• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

629

KAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS SALAK HIBRIDA (Salacca edulis) di LAHAN ULTISOL BINTAN TIMUR

Emi Sari Ritonga, Parlin H, Sinaga dan Umar

Balai Pengkajian Teknlogi Pertanian Riau

Jl. Kaharuddin Nasution 346, km 10. Pekanbaru. Telp. 0761-674206 Email : bptp_riau@yahoo.com.au

ABSTRACT

The research was conducted at Sei Lekop Vilage Bintan Timur Sub District Kepulauan Riau Province from 2006 – 2008 to obtained the adaptaion of sallaca varieties to environman, used Randomized Block Design with 11 varieties as treatment and 4 replication. The sallaca varieties were MWR (Salak Merah ), PH-MW ,SB-PH-1,7, KRK-PH-9,7, GJ-MW, 12, SB-GD-005 (salak Balai), GD-JW (Bojonegoro), SBNN-003 (Salak Bali), Lokal Bintan, Sidempuan Merah. The result showed that SBNN-003 dan 12 gives the best growth than Bintan loccaly sallaca and GD-JW in leafs numbers that are 1,3-1,5 leaves

Keyword: adaptasi, salak hibrida, ultisol

PENDAHULUAN

Salak Salacca edulis (Reinw, ) merupakan tanaman asli Indonesia, yang terseber di beberapa daerah: Sumatera Utara, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Madura, dan Sulawesi Selatan. Tanaman salak termasuk famili palmae serumpun dengan kelapa, kelapa sawit, aren dan palem. Tanaman salak merupakan tanaman tahunan yang tumbuh merumpun dan dapat hidup bertahun-tahun, sehingga ketinggian dapat mencapai antara 1,5 – 8 meter, tergantung pada jenisnya, berbatang sangat pendek dan hampir tidak kelihatan karena tertutup pelepah daun yag berduri dan tersusun rapat, dan seluruh permukaan tanaman di tutupi oleh duri-duri yang tajam. Dari batang yang berduri itu, akan tumbuh tunas baru yang dapat menjadi anakan atau tunas bunga buah salak dalam jumlah yang banyak Berdasarkan variasi genetik dalam pembungaan, tanaman salak dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu, tanaman berumah satu ( monoceous ): ditandai bunga jantan dan betina pada satu pohon; tanaman berumah dua ( dioceous ) yang ditandai terpisahnya bunga jantan dan betina pada pohon yang berbeda ( Rukmana, 1999).

Provinsi Kepulaun Riau termasuk daerah penyebaran salak yang dikenal dengan Salak Bintan. Terdapat lebih dari 200 ha kebun salak yang tersebar di tiga Kabupaten , yaitu Kabupaten Lingga, Bintan Timur, dan Bitan Utara. Luas kebun salak tersebut diperkirakan akan terus bertambah karena tingginya minat petani untuk budidaya salak, seiring dengan pertambahan jumlah pnduduk. Minat petani untuk bertanam salak didorong oleh prospektif pasar, dimana Pulau Bintan merupakan kawasan wisata, dekat dengan kota Batam, Singapura dan Malaysia.

(2)

630

ditunjukkan dengan tingginya jumlah pesanan yang tidak terlayani oleh pekebun. Bahkan pada saat panen besar buah salak, tidak terjadi kelebihan produksi yang menyebabkan buah salak kehilangan harga. Tingginya permintaan akan buah salak Bintan karena cita rasanya yang mirip Salak Pondoh, yaitu manis meskipun masih muda. Namun demikian, Salak Bintan masih memiliki kekurangan yaitu produktivitas rendah, buah kecil, daging buah tipis dan agak liat, kadar air rendah, dan terdapat variasi dalam populasi.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa seleksi tidak langsung kurang efesien dari pada seleksi langsung kecuali jika karakter primer mempunyai heretabilitas ( daya waris ) yang lebih tinggi dari pada karakter sekunder. Teknik ini telah diterapkan oleh Daninihardja (1987) dalam upaya mempersingkat daur pemuliaan tanaman karet, Astika (1991) pada tanaman tea, dan alnopri (1993) pada tanaman kopi. Analisis dialil persilangan-persilangan antar varietas salak Bali dengan salak Pondoh menunjukkan bahwa Pondoh Hitam, dapat berperan sebagai tetua penggabung umum terbaik pada sifat kandugan tannin atau cita rasa sepat buah dan Bali Gondok sebagai penggabung umum terbaik sifat tebal daging buah ( Purnomo, 1994). Artinya persilangan-persilangan yang melibatkan tetua-tetua di atas akan diperoleh hibrid vigor yang penampilannya lebih baik dari pada kedua tetuanya .

Dengan kurangnya karakter unggul pada salak Bintan mendorong Dinas Pertanian dan Peternakan kabupaten Bintan Timur, BPTP Riau dan Balai Penelitian Tanaman Buah Solok untuk mengembangkan salak hibrida yang dapat mengatasi segala kelemahan Salak Bintan tersebut. Untuk mengujian digunakan sembilan jenis varietas salak yang terdiri dari enam varietas salak hibrida dan lima pembanding dari jenis lokal/indigenous Sumatra, Jawa, dan Balai yang bertempat Tanjung Pinang Kepulauan Riau. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh jenis salak hibrida yang sesuai dengan jenis tanah, agroklimat, dan preferensi masyarakat sehingga kebutuhan pasar dapat terpenuhi.

BAHAN DAN METODA

Kegiatan dilaksanakan di Kelurahan Sei Lekop Kecamatan Bintan Timur Provinsi Kepulaun Riau pada Ketinggian tempat 350 m dari permukaan laut (dpl), lahan kering, tanah PMK dengan karakteristik liat berpasir dan PH 4,5 – 5,5. Curah hujan di lokasi penelitian 240 mm/bulan ,jumlah hari hujan 2 – 23 hari/bulan. Suhu uadara berkisar 21,60 C – 33,60 C dengan kelembaban udara 86 % - 91 %. Penel;itian dilaksanakan pada tahun 2006 - 2008.Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 11 perlakuan dan empat kali ulangan . Unit percobaan terdiri dari 11 tanaman yang semuanya merupakan sampel. Dari 11 jenis salak yang diuji, enam diantaranya adalah varietas hibrida, varietas indigeneus Bojonegoro (Jawa

(3)

631

varietas lokal Salak Bintan sebagai kontrol. Selengkapnya adalah sebagai berikut : 1. MWR ( Salak Mawar ) 2. PH-MW 3. SB-PH-1,7 4. KRK-PH-9,7 5. GJ-MW 6. 12 7. SB-GD-005 ( Salak Bali ) 8 GD-JW ( Bojonegoro ) 9 SBNN-003 ( Salak Bali ) 10 Lokal Bintan 11.Sidempuan Merah

Sebelum dianalisis varians, data-data yang diperoleh harus memenuhi asumsi kenormalan. Data-data tersebut diuji kehomogenan ragamnya menurut uji Barlett ( Gasperrsz, 1991 ).

Data yang tidak memenuhi asumsi normalistas ditraspormasika ke bentuk √ Y + ½. Untuk pengamatan yang bersifat kualitatif seperti kepadatan koloni duri, warna buah, kekompakan daging buah dengan biji, kekompakan kulit dengan daging buah,rasa, aroma , tekstur dan kegemaran di beri skor yang dimulai dari angka satu. Angka tertinggi menunjukkan nilai yang paling diharapkan. Data data tersebut ditranspormasikan terlebih dahulu ke √Y + ½ sebelum dianalisis variansnya. Uji beda jarak nyata Ducan 5 % digunakan untuk membantu melihat perbedaan hasil pengamatan masing-masing calon varietas.

Bahan dan alat untuk penelitian adalah salak MWR, PH-MW, SB-PH-1,7, KRK-PH-9,7, GJ-MW, 12, SB-GD-JW, SBNN-003, Sidempuan Merah,Salak Bintan, pupuk kandang, pupuk NPK, Ponska, Power Nutrition, Hormonik, ZA, Urea, TSP,KCL, Dolomit Sedangkan alat yang diperlukan adalah gunting, parang, dodos dan sprayer.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 .Rata – rata tinggi, pertambahan tinggi tanaman dan jumlah pelepah salak perbulan selama tahun

No Vairietas Jum lah tana man Tinggi Tanam an (cm) Pertam bahan tinggi tana man (cm/ bulan) Per tam bahan pele pah (buah/ bulan) Tingkat Serangan OPT(%) Hama Penyak it 1 MWR 259 242,4 6,3 1,5 0,0 4,6 2 PH-MW 236 258,9 7,3 1,3 0,0 0,0 3 SB-PH-1.7 203 276,8 5,5 1,4 0,0 0,0 4 KRK-PH-97 175 207,7 5,1 1,5 5,6 5,6 5 GJ-MW 233 270,7 8,0 1,4 10,5 12,5 6 SB-GD-005 187 237,1 6,1 1,5 8,0 10,7

(4)

632 7 D-JW 206 256,3 8,6 1,4 8,3 11,2 8 SBNN-003 37 67,2 0,5 0,4 27,3 25,6 9 12 2 53,1 0,2 0,3 50,0 50,0 10 Sidempuan Merah 50 323,8 12,3 1,0 0,0 0.0 11 Bintan 40 226,6 5,2 1,1 10,0 10,0 Jumlah 1628

Tabel 1 menunjukkan bahwa MWR, PH-MW, SB-PH-1,7 dan Sidempuan Merah tahan terhadap serangan hama pemakan daun maupun penggerek buah. Serangan penyakit bercak coklat maupun jamur busuk buah tidak ditemukan pada jenis PH-MW dan SB-PH-1,7. Galur 12 merupakan galur paling tidak tahan terhadap serangan hama dan penyakit . Pertambahan tinggi tanaman dan jumlah pelepah paling kecil dihasilkan oleh SBNN-003 dan 12. Hal tersebut menunjukkan ketidak sesuaian galur tersebut terhadap lingkungan tumbuh, biotik maupun abiotik. Galur SBNN-003 dan 12 tidak dapat menyerap unsur hara yang diberikan yang menyebabkan kondisinya cukup lemah sehingga mudah diserang hama penyakit. Kedua galur tersebut dianggap tidak dapat beradaptasi dan oleh sebab itu, tidak termasuk kedalam materi yang dianalisis.

Pertumbuhan vegetatif yang sempurna dapat mencerminkan hasil yang optimal. Pertumbuhan vegetatif maupun hasil yang optimal adalah akibat dari perlakuan budidaya yang benar. Salah satu perlakuan budidaya yang penting pada awal penanaman adalah penentuan jarak tanam. Penentuan jarak tanam berkaitan dengan pencapaian jumlah tanaman optimal per satuan luas sehingga dapat memanfaatkan seluruh sumberdaya yang tersedia baik ruang, air, sinar matahari, dan nutrisi tanah. yang penting berhubugan dengan penentuan jarak tanam adalah lebar kanopi. Pengukuran lebar ataupun panjang kanopi, penting untuk penentuan jarak tanam yang optimal pada penanaman berikutnya maupun pertambahan jumlah anakan .

Tabel 2. Rata-rata panjang dan lebar kanopi tanaman salak pada umur,5 tahun serta jumlah anakan tanaman salak pada umur 2 tahun

Calon Varietas Panjang Kanopi

(cm) Lebar Kanopi (Cm) Jumlah Anakan *)

MWR 179,2 170,0 8 - 10 PH-MW 218,4 191,2 7 - 13 SB-PH-1,7 211,2 184,5 5 - 9 KRK-PH-97 191,5 178,9 5 - 8 GJ-MW 203,3 194,3 7 - 9 SB-GD-005 180,4 161,5 5 GD-JW 206,7 187,3 3 - 7 SBNN-003 74,0 70,0 1 12 69,8 116,5 0 - 1 Sidempuan Merah 288,6 279,1 1 - 3

(5)

633 Calon Varietas Panjang Kanopi

(cm) Lebar Kanopi (Cm) Jumlah Anakan *)

Salak Bintan 175,5 174,7 2 - 4

Catatan : *) Tanaman Berumur 2 Tahun.

Dari tabel 2 diketahui galur hibrida yang diuji memiliki tajuk yang tidak terlalu luas dan oleh karena itu dapat ditanam lebih rapat yaitu 2,5m x 2,5m atau 2,5 x 3m. Salak Sidempuan Merah harus ditanam lebih renggang, yaitu 3 x 3 m atau 3 x 3,5 m .

KESIMPULAN

1. Pertumbuhan salak hibrida yang dapat beradaptasi dengan lingkungan Tanjung Pinang lebih baik dibandingkan dengan kontrol salak lokal Bintan dan GD-JW, yang ditunjukkan dengan pertambahan jumlah pelepah yang lebih tinggi, yaitu antara 1,3 – 1,5 buah pelepah perbulan dibandingkan Salak Bintan hanya 1,1 pelepah per bulan dan Salak Sidempuan 1,0 pelepah perbulan .

2. Ada dua jenis galur tidak beradaptasi di tanjung Pinang yaitu, SBNN-003 dan 12. 3. Galur yang sangat digemari konsumen adalah MWR, PH-MW, SB-PH-1.7 dan

galur yang digemari adalah GJ-MW dan GD-JW. DAFTAR PUSTAKA

Astika,G.P.W.1991. Penyngkatan Daur pemuliaan dan analisis stabilitas hasil tanaman teh ( Camellia sinensis L ). Disertasi Fakultas Pasca Sarjana, Unirsitss Padjajaran Bandung. 113 .

Mogea, J. 1990. The Salak Palm Species in Indonesia. Voice of nature, 85 : 42 Nurwarhaeni ,S,D. Prihartini dan e.P. Pohan 1989. Salak. Dalam mengenal buah –

buahan Unggulan Indonesia. Penerbit Majalah pertanian Trubus. 101 – 106. Nuswamarhaeni,S,D. Priatini dan e.P.Pohan. 1989. Salak. Dalam mengenal

buah-buahan Unggul Indonesia. Penerbit Majalah Pertanian Trubus. 101 – 106. Soenarjono,H. 1988. Perkembangan salak. Dlam ilmu produksi tanaman buah-buahan.

Gambar

Tabel  1  .Rata  –  rata  tinggi,  pertambahan  tinggi  tanaman  dan  jumlah  pelepah  salak  perbulan  selama tahun
Tabel  2.  Rata-rata  panjang  dan  lebar  kanopi  tanaman    salak  pada  umur,5  tahun  serta  jumlah   anakan tanaman salak pada umur 2 tahun

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi pembebanan awal adalah kondisi pembebanan pada saat gaya prategang mulai bekerja (ditransfer pada beton) dimana pada saat tersebut beban beban yang terjadi

Para guru SMA Negeri 1 Talang Kelapa dalam hal ini dituntut untuk tidak terjadi batasan-batasan komunikasi antar paraguru agar dapat memenuhi tujuan yang telah

Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan, “jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif” yang diukur dengan jumlah

(2) Penerapan fungsi evaluasi terhadap kegiatan dakwah masjid Agung Kendal yaitu dengan mempelajari segala bentuk kegiatan dakwah yang diselenggarakan di Masjid

Karakteristik termohidrolika reaktor TRIGA berbahan bakar silinder dan TRIGA Konversi Untuk memberikan ilustrasi mengenai perbedaan karakteristik termohidrolika reaktor

Perbandingan persentase kenaikan kemampuan, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen dapat dilihat dari selisih rata-ratanya. Hasil uji perbandingan menunjukkan bahwa:

Danang

KETUA RAPAT (LASARUS. Kita memang mengundang Gubernur semua supaya kita duduk maksudnya duduk satu tempat kita. Tentu Komisi V ini kan mengundang bukan tanpa