• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Desain Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan data peneliti menggunakan metode etnomusikologi, studi kasus dan performance studies. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena mengutamakan deskripsi.

Dalam penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan metode etnomusikologi. Etnornusikologi adalah studi tentang musik di dalam konteks kebudayaan (Merriam 1964). Peneliti menggunakan metode ini untuk mendapatkan data tentang budaya setempat, etnik, dan musiknya (musik dan fungsinya dalam masyarakat).

Metode studi kasus digunakan dalam rangka mendapatkan bukti atau data yang diperlukan karena Rarak Godang itu merupakan kasus dalam olahraga yang pada umumnya musik Rarak Godang digunakan untuk acara helat perkawinan, do’a padang, sunat rasul (khitanan), ritual ibu hamil 7 bulanan, penyambutan tamu, dan lainnya. Kasus inilah yang menjadi daya tarik peneliti untuk meneliti Fungsi Dan Makna Rarak Godang Pada Acara Pacu Jalur Di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.

(2)

Untuk mengamati dan menganalisis data - data diperlukan ilmu yg dalam perkembangan sekarang di sebut performance studies. performance studies adalah sebuah disiplin (ilmu) yang relatif baru, yang dalam pendekatan saintifiknya berdasar kepada interdisiplin atau multidisiplin ilmu, yaitu mempertemukan antara lain antropologi, etnomusikologi, sejarah, dan lainnya. Sasaran dalam performance studies tidak terbatas kepada pertunjukan yang dilakukan di atas panggung saja, tetapi juga yang terjadi di luar panggung, seperti olah raga, permainan, upacara, dan lainnya (Richard Schechner 2002). Hal ini berkaitan dengan penelitian peneliti yang meneliti tentang Fungsi Dan Makna Rarak Godang Dalam Acara Pacu Jalur Di Kabupaten Kuantan Singingi yang pertunjukan raraknya dilakukan di luar panggung yakni di dalam acara olah raga mendayung sampan (Pacu Jalur).

Skema 1

(3)

performance studies sangat membantu dalam membahas keberadan musik Rarak Godang pada acara Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi. Dapat dilihat dari berbagai dimensi yakni dimensi sosial, politik, ekonomi dan budaya. Membantu karena dalam berbagai dimensi yang melatar belakangi pertumbuhan dan perkembangan Rarak Godang akan dapat diungkapkan secara jelas. Dimensi sosial, ekonomi politik dan budaya yang melatarbelakangi pertumbuhan dan perkembangan musik Rarak Godang perlu dikaji melalui konsep antropologi dan sosiologi dengan menggunakan data kualitatif yang dapat menggunakan partisipasi langsung kepada objek penelitian untuk mendapatkan data yang lengkap.

Data yang terkumpul kemudian diolah untuk dapat memperoleh kekuatan sumber data, penganalisaan dilakukan dengan memakai pendekatan berbagai disiplin ilmu dalam kaitannya dengan peristiwa sosial budaya masyarakat.

Kehadiran seni pertunjukan Rarak Godang dalam pelaksanaan Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau, ada dua aspek yang terpisah namun tetap terkait dari suatu seni pertunjukan. Di dalam kedua aspek tersebut yaitu elemen atau komponen yang dapat diobservasi dan dipersepsi oleh seseorang untuk dapat memahami elemen – elemen tersebut dapat terbentuk secara bertahap dengan praktek – praktek. Hal ini

(4)

akan semakin mudah diwujudkan jika ciri – ciri yang ada didalamnya dapat ditunjukkan kemampuan yang diperlukan pada tingkat yang paling dasar, ini adalah kemampuan untuk:

1) Melihat perbedaan – perbedaan diantara gerakan – gerakan dan antara elemen – elemen yang lain.

2) Menggambarkan ciri – cirinya, dan 3) Memberikan penamaan.

Kemampuan untuk dapat mengenali elemen – elemen tersebut membutuhkan suatu formasi konsep dan konsep tersebut hanya dapat terwujud jika kata – kata yang membentuk konsep tersebut dapat digunakan dalam tahapan – tahapan seni pertunjukan tersebut. Konsep – konsep ini yang akan menjadi dasar dalam analisis seni pertunjukan, akan diturunkan dan dari komponen seni pertunjukan dan pementasannya.

Dalam sebuah seni pertunjukan komponen – komponen yang diamati dapat dikelompokkan kedalam empat kategori besar meliputi, movement (gerakan), dancers (penari/pelaku), visual setting (penataan visual), (Adshed, 1987 : 22)

Artinya, dalam tarian memiliki gerakan beberbentuk tertentu serta dalam ruang dan waktu, namun dalam musik yang menarik dan penting adalah jenis gerakan apa yang khas dan bagaimana gerakan itu dipola dalam ruang dan waktu dalam menghasilkan style (gaya) disaat

(5)

memainkan instrumennya yang berbeda dari seorang koreografer tari atau suatu genre tari. Setiap genre tari dan setiap gayanya menggunakan beberapa gerakan tubuh yang terdiri dari gerakan tangan, ayunan tolehan dan sebagainya, sama juga yang terdapat dalam musik dimana Gerakan – gerakan tersebut kemudian dikombinasikan dengan gerakan langkah, lari, lompat dan sebagainya, sehingga tampak berjalan. Dalam genre ini, gaya – gaya tari yang berbeda melakukan ranah gerakan yang berbeda. Sedangkan dalam musik pemain menggunakan gaya – gaya ini dengan caranya sendiri, yaitu dengan cara menghasilkan gaya koreografer dan pementasan tersendiri (Adshed, 1987 : 22).

Untuk elemen kedua, dancers (penari/pelaku), Artinya, faktor – faktor yang menghubungkan para pelaku dalam sebuah tarian mungkin signifikan secara khusus pada tatanan tertentu, dan didalam musik adalah pencatatan usia, jenis kelamin, ukuran, jumlah dan perannya merupakan bagian dari perhatian dan penggambaran komponen.

Elemen kedua dalam musik dapat pula diartikan faktor-faktor yang menghubungkan para pelaku musik Rarak Godang secara signifikan secara khusus sebagai musik tradisi yang terpilih dari musik tradisi lainnya sebagai fungsinya dalam mengiringi selama acara pacu jalur berlangsung, tentang elemen ketiga, visual setting Artinya, setting visual (penataan visual) dari suatu tari mencakup wilayah pementasan kostum

(6)

atau pakaian, segala jenis dan pecahannya dan didalam musik, visual setting (penataan visual) Adshead (1987:30) dapat pula diartikan sebagai berikut: yaitu yang mencakup wilayah pementasan kostum atau pakaian, dan segala jenis dan pencahayaan seperti pemain Rarak Godang Godang dapat menggunakan segala bentuk busana adat seperti teluk belanga, pakaian adat yang biasa dipakai oleh ninik-ninik mamak dan pencahayaan dilakukan pada waktu pementasan yang dilakukan pada malam hari.

Sedangkan untuk elemen keempat, aural element (elemen aural) Artinya, tarian biasanya diiringi dengan bunyi, bunyi tersebut bisa berupa bunyi-bunyian yang tak beraturan, kata-kata, nyanyian, atau musik instrumental dalam suatu ranah yang luas dari style musik. Bunyi itu mungkin diciptakan secara kolaborasi dengan tari, atau memang khusus untuk tarian itu, atau juga bersamaan secara kebetulan atau mungkin keberadaan musiknya mendahului keberadaan tari, dalam musik elemen keempat ini adalah fungsi dan makna dari bunyi Rarak Godang itu dalam pertunjukan pada acara pacu jalur.

Keempat elemen ini yang dijumpai dalam buku yang berjudul Dance Analisis karya Janet Adshead tersebut sengaja digunakan sebagai acuan utama dalam menganalisis data yang telah terkumpul pada penelitian ini yang berjudul : Fungsi dan Makna Rarak Godang pada acara pacu jalur di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.

(7)

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dipilih penulis adalah Desa Sawah Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Alasan peneliti mengambil lokasi dan subjek di kampung Sawah Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau adalah :

a) Jumlah penduduk merupakan penduduk asli yang senang berkesenian khususnya musik Rarak Godang.

b) Rata – rata penduduknya bermata pencarian dengan bertani, buruh, dan pedagang dipasar wilayah kecamatan yang kemungkinan besar kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah atau badan – badan yang membidangi dibidang ini.

c) Untuk mengembangkan dan melestarikan budaya bangsa di Kabupaten Kuantan Singingi, agar tidak punah dimakan usia dan luntur akibat terpengaruh budaya – budaya modern yang masuk kewilayah ini dengan demikian lokasi di Kabupaten Kuantan Singingi menjadi pilihan bagi penulis untuk mengadakan penelitian yang dilihat dari perkembangan seni budaya dalam kehidupan masyarakat.

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menetapkan subjek penelitian yaitu : a). Seniman – seniman Rarak Godang pada acara Pacu Jalur

(8)

b). Nara sumber dari berbagai bidang yang berkaitan dengan seni pertunjukan

Rarak Godang di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.

c). Fungsi Rarak Godang di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. d). Makna dari musik Rarak Godang dalam kehidupan masyarakat di

Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.

C. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian lapangan dilakukan untuk mempemperoleh data primer, yaitu data yang bersumber berupa kata – kata dan tindakan melalui interviu langsung kepada nara sumber, untuk menjawab bagaimana ciri khas dari musik dan pertunjukan Rarak Godang dan bagai mana fungsi dan makna Rarak Godang yang dipertunjukkan pada acara Pacu Jalur Di Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

1. Teknik observasi atau pengamatan.

Melalui teknik ini, peneliti ikut berperan serta dalam pengamatan dilapangan dengan responden yang dijadikan populasi, hal ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan antara kedudukan peneliti sebagai orang luar (pengamat) dan sebagai orang yang ikut berpartisipasi

(9)

dalam lingkungan responden. Selain sambil berpartisipasi observasipun dilakukan secara terbuka, artinya diketahui oleh responden karena sebelumnya telah melakukan survey terhadap responden dan melihat kembali video pertunjukan Rarak Godang pada acara pacu jalur observasi ini penulis lakukan :

1.1.Penulis lakukan setiap tahunnya di bulan Agustus dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) secara khusus dimulai sejak tahun 2003 sampai tahun 2009, (6 kali), tetapi secara rutin adalah setiap tahunnya, bisa dikategorikan ini merupakan hal yang wajib sebagai orang Kuantan Singingi untuk menyaksikan acara pacu jalur yang diiringi oleh musik Rarak Godang.

1.2.Penulis ikut berperan bersama seniman-seniman Rarak Godang pada saat mereka latihan, yaitu di jam/waktu kosong mereka, setelah selesai mereka bekerja dari sawah atau Ladang/ kebun mereka, ini sering penulis lakukan, karena hampir setiap hari mereka mainkan musik Rarak Godang yang menjadi kegiatan rutin bagi masyarakat di Kabupaten Kuantan Singingi. Penulis sudah lakukan lebih dari 10x (sepuluh kali).

1.3.Penulis sebagai penonton dalam upacara-upacara Adat di Kabupaten Kuantan Singingi untuk melihat fungsi dan makna Rarak Godang seperti helat perkawinan, do’a padang, tari jalur

(10)

dan upacara agama, kenegaraan dalam kehidupan masyarakat di Kabupaten Kuantan Singingi juga sering penulis lakukan, sudah melebihi 10x (sepuluh kali).

1.4.Penulis selalu melihat dan menonton video tentang seni pertunjukan Rarak Godang dalam acara pacu jalur di Kabupaten Kuantan Singingi, yang dapat menggambarkan prosesi pacu jalur yang didampingi musik Rarak Godang, di video ini akan terlihat fungsi dan makna musik Rarak Godang bagi masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau, menonton video ini paling sering penulis lakukan secara rutin penulis lakukan sejak Agustus 2009, dalam waktu satu minggu penulis lakukan 2x (dua kali) sampai sekarang ini.

2. Teknik wawancara

Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada instrumen yang telah disusun (pedoman wawancara), berupa rangkaian pertanyaan yang tidak berstruktur yang dapat dikembangkan untuk sesama warga masyarakat. Sehingga diperoleh data atau informasi yang valid dan akurat. Selain lembar pertanyaan bagian pedoman wawancara. Peneliti juga menggunakan kamera digital dan tape recorder sebagai alat bantu, dalam hal ini penulis telah menyiapkan rangkaian pertanyaan kepada narasumber untuk menjawab yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini kemudian peneliti menggunakan kamera digital untuk memfoto peristiwa

(11)

wawancara. Dalam pengumpulan data, pertanyaan tersebut terlampir di lampiran.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen yang terkait dengan masalah penelitian, menurut Guba dan Liacoln dalam Alwasilah (200:156) menyatakan bahwa :

1) Dokumen merupakan sumber informasi yang lestari, sekalipun dokumen tidak lagi berlaku

2) Dokumen merupakan sumber bukti yang dapat dijadikan dasar untuk mempertahankan diri terhadap tuduhan atau kekeliruan interprestasi 3) Dokumen itu merupakan sumber data yang relatif mudah dan murah

dan terkadang dapat diperoleh dengan cuma-cuma

4) Dokumen merupakan sumber data yang non relatif dan alami

5) Dokumen berperan sebagai sumber pelengkap dan memperkaya bagi informasi yang diperoleh lewat intervieu atau observasi.

2. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul dalam penelitian lapangan diolah untuk dapat memperoleh kekuatan sumber data. Penganalisaannya dipakai dengan memakai pendekatan berbagai disiplin ilmu dalam kaitannya dengan sosial dan budaya masyarakat. Multidisiplin ilmu yang dipakai dalam penelitian ini adalah Antropologi, etnomusikologi, sejarah,

(12)

sosiologi, dan lainnya. Multidisiplin ilmu bermanfaat untuk mengamati dan menganalisis data - data yang diperlukan dalam penelitian kualitatif ini. Teknik pengumpulan data yang peneliti pakai dalam penelitian ini dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi langsung terhadap subjek penelitian, yaitu kepada seniman – seniman rarak godang, para pujangga, anak pacu, tukang onjai, tukang concang, tukang timbo, tukang tari, dan para tokoh masyarakat yang ada di desa sawah kabupaten kuantan singingi. Untuk mendapatkan data tentang budaya setempat, etnik, musik dan fungsinya dalam masyarakat (etnomusikologi) peneliti juga menggunakan cara observasi untuk mendapatkan data – datanya.

Wawancara dilakukan lansung oleh peneliti dengan narasumber. Narasumber yang peneliti wawancarai berasal dari berbagai bidang termasuk para seniman – seniman rarak. Untuk mendapatkan data yang akurat peneliti langsung berinteraksi dengan para narasumber. pengumpulan data metode studi kasus juga menggunakan teknik wawancara. Teknik wawancara ini digunakan dalam rangka mendapatkan bukti atau data yang diperlukan karena Rarak Godang itu merupakan kasus dalam olahraga. Kasus dalam olahraga karena musik Rarak Godang ini pada umumnya digunakan untuk acara helat perkawinan, do’a padang, sunat rasul (khitanan), ritual ibu hamil 7 bulanan, penyambutan tamu, dan lainnya. Kasus inilah yang menjadi daya tarik peneliti untuk meneliti

(13)

fungsi dan makna Rarak Godang pada acara Pacu Jalur pada masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Dalam teknik analisis ciri khas musik Rarak Godang juga menggunakan teknik wawancara. Analisis data juga dilakukan dengan studi dokumentasi, yaitu dengan mempelajari dokumen – dokumen yg terkait dengan masalah penelitian.

Dalam pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian peneliti menggukanan triangulasi. Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang diteliti. Penelitian ini menggunakan triangulasi dengan sumber.

Skema 2 Triangulasi

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton 1987: 331). Hal ini dapat di capai oleh peneliti dengan jalan: 1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, 2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, 3) membandingkan apa yang dikatakan orang – orang tentang

(14)

situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, 4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan orang pemerintahan, 5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Setelah hal di atas di capai maka peneliti melakukan validitasi data dengan cara menunjukkan hasil penelitian kepada beberapa narasumber yang mengetahui dan memahami tentang Rarak Godang pada acara pacu jalur di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.

Selain itu, untuk menganalisis data komponen – komponen seni pertunjukan yang telah terkumpul pada penelitian ini yang dijadikan sebagai acuan untuk menganalisis pembahasan dalam penelitian ini peneliti menggunakan konsep Janed Adshed (1987 : 22) yang dirangkum dalam pernyataan berikut:

The compenents which are observable in a dance can be grauped under major categories comcerning the movements the dancers, the visual setting and the aural elements.

Karya Janet Adshead yang dijumpai dalam buku yang berjudul Dance Analisis sengaja digunakan sebagai acuan utama dalam menganalisis data yang telah terkumpul pada penelitian ini yang berjudul : Fungsi dan makna Rarak Godang pada acara pacu jalur di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.

Referensi

Dokumen terkait

Baris ini berisi tombol workspace (workspace switcher), menu dan aplikasi lainnya. 2) Toolbar Document, berisi tombol-tombol yang digunakan untu menampilkan

tuliskanlah titik sampel untuk semua urutan tuliskanlah titik sampel untuk semua urutan yang mungkin mendapatkan peci tersebut dan yang mungkin mendapatkan peci tersebut dan

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka ketentuan lain yang berkaitan dengan Retribusi Tanda Daftar Perusahaan di Kabupaten Kuantan Singingi yang bertentangan dengan

Dalam rangka pemilihan Umum anggota DPR, DPD, DPRD tahun 2014 di Provinsi Kepulauan Riau melalui DKPP telah dilaporkan dan disampaikan aduan terhadap dugaan

Hasil penelitian yang dilakukan Kusumawati (2010) yaitu potensi pasar coklat praline sebesar 69,35% responden menyetujui coklat praline dijadikan oleh-oleh khas

Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa rancangan media Company Profile berbentuk booklet yang diharapkan dapat menyampaikan pesan informasi dan

Penentuan pengaruh waktu penyinaran UV terhadap aktivitas fotokatalis TiO 2 dilakukan dengan menggunakan limbah cair tapioka yang dikondisikan pada pH

Gula secara alami di dalam bahan pangan biasanya tidak cukup tinggi untuk menghasilkan kadar etanol yang memenuhi syarat mutu wine, sehingga perlu ditambahkan dari