BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan
berbagai jenis masalah yaitu jumlah ledakan penduduk yang tinggi. Hal ini
diperkuat dengan pernyataan bahwa Indonesia merupakan negara yang
jumlah penduduknya terbanyak berada di posisi keempat di dunia.
Lapangan kerja menjadi sangat sempit sehingga pengangguran
semakin bertambah, kesempatan untuk mendapatkan pendidikan
semakin sulit dan mahal (Manuaba, dkk, 2009; h. 235). Keadaan
penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Pemerintah terus berupaya menekan laju
pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana.
Sesuai dengan tuntutan program, maka program KB telah
berkembang menjadi gerakan Keluarga Berencana Nasional yang
memiliki visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas tahun 2015”.
keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju,
mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan,
bertanggungjawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Dalam paradigma baru program Keluarga Berencana ini, misinya
sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi,
sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga (Saefuddin,
Salah satu strategi pemerintah untuk mengendalikan jumlah
penduduk yaitu dengan cara meningkatkan cakupan pelayanan KB maka
pemerintah menyelenggarakan Program Jaminan Persalinan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2562/Menkes/Per/XII/2011, peraturan menteri ini mulai berlaku sejak
tanggal 1 Januari 2012. Di dalam peraturan menteri ini menyatakan
bahwa Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan
persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,
pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan
bayi baru lahir yang dilakukan oleh tenaga kesehatan difasilitas
kesehatan. Pelayanan KB pasca persalinan dilakukan hingga 42 hari
pasca persalinan. Adapun jenis pelayanan KB pasca persalinan antara
lain; Kontrasepsi Mantap (Kontap), IUD, Implant, dan Suntik. Namun
dalam penatalaksanaannya pelayanan KB mengacu kepada Pedoman
Pelayanan KB dan KIA yang diarahkan pada Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) atau Kontrasepsi Mantap (Kontap). Salah satu Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang yaitu KB IUD (Depkes, 2011).
IUD merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi non hormonal
dan termasuk alat kontrasepsi jangka panjang yang ideal dalam upaya
menjarangkan kehamilan. Keuntungan pemakaian IUD yaitu hanya
memerlukan satu kali pemasangan, tidak menimbulkan efek sistemik,
harganya ekonomis, efektifitasnya cukup tinggi dan reversibel
(Prawirohardjo, 2008; h. 558).
akseptor IUD. Salah satu keluhan yang sering timbul dari akseptor IUD
adalah tali IUD yang dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan
mengganggu hubungan seksual (Manuaba, 2010; h. 611). Selain itu
dalam melepas IUD, akseptor IUD tidak dapat melakukannya sendiri
karena dalam pencabutan/melepas IUD hanya dapat dilakukan oleh
petugas kesehatan yang terlatih (Saefuddin, 2010; h. MK-76).
Berdasarkan data dari pengkajian jumlah peserta KB IUD di
Puskesmas Baturraden I Banyumas dari bulan Januari-Desember 2011
adalah 110, dan hasil prosentase peserta KB IUD dari bulan
Januari-Desember 2011 yaitu 9,94% dari 1.106 jumlah keseluruhan peserta KB.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membuat
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Asuhan Kebidanan pada akseptor baru
KB IUD Copper T CU 380 A pada Ny. M umur 25 tahun PI AhI Ab0 di
Puskesmas Baturraden I Kabupaten Banyumas”.
B. Rumusan Masalah
“ Bagaimana asuhan kebidanan pada akseptor baru KB IUD Copper T CU
380 A pada Ny. M umur 25 tahun PI Ah I Ab 0 di Puskesmas Baturraden I
Kabupaten Banyumas ?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor
baru KB IUD Copper T Cu 380 A pada Ny. M umur 25 tahun PI A0 di
Puskesmas Baturraden I Banyumas dengan menggunakan
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada akseptor KB IUD
Copper T Cu 380 A.
b. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa dan masalah dari hasil
pengkajian pada akseptor KB IUD Copper T Cu 380 A.
c. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa potensial pada akseptor
KB IUD Copper T Cu 380 A.
d. Mahasiswa mampu menentukan tindakan segera pada akseptor KB
IUD Copper T Cu 380 A.
e. Mahasiswa mampu merencanakan asuhan kebidanan pada
akseptor KB IUD Copper T Cu 380 A.
f. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan sesuai
dengan kebutuhan pada akseptor KB IUD Copper T Cu 380 A.
g. Mahasiswa mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah
dilakukan pada akseptor KB IUD Copper T Cu 380 A.
D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran pada kasus ini ditujukan pada Ny. M dengan akseptor baru
KB IUD.
2. Tempat
Pengkajian ini dilaksanakan di Puskesmas Baturraden I Kabupaten
Banyumas.
3. Waktu
Kunjungan ulang dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2012 - 15 Juni
2012
E. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a) Bagi Institusi Pendidikan
Penulisan karya tulis ini diharapkan dapat memberikan
ketrampilan melalui bimbingan pengetahuan kepada mahasiswa
yang akan menjadi tenaga kesehatan nantinya dan dapat
meningkatkan mutu pendidikan serta menambah referensi tentang
keluarga berencana khusunya tentang KB IUD.
b) Bagi Mahasiswa
Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan baik teori maupun praktek
tentang KB IUD serta dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan yang dapat bermanfaat sebagai gambaran dan
acuan dalam menyusun KTI.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Bidan dan Tenaga Kesehatan
Hasil karya tulis ini diharapkan mampu meningkatkan standar
pelayanan yang berkualitas sesuai standar profesi dan
kewenangan bidan dalam melakukan asuhan kebidanan pada
akseptor baru KB IUD.
b) Bagi Akseptor KB IUD
Meningkatkan pengetahuan tentang alat kontrasepsi IUD dan
F. Metode Memperoleh Data
Metode dalam memperoleh data karya tulis ini yaitu dengan pendekatan 7
langkah varney : pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial,
tindakan evaluasi. Sedangkan tekhnik pengumpulan data dilakukan
dengan cara data primer dan sekunder.
1. Data Primer
a. Wawancara
Penulis mengumpulkan data dimana penulis mendapatkan
keterangan secara lisan dari seseorang sasaran penelitian atau
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut
(Notoatmodjo,2005; h.102).
Penulis di sini melakukan tanya jawab langsung terhadap pasien
dan keluarga pasien sehingga penulis dapat memperoleh data
yang akurat.
b. Observasi
Penulis melakukan aktivitas penelitian dalam rangka
mengumpulkan data yang berkaitan dengan akseptor baru KB IUD
melalui proses pengamatan langsung di lahan praktek (Taufiq,
dkk, 2007; h. 91).
Penulis melakukan observasi langsung kepada pasien pada saat
melakukan pemeriksaan dan saat pasien melakukan kunjungan
2. Data Sekunder
a. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya
barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,
penulis menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat dan catatan
harian (Taufiq, dkk, 2007; h.94)
Contohnya : penulis menggunakan data dari kartu akseptor KB
yang ada kaitannya dengan pasien.
b. Studi Pustaka
Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan penelusuran dan
penelaahan literatur. Kegiatan ini sangat diperlukan dalam
melakukan penelitian dan dianggap survey terhadap data yang
telah ada. Studi kepustakaan ini dapat digunakan sebagai sumber
untuk mencari data sekunder yang mendukung penelitian (Taufiq,
dkk, 2007; h.94).
Penulis menggunakan referensi yang berhubungan dengan KB
IUD
c. Media Elektronik
Sumber data penelitian dapat diperoleh juga melalui media
elektronika yaitu dengan membuka situs website yang
berhubungan dengan studi kasus yang dilakukan (Taufiq, dkk,
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari pendahuluan yang menguraikan latar belakang
masalah, tujuan penulisan, pembatasan kasus, metode
pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
a. Tinjauan Medis
Tinjauan medis meliputi,definisi,pemeriksaan penunjang dan
penatalaksaan medis.
b. Tinjauan asuhan kebidanan
Tinjauan asuhan kebidanan menggunakan kerangka berfikir
varney,terdiri dari 7 langkah yaitu pengkajian, interpretasi data,
diagnosa potensial dan tindakan antisipasi segera untuk
mencegahnya, penyusunan rencana, tindakan dan evaluasi.
c. Aspek hukum
Berisi landasan hukum baik undang undang maupun
kepmenkes dan standar pelayanan kebidanan yang mengatur
tugas pokok dan kompetensi bidan serta wewenang bidan
sesuai kasus yang diambil.
BAB III TINJAUAN KASUS
Terdiri dan tinjauan kasus meliputi penerapan asuhan kebidanan
pada akseptor KB IUD mulai pengkajian, interpretasi data,
diagnosa masalah atau potensial, identifikasi kebutuhan yang
kebidanan, pelaksanaan dan evaluasi serta pengembangan
dengan menggunakan SOAP.
BAB IV PEMBAHASAN
Terdiri dari pembahasan kasus meliputi pembahasan masalah
kesenjangan teori dan kenyataan pada asuhan kebidanan yang
diberikan kepada akseptor KB IUD.
BAB V PENUTUP
Berisi simpulan dan saran. Simpulan dirumuskan untuk menjawab
tujuan penulisan yang merupakan inti pembahasan sedangkan
saran merupakan tanggapan dari simpulan dan merupakan
alternatif pemecahan masalah yang realistis dan operasional.
DAFTAR PUSTAKA