciri karangan eksposisi menurut Mariskan

(44)

1) Paparan itu karangan yang berisi pendapat, gagasan, keyakinan

2) Paparan memerlukan fakta yang diperlukan dengan angka,

statistic, peta, grafik

3) Paparan memerlukan analisis dan sintesis

4) Paparan menggali sumber ide dari pengalaman, pengamatan,

dan penelitian, serta sikap dan keyakinan

5) Paparan menjauhi sumber daya khayal

6) Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa yang informatif

dengan kata-kata yang denotative

7) Penutup paparan berisi penegasan.

d. Karangan Argumentasi

Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan

meyakinkan atau membuktikan kepada pembaca agar menerima

sesuatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu.

Menurut Finoza (2008:243), ciri–ciri karangan argumentasi adalah: 1) Mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan

tujuan memengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya

2) Mengusahakan pemecahan suatu masalah, dan

3) Mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai satu

penyelasaian.

e. Karangan Persuasi

Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk

(45)

tentang isi karangan tersebut dan mengikuti keinginan si penulisnya.

Dalam hal ini, penulis karangan persuasi harus mampu meyakinkan

dan memengaruhi pembaca sehingga setelah membaca tulisan

tersebut melakukan seperti yang diinginkan oleh penulisnya.

Menurut Suparno (2008), ciri-ciri karangan persuasi adalah

sebagai berikut:

1) Harus menimbulkan kepercayaan pendengar / pembacanya

2) Bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah

3) Harus menciptakan penyesuain melalui kepercayaan antara

pembicara/penulis dan yang diajak berbicara/pembaca

4) Harus menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan

tujuan tercapai

5) Harus ada fakta dan data secukupnya.

D. Model Pembelajaran Example Non-Example

Example non-example merupakan model pembelajaran yang

menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi

pelajaran. Model pembelajaran ini bertujuan mendorong siswa untuk

belajar berfikir kritis dengan memecahkan permasalahan–permasalahan yang termuat dalam contoh–contoh gambar yang disajikan. Penggunaan media gambar dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut

untuk kemudian dideskripsikan secara singkat perihal isi dari sebuah

gambar.Dengan demikian, model pembelajaran ini menekankan pada

(46)

pembelajaran ini dapat ditampilkan melalui OHP proyektor, atau paling

sederhana yaitu poster. Gambar ini haruslah jelas terliat meski dari jarak

jauh, sehingga siswa yang berada dibangku belakang dapat juga melihatya

dengan jelas (Huda,2013:234).

Adapun model pembelajaran yang bisa digunakan bertujun pula untuk

mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri

atas example (contoh akan suatu materi yang sedang dibahas) dan non-

example (contoh dari suatu materi yang tidak sedang dibahas), dan

meminta siswa mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang

ada.

Dengan memperlihatkan contoh gambar yang ada diharapkan dapat

memusatkan perhatian siswa terhadap gambar–gambar dan materi yang sedang dipelajari. Model pembelajaran ini cocok dikembangkan dalam

kelas yang lebih tinggi, karena diasumsikan siswa sudah memiliki tingkat

analisis yang baik.akan tetapi, model ini tidak ada salahnya juga diberikan

pada kelas–kelas awal untuk menekankan aspek psikologis dan tingkat perkembangan siswa seperti: kemampuan berbahasa tulis dan lisan,

kemampuan analisis ringan, dan kemampuan berinteraksi dengan siswa

lainnya (Kurniasih, 2016:32).

Langkah–langkah penerapan model pembelajaran example non- example adalah sebegai berikut (Hamdani,2011:94):

1. Guru mempersiapkan gambar–gambar sesuai dengan tujuan

(47)

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP.

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk

memerhatikan atau menganalisis gambar.

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis

gambar dicatat pada kertas.

5. Setiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusinya.

6. Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru menjelaskan materi

sesuai tujuan yang ingin dicapai.

7. Kesimpulan.

Kelebihan model pembelajaran example non-example (Kurniasih dan

Berlin Sani, 2016:33):

1. Siswa memiliki pemahaman dari sebuah definisi dan selanjutnya

digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih

mendalam dan lebih lengkap.

2. Model ini mengantarkan siswa agar terlihat dalam sebuah penemuan

dan mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif

melalui pengalaman dari gambar–gambar yang ada.

3. Ketika model ini diberikan, maka siswa akan mendapat dua konsep

sekaligus, karena sesuai dengan materi yang dibahas dan gambar

lainnya tidak.

4. Model ini akan membuat siswa lebih kritis dalam menganalisis

(48)

5. Siswa mendapatkan pengetahuan yang aplikatif dari materi berupa

contoh gambar.

6. Dan yang lebih penting dari semua itu, siswa diberi kesempatan untuk

mengemukakan pendapatnya secara pribadi.

Kekurangan model pembelajaran example non-example adalah sebagai

berikut :

1. Kekurangan model pembelajaran ini adalah keterbatasan gambar

untuk semua materi pembelajaran karena tidak semua materi dapat

disajikan dalam bentuk gambar.

2. Model ini tentu saja akan menghabiskan waktu yang akan lama,

(49)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Gambaran Umum Sekolah

a. Profil sekolah

Nama Sekolah : MI Ma’arif Tirto

NIPSN : 60711185

NSM : 111233080281

NPWP : 00-542-493-2-524

No. SK Pendirian : K.20/1.a/276/73

Alamat : Jln. Sunan Geseng Km 3 Tirto RT 06 RW

01, Desa Tirto, Kecamatan Grabag,

Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa

Tengah

Kode Pos : 56196

Status Sekolah : Swasta

Waktu Bealajar : Pagi

Tahun Berdiri : 20 November 1973

b. Visi dan Misi

Visi

Terwujudnya peserta didik yang berakhlakul karimah, terampil, cerdas,

(50)

Misi

1) Melakukan pembelajaran secara efektif

2) Meningkatkan dan memberdayakan pengamalan agama

3) Memberdayakan potensi peserta didik agar berprestasi maksimal

secara intelektual, emosional, dan spiritual.

c. Keadaan Guru dan Karyawan MI M a’arif Tirto Grabag Tabel : 3.1

Daftar Guru MI Ma’arif Tirto Grabag

No. Nama Tempat tanggal lahir

1. Siti Romelah, S.Pd.I Magelang, 28-08-1968

2. Muh Amin, S.Pd.I Magelang, 10-05-1970

3. Tafrihan Budi Santosa, S.Pd.I Semarang,11-06-1976

4. Ashari, S.Pd.I Magelang,23-09-1973

5. Anisatul Khustantina, S.Pd.I Magelang,12-07-1986

6. Qurotul’ain, S.d.I Magelang,27-1-1989 7. Ma’alia Ulfa, S.Sos.I Magelang,15-01-1983

8. Nirma Riyanti, S.Th.I Semarang,07-05-1989

9. Nurti’ah, Amd Magelang,13-01-1991

(51)

d. Keadaan Siswa

Jumlah siswa di MI Ma’arif Tirto Grabag tahun pelajaran 2017/2018 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Daftar Siswa MI Ma’arif Tirto Grabag

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah

L P

1. I 24 18 42

2. II 15 18 33

3. III 10 20 31

4. IV 9 23 32

5. V 14 11 25

6. VI 16 18 34

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas III

MI Ma’arif Tirto, Grabag.dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Berikut nama-nama

kelas III :

Tabel 3.3

Nama –nama siswa kelas III MI Ma’arif Tirto, Grabag

No. Nama Siswa Keterangan

(52)

2. FK P

3. FS P

4. AN L

5. KVS P

6. MB P

7. ANA P

8. ANA P

9. AS P

10. AA P

11. AF P

12. CNLM P

13. ENS P

14. IN P

15. MIA L

16. MFA L

17. MK L

18. MPY L

19. MR L

20. NJ P

21. NS P

22. NIA P

(53)

24. RA L

25. SRA L

26. SFD P

27. SNA P

28. UU P

29. ZN P

30. AU L

31. MAI L

e. Sarana Prasarana Pendukung

Dalam pembelajaran di sekolah membutuhkan sarana prasarana yang

mendukung dalam pembelajaran. Adapun sarana prasarana yang

mendukung dalam pembelajaran di MI Ma’arif Tirto, Grabag, Magelang adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Sarana Prasarana MI Ma’arif Tirto Grabag

No. Jenis Sarana Prasarana Jumlah Sapras Menurut Kondisi

Baik Rusak

1. Laptop 2

2. Komputer 1

3. Printer 1 1

4. Televisi

(54)

6. Mesin fax

7. Mesin scanner

8. LCD Proyektor 1

9. Layar (Screen)

10. Meja Guru dan

Pegawai

4 6

11. Kursi Guru dan

Pegawai

10

12. Lemari Arsip 2 2

13. Kotak Obat (P3K)

14. Brankas

15. Pengeras Suara 2

16. Washtafel (Tempat

cuci tangan)

17. Kendaraan operasional

(Motor)

18. Kendaraan operasional

(Mobil)

19. Mobil Ambulance

20. AC (Pendingin

(55)

f. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada akhir bulan Juli dan awal bulan

Agustus dengan masing–masing siklus satu kali pertama. Siklus petama dilaksanakan pada hari juma’at, tanggal 21 Juli 2017. Siklus II dilaksanakan pada hari jum’at, tanggal 11 Agustus 2017. Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas III MI Ma’arif Tirto, Grabag, Magelang.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada hari jum’at, tanggal 21 Juli 2017, selama kurang

lebih 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Dengan langkah sebagai berikut:

Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : III/I

1. Standar Kompetensi

Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam karangan

sederhana dan puisi

2. Kompetensi Dasar dan Indikator

Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar menggunakan pilihan

kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan,

huruf kapital, dan tanda titik

Dengan Indikator Pembelajaran :

a. Mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan penjelasan pada

gambar

(56)

c. Mengembangkan kerangka menjadi karangan yang runtut dan padu

3. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu menulis karangan sederhana berdasarkan gambar

menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan

penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik.

4. Materi Pembelajaran

Contoh karangan beradasarkan gambar

Pada pukul 06.15 Andi berangkat sekolah, karena rumahnya dengan

sekolah lumayan dekat maka andi berjalan kaki, berjalan dengan pelan – pelan sambil mengamati sekelilingnya, dia nampak bersih dan rapi, dia

berangkat lebih awal karena hari ini dia piket kelas. Sebelum teman-

temannya berangkat, kelasnya sudah harus bersih dan rapi, agar

belajarpun nyaman. Teman piket Andi adalah Rina, karena piketnya

berdua jadi nampak ringan dan cepat selesainya. Ketika semua sudah

(57)

masing-masing. Setelah masuk dan berdoa Andi dan Rina hari ini

mendapat bintang 5 karena kelas sudah sangat bersih dan rapi.

5. Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Tanya Jawab

d. Penugasan

Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu :

perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observasing), dan

refleksi (reflecting). Secara garis besar pelaksanaan siklus I ini dapat

dideskripsikan sebagai berikut :

a. Tahap perencanaan ( Planning )

1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu

menjelaskan materi tentang mengarang

2) Mempersipkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai

pedoman dalam kegiatan belajar mengajar

3) Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran example non-example

4) Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui

kemampuan siswa.

5) Mempersiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru guna

mengetahui perubahan dan pengembangan dalam melaksanakan

(58)

6) Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan

tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan belajar mengajar

b. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan ini, guru selaku peneliti dibantu oleh guru

kolaborator melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas sesuai dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah didesain, yaitu :

1) Kegiatan Awal

a) Guru mengucap salam dan berdoa bersama

b) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berapakain dan kesiapan

siswa

c) Guru menyapa dan memotivasi siswa

2) Kegiatan Inti

Eksplorasi

a) Guru meminta siswa untuk memperhatikan materi yang akan

disampaikan guru tentang penggunaan ejaan, huruf kapital dan

tanda titik

b) Guru meminta siswa untuk mengamati gambar beserta karangan

yang ada di papan tulis

c) Guru dan siswa betanya jawab tentang gambar yang diamatinya

Elaborasi

a) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (setiap kelompok terdiri

(59)

b) Masing masing kelompok diberi kertas kosong untuk menulis

karangan berdasarkan gambar yang sudah ditempel di papan tulis

bersama dengan kelompoknya

Konfirmasi

a) Guru meminta perwakilan dari kelompoknya untuk membacakan

karangannya didepan

b) Guru memberikan reward untuk kelompok terbaik

c) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya

3) Kegiatan Akhir

a) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa

b) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan

c) Guru memberikan komentar terhadap aktivitas siswa saat

pembelajaran

d) Guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang sudah

dipelajari tadi

e) Guru menutup dengan doa

f) Salam penutup

c. Tahapan Refleksi (reflecting)

Setelah dilaksanakan perencanaan, tindakan dan pengamatan maka

tahap selanjutnya yang dilaksanakan peneliti adalah refleksi dengan

menggunakan model pembelajaran example non-example. Dengan model

pembelajaran tersebut apakah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(60)

besar tingkat perubahan kemampuan siswa sebelum dan sesudah

dilakukan tindakan. Dan mengkaji keberhasilan belajar siswa sebagai

persiapan tindakan selanjutnya.

Adapun refleksi yang didapatkan dalam pelaksanaan siklus I ini

adalah penggunaan model pembelajaran example non-example pada

siklus ini penggunaan model kurang maksimal, hal ini disebabkan oleh

beberapa masalah antara lain:

1. Masih ada beberapa siswa yang bermain sendiri

2. Masih ada siswa yang bolak–balik ke kamar mandi, jadi ketinggalan penjelasan guru.

3. Guru belum optimal dalam mempraktikkan model pembelajaran

example non example

Dengan adanya masalah–masalah tersebut, maka peneliti akan melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada

siklus I.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Siklus II ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 11 Agustus 2017 di dalam

ruang kelas III MI Ma’arif Tirto Grabag. Selama kurang lebih 2 jam pelajaran

(2 x 35 menit ) pada jam ke 1-2. Persiapanya adalah sebagai berikut:

Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

(61)

1. Standar Kompetensi

Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam karangan

sederhana dan puisi

2. Kompetensi Dasar dan Indikator

Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar menggunakan pilihan

kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan,

huruf kapital, dan tanda titik

Dengan Indikator Pembelajaran:

a. Mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan penjelasan pada gambar

b. Menulis kerangka karangan berdasarkan gambar

c. Mengembangkan kerangka menjadi karangan yang runtut dan padu

3. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu menulis karangan sederhana berdasarkan gambar

menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan

penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik.

4. Materi Pembelajaran

(62)

Pernahkah kamu memperhatikan suasana siang pada hari Jumat?

Setiap hari Jumat para siswa pulang lebih cepat dari pada hari biasanya.

Para pegawai kantor, pedagang dan para pekerja lainnya yang beragama

islam semuanya menghentikan kegiatan mereka ketika mendengar suara

azan Jumat. Mengapa mereka menghentikan pekerjaannya? Mereka yang

beragama islam pergi ke masjid untuk melakukan salat Jumat. Bahkan

ada yang sering salat Jumat di masjid dekat tempat tinggalnya.

Begitu juga dengan Ilham setiap hari Jumat dia selalu diajak

bapaknya ke masjid untuk melaksanakan salat Jumat, agar Ilham juga

terbiasa melaksanakan salat Jumat. Ketika dia sudah terbiasa maka tanpa

diajak bapaknya pun dia tetap berangkat ke masjid, bahkan sampai dia

(63)

5. Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Tanya Jawab

d. Penugasan

Pelaksanaan siklus II ini dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu :

perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observasing),

dan refleksi (reflecting). Secara garis besar pelaksanaan siklus II ini dapat

dideskripsikan sebagai berikut :

a. Tahap perencanaan ( Planning)

1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan

yaitu menjelaskan materi tentang mengarang, penggunan ejaan,

huruf kapital dan tanda titik

2) Mempersipkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar

3) Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran example non-example

4) Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk

mengetahui kemampuan siswa.

5) Mempersiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru

guna mengetahui perubahan dan pengembangan dalam

(64)

6) Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan

memperhatikan tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan

belajar mengajar

b. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan ini, guru selaku peneliti dibantu oleh

guru kolaborator melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas sesuai

dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah

didesain, yaitu:

1.Kegiatan Awal

a. Guru mengucap salam dan berdoa bersama

b. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berapakain dan

kesiapan siswa

c. Guru menyapa dan memotivasi siswa

d. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan

pembelajaran minggu depan

2.Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru meminta siswa untuk memperhatikan materi yang akan

disampaikan guru tentang penggunaan ejaan, huruf kapital dan

tanda titik

b. Guru meminta siswa untuk mengamati gambar beserta

(65)

c. Guru dan siswa bertanya jawab tentang gambar yang

diamatinya

Elaborasi

a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (setiap kelompok

terdiri dari 3 sampai 4 siswa)

b. Masing-masing kelompok diberi kertas kosong untuk menulis

karangan berdasarkan gambar yang sudah ditempel di papan

tulis bersama dengan kelompoknya

Konfirmasi

a. Guru meminta perwakilan dari kelompoknya untuk

membacakan karangannya di depan

b. Guru memberikan reward untuk kelompok terbaik

c. Guru meminta siswa mengerjakan soal

d. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang

materi yang belum jelas

3. Kegiatan Akhir

a. Guru mnyimpulkan materi yang sudah disampaikan

b. Guru memberikan komentar terhadap aktivitas siswa saat

pembelajaran

c. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang sudah

dipelajari tadi

(66)

e. Salam penutup

c. Tahap Observasi (observasing)

Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap

pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung antara lain:

1) Peneliti bersama dengan guru kolabrator mengamati keaktifan

peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran

2) Guru kolaborator mengamati aktifitas peneliti dalam mengelola

pembelajaran selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung

3) Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi

saat pembelajaran.

d. Tahapan Refleksi (reflecting)

Pada siklus II ini jumlah siswa yang memperhatikan pejelasan

guru semakin banyak dibanding siklus sebelumnya. Hal ini

dikarenakan persiapan penyajian pembelajaran yang lebih matang,

guru juga lebih optimal dalam mempraktekan model pembelajaran

sehingga siswa semakin tertarik dalam pembelajaran. Karena

ketertarikan tersebut, peserta didik dapat menerima materi pelajaran

secara utuh sehingga hasil belajar yang dicapai jauh lebih baik dari

siklus sebelumnya.Dan pada siklus II ini KKM indikator sekolah

Gambar

Tabel : 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.4
Tabel : 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam konteks pemilihan media pembelajaran untuk anak usia dini, beberapa dasar pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran di antaranya

Upaya untuk memunculkan nilai kekinian sumber daya sebagai modal pembangunan pariwisata dan kota pusaka, merupakan salah satu konsep pembangunan berwawasan pelestarian yang

Perbandingan profil darah yang tidak normal pada WUS yang terlibat dengan kegiatan pertanian dan WUS yang tidak terlibat dalam kegiatan adalah sebagai berikut: kadar Hb 8,3% dan

Meskipun di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Nomor 20, Tahun 2007, tentang Standar Penilaian portofolio tidak secara eksplisit disebutkan sebagai

dicerna oleh enzim saluran pencernaan; (iii) dapat mengurangi penggunaan bahan kimia sebagai pengawet pangan; (iv) penggunaannya fleksibel; dan (v) stabil terhadap pH dan suhu

Dampak kemiskinan yang dialami perempuan juga beragam, ada yang karena kehidupannya yang miskin, maka sering mendapat perlakuan kasar dari suami dan mengalami

Akan tetapi dorongan yang lebih mendasar lagi tentang pendidikan agama di lingkungan keluarga ini bagi umat Islam khususnya adalah karena dorongan syara (ajaran Islam), yang

Penelitian ini adalah jenis penelitian dan pengembangan ( researh and development ) yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan