• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI METODE PROYEK DENGAN MEDIA WAYANG BEBER PADA ANAK KELOMPOK B TK PGRI CANDIWULAN KECAMATAN MANDIRAJAKABUPATEN BANJARNEGARA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2011-2012 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI METODE PROYEK DENGAN MEDIA WAYANG BEBER PADA ANAK KELOMPOK B TK PGRI CANDIWULAN KECAMATAN MANDIRAJAKABUPATEN BANJARNEGARA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2011-2012 - repository perpustakaan"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kreativitas Anak Usia Dini

1. Pengertian Kreativitas

Kreativitas adalah salah satu hal yang sangat penting yang dimiliki anak usia dini untuk mengembangkan segala ilmu yang dimiliki pada anak usia dini. Keunikan merupakan prestasi yang sifatnya pribadi. Namun, belum tentu keunikan merupakan prestasi yang universal.

Munandar (2009: 25), mengatakan bahwa Kreativitas adalah suatu kemampuan umum menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

Pendapat lain dikemukakan oleh Suratno (2005: 24). Kreativitas merupakan aktivitas imajinasi yang mampu menghasilkan sesuatu yang original, yaitu sebuah proses perwujudan (manifestasi) dan kecerdikan dalam pencarian sesuatu yang bernilai, merupakan hasil dari pikiran yang berdaya, yaitu aktivitas yang bertujuan menghasilkan sesuatu (produk) yang baru.

Arti kreativitas menurut Hurlock (1978: 2) yaitu suatu proses adanya sesuatu yang baru, apakah itu gagasan atau benda dalam bentuk atau rangkaian yang baru dihasilkan. Penekanan pada tindakan menghasilkan daripada hasil akhir tindakan tersebut sekarang diterima sebagai inti konsep kreativitas.

(2)

Menurut Guilford (dalam Hurlock, 1978: 3) mengatakan bahwa kreativitas adalah suatu proses untuk menghasilkan sesuatu yang baru, inovatif dan orisinil yang berasal dari ide-ide dan buah pikirannya sendiri dengan tujuan untuk memperoleh kenikmatan atas kemampuan dan kualitas yang dimilikinya. Kreativitas selalu bersumber dari ide atau akalnya sendiri. Dinamakan kreativitas karena tidak ada yang menyamai atau menyeragami.

Lebih lanjut Suratno (2005: 10). mengatakan bahwa anak usia dini yang kreatif adalah anak yang pikirannya berdaya penuh dengan inisiatif dan tidak selalu bergantung pada orang lain. Anak mampu mengekspresikan pikiran dan kegiatannya dengan berdaya cipta sendiri, mampu berkarya dengan cara-cara yang original. Anak-anak yang seperti itu dapat dikatakan sebagai anak-anak yang kreatif.

Kreativitas yang dimiliki seseorang tentu berbeda dengan yang lain. Setiap kreativitas membutuhkan imajinasi. Imajinasi itulah yang menentukan bobot dari suatu kreativitas seseorang. Kreativitas yang menghasilkan benda misalkan membuat kerajinan tangan dan membuat alat musik. Kreativitas dalam bentuk tulisan yaitu cerpen, puisi, novel, dan sebagainya. Sedangkan suara dihasilkan oleh lagu atau nyanyian dan gerak dihasilkan dari tarian, sulap, bela diri, dan lain-lain.

(3)

dengan didukung kemampuan terampil yang dimilikinya.

Menurut Goldner (dalam Hurlock, 1978: 4) kreativitas adalah kegiatan otak yang teratur, komprehensif, dan imajinatif. Jadi anak lebih inovatif daripada reproduktif. Mereka memiliki berbagai tingkatan kecerdasan sebagaimana mereka memiliki berbagai tingkatan kecerdasan. Sebagian mereka mempunyai beberapa kemampuan kreatif.

Untuk meningkatan kreativitas tidak hanya dalam satu bidang saja akan tetapi peneliti hanya akan membahas tentang kreativitas menggambar. Pengertian dari kreativitas menggambar menurut Chaplin, 1989 (dalam Yeni rahmawati, 2005: 16) adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan bentuk baru dalam bentuk gambar atau dalam memecahkan masalah-masalah dengan metode-metode yang baru.

Supriadi (dalam Yeni Rahmawati, 2005: 17) mengatakan bahwa kreativitas menggambar adalah kemampuan seseorang untuk menemukan, mencipta, membuat, merancang dan memadukan suatu gambar baru atau lama menjadi kombinasi baru dengan didukung kemampuan ketrampilan yang dimilikinya.

(4)

2. Ciri – ciri Anak Kreatif

Pengertian kreativitas adalah suatu proses untuk menghasilkan sesuatu yang baru, inovatif dan orisinil yang berasal dari ide-ide dan buah pikirannya sendiri dengan tujuan untuk memperoleh kenikmatan atas kemampuan dan kualitas yang dimiliknya. Dinamakan kreativitas karena tidak ada yang menyamai dan menyeragami. Kreativitas yang dimiliki seseorang tentu berbeda dengan yang lain.

Ada beberapa ciri-ciri anak kreatif menurut Anwar dan Arsyad Ahmad (2009: 22) antara lain memiliki rasa ingin tahu yang besar, aktif dan giat bertanya serta tanggap terhadap suatu pertanyaan, selalu bersifat terbuka terhadap hal-hal baru yang berbeda, selalu ingin menemukan dan meneliti tentang sesuatu, senang pada tugas berat dan sulit, cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan, berdedikasi tinggi dan aktif dalam menjalankan tugas, memiliki cara berpikir yang fleksibel,divergen dan konvergen, mempunyai daya imajinasi dan abstraksi yang baik, memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan mandiri.

(5)

Anak yang kreatif menurut Sumanto (2005: 39) mempunyai ciri-ciri antara lain kemampuan berpikir kritis, ingin tahu, tertarik pada kegiatan atau tugas yang dirasakan sebagai tantangan, berani mengambil resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, mampu berbuat atau berkarya serta menghargai diri sendiri dan orang lain. Dalam pengembangan kreativitas sejak usia dini, peran pendidik yaitu orang tua dan guru sangatlah penting. Di sekolah guru bertugas merangsang dan membina perkembangan kognitif, afektif, psikomotorik, emosional, sosial dan kepribadian siswa. Untuk itu penuntun untuk mengembangkan kreativitas perlu diperhatikan oleh para guru dan orang tua.

(6)

Dalam pengembangan kreativitas sejak usia dini, peran pendidik yaitu orang tua dan guru sangatlah penting. Di sekolah guru bertugas merangsang dan membina perkembangan kognitif, afektif, psikomotorik, emosional, sosial, dan kepribadian siswa. Untuk itu penuntun untuk mengembangkan kreativitas berikut ini perlu diperhatikan oleh para guru dan orang tua. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri anak kreatif antara lain : mempunyai rasa ingin tahunya besar, berani mengambil resiko, ingin mencoba hal-hal yang baru dan mampu memecahkan masalah. Dari segi produk ciri-cirinya yaitu hasilnya unik, bervariasi, dan berbeda dari yang lainnya. Dari ciri-ciri tersebut maka sikap guru dan orangtua mendukungnya, bukan mengabaikannya. Dukungan dari guru dan orangtua sangat berpengaruh terhadap berkembangnya kreativitas anak.

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Kreativitas sangat terkait dengan kebebasan pribadi. Hal itu artinya seorang anak harus memiliki rasa aman dan kepercayaan yang tinggi, sebelum berkreasi. Sedangkan pondasi untuk membangun rasa aman dan kepercayaan dirinya adalah dengan kasih sayang.

(7)

psikologis. Aspek kognitif anak harus distimulasi agar memberikan berbagai alternatif respon pada setiap stimulan yang muncul. Aspek kepribadian anak distimulasi untuk mengembangkan berbagai macam potensi pribadi kreatif seperti percaya diri, keberanian, ketahanan diri, dan lain sebagainya. Pada aspek suasana psikologis (psychological athmosphere) perlu dstimulasi agar anak memiliki rasa aman, kasih sayang dan penerimaan.

Menerima anak dengan segala kekurangan dan kelebihannya akan membuat anak berani mencoba, berinisiatif dan berbuat sesuatu secara spontan. Sikap ini sangat diperlukan dalam pengembangan kreativitas. Faktor kondisis lingkungan di sekitar anak sangat berpengaruh besar dalam menumbuhkan kreativitas. Lingkungan yang sempit, pengap dan menjemukan akan terasa muram, tidak bersemangat dan akan menekan ide-ide cemerlang. Kreativitas dengan sendirinya akan mati dan tidak berkembang dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung.

(8)

Menurut Sumanto (2005: 42) ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan kreativitas anak yaitu sarana belajar dan bermain yang disediakan untuk merangsang dorongan eksperimen dan eksplorasi. Lingkungan sekolah yang nyaman yang secara langsung akan mendorong kreativitas anak. Guru yang mampu mendidik secara menarik terhadap anak didik dan memberikan motivasi dapat meningkatkan kreativitas anak. Peran masyarakat juga orang tua dapat mendukung kegiatan pendidikan di Taman Kanak-Kanak antara lain dengan menyediakan kebutuhan media atau bahan praktek seni rupa bagi putra-putrinya.

Hurlock (1978: 11) mengemukakan beberapa faktor pendorong yang dapat meningkatkan kreativitas, antara lain yaitu waktu untuk meningkatkan kreativitas anak, kesempatan anak meningkatkan kreativitas tanpa adanya gangguan orang lain, motivasi dari orang lain agar anak lebih semangat lagi untuk mengembangkan kreativitasnya, tempat yang dapat mendukung anak untuk meningkatkan kreativitas, dan lingkungan yang merangsang. Faktor yang lainnya yaitu hubungan anak orang tua yang tidak posesif yaitu orang tua yang tidak memaksakan kehendaknya kepada anak, cara mendidik anak, dan kesempatan anak untuk memperoleh pengetahuan yang luas.

(9)

Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas yaitu faktor lingkungan seperti keluarga dan sekolah. Dengan lingkungan yang kondusif akan berkembang secara maksimal sesuai dengan tahap perkembangannya

4. Unsur 4P dalam Kreativitas

Setiap orang pada dasarnya memiliki bakat kreatif dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing dalam bidang dan dalam kadar yang berbeda-beda. Yang terutama penting bagi dunia pendidikan ialah bahwa bakat tersebut dapat dan perlu dikembangkan. Sehubungan dengan pengembangan kreativitas siswa, kita perlu meninjau empat aspek dari kreativitas Munandar (2009: 45) yaitu pribadi, pendorong (press), proses, dan produk.

Dan dapat diuraikan sebagai berikut Pribadi Kreativitas Munandar (2009: 45) adalah ungkapan (ekspresi) dan keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif adalah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif. Oleh karena itu pendidik hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat siswanya (jangan mengharapkan semua melakukan atau menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama). Guru hendaknya membantu siswa menemukan bakat-bakatnya dan menghargainya.

(10)

lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung, tetapi dapat pula terhambat dalam lingkungan yang menunjang. Di dalam keluarga, di sekolah, di dalam lingkungan pekerjaan baik di dalam masyarakat harus ada penghargaan dan dukungan terhadap sikap dan perilaku kreatif individu atau kelompok individu.

Proses menurut Munandar (2009: 46) untuk meningkatkan kreativitas, anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang diperlukan. Dalam hal ini yang penting adalah memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja dengan persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan. Pertama ialah perlu proses bersibuk diri secara kreatif tanpa perlu selalu atau terlalu cepat menuntut dihasilkannya produk-produk kreatif yang bermakna. Hal tersebut akan datang dengan sendirinya dalam iklim yang menunjang, menerima, dan menghargai. Perlu diingat bahwa kurikulum sekolah yang terlalu padat sehingga tidak ada peluang untuk kegiatan kreatif, dan jenis pekerjaan yang monoton, tidak menunjang siswa untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif.

(11)

ide-ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah, Flexibility (keluwesan) yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah di luar kategori yang biasa, Originality (keaslian) yaitu kemampuan memberikan respon yang unik atau luar biasa, Elaboration (keterperincian) yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan, Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.

Seperti yang disampaikan oleh Munandar (2009: 45) unsur kreativitas dapat dilihat dari 4 segi yaitu segi pribadi, segi pendorong, segi proses dan segi produk. Kreativitas segi produk sendiri diartikan oleh Munandar (2009: 46) sebagai kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna yaitu kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, sejauh mana keduanya mendorong (press) seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif. Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri pribadi yang kreatif, dan dengan dorongan (internal maupun eksternal) untuk bersibuk diri secara kreatif, maka produk-produk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan timbul.

(12)

B. Metode Proyek dengan Media Wayang Beber di Taman Kanak - Kanak

1. Pengertian Metode Proyek bagi Anak Usia Dini

Menurut Moeslichatoen (2004: 137), metode proyek merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok. Aktivitas pengajaran dengan menggunakan metode proyek dimaksudkan untuk membantu anak mencari jalan keluar memecahkan masalah yang dihadapi yang menyibukkan pikiran mereka. Metode proyek berusaha membantu anak untuk meningkatkan aktivitas belajar, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dari orientasi tanggung jawab yang penekanannya pada guru beralih ke tekanan tanggung jawab kepada anak-anak.

(13)

perkembangan intelektual anak berpengaruh pada kualitas gambar yang dibuatnya.

Menurut Anita Yus (2011: 174), metode proyek merupakan salah satu metode pengajaran yang disarankan untuk digunakan pada pendidikan prasekolah. Metode proyek merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar kepada anak. Anak langsung dihadapkan pada persoalan sehari-hari yang menuntut anak untuk melakukan berbagai aktivitas sesuai dengan proyek yang diberikan. Dari aktivitas tersebut anak memperoleh pengalaman yang akan membentuk perilaku sebagai suatu kemampuan yang dimiliki.

(14)

Dalam penelitian ini, anak-anak dilibatkan langsung untuk melaksanakan kegiatan menggambar, yaitu untuk mengembangkan kreativitas menggambarnya melalui metodeproyek dengan media wayang beber.

Sumanto (2005: 14), mengemukakan pengertian tentang menggambar bahwa pembelajaran menggambar adalah proses belajar membuat gambar dengan cara menggoreskan benda-benda (seperti pensil / pena) pada bidang datar (misalnya pada permukaan papan tulis, kertas, atau dinding).

(15)

Dengan cat, misalnya, mereka mulai mencampur warna. Anak-anak Taman KAnak-anak-kAnak-anak, contohnya akan bermain dengan warna-warna. Bagaimana warna-warna itu muncul di kertas mungkin tidak menjadi masalah bagi siswa tersebut, yang mungkin ingin atau tidak ingin menciptakan suatu citra dengan warna-warna itu, sebenarnya gambar-gambar itu menyingkap perkembangan perbendaharaan kata anat-anak itu untuk membuat citra-citra simbolis yang akan menggambarkan dunia mereka. Dalam proses belajar mengajar akan meningkat jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: pemanfaatan bahan dalam cat warna, keharmonisan dalam bentuk dan kombinasi warna, spontanitas atau mencorat-coret cat warna pada kertas, menggambar bentuk sesuai dengan keinginan siswa. Misal : rumah, orang, binatang, lingkungan, hasil akhir gambar yang dibuat siswa.

Untuk merangsang anak-anak, guru membantu siswa dalam mencari objek dan memperoleh penguasaan dalam menggambar, guru memberikan sederetan tema-tema yang akan digambar siswa. Dalam gambar, anak-anak sering menghadapi masalah dalam menggambar benda-benda/bentuk yang mereka inginkan, guru mencoba dan membantu ketika anak-anak menemui kesulitan.

2. Manfaat Metode Proyek

(16)

dalam memecahkan masalah yang memiliki nilai praktis yang sangat penting bagi pengembangan pribadi yang sehat dan realistik. Pribadi yang sehat adalah pribadi yang memiliki ciri-ciri sikap kemandirian, percaya diri, dapat menyesuaikan diri, dapat mengembangkan hubungan antarpribadi yang saling memberi dan menerima, serta mau menerima kenyataan dan mengakui bahwa dirinya berbeda dengan anak lain. Pribadi yang realistik merupakan pribadi yang menerima tanggung jawab sesuai dengan kemampuannya, bersikap optimis yang beranggapan dengan usaha yang keras seseorang akan berhasil.

Menurut Gunarti dan Suryani (2010: 12.6) manfaat kegiatan pengembangan dengan metode proyek adalah

a. Membangun pengetahuan baru yang didasari oleh pengetahuan sebelumnya.

b. Menolong anak mengerti nilai-nilai yang berlaku di lingkungan mereka.

c. Menolong anak mengerti hubungan satu konsep dengan konsep yang lain.

d. Membuat anak mengerti nilai literatur dan angka-angka dalam konteks hidup yang sebenarnya.

e. Memberikan ide-ide dalam permainan peran.

f. Mendorong anak dalam mencari sumber-sumber pengetahuan dan informasi yang lain selain di sekolah.

(17)

Menurut Rachmawati dan Kurniati (2005: 71) manfaat metode proyek ditinjau dari pengembangan pribadi, sosial, intelektual maupun pengembangan kreativitas antara lain yaitu memberikan pengalaman kepada anak dalam mengatur dan mendistribusikan kegiatan, belajar bertanggung jawab terhadap pekerjaan masing-masing, memupuk semangat gotong royong dan kerjasama diantara anak-anak yang terlibat, memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan sikap dan keebiasaan dalam melaksanakan pekerjaan dengan cermat, mampu mengeksplorasi bakat, minat dan kemampuan anak, memberikan peluang kepada setiap anak baik individual maupun kelompok untuk mengembangkan kemampuan yang telah dimilikinya yaitu keterampilan yang sudah dikuasainya yang pada akhirnya dapat mewujudkan daya kreativitasnya secara optimal.

Sedangkan manfaat metode proyek menurut Anita Yus (2011: 174) yaitu metode proyek merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar kepada anak. Anak langsung dihadapkan pada persoalan sehari-hari yang menuntut anak untuk melakukan berbagai aktivitas sesuai dengan proyek yang diberikan. Dari aktivitas tersebut anak memperoleh pengalaman yang akan membentuk perilaku sebagai suatu kemampuan yang dimiliki.

(18)

membakar roti dan lain-lain. Dengan kegiatan itu ia akan mengenal langkah kegiatan yang dilakukannya.

3. Tujuan Metode Proyek

Anak TK selain memiliki kemampuan, keterampilan, kebutuhan, dan minat yang sama juga memiliki perbedaan-perbedaan. Oleh karena itu metode proyek memberi peluang kepada tiap anak untuk berperan serta dalam pemecahan masalah yang dihadapi dengan memilih bagian pekerjaan kelompok sesuai dengan kemampuan, keterampilan, kebutuhan, dan minat masing-masing.

Menurut Moeslichatoen (2004: 144) tujuan metode proyek antara lain:

a. Merupakan kegiatan yang bersumber dari pengalaman anak sehari-hari dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun di luar sekolah. b. Kegiatan itu merupakan kegiatan yang sedemikian kompleks yang

menuntut bermacam penanganan yang tidak mungkin dilakukan anak secara perseorangan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan.

c. Kegiatan itu merupakan kegiatan yang dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir dan menalar, kemampuan bekerjasama dengan anak lain dan memperluas wawasan anak. d. Kegiatan itu cukup menantang bagi anak dalam pengembangan

(19)
(20)

Meskipun penggunaan metode proyek itu memberi kebebasan anak untuk memperoleh pengalaman belajar dengan melakukan aktivitas secara fisik sesuai dengan pekerjaan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan pekerjaan kelompok yang bersifat kompleks, peran guru dalam kegiatan proyek sangat penting. Guru yang terampil dan kreatif akan memberikan saran-saran kepada anak apa yang dapat diperbuat anak dengan bahan dan alat yang sesuai dengan pekerjaan yang menjadi bagiannya.

4. Langkah-langkah Metode Proyek

Menurut Gunarti dan Suryani (2010: 12.6) langkah-langkah kegiatan dengan metode proyek dilaksanakan dalam tiga kegiatan yaitu persiapan atau permulaan, proses pelaksanaan pembelajaran proyek, pengambilan kesimpulan.

a. Persiapan atau permulaan ( beginning)

(21)

b. Pelaksanaan kegiatan proyek ( project in progress)

Kegiatan proyek dilaksanakan dalam dua fase, yaitu melakukan perjalanan sekolah dan kembali ke ruang kelas. Yang pertama perjalanan sekolah, pada penelitian ini, setelah anak-anak melaksanakan doa dan berbaris, guru menjelaskan bahwa akan mengadakan pembelajaran di luar kelas. Yaitu guru akan mengajak anak untuk mengamati pemandangan di halaman sekolah. Kemudian guru menyiapkan peralatan untuk menggambar seperti ketas dan pensil warna, selanjutnya menentukan obyek yang akan di gambar oleh anak-anak nanti seperti pohon. Guru menyuruh anak untuk mengikuti menggambar pohon tersebut dengan memakai pensil warna dan menggunakan kertas yang sudah disediakan. Yang kedua kembali ke kelas, setelah kegiatan menggambar di luar ruangan kelas selesai, guru menyuruh anak untuk masuk kembali ke dalam kelas, kemudian anak istirahat sebentar untuk melanjutkan lagi pembelajarannya.

c. Pengambilan kesimpulan ( concluding)

(22)

dan warna batang.

Dalam penelitian ini juga mengambil unsur bercerita, yaitu ketika anak-anak di suruh oleh guru untuk menceritakan kembali gambar wayang beber yang sudah di buat oleh anak di depan teman-temannya. Menurut Gunarti dan Suryani (2010: 5.4) tujuan dari metode proyek ini yaitu mengembangkan kemampuan berbahasa, di antaranya kemampuan menyimak (listening) juga kemampuan dalam berbicara (speaking) serta menambah kosakata yang dimilikinya, mengembangkan kemampuan berpikirnya karena dengan bercerita anak diajak untuk memfokuskan perhatian dan berfantasi mengenai jalan cerita serta mengembangkan kemampuan berfikir secara simbolik, mengembangkan kepekaan sosial emosi anak tentang hal-hal yang terjadi di sekitarnya melalui tuturan cerita yang disampaikan.

Dari satu per satu pengertian di atas, itu tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan berdiri dalam satu payung dengan metode proyek.

5. Media Wayang Beber Anak Usia Dini

(23)

(printed materials), computer, dan instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pendidikan jika membawa pesan-pesan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Di dalam situasi proses pendidikan untuk anak usia dini juga terdapat pesan-pesan yang harus disampaikan. Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari tema atau topik kegiatan belajar. Pesan-pesan tersebut disampaikan oleh guru kepada anak melalui suatu media dengan menggunakan prosedur kegiatan belajar tertentu.

Gerlach dan Ely (dalam Azhar Arsyad, 2007: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Menurut Gagne (dalam Sudjiono, 2008: 8.3) media adalah berbagai jenis komponen yang dapat mendorong anak untuk belajar, Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta mendorong anak untuk belajar.

(24)

Media pembelajaran anak usia dini pada umumnya merupakan alat-alat permainan yang berguna untuk memudahkan siswa belajar memahami sesuatu yang mungkin sulit atau menyederhanakan sesuatu yang komplek.

6. Manfaat Media Pembelajaran

Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2007: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran siswa, yaitu: pertama pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Kedua, bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. Ketiga, metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan siswa tidak kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar pada setiap jam pelajaran. Keempat, siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Menurut Hujair AH. Sanaky (2009:5) manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat

(25)

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik.

c. Metode pembelajaran bervariaasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga.

d. Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

Menurut Cucu Eliyawati (2005: 110) manfaat media pendidikan diantaranya:

a. Mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak.

b. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar.

c. Menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil. d. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.

(26)

7. Wayang Beber untuk Anak Usia Dini

Wikipedia bahasa Indonesia (2012) Wayang Beber adalah seni wayang yang muncul dan berkembang di Jawa pada masa pra Islam dan masih berkembang di daerah daerah tertentu di Pulau Jawa. Dinamakan wayang beber karena berupa lembaran-lembaran (beberan) yang dibentuk menjadi tokoh-tokoh dalam cerita wayang baik Mahabharata maupun Ramayana.

(27)

dari keturunan yang berbeda karena mereka percaya bahwa itu sebuah amanat luhur yang harus dipelihara. Selain di Pacitan juga sampai sekarang masih tersimpan dengan baik dan masing dimainkan ada di Dusun Gelaran Desa Bejiharjo, Karangmojo Gunungkidul. Menurut Kitab Sastro Mirudo, Wayang Beber dibuat pada tahun 1283, dengan Condro Sengkolo, Gunaning Bujonggo Nembah Ing Dewo (1283), Kemudian dilanjutkan oleh Putra Prabu Bhre Wijaya, Raden Sungging Prabangkara, dalam pembuatan wayang beber. Wayang Beber juga memuat banyak cerita Panji, yakni Kisah Cinta Panji Asmoro Bangun yang merajut cintanya dengan Dewi Sekartaji Putri Jenggolo.

Wayang adalah gambaran tentang suatu tokoh, boneka, lebih tegas lagi adalah boneka pertunjukan wayang. Menurut Janice Beaty (dalam Rachmawati, 2005: 62) bagi anak-anak imajinasi adalah kemampuan untuk merespon atau melakukan fantasi yang mereka buat.

Menurut Kamus bahasa Indonesia (dalam Rachmawati, 2005: 62) imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan (di angan-angan) atau menciptakan gambar-gambar (lukisan, karangan dan sebagainya) kejadian, berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang.

(28)

Alat-alat yang digunakan untuk membuat wayang beber yaitu kertas gambar, kertas manila, kertas karton, kertas koran, kertas semen, kain putih, papan tulis, spidol warna-warni, dan pasta makanan. Peneliti menggunakan pasta makanan karena bila digunakan untuk menggambar, tidak membahayakan anak-anak.

Cara memainkan wayang beber yaitu anak menetukan satu objek misal ikan, kemudian anak menggambarnya di atas kertas yang sudah disediakan oleh guru, setelah selesai anak membeberkannya di papan tulis kemudian di ceritakan kembali di depan teman-temannya hasil gambar yang mereka kerjakan, misal menceritakan jenis ikan apa yang digambar, kemudian makanannya apa, hidupnya dimana.

Dari penjelasan di atas yang dimaksud dengan wayang beber yaitu suatu karya seni menggambar yang kreatif dan imajinatif yang hasil gambarnya nanti akan di beberkan di papan untuk di ceritakannya kembali di depan teman – temannya.

C. Kriteria Keberhasilan

1. Pedoman Penilaian

(29)

guru, simbol ( √ ) artinya jika semua anak menunjukkan kemampuan sesuai indikator yang tertuang dalam RKH.

Menurut Departemen Agama Republik Indonesia (2004: 50) dalam melaksanakan penilaian di RA, BA, dan DA menggunakan simbol-simbol yaitu simbol-simbol ( ● ) artinya anak sudah mencapai indikator yang tertuang dalam RKH atau mampu melaksanakan tugas tanpa bantuan dari guru dan hasilnya baik, simbol ( O ) artinya perilakunya belum sesuai yang diharapkan, simbol ( √ ) artinya perilaku sedang berada pada

tahap proses menuju yang diharapkan (belum stabil).

Lebih lanjut menurut Kemendiknas (2010: 11) hasil penilaian harian perkembangan anak dicantumkan pada kolom penilaian. Tanda satu bintang (

) digunakan untuk menilai anak yang belum

berkembang (BB) sesuai dengan indikator, tanda bintang dua (



) digunakan untuk menilai anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai indikator, tanda tiga bintang (



) digunakan untuk menilai anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) sedangkan tanda empat bintang (



) digunakan untuk menilai anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator yang diharapkan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pedoman penilaian dari Kemendiknas dengan ketentuan sebagai berikut:

(30)

2) Tanda dua bintang (



) untuk menilai anak yang mempunyai minat.

3) Tanda tiga bintang (



) digunakan untuk menilai anak yang sudah bisa tetapi masih dibimbing guru.

4) Tanda empat bintang (



) digunakan untuk menilai anak yang sudah bisa mengerjakan tanpa bantuan guru.

2. Indikator Kreativitas Menggambar

Pengembangan ciri-ciri kepribadian kreatif menurut Munandar (dalam Mar’at, 2006: 176) dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan keluarga dan sekolah. Pertanyaan yang sering muncul, terutama sehubungan dengan peranan sekolah dalam pengembangan kreativitas adalah dapatkah guru mengajarkan kreativitas pada anak.

(31)

Kelompok B (5 sampai 6 tahun)

Tabel 2.1. Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Kelompok B

No Hasil Belajar Indikator

1 Dapat menggambar

sederhana

a. Menggambar bebas dengan berbagai media ( kapur tulis, pensil warna, krayon, arang, dan bahan – bahan alam ) dengan rapi

b. Menggambar bebas dari bentuk dasar titik, lingkaran, segitiga, segiempat

c. Menggambar orang dengan lengkap dan sedehana proporsional

Menurut Munandar (2009: 17) menunjukkan indikator untuk kreativitas, yang meliputi ciri-ciri antara lain memiliki rasa ingin tahu yang mendalam dan sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah juga bebas dalam menyatakan pendapat kemudian mempunyai rasa keindahan yang dalam dan menonjol dalam bidang seni serta mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi atau sudut pandang, mempunyai rasa humor yang luas juga orisinal dalam ungkapan gagasan dan pemecahan masalah.

(32)

sederhana. Kedua, bebas menyatakan pendapat maksudnya anak mampu menuangkan ide atau imajinasinya tanpa meniru dari orang lain. Ketiga, kemampuan menambahkan gambar di sekitar gambar utama maksudnya anak mampu menambahkan gambar atau goresan di sekitar gambar yang di tempel. Keempat, kerapian dalam menyusun gambar sampai diperoleh komposisi atau letak yang menarik maksudnya anak dapat menyusun gambar dengan rapi dan sampai diperoleh komposisi atau letak yang menarik.

Table 2.2. Indikator Keberhasilan Kreativitas Menggambar Anak

No Indikator Keberhasilan Kreativitas Menggambar Anak 1. Kerapian dalam menyusun gambar.

2. Anak mampu menuangkan ide atau imajinasi tanpa meniru dari orang lain

3. Anak mampu menciptakan komposisi atau letak gambar yang menarik. 4. Kemampuan menambah berbagai gambar di sekitar gambar utama.

D. Kerangka Berfikir

Aktivitas menggambar rupanya dapat mengembangkan kemampuan otak kiri dan terutama kanan. Menggambar melalui metode proyek dengan media wayang beber sangat menarik bagi anak untuk menemukan pengalaman baru berdasarkan pengamatan langsung yang kemudian dituangkan dalam bentuk gambar.

(33)

kompetensi 2004 (dalam Sumanto, 2005: 25).

Lebih lanjut dalam kurikulum berbasis kompetensi (dalam Sumanto, 2005: 25) menyatakan bahwa untuk pendidikan usia dini (TK dan RA) khususnya bidang pengembangan seni rupa salah satu indikator kompetensi seni adalah anak dapat menggambar sederhana melalui berbagai media dengan rapi. Anak mampu menggambar bebas dari berbagai bentuk dasar. Anak mampu menggambar orang dengan lengkap dan proposional serta mencetak dengan berbagai media secara lebih rapi.

Berdasarkan hasil identifikasi dan diskusi yang dilakukan peneliti bersama Guru-guru di TK PGRI Candiwulan Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara menunjukan bahwa masalah rendahnya kreativitas siswa dalam menggambar disebabkan salah satunya karena guru kurang dapat mengembangkan model pembelajaran secara variatif.

Oleh karena itu, peneliti memberikan alternatif pemecahan masalah dengan menerapkan kreativitas pembelajaran menggambar bebas melalui metode proyek dengan media wayang beber. Kerangka pemikirannya adalah gambar 2.1.

(34)
(35)

Pada kondisi awal penelitian, kemampuan menggambar siswa kelompok B TK PGRI Candiwulan masih rendah karena peneliti belum melakukan kegiatan menggambar dengan alat peraga cat warna. Kemudian peneliti melakukan tindakan pembelajaran melalui kegiatan menggambar dengan media wayang beber, yang didemonstrasikan oleh guru untuk mengatasi masalah tersebut di atas yang dilaksanakan dengan dua siklus. Pada kondisi akhir menunjukan peningkatan kemampuan anak dalam menggambar.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan yang belum tentu kebenarannya, sehingga untuk mengetahui yang hakiki diperlukan pembuktian.

Gambar

gambar baru atau lama menjadi kombinasi baru dengan didukung
gambar. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mencoret, menggores,
gambar yang mereka kerjakan, misal menceritakan jenis ikan apa yang
Tabel 2.1. Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Kelompok B
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kedua , pendidikan dapat dilakukan melalui budaya dan kearifan lokal ( local genius ), karena setiap sekolah dan lingkungannya unik dalam pembentukan karakter, Sehingga

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Reguler periode LXI tahun 2016/2017 yang kami laksanakan di Pedukuhan Pongangan, Desa Sentolo, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo,

Mata pencaharian masyarakat desa temuwuh adalah di bidang pertanian, peternakan, perikanan, perdagangan, kerajinan, industri pengolahan, dan jasa. Jenis pertanian

Efisiensi penandaan 166 Ho-chitosan ditentukan dengan metode kromatografi menggunakan ITLC-SA (1x20 cm) sebagai fase diam dan campuran metanol: air: asam asetat = 49:49:2

Dengan berpedoman pada Gambar 3 di terlampir, serta ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk material dan alat yang akan digunakan dalam rancangan

Transformasi genetik Nicotiana tabacum kultivar SR1 dilakukan menggunakan eksplan daun dengan teknik ko-kultivasi dan diseleksi pada media yang mengandung 30

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dalam rangka memperbaiki kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran menulis

Arahan strategi yang tepat dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang dan pengembangan ekowisata selam di Pulau Biawak termasuk dalam kategori WT (Weakness and