• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH REFORMASI BIROKRASI TERHADAP PERIZINAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH (Studi Kasus Di Pemerintahan Kota Bekasi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH REFORMASI BIROKRASI TERHADAP PERIZINAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH (Studi Kasus Di Pemerintahan Kota Bekasi)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH REFORMASI BIROKRASI

TERHADAP PERIZINAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

(Studi Kasus Di Pemerintahan Kota Bekasi)

Suwari Akhmaddhian

E-mail: suwariakhmaddhian@gmail. com

Abst r act

Bur eaucr at i c r ef or m i s essent i al l y an at t empt t o r ef or m and f undament al changes t o t he syst em of gover nance i n or der t o r each t he goal of bur eaucr at i c r ef or m t o accel er at e achievement of good gover nance and ef f or t s t o impr ove suppor t f or local gover nment i n i ncr easi ng per f or mance. Bur eaucr acy r ef or m pr ogr am r uns whi ch i s pr i nci pal l y consi st ed of i nst i t usi onal r ef or m, human r esour ces r ef or m and management i nf or mat ion t echnol ogy suppor t i n t he l i censi ng pr ocess. Inst i t ut i onal r ef or m i s by est abi l i shi ng a new agency t hat handl es t he l i censi ng pr ocess i n t he past , l i censi ng pr ocess has t o go t hr ough t he di f f er ent agenci es and wi t h t he r ef or m of t he bur eaucr acy i n t he l i censi ng pr ocess uni t ed i n one body t hat i s unif ied, i mpr ove human r esour ces t hr ough t r ai ni ng and i ncr ease t he t r anspar ency of i nf or mat ion t hr ough t he management i nf or mat ion t echnol ogy suppor t . Bur eaucr at i c r ef or m i n i nvest ment l i censi ng i n t he ar ea i s alr eady under way i n an ef f or t t o i mpr ove t he ser vi ce t o t he communit y, so good gover nance i s not j ust a dr eam and soon wi l l become a r eal i t y.

Key wor ds: l i censi ng, ser vi ce, bur eaucr at i c r ef or m.

Abst rak

Ref ormasi birokrasi pada hakikat nya merupakan upaya unt uk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar t erhadap sist em penyelenggaraan pemerint ahaan sehingga t ercapai t uj uan ref ormasi birokrasi yait u unt uk memepercepat t ercapainya t at a kelola pemerint ahan yang baik dan upaya memperbaiki dukungan t erhadap pemerint ah daerah dalam meningkat akan kinerj anya. Program ref ormasi birokrasi berj alan yang pada pokoknya t erdiri dari ref ormasi kelembagaan, sumber daya manusia dan ref ormasi manaj emen dukungan t eknologi inf ormasi dalam proses perizinan. Ref ormasi kelembagaan yait u dengan membent uk lembaga baru yang menangani proses perizinan t erpadu yang dimasa lalu proses perizinan harus melalui inst ansi yang berbeda dan dengan adanya ref ormasi birokrasi proses perizinan di sat ukan dalam sat u badan yang bersif at t erpadu, meningkat kan sumberdaya manusia melalui diklat dan meningkat kan ket erbukaan inf ormasi melalui manaj emen dengan dukungan t eknologi inf ormasi. Ref ormasi birokrasi perizinan penanaman modal di daerah sudah dan sedang berj alan dalam upaya meningkat kan pelayanan t erhadap masyarakat sehingga t at a kelola pemerint ahan yang baik bukan hanya sekedar impian dan segera menj adi kenyat aan.

Kat a kunci: perizinan, pelayanan, ref ormasi birokrasi.

Pendahuluan

Pembangunan ekonomi menj adi salah sa-t u j alan dalam mensej ahsa-t erakan masyarakasa-t , dalam pembangunan ekonomi di perlukan biro-krasi yang ramah t erhadap penanaman modal. Dalam pembangunan ekonomi t erkait erat de-ngan bergeraknya sekt or ekonomi yang men-

Art ikel ini merupakan art ikel hasil penel it ian mandir i dal am rangka penyusunan t ugas akhir perkul i ahan (t esis)

(2)

it u, pemerint ahan Orde Baru dit opang oleh bi-rokrasi yang rapuh, t idak prof esional, dan lebih mengut amakan kepent ingan segelint ir elit e, pengusaha, dan kroni. Soal pelayanan publik at au kepent ingan publik, it u nomor sekian. Prakt ik birokrasi yang korup, inef isien, dan t i-dak t ransparan masih sangat t erasa hingga saat ini sehingga dampak negat if dari birokrasi mo-del lama masih menghant ui dunia usaha. Ba-nyak pihak, t erut ama kalangan penyelenggara negara, yang t idak menyadari, bahkan mungkin sengaj a, memelihara birokrasi yang bisa diman-f aat kan unt uk kepent ingan sedikit orang. Uku-ran keberhasilan ref ormasi birokrasi adalah j ika manf aat nya dirasakan langsung masyarakat se-hingga kenyamanan dirasakan. Misalnya saj a, j ika masyarakat ingin mengurus perizinan masih merasa dipersulit maka ref ormasi belum berj a-lan. Unt uk mewuj udkan keberhasilan ref ormasi birokrasi, sebenarnya t idak hanya dari kalangan birokrasi, t et api j uga harus dari luar. Publik ha-rus t eha-rus meneha-rus memberikan krit ik memba-ngun, menyampaikan aspirasinya, dan berpart i-sipasi. Dengan adanya ref ormasi birokrasi diha-rapkan menj adi t at anan dalam kehidupan ma-syarakat sehingga dengan adanya t at anan da-lam kehidupan masyarakat menj adi serba t er-at ur sehingga t ercipt a nilai dasar dalam masya-rakat yait u t ent ang keadilan, kepast ian hukum dan kemanf aat an sosial.1

Pelayanan publik yang berkualit as menj a-di salah sat u t olok ukur unt uk melihat apakah disuat u organisasi pemerint ah (sekt or publik) t elah t erj adi ref ormasi birokrasi. Masif nya ke-san miring yang muncul at as pelayanan publik yang dilakukan oleh sekt or publik, t idak t erle-pas dari kenyat aan bahwa rendahnya kualit as pelayanan publik yang diberikan kepada masya-rakat sebagai konsumen. Rendahnya pelayanan publik dimaksud, ant ara lain dit andai dengan beberapa ciri. Per t ama, t idak t ransparannya bi-aya dalam pengurusan perizinan; kedua, ber-belit -ber-belit nya pelayanan bahkan t idak j arang membuat masyarakat menj adi f rust asi; dan

1

Asr i M Sal eh, “ Art i Pent i ng Kehadiran Ombudsman Bagi Masyarakat Di Provinsi Riau” , Jur nal Hukum Respubl i ca, Vol . 3 No. 2 Tahun 2004, Pekanbaru: FH. Univer si t as Lancang Kuning. hl m. 228-237

t i ga, wakt u pelayanan yang t idak j elas, sehing-ga masyarakat t idak dapat memprediksi kapan selesainya.

Menurut Davidow, pelayanan adalah “ ser -vi ce i s t hose t hing whi ch when added t o a pr duct i ncr ease it s ut i l i t y or val ue t o t he cust o-mer ” . Pelayanan sendiri adalah hal-hal yang j i-ka dit erapi-kan t erhadap suat u produk ai-kan me-ningkat kain daya at au nilai t erhadap pelang-gan. Lebih j auh Lovelock (1988) berpendapat bahwa pelayanan yang baik membut uhkan ins-t rukins-t ur pelayanan yang sangains-t baik pula. Hal ini bahwa yang paling pent ing adalah membuat se-t iap orang dalam organisasi berkualise-t as. Kualt as pelayanan sendiri menuruKualt Crosby, LehKualt i-men dan Wyckof f , merupakan penyesuaian t er-hadap perincian-perincian (conf or mance of speci f i cat i on), dimana kualit as ini dipandang sebagai deraj at keunggulan yang ingin dicapai, dilakukannya kont rol t erus menerus dalam mencapai keunggulan t ersebut dalam rangka memenuhi kebut uhan pengguna j asa.2 Diharap-kan dengan adanya ref ormasi birokrasi di sekt or perizinan penanaman modal berj alan dengan baik sehingga masyarakat yang mengaj ukan pe-rizinan mendapat kan kemudahan dan secara t idak langsung membant u Negara dalam men-cipt akan masyarakat yang sej aht era karena mempunyai pekerj aan dan dapat menghidupi keluarganya dengan layak. Pembangunan eko-nomi diperlukan dalam upaya mensej aht erakan masyarakat melalui pencipt aan proyek-proyek baru sehingga menyerap lapangan kerj a dan pet umbuhan ekonomi.

Tat a kelola pemerint ahan yang baik at au Good Gover nance merupakan proses penyeleng-garaan birokrasi dalam pelayanan barang dan j asa publik (publ i k goods and ser vi ces) yang da-lam pelaksanaannya harus senant iasa berpe-gang pada prinsip-prinsip good gover nance, yait u: prinsip ef ekt if it as (ef f ect i veness), keadi-lan, (equi t y), part isipasi (par t i ci pat ion), akun-t abiliakun-t as (account abi l it y) dan t ransparansi (t r anspar ency). Kalau kit a cermat i maka dari

2

Riyadi Soepr apt o, Pengembangan Model Ci t i zen Char t er Dal am Meni ngkat kan Pel ayanan Publ i k Di Indonesi a,

(3)

def inisi di at as, sebuah t at anan kepemerint ah-an yah-ang baik senah-ant iasa akah-an meliput i 3 unsur domain yait u: negara, swast a dan masyarakat , sehingga good gover nance mengandung penger-t ian nilai yang menj unj ung penger-t inggi keinginan rak-yat , kemandirian, aspek f ungsional dan peme-rint ahan yang ef ekt if dan ef isien. UNDP mene-t apkan karakmene-t e-rismene-t ik/ prinsip Good Governance sebagai berikut . Per t ama, par t i ci pat i on: set iap warga negara mempunyai suara dalam pem-buat an keput usan; kedua, r ul e of l aw: kerang-ka hukum harus adil t erut ama hukum HAM; ket i ga, t r anpar ency: t ransparansi/ ket erbukaan dibangun at as dasar kebebasan arus inf ormasi; keempat, r esponsi veness: lembaga dan proses harus mencoba unt uk melayani set iap pihak yang berkepent ingan (st akehol der s); kel i ma, consensus or i ent at i on: good gover nance menj a-di perant ara kepent ingan yang berbeda unt uk memperoleh pilihan yang t erbaik bagi kepent i-ngan yang lebih luas; keenam, ef f ect i veness and ef f i siency: proses dan lembaga menghasil-kan sesuai dengan apa yang t elah digarismenghasil-kan dengan sumber yang t ersedia dengan baik; ke-t uj uh, account abi l i t y: pembuat keput usan, sek-t or swassek-t a dan masyarakasek-t bersek-t anggung j awab kepada publik dan lembaga st akeholders; kede-l apan, st r at egi c vi sion: para pemimpin dan publik harus mempunyai perspekt if good gover -nance dan pengembangan manusia yang luas sert a j auh ke depan.3 Organisasi penyelenggara pelayanan publik yang selanj ut nya disebut Or-ganisasi Penyelenggara adalah sat uan kerj a pe-nyelenggara pelayanan publik yang berada di lingkungan inst it usi penyelenggara negara, kor-porasi, lembaga independen yang dibent uk ber-dasarkan undang-undang unt uk kegiat an pela-yanan publik, dan badan hukum lain yang di-bent uk semat a-mat a unt uk kegiat an pelayanan publik. Pelaksana pelayanan publik yang selan-j ut nya disebut pelaksana adalah peselan-j abat , pega-wai, pet ugas, dan set iap orang yang bekerj a di dalam organisasi penyelenggara yang bert ugas

3 Ade Suhendar, “ Ket erbukaan Inf ormasi Publ ik Bent uk

Keseri usan Pemer int ah Menuj u Good Governance (Im-pl ement asi Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008)” ,

Jur nal Wacana Ker j a, Vol . 13 No. 2 November 2010, Bandung: Pusat Kaj ian dan Pendi dikan dan Penel it ian Aparat ur, hl m. 243-251

melaksanakan t indakan at au serangkaian t inda-kan pelayanan publik. Masyarakat adalah selu-ruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai orang perseorangan, kelompok, mau-pun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manf aat pelayanan publik, baik se-cara langsung maupun t idak langsung. St andar pelayanan adalah t olok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualit as pelayanan sebagai kewaj iban dan j anj i penyelenggara kepada ma-syarakat dalam rangka pelayanan yang ber-kualit as dan dilengkapi dengan asas-asas, nor-ma-norma sehingga pelayanan menj adi cepat , mudah, t erj angkau, t erukur dan t ransaparan agar f ungsi mereka sesuai dengan yang digaris-kan.4 Ref ormasi birokrasi pada pelayanan pub-lik mut lak harus berj alan karena ref ormasi bi-rokrasi pint u masuk menuj u pemerint ahan baik yang sehat dan berkeadilan. Prinsip dan meka-nisme pelayanan. Dalam kerangka good gover -nance maka prinsip pelayanan publik menca-kup: ef ekt if it as dan ef isiensi; demokrasi; t rans-paransi; t aat hukum; menghargai HAM; respon-sive; represent at ive; dan akunt abel.5

Maklumat pelayanan adalah pernyat aan t ert ulis yang berisi keseluruhan rincian kewaj i-ban dan j anj i yang t erdapat dalam st andar pe-layanan. Sist em inf ormasi pelayanan publik yang selanj ut nya disebut Sist em Inf ormasi ada-lah rangkaian kegiat an yang meliput i penyim-panan dan pengelolaan inf ormasi sert a meka-nisme penyampaian inf ormasi dari penyeleng-gara kepada masyarakat dan sebaliknya dalam bent uk lisan, t ulisan Lat in, t ulisan dalam huruf Braile, bahasa gambar, dan/ at au bahasa lokal, sert a disaj ikan secara manual at aupun elekt ro-nik. Mediasi adalah penyelesaian sengket a pela-yanan publik ant arpara pihak melalui bant uan, baik oleh ombudsman sendiri maupun melalui mediat or yang dibent uk oleh ombudsman. Aj u-dikasi adalah proses penyelesaian sengket a pe-layanan publik ant ar para pihak yang diput us

4 Jawahir Thont owi , “ Norma Hukum Pel ayanan Publ ik”,

Jur nal Hukum, Vol . 14 No. 3 April 2004, Yogyakart a: FH Uni versit as Isl am Indonesi a, hl m. 435-449

5

(4)

leh ombudsman. Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan menga-wasi penyelenggaraan pelayanan publik, baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara nega-ra dan pemerint ahan t ermasuk yang diselengga-rakan oleh badan usaha milik negara, badan u-saha milik daerah, dan badan hukum milik ne-gara sert a badan swast a, maupun perseorangan yang diberi t ugas menyelenggarakan pelayanan publik t ert ent u yang sebagian at au seluruh da-nanya bersumber dari anggaran pendapat an dan belanj a Negara dan/ at au anggaran penda-pat an dan belanj a daerah. Masyarakat memili-ki hak unt uk melakukan pengawasan karena pe-nyelenggaraan pemerint ahan dan penyeleng-garaan Negara adalah mandat yang di berikan rakyat melalui pemilihan umum sehingga rakyat dapat memperoleh pelayanan publik yang baik.6 Ombudsman adalah badan at au pet ugas independen yang bert ugas menampung keluh-an-keluhan masyarakat t ent ang perilaku pega-wai negeri yang t idak benar sepert i penyalah-gunaan wewenang, kelambat an penyelesaian t ugas, dan lainnya. Bidang kerj a ombudsman j uga berhubungan dengan masalah-masalah perlindungan konsumen, hak sipil, perpaj akan, lingkungan, lembaga pemasyarakat an, dan se-bagainya. Lembaga ini kemudian menelit i, me-laporkan, mengusulkan pemecahan masalahnya kepada pemerint ah. Secara yuridis lembaga ombudsman t idak, mempunyai wewenang ke-kuasaan, namun dengan kerit ikan, t eguran dan publisit as, maka diharapkan dapat mempenga-ruhi pemerint ah dalam menj alankan t ugas-t u-gas pemerint ahan secara baik.7 UU No. 25 Ta-hun 2009 t ent ang Pelayanan Publik dimaksud-kan unt uk memberidimaksud-kan kepast ian hukum dalam hubungan ant ara masyarakat dan Penyelengga-ra dalam pelayanan publik, yang mempunyai t uj uan: t erwuj udnya bat asan dan hubungan yang j elas t ent ang hak, t anggung j awab, kewa-j iban, dan kewenangan seluruh pihak yang t er-kait dengan penyelenggaran pelayanan publik; t erwuj udnya sist em penyelenggaraan pelayanan

6

Asmar a Budi Dyah Dhar ma Sut j i, “ Ombudsman di Indo-nesi a” , Jur nal Hukum dan Masyar akat, Vol . 33 No. 1 2008, hl m. 67-68

7

Asr i M Sal eh, op. ci t , hl m. 228-237

publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerint ahan dan korporasi yang baik; t erpenuhinya penyelenggaraan pelayanan pub-lik sesuai dengan perat uran perundang-undang-an; dan t erwuj udnya perlindungan dan kepast i-an hukum bagi masyarakat dalam penyelengga-raan pelayanan publik. Dalam Undang-undang No. 25 Tahun 2009 t ent ang Pelayanan Publik Pasal 4 menyat akan bahwa penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan yait u: kepent ingan umum; kepast ian hukum; kesamaan hak; ke-seimbangan hak dan kewaj iban; keprof esional-an; part isipat if ; persamaan perlakuan/ t idak diskriminat if ; ket erbukaan; akunt abilit as; f asili-t as dan perlakuan khusus bagi kelompok ren-t an; keren-t eparen-t an wakren-t u; dan keceparen-t an, kemu-dahan, dan ket erj angkauan.

Permasalahan

Pokok permasalahan yang menj adi f okus perhat ian ut ama yang akan dibahas dalam pe-nelit ian ini dapat di uraikan dalam pert anyaan. Per t ama, mengapa t erj adi hambat an di sekt or perizinan penanaman modal di daerah, sebelum ref ormasi birokrasi? Kedua, bagaimana imple-ment asi ref ormasi birokrasi di sekt or perizinan penanaman modal di daerah? Ket i ga, apakah manf aat ref ormasi birokrasi di sekt or perizinan penanaman modal di daerah bagi masyarakat ?

Met ode Penelitian

(5)

dengan pengusaha, pengurus APINDO, pengelola perusahaan, akademisi dan prakt isi hukum. Pe-ngolahan dan Analisis Dat a. Set elah dat a t er-himpun, maka dilakukan pengolahan dan anali-sis dat a secara kualit at if sehingga menghasilkan sesuai harapan.

Pembahasan

Tinj auan Umum t ent ang Reformasi Birokrasi

Ref ormasi birokrasi merupakan t unt ut an era ref ormasi yang mulai digulirkan pada t ahun 1998 unt uk memperbaiki pelayanan negara t er-hadap warganya. Kat a ref ormasi berasal dari ist ilah lat in yait u f or mar e yang art inya mem-bent uk berasal dari kat a f orma yang art inya membent uk. Sesuai dengan kat a asalnya maka ist ilah ref ormasi mempunyai beberapa penger-t ian. Per t ama, suat u perubahan kearah yang le-bih baik at au suat u peningkat an; kedua, koreksi dari kesalahan, penyimpangan, at au pelangga-ran; ket iga, suat u t indakan unt uk revolusioner. Sebagai ist ilah yang dipergunakan berkait an de-ngan pemerint ah at au Negara, maka ist ilah re-f ormasi dapat berart i menempat kan suat u ben-t uk aben-t au kondisi yang baru dan peningkaben-t an; unt uk memperbaiki bent uk negara, at au mem-bawa perubahan dari yang buruk kepada yang baik sehingga kesej aht eraan sebagai t uj uan da-pat t ercapai.8 Pendapat yang lain mengat akan bahwa ref ormasi berart i perubahan dengan me-lihat keperluan masa depan, menekankan kem-bali pada bent uk asal, berbuat lebih baik de-ngan menghent ikan penyimpade-ngan-penyimpa- penyimpangan-penyimpa-ngan dan prakt ek yang salah at au memperke-nalkan prosedur yang lebih baik. Suat u perom-bakan menyeluruh dari suat u syst em kehidupan dalam aspek polit ik, ekonomi, hukum dan so-sial. Ref ormasi j uga berart i memperbaiki, membet ulkan, menyempurnakan dengan mem-buat sesuat u yang salah menj adi benar. Oleh karena it u, ref ormasi berimplikasi unt uk me-ngubah sesuat u dan menghilangkan yang t idak sempurna menj adi lebih sempurna, misalnya melalui perubahan kebij akan inst it usional. De-ngan demikian dapat dikemukakan karena ka-rakt erist ik ref ormasi dalam bidang t ert ent u,

8

Yef ni Del f it r i, 2005, Ref or masi Bi r okr asi di Mahkamah Agung, Jakart a: Univer si t as Kri snadwi payana, hl m. 27

yait u: per t ama, adanya keadaan yang t idak me-muaskan pada masa lalu; kedua, keinginan un-t uk memperbaiki pada masa yang akan daun-t ang; ket i ga, adanya perubahan besar-besaran; ke-empat, adanya orang yang melakukan; kel i ma, adanya pemikiran at au ide-ide baru; dan ke-enam, adanya sist em dalam suat u inst it usi t er-t ener-t u er-t idak baik dalam skala kecil maupun ska-la besar sepert i pada inst it usi Negara.9

Ref ormasi secara umum berart i perubah-an t erhadap suat u sist em yperubah-ang t elah ada pada suat u masa. Kendat i demikian, kat a ref ormasi sendiri pert ama-t ama muncul dari gerakan pembaruan di kalangan Gerej a Krist en di Eropa Barat pada abad ke-16, yang dipimpin oleh Mar-t in LuMar-t her, Ulrich Zwingli dan Yohanes Calvin. Ref ormasi adalah proses penat aan ulang, me-ngubah, memperbaiki, dan menyempurnakan sesuat u agar menj adi lebih baik. Berdasarkan pengert ian-pengert ian diat as, maka ref ormasi selalu menyesuaikan diri dengan kondisi dan kebut uhan masyarakat saat ini, bahkan sebisa mungkin dapat j uga memenuhi kebut uhan ma-syarakat dimasa depan. Oleh karena it u, ref or-masi merupakan gerakan yang berlangsung t e-rus menee-rus dan t idak akan berakhir. Perubah-an yPerubah-ang dij alPerubah-ankPerubah-an dalam rPerubah-angka ref ormasi t et ap berpij ak pada nilai-nilai dasar f alsaf ah Negara yang sudah ada, t et api dengan cara memperbaiki at au menyempurnakan langkah-langkah yang t idak benar. Birokrasi dewasa ini masyarakat begit u peka dengan ist ilah t er-sebut . Hampir semua lapisan masyarakat me-ngenal sebut an birokrasi, t erut ama di kalangan orang berpendidikan. Hal yang t erdet eksi da-lam pandangan mereka, birokrasi adalah urus-an-urusan yang menj engkelkan, berbelit -belit , be-rant ai, at uran ket at dan banyak sekat -sekat f ormalit as. Padahal birokrasi it u sendiri secara epist emologis berasal dari bahasa yunani: "Bu-r eau", yang art inya "mej a t ulis at au t empat be-kerj a para pej abat ". sesungguhnya birokrasi it u merupakan sarana bagi pemerint ah yang ber-kuasa unt uk melaksanakan pelayanan publik se-suai dengan aspirasi masyarakat . Birokrasi ada-lah "t ipe dari suat u organisasi yang

9

(6)

kan unt uk mencapai t ugas-t ugas administ rat if yang besar dengan cara mengkoordinasi secara sist emat is (t erat ur) pekerj aan dari banyak orang".10 Ref ormasi yang t erj adi mempunyai makna posit if yang menandai adanya keinginan bebenah dan berubah menuj u sesuat u yang le-bih baik. Sement ara it u birokrasi dimaknai sebagai keseluhuran organisasi pemerint ah yang menj alankan t ugas-t ugas Negara dalam berba-gai unit organisasi pemerint ah dan lembaga non depart emen baik di pusat maupun di daerah. Dengan demikian, ref ormasi birokrasi dimaknai sebagai usaha yang menj adi suat u adanya ke-inginan unt uk merubah at au membenahi suat u organisasi pemerint ah yang menj alankan t ugas-t ugas negara dalam hal ini pelayanan publik un-t uk menj adi sesuaun-t u yang lebih baik.11

Penanaman Modal

Izin adalah perset uj uan dari penguasa berdasarkan Undang-Undang at au perat uran Pe-merint ah unt uk dalam keadaan t ert ent u me-nyimpang dari larangan umum t ersebut . Izin a-dalah inst rumen pemerint ah dalam rangka me-nyelenggarakan pemerint ahan dalam mengat ur kepent ingan umum. Izin adalah seperangkat perat uran yang berisi t ent ang perkenaan at au izin. Wewenang lahir karena adanya UU/ hukum yang t ert ulis. Norma ialah isi dari hukum yait u yang t erdiri dari t iga hal: norma perint ah mi-salnya dalam hal paj ak, norma larangan misal-nya dalam Pasal KUHP, dan norma memboleh-kan misalnya dalam KUHPerdat a. Kekuasaan merupakan hak Jabat an, yang berbeda dengan Kewenangan yang merupakan hak yang dij alan-kan karena adanya t anggung j awab. Izin dalam ist ilah asing (Belanda) disebut Ver gumi ng. Ben-t uk Izin iBen-t u harus Ben-t erBen-t ulis. HO (Hi nder Or donan-t i e) yait u sebuah izin yang diberikan oleh ma-syarakat sekit ar unt uk usaha yang ada disit u.

10 Jail ani, “ Urgensi Nil ai-Nil ai Akhl aq pada Birokrasi

Peme-rint ahan dal am Pel ayanan Publ ik” , Al -Bayan, Vol . 12 No. 13, Januari -Juni 2006, Nanggroe Aceh Darussal am: Fakul t as Dakwah Inst it ut Agama Isl am Negri Ar-Rainy. hl m. 81-96

11

Denok Kurniasi h dan Anwaruddin, “ Ref ormasi Birokrasi Pel ayanan Perizinan di Kabupat en Banyumas (St udi di Kant or Pel ayanan Perizinan dan Invest asi)” , Jur nal Hu-mani s, Vol . I No. 2 Nopember 2007 – April 2008, hl m. 72-79

Izin adalah suat u keput usan administ rat if nega-ra yang memeperkenankan sesuat u perbuat an yang pada umumnya dilarang, t et api dapat di-perkenankan dan bersif at konkrit . Izin mempu-nyai sif at mengendalikan suat u kegiat an at au perilaku individu at au kolekt ivit as yang sif at nya prevent if sepert i dispensasi, izin dan konsesi. Dispensi adalah keput usan administ rasi yang membebaskan suat u perbuat an dan kekuasaan suat u perat uran yang menolak perbut an it u. Konsesi adalah suat u perbut an yang pent ing bagi umum, t et api pihak swast a dapat t urut sert a dengan syarat pemerint ah ikut campur.12

Menurut Syachran Basah memberikan pe-ngert ian mengenai izin adalah perbuat an hu-kum administ rasi negara bersegi sat u yang menghasilkan perat uran dalam hal kont rol ber-dasarkan persyarat an dan prosedur sebagaima-na dit et apkan oleh ket ent uan perundangun-un-dangan yang berlaku. Menurut Ahmad Sobana mekanisme perizinan dan izin yang dit ert ibkan unt uk pengendalian dan pengawasan adminis-t raadminis-t if bisa digunakan sebagai alaadminis-t unadminis-t uk meng-evaluasi keadaan dan t ahapan perkembangan yang ingin dicapai, disamping unt uk mengen-dalikan arah perubahan dan mengevaluasi ke-adaan, pot ensi sert a kendala yang disent uh un-t uk berubah.13 Pengert ian izin adalah suat u perset uj uan penguasa unt uk dalam keadaan t ert ent u menyimpang dari ket ent uan-ket ent uan larangan perat uran perundang-undangan yait u: dispensasi adalah keput usan pej abat pemerin-t ah yang bebas suapemerin-t u perbuapemerin-t an dari kekuasa-an perat urkekuasa-an ykekuasa-ang menolak perbuat kekuasa-an t ersebut , Lisensi adalah izin unt uk menyelenggarakan pe-rusahaan, Konsesi adalah suat u izin yang ber-hubungan besar dimana kepent ingan umum di mana sebenarnya ada t ugas pemerint ah t et api pemerint ah memberikan hak kepada konsesi yang bukan pej abat pemerint ah.

Izin dalam art i luas adalah suat u perset u-j uan dari penguasa berdasarkan undang-undang at au perat uran dalam keadaan t ert ent u me-nyimpang dari larangan ket ent uan perat uran perundang-undangan dan hal ini menyangkut

12

Nomensen Sinamo, 2010, Hukum Admi ni st r asi Negar a, Jakart a : PT. Jal a Per mat a Aksara, hl m. 77

13

(7)

t indakan demi kepent ingan umum. Izin dalam art i sempit yait u pembebasan, dispensasi, kon-sesi. Izin dalam art i sempit adalah izin yang pa-da umumnya dipa-dasarkan papa-da keinginan pem-buat Undang-Undang unt uk mencapai suat u t a-t anan a-t era-t ena-t u aa-t au menghalangi keadaan-kea-daan buruk, sepert i pembebasan/ dispensasi adalah pengecualian at as larangan sebagai at u-ran umum yang berhubungan erat dengan ke-adaan-keadaan khusus. Konsesi adalah izin yang berkait an dengan usaha diperunt ukkan unt uk kepent ingan umum. Menurut Praj udi At mosudi-rdj o yang dikut i Philipus M. Hadj on menerang-kan bahwa izin (ver gunning) adalah dispensasi dari suat u larangan. Hal ini berart i bahwa da-lam keadaan t ert ent u suat u ket ent uan hukum dinyat akan t idak berlaku unt uk hal t ert ent u yang dit et apkan dalam suat u keput usan t at a usaha negara.14

Sist em perizinan diharapkan mencapai t u-j uan t ert ent u diant aranya yait u adanya suat u kepast ian hukum, perlindungan kepent ingan umum, pencegahan keruksakan at au pencemar-an lingkungpencemar-an dpencemar-an pemerat pencemar-an dist ribisi barpencemar-ang- barang-barang t ert ent u. Macam-macam sanksi dalam hukum administ rasi negara hukum perizinan merupakan bagian dari hukum administ rasi. Un-t uk iUn-t u Un-t erhadap hukum perizinan akan diUn-t erap-kan pula sanksi administ rasi. Macam sanksi da-lam hukum administ rasi adalah sebagai beri-kut :15 per t ama, paksaan pemerint ah (Best uur -dwang); kedua, penarikan kembali keput usan. Keput usan akan dit arik kembali oleh Pemerin-t ah, apabila: yang berkepenPemerin-t ingan Pemerin-t idak mema-t uhi pembamema-t asan pembamema-t asan, syaramema-t -syaramema-t , at au ket ent uan perat uran perundang-undang-an; dan yang berkepent ingan pada wakt u me-ngaj ukan permohonan menggunakan dat a yang t idak benar at au t idak lengkap. Ket i ga, penge-naan denda administ rat if ; dan keempat, pe-ngenaan uang paksa.

14 Hel mi, “ Membangun Si st em Perizinan Ter padu Bidang

Lingkugan Hi dup Di Indonesia” , Jur nal Di nami ka Hu-kum, Vol . 11 No. 1 Januar i 2011. Purwokert o: FH UN-SOED, hl m. 134-142

15

El it a Rahmi , “ Perizinan Dal am Pemer int ahan (Sebuah Tant angan dan Har apan di Era Ot onomi)” , Jur nal Hu-kum Respubl i ca, Vol . 4 No. 1 Tahun 2004, Pekanbaru: FH Uni versit as Lancang Kuning, hl m. 122-130

Penanaman modal menurut UU No. 25 Tahun 2007 t ent ang Penanaman Modal Pasal 1 Ayat (5) adalah penggunaan daripada kekayaan masyarakat Indonesia dan at au asing, t ermasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang dimiliki oleh negara maupun swast a nasional at au swas-t a asing yang berdomisili di Indonesia, yang di-sisihkan/ disediakan guna menj alankan sesuat u usaha. Penanaman Modal adalah segala bent uk kegiat an menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing, unt uk melakukan usaha di wilayah nega-ra Republik Indonesia. Penanaman Modal Asing adalah kegiat an menanam modal unt uk melaku-kan usaha di wilayah negara Republik Indone-sia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuh-nya maupun yang berpat ungan dengan pena-nam modal dalam negeri. Penapena-naman modal dalah perseorangan at au badan usaha yang me-lakukan Penanaman Modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing. Di negara-negara berkembang di ant aranya Indonesia, bant uan luar negeri seca-ra langsung berdampak posit if t erhadap t abung-an domest ik, yait u memberikabung-an indikasi adabung-anya kenaikan proporsi t abungan dari golongan masyarakat yang memperoleh kenaikan pendapat -an.

(8)

publik sebagai akses masyarakat j ika pelayanan ekonomi t idak memuaskan. Jika penyelenggara pelayanan ekonomi t idak memuaskan, masyara-kat dapat mengaj ukan klaim, menggugat ke mej a hij au.16

Implement asi Reformasi Birokrasi Perizinan di Kot a Bekasi.

Kot a Bekasi merupakan salah sat u kot a yang t erdapat di provinsi Jawa Barat , Indone-sia. Kot a ini berada dalam lingkungan mega-polit an Jabodet abek dan menj adi kot a besar keempat di Indonesia yang memiliki peran mult if ungsi yait u lokasi indust ri, perumahan dan sent ra perdagangan. Saat ini kot a Bekasi berkembang menj adi kawasan sent ra indust ri dan kawasan t empat t inggal kaum urban. Seca-ra geogSeca-raf is kot a Bekasi beSeca-rada pada ket inggian 19 m diat as permukaan laut . Kot a ini t erlet ak di sebelah t imur Jakart a; berbat asan dengan Jakart a Timur di barat , kabupat en Bekasi di ut ara dan t imur, kabupat en Bogor di selat an, sert a kot a Depok di sebelah barat daya. Dari t o-t al luas wilayahnya, lebih dari 50 % sudah men-j adi kawasan ef ekt if perkot aan dengan 90 % t e-lah menj adi kawasan perumahan, 4 % t ee-lah menj adi kawasan indust ri, 3 % t elah digunakan unt uk perdagangan, dan sisanya unt uk bangu-nan lainnya. Kot a ini sebelumnya merupakan sebuah kecamat an dari kabupat en Bekasi yang kemudian berkembang dan dit ingkat kan st at us-nya pada t ahun 1982 menj adi kot a admi ni st r a-t i f Bekasi yang saat it u t erdiri at as empat keca-mat an yait u kecakeca-mat an Bekasi Timur, Bekasi Selat an, Bekasi Barat , dan Bekasi Ut ara, dan meliput i 18 kelurahan sert a 8 desa. Di t ahun 1996 kot a administ rat if Bekasi kembali dit ing-kat kan st at usnya menj adi kot amadya (sekarang kot a). Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010. Jumlah Penduduk Kot a Bekasi angka sement ara adalah 2. 336. 498 orang.

Birokrasi perizinan penanaman modal me-rupakan t ulang punggung dalam pelayanan pub-lik, pelayanan publik yang baik harus ef ekt if ,

16

T. Nazarudin Sul aiman, “ Landasan Teorit ik Pel ayanan Perizinan Ter padu Sat u Pint u” , Sul oh: Jur nal Penel i t i an dan Pengkaj i an Hukum, Vol . 6 No. Edi si Khusus 2008, hl m. 1-26

ef esien dan murah. Sebelum ref ormasi birokrasi t erj adi ada hambat an-hambat an sepert i per-izinan penanaman modal di daerah sebelum adanya ref ormasi birokrasi t ersebar dalam be-berapa dinas dan badan di daerah ant ara lain : Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daf t ar Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha In-dust ri (SIUI), Tanda Daf t ar Gudang (TDG) ins-t ansi yang mengeluarkan adalah Dinas Perindus-t rian dan Perdagangan KoPerindus-t a Bekasi, SuraPerindus-t Izin Usaha Jasa Konst ruksi (SIUJK) inst ansi yang me-ngeluarkan adalah Dinas Bina Marga di Kot a Bekasi, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) inst ansi yang mengeluarkan adalah Dinas Tat a Ruang dan Bangunan Kot a Bekasi, Izin Pelayanan Kese-hat an sepert i Izin Apot ek, Izin Toko Obat , Izin Prakt ek Dokt er, Izin Prakt ek Bidan dan Izin Sa-rana Pelayanan Kesehat an inst ansi yang menge-luarkan adalah Dinas Kesehat an Kot a Bekasi, Izin Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) ins-t ansi yang mengeluarkan adalah Badan Lingku-ngan Hidup Daerah Kot a Bekasi, Izin Pert am-bangan Galian C dan Izin Penggambilan Air Ba-wah Tanah inst ansi yang mengeluarkan izin adalah Dinas Sumber Daya Alam dan Pert am-bangan Kot a Bekasi, Izin Trayek dan Pengusaha Angkut an inst ansi yang mengeluarkan izin ada-lah Dinas Perhubungan Kot a Bekasi, Surat Izin Usaha Pariwisat a (SIUP) inst ansi yang menge-luarkan adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisa-t a KoPariwisa-t a Bekasi.

(9)

Pe-merint ah Daerah. Unt uk mengat asi kondisi t er-sebut perlu dilakukan upaya perbaikan kualit as berkesinambungan demi mewuj udkan pelaya-nan publik yang prima. Upaya perbaikan kuali-t as pelayanan perizinan dilakukan melalui se-rangkaian regulasi kebij akan sebagai wuj ud re-f ormasi birokrasi pelayanan publik yang t elah dicanangkan oleh Pemerint ah kot a Bekasi.

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP-PT) Kot a Bekasi yang merupakan badan pela-yanan invest asi sesuai dengan amanat Perat u-ran perundang-undangan yait u adalah dibent uk berdasarkan perat uran Perundang–undangan ya-it u : Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 t en-t ang Penanaman Modal, Peraen-t uran Pemerinen-t ah Nomor 38 Tahun 2007 ant ara Pemerint ah, Pe-merint ahan Daerah Provinsi, dan PePe-merint ahan Daerah Kabupat en/ Kot a, Perat uran Pemerint a-han Nomor 41 Tahun 2007 t ent ang Organisasi Perangkat Daerah, Inst ruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 t ent ang Paket Kebij akan Perbaikan Iklim Invest asi, Perat uran Ment eri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 t ent ang Pedoman Penye-lenggaraan Pelayanan Sat u Pint u, Perat uran Da-erah Kot a Bekasi Nomor 09 Tahun 2008 t ent ang Pembent ukan Badan Pelayanan Perizinan Ter-padu Kot a Bekasi .

Pembent ukan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kot a Bekasi berdasarkan Pera-t uran Daerah No. 09 Tahun 2008 pada dasarnya dit uj ukan unt uk menyederhanakan birokrasi perizinan dalam bent uk; pemangkasan t ahapan dan prosedur, baik prosedur lint as inst ansi mau pun didalam inst ansi yang bersangkut an; pe-mangkasan biaya; pengurangan j umlah persya-rat an; pengurangan j umlah paraf dan t anda t angan yang diperlukan; pengurangan wakt u ra-t a-rara-t a pemrosesan perizinan. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kot a Bekasi mempunyai st rukt ur organisasi unt uk mempermudah dalam pelayanan t erhadap masyarakat yait u t erdiri Bi-rokasi perizinan merupakan salah sat u permasa-lahan yang menj adi kendala bagi perkembang-an usaha di Indonesia. Kondisi pelayperkembang-anperkembang-an per-izinan saat ini masih dihadapkan pada sist em yang belum ef ekt if dan ef isien sert a belum se-suai dengan t unt ut an masyarakat . Jenis per-izinan yang dilayani di Badan Pelayanan

Pe-rizinan Terpadu Kot a Bekasi yait u 39 PePe-rizinan. Salah sat u ciri Negara maj u adalah dit erapkan-nya konsep dan prinsip-prinsip t at a kelola pe-merint ahan yang baik dalam pelayanan publik, baik yang bersif at prof it misalnya PDAM, list rik, t elepon, t ransport asi, maupun yang non prof it semacam STNK, SIM, KTP dan Paspor. Kedua j e-nis pelayanan publik ini seharusnya memper-hat ikan prinsip-prinsip dasar pelayanan publik yang baik yait u adanya ket erbukaan dalam hal inf ormasi, kepast ian wakt u dan harga, sert a ke-t erj angkauannya. Selain ike-t u j uga harus diper-hat ikan f akt or keadilan yait u t idak diskrimina-t if . Kondisi pelayanan publik akan buruk apabi-la t idak adanya kesadaran masyarakat sendiri dan t idak adanya akses masyarakat unt uk me-nyampaikan permasalahan-permasalahan yang ada. Pelayanan dalam art ian luas adalah ke-giat an yang dapat membuat pihak yang di-layani menj adi lebih mudah dan lebih nyaman dalam mendapat kan sesuat u yang boleh dalam art i kenyat aannya pelayanan pemerint ahan be-lum kooperat if dengan masyarakat .17 Sebelum adanya ref ormasi birokrasi perizinan dilakukan oleh beberapa dinas t eknis di daerah sepert i di-nas perindust rian dan perdagangan mengeluar-kan perizinan yang berkait an dengan perizinan perdagaangan dan perindust rian yait u surat izin usaha perdagangan (SIUP), surat izin usaha in-dust ri (SIUI), t anda Daf t ar Perusahaan (TDP), Tanda Daf t ar Gudang (TDG). Dinas bina marga yang mengeluarkan perizinan yang berkait an dengan masalah pembangunan proyek rumah, j alan dan j embat an yait u Surat Izin Usaha Jasa Konst ruksi (SIUJK). Izin Mendirikan Bangunan (IMB) inst ansi yang mengeluarkan adalah Dinas Tat a Ruang dan Bangunan Kabupat en at au Ko-t a. SuraKo-t Izin Usaha PariwisaKo-t a (SIUP) insKo-t ansi yang mengeluarkan adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisat a Kabupat en dan Kot a.

Berdasarkan Perat uran Ment eri Dalam Ne-geri Nomor 20 Tahun 2008 t ent ang Pedoman Organisasi dan Tat a Kerj a Unit Pelayanan Ter-padu maka dibent uklah badan t ersendiri yait u

17

El it a Rahmi, Per i zi nan Dal am Pemer i nt ahan (Sebuah Tant angan dan Har apan di Er a Ot onomi ), Jur nal

Hukum Respubl i ca, Vol . 4 No. 1 Tahun 2004,

(10)

badan pelayanan perizinan t erpadu yang me-ngeluarkan berbagai perizinan yang t adinya di-keluarkan oleh dinas-dinas secara t erpisah ma-ka dengan adanya badan sendiri yang bert ugas mengeluarkan masalah perizinan. Dengan ada-nya badan pelayanan perizinan t erpadu maka para pemohon perizinan cukup dat ang ke sat u t empat maka semua perizinan dapat dimohon-kan sehingga menghemat wakt u dan kepast ian biaya. Ref ormasi birokrasi mempunyai manf aat dalam proses pelayanan yang berorient asi pada kepuasan publik dan ket aat an aparat ur birokasi t erhadap perat uran perundang-undangan se-hingga t idak t erj adi penyimpangan dan perbua-t an perbua-t ercela. Hal ini sesuai dengan hasil dalam membangun ref ormasi birokasi yait u: per t ama, birokrasi yang bersih yang bekerj a berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku dan nilai-nilai yang dapat mencegah berbagai t indakan penyimpangan dan perbut an t ercela; kedua, birokrasi yang ef isien, ef ekt if dan orien-t asi pelanggan yaiorien-t u birokrasi yang dapaorien-t mem-berikan manf aat pada masyarakat dan menj a-lankan t ugas dengan cermat dan berdaya guna; dan ket i ga, birokrasi yang t ransparan yang membuka diri t erhadap hak masyarakat unt uk mendapat kan inf ormasi t anpa diskriminasi. Se-belum adanya ref ormasi birokrasi perizinan di-lakukan oleh beberapa dinas t eknis di daerah sepert i dinas perindust rian dan perdaganagan mengeluarkan perizinan yang berkait an dengan perizinan perdagangan dan perindust rian yait u surat izin usaha perdagangan (SIUP), surat izin usaha indust ri (SIUI), t anda Daf t ar Perusahaan (TDP), Tanda Daf t ar Gudang (TDG). Dinas Bina Marga yang mengeluarkan perizinan yang ber-kait an dengan masalah pembangunan proyek rumah, j alan dan j embat an yait u Surat Izin Usaha Jasa Konst ruksi (SIUJK). Izin Mendirikan Bangunan (IMB) inst ansi yang mengeluarkan adalah Dinas Tat a Ruang dan Bangunan Kabupa-t en aKabupa-t au KoKabupa-t a. SuraKabupa-t Izin Usaha PariwisaKabupa-t a (SI-UP) inst ansi yang mengeluarkan adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisat a Kabupat en/ Kot a.

Berdasarkan Perat uran Ment eri Dalam Ne-geri Nomor 20 Tahun 2008 t ent ang Pedoman Organisasi dan Tat a Kerj a Unit Pelayanan Ter-padu maka dibent uklah badan t ersendiri yait u

(11)

le-mahnya sist em pengawasan demokrat is di nega-ra-negara ini. Sampai saat ini DPR dan DPRD, dengan berbagai cara, masih diperlakukan se-bagai kepanj angan dari lembaga eksekut if , ka-rena t idak ada kekuat an polit ik yang berart i yang mengont rol lembaga eksekut if .

Ref ormasi birokrasi mempunyai manf aat dalam proses pelayanan yang berorient asi pada kepuasan publik dan ket aat an aparat ur birokasi t erhadap perat uran perundang-undangan se-hingga t idak t erj adi penyimpangan dan per-buat an t ercela. Hal ini sesuai dengan hasil da-lam membangun ref ormasi birokasi yait u: per t ama, birokrasi yang bersih, yang bekerj a berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku dan nilai-nilai yang dapat mence-gah berbagai t indakan penyimpangan dan per-but an t ercela; kedua, birokrasi yang ef isien, ef ekt if dan oerint asi pelanggan yait u birokrasi yang dapat memberikan manf aat pada masya-rakat dan menj alankan t ugas dengan cermat dan berdaya guna; dan ket i ga, birokrasi yang t ransparan yang membuka diri t erhadap hak masyarakat unt uk mendapat kan inf ormasi t an-pa diskriminasi.

Pengaruh Reformasi Birokrasi terhadap Ket er-bukaan Informasi

Berdasarkan t uj uan dari ref ormasi biro-krasi adalah unt uk membangun pemerint ahan yang bersih, meningkat kan pelayanan publik, dan t ersimpul dalam penyelenggaraan negara yang baik. Berdasarkan Presiden Nomor 03 Ta-hun 2006 t ent ang Paket Kebij akan Perbaikan I-klim Invest asi, yang dit indak lanj ut i oleh Per-at uran Ment eri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 t ent ang Pedoman Penyelenggaraan Pela-yanan Sat u Pint u dan Perat uran Gubernur Jawa Barat Nomor 29 Tahun 2007 t ent ang Perubahan Perat uran Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Sat u Pint u maka daerah membent uk badan per-izinan yang bersif at t erpadu dan t erpublikasi baik melalui papan pengumuman, brosur-bro-sur, pusat inf ormasi dan websit e lembaga me-ngenai prosedur, persyarat an, wakt u dan biaya yang dibut uhkan dalam proses perizinan se-hingga lemba-ga yang berf ungsi unt uk

melaya-ni proses perizinan khususnya berkait an dengan perizinan penanaman modal.

Upaya meningkat kan pelayanan pubik ke-pada masyarakat yang baik sesuai dengan asas-asas umum dan prinsip-prinsip t at a kelola pe-merint ahan yang baik khususanya asas ket erbu-kaan yait u yang melayani masyarakat unt uk memperoleh inf ormasi yang benar, j uj ur, dan t idak diskriminat if dalam penyelenggaraan ad-minist rasi pemerint ahan dengan t et ap memper-hat ikan perlindungan at as hak pribadi, golong-an, dan rahasia negara dan prinsip t ransparansi perlu dibangun berdasarkan arus inf ormasi yang bebas. Seluruh proses pemerint ahan, lembaga-lembaga dan inf ormasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepent ingan, dan inf orma-si yang t ersedia harus memadai agar dapat di-mengert i dan dipant au maka pemerint ahan daerah membent uk masing-masing badan yang melayani perizinan yang bersif at t erpadu yait u Pemerint ahan Kot a Bekasi berdasarkan Pera-t uran Daerah KoPera-t a Bekasi Nomor 35 Tahun 2008 t ent ang Penbent ukan Badan Pelayanan Perizin-an Terpadu Kot a Bekasi. BadPerizin-an PelayPerizin-anPerizin-an Per-izinan Terpadu Kot a Bekasi saat ini melayani 39 j enis perizinan.

(12)

Dae-rah, sehingga t idak adanya dukungan biaya so-sialisai dan operasional bagi pet ugas lapangan, baik unt uk kegiat an survey, dan lain-lain yang menyebabkan beban biaya ekonomi t inggi ke-pada para pengusaha; kurangnya sarana pra-sarana yait u berupa kendaraan operasional da-lam melakukan kegiat an survey, dan lain-lain yang menyebabkan wakt u proses pelayanan menj adi lebih lama sert a kurangnya lahan par-kir dan gudang arsip yang masih t erbat as daya t ampungnya sehingga menggangu proses dan kenyamanan pemohon perizinan. Belum adanya Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) perizinan, sehingga dengan t idak adanya Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) pada Badan Pelayanan Per-izinan Terpadu (BPPT) akan menyulit kan t ing-kat penyelesaian permasalahan hukum t erkait dengan penyimpangan-penyimpangan oleh para pengusaha.

Ket erbukaan merupakan salah sat u asas pemerint ahan yang baik t erdapat dalam Pasal 3 ayat 3 Undang-Undang Nomor 28 t ahun 1999 t ent ang Penyelenggaraan Yang Bersih dan Be-bas dari Korupsi, Kolusi dan Nepot isme. Ket er-bukaan at au t ransparansi berasal dari kat a da-sar t erbuka dan t ransparan, yang secara harf iah berart i j ernih, t embus cahaya, nyat a, j elas, mudah dipahami, t idak keliru, t idak sangsi at au t idak ada keraguan. Dengan demikian Ket erbu-kaan at au t ransparansi adalah t indakan yang memungkinkan suat u persoalan menj adi j elas mudah dipahami dan t idak disangsikan lagi ke-benarannya. Kait annya dengan penyelenggara-an pemerint ahpenyelenggara-an, ket erbukapenyelenggara-an at au t rpenyelenggara-anspa- ranspa-ransi berart i kesediaan pemerint ah unt uk se-nant iasa memberikan inf ormasi f akt ual menge-nai berbagai hal yang berkenaan dengan proses penyelenggaraan pemerint ahan.

Makna ket erbukaan dalam kehidupan ber-bangsa dan bernegara, dalam t eori demokrasi pemerint ahan yang t erbuka adalah suat u hal yang esensial at au pent ing t erut ama akses be-bas set iap warga negara t erhadap berbagai sumber inf ormasi, supaya t idak t erj adi saling curiga ant ar individu, masyarakat dengan pe-merint ah. Ket erbukaan dalam penyelenggaraan yait u set iap kebij akan haruslah j elas, t idak di-lakukan secara sembunyi, rahasia t et api

peren-canaan, pelaksanaan, pert anggungj awabannya bisa diket ahui publik dan rakyat berhak at as in-f ormasi in-f akt ual mengenai berbagai hal yang menyangkut pembuat an dan penerapan kebi-j akan. Ada 3 alasan pent ingnya ket erbukaan dalam penyelenggaraan pemerint ahan di sekt or pelayanan publik. Kekuasaan pada dasarnya cenderung diselewengkan. Semakin besar ke-kuasaan semakin besar pula kemungkinan t er-j adi penyelewengan. Dasar penyelenggaraan pemerint ahan it u dari rakyat , oleh rakyat , dan unt uk rakyat , agar penyelenggaraan pemerint a-han it u t et ap dij alur yang benar unt uk kesej ah-t eraan rakyaah-t . Dengan keah-t erbukaan memung-kinkan adanya akses bebas warga negara t erha-dap inf ormasi yang pada gilirannya akan me-miliki pemahaman yang j ernih sehingga mampu berpart isipasi akt if dalam mencipt akan peme-rint ahan yang konst rukt if dan rasional.

(13)

menyu-sun st andar pelayanan masing-masing sesuai t ugas dan wewenangnya dan dipublikasikan pada masyarakat sebagai j aminan adanya ke-past ian bagi penerimaan pelayanan. St andar pelayanan merupakan ukuran kualit as kinerj a yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelaya-nan publik yang waj ib dit aat i oleh pemberi dan at au penerima pelayanan. St andar pelayanan yang dit et apkan hendaknya realist is karena me-rupakan j aminan bahwa j anj i at au komit men yang dibuat dapat dipenuhi, j elas dan mudah dimengert i oleh para pemberi dan penerima pelayanan. Inf ormasi pelayanan, unt uk meme-nuhi kebut uhan inf ormasi pelayanan kepada masyarakat , set iap unit pelayanan inst ansi pemerint ah waj ib mem-publikasikan mengenai prosedur, persyarat an, biaya, wakt u, st andar, akt a/ j anj i, sebagaimana t elah diuraikan di at as. Publikasi dan at au sosialisasi t ersebut di at as melalui ant ara lain, media cet ak (brosur, leaf let , booklet ) media elekt ronik (Websit e, Home Page, Sit us Int ernet , radio, TV), media gambar, dan/ at au penyuluhan secara langsung kepada masyarakat .18

Menurut pendapat Dadang Solihin dalam penerapan prinsip-prinsip t at a kelola pemerin-t ahan yang baik dalam pembangunan daerah di perlukan suat u pendekat an mempunyai para-met er at au ukuran yang t ergambar dalam kat or minimal dan perangkat pendukung indi-kat or. Indiindi-kat or minimal dari paramet er at au ukuran berj alannya proses asas ket erbukaan dan t ransparansi adalah:19 per t ama, t ersedia-nya inf ormasi yang memadai pada set iap proses penyusunan dan implement asi kebij akan pub-lik kedua, adanya akses pada inf ormasi yang siap, mudah dij angkau, bebas diperoleh, dan t epat wakt u. Perangkat pendukung indikat or t ersebut adalah: perat uran yang menj amin hak unt uk mendapat kan inf ormasi; pusat / balai

18 Teni Li st i ani, “ Impl ement asi Kebi j akan Transparansi

dan Akunt abil i t as Pel ayanan Publ ik (St udi di PDAM Kot a Bandung)” , Jur nal Il mu Admi ni st r asi, Vol . IV No. 3 Sep-t ember 2007, Bandung: Sekol ah Tinggi Il mu AdminiSep-t r asi LAN. hl m. 303-318

19 Dadang Sol i hin, “ Penerapan Pr insip-Pr insip Good

Governance dal am Pembangunan Daerah” , 16 Januar i 2006, t ersedi a diwebsit e ht t p: / / www. sl i deshare. net / DadangSol ihin/ penerapan-pr insi ppr insip-good-governan-ce-dal am-pembangunan-daer ah, diakses t anggal 22 Februari 2012

f ormasi; websi t e (gover nment , pr ocur e-ment, dan sebagainya); iklan layanan masyara-kat ; media cet ak dan elekt ronik; papan pe-ngumuman; dan pameran pembangunan.

Berdasarkan penj elasan diat as mengenai pengert ian dan indikat or t ent ang asas-asas umum dan t at a kelola pemerint ahan yang baik khususnya asas ket erbukaan dan t ransparansi maka pemerint ahan kot a bekasi melalui media papan pengumuman, brosur, pusat inf ormasi dan websit e lembaga memberikan inf ormasi yang berkait an dengan proses perizinan sepert i prosedur, persyarat an, wakt u dan biaya per-izinan. Pemerint ah daerah melaksanakan t uj u-an ref ormasi birokrasi unt uk melakuku-an ref or-masi di kelembagaan yait u dengan membent uk lembaga baru yang secara khusus menangani perizinan, meref ormasi ket at alaksanaan dengan membuat st andar prosedur yang baku dan me-lakukan pengembangan sumber daya manusia dengan memberikan diklat secara bert ahap se-suai dengan kemampuan keuangan daerah. Ref ormasi birokrasi mempunyai manf aat dalam proses pelayanan yang berorient asi pada ke-puasan publik dan ket aat an aparat ur birokasi t erhadap perat uran perundang-undangan se-hingga t idak t erj adi penyimpangan dan perbua-t an perbua-t ercela. Hal ini sesuai dengan hasil dalam membangun ref ormasi birokasi yait u: per t ama, birokrasi yang bersih yang bekerj a berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku dan nilai-nilai yang dapat mencegah berbagai t indakan penyimpangan dan perbut an t ercela; kedua, birokrasi yang ef isien, ef ekt if dan orien-t asi pelanggan yaiorien-t u birokrasi yang dapaorien-t mem-berikan manf aat pada masyarakat dan menj a-lankan t ugas dengan cermat dan berdaya guna; dan ket i ga, birokrasi yang t ransparan yang membuka diri t erhadap hak masyarakat unt uk mendapat kan inf ormasi t anpa diskriminasi dan menerima krit ik.

(14)

in-dust ri (SIUI), t anda Daf t ar Perusahaan (TDP), Tanda Daf t ar Gudang (TDG). Dinas Bina Marga yang megeluarkan perizinan yang berkait an de-ngan masalah pembangunan proyek rumah, j a-lan dan j embat an yait u Surat Izin Usaha Jasa Konst ruksi (SIUJK). Izin Mendirikan Bangunan (IMB) inst ansi yang mengeluarkan adalah Dinas Tat a Ruang dan Bangunan Kabupat en at au Ko-t a. SuraKo-t Izin Usaha PariwisaKo-t a (SIUP) insKo-t ansi yang mengeluarkan adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisat a Kabupat en dan Kot a. Ref ormasi birokrasi memberikan manf aat pada masyara-kat berupa: per t ama, proses pelayanan dilaku-kan hanya di sat u t empat it u mempermudah dan menghemat wakt u, kedua, persyarat an dan prosedur pengaj uan mudah diakes dengan ada-nya publikasi melalui media brosur, papan pe-ngumuman, pu-sat inf ormasi dan websit e ins-t ansi perizinan, dan ket i ga, secara t idak lang-sung masyarakat mendapat kan manf aat dengan mudahnya perizinan maka pengusaha membuka lapangan kerj a karena proses penanaman mo-dal berj alan dengan baik.

Berdasarkan Perat uran Ment eri dalam Ne-geri Nomor 20 Tahun 2008 t ent ang Pedoman Organisasi dan Tat a Kerj a Unit Pelayanan Ter-padu maka dibent uklah badan t ersendiri yait u Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Sat u At ap yang mengeluarkan berbagai perizinan yang t a-dinya dikeluarkan oleh dinas-dinas secara t er-pisah maka dengan adanya badan sendiri yang bert ugas mengeluarkan masalah perizinan. De-ngan adanya badan pelayanan perizinan t erpa-du maka para pemohon perizinan cukup dat ang ke sat u t empat maka semua perizinan dapat di-mohonkan sehingga menghemat wakt u dan ada-nya kepast ian biaya. Ref ormasi birokrasi mem-punyai manf aat dalam proses pelayanan yang berorient asi pada kepuasan publik dan ket aat an aparat ur birokasi t erhadap perat uran perun-dang-undangan sehingga t idak t erj adi penyim-pangan dan perbuat an t ercela. Hal ini sesuai dengan hasil yang diharapkan dalam memba-ngun ref ormasi birokasi yait u: per t ama, biro-kasi yang bersih yang bekerj a berdasarkan per-at uran perundang-undangan yang berlaku dan nilai-nilai yang dapat mencegah berbagai t inda-kan penyimpangan dan perbut an t ercela;

ke-dua, birokrasi yang ef isien, ef ekt if dan orient a-si pelanggan yait u birokraa-si yang dapat mem-berikan manf aat pada masyarakat dan men-j alankan t ugas dengan cermat dan berdaya gu-na; dan ket i ga, birokrasi yang t ransparan yang membuka diri t erhadap hak masyarakat unt uk mendapat kan inf ormasi t anpa diskriminasi.

Penut up Simpulan

Ref ormasi birokrasi perizinan dimulai ber-dasarkan Perat uran Presiden Nomor 03 Tahun 2006 t ent ang Paket Kebij akan Perbaikan Iklim Invest asi, dan dit indak lanj ut i oleh Perat uran Ment eri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 t ent ang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Sat u Pint u dan Perat uran Gubernur Jawa Barat Nomor. 29 Tahun 2008 t ent ang Perubahan Per-at uran Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Sa-t u PinSa-t u maka KoSa-t a Bekasi berdasarkan PeraSa-t u-ran Daerah Kot a Bekasi Nomor. 35 Tahun 2008 t ent ang Penbent ukan Badan Pelayanan Perizin-an Terpadu Kot a Bekasi. BadPerizin-an PelayPerizin-anPerizin-an Per-izinan Terpadu Kot a Bekasi saat ini melayani 39 j enis perizinan. Pengaruh ref ormasi birokrasi yang nyat a yait u mempersingkat wakt u karena semua proses perizinan penanaman modal di-lakukan di sat u t empat yait u Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kot a Bekasi, berbeda dengan sebelum ref ormasi birokrasi, perizinan harus dilakukan di banyak inst ansi. Ket erbukaan in-f ormasi berj alan sepert i persyarat an dan prose-dur mudah di akses dengan dipublikasi melalui media brosur, papan pengumuman, pusat inf or-masi dan websit e inst ansi.

Saran

(15)

me-lakukan kegiat an survey, dan lain-lain sehingga meningkat kan wakt u proses pelayanan menj adi lebih cepat sert a menambah lahan parkir dan gudang arsip sehingga menambah daya t am-pung, sehingga dalam melakukan proses per-mohonan perizinan menj adi lebih nyaman dan aman. Ket i ga, diadakan Penyidik Pegawai Ne-geri Sipil (PPNS) perizinan, sehingga dengan adanya Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP-PT) akan mempermudah penyelesaian permasa-lahan hukum t erkait dengan penyimpangan-pe-nyimpangan oleh para pengusaha. Keempat, dilakukan diklat -diklat secara t erat ur unt uk meningkat kan sumber daya manusia di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu sehingga dengan meningkat nya kemampuan para pegawai Ba-dan pelayanan Perizinan Terpadu mengenai pe-nyelenggaraan pelayanaan perizinan diharap-kan pelayanan menj adi lebih baik.

Daft ar Pust aka

Delf it ri, Yef ni. 2005. Ref or masi Bir okr asi di Mahkamah Agung. Jakart a: Universit as Krisnadwipayana;

Helmi. “ Membangun Sist em Perizinan Terpadu Bidang Lingkugan Hidup di Indonesia” . Jur nal Di nami ka Hukum, Vol. 11 No. 1 Edisi Januari 2011. Purwokert o: Fakult as Hukum UNSOED;

Jailani. “ Urgensi Nilai-Nilai Akhlaq Pada Biro-krasi Pemerint ahan dalam Pelayanan Publik”. Jur nal Al -Bayan, Vol. 12 No. 13 Edisi Januari-Juni 2006. Nanggroe Aceh Darussalam: Fakult as Dakwah Inst it ut Agama Islam Negri Ar-Rainy;

Kurniasih, Denok dan Anwaruddin. “ Ref ormasi Birokrasi Pelayanan Perizinan di Kabupa-t en Banyumas (SKabupa-t udi di KanKabupa-t or Pelayanan Perizinan dan Invest asi)” . Jur nal Huma-ni s, Vol. I No. 2 Edisi Nopember 2007 – April 2008. Purwokert o: LPPM UNSOED; List iani, Teni. “ Implement asi Kebij akan

Trans-paransi dan Akunt abilit as Pelayanan Publik (St udi di PDAM Kot a Bandung)” . Jur nal Il mu Admi ni st r asi, Vol. IV No. 3

Edisi Sept ember 2007. Manado: Ilmu Ad-minist rasi Universit as Sam Rat ulangi;

Nawawi, Zaidan. “ Kinerj a Pelayanan Publik” . Jur nal Eksekut i f, Vol. 4 No. 2 Edisi Agus-t us 2007. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBMT;

Rahmi, Elit a. “ Perizinan dalam Pemerint ahan (Sebuah Tant angan dan Harapan di Era Ot onomi)”. Jur nal Hukum Respubl i ca, Vol. 4 No. 1 Tahun 2004. Pekanbaru: FH Universit as Lancang Kuning;

Saleh, Asri M. “ Art i Pent ing Kehadiran Ombuds-man Bagi Masyarakat Di Provinsi Riau”. Jur nal Hukum Respubl i ca, Vol. 3 No. 2 Tahun 2004. Pekanbaru: FH Universit as Lancang Kuning;

Sinamo, Nomensen. 2010. Hukum Admi nist r asi Negar a. Jakart a : PT. Jala Permat a Aksara;

Soeprapt o, Riyadi. “ Pengembangan Model Cit i-zen Chart er dalam Meningkat kan Pela-yanan Publik Di Indonesia” . Del egasi, No. 2 Edisi Agust us 2005. Banj armasin: LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Adminit rasi;

Solihin, Dadang. 16 Januari 2006. “Pener apan Pr i nsi p-Pr i nsi p Good Gover nance dal am Pembangunan Daer ah” , t ersedia diweb-sit e ht t p: / / www. slideshare. net / Dadang Solihin / penerapan-prinsip-prinsip-good-governance-dalam-pembangunan-daerah, diakses t anggal 22 Februari 2012;

Suhendar, Ade. “ Ket erbukaan Inf ormasi Publik Bent uk Keseriusan Pemerint ah Menuj u Good Gover nance (Implement asi UU No. 14 Tahun 2008)” . Jur nal Wacana Ker j a, Vol. 13 No. 2 edisi November 2010. Bandung: Pusat Kaj ian dan Pendidikan dan Penelet ian Aparat ur;

Sulaiman, T Nazarudin. “ LandasanTeorit ik Pela-yanan Perizinan Terpadu Sat u Pint u” . Sul oh: Jur nal Penel i t i an dan Pengkaj i an Hukum, Vol. 6 No. Edisi Khusus 2008; Sut j i, Asmara Budi Dyah Dharma. “ Ombudsman

di Indonesia”. Jur nal Hukum dan Masya-r akat, Vol. 33 No. 1 Tahun 2008;

Referensi

Dokumen terkait

Untuk peneliti selanjutnya perlu mengembangkan dan mengadakan penelitian lebih lanjut serta lebih komprehensif, terkait dalam penerapan Konseling Behavioristik dengan

merupakan salah satu bagian dari akuntansi yang berhubungan dengan penyajian laporan keuangan perusahaan kepada pihak eksternal berupa laporan neraca, rugi laba, Perubahan Modal

Frekuensi skill lab responden dalam penelitian ini masih sangat rendah, ini dapat dilihat dari sebagian besar mahasiswa tidak pernah melakukan skill lab mandiri yaitu

Di lain pihak, SDIS Rhône dan Komite Keamanannya yang merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam pencegahan kebakaran di Département Rhône, keduanya lebih banyak

Bagaimana kondisi faktor internal Kawasan Wisata Bukit Unggul

Andi Kurniawan Firdaus¹, Dedy Miswar², Irma Lusi Nugraheni³ In Tanjung Bintang District has 10 locations of sand mining that spread to 6 locations in Trimulyo Village

Disamping dua resiko di atas, resiko lain yang juga “mengganggu” para investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di suspend atau diberhentikan perdagangannya

ARDIAN HALOMOAN SIPAHUTAR: Kajian Sifat Kimia dan Fisika Tanah yang Mempengaruhi Sebaran Akar Kopi Arabika (Coffea arabica L.) pada Ketinggian Tempat yang Berbeda di