• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN DALAM PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN LEBAK - DOCRPIJM 15052726888. ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN OK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB VIII ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN DALAM PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN LEBAK - DOCRPIJM 15052726888. ASPEK SOSIAL DAN LINGKUNGAN OK"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

8.1 ASPEK LINGKUNGAN

8.1.1 KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

Pemerintah Kabupaten Lebak telah melaksanakan KLHS terhadap RPJMD tahun 2013 – 2017terhadap kelestarian sumberdaya alam, fungsi lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Seperti telah diketahui bahwa kebijakan/program pembangunan dimaksud pada dasarnya merupakan pengejawantahan dari Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Lebak untuk jangka menengah kedepan.

Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan rencana/program dalam RPIJM per sektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti (1) perubahan iklim, (2) kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, (3) peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan, (4) penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, (5) peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan, (6) peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau (7) peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut.

Telah disampaikan sebelumnya bahwa Visi Kabupaten Lebak adalah: “Lebak Menjadi Daerah Yang Maju Dan Religius Berbasis Perdesaan “

BAB VIII

(2)

Hasil analisis secara simultan, intensitas pengaruh kebijakan/program-program pembangunan yang termuat dalam Visi pembangunan tersebut, terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup bernilai skore 54,92%. Berdasarkan metode skoring yang telah di uraikan sebelumnya dalam Metodologi kajian ini, nilai skore tersebut berada pada selang interval (46,66%-59,98%). Artinya kebikajan/program-program pembangunan yang dicanangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2013-2017 memiliki intensitas pengaruh longgar/ringan terhadap kelestarian sumberdaya alam (SDA) dan fungsi lingkungan hidup (LH).

Hasil analisis secara parsial terhadap program-program pembangunan yang terdapat dalam RPJMD tahun 2013-2017 dapat disimpulkan sebagai berikut: Dari seluruh program pembangunan yang dicanangkan, 30% diantaranya termasuk kategori program yang memiliki intensitas pengaruh sangat longgar terhadap upaya pelestarian SDA, fungsi LH; 37% program memiliki intensitas pengaruh longgar; 3% memiliki intensitas pengaruh cukup atau sedang; 21% program memiliki pengaruh kuat, dan 9% program pembangunan memiliki intensitas pengaruh yang sangat kuat terhadap sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup.

Untuk dapat melihat dengan seksama komposisi jumlah program-program pembangunan yang termuat RPJMD Tahun 2013-2017 dengan berbagai tingkatan intensitas pengaruhnya terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup, disajikan diagram Gambar 8.1 berikut.

Gambar 8.1

Intensitas Pengaruh Visi Pembangunan RPJMD Tahun (2012-2017) Terhadap Kelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

Sangat Longgar

30%

Longgar 37% Cukup

3% Kuat 21%

(3)

Visi pembangunan tersebut terdiri dari tiga misi, yang dalam kaitannya dengan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup dapat diuraikan sebgai berikut.

1. Misi pertama (M1) tercantum : “Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang amanah dan menciptakan peningkatan ketaatan dan kesalehan sosial masyarakat”. Berdasarkan hasil analisis, kebijakan/program-program yang termuat didalamnya, misi yang pertama ini memiliki dampak/pengaruh yang sangat longgar (sangat kecil) terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup;

2. Misi ke-dua (M2) tercantum : “Meningkatkan infrastruktur dan suprastruktur pertumbuhan ekonomi berbasis pemberdayaan masyarakat yang berwawasan lingkungan”. Berdasarkan hasil analisis, kebijakan/program-program yang termuat didalamnya, misi yang kedua ini memiliki cukup keterkaitan/pengaruh terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup;

3. Misi ke-tiga (M3) tercantum : “Meningkatkan dan menyediakan infrastruktur dan mutu layanan pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial dan pengembangan budaya lokal. Berdasarkan hasil analisis, kebijakan/program-program yang termuat didalamnya, misi yang ke-tiga ini memiliki keterkaitan/pengaruh longgar terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup;

(4)

B. Pengaruh Kebijakan/Program Tujuan 1 Misi 1 (T1M1)

Tujuan yang pertama dari misi yang pertama (T1M1) tertulis Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang profesional, bersih, dan akuntabel.Sebanyaktujuh sasaran pembangunan yang hendak dicapai dalam T1M1 ini adalah:

1. Meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur yang berbasis kinerja dan kompetensi; 2. Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang efektif dan

efisien;

3. Meningkatnya sarana dan prasarana pemerintahan;

4. Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel; 5. Meningkatnya pelayanan publik;

6. Meningkatnya penataan, pembinaan dan penegakan hukum serta demokrasi yang adil dan bermartabat;

7. Meningkatnya perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan dengan memberikan ruang untuk partisipasi masyarakat.

Program-program pembangunan yang tercantum dalam T1M1, apabila dicermati dengan seksama, tidak bersinggungan lansung dengan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.Obyek sasaran pembangunan tersebut adalah sosiosistem yiatu kelembagaan pemerintah daerah Kabupaten Lebak.Tidak ada satu pun yang mengarah langsung terhadap sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

(5)

Tabel 8.1

Intensitas Pengaruh Kebijakan/Program Pembangunan Tujuan 1 Misi 1 (T1M1)

Terhadap Kelestarian SDA dan Fungsi LH

Tujuan 1: Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang profesional, bersih, dan

akuntabel

N

o

Sasaran Kebijakan Program Pembangnan Daerah Intensitas

Pengaruh Terhadap

SDA & LH

Skore% Kategori

1

1. Meningkatkan

kapasitas

aparatur

melalui

pendidikan dan

pelatihan

2. Optimalisasi

manajemen

kepegawaian

1. Program peningkatan disiplin

aparatur

33,33 Sangat

Longgar

2. Program pendidikan kedinasan 33,33 Sangat

Longgar

3. Program pembinaan pengembangan

aparatur

33,33 Sangat

Longgar

4. Program peningkatan kapasitas

sumberdaya aparatur

33,33 Sangat

Longgar

5. Program fasilitas pindah/purna tugas

PNS

1.Program peningkatan kapasitas

kelembagaan dan ketatalaksanaan

pemerintah daerah

33,33 Sangat

Longgar

2.Program pelayanan administrasi

perkantoran

33,33 Sangat

Longgar

3.Program peningkatan sistem

kearsipan

33,33 Sangat

Longgar

4.Program penyelamatan dan

pelestarian dokumen/arsip daerah

33,33 Sangat

Longgar

(6)

atnya

prasarana aparatur Longgar

2. Program peningkatan fasilitas

pendukung kinerja pemerintahan

44,44 Sangat

Longgar

3. Program pengembangan fasilitasi &

penyelenggaraan pemerintah an

44,44 Sangat

lain nya secara

akuntabel

1. Program intensifikasi dan

ekstensifikasi pendapatan daerah

44,44 Sangat

Longgar

2. Program perintisan dan pendirian

perusahaan daerah

44,44 Sangat

Longgar

3. Program peningkatan dan

pengembangan pengelolaan

keuangan daerah

33,33 Sangat

Longgar

4. Program pembinaan dan fasilitasi

pengelolaan keuangan

1. Program pengembangan

akuntabilitas penyelenggaraan

pemerintahan

33,33 Sangat

Longgar

2. Program mengintensifkan

penanganan pengaduan

masyarakat

33,33 Sangat

Longgar

3. Program peningkatan pelayanan

publik

33,33 Sangat

Longgar

4. Program peningkatan kualitas

pelayanan informasi

33,33 Sangat

(7)

yang

5. Program peningkatan kapasitas

lembaga perwakilan rakyat

daerah

33,33 Sangat

Longgar

6. Program peningkatan pelayanan

kedinasan kepala daerah/ wakil

kepala daerah

1.Menata sistem

hukum dan

1. Program penataan peraturan

perundang-undangan

33,33 Sangat

Longgar

2. Program sosialisasi peraturan

perundang-undangan

33,33 Sangat

Longgar

3. Program perlakuan dan

perlindungan hukum yang tidak

diskriminatif

33,33 Sangat

Longgar

4. Program pengembangan

wawasan kebangsaan

33,33 Sangat

Longgar

5. Program kemitraan

pengembangan wawasan

kebangsaan

33,33 Sangat

Longgar

6. Program pendidikan politik

masyarakat

1. Program perencanaan

pembangunan daerah

55,56 Longgar

2. Program perencanaan

pembangunan ekonomi

55,56 Longgar

3. Program perencanaan sosial

budaya

38,89 Sangat

Longgar

4. Program perencanaan

pembangunan bidang pertanian

(8)

pengaw

kapasitas dan

kualitas

sistem

pengawasan

5. Program perencanaan

prasarana wilayah dan sumber

daya alam

55,56 Longgar

6. Program peningkatan kapasitas

kelembagaan perencanaan

pembangunan daerah

33,33 Sangat

Longgar

7. Program pengembangan data/

informasi /statistik daerah

33,33 Sangat

Longgar

8. Program perencanaan tata

ruang

61,11 Cukup

9. Program perencanaan pemba

ngunan daerah rawan bencana

61,11 Cukup

10. Program kerjasama pembangunan 55,56 Longgar

11. Program perencanaan

pengem-bangan wilayah strategis dan cepat

tumbuh

55,56 Longgar

12. Program perencanaan pengemba

ngan kota-kota menengah dan

besar

55,56 Longgar

13. Program peningkatan kerjasama

antar pemerintah daerah

66,67 Cukup

14. Program peningkatan sistem

pengawasan internal dan

pengendalian pelaksanaan

kebijakan KDH

33,33 Sangat

Longgar

15. Program peningkatan profesionalis

me tenaga pemeriksa dan aparatur

pengawasan

33,33 Sangat

Longgar

16. Program penataan dan

penyempurnaan kebijakan sistem

dan prosedur pengawasan

33,33 Sangat

Longgar

(9)

identifikasi ranah lingkungan kebijakan dan progam-program pembangunan yang termuat dalam T1M1 adalah sebagai berikut:

Program pembangunan lingkungan sosial : 42 program Program pembangunan lingkungan binaan : 3 program

Program pembangunan lingkungan alam : - progmam

Beban risiko dari kebijakan pembangunan yang termuat dalam T1M1 terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup lebih didominasi oleh program-program pembangunan yang berisiko “kecil”.Hanya dua program yang termasuk kategori berisiko “besar”. Rekapitulasi tingkat risiko program-program pembangunan tersebut diuraikan sebagai berikut:

Program pembangunan berisiko kecil : 33 program Program pembangunan berisiko cukup : 10 program Program pembangunan berisiko besar : 2 program

Luas wilayah terkena risiko dari kebijakan pembangunan yang termuat dalam T1M1 didominasi oleh program-program pembangunan yang luas dampaknya hanya “setempat”; Hanya 11 program yang luas wilayah terkena dampak risiko nya bersifat “lokal” dan satu program yang berisiko “regional”. Luas dampak risiko dari program-program pembangunan yang dicanangkan T1M1 dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan berisiko setempat : 33 program

Program pembangunan berisiko lokal : 11 program Program pembangunan berisiko regional : 1 program

Manfaat dari program-program pembangunan yang termuat dalam T1M1 terhadap kelestarian SDA dan fungsi LH semuanya termasuk kategori kecil.Tidak ada satu program pun yang termasuk kategori bermanfaat “cukup” atau “besar”. Hasil analisis dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan bermanfaat kecil thd SDA/LH : 45 program Program pembangunan bermanfaat cukup thd SDA/LH : - program Program pembangunan bermanfaat besar thd SDA/LH : - program

(10)

berdampak manfaat “regional”. Hasil analisis luas wilayah dampak manfaat dari program-program pembangunan yang termuat dalam T1M1 dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan bermanfaat setempat : 34 program Program pembangunan bermanfaat lokal : 10 program Program pembangunan bermanfaat regional : 1 program

Hasil analisis simultan berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas yaitu: ranah lingkungan yang menjadi sasaran; beban dan luas dampak risiko;manfaat dan luas dampak manfaat dari program-program pembangunan yang termuat dalam T1M1 tersebut di atas, diperoleh nilai skore 40,12%. Nilai skore tersebut berada pada selang interval (33,33% – 46,65%). Hal ini berarti kebijakan/program-program pembangunan yang termuat dalam T1M1 secara simultan berpengaruh sangat longgar terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

Hasil analisis secara parsial terhadap program-program pembangunan tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: Dari seluruh program pembangunan yang dicanangkan dalam T1M1, 78% diantaranya berpengaruh sangat longgar terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup; Sebanyak 15% program pengaruh longgar, dan 7% pengaruh cukup atau sedang.Program-program pembangunan yang termasuk dalam T1M1 ini tidak ada yang pengaruh kuat dan sangat kuat.

Untuk melihat secara komprehensif komposisi jumlah masing-masing program pada berbagai tingkat intensitas pengaruhnya terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup, dalam upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan, disajikan bentuk diagram sebagai berikut.

Gambar 8.2

Intensitas Pengaruh Kebijakan/Program Pembangunan pada T1M1 Terhadap Kelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

Sangat Longgar 78% Longgar

15%

(11)

C. Pengaruh Kebijakan/Program Tujuan 2 dari Misi 1 (T2M1)

Tujuan yang kedua dari misi yang pertama (T2M1) tertulis Terciptanya kehidupan masyarakat yang aman, tertib, teratur, disiplin dan religious.Terdapat 2

(dua)pointsasaran pembangunan yang hendak dicapai dalam T2M1 ini yaitu:

1. Meningkatnya ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

2. Meningkatnya toleransi dan kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dua sasaran pembangunan tersebut terbagi kedalam 3 (tiga) point kebijakan dan 6 (enam) point program pembangunan. Intensitas pengaruh kebijakan dan program-program pembangunan yang tercantum dalam T2M1 terhadap kelestarian SDA dan LH ini dapat dilihat Tabel 8.2.

Tabel 8.2

Intensitas Pengaruh Kebijakan/Program Pembangunan Tujuan 2 Misi 1

Terhadap Kelestarian SDA dan Fungsi LH

Tujuan 2 : Terciptanya kehidupan masyarakat yang aman, tertib, teratur, disiplin dan

religius

No Sasaran Kebijakan Program Pembangnan Daerah Intensitas

Pengaruh

Terhadap

SDA & LH

Skor Kategori

1 Meningkatnya

untuk terlibat

aktif dalam

pemeliharaan

keamanan dan

ketertiban

1.Program peningkatan

pemberantasan penyakit

masyarakat

44,44 Sangat

Longgar

2.Program peningkatan keamanan

dan kenyamanan lingkungan

44,44 Sangat

Longgar

3.Program pemeliharaan

kantrantibmas dan pencegahan

tindak criminal

44,44 Sangat

(12)

lingkungan 4.Program pemberdayaan

masyarakat untuk menjaga

ketertiban dan keamanan

44,44 Sangat

Longgar

2 Meningkatnya

toleransi dan

keagamaan dan

kemasyarakatan

dg melibatkan

pemuka agama

keagamaan dan

sosial

kemasyarakatan

dngn

mendorong

peran swadaya

masyarakat

5.Program peningkatan toleransi

dan kerukunan dalam kehidupan

beragama

44,44 Sangat

Longgar

6.Bantuan bidang keagamaan dan

sosial masyarakat (hibah)

44,44 Sangat

Longgar

Ruang lingkup program-program pembangunan yang dicanangkan dalam T2M1 ini semuanya dalam ruang lingkup lingkungan sosial (sociosystem). Tidak ada satu pun program pembangunan yang termasuk dalam ruang lingkup lingkungan binaan (tecnosystem) dan lingkungan alam (ecosystem), sehingga hasil identifikasi diperoleh hasil sebagai berikut:

Program pembangunan lingkungan sosial : 6 program Program pembangunan lingkungan binaan : - program

Program pembangunan lingkungan alam : - program

Beban risiko dari program-program pembangunan yang termuat dalam T2M1 terhadap kelestarian sumberdaya alam (SDA) dan fungsi lingkungan hidup (LH) semuanya berisiko kecil. Hasil identifikasinya sebagai berikut

(13)

Program pembangunan berisiko besar : program

Luas wilayah terkena risiko dari program-program pembangunan yang termuat dalam T2M1 hanya berdampak lokal, yaitu hanya berlaku di wilayah Kabupaten Lebak. Berdasarkan hasil analisis wilayah terkena dampak dari T2M1 terhadap kelestarian SDA dan fungsi LH dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan berisiko setempat : - program

Program pembangunan berisiko lokal : 6 program Program pembangunan berisiko regional : - program

Manfaat dari program-program pembangunan yang termuat dalam T2M1 terhadap kelestarian SDA dan fungsi LH semuanya berkategori kecil.Tidak ada program yang berkategori cukup atau besar. Hasil analisis dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan bermanfaat kecil thd SDA/LH : 6 program Program pembangunan bermanfaat cukup thd SDA/LH : - program Program pembangunan bermanfaat besar thd SDA/LH : - program

Wilayah manfaat terhadap kelestarian SDA dan LH dari program-program pembangunan yang termuat dalam T2M1 hanya berlaku lokal, tidak ada program yang berdampak “regional” atau “setempat”. Hasil analisis dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan bermanfaat setempat : - program Program pembangunan bermanfaat lokal : 6 program Program pembangunan bermanfaat regional : - program

(14)

Hasil analisis simultan berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas yaitu: ranah lingkungan yang menjadi sasaran; beban dan luas dampak risiko;manfaat dan luas dampak manfaat dari program-program pembangunan yang termuat dalam T2M1 tersebut di atas, diperoleh nilai skore 44,44%. Nilai skore tersebut berada pada selang interval (33,33% – 46,65%). Hal ini berarti kebijakan/program-program pembangunan yang termuat dalam T2M1 secara simultan berpengaruh sangat longgar terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

Untuk melihat secara komprehensif komposisi jumlah masing-masing program pada berbagai tingkat intensitas pengaruhnya terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup, dalam upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan, disajikan bentuk diagram sebagai berikut

Gambar 8.3

Intensitas PengaruhKebijakan/Program Pembangunan pada T2M1 Terhadap Kelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

Hasil analisis secara parsial terhadap program-program pembangunan tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: Dari seluruh program pembangunan yang dicanangkan dalam T2M1, 100% memiliki intensitas pengaruh sangat longgar terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Tidak ada program yang memiliki intensitas pengaruh longgar, pengaruh cukup atau sedang, pengaruh kuat dan sangat kuat.

Sangat Longgar 100%

Longgar 0% Cukup

(15)

8.2. PENGARUH KEBIJAKAN/PROGRAM PEMBANGUNAN MISI 2

Misi yang kedua (M2) ini tertulis Meningkatkan infrastruktur dan suprastruktur pertumbuhan ekonomi berbasis pemberdayaan masyarakat yang berwawasan lingkungan. Misi pembangunan yang kedua ini memiliki 3 (tiga) point tujuan yang diurai menjadi 9 (sembilan) point sasaran, dan 19 point kebijakan, 85 program pembangunan. Berdasarkan hasil analisis skoring, intensitas pengaruh kebijakan dan program-program pembangunan yang tercantum dalam M2 ini bernilai skore 67,02%, berada pada interval skore (58,00%-71,99%). Nilai skore tersebut menunjukan intensitas pengaruh program-program pembangunan yang tercantum dalam M2 terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup termasuk kategori cukup.

8.2.1. Pengaruh Kebijakan/Program Tujuan 1 dari Misi 2 (T1M2)

Tujuan pertama dari Misi yang kedua (T1M2) ini tertulis Tersedianya infrastruktur dasar yang berkualitas dan memadai untuk menunjang pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.Terdapat 3 (tiga) sasaran pembangunan yang hendak dicapai dalam T1M2 ini yaitu:

 Meningkatnya kapasitas dan kualitas infrastruktur jalan;

 Optimalisasi infrastruktur pengairan dalam upaya penyediaan air baku;

(16)

Tabel 8.3

Intensitas Pengaruh Kebijakan/Program Pembangunan Tujuan 1 Misi 2

Terhadap Kelestarian SDA dan Fungsi LH

Tujuan 1 : Tersedianya infrastruktur dasar yang berkualitas dan memadai untuk

menunjang pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

No Sasaran Kebijakan Program Pembangnan Daerah Intensitas

Pengaruh

Terhadap

SDA & LH

Skore Katego

ri

1 Meningkatnya

kapasitas dan

kualitas

kapasitas dan

kulitas untuk

aksesibilitas

pergerakan

kegiatan antar

wilayah

Meningkatkan

rasio saluran

drainase dan

trotoar yang

berkualitas

1. Program pembangunan jalan

dan jembatan

77,78 Kuat

2. Program peningkatan jalan

dan jembatan

77,78 Kuat

3. Program rehabilitasi /

pemeliharaan jalan dan

jembatan

77,78 Kuat

4. Program tanggap darurat jalan

dan jembatan

77,78 Kuat

5. Program pembangunan sistem

informasi/data base jalan dan

jembatan

66,67 Cukup

6. Program peningkatan sarana

dan prasarana kebinamargaan

77,78 Kuat

7. Program pembangunan

saluran

drainase/gorong-gorong

77,78 Kuat

8. Program rehabilitasi /

pemeliharaan saluran drainase/

gorong-gorong

77,78 Kuat

9. Program pembangunan /

rehabilitasi/ pemeliharaan

trotoar

(17)

2 Optimalisasi

dan sumber daya

air untuk

Program pengembangan dan

pengelolaan jaringan irigasi dan

jaringan pengairan lainnya

77,78 Kuat

3 Meningkatnya

sarana

1. Program pembangunan

prasarana fasilitas

perhubungan

77,78 Kuat

2. Program rehabilitasi dan

pemeliharaan prasarana dan

fasilitas LLAJ

77,78 Kuat

3. Program peningkatan

pelayanan angkutan

72,22 Cukup

4. Program peningkatan dan

pengamanan lalu lintas

72,22 Cukup

5. Program peningkatan kelaikan

pengoperasian kendaraan

72,22 Cukup

6. Program peningkatan

pelayanan lalu lintas

72,22 Cukup

7. Program peningkatan

optimalisasi perhubungan

72,22 Cukup

8. Program optimalisasi

pemanfaatan teknologi

informasi

38.89 Sangat

Longgar

9. Program pengkajian dan

penelitian bidang komunikasi

dan informasi

38,89 Sangat

Longgar

10. Program kerjasama informasi

dan media massa

38,89 Sangat

(18)

Ruang lingkup program-program pembangunan yang termuat dalam T1M2 dapat digolongkan menjadi 6 (enam) program pembangunan termasuk dalam ruang lingkup sociosystem, 16 program pembangunan termasuk dalam ruang lingkup tecnosystem. Tidak ada satu program pun yang termasuk kategori lingkungan alam (ecosystem). Berdasarkan hasil identifikasi diperoleh sebagai berikut:

Program pembangunan lingkungan social : 6 program Program pembangunan lingkungan binaan : 16 program

Program pembangunan lingkungan alam : - progmam

Beban risiko dari program-program pembangunan yang termuat dalam T1M2 terhadap kelestarian sumberdaya alam (SDA) dan fungsi lingkungan hidup (LH) dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan berisiko kecil : 3 program Program pembangunan berisiko cukup : 5 program Program pembangunan berisiko besar : 14 program

Luas wilayah terkena risiko dari program-program pembangunan yang termuat dalam T1M1 hanya berpengaruh “setempat” dan berpengaruh “lokal”. Berdasarkan hasil analisis dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan berisiko setempat : 4 program Program pembangunan berisiko lokal : 18 program Program pembangunan berisiko regional : - program

Manfaat dari program-program pembangunan yang termuat dalam T1M2 terhadap kelestarian SDA dan fungsi LH, terdapat 4 program termasuk kategori “kecil”, 6 program berkategori “cukup”, dan 12 program termasuk kategori “besar”. Hasil analisis dapat diringkas sebagai berikut:

11. Program pengembangan

komunikasi, informasi dan

media massa

38,89 Sangat

(19)

Program pembangunan bermanfaat kecil thd SDA/LH : 4 program Program pembangunan bermanfaat cukup thd SDA/LH : 6 program

Program pembangunan bermanfaat besar thd SDA/LH : 12 program

Wilayah Manfaat dari program-program pembangunan yang termuat dalam T1M2 terhadap kelestarian SDA dan LH hanya bersifat “lokal”, yaitu hanya berpengaruh untuk wilayah Kabupaten Lebak. Hasil analisis dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan bermanfaat setempat : - program Program pembangunan bermanfaat lokal : 22 program Program pembangunan bermanfaat regional : - program

Hasil analisis simultan berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas yaitu: ranah lingkungan yang menjadi sasaran; beban dan luas dampak risiko;manfaat dan luas dampak manfaat dari program-program pembangunan yang termuat dalam T1M2 tersebut di atas, diperoleh nilai skore 68,52%. Nilai skore tersebut berada pada selang interval (59,99% -73,31%). Hal ini berarti kebijakan/program-program pembangunan yang termuat dalam T1M2 secara simultan berpengaruh cukup atau sedang terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

Hasil analisis secara parsial terhadap program-program pembangunan tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: Dari seluruh program pembangunan yang dicanangkan dalam T1M1, 19% diantaranya berpengaruh sangat longgar terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup; Sebanyak 29% program pengaruh cukup, dan 52% pengaruh kuat.Kebijakan/program pembangunan yang termasuk dalam T1M2 ini tidak ada yang pengaruh longgar dan sangat kuat.

(20)

Gambar 8.4

Intensitas PengaruhKebijakan/Program Pembangunan pada T1M2 Terhadap Kelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

8.2.2. Pengaruh Kebijakan/Program Tujuan 2 dari Misi 2 (T2M2)

Tujuan yang ke-dua dari Misi yang ke-dua (T2M2) ini adalah: Meningkatkan pembangunan berwawasan lingkungan dan keberlanjutan berdasarkan pola tata ruang daerah. Terdapat tiga sasaran pembangunan yang hendak dicapai dalam T2M2 ini yaitu:

1. Meningkatnya cakupan layanan air bersih, sanitasi dan persampahan;

2. Tersedianya permukiman dan lingkungan yang tertib dan sehat sesuai dengan pola tata ruang;

3. Pengendalian sumber daya alam, lingkungan dan penyediaan energy.

Tiga sasaran pembangunan yang hendak dicapai tersebut diatas terbagi kedalam 7 (tujuh) point kebijakan dan 20 program pembangunan.Untuk lebih jelasnya, intensitas pengaruh kebijakan dan program-program pembangunan T2M2 terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan dalam upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan secara rinci dapat dilihat dalam Tabel 8.4.

Tabel 8.4

Intensitas Pengaruh Kebijakan/Program Pembangunan Tujuan 2 Misi 2Terhadap Kelestarian SDA dan Fungsi LH

Tujuan 2. Meningkatkan pembangunan berwawasan lingkungan dan keberlanjutan berdasarkan pola tata ruang daerah.

N

o

Sasaran Kebijakan Program Pembangnan Daerah Intensitas

Pengaruh

Terhadap

Sangat Longgar 19%

Cukup 29% Kuat

(21)

SDA & LH

Skore Kategori

1 Meningkatnya

cakupan

melalui PDAM dan

penyediaan sumur air

permukaan

2. Meningkatkan sarana

prasarana sanitasi

dan pengelolaan

persampahan yg

menjangkau sebagian

besar wilayah kota

1. Program pengembangan

kinerja pengelolaan air

minum dan air limbah

83,3 Kuat

2. Program pengembangan

kinerja pengelolaan

persampahan

83,33 Kuat

2 Tersedianya

permukiman

ruang dan data

spasial

2. Mewujudkan RTRW

sbg acuan

pemanfaatan ruang

oleh semua

3. Meningkatkan upaya

pengawasan dan

penertiban

pemanfaatan ruang

1. Program pemanfaatan

ruang

83,33 Kuat

2. Program pengendalian

pemanfaatan ruang

83,33 Kuat

3. Program pengelolaan areal

pemakaman

77,78 Kuat

4. Peningkatan kualitas

lingkungan pemukiman

77,78 Kuat

5. Program pembangunan

infrastruktur pedesaan

77,78 Kuat

6. Program pengembangan

wilayah perbatasan

99,98 Sangat

Kuat

3 Pengendalian

sumber daya

lingkungan hidup

dan pencemaran

lingkungan

2. Mengoptimalkan

pemanfaatan SDA

dan penyediaan

energi bagi

masyarakat

1. Program pengendalian dan

perusakan lingkungan hdup

94,44 Sangat

Kuat

2. Program perlindungan dan

konservasi sumberdaya

alam

88,89 Sangat

Kuat

3. Program rehabilitasi dan

pemulihan cadangan

sumber daya alam

88,89 Sangat

Kuat

4. Program peningkatan

kualitas dan akses informasi

sumber daya alam dan

lingkungan hidup

66,67 Cukup

(22)

Ruang lingkup program-program pembangunan yang termuat dalam T2M2 dapat digolongkan menjadi 1 (satu) program pembangunan termasuk dalam ruang lingkup sociosystem, 5 (lima) program pembangunan termasuk dalam ruang lingkup tecnosystem. Ada 14 program pembangunan yang termasuk kategori lingkungan alam (ecosystem). Hasil identifikasi diperoleh sebagai berikut:

Program pembangunan lingkungan social : 1 program Program pembangunan lingkungan binaan : 5 program

Program pembangunan lingkungan alam : 14 progmam

Beban risiko yang dapat ditimbulkan oleh program-program pembangunan yang termuat dalam T2M2 terhadap kelestarian sumberdaya alam (SDA) dan fungsi lingkungan hidup (LH) dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan berisiko kecil : - program Program pembangunan berisiko cukup : - program

pengendalian polusi Kuat

6. Program pengendalian

kebakaran hutan

88,89 Sangat

Kuat

7. Program pengelolaan ruang

terbuka hijau (RTH)

88,89 Sangat

Kuat

8. Program pengawasan dan

penertiban kegiatan rakyat

yang berpotensi merusak

lingkungan

88,89 Sangat

Kuat

9. Program optimalisasi

sumber daya alam dan

lingkungan hidup

88,89 Sangat

Kuat

10. Program rehabilitasi hutan

dan lahan

88,89 Sngat

Kuat

11. Program pembinaan dan

pengawa san bidang

tambang

88,89 Sangat

Kuat

12. Program pembinaan dan

pengem bangan bidang

ketenagalistrikan

88,89 Sangat

(23)

Program pembangunan berisiko besar : 20 program

Luas wilayah terkena risiko dari program-program pembangunan yang termuat dalam T2M2 terhadap kelestarian SDA dan fungsi LH didominasi oleh program pembangunan yang berisiko setempat. Hasil analisis dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan berisiko setempat : 17 program

Program pembangunan berisiko lokal : 3 program Program pembangunan berisiko regional : - program

Manfaat dari program-program pembangunan yang termuat dalam T1M1 terhadap kelestarian SDA dan fungsi LH didominasi oleh program-program bermanfaat besar. Hasil analisisnya dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan bermanfaat kecil thd SDA/LH : - program Program pembangunan bermanfaat cukup thd SDA/LH : 3 program Program pembangunan bermanfaat besar thd SDA/LH : 17 program

Wilayah dampak manfaat dari program-program pembangunan yang termuat dalam T2M2, 15 program berdampak “lokal” dan 5 program berdampak regional. Tidak ada program pembangunan yang berdampak “setempat”. Hasil analisis dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan bermanfaat setempat : - program Program pembangunan bermanfaat lokal : 15 program Program pembangunan bermanfaat regional : 5 program

Hasil analisis simultan berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas yaitu: ranah lingkungan yang menjadi sasaran; beban dan luas dampak risiko;manfaat dan luas dampak manfaat dari program-program pembangunan yang termuat dalam T2M2 tersebut di atas, diperoleh nilai skore 86,22%. Nilai skore tersebut berada pada selang interval (73,22% -86,64%). Hal ini berarti kebijakan/program-program pembangunan yang termuat dalam T1M2 secara simultan berpengaruh kuat terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

(24)

berkategori pengaruh kuat, dan ada 5% program pembangunan yang bepengaruh cukup. Tidak ada satu program pun yang berkategori pengaruh longgar dan sangat longgar terhadap kelstarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan

Untuk melihat secara komprehensif komposisi jumlah masing-masing program T2M2 pada berbagai tingkat intensitas pengaruhnya terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup, dalam upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan, disajikan bentuk diagram sebagai berikut.

Gambar 8.5

Intensitas PengaruhKebijakan/Program Pembangunan pada T2M2 Terhadap Kelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

8.2.3. Pengaruh Kebijakan/Program Tujuan 3 dari Misi 2 (T3M2)

Tujuan yang ketiga dari Misi yang kedua tertulis “Meningkatnya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, dan daya beli masyarakat melalui pengembangan UMKM berbasis ekonomi kerakyatan dan potensi lokal”. Terdapat tiga sasaran pembangunan yang hendak dicapai dalam T3M2 ini yaitu:

 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat;  Meningkatnya UMKM, koperasi dan lembaga keuangan lainnya;  Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja.

Sasaran yang hendak dicapai T3M2 tersebut diatas terbagi kedalam 7 butir kebijakan dan 44 program pembangunan.Untuk lebih jelasnya, intensitas pengaruh program-program pembangunan yang tercantum dalam tujuan ke-tiga misi yang ke-dua ini terhadap kelestarian SDA dan fungsi LH dapat dilihat dalam Tabel 8.5.

Cukup 5%

Kuat 40% Sangat Kuat

(25)

Tabel 8.5.

Intensitas Pengaruh Kebijakan/Program Pembangunan Tujuan 3 Misi 2

Terhadap Kelestarian SDA dan Fungsi LH

Tujuan 3. Meningkatnya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, dan daya beli masyarakat

melalui pengembangan UMKM berbasis ekonomi kerakyatan dan potensi lokal.

No Sasaran Kebijakan Program Pembangnan Daerah Intensitas

Pengaruh

Terhadap

SDA & LH

Skore Katego

ri

1 Meningkatnya

pertumbuhan

saing di bidang

perdagangan,

1. Program peningkatan efisiensi

perdagangan dalam negeri

44,44 Sangat

Longga

r

2. Program peningkatan

kapasitas iptek sistem produksi

66,67 Cukup

3. Program peningkatan dan

pengembangan ekspor

50,00 Longga

r

jasa, dan industri

kreatif berbasis

4. Program peningkatan

pengawasan peredaran barang

dan jasa

50,00 Longga

r

5. Program peningkatan fasilitas

pelayanan pasar

72,22 Cukup

6. Program peningkatan

kerjasama perdagangan

internasional

55.56 Longga

r

7. Program perlindungan

konsumen dan pengamanan

perdagangan

50,00 Longga

r

8. Program peningkatan

kemampuan teknologi industry

72,22 Cukup

9. Program penataan struktur

industry

72,22 Cukup

10. Program peningkatan industri

kecil dan menengah

(26)

pangan daerah 11. Program pengembangan

industri kecil dan menengah

72,22 Cukup

12. Program pengembangan

sentra-sentra industri potensial

72,22 Cukup

13. Program pengembangan

destinasi wisata

61,11 Cukup

14. Program pengembangan

kemitraan pariwisata

44,44 Sangat

Longga

r

15. Program pengembangan

pemasaran pariwisata

44,44 Longga

r

16. Program peningkatan

kesejahteraan petani

50,00 Longga

r

17. Program peningkatan

pemasaran hasil produksi

pertanian/ kehutanan

/perikanan

50,00 Longga

r

18. Program peningkatan

penerapan teknologi pertanian

/kehutanan /perikanan

77,78 Kuat

19. Pengembangan agribisnis

pertanian/

kehutanan/perikanan

77,78 Kuat

20. Program pencegahan dan

penanggulangan penyakit

ternak/ ikan/ tanaman pangan

77,78 Kuat

21. Program peningkatan SDM

pertanian/

kehutanan/perikanan

33,33 Sangat

Longga

r

22. Program pemberdayaan

penyuluh

23. Program peningkatan

kerjasama dalam usaha

kemitraan pertanian/

kehutanan/perikanan

33,33 Sangat

Longga

r

(27)

sumberdaya pertanian/

kehutanan /perikanan

25. Program pembinaan dan

penertiban hasil produksi

pertanian /kehutanan

/perikanan

83,33 Kuat

26. Program pengembangan

perikanan tangkap

77,78 Kuat

27. Program pengembangan

sistem penyuluhan pertanian/

kehutanan /perikanan

55,56 Longga

r

28. Program pengembangan

kawasan budidaya air tawar

83,33 Kuat

29. Program penyediaan dan

perbaikan infrastruktur

pertanian/ kehutanan/

perikanan

83,33 Kuat

30. Program penyediaan dan

perbaikan sarana/prasarana

pemasaran hasil produksi

pertanian/ kehutanan

/perikanan

83,33 Kuat

31. Program peningkatan

ketahanan pangan

77,78 Kuat

32. Program peningkatan produksi

pertanian

/kehutanan/perikanan

77,78 Kuat

2 Meningkatnya

UMKM,

n koperasi dan

lembaga

keuangan

lainnya,

1. Program pengembangan

kewirausahaan dan keunggulan

kompetitif usaha kecil

menengah

44,44 Sangat

Longga

r

2. Program pengembangan

sistem pendukung usaha bagi

usaha mikro kecil menengah

44,44 Sangat

Longga

r

3. Program pembinaan pedagang

kaki lima

50,00 Longga

r

4. Program pengembangan

lembaga ekonomi pedesaan

38,89 Sangat

(28)

Ruang lingkup program-program pembangunan yang termuat dalam T3M2 dapat digolongkan menjadi 23 program pembangunan termasuk dalam ruang lingkup sociosystem, 10 program pembangunan termasuk dalam ruang lingkup tecnosystem. Ada 11 program pembangunan yang termasuk kategori lingkungan alam (ecosystem). Hasil identifikasi diperoleh sebagai berikut:

Program pembangunan lingkungan social : 23 program Program pembangunan lingkungan binaan : 10 program

Program pembangunan lingkungan alam : 11 program terutama

5. Program peningkatan

kesejahteraan ekonomi

masyarakat

38,89 Sangat

Longga

r

6. Program peningkatan kualitas

kelembagaan koperasi

38,89 Sangat

Longga

r

7. Program peningkatan

koordinasi dengan lembaga

keuangan /perbankan

38,80 Sangat

Longga

r

8. Bantuan dana pemberdayaan

ekonomi kerakyatan (Hibah)

38,89 Sangat

Longga

r

3 Meningkatnya

investasi yang

1.Program peningkatan promosi

dan kerjasama investasi

38,89 Sangat

Longga

r

2.Program peningkatan iklim

investasi dan realisasi investasi

38,89 Sangat

Longga

r

3.Program promosi produk

unggulan daerah

44,44 Sangat

Longga

r

4.Program penyiapan potensi

sumberdaya sarana dan

prasarana daerah

44,44 Sangat

Longga

(29)

Beban risiko dari program-program pembangunan yang termuat dalam T3M2 terhadap kelestarian sumberdaya alam (SDA) dan fungsi lingkungan hidup (LH), menempati proporsi jumlah yang seimbang antara program pembangunan yang beisiko “kecil”, berisiko “cukup” maupun berisiko “besar”. Hasil analisisnya dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan berisiko kecil : 14 program Program pembangunan berisiko cukup : 12 program Program pembangunan berisiko besar : 18 program

Luas wilayah terkena risiko dari program-program pembangunan yang termuat dalam T3M2 terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup berdampak “setempat” dan didominasi oleh program pembangunan yang berdampak “lokal”. Hasil analisisnya dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan berisiko setempat : 6 program

Program pembangunan berisiko lokal : 38 program Program pembangunan berisiko regional : - program

Manfaat dari program-program pembangunan yang termuat dalam T3M2 terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup, didominasi oleh program pembangunan yang bermanfaat “kecil”. Namun demikian teapat pula program pembangunan yang berdampak “cukup” dan berdampak 6 “besar” terhada kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup. Hasil analisis dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan bermanfaat kecil thd SDA/LH : 27 program Program pembangunan bermanfaat cukup thd SDA/LH : 11 program Program pembangunan bermanfaat besar thd SDA/LH : 6 program

(30)

Program pembangunan bermanfaat setempat : - program Program pembangunan bermanfaat lokal : 36 program Program pembangunan bermanfaat regional : 8 program

Hasil analisis simultan berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas yaitu: ranah lingkungan yang menjadi sasaran; beban dan luas dampak risiko;manfaat dan luas dampak manfaat dari program-program pembangunan yang termuat dalam T3M2 tersebut di atas, diperoleh nilai skore 57.58%. Nilai skore tersebut berada pada selang interval (44,44%-57,99%). Hal ini berarti kebijakan/program-program pembangunan yang termuat dalam T3M2 secara simultan berpengaruh longgar terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

Untuk melihat secara komprehensif komposisi jumlah masing-masing program T2M2 pada berbagai tingkat intensitas pengaruhnya terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup, dalam upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan, disajikan bentuk diagram sebagai berikut.

Gambar 8.6

Intensitas PengaruhKebijakan/Program Pembangunan pada T3M2 Terhadap Kelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

Hasil analisis secara parsial terhadap program-program pembangunan tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: Dari seluruh program pembangunan yang dicanangkan dalam T3M2, 38% program pembangunan diantaranya termasuk kategori pengaruh sangat longgar terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup, 19% program berpengaruh longgar, 17% program pembangunan yang bepengaruh cukup, dan 26% program yang berpengaruh kuat terhadap kelstarian

Sangat Longgar 37%

Longgar 19% Cukup

(31)

sumberdaya alam dan lingkungan hidup dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan

8.3. PENGARUH KEBIJAKAN/PROGRAM PEMBANGUNAN MISI 3

Misi 3 berbunyi Meningkatkan infrastruktur dan mutu layanan pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial dan pengembangan budaya lokal. Misi Pembangunan ini memiliki 2 (dua) point tujuan yang diurai menjadi 8 (delapan) sasaran 17 point kebijakan, dan 66 program pembangunan. Berdasarkan hasil analisis skoring, intensitas pengaruh kebijakan/program-program pembangunan yang tercantum dalam M3 ini bernilai skore 51,79%, berada pada selang interval (46,66%-59,98%). Hal ini menunjukan bahwa intensitas pengaruh program-program pembangunan yang tercantum dalam misi yang ke-tiga (M3) bepengaruh longgar terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup.

8.3.1. Pengaruh Kebijakan/Program Tujuan ke-1 dari Misi ke-3 (T1M3)

Tujuan pertama dari Misi yang ke-tiga ini tertulis Meningkatkan aksesibilitas dan mutu pendidikan serta derajat kesehatan masyarakat untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing. Terdapat dua sasaran pembangunan yang hendak dicapai dalam T1M3 ini yaitu:

Tercapainya pendidikan dasar untuk semua; Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.

(32)

Tabel 8.6

Intensitas Pengaruh Kebijakan/Program Pembangunan Tujuan 1 Misi 3

Terhadap Kelestarian SDA dan Fungsi LH

Tujuan 1. Meningkatkan aksesibilitas dan mutu pendidikan serta derajat kesehatan

masyarakat untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing.

No Sasaran Kebijakan Program Pembangnan Daerah Intensitas

Pengaruh

dan non formal

berbasis teknologi

informasi

1. Program pendidikan anak usia

dini

33,33 Sangat

Longga

r

2. Program wajib belajar

pendidikan dasar sembilan

tahun

33,33 Sangat

Longga

r

3. Program wajib belajar

pendidikan dua belas tahun

33,33 Sangat

karimah dan lifeskill

3.Meningkatkan

minat baca

masyarakat melalui

penyediaan sarana

prasarana

perpustakaan yang

mudah diakses

4. Program pendidikan

menengah

33,33 Sangat

Longga

r

5. Program pendidikan non

formal

33,33 Sangat

Longga

r

6. Program peningkatan mutu

pendidik dan tenaga

kependidikan

33,33 Sangat

Longga

r

7. Program manajemen

pelayanan pendidikan

33,33 Sangat

Longga

r

8. Program pembiayaan

administrasi persekolahan

33,33 Sangat

Longga

r

9. Program pengembangan

budaya baca dan pembinaan

perpustakaan

33,33 Sangat

Longga

(33)

2 Meningkat

nya derajat

kesehatan

masyarakat

1. Meningkatkan

sarana, prasarana

dan tenaga

kesehatan

2. Meningkatkan

pelayanan dan

upaya kesehatan

berbasis

pemberdayaan

masyarakat

1.Program pengadaan,

peningkatan sarana dan

prasarana kesehatan

50,00 Longga

r

2.Program pemeliharaan sarana

dan prasarana kesehatan

50,00 Longga

r

3.Program Pengadaan,

Peningkatan Sarana dan

Prasarana Rumah Sakit

50,00 Longga

r

4.Program Pemeliharaan Sarana

dan Prasarana Rumah Sakit

50,00 Longga

r

5.Program upaya kesehatan

masyarakat

44,44 Sangat

Longga

r

6.Program perbaikan gizi

masyarakat

44,44 Sangat

Longga

r

7.Program pencegahan dan

penanggulangan penyakit

menular

50,00 Longga

r

8.Program promosi kesehatan

dan pemberdayaan masyarakat

50,00 Longga

r

9.Program lingkungan sehat

perumahan

61,11 Cukup

10. Program pengembangan

lingkungan sehat

66,67 Cukup

11. Program pelayanan kesehatan

penduduk miskin

50,00 Longga

r

12. Program kemitraan

peningkatan pelayanan

kesehatan

50,00 Longga

r

13. Program peningkatan

pelayanan kesehatan anak

50,00 Longga

r

14. Program peningkatan

pelayanan kesehatan lansia

50,00 Longga

r

15. Program pengawasan dan

pengendalian makanan

50,00 Longga

r

16. Program peningkatan

keselamatan ibu melahirkan dan

anak

50,00 Longga

(34)

17. Program obat dan perbekalan

kesehatan

50,00 Longga

r

18. Program penyelenggaraan

pelayanan kesehatan

50,00 Longga

r

19. Program peningkatan

pelayanan rumah sakit

50,00 Longga

r

Ruang lingkup program-program pembangunan yang termuat dalam ini, dari 22 program pembangunan T1M3, 6 (enam) program diantaranya termasuk dalam ruang lingkup sociosystem, 16 program pembangunan termasuk dalam ruang lingkup lingkungan tecnosystem. Tidak ada satu program pun yang termasuk dalam kategori ecosystem. Hasil identifikasi dapat dinyatakan sebagai berikut:

Program pembangunan lingkungan social : 6 program Program pembangunan lingkungan binaan : 16 program

Program pembangunan lingkungan alam : - program

Beban risiko dari program-program pembangunan yang termuat dalam T1M3 terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup didominasi oleh program-program yang berisiko “besar” terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup. Hasil identifikasi diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan berisiko kecil : 3 program Program pembangunan berisiko cukup : 5 program Program pembangunan berisiko besar : 13 program

Luas wilayah terkena risiko dari program-program pembangunan yang termuat dalam T1M3 terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup sebanyak didominasi oleh program pembangunan yang berisiko “lokal” . Hasil identifikasi selengkapnya dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan berisiko setempat : 4 program

(35)

Manfaat terhadap kelestraian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup dari program-program pembangunan yang termuat dalam T1M3 terdiri dari program pembangunan yang berisiko “besar”, berisiko cukup dan berisiko kecil. Hasil identifikasi selengkapnya dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan bermanfaat kecil thd SDA/LH : 4 program Program pembangunan bermanfaat cukup thd SDA/LH : 6 program Program pembangunan bermanfaat besar thd SDA/LH : 12 program

Wilayah Manfaat terhadap kelestraian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup dari program-program pembangunan yang termuat dalam T1M3, semuanya bermanfaat lokal. Hasil analisis wilayah manfaat tersebut dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan bermanfaat setempat : - program Program pembangunan bermanfaat lokal : 22 program Program pembangunan bermanfaat regional : - program

Hasil analisis simultan berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas yaitu: ranah lingkungan yang menjadi sasaran; beban dan luas dampak risiko;manfaat dan luas dampak manfaat dari program-program pembangunan yang termuat dalam T3M2 tersebut di atas, diperoleh nilai skore 49,99%. Nilai skore tersebut berada pada selang interval (46,66%-49,99%). Hal ini berarti kebijakan/program-program pembangunan yang termuat dalam T3M2 secara simultan berpengaruh longgar terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup.

(36)

Gambar 8.7

Intensitas PengaruhKebijakan/Program Pembangunan pada T1M3 Terhadap Kelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

Hasil analisis secara parsial terhadap program-program pembangunan tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: Dari seluruh program pembangunan yang dicanangkan dalam T1M3, 39% program pembangunan diantaranya termasuk kategori pengaruhsangat longgar terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup; Sebanyak 54% program berkategori pengaruh longgar, dan 7% program pembangunan yang termuat dalam T1M3 ini yang memiliki pengaruh kategori cukup atau sedang.Program-program pembangunan yang termasuk dalam T1M1 ini tidak ada yang berkategori pengaruh kuatdan program pembangunan yang memiliki pengaruhsangat kuat.

8.3.2. Pengaruh Kebijakan/Program Tujuan ke-2 dari Misi ke-3 (T2M3)

Tujuan ke-dua dari Misi ke-tiga (T2M3) tertulis: Meningkatnya kesejahteraan sosial masyarakat. Ada 6 (enam) sasaran yang hendak dicapai tujuan pembangunan T2M3 ini yatu:

 Menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran;

 Meningkatnya Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS);  Pengendalian laju pertumbuhan penduduk;

 Menjamin perlindungan anak dan perempuan;

 Meningkatnya peran gender dan pemuda dalam pembangunan;  Pelestarian seni budaya dan olah raga.

Sangat Longgar 39%

Longgar 54%

(37)

Sasaran yang hendak dicapai tersebut diatas terbagi kedalam 12 butir kebijakan dan 38 program pembangunan.Untuk lebih jelasnya, rincian sasaran, kebijakan dan program-program pembangunan yang tercantum dalam T2M3, serta pengaruh dari masing-masing program terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup dapat dilihat Tabel 8.7.

Tabel 8.7

Intensitas Pengaruh Kebijakan/Program Pembangunan

Tujuan 2 Misi 3

Terhadap Kelestarian SDA dan Fungsi LH

Tujuan 2 : Meningkatnya kesejahteraan sosial masyarakat

No Sasaran Kebijakan Program Pembangnan Daerah Intensitas

Pengaruh

Terhadap

SDA & LH

Skore Kategori

1 Menurunnya

1. Pemberdayaan fakir miskin, dan

penyandang masalah

kesejahteraan sosial (PMKS)

lainnya

50,00 Longgar

2. Pemberdayaan kelembagaan

kesejahteraan sosial

50,00 Longgar

3. Program pemberdayaan

masyarakat

50,00 Longgar

4. Program peningkatan

kesiagaan dan pencegahan

bahaya kebakaran

77,78 Kuat

5. Program rehabilitasi pasca

bencana alam

88,89 Sangat

Kuat

6. Program pengendalian banjir 88,89 Sangat

Kuat

7. Program perbaikan perumahan

akibat bencana alam/sosial

88,89 Sangat

Kuat

8. Program pencegahan dini dan

penanggulangan korban

9. Peningkatan kesempatan kerja 44.44 Sangat

(38)

dalam

10. Perlindungan pengembangan

lembaga ketenagakerjaan

44,44 Sangat

Longgar

11. Peningkatan kualitas dan

produktivitas tenaga kerja

44,44 Sangat

Longgar

12. Program Transmigrasi

Regional

88,89 Sangat

Kuat

13. Bantuan dan jaminan

perlindungan sosial ( Hibah dan

Bantuan Sosial)

50,00 Longgar

14. Bantuan pemberdayaan

masyarakat (Hibah)

50,00 Longgar

2 Meningkatnya

Penanganan

1. Program pemberdayaan fakir

miskin, dan penyandang

masalah kesejahteraan sosial

(PMKS) lainnya

50,00 Longgar

2. Program pelayanan dan

rehabilitasi kesejahteraan

sosial

50,00 Longgar

3. Program pembinaan anak

terlantar

50,00 Longgar

4. Program pembinaan para

penyandang cacat dan trauma

50,00 Longgar

5. Program pembinaan panti

asuhan/ panti jompo

50,00 Longgar

6. Pembinaan eks penyandang

penyakit sosial (eks

narapidana, PSK, narkoba dan

penyakit sosial lainnya

50,00 Longgar

7. Program pemberdayaan

kelembagaan kesejahteraan

sosial

(39)

3 Pengendalian

laju

pertumbuhan

penduduk

1.Optimalisasi

penataan data

dan administrasi

kependudukan

2.Mendorong

keluarga

berencana yang

kecil, mandiri

dan sejahtera

1. Program penataan administrasi

kependudukan

55,56 Longgar

2. Program keluarga berencana 72,22 Kuat

3. Program peningkatan

pelembagaan keluarga kecil

berkualitas

55,56 Longgar

4. Program ketahanan dan

pemberdayaan keluarga

55,56 Longgar

5. Program kesehatan reproduksi 55,56 Longgar

4 Menjamin

1.Program keserasian kebijakan

peningkatan kualitas Anak dan

Perempuan

38,89 Sangat

Longgar

2.Program peningkatan kualitas

hidup dan perlindungan

perempuan

38,89 Sangat

Longgar

5 Meningkatnya

peran gender

1. Program penguatan

kelembagaan pengarusutamaan

gender dan anak

38,89 Sangat

Longgar

2. Program peningkatan peran

serta dan kesetaraan gender

dalam pembangunan

38,89 Sangat

Longgar

3. Program peningkatan peran

serta kepemudaan

38,89 Sangat

Longgar

4. Program peningkatan prestasi

olahraga dan generasi muda

38,89 Sangat

Longgar

6 Pelestarian

seni budaya

dan olahraga

1. Meningkatkan

apresiasi

terhadap pelaku

seni budaya dan

olahraga

1. Program pelestarian nilai-nilai

kepahlawanan/ bersejarah

44,44 Sangat

Longgar

2.Program pengembangan nilai

budaya

44,44 Sangat

Longgar

3.Program pengelolaan

keragaman budaya

44,44 Sangat

Longgar

4.Program pengembangan

kerjasama pengelolaan

kekayaan budaya

44,44 Sangat

Longgar

5.Program pembinaan dan

pemasyarakatan olah raga

38,89 Sangat

Longgar

6. Program pengembangan

kerjasama pengelolaan kekayaan

budaya

(40)

Ruang lingkup kebijakan pembangunan yang termuat dalam T2M3 terdiri dari 32 program pembangunan yang termasuk dalam ruang lingkup sosial (sociosystem), sebanyak 2 (dua) program pembangunan termasuk dalam kategori lingkungan binaan (tecnosystem) dan 4 (empat) program termasuk kategori lingkungan alam (ecosystem). Rincian hasil identifikasinya sebagai berikut:

Program pembangunan lingkungan social : 32 program Program pembangunan lingkungan binaan : 2 program

Program pembangunan lingkungan alam : 4 progmam

Beban risiko dari kebijakan dan program pembangunan yang termuat dalam T2M3 terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup didominasi oleh program-program pembangunan yang berisiko “kecil”. Hasil analisisnya dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan berisiko kecil : 27 program Program pembangunan berisiko cukup : - program Program pembangunan berisiko besar : 11 program

Luas wilayah terkena risiko dari program-program pembangunan yang termuat dalam T2M3 didominasi oleh program-program pembangunan yang berisiko “lokal” Hasil analisisnya dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan berisiko setempat : - program

Program pembangunan berisiko lokal : 32 program Program pembangunan berisiko regional : 6 program

Manfaat dari program-program pembangunan yang termuat dalam T2M3 terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup sebagian besar didominasi oleh program-program pembangunan yang bermanfaat “kecil”. Berdasarkan hasil analisis manfaat program pembangunan yang termuat dalam T2M3 ini dapat diringkas sebagai berikut:

(41)

Wilayah Manfaat dari program-program pembangunan yang termuat dalam T2M3 hanya bermanfaat “setempat” ada 12 program, bermanfaat lokal 24 program dan berdampak regional terhadap kelestarian SDA dan fungsi LH sebanyak 2 program. Berdasarkan hasil analisis dapat diringkas sebagai berikut:

Program pembangunan bermanfaat setempat: : 12 program Program pembangunan bermanfaat lokal : 24 program Program pembangunan bermanfaat regional : 2 program

Hasil analisis simultan berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas yaitu: ranah lingkungan yang menjadi sasaran; beban dan luas dampak risiko;manfaat dan luas dampak manfaat dari program-program pembangunan yang termuat dalam T2M3 tersebut di atas, diperoleh nilai skore 53,94%. Nilai skore tersebut berada pada selang interval (46,66%-59,99%). Hal ini berarti kebijakan/program-program pembangunan yang termuat dalam T2M3 secara simultan berpengaruh longgar terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup.

Gambar 8.8

Intensitas PengaruhKebijakan/Program Pembangunan pada T2M3 Terhadap Kelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

Untuk melihat secara komprehensif komposisi jumlah masing-masing program T2M3 pada berbagai tingkat intensitas pengaruhnya terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup, dalam upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan, disajikan bentuk diagram Gambar 8.8.

Sangat Longgar 40%

Longgar 42% Kuat

5%

(42)

Berdasarkan Gambar 8.8 tersebut di atas, dapat disimpulkan, dari seluruh program pembangunan yang dicanangkan dalam T2M3 ini, 42% program pembangunan diantaranya termasuk kategori sangat longgar pengaruhnya terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup; Sebanyak 40% program berkategori pengaruh longgar, 5% program pembangunan berpengaruh kuat, dan 13% program pembangunan yang berpengaruh sangat kuat. Tidak ada satu program pun yang berpengaruh cukup terhadap kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkngan hidup.

8.4 ASPEK SOSIAL PADA PASCA PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya harus memberi manfaat bagi masyarakat.Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.Hasil identifikasi aspek social pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten Lebaktertuang sebagai berikut.

A. Sektor Pengembangan Pemukiman

Dalam membangun sistim permukiman, dampak-dampak lingkungan yang harus diperhatikan adalah dampak pada saat pra konstruksi, dampak pada masa konstruksi dan dampak pada saat pasca konstruksi.

Dampak yang timbul pada masa pra konstruksi biasanya tidak terlalu besar, namun tetap harus diperhatikan, dampak tersebut biasanya timbul akibat adanya dampak sosial ekonomi yaitu adanya informasi akan dibangunnya sistim Permukiman yang berkembang dimasyarakat, sedangkan dampak negatif sosial ekonomi akibat perekrutan pekerja yang tidak melibatkan penduduk setempat dan pada pasca konstruksi dampak yang timbul adalah biasanya dampak positif, yaitu masyarakat didaerah tersebut dapat merasakan pelayanannya.

(43)

B. Sektor Penataan Bangunan Lingkungan Permukiman (PBL)

Dalam membangun sistim Penataan Bangunan Lingkungan Permukiman (PBL), dampak-dampak lingkungan yang harus diperhatikan adalah dampak-dampak pada saat pra konstruksi, dampak pada masa konstruksi dan dampak pada saat pasca konstruksi.

Dampak yang timbul pada masa pra konstruksi biasanya tidak terlalu besar, namun tetap harus diperhatikan, dampak tersebut biasanya timbul akibat adanya dampak sosial ekonomi yaitu adanya informasi akan dibangunnya sistim Penataan Bangunan Lingkungan Permukiman (PBL) yang berkembang dimasyarakat, sedangkan dampak negatif sosial ekonomi akibat perekrutan pekerja yang tidak melibatkan penduduk.

Pada dasarnya semua dampak negatif yang timbul, baik pada masa pra konstruksi, masa konstruksi maupun masa pasca konstruksi dapat diminimalsir yaitu dengan cara mengikuti dan melaksanakan petunjuk yang ada dalam dokumen UKL/UPL yang telah dibuat sebelum masa konstruksi.

Komponen yang terkena dampak, jenis dampak serta besaran dampaknya terhadap sektor PBL dan pemukiman ditunjukkan dalam bentuk matriks berikut ini :

Tabel 8.8.

Matrik Dampak Terhadap Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya Yang Diperkirakan Akan Terjadi

Sektor PBL Dan Permukiman Komponen

Yang Diperkirakan

Terkena Dampak

Sumber

Dampak Jenis Dampak

Besaran

Dampak Keterangan

I. TAHAP KONTRUKSI

1.Kesempatan kerja

Kegiatan konstruksi sarana dan prasarana permukiman

Terserapnya kesempatan kerja penduduk

disekitar lokasi kegiatan pembanguinan sarana dan

(44)

Komponen

Dampak Jenis Dampak

Besaran

Dampak Keterangan

prasarana tenaga kerja usia produktif yang menganggur.

II. TAHAP OPERASIONAL

1. Kesempatan

(45)

Komponen

Dampak Jenis Dampak

Besaran

Dampak Keterangan

permukiman prasarana permukiman

beroperasinya sarana dan prasarana permukiman 4. Kamtibmas Kegiatan

pengoperasian lokasi dan sekitar lokasi kegiatan dan infeksi pada usus

C. Sektor Air Limbah

Dalam membangun sistim penyediaan Air Limbah, dampak-dampak lingkungan yang harus diperhatikan adalah dampak pada saat pra konstruksi, dampak pada masa konstruksi dan dampak pada saat pasca konstruksi.

Gambar

Tabel 8.1 Intensitas Pengaruh Kebijakan/Program Pembangunan
Tabel 8.2 Intensitas Pengaruh Kebijakan/Program Pembangunan
Tabel 8.3 Intensitas Pengaruh Kebijakan/Program Pembangunan
Gambar 8.4 Intensitas PengaruhKebijakan/Program Pembangunan pada T1M2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode perancangan stabilizer tegangan tiga fasa ini akan dilakukan dengan merancang sistem hardware yang meliputi satu unit kendali mikrokontroler ATMega32,

Untuk memperoleh data mengenai motivasi kerja ini diperlukan adanya pengukuran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala / ukuran ordinal yaitu skala

Hipotesis awal penelitian ini adalah pemberian enhancer Na Lauryl Sulfat dalam patch topikal yang mengandung ekstrak etanol rimpang kencur (Kaempferia galanga L.)

Cairan sludge yang keluar dari CST dialirkan dan dipanaskan dengan injeksi uap langsung sampai 90-95º C. Sludge yang telah keluar dari sludge tank akan menuju

Nusa Tenggara Timur pada Agustus 2015 mengalami deflasi sebesar 0,73 persen setelah bulan sebelumnya mengalami inflasi yaitu sebesar 1,06 persen. deflasi terjadi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi serta tolak ukur dalam melaksanakan pengukuran kepuasan kerja karyawan di PT PLN (Persero)

bahwa dalam pelaksanaan otonomi daerah diperlukan peranan pemerintah provinsi untuk meningkatkan pembinaan dan pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha

Hasil analisis diperoleh nilai signifikansi variabel beta yaitu sebesar 0,090 dengan koefisien negatif, dapat disimpulkan bahwa beta berpengaruh negatif terhadap return