• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep - UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep - UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Kemampuan Pemahaman Konsep

1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran, mengerti secara mentalmakn dan filosofinya, maksud dan implikasinya serta aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. Konsep menurut Wardhani (2008) adalah ide abstrak yang dapat digunakan atau memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan /menggolongkan sesuatu objek.

Menurut Sanjaya (2009), pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interpretasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yan sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya.

2. Indikator pemahaman konsep

Ada beberapa ciri khusus yang membedakan antara soal pemahaman konsep dengan soal untuk aspek penilaian lain. Indikator-indikator yang menunjukkan pemahaman konsep menurut Shadiq (2009) antara lain:

(2)

b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu. c. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep.

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika. e. Mengembangkan syarat perlu atau cukup suatu konsep.

f. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Indikator siswa memahami konsep matematika menurut Wardhani (2008) adalah:

a. Menyatakan ulang sebuah konsep.

b. Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya.

c. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep.

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. e. Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu konsep.

f. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu.

g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah. Berdasarkan penjabaran di atas peneliti menggunakan indikator pemahaman konsep antara lain :

a. Menyatakan ulang sebuah konsep.

b. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. c. Menerapkan konsep secara logis.

(3)

Peneliti memilih indikator tersebut karena disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

B. Pembelajaran Berbasis Masalah

1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan cara menghadapkan siswa tersebut dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Pembelajaran berbasis masalah adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya kepada siswa (Nata, 2009).

Menurut Sanjaya (Trianto, 2014) menyatakan bahwa Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah secara alamiah. 2. Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Trianto (2014) mengemukakan bahwa tahap-tahap Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagi berikut :

Tabel 2.1 Tahap-tahap Pembelajaran Berbasis Masalah Tahap

ke- Indikator Aktifitas Guru

1 Orientasi siswa pada masalah

(4)

cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

2 Mengorganisir siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk

mendefinisi dan

mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelsan dan pemecahan masalah.

4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembalajaran Berbasis Masalah

Menurut Nata (2009) pembelajaran berbasis masalah memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

a. Kelebihan pembelajaran berbasis masalah:

1) Dapat memebuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan.

(5)

3) Dapat merangsang pengembangan kemampuan berfikir secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses pembelajarannya para siswa banyak melakukan proses mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai aspek.

b. Kekurangan pembelajaran berbasis masalah:

1) Sering terjadi kesulitan dalam menemukan permasalahan yang sesuai dengan tingkat berfikir siswa.

2) Memerlukan waktu lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan model konvensional.

C. Strategi Student Teams Achievement Division (STAD)

(6)

Menurut Suyatno (2009) secara ringkas sintak pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD), yaitu a) mengajar, b) belajar dalam tim, c) tes, d) penghargaan tim.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti mengembangkan Student Teams Achievement Division (STAD) ke dalam strategi dengan langkah sebagai berikut:

a. Presentasi kelas

Disini guru perlu menekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok, dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Dengan cara ini siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberikan perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan membantu mereka mengerjakan kuis.

b. Belajar dalam kelompok

Dalam kelas siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa yang heterogen, dimana mereka mengerjakan Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang diberikan. Aturan heterogen dapat berdasarkan pada:

(7)

2) Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dan lain-lain.

Jika dalam pengerjaan Lembar Kerja Kelompok (LKK) ada kesulitan, siswa yang merasa mampu harus membantu siswa yang kesulitan. Kelompok adalah ciri yang paling penting dalam STAD. Fungsi utama dari kelompok ini adalah untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok benar-benar belajar dan lebih khusus lagi untuk mempersiapkan anggotanya agar bisa mengerjakan kuis dengan baik. Pada tiap hal, yang ditekankan adalah membuat anggota kelompok melakukan yang terbaik untuk kelompok, dan kelompok pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya.

3) Tes individu

Setiap siswa menerima satu lembar kuis, dan pada saat menyelesaikan kuis tersebut siswa dilarang bekerja sama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa selama bekerja dalam kelompok. Hasil kuis ini digunakan sebagai nilai perkembangan siswa serta digunakan sebagai nilai perkembangan kelompok

4) Penghargaan Kelompok

(8)

(a) Menghitung skor individu dan skor kelompok

Skor perkembangan individu dan skor perkembangan kelompok dihitung berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor yang didapatkan dari hasil tes dicatat oleh guru untuk dibandingkan dengan hasil prestasi sebelumnya.

(b) Menghargai Prestasi Kelompok

Ada tiga tingkat penghargaan yang dapat diberikan dalam penghargaan prestasi kelompok yaitu kelompok baik, hebat, dan super.

2. Kelebihan dan Kekurangan Student Teams Achievement Division (STAD)

Menurut Majid (2013) kelebihan dan kekurangan dari Student Teams Achievement Divisions adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan Student Teams Achievement Divisions :

1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain.

2) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan.

3) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif. 4) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.

(9)

2) Siswa yang pandai cenderung enggan apabila disatukan dengan temannya yang kurang pandai, dan yang kurang pandaipun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama-kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya.

3) Skor kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor individu.

D. Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Student Teams Achievement Division (STAD)

Pembelajaran berbasis masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran yang merupakan penggabungan pembelajaran berbasis masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division (STAD). Dalam proses pembelajaran menggunakan sintaks pembelajaran berbasis masalah dan dalam proses diskusi meggunakan strategi Student Teams Achievement Division (STAD). Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division (STAD) sebagai berikut :

Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division (STAD)

Deskripsi Kegiatan Pendahuluan :

a. Guru memberikan salam, memerintah siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran dan mengecek kehadiran siswa.

Orientasi siswa pada masalah

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(10)

Kegiatan Inti :

a. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan mengajukan permasalahan.

b. Guru membimbing siswa untuk mengamati masalah yang diberikan. Mengorganisir siswa untuk belajar

c. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok beranggotakan 4-5 siswa setiap kelompoknya dengan kemampuan siswa yang heterogen. d. Guru memberikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) kepada setiap

kelompok yang berkaitan dengan masalah yang telah diberikan sebelumnya pada lembar materi untuk dikerjakan secara berkelompok. e. Siswa mengerjakan LKK yang telah diterima secara berkelompok dan

setiap anggota harus benar-benar memahami karena nantinya akan diadakan kuis yang harus diselesaikannya secara individu.

Membimbing pengalaman individu atau kelompok

f. Guru membimbing siswa dan berperan sebagai fasilitator apabila siswa membutuhkan informasi untuk menyelesaikan masalah.

Mengembangkan dan meyajikan hasil karya

g. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk meyampaikan hasil diskusi.

h. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi dari kelompok yang sedang menyampaikan hasil diskusinya.

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

i. Guru meminta siswa untuk bersama-sama mengoreksi hasil diskusi mereka secara jujur.

j. Guru meminta setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi.

k. Guru memberikan soal kuis yang dikerjakan secara individual untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan

l. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok baik, hebat, dan super.

Penutup :

m.Guru melakukan refleksi dengan menanyakan tentang pengalaman belajar yang diperoleh dan kesulitan apa yang dialami selama pembelajaran.

n. Guru mengingatkan kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.

(11)

E. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Berbasis Masalah strategi Student Teams Achievement Division (STAD)

Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Berbasis Masalah strategi Student Teams Achievement Division (STAD) memiliki perbedaan. Berikut perbedaannya:

Tabel 2.3 Perbedaan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Berbasis Masalah strategi Student Teams Achievement Division (STAD)

No

Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Student Teams

Achievement Division (STAD)

1. Orientasi siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

Orientasi siswa pada masalah Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan strategi STAD, dan memberikan motivasi kemanfaatan materi yang diajarkan.

2. Mengorganisir siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk

mendefinisi dan

mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

Mengorganisir siswa untuk belajar Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan mengajukan permasalahan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami.

(12)

3. Membimbing pengalaman individu atau kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelsan dan pemecahan masalah.

Membimbing pengalaman individu atau kelompok

Guru berkeliling untuk membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam penyelesaian LKK.

Seluruh kelompok berdiskusi untuk memecahkan masalah dan mencari jawaban yang benar serta memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.

menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Guru meminta kelompok lain menanggapi hasil diskusi yang sedang dipresentasikan.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru meminta siswa untuk mengoreksi hasil diskusi secara bersama-sama

Guru meminta setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi yang telah dikoreksi

Guru memberikan kuis yang dikerjakan secra individu

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik.

F. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

(13)

dasar yang ada, maka indikator pada mata pelajaran matematika SMP kelas VIII semester 2 pada pokok bahasan SPLDV yang digunakan peneliti pada penelitian sebagai berikut:

Tabel 2.4 Indikator Pembelajaran

Siklus Pertemuan Indikator

I

1

2.1.1 Membuat persamaan linear dua variabel dari suatu masalah.

2.1.2 Menyelesaikan masalah yang terkait dengan PLDV.

2

2.2.1 Mengidentifikasi sistem persamaan linear dua variabel dalam berbagai bentuk dan variabel.

2.3.1 Menyelesaikan masalah yang terkait dengan sistem persamaan linear dua variabel melalui metode grafik.

II

1

2.3.2 Menyelesaikan masalah yang terkait dengan sistem persamaan linear dua variabel melalui metode substitusi.

2

2.3.3 Menyelesaikan masalah yang terkait dengan sistem persamaan linear dua variabel melalui metode eliminasi.

III

1

2.3.4 Menyelesaikan masalah yang terkait dengan sistem persamaan linear dua variabel melalui metode gabungan.

2

2.3.5 Menggunakan SPLDV dengan koefisien berbentuk pecahan dalam pemecahan masalah.

G. Penelitian Relevan

(14)

Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Sulastiono (2008), Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika kelas VII B SMP N 2 Purwanegara melalui Pembelajaran Kooperatife Tipe STAD. Adapun hasil penelitiannya adalah dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika.

Penelitian-penelitian yang disebutkan di atas adalah beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Perbedaan antara penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penelitian adalah menggabungkan beberapa variabel dari beberapa penelitian di atas, yaitu peneliti ingin meneliti tentang peningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division (STAD).

H. Kerangka Pikir

(15)

bervariasi agar dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika yaitu menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division.

Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division, pada langkah 1 mengorientasikan siswa pada masalah. Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Pada kesempatan ini guru memotivasi siswa dengan memberikan pentingnya materi pelajaran yang akan diajarkan. Selain itu guru memberikan masalah konstektual dalam dan meminta siswa mencermati masalah tersebut. Selanjutnya guru mengemukakan ide dan teori yang digunakan dalam pemecahan masalah. Pada tahap ini diharapkan siswa dapat menyatakan ulang sebuah konsep dengan bahasanya sendiri,

Pada langkah 2 mengorganisir siswa untuk belajar. Pada tahap ini guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang dengan kemampuan siswa yang heterogen. Kemudian guru mengarahkan siswa untuk segera berbagi tugas belajar dan mendorong siswa untuk berdiskusi. Tujuannya agar siswa yang pintar mau berbagi ilmunya dengan siswa yang kurang pintar. Pada tahap ini diharapkan siswa dapat menyatakan ulang sebuah konsep, dan menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis.

(16)

siswa untuk menyampaikan ide-idenya. Pada tahap ini diharapkan siswa dapat menerapkan konsep secara logis, memilih,menggunakan dan memanfaatkan prosedur tertentu, mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah, dan pada tahap ini guru mengawasi jalannya diskusi agar keadaan di kelas tetap kondusif.

Pada langkah 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya dengan menggunakan strategi presentasi. Disini guru meminta salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan meminta kelompok lain untuk menanggapi dengan memberikan pertanyaan. Siswa dilatih untuk memberikan pertanyaan agar dapat melatih keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapatnya.

(17)

I. Hipotesis Tindakan

Dari kerangka berpikir di atas, hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division (STAD), kemampuan pemahaman konsep

Gambar

Tabel 2.3
Tabel 2.4 Indikator Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

variabel lain yang dapat mempengaruhi komitmen organisasional, seperti budaya organisasi, perilaku pemimpin, komunikasi karyawan dengan perusahaan, minat terhadap

Berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga dan kualifikasi pada Paket Pengadaan dibawah ini maka ULP-Pokja Pengadaan Barang/Jasa menyusun calon pemenang sebagai

Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa tidak terjadinya fluktuasi serangga yang menonjol pada pagi dibandingkan dengan siang dan sore hari baik pada bunga mekar maupun bunga layu,

Analisis asosiasi adalah teknik data mining untuk menemukan aturan asosiatif antara suatu kombinasi item.Aturan asosiatif dari analisis pembelian di suatu pasar swalayan adalah

melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Penambahan Karet Ban Bekas Terhadap Karakteristik Aspal

[r]

Pada tahun yang sama, terjadi penarikan dana pihak ketiga US $ bank konvensional dalam jumlah besar sehingga mengakibatkan terapresiasinya mata uang ini terhadap nilai tukar mata

Manfaat laporan tersebut sangat tergantung dari nilai ketepatwaktuan pelaporan tersebut, sebaliknya laporan yang tidak tersaji tepat pada waktunya akan mengurangi nilai manfaat dari