• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perusahaan Farmasi - PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2013) - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perusahaan Farmasi - PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2013) - repository perpustakaan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Perusahaan Farmasi

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan

No.245/MenKes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara

Pelaksanaan Izin Usaha Industri Farmasi, Industri Farmasi adalah Industri

Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk

mempengaruhi atau meyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi

dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,

peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi. Sedangkan yang dimaksud

dengan bahan baku obat adalah bahan baik yang berkhasiat yang

digunakan dalam pengolahan obat dengan standar mutu sebagai bahan

farmasi.

2.2Landasan Teori

Pecking Order Theory

Dalam Pecking Order theory, menurut Myers dinyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat

hutangnya rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan profitabilitas

yang tinggi memiliki sumber dana internal yang besar, sehingga tidak

memerlukan hutang yang banyak. Menurut Donaldson dalam Manurung

(2006) bahwa pemilihan struktur modal akan mengikuti urutan tingkatan,

(2)

Smart, et al. (2004) dalam Hestuningrum (2012), terdapat skenario urutan (hierarki) dalam memilih sumber pendanaan, yaitu:

1. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam

atau pendanaan internal daripada pendapatan eksternal. Dana internal

tersebut diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan

operasional perusahaan.

2. Apabila pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih

pertama kali dari sekuritas yang paling aman, yaitu hutang yang paling

rendah resikonya, turun ke hutang yang lebih beresiko, sekuritas hybrid

seperti obligasi konversi, saham preferen, dan yang terakhir saham biasa.

3. Terdapat kebijakan deviden yang konstan, yaitu perusahaan akan

menetapkan jumlah pembayaran deviden yang konstan, tidak terpengaruh

besarnya untung/rugi perusahaan.

4. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya

kebijakan deviden yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan,

serta kesempatan investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio

investasi lancar yang tersedia.

Pecking order theory tidak mengidentifikasikan target dari struktur modal. Pecking order theory menjelaskan urut-urutan pendanaan. Teori ini

dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan

tinggi justru memiliki tingkat hutang yang kecil. Perusahaan-perusahaan

(3)

sedikit. Perusahaan–perusahaan yang kurang profitable cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena alasan dana internal yang tidak

mencukupi kebutuhan dan karena hutang merupakan sumber eksternal

yang disukai. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada

modal sendiri karena pertimbangan biaya emisi hutang jangka panjang

yang lebih murah dibanding dengan biaya emisi saham. Meskipun pada

kenyataannya tidak selalu demikian.

Terdapat perusahaan-perusahaan yang penggunaan dana untuk

kebutuhan investasinya tidak sesuai dengan hierarki yang telah disebutkan

dalam pecking order theory. Seperti dalam penelitian Singh (1995) dalam Hestuningrum (2012) yang menemukan bahwa perusahaan-perusahaan di

negara berkembang lebih memilih untuk menerbitkan ekuitas saham

daripada berhutang dalam kegiatan pendanaannya. Hal ini bertentangan

dengan pecking order theory yang menyebutkan bahwa perusahaan akan

memilih pendanaan dari hutang terlebih daripada menerbitkan saham.

2.3Struktur Modal

Struktur modal adalah perbandingan atau perimbangan pendanaan

jangka panjang perusahaan yang ditujukan oleh perbandingan hutang

jangka panjang terhadap modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana

perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba

ditahan dan cadangan. Jika dalam perusahaan pendanaan yang berasal dari

(4)

dalam pemenuhan kebutuhan dana perusahaan harus mencari alternatif

pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur

modal yang optimal (D. Agus Harjito dan Martono, 2011).

2.4Karakteristik Perusahaan

Karakteristik perusahaan pada dasarnya mencerminkan kondisi

fundamental perusahaan. Nikolaos et al. (2007) mendefinisikan karakteristik

perusahaan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Dalam

penelitian ini, karakteristik perusahaan dapat juga dikatakan sebagai

determinan dari struktur modal yang dapat mempengaruhi keputusan struktur

modal dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.

Semakin baik karakteristik perusahaan akan berpengaruh positif terhadap

tingkat penggunaan hutang dalam keputusan struktur modal. Adapun

karakteristik perusahaan menurut Nugraha (2012) adalah struktur aktiva,

pertumbuhan aktiva, profitabilitas, dan ukuran perusahaan.

2.4.1. Struktur Aktiva

Struktur aktiva adalah penentuan beberapa besar alokasi untuk

masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun

dalam aktiva tetap (Syamsudin, 2001). Struktur aktiva dapat diketahui

dengan membandingkan total aktiva tetap dan total aktiva yang

dimiliki perusahaan. Dalam hubungannya antara tangibility dan

struktur modal, teori-teori pada umumnya menyatakan bahwa

tangibility berpengaruh secara positif terhadap leverage. Menurut teori

yang dikemukakan Sartono (2010) menyatakan bahwa “Perusahaan

(5)

utang dalam jumlah besar, hal ini disebabkan karena dari skalanya

perusaahaan besar akan mudah mendapatkan akses kesumber dana

dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian besarnya aset tetap

dapat digunakan sebagai jaminan hutang perusahaan”. Pemilihan jenis

aset oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi struktur modal

perusahaan tersebut. Proporsi aktiva yang lebih besar akan mendorong

pemberi pinjaman untuk memberikan pinjaman yang berarti

perusahaan akan mempunyai tingkat leverage yang lebih tinggi. Proporsi aset yang besar merupakan jaminan yang baik bagi pemberi

pinjaman. Sehingga kepemilikan aset tersebut juga dapat menjaga

likuiditas perusahaan.

2.4.2. Pertumbuhan Aktiva

Aktiva merupakan kekayaan perusahaan yang digunakan untuk

aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar aktiva yang dimiliki

maka diharapkan akan semakin besar hasil operasional yang

dihasilkan oleh perusahaan. Peningkatan aktiva yang diikuti

peningkatan hasil operasional akan semakin menambah kepercayaan

pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan

pihak luar terhadap perusahaan, maka proporsi hutang semakin lebih

besar daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan dari

pihak luar atas dana yang ditanamkan kedalam perusahaan, akan

(6)

Pertumbuhan aktiva merupakan perubahan (penurunan atau

peningkatan) total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan

aktiva dihitung sebagai presentase perubahan aktiva pada tahun

tertentu terhadap aktiva tahun sebelumnya (Bhaduri dalam Soesan,

2006).

2.4.3. Profitabilitas

Tingkat profitabilitas memperlihatkan kemampuan perusahaan

untuk mendapatkan keuntungan atau laba yang dihasilkan selama

periode tertentu. Tingakat profitabilitas memperlihatkan kemampuan

perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari investasi yang

dilakukan. Brigham dan Houston (2011) menyatakan bahwa

perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi pada umumnya

akan menggunakan utang dalam jumlah yang relatif sedikit, hal ini

disebabkan dengan profitabilitas yang tinggi tersebut memungkinkan

bagi perusahaan melakukan permodalan dengan laba ditahan saja.

Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan menggunakan laba

ditahan sebelum memutuskan untuk menggunakan utang. Hal ini

sesuai dengan pecking order theory yang menyarankan bahwa manager lebih senang menggunakan pembiayaan yang pertama yaitu

laba ditahan, kemudian hutang (Sartono, 1998 dalam Nugraha, 2012).

2.4.4. Ukuran Perusahaan

Perusahaan dengan ukuran atau skala besar akan dapat

(7)

itu perusahaan dengan ukuran yang besar akan lebih mempunyai

kemungkinan untuk memenangkan persaingan dalam bisnis,

sebagaimana yang diungkapkan oleh Harianto dan Sudomo (1998)

dalam Nugraha (2012) adalah perusahaan besar mempunyai

pengendalian dan tingkat daya saing yang tinggi dibandingkan dengan

perusahaan kecil, sehingga bisa dibandingkan dengan dengan

perlindungan terhadap resiko ekonomis. Menurut Smith dan Warner

(1979) dalam Bram (2008), perusahaan besar dapat membiayai

investasinya dengan mudah lewat pasar modal karena kecilnya

informasi asimetri yang terjadi. Investor dapat memperoleh lebih

banyak informasi dari perusahaan besar jika dibandingkan dengan

perusahaan kecil. Jadi, dengan diperolehnya dana lewat pasar modal

menjadikan proporsi utang menjadi semakin kecil dalam struktur

modalnya.

2.5. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian mengenai pengaruh karakteristik perusahaan

terhadap stuktur modal yang sebelumnya sudah dilakukan oleh beberapa

peneliti diantaranya oleh Sari (2013) meneliti pengaruh profitabilitas,

pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, struktur aktiva, dan likuiditas

terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di BEI tahun 2008-2010,

hasilnya menunjukkan variabel profitabilitas, pertumbuhan aset, dan

(8)

aktiva dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur

modal.

Dianae (2008), penelitian ini menguji dan menganalisis

pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada

perusahaan manufaktur yang listing di BEI periode 2005-2007. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari risiko bisnis, struktur aktiva,

ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, kepemilikan manajerial dan

profitabilitas ini diuji dan dianalisis pengaruhnya terhadap terhadap

variabel dependen yaitu struktur modal. Hasil menunjukkan bahwa

hipotesis penelitian yang menyatakan variabel independen yang berupa

risiko bisnis, struktur aktiva, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan,

kepemilikan manajerial dan profitabilitas secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal dapat

diterima. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan diperoleh

simpulan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal

perusahaan manufaktur yang listing di BEI adalah struktur aktiva dan ukuran perusahaan, sedangkan variabel yang lain seperti risiko bisnis,

pertumbuhan penjualan, kepemilikan manajerial dan profitabilitas tidak

terbukti berpengaruh terhadap struktur modal. Secara umum, teori

struktur modal yang digunakan dalam penelitian ini berhasil

membuktikan pengaruh struktur aktiva dan ukuran perusahaan terhadap

(9)

Struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal adalah

karena struktur aktiva menggunakan ukuran aktiva tetap berwujud yang

dapat digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh hutang, artinya

semakin banyak aktiva tetap berwujud (tangibility of assets) suatu

perusahaan berarti semakin banyak aktiva yang dijaminkan untuk bisa

mendapatkan sumber dana eksternal berupa hutang, hal ini dikarenakan

pihak kreditur akan meminta aktiva yang dijaminkan untuk mem-backup

hutang. Perusahaan yang memiliki aktiva lancar dalam jumlah yang besar

akan mengutamakan kebutuhan dananya dengan hutang sehingga dapat

dikatakan bahwa struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap struktur

modal.

Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan struktur

modal adalah karena semakin besar ukuran perusahaan yang direfleksikan

dari total aktiva maka semakin besar jumlah struktur modal (dalam hal ini

hutang) perusahaan tersebut. Perusahaan yang berukuran besar lebih

memiliki akses untuk mendapatkan sumber pendanaan dari berbagai

sumber, sehingga untuk mendapat pinjaman dari kreditur akan lebih

mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki probabilitas

lebih besar untuk memenangkan persaingan dalam industri yang

mengakibatkan perusahaan besar akan cenderung memiliki sumber

pendanaan yang kuat, kemudahan ini bisa ditangkap sebagai informasi

yang baik. Ukuran perusahaan yang besar dan tumbuh bisa merefleksikan

(10)

semakin banyak dana yang digunakan untuk menjalankan operasi

perusahaan, salah satu sumbernya adalah hutang, peningkatan hutang bisa

meningkatkan nilai perusahaan.

Dwiani (2009) menyatakan bahwa struktur aktiva tidak

berpengaruh terhadap struktur modal sedangkan pertumbuhan

perusahaan, profitabilitas, struktur kepemilikan, dan ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan penelitian dari Kartika

(2009) menganalisis apakah terdapat pengaruh risiko bisnis, struktur

aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan

periode pengamatan 2004-2006. Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini

menyimpulkan bahwa hasil pengujian variabel independen risiko bisnis

tidak berpengaruh terhadap struktur modalnya, sedangkan variabel

independen yang lain yaitu struktur aktiva, profitabilitas, dan ukuran

perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Helsi (2010) menyatakan bahwa pertumbuhan aktiva dan

profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan struktur

aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan kepemilikan manajerial

tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Menurut Seftianne dan Ratih

(2011) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

dengan variabel profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, resiko bisnis,

(11)

Hasilnya adalah ukuran perusahaan berpengaruh positif, growth opportunity berpengaruh negatif, sedangkan variabel yang lain tidak

terbuakti berpengaruh terhadap struktur modal.

Joni dan Lina (2010) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi

struktur modal dengan variabel pertumbuhan akitva, ukuran perusahaan,

profitabilitas, risiko bisnis, dividen, dan struktur aktiva menyatakan hasil

penelitiannya bahwa variabel pertumbuhan aktiva dan struktur aktiva

mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal, ukuran perusahaan

tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal, profitabilitas memiliki

pengaruh negatif terhadap struktur modal, risiko bisnis dan dividen tidak

memiliki pengaruh terhadap struktur modal.

Peneliti Seftianne dan Handayani (2011) meneliti faktor-faktor

yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan publik sektor

manufaktur dengan hasil penelitian growth opportunity dan ukuran

perusahaan mempengaruhi struktur modal. Profitabilitas, likuiditas, risiko

bisnis, kepemilikan managerial, dan struktur aktiva tidak mempengaruhi

struktur modal. Hapsari (2010) meneliti analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008 (studi kasus pada sektor

automotive and allied product), dengan hasil penelitian variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal adalah pertumbuhan assets dan

kemmapuan laba sedangkan variabel ukuran perusahaan dan risiko bisnis

(12)

Firnanti (2011), menguji faktor-faktor yang mempengaruhi

struktur modal perusahaan manufaktur di Bursa Efeke Indonesia dengan

hasil penelitian variabel ukuran perusahaan, risiko bisnis tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal, variabel

profitabilitas mempunyai pengaruh yang negatif signifikan terhadap

struktur modal, variabel time interest earned dan pertumbuhan aktiva mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian Finky (2013), dengan judul faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal pada industri property dan realestate yang

terdaftar di BEI periode 2008-2011, hasilnya variabel size, growth, dan assets structure berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, sedangkan variabel profitabillity dan liquidity berpengaruh negatif

signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2012), menyatakan

bahwa variabel struktur aktiva, profitabilitas, dan ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan variabel

pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Karakteristik perusahaan yang diduga berpengaruh terhadap

struktur modal antara lain: ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas,

struktur aktiva, price earning ratio, dan pertumbuhan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel likuiditas, profitabilitas, dan

struktur aktiva berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap

(13)

perusahaan berpengaruh secara positif terhadap struktur modal. Variabel

yang lain, yaitu price earning ratio tidak terbukti berpengaruh terhadap

struktur modal.

2.6. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini untuk menguji pengaruh struktur aktiva, pertumbuhan

aktiva, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal.

Kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagi berikut :

H1 ( +)

H2 ( +)

H3 (-)

H4 (+)

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

2.7. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan gambar 2.1 dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang diduga dapat mempengaruhi struktur modal pada perusahaan

farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2013

adalah struktur aktiva, pertumbuhan aktiva, profitabilitas, dan ukuran

perusahaan.

STRUKTUR AKTIVA

PERTUMBUHAN AKTIVA

PROFITABILITAS

STRUKTUR MODAL

(14)

2.7.1.Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal

Menurut teori yang dikemukakan Sartono (2010) dalam

Nugraha (2012) menyatakan bahwa “Perusahaan yang memiliki aset

tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah

besar, hal ini disebabkan karena dari skalanya perusahaan besar akan

mudah mendapatkan akses kesumber dana dibandingkan dengan

perusahaan kecil. Kemudian besarnya aset tetap dapat dignakan

sebagai jaminan hutang perusahaan”. Pemilihan jenis aset oleh suatu

perusahaan akan mempengaruhi struktur modal perusahaan tersebut.

Proporsi aktiva yang lebih besar akan mendorong pemberi pinjaman

untuk memberikan pinjaman yang berarti perusahaan akan

mempunyai tingkat laverage yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan

penelitian Kartika (2009) dan Nugraha (2012) yang menyatakan

struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal.

H1 : struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur

modal.

2.7.2.Pengaruh pertumbuhan aktiva terhadap struktur modal

Pertumbuhan aktiva merupakan perubahan peningkatan

ataupun penurunan suatu aset (total aktiva) yang diperoleh

perusahaan setiap waktu. Pertumbuhan aktiva dapat diukur sebagai

menghitung perubahan aktiva pada tahun tertentu terhadap tahun

(15)

harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal daripada

perusahaan yang lambat pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan

suatu perusahaan yang berada dalam industri yang mempunyai laju

pertumbuhan yang tinggi harus menyediakan modal yang cukup

untuk membelanjai kebutuhan perusahaan. Hal ini sesuai dengan

penelitian Nugraha (2012) dan Kartika (2009) yang menyatakan

bahwa pertumbuhan aktiva berpengaruh positif terhadap struktur

modal.

H2 : pertumbuhan aktiva berpengaruh positif terhadap

struktur modal.

2.7.3.Pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk

memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva

maupun modal sendiri. Penambahan modal asing atau modal sendiri

tentunya akan mempunyai dampak bagi profitabilitas modal sendiri

tersebut. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan menggunakan

hutang yang lebih kecil karena perusahaan mampu menyediakan

dana yang cukup melalui laba ditahan, selain itu karena pembayaran

bunga merupakan pengurangan pajak maka semakin tinggi tingkat

pajak perusahaan semakin besar laverage perusahaan.

Menurut Myers dan Majluf (1984) dalam Dianae (2008)

terdapat hubungan negatif antara profitabilitas dengan hutang. Sesuai

(16)

menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap

struktur modal.

H3 : profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

2.7.4.Pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal

Perusahaan dengan ukuran atau skala besar akan dapat

mengahasilkan produk dengan tingkat biaya yang rendah. Di

samping itu perusahaan dengan ukuran yang besar akan lebih

mempunyai kemungkinan untuk memenangkan persaingan dalam

bisinis, sebagaimana yang diungkapkan oleh Harianto dan Sudomo

(1998) dalam Nugraha (2012) berikut ini : perusahaan besar

mempunyai pengendalian dan tingkat daya saing yang tinggi

dibandingkan dengan perusahaan kecil, sehingga bisa di bandingkan

dengan perlindungan terhadap resiko ekonomis. Menurut Smith dan

Warner (1979) dalam Bram (2008), perusahaan besar dapat

membiayai investasinya dengan mudah lewat pasar modal karen

kecilnya informasi asimetri yang terjadi. Investor dapat memperoleh

lebih banyak informasi dari perusahaan besar jika dibandingkan

dengan perusahaan kecil. Jadi, dengan diperolehnya dana lewat pasar

modal menjadikan proporsi hutang menjadi semakin kecil dalam

struktur modalnya. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kartika (2009) dan Dianae (2008) yang menyatakan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur

(17)

H4 : ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur

modal.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikembangkan dan

digambarkan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal.

H2 : Pertumbuhan aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal.

H3 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Kemajuan teknologi terutama pada bidang teknologi informasi pada satu dasawarsa terakhir ini telah berubah dengan cepat dimana komputer pada beberapa dasawarsa yang lalu hanya

Pola pengajaran materi ilmu kehidupan (Iptek dan Keahlian) memiliki kesamaan dengan tsaqafah Islam sebagaimana digambarkan pada Tabel Struktur Kurikulum dan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat dari bakteri hidrolitik yang berpatogenitas rendah sampai non-patogen dari sampel limbah biomedik cair Puskesmas

Setelah proses feed forwarddan backpropagation memenuhi kondisi yang ditentukan yaitu epoh < maksimum epoh dan MSE > target error, maka pembelajaran dengan

Pokja Barang/Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya akan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit

yang dikaji dalam penelitian ini yaitu: “Apakah ada hubungan antara kualitas pelayanan perawat dalam pemberian asuhan keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat

Kesimpulan dari hasil penelitian penjadwalan mata kuliah menggunakan algoritma tabu search dalam pewarnaan simpul graf yaitu tidak ada jadwal mata kuliah, jadwal dosen,

untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman yang.. dusulkan setiap tahunnya dan dijabarkan oleh matriks di bawah