• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pendidikan Islam - TITIN PRIHATININGSIH BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pendidikan Islam - TITIN PRIHATININGSIH BAB II"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pendidikan Islam

1. Pengertian Model Pendidikan Islam

Model menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:296) adalah rencana, cara, representasi atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi.

Menurut Bukharu Umar (2007: 26) pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada peserta didik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju kepribadian yang lebih baik pada hakikatnya mengarah kepada pembentukan manusia yang ideal. Manusia yang ideal adalah manusia yang sempurna akhlaknya, yang nampak dan sejalan dengan misi kerasulan nabi Muhammad saw, yaitu menyempurnakan akhlak yang baik.

Sedangkan menurut Asy-Syabany (2001:526)

(2)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model pendidikan Islam adalah bentuk atau cara yang dilakukan pendidik terhadap peserta didik untuk mengajak peserta didik agar menjadi peserta didik yang ideal sesuai dengan nilai-nilai Islam dalam bentuk kajian atau pelatihan.

2. Manfaat Model Pendidikan Islam

Adapun manfaat Model Pendidikan Islam

(https://karwapi.wordpress.com) yaitu :

a. Meningkatkan pengetahuan Peserta didik dalam bidang keagamaan b. Mempermudah peserta didik untuk mendapatkan ilmu agama Islam c. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan

peserta didik.

B. Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis)

1. Pengertian Ekstrakurikuler

(3)

sekelompok siswa, misalnya pelatihan qiroatul Qur’an, pelatihan seni musik marawis, pelatihan dakwah, dan sebagainya.

Sedangkan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan memberikan pengertian bahwa kegiatan Ekstrakurikuler adalah “Kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka,

dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dalam berbagai mata pelajaran dalam kurikulum” (Kurikulum SMK 2011, Depdikbud:6)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam tatap muka untuk menunjang realisasi kurikulum agar dapat memperluas wawasan, pengetahuan dan kemampuan peserta didik dalam menghayati apa yang telah dipelajari dalam kegiatan ekstrakurikuler.

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Ekstrakurikuler

Tujuan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah (2011 : 24) meliputi :

a. Kegiatan tersebut harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

b. Kegiatan tersebut harus dapat mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya yang positif. c. Dapat mengetahui, mengenal dan membedakan hubungan antara satu

(4)

Adapun ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler ialah berupa kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa, ketrampilan melalui hobi dan minatnya serta pengembangan sikap yang ada pada program intrakurikuler dan program kokurikuler (Suryosubroto, 2009: 228)

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler diharapkan mampu mengembangkan minat dan bakat siswa dan dapat meningkatkan beberapa aspek meliputi aspek kognitf, afektif, dan psikomotorik.

3. Asas Pelaksanaan Ekstrakurikuler

Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (Kurikulum SMK 2011, Depdikbud :7)

a. Harus dapat meningkatkan pengayaan pengetahuan siswa, baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.

b. Memberikan tempat serta mendorong penyaluran bakat dan minat siswa, sehingga siswa akan terbiasa melakukan kesibukan-kesibukan yang positif.

(5)

4. Jenis Ekstrakurikuler

Menurut Amir Daien (Suryosubroto, 2009: 228) kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu bersifat rutin dan periodik. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus seperti kajian rutin keislaman, tadarus rutin Al-Qur’an, kultum siswa dan sebagainya. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja, seperti: penerimaan anggota baru rohis, pelatihan blog dakwah, reorganisasi rohani Islam, peringatan hari besar Islam (PHBI). Ekstrakurikuler yang ada di sekolah tidak selalu ada disetiap sekolah. Hal ini menjadi kearifan lokal sekolah menyelenggarakan ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler yang ada di sekolah terdapat beberapa macam ekstrakurikuler antara lain :

a. Rohani Islam (Rohis)

b. Palang Merah Remaja (PMR) c. Hisbul Wathan/Pramuka d. Tapak Suci/Bela Diri 5. Rohani Islam

(6)

Islam menjadi ajang aktualisasi siswa untuk memperdalam dan mengembangkan wawasan keIslaman di sekolah.

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2003 :960) Rohani Islam terdiri dari dua kata yaitu : “Rohani” dan “Islam”.

Masing-masing kata mempunyai makna sebagai berikut : a. Kata Rohis mempunyai beberapa pengertian yaitu :

1) Jiwa, anugerah yang berfungsi menghidupkan, menambahkan dan membiakan. Sangat erat kaitannya dengan akal yang mengandung unsur berfikir, mempertimbangkan dan mengingatkan serta menduduki tingkat tertinggi dalam diri manusia.

2) Hati, secara bahasa bermakna bolak balik. Hati merupakan unsur yang mengandung rasa, keinginan, kehendak dan sifat yan baik seperti : pengasih, penyayang, pemaaf, lemah lembut dan sebagainya. Hati juga mengandung unsur benci, dengki, cemburu, sedih dan semacamnya.

(7)

4) Gabungan dari unsur-unsur yang abstrak (ghaib), yang mencerminkan sikap mental seseorang yang berdampak pada perilaku positif maupun perilaku negatif.

b. Islam berasal dari bahasa arab Salima dan Aslama yang artinya selamat, patuh, tunduk, dan berserah diri kepada Allah SWT. Sedangkan menurut istilah, Islam adalah agama yang diwahyukan Allah SWT, kepada Nabi Muhammad saw untuk menjadi panduan hidup bagi umat manusia, agar bahagia, sejahtera dunia dan akhirat. (Depdikbud, 2003 :960)

Sedangkan menurut Muhammad Quth bahwa Rohani adalah pusat eksistensi manusia dan menjadi titik perhatian pandangan Islam. Rohani adalah landasan, tempat sandaran eksistensi itu seluruhnya serta dengan rohani itulah seluruh alam ini saling berhubungan. Ia merupakan pemelihara kehidupan manusia dan ia merupakan penuntun pada kebenaran. (Muhammad Quth, 2003 : 56)

Sementara Islam adalah agama tauhid yaitu agama Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang mengajarkan keimanan bahwa tidak ada ilah (tuhan yang berhak di sembah) selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, itulah syari’at yang di ajarkannya.

(8)

bertakwa kepada Allah, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sebagaimana dijelaskan pada tujuan pendidikan nasional.

6. Fungsi Rohani Islam

Menurut (Kementrian Agama, 2015 : 11) kegiatan rohani Islam berfungsi sebagai wadah untuk memperdalam pengetahuan ajaran Islam serta sebagai sarana untuk mengaktualisasikan ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Agar pelajaran-ajaran agama Islam tidak hanya sampai pada kognitif saja melainkan lebih dari itu yaitu samapai afektif dan psikomotorik yang ditandai dengan praktek-praktek keagamaan seperti : sholat, puasa, zakat dan lain sebagainya yang dilakukan oleh para pelajar sesuai dengan pengalaman belajar yang telah mereka dapatkan.

Allah berfirman dalam Qs. Al-Baqarah : 148

(9)

7. Prinsip dasar Pengembangan Rohis

Dalam menyelenggarakan Rohis di sekolah seyogyanya memperhatikan prinsip-prinsip dasar (Kementrian Agama, 2015 : 11) yaitu :

a. Prinsip keyakinan/aqidah (ideologis) merupakan kualitas orang muslim terhadap kebenaran agamanya.

b. Prinsip pengetahuan (intelektual) merupakan perwujudan tingkat pemahaman seorang muslim terhadap ajaran agamanya.

c. Prinsip peribadatan (ritualistik) merupakan perwujudan tingkat kepatuhan manusia dalam menjalankan perintah atau amaliah ritual.

d. Prinsip penghayatan (exsperiensial)merupakan perwujudan tingkat penghayatan yang mendalam dalam melaksanakan perintah agama. e. Prinsip pengalaman (konsekuensial) merupakan cerminan dan keyakinan (dimensi ideologis), dan kepatuhan menjalankan perintah (dimensi ritualistik).

f. Prinsip pembiasaan (habitualistik) merupakan perwujudan tingkat pembiasaan diri di dalam mengamalkan ajaran agama secara komitmen, konsekuen, dan kontinyu.

(10)

h. Prinsip saling menghargai dan menghormati keberagamaan

(tolerance) merupakan perwujudan seorang muslim sebagai

makhluk sosial.

Rohis sebagai bagian dari kegiatan pengembangan diri, harusnya memperhatikan prinsip dasar sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, juga memperhatikan bentuk-bentuk kegiatannya memenuhi ketercapaian kompetensi sebagai berikut (Kementrian Agama, 2015: 13)

a. Memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, yang mantap.

b. Memiliki pengetahuan dan wawasan keagamaan yang luas c. Memilki kesadaran beribadah yang baik.

d. Memilki akhlak yang mulia.

e. Memilki kesadaran untuk berorganisasi.

f. Memilki kemampuan untuk mengirganisir tugas sehari-hari. g. Memilki ketrampilan berbahasa yang santun.

h. Memilki kesadaran menaati peraturan.

i. Memilki sifat toleran, humanis dan demokratis. j. Memilki ketrampilan pengelolaan diri.

8. Tujuan Rohani Islam

(11)

a. Tujuan Umum

Membantu individu guna mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagian di dunia dan di akherat. b. Tujuan Khusus

1) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.

2) Membantu individu menghadapi masalah yang di hadapinya. 3) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi

dan kondisi yang lebih baik agar tetap baik menjadi lebih baik. Sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain

C. Kader Mubaligh Muhammadiyah

1. Pengertian Kader

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2007 : 488 ) kader merupakan “orang yang diharapkan akan memegang peran yang penting dalam

pemerintahan, partai, dsb”.

(12)

2. Mubaligh Muhammadiyah

Mubaligh berasal dari kata balagho menjadi ism Fa’il yaitu Mubaligho yang artinya menyampai atau orang yang menyampaikan. Mubaligh adalah pembawa ilmu yang berkewajiban menyampaikan semua ilmu yang dimiliki.

Menurut Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi (2006: 21- 22), mubaligh adalah seorang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan serta perbuatan yang dilakukan baik secara individu atau lewat organisasi maupun lembaga.

Sedangkan Muhammadiyah adalah sebuah organisasi yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad saw, sehingga Muhammadiyah dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad saw.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Mubaligh Muhammadiyah adalah seorang yang aktif di organisasi Muhammadiyah yang menyeru kepada kebaikan dan meninggalkankemungkaran.

Dalam Qs. Al-imran :104 Allah SWT berfirman :

(13)

Artinya :

“Dan hendaklah di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.

Siapa yang memilki kemampuan (dengan ilmu dan amal) dalam menyeru pada kebajikan dan yang ma’ruf, maka ayat tersebut menjadi dasar dalam melanjutkan dakwah (kerisalahan para Nabi dan Rosul). Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang mubaligh wajib menyeru kepada kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.

3. Syarat dan ciri Mubaligh Muhammadiyah

Menurut Faizah dan Lalu Muchsin (2006 : 91) syarat Mubaligh Muhammadiyah yaitu sesuai dengan ketauladanan Nabi dalam berdakwah, dan syarat itu merupakan sifat wajib bagi Nabi dan Rosull yaitu :

a. Memiliki sifat shiddiq yang artinya benar. Benar perkataannya, benar pemikirannya, dan benar tingkah lakunya menurut Allah dan Rosul-Nya.

b. Memilki sifat amanah yang artinya terpercaya. Tugas mubaligh benar-benar di aplikasikan dalam keseharian dan tanggung jawab segala tindak-tanduknya dimata Allah dan masyarakat luas.

(14)

dan tidak luntur dalam kondisi apapun yang terpenting mampu membawa pencerahan bagi umat.

d. Memilki sifat fatonah yang artinya cerdas dan tidak jumud (beku) dalam pemahaman. Seorang mubaligh hendaknya cerdas dalam melihat dan memahami problematika (permasalahan) yang terjadi di tengah-tengah umat.

Sedangkan ciri Mubaligh Muhammadiyah menrut Lalu Muchsin dan Faizah (2006 : 99) meliputi :

a. Memahami perinip Islam yang sebenar-benarnya

b. Menghargai perbedaan dalam pemahaman yang diyakini oleh sebagian umat.

c. Lebih mengedepankan Uswatun Khasanah (ketauladanan yang baik) dalam berbagai hal ketika seruan tidak di indahkan maka mubaligh tidak memaksakan kehendaknya agar Mad’u atau umat yang hendak diluruskan (dimurnikan) untuk mengikutinya.

d. Tidak kenal menyerah dalam mencerahkan umat.

e. Senantiasa belajar dan terus belajar memahami Islam yang sebenar-benarnya agar Islam rohmatan lil alamin (Islam membagi rahmat bagi alam semesta), dapat terwujud dengan mempelajari terus menerus Al Qur’an dan As Sunnah dan tidak

(15)

4. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitiam berjudul Model Pendidikan Islam dalam Ekstrakurikuler Rohani Islam Untuk Membentuk Kade Mubaligh Muhammadiyah di SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang Tahun Ajaran 2015/2016 tidak hanya di ambil dari sumber-sumber buku, akan tetapi ada yang mengambil dari sumber-sumber penelitian terdahulu sebagai sumber rujukan. Sumber rujukan itu berupa hasil pebelitian yang di sebut Skripsi. Beberapa hasil penelitian terdahulu yang peneliti ambil rujukannya yaitu :

a. Skripsi Havidz Cahya Pratama (1006010010, UMP) Tahun 2014 yang berjudul efektifitas mengikuti ekstrakurikuler rohani Islam terhadap prestasi belajar siswa tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrakurikuler rohani Islam terhadap prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Tahun Pelajaran 2013/2014 di SMK N I Purwokerto.

(16)

Perhitungan analisis data uji prasyarat menggunakan uji validitas, relibilitas, serta uju hipotesis dengan uji-t sampel dan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukan bahwa mengikuti ekstrakurikuler rohani Islam di dapat nilai uji-t sampel 9,564<harga tabel 1,691. Dan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di dapat nilai uji-t sampel 6,153> harga t tabel 1,691.

Penelitian tersebut mempunyai kesamaan dari jenis judul yaitu mengenai Ekstrakurikuler Rohani Islam. Akan tetapi ada beberapa perbedaan dari penelitian tersebut dengan penelitian peneliti , yaitu dari jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, subjek penelitian dan pengumpulan datanya menggunakan kuesioner. Sedangkan pada penelitian peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, observasi dan wawancara.

b. Sripsi Muhammad Saeful Khaq (UMP :2015) dengan judul Efektifitas pengkaderan Taruna Melati I Ikatan Pelajar Muammadiyah Cabang Patikraja dalam membentuk karakter siswa (Studi kasus MTs Muhammadiyah Patikraja).

(17)

pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Sedangkan untuk analisis datanya menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan metode pengumpulan data triangulasi yang bersifat deduktif kualitatif dengan langkah analisis reduksi data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukan : siswa yang mengikuti Taruna Melati I Ikatan Pelajar Muhammadiyah Patikraja mengalami peningkatan sikap dan karakternya setelah mendapatkan materi tentang aqidah Islam, ibadah remaja muslim, kemuhamadiyahan, ke –IPM an, keorganisasian dan akhlak. Dibuktikan dari peningkatan 35 siswa yang shalat 5 waktu sehari meningkat menjadi 60 siswa, dari 42 siswa yang hormat dan patuh kepada orang tua dan guru meningkat menjadi 67 siswa, dari 51 siswa yang disiplin dan bertanggung jawab meningkat menjadi 54 siswa, dari 30 siswa yang bersikap jujur meningkat menjadi 32 siswa, dari 20 siswa yang memilki sifat percaya diri meningkat menjadi 53 siswa, dari 30 siswa yang memiliki kemandirian meningkat menjadi 56 siswa.

(18)

Gambar

tabel 1,691. Dan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama

Referensi

Dokumen terkait

Aspek syariah berarti dalam setiap realisasi pembiayaan kepada nasabah, bank syariah harus tetap berpedoman pada syariat Islam.Bank dalam melakukan pendekatan

Adinawan dan Sugijono, Matematika untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007), hlm.. Beberapa penelitian relevan yang dijadikan dasar rujukan dalam penelitian ini

Karakteristik substrat maupun sedimennya pada Kawasan Pantai Ujong Pancu sendiri memiliki karateristik sedimen yang didominasi oleh pasir halus dimana pada

Edukasi pada program acara Asyik Belajar Biologi dalam Mata Pelajaran. IPA

sahnya jual beli telah terpenuhi, untuk menjual kepada Pihak Kedua, yang --- berjanji dan mengikat diri untuk membeli dari Pihak Pertama: --- Sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan

[r]

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang dalam pengumpulan data penelitian hingga penafsirannya banyak menggunakan angka, Pengumpulan data dalam