• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh persepsi karyawan pada gaya kepemimpinan terhadap semangat kerja karyawan : studi kasus pada PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh persepsi karyawan pada gaya kepemimpinan terhadap semangat kerja karyawan : studi kasus pada PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari - USD Repository"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN PADA GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Dwi Anjar Ruslina

NIM : 102214022

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN PADA GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Dwi Anjar Ruslina

NIM : 102214022

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv MOTTO

Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan

baik

(Evelyn Underhill)

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan ia memberi kekekalan di dalam hat mereka”

(Pengkhotbah 3 : 11)

“Berhenti bertanya bagaimana cara mendapatkan apa yang kamu inginkan, karena jawaban dari semua itu hanyalah

berusaha”

“Always be youself and never be anyone else even they if look better than you”

Skripsi ini dipersembahkan kepada :  Tuhan Yesus Kristus Pelindung dan Pembimbingku

 Kedua Orang Tuaku

 Sahabat-Sahabatku

(6)

v

UNIVERSITAS SANTA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYTAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul :

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN PADA GAYA KEPEMIMPINAN TERHDAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN

Studi Kasus Pada PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 25 Agustus 2014 adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau menru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam refrensi) pada penulis aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyta melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 29 Agustus 2014

Yang membuat pernyataan

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN KAMPUS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Dwi Anjar Ruslina

Nomor Mahasiswa : 102214022

Demi pengembangan lmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH PERSESPSI KARYAWAN PADA GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN

Studi kasus pada PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari

Dengan demikian saya memberikan kepada perpusatakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dam mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 29 Agustus 2014

Yang menyatakan

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Persepsi Karyawan Pada Gaya Kepemimpinan Terhadap Semangat

Kerja Karyawan”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.

Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2. Dr. Herry Maridjo, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

3. Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Universitas Sanata Dharma.

4. A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah

berkenan mengarahkan, membimbing, mencurahkan perhatian, waktu, pikiran,

dan semangat kepada penulis dalam penulisan skripsi.

5. Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

(9)

viii

mencurahkan perhatian, waktu, pikiran, dan semangat kepada penulis dalam

penulisan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna.

6. Drs. P. Rubiyatno, M. M selaku dosen tamu dalam ujian pendadaran.

7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat

berguna bagi penulis selama proses perkuliahan.

8. Pimpinan dan seluruh karyawan PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari yang telah

memberikan izin penelitian serta berkenan membatu dalam pengisian kuesioner.

9. Kedua orang tuaku tersayang, Bapak Ruslan dan Ibu Theresia Purwani, yang

tidak pernah lelah memberikan perhatian, kasih sayang, doa dan dukungan moril

maupun material.

10.Kakakku Yuliani Ika Susanti dan adikku Mahisa Surya Marta Putra terima kasih

atas dukungan, perhatian, semangat dan doanya.

11.Keluarga besarku yang tidak bisa saya sebuttkan penulis persatu terimakasih atas

dukungan, semangat, nasehat dan doanya.

12.Semua sahabat dan teman-temanku yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

terimakasih buat kebersamaan, doa, cerita, canda tawa selama ini. You are the

best!!!

13.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala dukungan

(10)

ix

Penulis berharap semoga segala kebaikan, dan dukngan semua pihak tersebut

diatas mendapatkan berkat yang melimpah dari Tuhan Yesus Kristus. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini bisa bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan

bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 29 Agustus 2014

Penulis

(11)

x DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 8

2. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia ... 9

(12)

xi

C. Persepsi Karyawan ... 12

D. Kepemimpinan ... 14

1. Pengertian Kepemimpinan ... 14

2. Peranan Kepemimpinan ... 15

3. Macam-Macam Gaya Kepemimpinan ... 16

E. Semangat Kerja ... 21

1. Definisi Semangat Kerja ... 21

2. Tanda-tanda Menurunya Semangat Kerja ... 22

3. Indikator Semangat Kerja ... 23

4. Cara Meningkatkan Semangat Kerja ... 24

F. Review Penelitian Terdahulu ... 25

G. Kerangka Konseptual ... 27

F. Definisi Operasional... 31

G. Populasi dan Sampel ... 32

H. Metode Pengumpulan Data ... 33

I. Teknik Pengujian Kuesioner ... 35

J. Teknik Analisis Data ... 37

1. Analisis Deskriptif ... 37

2. Teknik Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis ... 40

BAB IV GAMBARAN UMUM PERSEMBAHAN ... 44

A. Sejarah Perusahaan... 44

(13)

xii

C. Lokasi Perusahaan ... 46

D. Struktur Organisasi ... 46

E. Tugas dan Wewenang ... 47

F. Personalia ... 55

G. Produk ... 59

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Gambaran Ringkas Pelaksanaan Penelitian ... 66

B. Deskripsi Responden ... 69

C. Deskripsi Variabel ... 72

D. Analisis Regresi ... 74

E. Pembahasan ... 77

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERLAMBATAN ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 80

C. Keterbatasan ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Daftar Pernyataan Bersifat Positif... 34

Tabel III.2 Daftar Pernyataan Bersifat Negatif ... 35

Tabel V.1 Hasil Uji Validitas ... 67

Tabel V.2 Hasil Pengulangan Uji Validitas ... 68

Tabel V.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 69

Tabel V.4 Tabel Distribusi Data Berdasarkan Jenis Kelamin ... 70

Tabel V.5 Tabel Distribusi Data Berdasarkan Umur ... 71

Tabel V.6 Tabel Distribusi Data Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 71

Tabel V.7 Deskripsi Variabel Persepsi Karyawan Pada Gaya Kepemimpinan 73 Tabel V.8 Deskripsi Semangat Kerja Karyawan ... 74

Tabel V.9 Hasil Uji Normalitas ... 75

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul

Gambar II.1 Kerangka Konseptual ... 27

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Keterangan Penelitian ... 84

Lampiran II Struktur Organisasi ... 85

Lampiran III Rekap Data Kuesioner Penelitian ... 86

Lampiran IV Print Out Hasil Olah Data Kuesioner Penelitian ... 88

(17)

xvi ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN PADA GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN

Studi Kasus PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari

Dwi Anjar Ruslina Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi karyawan pada gaya kepemimpinan terhadap semangat kerja karyawan PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari. Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari yang berjumlah 30 orang, dengan sampel sebanyak 25 responden. Data dalam penelitian ini diproleh dari hasil kuesioner. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi liner sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persespsi karyawan pada gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan.

(18)

xvii ABSTRACT

THE EFFECT Of THE EMPLOYE PERCEPTION ON LEADERSHIP STYLE TO THE EMPLOYE MORALE

Case Study On PT. Pos Indonesia branch Wonosari

Dwi Anjar Ruslina Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

This study aims to determine the effect of employe perception on leadership style to the employe morale at PT. Pos Indonesia branch Wonosari. The population in this study were all employees of PT. Pos Indonesia branch Wonosari totaling 30 people, with a sample of 25 respondents. The data in this study was obtained by questionnaire. While the data analysis technique used is simple linear regression. The results of research indicated that the perception of the employees on leadership style have effect to employees morale.

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam perusahaan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu

peranan yang sangat penting. Manusia sebagai alat yang digunakan untuk

produksi dan juga teknologi. Oleh karena itu, tanpa adanya manusia, produksi dan

teknologi tidak akan ada dan tidak akan berjalan sebagai mana mestinya. Dilihat

dari ketenagarakerjaan, dalam pencapaian kualitas sumber daya manusia maka

program-program di dalamnya mengacu pada perkembangan SDM yang

berkualitas, sehingga hasil kerjanyapun mempunyai kualitas yang baik pula. Maju

mundurnya kualitas SDM dalam perusahaan juga tidak lepas dari pengaruh gaya

kepemimpinan yang dimiliki oleh pemimpin perusahaan dalam memimpin

karyawannya.

Peran dan pengaruh para pemimpin perlu disadari seberapa besar, maka

pemilik perusahaan perlu berpikir secara serius mengenai siapa orang yang tepat

untuk ditempatkan menjadi manajer yang mempunyai nilai-nilai serta gaya

kepemimpinan yang mampu memajukan SDM yang dimiliki perusahaan guna

penentuan keputusan-keputusan yang akan dibuatnya. Apabila gaya

kepemimpinan yang digunakan manajer tidak sesuai dengan situasi yang ada,

maka dapat berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan, sehingga semangat

kerja karyawan akan berkurang dan akan berakibat pada produktifitas yang akan

(20)

Karyawan akan bekerja secara optimal apabila ada semangat kerja yang kuat,

baik dari dalam diri maupun dari luar dirinya. Kepemimpinan yang tepat untuk

karyawan di perusahaan tertentu dan dalam situasi yang berbeda tidak muncul

begitu saja, namun ada faktor yang harus dipenuhi yaitu harus ada pemimpin,

orang yang dipimpin dan situasi (T.H.Handono 1999: 303). Ketiga faktor tersebut

jika saling berinteraksi akan mewujudkan sesuatu yang sangat berguna bagi

perusahaan.

Kegagalan seorang karyawan belum tentu disebabkan oleh ketidakmampuan

seorang karyawan, mungkin juga karena ketidaksesuaian dengan gaya

kepemimpinan yang diterapkan seorang manajer dimana karyawan bekerja. Hal

semacam inilah yang sering menimbulkan persepsi karyawan yang positif maupun

negatif yang berakibat pada tinggi atau rendahnya semangat kerja karyawan di

suatu perusahaan. Semangat kerja karyawan dapat menurun diakibatkan karena

ketidaksesuaian gaya kepemimpinan sehingga kerja mereka menjadi

bermalas-malasan. Bahkan banyak karyawan yang melalukan demonstrasi jika

keinginannya tidak dipenuhi. Tetapi, apabila keinginan karyawan dipenuhi dan

gaya kepemimpinan yang diterapkan manajer sesuai dengan karyawan maka

semangat kerja karyawan tentu akan sangat optimal. Dalam hal ini persepsi

karyawan dapat membantu manajer dalam memutuskan gaya kepemimpinan yang

sesuai dengan kondisi perusahaan, sehingga manajer mampu membangkitkan

semangat kerja karyawan.

Penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian pada PT. Pos Indonesia

(21)

terhadap gaya kepemimpinan sehingga dapat mempengaruhi semangat kerja

karyawan PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari. Selain itu, penulis ingin melihat

secara langsung peran aktif seorang pemimpin PT. Pos Indonesia Cabang

Wonosari dalam memimpin karyawannya, sehingga dapat membangkitkan

semangat kerja karyawan.

Oleh karena pentingnya seorang manajer dalam menentukan gaya

kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi karyawan yang dapat mempengaruhi

semangat kerja karyawan dan hasil yang diharapkan perusahaan, serta pentingnya

peranan persepsi karyawan dalam pengambilan keputusan terhadap gaya

kepemimpinan yang sesuai kondisi perusahaan maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Persepsi Karyawan Pada Gaya

Kepemimpinan Terhadap Semangat Kerja Karyawan di PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari”.

B. Rumusan Masalah

1. Gaya kepemimpinan apakah yang diterapkan oleh pemimpin PT. Pos

Indonesia Cabang Wonosari menurut persepsi karyawan?

2. Apakah ada pengaruh persepsi karyawan pada gaya kepemimpinan

terhadap semangat kerja karyawan di PT. Pos Indonesia Cabang

(22)

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian mengenai bidang manajemen

kepemimpinan dan semangat kerja, maka penulis membatasi peneliatian hanya

pada hal-hal berikut :

1. Persepsi pada Gaya Kepemimpinan dibedakan menjadi 3 jenis mengacu

pada pembagian gaya kepemimpinan menurut studi kepemimpinan

Universitas Loka Ronald Lippit dan K. White (Siagan, 1988) :

a. Karyawan mempersepsikan atasannya bergaya Kepemimpinan

Otokratis

b. Karyawan mempersepsikan atasannya bergaya Kepemimpinan

Demokratis

c. Karyawan mempersepsikan atasannya bergaya Kepemimpinan

Laissez Faire

2. Semangat kerja dibedakan menjadi 4 jenis, menurut Moh As’ad (1982 :

27) :

a. Kedisiplinan Kerja c. Kegairahan Kerja

b. Ketelitian Kerja d. Kerajinan Kerja

D. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian penulis ingin mengetahui :

1. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan PT. Pos Indonesia

(23)

2. Apakah gaya kepemimpinan menurut persepsi karyawan berpengaruh

terhadap semangat kerja karyawan pada PT. Pos Indonesia Cabang

Wonosari.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Perusahaan

Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan saran positif yang

dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan dan menentukan

kebijakan-kebijakan yang tepat untuk meningkatkan semangat kerja

karyawan melalui pengelolaan persepsi pada gaya kepemimpinan.

2. Manfaat Bagi Universitas

Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah referensi bagi

universitas dan bahan studi untuk mahasiswa yang sedang melakukan

penelitian yang sama.

3. Manfaat Bagi Penulis

Diharapkan dengan penelitian ini secara langsung penulis mendapatkan

informasi dan dapat menerapkan langsung teori-teori yang telah diperoleh

pada saat kuliah khususnya mata kuliah Manajemen Sumber Daya

Manusia dalam sebuah kasus nyata khususnya mengenai gaya

(24)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen dibutuhkan untuk mengelola sumber daya-sumber

daya yang ada dalam organisasi agar dapat memberikan hasil sesuai

dengan tujuan yang telah ditentukan. Adapun pengertian manajemen

menurut pendapat beberapa ahli adalah sebagai berikut :

a. Menurut James A.F. Stoner (T.H. Handoko, 2003: 8), manajemen

adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan

sumber daya- sumber daya organisasi lainnya agar dapat mencapai

tujuan organisasi yang telah diterapkan.

b. Menurut Luther Gulick (T.H.Handoko, 2003 : 11), manajemen sebagai

suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara

sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja

bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini

(25)

2. Fungsi-fungsi Manajemen

Menurut Henry Fayol fungsi manajemen meliputi :

a. Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan

organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program,

prosedur, metoda, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan.

b. Pengorganisasian (organizing) adalah penentuan sumber daya-sumber

daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

organisasi, perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau

kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan,

penugasan tanggungjawab tertentu dan kemudian, pendelegasian

wewewang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan

tugasnya.

c. Penyusunan personalia (staffing) adalah penarikan (recruitment), latihan

dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi para

karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif.

d. Pengarahan merupakan suatu proses yang berhubungan dengan usaha

memberi arahan atau bimbingan, perintah-perintah, saran, atau instruksi

dari atasan kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing,

agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar fokus pada

(26)

e. Pengawasan (controlling) adalah penerapan cara dan peralatan untuk

menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah

ditetapkan. Pengawasan dapat positif dan negatif. Pengawasan positif

mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan

efisien dan efektif. Sedangkan pengawasan negatif mencoba untuk

menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak

terjadi ataupun terjadi kembali.

B. Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan,

pengembangan, penilaian, pemberian jasa, dan pengelolaan individu

anggota organisasi atau kelompok karyawan. Manajemen sumber daya

manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan,

penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karir,

evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan

yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan

dan praktik manajemen yang mempengaruhi secara langsung sumber daya

manusianya dengan orang-orang yang bekerja bagi organisasi. Manajemen

sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan

agar sumber daya manusia di dalam organisasi dapat digunakan secara

(27)

2. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Tujuan sosial manajemen sumber daya manusia adalah agar

organisasi bertanggungjawab secara sosial dan etis terhadap

kebutuhan dan tantangan masyarakat seraya meminimalkan

dampak negatif tuntunan itu terhadap organisasi. Implikasi dari

tujuan ini, beberapa organisasi khususnya perusahaan-perusahaan

besar telah menambahkan tanggungjawab sosial ke dalam tujuan

perusahaan mereka dan menghubungkan sumber daya mereka

kepada hal-hal seperti program kesehatan lingkungan, proyek

perbaikan lingkungan, program pelatihan dan pengembangan

golongan minoritas, serta menyelenggarakan dan mensponsori

berbagai acara seni.

b. Tujuan Organisasional adalah sasaran (target) formal organisasi

yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuannya.

Departemen sumber daya manusia dibentuk untuk membantu para

manajer mencapai tujuan organisasi. Departemen sumber daya

manusia meningkatkan efektifitas organisasional dengan cara :

1.meningkatkan produktifitas perusahaan dengan

menyediakan tenaga yang terlatih dan termotivasi dengan

baik.

2.Mendayagunakan tenaga kerja secara efisien dan efektif

(28)

3.Mengembangkan dan mempertahankan kualitas kehidupan

kerja dengan membuka kesempatan bagi kepuasan kerja

dan aktualisasi diri karyawan.

4.Memastikan bahwa perilaku organisasi sesuai dengan

undang-undang ketenagakerjaan dengan menyediakan

kesempatan kerja yang sama, lingkungan kerja yang aman,

dan perlindungan terhadap hak kerja.

5.Membantu organisasi mencapai tujuannya.

6.Menyediakan bagi organisasi karyawan-karyawan yang

termotivasi dan terlatih dengan baik

7.Mengkomunikasikan kebijakan sumber daya manusia

kepada semua karyawan.

8.Membantu mempertahankan kebijakan etis dan perilaku

yang bertanggungjawab secara sosial.

9.Menglola perusahaan sehingga saling menguntungkan bagi

individu, kelompok, perusahaan, dan masyarakat.

c. Tujuan fungsional merupakan tujuan untuk mempertahankan

kontribusi departemen sumber daya manusia pada tingkat yang

sesuai dengan kebutuhan organisasi.

d. Tujuan individu adalah tujuan pribadi dari setiap anggota

organisasi yang hendak dicapai melalaui aktivitasnya di dalam

organisasi. Jika tujuan pribadi dan organisasi tidak cocok dan

(29)

dari perusahaan. Konflik dari tujuan karyawan dan tujuan

organisasi dapat menyebabkan keinginan kerja yang lemah,

ketidakhadiran, dan bahkan sabotase. Tujuan dari manajemen

sumber daya manusia adalah membantu para karyawan mencapai

tujuan pribadi mereka, paling tidak sejauh tujuan pribadi tersebut

meningkatkan kontribusi para karyawan terhadap organisasi.

3. Aspek-Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia

Tiga aspek utama manajemen sumber daya manusia menurut

Manullang (1996 : 146), adalah :

a. Pengadaan sumber daya manusia

Pengadaan sumber daya manusia adalah menyediakan tenaga kerja

yang di butuhkan secara kualitatif dan kuantitatif.

b. Pengembangan sumber daya manusia

Pengembangan sumber daya manusa adalah program khusus

dirancang oleh organisasi dengan tujuan membentuk karyawan

dalam meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan memperbaiki

sikapnya melalui berbagai macam aktivitas.

c. Pemanfaatan sumber daya manusia

Pemanfaatan sumber daya manusia adalah proses kegiatan

pimpinan yang bermaksud mempekerjakan pegawai yang memberi

prestasi cukup dan tidak mempekerjakan pegawai yang tidak

(30)

C. Persepsi Karyawan

Sumber daya manusia merupakan asset yang paling penting dalam suatu

organisasi perusahaan. Siagan Sondang menyatakan bahwa sebagai sumber daya

yang menggerakkan dan mengarahkan organisasi, sumber daya manusia harus

selalu diperhatikan, dijaga, dipertahankan, serta dikembangkan oleh organisasi.

Sementara ditinjau dari sudut karyawan sebagai sumber daya manusia itu sendiri.

Menurut David Krech dan Richard Crutcfield membagi faktor-faktor yang

menentukan persepsi dibagi menjadi dua yaitu :

a. Faktor fungsional

Faktor fungsional adalah faktor yang berasal dari kebutuhan,

pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang

disebutkan sebagai faktor personal. Faktor fungsional yang

menentukan persepsi objek-objek yang memenuhi tujuan iindividu

yang melakukan persepsi.

b. Faktor Struktural

Faktor struktural adalah faktor-faktor yang berasal semata-mata dari

sifat stimulus fisik terhadap efek-efek syarat yang ditimbulkan pada

sistem saraf individu.

Santamaria (Simamora, 2004 : 224) menyatakan bahwa saat ini karyawan

tidak hanya mengharapkan imbalan jasa yang diberikannya kepada organisasi,

tetapi juga mengharapkan kualitas tertentu dari perlakuan dalam bekerja.

(31)

dan karir mereka, rekan kerja yang kooperatif, serta kompensasi yang adil.

Tuntuan karyawan yang semakin tinggi terhadap organisasi serta yang dilakukan

oleh organisasi akan menentukan komitmen dan keterikatan karyawan terhadap

organisasi, yang dapat mempengaruhi keputusannya untuk tetap bekerjasama dan

memajukan organisasinta atau tempat kerja yang lebih baik.

Menurut Peter Drucker (Handoko, 2003) antara lain memiliki keyakinan

yang kuat terhadap organisasi serta menerima tujuan dan nilai organisasi,

memiliki keinginan untuk bekerja, serta memiliki keinginan yang kuat untuk

bertahan dalam organisasi. Pendekatan Peter Drucker ini merupakan pendekatan

efektif yang menekankan pentingnya kongruensi antara nilai dan tujuan pribadi

karyawan dengan nilai dan tujuan organisasi.

Beberapa karakteristik dari organisasi yang memiliki keterlibatan kerja yang

tinggi adalah :

a. Calon karyawan yang masih berada pada tahap seleksi diperkenalkan

dengan tugas yang akan dikerjakan agar calon karyawan mengetahui

dengan yang harus dikerjakannya dan yang dituntut dari dirinya sehingga

dapat memutuskan benar-benar berminat terhadap pekerjanya.

b. Penggajian karyawan tidak didasarkan pada sekor jabatan tetapi

berdasarkan ketrampilan dari setiap karyawan.

c. Organisasi merencanakan dan melakukan pelatihan, perencanaan, karir

(32)

d. Organisasi menerapkan gaya manajemen partisipasif dimana setiap

karyawan memiliki keterlibatan yang tinggi dalam pengambilan

keputusan.

e. Organisasi mengatur ruang kerja sedemikian rupa sehingga setiap

karyawan merasa nyaman dalam lingkungan kerjanya.

Pada penelitian pengelolaan sumber daya manusia akan ditinjau dari

pandangan karyawan sebagai sumber daya manusia itu sendiri berdasarkan

persepsi dan harapan karyawan terhadap penerapan pengelolaan sumber daya

manusia dalam organisasi. Persepsi karyawan berkaitan dengan bagaimana

karyawan menginterprestasikan realitas dalam organisasi yang merupakan faktor

penting yang mempengaruhi tingkah laku karyawan.

D. Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh kegiatan

pemberdayaan sumber daya manusia. Terkait dengan hal tersebut setiap

pemimpin perlu memperhatikan pentingnya teknik memimpin yang tepat

untuk dapat memilihara prestasi dan kepuasan kerja serta memberikan

dorongan (semangat kerja) kepada karyawan agar dapat menjalankan

(33)

Dibawah ini definisi kepemimpinan menurut beberapa tokoh :

a. Menurut George R Terry (Miftah Thoha, 1988 : 5)

Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang

supaya diarahkan mencapai tujuan.

b. Menurut Joseph L. Massie (Agus Dharma, 1984 : 24)

Kepemimpinan merupakan suatu proses atau praktik mempengaruhi

dengan mana penampilan orang lain dipengaruhi oleh seseorang yang

berfungsi sebagai pemimpin.

c. Menurut Paul Hersey dan Key Blanchard (Agus Dharma, 1984 : 24)

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau

sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam suatu situasi tertentu.

2. Peranan kepemimpinan

Peranan kepemimpinan ditekankan pada dereta tugas-tugas yang perlu

dilakukan oleh setiap pemimpin dalam hubungannya dengan bawahan

atau dengan kata lain Functions Leadership. Dengan demikian

penampilan dan peranan seorang pemimpin akan lebih khusus (more

specialized) daripada peranan seorang manajer.

Peranan tersebut sebagai berikut :

a. Bersikap adil (arbitrating)

b. Memberikan sugesti (suggesting)

c. Mendukung tercapainya tujuan (supplying objective)

(34)

e. Menciptakan rasa aman (providingsecurity)

f. Sebagai wakil organisasi (respresenting)

g. Sumber inspirasi (inspiring)

h. Bersikap menghargai (praising)

3. Macam-macam Gaya Kepemimpinan

Menurut Edwin B. Flippo gaya kepemimpinan adalah pola tingkah

laku yang dirancang untuk mengintreprestasikan tujuan organisasi dengan

tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Gaya kepemimpinan

merupakan norma perilaku seseoarang pada saat orang tersebut

mempengaruhi perilaku orang lain (Siagian, 1988).

Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk

menintegasikan tujuan organiasi dengan tujuan individu untuk mencapai

tujuan. Menurut studi kepemimpinan Universitas Loka Ronald Lippit dan

K. White (Sutarto, 1988 : 73-79) berpendapat ada 3 macam gaya

kepemimpinan, yaitu :

a. Gaya Kepemimpinan Otoriter

Gaya Kepemimpinan Otoriter adalah gaya pemimpin yang

memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya

sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggungjawab di

pegang oleh si pemimpin otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya

melaksanakan tugas yang telah diberikan. Ciri-ciri Gaya kepemimpinan

(35)

1. Wewenang mutlak terpusat pada manajer.

2. Keputusan dibuat oleh manajer.

3. Kebijaksanaan dibuat oleh manajer.

4. Tanggungjawab keberhasilan perusahaan dipikul oleh manajer.

5. Tidak ada kesempatan bawahan untuk memberikan saran,

pertimbangan, atau pendapat.

6. Kasar dalam bertindak dan kaku dalam bersikap.

b. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang

memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada

permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim

yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin

memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para

bawahannya.

Ciri-ciri Gaya Kepimimpinan Demokratis, yaitu :

1. Wewenang manajer tidak mutlak.

2. Manager bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada

karyawan.

3. Manajer mendorong prestasi sempurna dari karyawan.

4. Terdapat rasa saling percaya, saling menghormati, saling

menghargai.

(36)

6. Pimpinan mendorong prestasi sempurna dari bawahan dalam

kemampuan masing-masing.

c. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire

Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire adalah pemimpin jenis ini

hanya terlibat dalam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang

secara aktif menentukan tujuan dan penyelesain masalah yang dihadapi.

Ciri-ciri Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire, yaitu :

1. Manajer melakukan perannya secara pasif.

2. Manajer memberikan kebebasan penuh kepada karyawan.

3. Karyawan dituntut memiliki keahlian tinggi.

4. Kontrak antara manajer daya karyawan sedikit sekali.

5. Prakara selalu datang dari bawahan.

6. Pimpinan hanya berkomunkasi antara bawahan jika perlu.

Paul Hersey dan Kenneth H Blancard membedakan gaya kepemimpinan

ke dalam empat macam gaya (Sutarto. 1986 : 122), yaitu :

1. Telling

Merupakan gaya kepemimpinan yang mempunyai karakteristik

sebagai berikut :

a. Tinggi tugas dan rendah hubungan.

b. Pemimpin memberikan perintah khusus.

(37)

d. Pemimpin menerangkan kepada bawahan apa yang harus

dikerjakan, bagaiman cara mengerjakan, kapan harus

dilakukan.

2. Selling

Merupakan gaya kepemimpinan yang mempunyai karakteristik

sebagai berikut :

a. Tinggi tugas dan tinggi hubungan.

b. Pemimpin menerangkan keputusan.

c. Pemimpin menerangkan keputusan.

d. Pemimpin memberi kesempatan untuk penjelasan.

e. Pemimpin masih banyak melakukan pengarahan.

f. Pemimpin mulai melakukan komunikasi dua arah.

3. Partisipating

Merupakan gaya kepemimpinan yang mempunyai karakteristik

sebagai berikut :

a. Tinggu hubungan dan rendah tugas.

b. Pemimpin dan bawahan bersama-sama membuat keputusan.

c. Pemimpin dan bawahan saling memberi gagasan.

4. Delegating

Merupakan gaya kepemimpinan yang mempunyai karakteristik

sebagai berikut :

(38)

b. Pemimpin melimpahkan pembuatan keputusan dan

pelaksanaan kepada bawahan.

Pada dasarnya studi kepemimpinan yang dilakukan oleh Universitas Ohio

dibagi menjadi dua (Handoko, 2003 : 304), yaitu :

1. Kepemimpinan Gaya Initiating Structure adalah pemimpin bersikap

mengutamakan orientasi pada hasil.

2. Kepemimpinan Gaya Consideration adalah pemimpin lebih bersikap

mengutamakan orientasi pada bawahan.

Macam-macam gaya kepemimpinan, menurut sistem manajemen Rensis

Likert ada empat macam gaya kepemimpinan, yaitu :

1. Pemimpin bergaya “Exploitive Authoritative”

Pemimpin bergaya otokratis dan ia juga membuat keputusan yang

harus dilakukan bawahannya. Gaya kepemimpinan ini kaku dan dalam

memotivasi bawahannya dengan adanya sanksi-sanksi tapi juga ada

penghargaan.

2. Pemimpin bergaya “otokratis yang baik hati”

Pemimpin percaya kepada bawahan, menerima ide-ide dari

bawahan. Ada komunikasi timbale-balik tetapi tetap ada motivasi

dengan sanksi-sanksi dan penghargaan.

3. Gaya kepemimpinan konsultatif

Dalam memberikan perintah manager berkonsultasi dahulu dengan

bawahan, dan bawahan mengambil keputusan sendiri dalam

(39)

4. Gaya kepemimpinan partisipatif

Pemimpin membuat keputusan hanya secara formal setelah adanya

keputusan kerja yang dianut oleh kelompok (bawahan). Penghargaan

sangat diutamakan lebih dari itu membuat bawahan agar merasa

dibutuhkan.

E. Semangat Kerja

Setiap perusahaan akan selalu berusaha agar produktivitas karywan dapat

ditingkatkan. Salah satu hal yang mempengaruhi produktivitas itu adalah

semangat kerja karyawan. Semangat kerja antara laian dipengaruhi oleh gaya

kepemimpinan.

1. Definisi Semangat Kerja

Semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara giat sehingga dengan

demikian pekerjaan diharapkan lebih cepat dan lebih baik (Nitisemito, 1982 :

160). Definisi semangat kerja sebagai suasana yang ditimbulkan oleh sikap

para anggota organisasi (Kossen, 1983 : 22). Suasana yang dimaksud adalah

suasana dari dalam maupun dari luar diri orang tersebut dan juga suasana di

dalam perusahaan. Sedangkan menurut Siswanto, semangat kerja merupakan

keadaan psikologi seseorang. Semangat kerja sianggap sebagai keadaan

psikologis yang baik bila semangat kerja tersebut menimbulkan kesenangan

yang mendorong seseorang untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam

(40)

Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa semangat kerja

adalah gambaran sikap individu maupun kelompok terhadap pekerjaan yang

dilakukan dalam meraih tujuan.

2. Tanda-tanda Menurunnya Semangat Kerja

Tanda-tanda turunnya semangat kerja karyawan sangat penting diketahui

perusahaan. Perusahaan dengan mengetahui secara pasti tanda-tanda tersebut,

maka dapat segera diketahui penyebabnya. Dengan demikian pihak

perusahaan dapat melakukan usaha-usaha atau kebijakan-kebijakan yang tepat

guna mencegah atau memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan.

Menurut Kossen (Kossen, 1983 : 230), tanda-tanda menurunnya semangat

kerja itu, antara lain :

a. Kemangkiran

b. Kelambatan

c. Pergantian karyawan yang tinggi

d. Mogok dan sabotase

e. Ketidakbanggan terhadap kerja

Sedangkan menurut Nitisemito (Nitisemito, 1983 :161), tanda-tanda

menurunya semangat kerja itu, antara lain :

a. Turunnya produktivitas

b. Tingkat absensi tinggi

c. Tingkat kerusakan yang tinggi

(41)

e. Tuntutan yang sering terjadi

f. Pemogokan

3. Indikator Semangat Kerja

Menurut Moh As’ad (1982 :27) adanya semangat kerja dapat dilihat dari

indicator-indikator sebagai berikut :

a. Kedisiplina kerja

Kedisiplinan kerja adalah sikap tingkah laku dan perbuatan yang

sesuai dengan peraturan perusahaan, baik tulisan maupun tidak tertulis.

Kedisiplinan karyawan sangat penting bagi perusahaan karena dengan

adanya disiplin, diharapkan pekerjaan akan dapat dilakukan seefektif

dan seefisien mungkin.

b. Ketelitian kerja

Ketelitian adalah keseksamaan atau kecermatan dalam menyelesaikan

pekerjaan. Ketelitian kerja sangat penting bagi perusahaan karena

dengan ketelitian kerja diharapkan kerusakan peralatan, bahan yang

diolah, serta barang yang dihasilkan akan dapat dikurangi. Bahkan

kerusakan dapat dihilangkan sehingga mutu produk sesuai dengan

standar yang telah ditentukan.

c. Kerajinan kerja

Kerajinan adalah sikap yang selalu berusaha untuk giat belajar. Hal ini

penting bagi perusahaan karena diharapkan karywan dapat

(42)

menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu, serta bekerja dengan

sungguh-sungguh.

d. Kegairahan kerja

Kegairahan adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerja yang

dilakukan. Dengan adanya kegairahan bekerja diharapkan karywan

dapat meningkatkan produktivitasnya baik dari segi kualitas maupun

kuantitas.

4. Cara Meningkatan Semangat Kerja

Menurut Alex S. Nitisemito (1966 : 101-108, 1982 : 170) ada

usaha-usaha yang dapat dilakukan perusahaan agar semangat kerja dapat

selalu dijaga dan ditingkatkan. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan semangat kerja sebagai berikut :

a. Pemberian gaji yang cukup

b. Memperhatikan kebutuhan rohani karywawan

c. Sesekali perlu menciptakan suasana yang santai

d. Menempatkan karyawan pada posisi yang tepat

e. Memberikan kesempatan karyawan untuk maju

f. Karyawan sesekali diajak berunding

g. Fasilitas yang menyenangkan

h. Usahakan para karyawan mempunyai loyalitas

(43)

F. Review Penelitian Terdahulu

1. Yustinus Kris Diyanto (2003)

Penelitian yang dilakukan oleh Kris Diyanto dengan judul Hubungan

Persepsi Karyawan Tentang Gaya Kepemimpinan Dan Semangat Kerja,studi

kasus di Mondarian Jln.Manahan no 3/13, Junggrangan, Klaten. Penelitian ini

meneliti tentang gaya kepemimpinan apa yang diterapkan manajer menurut

persepsi karyawan dan bagaimana hubungan antara persepsi karyawan tentang

gaya kepemimpinan dengan semangat kerja pada PT. Mondrian. Untuk

mendapatkan data-data yang diperlukan, saudara Kris Diyanto menggunakan

teknik pengumpulan data kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Kuesioner

yang digunakan berupa angket tentang gaya kepemimpinan dan semangat

kerja yang diberikan yang diberikan kepada 60 orang sebagai sampel. Subjek

penelitiannya adalah karyawan, sedangkan teknik analisis data menggunakan

interval kelas dan korelasi Spearman.

Berdasarkan hasil analisis, Kris Diyanto menyimpulkan bahwa ada

(44)

2. Mariana (2003)

Penelitian yang dilakukan oleh Mariana dengan judul Analisis

Hubungan Gaya Kepemimpin Manajer Dengan Semangat, Motivasi, Dan

Prestasi Karyawan, studi kasus PT. Sun Putra Pratama Corporation,

Palembang. Penelitian ini meneliti tentang (1) adakah gaya kepemimpinan

yang berorientasi pada persepsi, gaya kepemimpinan adirektif, gaya

kepemimpinan pertisipatif, dan gaya kepemimpinan suportif yang digunakan

di PT. Sun Putra Pratama Corporation, (2)adakah hubungan gaya

kepemimpinan dengan semangat kerja PT. Sun Putra Pratama Corporation, (3)

adakah hubungan gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja karyawan di PT.

Sun Putra Pratama Corporation, (4) adakah hubungan gaya kepemimpinan

dengan pretasi kerja PT. Sun Putra Pratama Corporation. Untuk mendapatkan

data-data yang diperlukan, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Angket diberikan kepada 30 orang

sebagi sampel. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis korelasi

Rang Spearman.

Berdasarkan hasil analisis, Mariana menyimpulkan bahwa ada

hubungan antara gaya kepemimpinan dengan semangat, motivasi, prestasi

(45)

G. Kerangka Konseptual

Berdasarkan pada teori Moh As’ad maka penulis membuat

kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar II. 1

Pada gambar ini menjelaskan pengaruh antara variabel indipenden dan

variabel dependen, dimana persepsi karyawan pada gaya kepemimpinan

sebagai X terhadap semangat kerja sebagai Y.

H. Rumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual, maka penulis merumuskan hipotesis

berdasarkan masalah kedua sebagai berikut : Ada pengaruh Persepsi karyawan

pada gaya kepemimpinan terhadap semangat kerja karyawan.

Persepsi Karyawan Pada Gaya Kepemimpinan :

1. Cara manajer dalam pengambilan keputusan 2. Cara manajer memperlakukan

karyawan

3. Cara manajer menghadapi masalah dalam perusahan. 4. Hubungan manajer dengan

(46)

28 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah studi kasus yaitu

penelitian yang terperinci mengenai suatu objek tertentu dan kesimpulan yang ditarik

dari hasil penelitian yang berlaku bagi obyek yang diteliti dalam kurun waktu

tertentu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari

Jln. Brigjen Katamso No.12 Wonosari 55813

Waktu : Bulan Februari-Maret 2014

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sumber tempat kita memperoleh keterangan

penelitian (Amirin 1983 : 92). Dalam penelitian yang menjadi subjek penelitian

adalah karyawan PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah gaya kepemimpinan dan semangat kerja menurut

(47)

D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi

variabel lain. Dalam penelitian, persepsi karyawan pada gaya kepemimpinan

merupakan sebagai variabel bebas. Aspek-aspek gaya kepemimpinan yang

dipersepsikan karyawan meliputi :

1. Aspek pengambilan keputusan

2. Aspek perlakuan manajer terhaap karyawan

3. Cara pemimpin menghadapi masalah dalam perusahaan

4. Hubungan manajer dan karyawan

b. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh

variabel lain. Dalam penelitian ini semangat kerja sebagai variabel dependen.

Aspek-aspek semangat kerja :

1. Kegairahan kerja dengan indikator serius dalam bekerja,

mengerjakan pekerjaan secara maksimal supaya lebih baik dari

yang laian, memperhatikan kebersihan tempat bekerja.

2. Kedisplinan kerja dengan indikator manaati tata tertib

(48)

fasilitas sesuai dengan fungsi, menyelesaikan pekerjaan sesuai

batas waktu yang ditentukan.

3. Ketelitian kerja dengan indikator karyawan berusaha untuk

memperbaiki dan melaporkan kepada atasan apabila ada

kerusakaan pada peralatan kerja.

4. Kerajinan kerja dengan indikator tetap menyelesaikan pekerjaan

walaupun waktu bekerja sudah habis, melakukan pekerjaan

dengan sunguh-sunguh dan tekun.

2. Pengukuran Variabel

Variabel gaya kepemimpinan dan semangat kerja diukur dengan

menggunakan skala likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial.

Setiap variabel yang akan diukur dijabarkan sesuai dengan indicator

masing-masing variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolok ukur

untuk menyusun item-item instrument yang berupa pernyataan yang nantinya

(49)

E. Data dan Sumber Data

Data yang akan dikumpulkan oleh penulis adalah sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari subjek yang diteliti.

Penulis mendapatkan data primer dengan melakukan wawancara,

kuesioner, dan observasi pada saat melakukan penelitian pada PT. Pos

Indonesia Cabang Wonosari. Sehingga dapat membantu penulis untuk

memperoleh data yang akurat.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak yang lebih baik berupa

dokumentasi, data yang telah diolah, maupun informasi, mengenali sesuatu

hal. Penulis juga akan menggunkan data sekunder apabila memungkinkan

organisasi tersebut memiliki data sekunder.

F. Definisi Operasional

1. Persepsi Karyawan Pada Gaya Kepemimpinan

Persepsi karyawan pada gaya kepemimpinan adalah pemahaman/penilaian

karyawan terhadap gaya kepemimpinan seorang manajer melalui

penginterprestasian terhadap penangkapan stimulus yang berkaitan dengan

(50)

karyawan, cara manajer mengahadapi masalah dalam perusahaan serta

hubungan manajer dengan karyawan.

2. Semangat Kerja

Semangat kerja adalah gambaran sikap pribadi individu maupun kelompok

terhadap pekerjaan yang dilakukan dalam meraih tujuan. Hal ini dapat

dilihat dari kedisiplinan, ketelitian kerja, kerajinan kerja, serta kegairahan

kerja.

G. Populasi dan Sampel

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di PT. Pos

Indonesia Cabang Wonosari. Yang berjumlah orang yang sekaligus juga

sebagai responden.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang masih menjadi sumber data

sebenarnya dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan sebagian karywan PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari.

(51)

Dimana :

n = ukuran sampel ; N = ukuran populasi ; e = persen kelonggaran

ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat

ditelerir.

Maka jumlah sempelnya :

H. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ;

1. Metode Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan

atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan

memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner khusus bagi

karyawan bagian produksi.

Dalam penelitian ini digunakan dua macam kuesioner, yaitu kuesioner

kelompok pertama tentang persepsi karyawan pada gaya kepemimpinan dan

kuesioner yang kedua tentang semangat kerja karyawan. Untuk kuesioner

yang pertama terdiri dari 12 item yang mewakili pernyataan-pernyataan gaya

kepemimpinan mengenai : (1) cara pemimpin mengambil keputusan, (2) cara

(52)

dalam perusahaan, (4) hubungan pemimpin dengan karyawan. Sedangkan

untuk kuesioner yang kedua terdiri dari 10 item yang meliputi

indicator-indikator dari semangat kerja, diantaranya : kedisiplinan kerja, kerajinan

kerja, ketelitian kerja, dan kegairahan kerja. Selanjutnya responden

dipersilahkan untuk memilih alternative jawaban yang disediakan. Untuk

setiap pernyataan diberi alternative jawaban kategori yang disesuaikan

dengan skala likert. Bila pernyataan bersifat positif maka pemberian skor

untuk sangat setuju (ss) : 5, setuju (s) : 4, netral (n) : 3, tidak setuju (ts) : 2,

sangat tidak setuju (sts) : 1. Namun bila pernyataan bersifat negative maka

pemberian skor untuk sangat setuju (ss) : 1, setuju (s) : 2, netral (n) : 3, tidak

setuju (ts) : 4, sangat tidak setuju (sts) : 5.

Cara manajer dalam pengambilan keputusan. 1,3

Cara manajer memperlakukan karyawan 4,5,6

cara manajer menghadapi masalah dalam

perusahaan

7,8

hubungan manajer dengan karyawan 10,11,12

Semangat

Kerja

Kedisiplinan kerja, kerajinan kerja, ketelitian

kerja, kegairahan kerja.

(53)

Table III. 2

Daftar Pernyataan Bersifat Negatif

Variabel Aspek Item

Gaya

kepemimpinan

Cara manajer dalam pengambilan keputusan. 2

cara manajer menghadapi masalah dalam

perusahaan

9

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara mencacat data-data yang berasal dari

dokumen perusahaan, misalnya sejarah berdirinya perusahaan, struktur

organisasi dan lain-lain.

I. Teknik Pengujian Kuesioner

Metode yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas, jika

masing-masing item menunjukkan hasil valid maka penyebaran kuesioner dinyatakan

layak.

1. Pengujian Validitas / Valid tidaknya penelitian

Suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya

(Sugiono, 1994 :148). Dengan menggunakan teknik korelasi Product

(54)

Keterangan :

rxy : koefisien relative tiap item

x : nilai tetap item

y : nilai setiap item

N : Banyaknya sampel

Dengan tariff signifikan = 5% apabila r hitung lebih besar daripada r

table maka kuesioner sebagai alat pengukur dianggap valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat diperacaya

dan diandalkan. Untuk memperoleh koefisien reliabilitas digunakan

rumus Spearman Brown sebagi berikut (Saifuddin Anzwar, 1997 : 69) :

Keterangan :

= Koefisisen reliabilitas

=Koefisien Korelasi Product moment

(55)

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Teknik Analisis Deskriptif

a. Deskripsi Responden

Dalam penelitian mengenai pengaruh persepsi karyawan pada gaya

kepemimpinan terhadap semangat kerja karyawan, data diperoleh dengan

membagikan kuesioner kepada 25 karyawan PT. Pos Indonesia Cabang

Wonosari dengan karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin,

umur dan pendidikan terakhir.

b. Deskripsi Variabel

Dalam penelitian mengenai pengaruh persepsi karyawan pada gaya

kepemimpinan terhadap semangat kerja deskriptif variabel digunakan untuk

menjawab masalah pertama yaitu Gaya Kepemimpinan yang diterapkan

manajer menurut persepsi karyawan. Kategori gaya kepemimpinan

didasarkan pada hasil studi University Lowa yaitu gaya kepmimpinan

autocratic, democratic, dan laissez faire. Untuk mengetahui gaya

kepemimpinan apa yang diterapkan oleh manajer PT. Pos Indonesia Cabang

Wonosari menurut persepsi karyawan, maka penulis akan memanfaatkan

hasil dari kuesioner pertama. Sedangkan untuk mengetahui semangat kerja

PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari, penulis akan memanfaatkan hasil dari

(56)

kerja sangat tinggi, semangat kerja tinggi, semangat kerja sedang, semangat

kerja rendah, dan semangat kerja sangat rendah.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam teknik analisi derktiptif variabel :

a. Menghitung skor rata-rata

Penghitungan skor rata-rata dapat dilakukan dengan membagi

jumlah skor dengan jumlah item. Dengan demikian skor rata-rata akan

didapat.

b. Membuat kategori

Untuk membuat kategori dalam masing-masing variabel yang

perlu dilakukan ialah mencari interval dengan rumus Struges sebagi

berikut :

Keterangan :

= interval

Range = selisih antara batas atas dengan batas bawah

(57)

1) Dalam pembuatan kategori tentang gaya kepemimpinan

menurut persepsi karyawan, dapat dilakukan dengan mencari

interval sebagai berikut :

Berdasarkan interval sebesar 1,33 maka garis skala persepsi

karyawan pada gaya kepemimpinan adalah :

1,00 - 2,33 : karyawan mempersepsikan atasannya bergaya

kepemimpinan autocrtaic.

2,34 – 3,67 : karyawan mempersepsikan atasannya bergaya

kepemimpinan democratic.

3,68 - 5,00 : karyawan mempersepsikan atasannya bergaya

kepemimpinan laissez fair.

2) Dalam pembuatan kategori tentang semangat kerja karyawan,

dapat dilakukan dengan mencari interval sebagai berikut :

Dengan interval sebesar 0,8 maka garis skala Semangat kerja

karyawan sebagai berikut :

1,0-1,8 : semangat kerja karyawan sangat rendah

(58)

2,8-3,6 : semangat kerja karyawan sedang

3,7-4,5 : semangat kerja karyawan tinggi

4,6-5,0 : semangat kerja karyawan sangat tinggi

2. Teknik Analisis Regrsi dan Pengujian Hipotesis

Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, yaitu apakah ada pengaruh

persepsi karyawan pada gaya kepemimpinan terhadap semangat kerja karyawan.

Gaya kepemimpinan merupakan variabel X dan semangat kerja merupakan variabel

Y. Supaya dapat mengetahui pengaruh persepsi karyawan pada gaya kepemimpinan

terhadap semangat kerja karyawan, maka teknik analisis yang digunakan adalah

Pendugaan dan pengujian Parameter B. Langkah atau prosedur pengujiannya sebagai

berikut :

a. Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji Normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai

residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki niali residual yang berdistribusi

secara normal. Uji normalitas yang digunakan untuk penelitian ini adalah uji

one sample Kolomogorov Smirnov, dalam hal ini untuk mengetahui apakah

residual terdistribusi normal, jika nilai signifikan lebih dari 0.05. (Priyatno,

(59)

b. Analisis Regresi Sederhana

Teknik analisis regresi untuk mengetahui pengaruh variabel

independen (gaya kepemimpinan manajer) terhadap variabel dependen

(semangat kerja karyawan). Kemudian dibuat persamaanya sebagai

berikut (Haryono Subiyakto, 1995 : 188) :

dimana :

Y = semangat kerja karyawan (variabel dependen)

= bilangan konstanta sebagai titik potong

b = koefisien regresi

x = gaya kepemimpinan manajer

Konstanta ( dan koefisien regresi dapat dicari :

Keterangan :

y = Semangat kerja karyawan

= nilai konstanta

b = koefisien korelasi

(60)

c. Rumusan Hipotesis (Uji t)

Untuk melakukan pengujian hipotesis apakah persepsi

karyawan pada gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap semangat

kerja karyawan, maka diperlukan uji-t, yaitu :

Rumus Sb :

Tahap-tahap pengujian sebagai berikut :

a. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif :

persepsi karyawan pada gaya kepemimpinan tidak

berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan.

persepsi karyawan pada gaya kepemimpinan

berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan.

b. Menentukan taraf signifikan. Tarif signifikan menggunakan 0,05.

c. Menentukan nilai kritis t ( ) dengan tingkat signifikansi

( dan derajat kebebasan (db) : 25-2

(61)

d. Ketentuan kriteria pengujian yang digunakan dalam pengujian

adalah sebagai berikut :

1) Ho ditolak, Ha diterima jika , yang artinya

variabel persepsi karyawan pada gaya kepemimpinan

berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan.

2) Ho diterima, Ha ditolak jika yang artinya

variabel persepsi karyawan pada gaya kepemimpinan tidak

berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan.

Gambar III.1 Kurva Hasil Pengujian

Daerah penerimaan Ho

-2,069 2,069

Daerah

penolakan Ho

Daerah

(62)

44 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos

pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jendral G.W Baron

van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin

keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari

kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri

Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi

pelayanan kepada publik. Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun

kemudian didirikan Kantorpos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos

yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute

perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan.

Perubahan Status Pos Indonesia

Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari

Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh

seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya

lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi

hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN

Postel).

Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi

(63)

Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi

Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam

menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun

luar negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah

menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).

Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan

kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan

memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar 24

ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100

persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi

terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi dan

teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki 3.700 Kantorpos online, serta

dilengkapi elektronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan

rantai yang terhubung satu sama lain secara solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos

diciptakan untuk mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal

daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat.

B. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi Perusahaan

Menjadi Perusahaan pos terpercaya

b. Misi Perusahaan

1) Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang

(64)

2) Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja yang

aman, nyaman dan menghargai kontribusi

3) Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha

yang menguntungkan dan terus bertumbuh

4) Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat

5) Berkomitmen untuk berperilaku transparan dan terpercaya kepada

seluruh pemangku kepentingan.

C. Lokasi Perusahaan

Letak yang stretegis sangat menguntungkan bagi PT. Pos Indonesia,

dimana letak kantor PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari berada di

tengah-tengah pusat kota sehingga PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari mudah untuk

dicapai oleh kalangan masyarakat. Pos Indonesia merupakan sebuah badan

usaha milik negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di biadang layanan pos.

Pemilihan letak perusahaan yang berlokasi di Jln. Brigjen Katamso No.12

Wonosari, dengan mempertimbangankan banyak aspek.

D. Struktur Organisasi

PT. Pos Indonesia Cabang Wonosari mempunyai struktur organisasi

yang memiliki fungsi agar mempermudah pimpinan dalam tugas, wewenang

dan tanggungjawab yang akan menunjang aktivitas-aktivitas karyawan

sehari-hari (gambar struktur organisasi lihat di lampiran) . Dengan adanya sruktur

(65)

dapat mengelola perusahaan dengan baik dan bekerja sama dengan karyawan.

Karena karyawan memberi kontribusi sesuai kapasitas masing-masing.

E. Tugas dan Wewenang dari setiap bagian Struktur Organisasi : 1) Kepala Kantor

Dalam menjalankan aktivitas atau kegiatan perusahaan serta

menyangkut perkembangan Kinerja Wilayah, Kepala Wilayah mendapat

tugas, wewenang dan tanggung jawab dari Direksi PT. Pos dengan tugas

pokok mengelola sumber daya perusahaan yang ada di wilayah untuk

mengembangkan dan menjalankan bisnis perusahaan. Membawahi

Acounting Representatif, IT Suport, Manajer Cabang Operasi, Manager

SDM, Manajer Pelayanan Loket, Manajer PPL dan Agenpos, Manager

Keuangan, Manager Properti dan Sarana. Dengan uraian jabatan sebagai

berikut :

a. Menetapkan strategi dan kebijakan pengembangan bisnis di

wilayah

b. Menetapkan strategi dan kebijakan sumber daya manusia di

wilayah

c. Menetapkan strategi dan kebijakan keuangan

d. Menetapkan strategi dan kebijakan properti dan sarana di wilayah

e. Menetapkan target dan kinerja wilayah

f. Menetapkan tarif atau pedoman pentarifan untuk produk lokal

wilayah

(66)

h. Mengangkat dan memberhentikan pegawai wilayah sesuai

ketentuan yang ditetapkan

i. Menetapkan patokan harga sendiri wilayah

j. Memilih dan menetapkan mitra usaha/kerja wilayah

k. Menjabarkan kebijakan perusahaan-perusahaan dalam bentuk

operasional sesuai dengan kondisi wilayah

l. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya di wilayah

m. Mengendalikan rencana kerja dan anggaran wilayah

n. Melakukan koordinasi antar wilayah

2) Acounting Representif

Tugas pokok Akuntansi Representif adalah melaksanakan,

mengorganisasikan, mengendalikan pengelolaan akuntansi di unit kerja dalam

lingkup tanggungjawabnya agar tercapai laporan akuntansi yang tertib dan

benar sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Acounting Representif

melakukan aktivitas utama :

a. Mengelola pelaksanaan pekerjaan akuntansi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku

b. Melakukan proses pencatatan penerimaan dan pengeluaran pada

Buku Kas Harian sesuai dokumen sumber

c. Menyusun laporan akntansi (buku besar kantor pos) dan dokumen

Gambar

Gambar III. 1 Kurva Hasil Pengujian ttest ...................................................
Gambar II. 1
Table III.1
Table III. 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelunasan Pokok Obligasi dan pembayaran Bunga Obligasi akan dilakukan oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan kepada Pemegang Obligasi yang menyerahkan konfirmasi

• Pemilihan tujuan wisata di Indonesia yang diprioritaskan untuk dikembangkan dalam rangka menarik investasi infrastruktur (pendukung sektor pariwisata) dari luar negeri. 

Pengembangan Model Pembelajaran Kecakapan Pribadi Di Tk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu. Sukmadinata,

secara tepat waktu skripsi dengan judul “ Hubungan Sikap Keluarga dengan Perilaku Merokok pada Remaja (Studi Di SMK Dwija Bhakti 1 Jombang Kelas X.. jurusan Listrik) ” ,

34 of 2016 on New Tari s for Income Tax on Transfers of and Conditional Sale and Purchase Agreements for Land and/or Buildings, the Regional Government of DKI Jakarta Province has

Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pelengkap dari output IRMS di Bidang Bina Marga Provinsi D.I.Y3. Di mana pada output IRMS ini belum

pelanggan yang mengunjungi situs e- commerce lalu memilih sebuah produk dan menyelesaikan proses pembayaran. Proses tersebut lalu dilanjutkan dengan pengiriman barang ke konsumen

[r]