• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

RANCANGAN

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT

PANJA PENEGAKAN HUKUM KOMISI III DPR RI

DENGAN KABARESKRIM, KADIV PROPAM, KAPOLDA JAWA TIMUR, KAPOLDA KALIMANTAN TIMUR, KAPOLDA NUSA TENGGARA TIMUR DAN

KAPOLDA MALUKU

--- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016

Masa Persidangan : V Rapat ke :

Sifat : Terbuka

Jenis Rapat : Rapat dengar pendapat Hari, tanggal : Selasa, 26 Juli 2016

Waktu : Pukul 10.35 s.d 13.45 WIB Tempat : Ruang Rapat Komisi III DPR RI

Acara : Membahas tindaklanjut hasil rapat dengar pendapat umum (RDPU Komisi III DPR RI)

KESIMPULAN/KEPUTUSAN I. PENDAHULUAN

Rapat Panja Penegakan Hukum Komisi III DPR RI dengan Kabareskrim Polri, Kadiv Propam, Kapolda Jawa Timur, Kapolda Kalimantan Timur, Kapolda Nusa Tenggara Timur dan Kapolda Maluku dibuka pukul 10.35 WIB oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Desmond J Mahesa, SH., MH dengan agenda rapat sebagaimana tersebut diatas.

II. POKOK-POKOK PEMBAHASAN

1. Panja Penegakan Hukum Komisi III DPR RI menyampaikan beberapa hal kepada Kabareskrim Polri, Kadiv Propam Polri, Kapolda Jawa Timur, Kapolda Kalimantan Timur, Kapolda Maluku dan Kapolda NTT sebagai berikut:

Terkait Kasus Tual, Komisi III DPR RI meminta penjelasan Kabareskrim Mabes Polri terkait dengan upaya penanganan yang dilakukan oleh Bareskrim Polri terhadap PT. Maritim Timur Jaya (MTJ) pada Bulan Oktober 2015.

(2)

2  Demikian pula, Komisi III DPR RI meminta penjelasan Kadiv Propam Mabes Polri terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan terhadap tim Bareskrim Polri yang melakukan penanganan terhadap PT. Maritim Timur Jaya (MTJ) pada Bulan Oktober 2015.

 Komisi III DPR RI meminta penjelasan Kapolda Maluku terkait dengan Kasus Perdagangan Orang yang diduga dilakukan oleh PT. Maritim Timur Jaya yang ditangani oleh Polda Maluku pada September 2015.

Terkait Kasus IKGS di Provinsi Kalimantan Timur, Komisi III DPR RI meminta penjelasan terkait progress/Laporan Perkembangan penangananKasus Lahan Indokarya Gemasakti di Batu Sopangoleh Polda Kalimantan Timur.

Terkait Kasus Pasar Turi, Komisi III DPR RI meminta laporan penanganan kasus Pasar Turi oleh Polda Jawa Timur terutama terkait dengan tindak pidana yang diduga dilakukan oleh masing-masing pihak dan laporan perkembangannya.

Terkait dugaan kasus Pengadaan Tanah untuk Rumah Susun di Cengkareng Barat, Komisi III DPR RI meminta penjelasan Mabes Polri terkait penanganan kasus tersebut sebagaimana merupakan salah satu hasil temuan yang tercantum dalam Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Permerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 yang diduga merugikan keuangan negara.

Terkait dengan permasalahan berlarut-larutnya Penanganan Kasus Blokir Bandara Turelelo, Soa, Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Komisi III DPR RI meminta penjelasan Kapolda NTT terhadap perkembangan penanganannya.

2. Beberapa hal yang disampaikan oleh Kabareskrim Polri, diantaranya adalah sebagai berikut :

Terkait Kasus PT.MTJ di Tual Maluku.

 Bahwa pada tanggal 22 Agustus 2015 di Bandara Soekarno Hatta dilakukan penangkapan terhadap pelaku tindak pidana narkoba warga Negara Taiwan atas nama Hsieh Ching Chi dan tersangka Harry Gandhi dengan barang bukti narkotika 2,5 kg Sabu.

 Selanjutnya, dilakukan pengembangan dengan melakukan pengeledehan pada beberapa tempat, dengan hasil ditemukan 30 warga Negara Taiwan dan 152 Paspor yang telah di cap Visa on arrival (VOA).

 Terkait dengan hal tersebut kemudian dilakukan penyelidikan dan ditemukan tindak pidana terkait dengan cyber crime dan keimigrasian serta tindak pidana penyuapan kepada oknum petugas imigrasi bandara Soekarno Hatta terkait dengan pengurusan Visa on arrival tersebut.

 Penyidikan perkara narkoba ditangani oleh Dit Narkoba Bareskrim, penanganan perkara pelanggaran imigrasi warga Negara Taiwan dilimpahkan kepada Ditjen Imigrasi, dan penyidikan perkara korupsi/suap dilimpahkan kepada Dit Tipideksus Bareskrim.

 Dalam penyidikan perkara korupsi/suap, ditemukan keterlibatan tersangka Li Wen Lu, warga Negara China yang diduga bekerja di PT.MTJ, dan

(3)

3 terkait dengan pengurusan VOA 152 paspor milik pegawai PT.MTJ yang ditemukan dalam penggeledehan sebelumnya, sehingga dilakukan penangkapan terhadap tersangka Li Wen Lu.

 Dilakukan kegiatan penggeledahan di PT.MTJ di Tual dan pemeriksaan saksi-saksi terkait pengurusan VOA pegawai PT.MTJ yang dilakukan tidak sesuai prosedur dan terkait perkara korupsi suap terhadap oknum petugas imigrasi.

 Perkara ini merupakan pengembangan dari perkara narkoba dan diduga terkait dengan perkara lain seperti cyber crime, tindak pidana perdagangan orang, tindak pidana imigrasi, tipikor, dan tindak pidana pencucian uang. bahwa penggeledahan di PT.MTJ di Tual dilakukan oleh tim gabungan Bareskrim Polri dari Dit.Tipidum, Dit Tipideksus, Dit Narkoba, Labfor dan Identifikasi.

 Terhadap perkara tindak pidana korupsi berupa suap yang dilakukan oleh Li Wen Lu, dkk telah selesai dilaksanakan dan telah disidangkan serta telah mendapat putusan pengadilan yaitu : a. Li wen Lu, pemberi suap, vonis 1 (satu) tahun penjara ; b. Menny Setiawan, Harry Gandhi, Lim Chanda, turut serta dalam pemberian suap vonis 1 (satu) tahun penjara; c. Aris Setiawan (oknum petugas imgrasi), penerima suap, vonis 1 (satu) tahun.

 Terhadap perkara narkoba Hsieh Ching Chi telah disidangkan dengan vonis 18 (delapan belas) tahun penjara;

 Terhadap pelanggaran imigrasi ditandatangani oleh Ditjen imigrasi;

 Berdasarkan hasil penyelidikan di PT. MTJ di Tual, tidak ditemukan tindak pidana lain seperti Tindak Pidana Perdagangan Orang dan Narkoba, maupun tindak pidana lain, dan penyelidikan sudah dihentikan.

 Kasus tindak pidana perdagangan perdangan orang di PT.MTJ, bahwa benar adanya tindak pidana perdangan orang, namun hingga saat ini penyidik belum mempunyai bukti yang cukup sehingga sampai saat ini masih dilakukan penyidikan lebih lanjut dengan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Oleh karena itu sampai saat ini belum terbukti adanya tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di PT. MTJ.

Terkait kasus di Kalimantan Timur

 Berdasarkan akta no.38 tgl 29 Maret 2006 tentang pernyataan keputusan rapat PT.Indo Karya Gema Sakti (IKGS). Iswati Sugianto (tersangka) dan Ir.Arifin Sugianto masing-masing adalah selaku pemegang saham.

 Bahwa hingga saat ini masih dilakukan upaya pencarian tersangka Iswati Sugianto dengan mengirimkan surat permohonan bantuan pencarian orang atas nama Iswati Sugianto kepada jajaran wilayah, namun sampai dengan saat ini belum ada informasi terkait keberadaan tersangka Iswati Sugianto.  Tindak lanjut ke depan akan dilakukan upaya optimal untuk

mencari/menemukan keberadaan tersangka dan barang bukti berupa sertifikat hak guna usaha no.20 dengan nama pemegang Hak : PT.Indo Karya Gema Sakti.

(4)

4  Menyerahkan barang bukti dan tersangka ke Jaksa Penuntut Umum dalam

rangka tahap II.

Terkait kasus Pasar Turi.

 Bahwa telah dilakukan pemeriksaan terhadap 46 orang saksi dan 6 orang ahli.

 Telah dilakukan penyitaan barang bukti berupa perjanjian perikatan jual/beli antara PT.Gala Bumi Perkasa dengan para pedagang.

 Telah dilakukan pengiriman berkas perkara No.BP/24/III/ 2016/ Ditreskrimum tanggal 8 Maret 2016 an. Tersangka Henry Jocosity Gunawan ke Jaksa Penuntut Umum (JPU)

 Setelah diteliti oleh JPU berkas perkara dinyatakan belum lengkap dan dikembalikan unutk dilengkapi.

 Pada tanggal 2 Mei 2016, dilakukan gelar perkara di Biro Wassidik Bareskrim Polri.

 Rencana tindak lanjut adalah dilakukan gelar perkara guna kepastian hukum dan tindak lanjut atas kesimpulan dan rekomendasi hasil gelar perkara.

Terkait kasus Bandara Ngada

 Terkait pemblokiran bandara Ngada, Polda NTT sudah menyerahkan kepada JPU dan menjelaskan bahwa perkara ini bukan kewenangan Polda akan tetapi merupakan kewenangan PPNS dan sedang dalam pengawasan DIRJEN PPNS hubungan udara.

Terkait kasus Pengadaan tanah untuk Rumah Susun di Cengkareng Barat.  Bahwa penyidik telah melakukan tindakan proses penyidikan yang

sementara didapatlan keterangan bahwa girik 148 persil 91 S.III yang diklaim milik ahli waris Koen Soekarno, tidak pernah ada dan tercatat dalam buku Desa (lokasi tidak ada), sehingga atas keterangan tersebut penyidik saat ini sedang mendalami dugaan atas perbuatan melawan hukum pada proses pembuatan SHM ahli waris Koen Soekarno dan perbuatan melawan hukum yang diduga dilakukan oleh oknum dinas perumahan dan gedung Provinsi DKI Jakarta pada proses pengadaan tanah.

 Dugaan tindak pidana korupsi atas fakta peristiwa tersebut, penyidik telah melakukan tindakan proses penyidikan sementara didapatkan keterangan bahwa girik 148 persil 91 S.III yang diklaim milik ahli waris Koen Soekarno, tidak pernah ada dan tercatat dalam buku Desa (lokasi tidak ada), sehingga atas keterangan tersebut penyidik saat ini sedang mendalami dugaan atas perbuatan melawan hukum pada proses pembuatan SHM ahli waris Koen Soekarno dan perbuatan melawan hukum yang diduga dilakukan oleh oknum Dinas Perumahan dan Gedung Provinsi DKI Jakarta pada proses pengadaan tanah.

 Hasil penyidikan pelaksanaan proses penyidikan didasari pada No.Pol.656/VI/2016/Bareskrim, tanggal 27 Juni 2016.

(5)

5  Rencana tindak lanjut dilakukan pemeriksaan kepada petugas BPN

Wilayah Jakarta Barat.

 Melakukan pemeriksaan kepada petugas Pajak.

 Melakukan pencarian dan pemeriksaan kepada ahli waris Koen Soekarno.  Melakukan pemeriksaan kepada pihak kuasa menjual.

 Melakukan penyitaan uang sebesar Rp.750.000.000,00 dari camat Cengkareng.

 Berkordinasi dengan BPK untuk mengkonstruksikan penghitungan kerugian negara.

3. Beberapa hal lainnya yang menjadi pokok-pokok pembahasan, diantaranya sebagai berikut :

 Meminta penjelasan Kabareskrim terkait dengan berita yang dirilis oleh Komnas HAM, bahwa sekitar 44.237 ribu perkara yang tidak dilaporkan ke penuntut umum, apakah perkara tersebut sudah masuk kepada Penuntut Umum, secara kontinyu selalu menerbitkan SP2HP, apakah SP2HP tersebut berlaku di Polres-polres.

 Terkait kasus Pasar Turi yang melibatkan ribuan pedagang, agar Bareskrim dalam menangani kasus tersebut melakukan penanganan dengan restorative justice yang melibatkan Pemda dan Pengusaha, HGB belum diberikan oleh Pemda ke pengembang, sehingga berdampak kepada para pedagang.

 Perkara yang sudah ditangani dapat didorong untuk diselesaikan dan apabila perkara tersebut tidak ditangani maka wajib untuk dipertanyakan. Sehingga perlu ditanyakan bahwa apakah perkara perkara yang telah disebutkan dapat diselesaikan dengan batas waktu penyelesaiannya  Menghargai proses yang dilakukan kepolisian berdasarkan bukti-bukti

yang ada, agar tidak dilakukan intervensi, namun kepolisian juga tidak boleh dijadikan alat kepentingan pihak pihak tertentu.

 Adanya paradigma dalam masyarakat bahwa orang yang memiliki kekayaan akan lebih mudah berurusan dengan hukum, sehingga Polri harus merubah paradigma tersebut sehingga kepolisian menjalankan tugasnya sebagai pengayom.

 Ada 4 nelayan di pelabuhan Belawan tewas di tabrak oleh kapal besar, Saksi dan barang bukti sudah di temukan dan sudah dilaporkan ke Polda Sumatera Utara tetapi tidak ada tindak lanjutnya.

 Menyikapi terkait permasalahan Pasar Turi tidak hanya menyangkut laporan dari pemilik stand akan tetapi ada pihak ke 3 yang menunggangi yang jika kontrak tersebut sudah diputus ada pihak lain yang akan mendapatkan keuntungan dari perkara Pasar Turi tersebut. Dalam kerja sama antara pengembang dan Pemkot Surabaya diduga terjadi wanprestasi. Terkait P-19 yang dilakukan pihak kejaksaan, kejaksaan menilai banyak perkara perdata didalamnya. Hal seperti ini Polda Jawa Timur harus terus berhati-hati didalam menjalankan tugasnya. Meminta kepada Kapolda Jawa Timur dapat memberikan solusi terbaik kepada pedagang Pasar Turi.

(6)

6  Terkait kasus pembakaran hutan di Provinsi Riau yang membawa dampak luas, namun Kepolisian dengan mudah mengeluarkan SP3 kepada para pelaku pembakaran hutan.

 Banyaknya pengaduan masyarakat kepada Komisi III DPR RI, sehingga pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang memiliki implikasi politik dan jawaban yang diberikan juga harus memiliki implikasi yang jelas.

 Kabareskrim menjelaskan bahwa dalam sistem pengendalian perkara ada buku kontrol, selanjutnya diseleksi di Pusat Pelayanan Sentra Terpadu.  Upaya penanganan Bareskrim terhadap PT. Maritim Timur Jaya (MTJ) di

Tual Maluku, terdapat penangkapan warga Korea dengan barang bukti 2,5 kg sabu-sabu beserta passport, sehingga terdapat tindak pidana turunan yaitu kasus korupsi suap terhadap petugas imigrasi Soekarno Hatta, kasus imigrasi (152 passport) dan kasus narkoba, dan tidak ditemukan tindak pidana di PT. MTJ di Tual

 Laporan perkembangan HGU No 20 dengan nama pemegang PT. Indo Karya atas nama ibu kriswati sebagai tersangka. Sudah diperiksa 8 saksi dan BPN, selanjutnya dilakukan penyitaan terhadap barang dan sudah di terbitkan daftar pencarian orang atas nama Iswati sugiharto.

 Setelah kunjungan Komisi III DPR RI tertanggal 18 Februari 2016, Polda Kalimantan Timur melakukan langkah-langkah mengumpulkan informasi keberadaan ibu Iswati Sugiharto yang dipimpin Polwan dan didampingi oleh anggota Jatanras di kampung baru tengah, Balikpapan, didapat informasi bahwa Saudara Arifin dan ibunya Iswati Sugiharto tidak lagi menempati rumah tersebut sejak September. Selanjutnya Polda mendapat penjelasan lisan dari imigrasi bahwa ibu iswati Sugiharto sudah meninggalkan Indonesia pada akhir 21 September 2015.

 Laporan Perkembangan Pasar Turi, Henry J. Gunawan selaku Wadirut PT. Gala Bumi Perkasa selaku lead firm telah menjual stand di Pasar Turi Surabaya dengan menjanjikan bukti kepemilikan stand yaitu SHM atas satuan rumah susun dan selanjutnya melakukan panarikan biaya pensertipikatan, BPHTB, PPN & Jasa Notaris, dan telah melakukan pemerikaan terhadap tersangka Henry J.Gunawan.

 Laporan perkembangan pembelian lahan Cengkareng, bahwa tanah tersebut sudah dikuasai oleh Dinas Pertanian.

 Terhadap Pelaku Pemblokiran Landas Pacu, Berdasarkan keterangan para saksi, ahli, petunjuk dan barang bukti serta keterangan tersangka Marianus Sae penyidik berkesimpulan bahwa terhadap perbuatan tersangka cukup bukti untuk ditingkatkan ketahap penuntutan

 Perbuatan Kasat Pol PP Hendrikus Wake dan tersangka Marianus Sae dikenakan pasal 421 ayat (1) dan (2) UU NO. 1 Tahun 2009 tentang penerbangan.

 Kewenangan penyidikan kasus dimaksud adalah PPNS, penyidik Polda NTT menyerahkan penyidikan kepada PPNS sesuai pasal 399 ayat (1) UU No 1 Tahun 2009 tentang penerbangan.

(7)

7  PPNS Penerbangan Sipil Dirjen Perhubungan Udara selanjutnya melakukan proses sidik terhadap para pelaku pemblokiran landas pacu (23 anggota Sat Pol PP Kab Ngada) dengan meminta bantuan back up Ditreskrimsus Polda NTT.

 Tindak lanjut penyerahan berkas perkara tersebut PPNS penerbangan melakukan pemeriksaan saksi kemudian mengirimkan SPDP tanggal 30 Desember 2014 kepada JPU Kejati NTT melalui Ditreskrimsus Polda NTT.  Sekitar bulan Desember tahun 2013, telah terjadi tindak pidana perdagangan orang dengan modus perekrutan tenega kerja ilegal, terhadap korban atas nama Dolfiana Abuk yang telah direkrut dari daerah asal kemudian dengan menggunakan dokumen atau identitas yang diduga dipalsukan dan kemudian dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga ke Negara Malaysia, sehingga mengakibatkan korban dipulangkan dalam keadaan meninggal dunia.

 Tindakan yang telah dilakukan oleh Polda NTT : • Menerima laporan polisi

• Melakukan penyidikan, penangkapan penahanan terhadap 3 orang tersangka yang diduga keras sebagai pelaku TPPO.

• Dengan surat nomor B / 590 / VII / 2016 / Ditreskrimum, Tanggal 18 Juli 2016, telah dikirimkan 3 berkas perkara ke Kejati.

 Penyidik belum melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi lain diantaranya pihak dari KBRI di Malaysia yang telah mengirimkan kembali jenazah korban dan juga melakukan pemeriksaan saksi kunci berinisial YR yang diduga sebagai korban lain yg sama-sama direkrut bersama korban Alm. Dolfina Abuk yang saat ini masih berada di Malaysia dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

 Bahwa jajaran Bareskrim Polri sadar dan memaklumi terkait tugas dan fungsi Komisi III DPR RI sebagai mitra Kepolisian. Kabareskrim sangat berterima kasih kepada Komisi III DPR RI, dan melalui Komisi III DPR RI meminta maaf kepada masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan pelayanan yang baik.

 Didalam laporan Komnas HAM ada kemungkinan hal-hal yang diselesaikan secara damai sehingga tidak perlu dibawa ke pengadilan.  Register perkara yang tidak diurut secara kronologis, dalam waktu

penyelesaian perkara sangat tergantung pada bukti-bukti dan SP2HP tetap diberikan jika sudah dilakukan penyidikan.

 Bahwa terkait dengan penanganan yang dilakukan oleh Bareskrim terhadap PT. MTJ adalah TKP dan bukan manajemen.

 Dalam hal pembakaran hutan lebih dari 15 perkara, akan tetapi dari 15 perusahaan ada yang sudah melepas haknya atas hutan tersebut, dan ada lokasi-lokasi yang masih sengketa dengan masyarakat.

 Terkait pemblokiran Bandara Ngada, Polda sudah menyerahkan kepada JPU dan mendapatkan bahwa perkara ini bukan kewenangan Polda akan tetapi wewenang PPNS dan sedang dalam pengawasan Dirjen PPNS Perhubungan Udara.

(8)

8  Di daerah NTT masih banyak Polres yang belum dibangun terutama

Polres Manggarai Timur.

 Terkait dengan kasus penipuan dan atau penggelapan atas nama tersangka Iswati Sugianto yang merugikan pihak PT.IKGS yang ditangani oleh Polda Kalimantan Timur, bahwa Polda Kalimantan Timur terkesan tidak professional dalam menangani perkara tersebut, hal ini dapat dilihat ketika penjelasan Kapolda dihadapan Panja Penegakan Hukum Komisi III DPR RI yang terkesan tidak konsisten dengan penjelasan Kapolda pada waktu Komisi III DPR RI melakukan Kunjungan Kerja ke Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 11-12 Februari 2016. Polda yang tidak konsisten dalam memberikan penjelasan dihadapan Panja Penegakan Hukum Komisi III mengakibatkan hingga saat ini Polda belum mampu untuk mengungkap kasus tersebut yakni dengan tidak ditemukannya keberadaan tersangka Iswati Sugianto, bahkan ditengarai tersangka Iswati Sugianto telah melarikan diri ke luar negeri.

III. PENUTUP.

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi dan monitoring dilaksanakan seiring dengan pelaksanaan program. Setiap perkembangan pelaksanakan program akan dilaporkan oleh pihak Yayasan Pondok

Untuk menilai seberapa angka ketidaklengkapan data yang ada pada lahan penelitian di Rumah Sakit Umum Sinar Kasih Purwokerto, pada bulan November.. 2012 peneliti

dan derajat diferensiasi yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi.Analisis bivariat berupa uji statistik dengan menggunakan Chi-square test

menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pengelolaan Produk Tabungan Simpanan Sukarela (Sirela) Pada KSPPS Bina Muamalat Walisongo Papandayan Semarang” dengan baik

107 ahanan penetrasi tanah menunjukkan bahwa semakin akan semakin Tahanan penetrasi tanah pada hutan bekas tebangan tersebut lebih besar dari umur 26 tahun

Pada dimensi generality, pem- belajaran Socrates Kontekstual yang telah dilakukan dapat memunculkan indikator self-efficacy berpikir kritis matematis yaitu indikator berpedo-

Omassa kokeessani marjojen happopitoisuudet olivat 0,94-0,99 %, eikä kasvualustojen välillä ollut merkitseviä eroja.. Myöskään Anagnostoun ja Vasilakakisin (1995) kokeissa

Lingkungan umum meliputi berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya, demografi, teknologi, dan kondisi global yang mungkin