• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. teori perdagangan internasional

perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi perdagangan antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa. adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara ataupun pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan (sobri, 2001).

perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari pertukaran tersebut, dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menetukan apakah ia mau melakukan pertukaran atau tidak (boediono, 2000).

setiap negara yang melakukan perdagangan dengan negara lain tentu akan memperoleh manfaat bagi negara tersebut. manfaat tersebut antara lain:

1. memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri.

banyak factor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi setiap negara. faktor-faktor tersebut diantaranya : kondisi geografi, iklim, tingkat

(2)

penguasaan iptek dan lain-lain. dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri. 2. memperoleh keuntungan dari spesialisasi.

sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri. dengan mengadakan spesialisasi perdagangan, setiap negara dapat memperoleh keunggulan sebagai berikut ;

A. faktor produksi yang dimiliki setiap negara dapat digunakan dengan lebih efisien.

B. setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat diproduksi dalam negeri.

3. memperluas pasar dan menambah keuntungan.

terkadang para pengusaha tidak membelanjakan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.

(3)

4. transfer teknologi modern.

perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

2.1.1. merkantilisme

dalam perdagangan internasional terdapat beberapa aliran pemikiran, diantaranya aliran pemikiran yang dikenal sebagai aliran merkantilisme. secara lebih spesifik, selama abad ketujuh belas dan delapan belas, sekelompok pria (para pedagang, bankir, pegawai pemerintah bahkan para filsuf) telah menulis esai dan pamflet mengenai perdagangan internasional yang disebut dengan merkantilisme. para penganut merkantilisme itu berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi sebuah negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sesedikit mungkin impor. surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh sebuah negara, maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang mewah). namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain.

(4)

aliran merkantilisme ini berpendapat bahwa perdagangan internasional akan terjadi apabila terdapat kesempatan memperoleh surplus neraca transaksi berjalan (current account). dalam aliran ini kegiatan ekspor impor diletakkan sebagai lokomotif utama yang dipacu melalui peningkatan industri dalam negeri. hasil ekspor tersebut akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan impor. barang/komoditas impor selain untuk pemenuhan kebutuhan primer/utama, juga dapat merupakan pelengkap hingga substitusi di mana beberapa jenis dari barang-barang tersebut dapat diklasifikasikan sebagai barang saingan untuk produk-produk lokal (yang dihasilkan di dalam negeri).

aliran merkantilisme mengetengahkan pemikiran bahwa kegiatan produksi dalam negeri dan ekspor harus ditingkatkan dengan memberikan rangsangan berupa subsidi dan fasilitas-fasilitas lain dari pemerintah. sebaliknya, impor harus dibatasi melalui serangkaian hambatan impor yang berupa proteksi hingga perlindungan khusus, khususnya untuk industri-industri strategis maupun industri rakyat.

adam smith menjelaskan bahwa perdagangan bebas antarnegara akan membawa keuntungan bagi kedua negara tersebut, jika salah satu dari kedua negara tersebut tidak memaksakan untuk memperoleh surplus perdagangan yang dapat menciptakan defisit neraca perdagangan dari mitra dagangnya (halwani, 2005).

salah satu tokoh besar yang lahir pada zaman merkantilisme adalah thomas mun. mun adalah seorang cendekiawan inggris dan putera seorang pedagang di london. mun berhasil menelurkan hasil pemikirannya dalam bukunya yang berjudul

(5)

england treasure by foreign trade yang memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap teori perdagangan internasional. mun berpendapat bahwa untuk meningkatkan kekayaan negara, cara yang biasa dilakukan adalah lewat perdagangan dan karena itu pedoman yang harus dipegang teguh oleh suatu negara adalah mengusahakan agar nilai ekspor ke luar negeri harus lebih besar dibandingkan dengan yang diimpor oleh negara itu. keuntungan bersih menurutnya akan diperoleh melalui selisih dari hasil penjualan yaitu ekspor dengan pembelian yaitu impor dan dengan demikian jumlah uang emas dan perak yang akan diterima akan semakin besar tiap tahunnya.

mun juga berpendapat jika suatu negara lewat perdagangan memperoleh banyak uang, jangan sampai modal itu hilang justru karena uang itu tidak dipergunakan untuk berdagang lagi. dari argumen mun dapatlah ditarik sebuah kesimpulan bahwa bahkan dalam suatu tata ekonomi perdagangan, uang barumerupakan kekayaan yang berarti hanya bila uang tersebut digunakan sebagai alat tukar menukar, dan uang akan menjadi beban suatu negara jika uang hanya disimpan saja. sumbangan mun yang tidak kalah pentingnya adalah terciptanya suatu kerangka dasar neraca pembayaran suatu negara pada tahun tertentu. walaupun neraca pembayaran pada saat itu angka-angka itu memang tidak disusun teliti, namun yang penting mun telah menunjukkan kerangka dasar neraca pembayaran dengan baik sekali.

(6)

sebutan merkantilisme mengandung makna menyamakan suatu bangsa atau negara dengan kebijakan seorang pedagang, yang berusaha mendapatkan hasil yang lebih besar pada waktu menjual dibandingkan dengan apa yang dikeluarkannya ketika membeli dan dengan demikian meningkatkan kekayaan perusahaannya. seperti layaknya seorang pedagang, bangsa yang merkantilis memandang bangsa dan negara lain sebagai saingannya dan mencoba untuk merebut pasaran saingannya dengan cara merebut suatu monopoli atau dengan cara lainnya. biasanya seorang pedagang berusaha untuk menekan harga barang yang akan dibelinya, dan membayar upah serendah mungkin dengan tujuan untuk menekan biaya pada titik yang paling minimal. demikian juga negara yang menganut paham merkantilisme berusaha untuk menumpuk kekayaan dengan jalan memeras dan menguras sumber-sumber daya yang murah di negara jajahan dan mengupah buruh dengan upah yang sangat minim di negerinya sendiri. karena situasi dan kondisi tersebutlah maka mengapa peranan negara harus begitu kuat demi nasionalisme ekonominya. kekuasaan negara yang semakin kuat berhasil menciptakan keadaan yang aman dengan mengatasi konflik-konflik antar wilayah yang sering berkecamuk di antara para bangsawan.

terciptanya keamanan dan kestabilan dalam negeri ini merupakan prasayarat untuk memperluas pasar dalam negeri dan perkembangan produksi. di samping itu juga negara memberikan kemudahan-kemudahan kepada para pedagang untuk melakukan perdagangan internasional, dengan demikian maka keuntungan yang diraih oleh para pedagang dapat memberikan masukan pendapatan bagi negaranya.

(7)

merkantilisme memang tidak semata mendatangkan keuntungan belaka bagi negara-negara yang melakukan perdagangan internasional, namun juga kerugian bahkan penderitaan bagi para buruh, petani, dan rakyat yang tinggal di daerah koloni sebagai daerah jajahan. para buruh dipaksa bekerja dengan sekeras-kerasnya dengan upah yang serendahrendahnya guna mendorong ekspor sebanyak-banyaknya, bahkan konsumsi untuk dalam negeripun sampai dilupakan. jam kerja pada kenyataannya sangat tidak terbatas. kondisi buruh sangat memprihatinkan, anak-anak dan para wanita dengan pakaian yang compang-camping dipaksa untuk bekerja di tambang batu bara di inggris. pemogokan para pekerja dianggap sebagai suatu kejahatan dan langsung ditindak tegas. nasib para petani tidak lebih baik dibandingkan dengan kaum buruh, pada saat itu fungsi pertanian hanya dipandang sebagai penyedia bahan pangan yang semurah mungkin dengan demikian juga upah buruh dapat ditekan rendah, dan sebagai sumber bahan mentah untuk industri yang semurah-murahnya. karena itu mengapa penghasilan para tuan tanah terutama para petani yang bekerja padanya begitu rendah. belum lagi jika lahan pertanian dipaksa untuk diubah menjadi lahan industri oleh pemerintah, maka dapatlah dipastikan berapa banyak para petani yang bakal menganggur. lebih mengenaskan lagi nasib daerah jajahan pada saat itu. karena didorong motivasi untuk memperoleh daerah koloni baru guna menopang industri-industri yang baru tumbuh, maka perbudakan menjadi salah satu cara guna memperoleh sumber daya manusia yang murah bagi industri di negara merkantilis. pengurasan sumber-sumber daya alam besar-besaran dilakukan di setiap daerah

(8)

jajahan dengan tujuan untuk memperoleh sumber daya alam dengan semurahmurahnya seperti kentang, tembakau, kopi, tebu, teh, cengkeh, dan lain-lain untuk dijual lagi dengan harga yang setinggi-tingginya (limongan, 2001).

kaum merkantilis mengukur kekayaan sebuah negara dengan stok/cadangan logam mulia yang dimilikinya. sementara saat sekarang ini kita mengukur kekayaan sebuah negara dengan cadangan sumber daya manusia, hasil produksi manusia, serta kekayaan alam yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa. semakin besar cadangan ini, semakin besar pula arus barang dan jasa untuk memenuhi keinginan manusia, dan dengan demikian akan semakin besar pula standar hidup masyarakat negara tersebut. dalam setiap kesempatan, kaum merkantilis selalu melakukan pengendalian pemerintah yang ketat terhadap semua aktivitas ekonomi dan mengajarkan nasionalisme ekonomi karena mereka percaya bahwa sebuah negara hanya dapat memperoleh keuntungan dari perdagangan dengan mengorbankan negara lain dimana artinya, perdagangan adalah a zero-sum game (salvatore, 2006).

2.1.2. keunggulan absolut

ekonomi klasik resmi berdiri ketika adam smith mengeluarkan bukunya yang berjudul an inquiry into nature and causes of the wealth of nations, yang biasa disingkat dengan wealth of nations. dalam bukunya, adam smith ingin menjelaskan bagaimana meningkatkan kekayaan/kemakmuran suatu negara dan bagaimana kekayaan tersebut didistribusikan. dalam hal ini, kekayaan suatu negara akan

(9)

bertambah searah dengan peningkatan ketrampilan dan efisiensi para tenaga kerja, dan sejalan dengan persentase penduduk yang terlibat dalam proses produksi. kesejahteraan ekonomi setiap individu tergantung pada perbandingan antara produksi total dengan jumlah penduduk. adam smith juga menganjurkan adanya spesialisasi kerja dan penggunaan mesin-mesin sebagai sarana utama untuk peningkatan produksi. ia juga memperkenalkan konsep invisible hand-nya di mana setiap orang yang melakukan kegiatan di dalam perekonomian dituntun oleh sebuah “tangan yang tidak kelihatan” sehingga dengan mengejar kepentingannya sendiri seringkali justru lebih efektif memajukan kepentingan masyarakat terlebih dahulu.

menurut adam smith, perdagangan antara dua negara didasarkan pada keunggulan absolut. jika suatu negara menghendaki adanya persaingan, perdagangan bebas dan spesialisasi di dalam negeri, maka hal yang sama juga dikehendaki dalam hubungan antarbangsa. sebuah negara lebih efisien daripada (atau memiliki keunggulan absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi sebuah komoditi, namun kurang efisien dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi komoditi lainnya, maka kedua negara tersebut dapat memperoleh keuntungan dengan cara masing-masing melakukan spesialisasi dalam memproduksi komoditi yang memiliki keunggulan absolut, dan menukarkannya dengan komoditi lain yang memiliki kerugian absolut. melalui proses ini, sumber daya di kedua negara dapat digunakan dalam cara yang paling efisien. output kedua komoditi yang diproduksi pun akan meningkat. peningkatan dalam output ini akan

(10)

mengukur keuntungan dari spesialisasi produksi untuk kedua negara yang melakukan perdagangan. keunggulan absolut tersebut dapat diilustrasikan, jika negara a dapat memproduksi kentang untuk 8 unit per tenaga kerja sedangkan negara b untuk komoditi yang sama hanya dapat memproduksi 4 unit per tenaga kerja, sedangkan untuk komoditi lain misalnya gandum, negara a hanya dapat memproduksi 6 unit per tenaga kerja sedangkan untuk negara b dapat memproduksi 12 unit per tenaga kerja, maka dapat disimpulkan bahwa negara a mempunyai keunggulan absolut dalam produksi kentang dibandingkan dengan negara b, sedangkan negara b dapat dikatakan mempunyai keunggulan absolut dalam produksi gandum dibandingkan negara a. perdagangan internasional yang saling menguntungkan antara kedua negara tersebut jika negara a mengekspor kentang dan mengimpor gandum dari negara b, dan sebaliknya negara b mengekspor gandum dan mengimpor kentang dari negara a. 2.1.3. keunggulan komparatif

teori perdagangan internasional yang lain diperkenalkan oleh david ricardo. teorinya dikenal dengan nama teori keunggulan komparatif. berbeda dengan teori keunggulan absolut yang mengutamakan keunggulan absolut dalam produksi tertentu yang dimiliki oleh suatu negara dibandingkan dengan negara lain, teori ini berpendapat bahwa perdagangan internasional dapat terjadi walaupun satu negara tidak mempunyai keunggulan absolut, asalkan harga komparatif di kedua negara berbeda. ricardo berpendapat sebaiknya semua negara lebih baik berspesialisasi dalam komoditi-komoditi di mana ia mempunyai keunggulan komparatif dan

(11)

mengimpor saja komoditi-komoditi lainnya. teori ini menekankan bahwa perdagangan internasional dapat saling menguntungkan jika salah satu negara tidak memiliki keunggulan absolut atas suatu komoditi seperti yang diungkapkan oleh adam smith, namun cukup memiliki keunggulan komparatif di mana harga untuk suatu komoditi di negara yang satu dengan negara lainnya relatif berbeda.

menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi kedua komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. negara pertama harus melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih kecil (keunggulan komparatif) dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut yang lebih besar (kerugian komparatif). dalam konteks dua negara dan dua komoditi, jika salah satu negara telah ditetapkan memiliki keunggulan komparatif dalam satu komoditi, maka negara satunya harus dianggap memiliki keunggulan komparatif dalam komoditi lainnya.

2.1.4. teori heckscher-ohlin (h-o)

teori heckscher-ohlin (h-o) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. menurut heckscher-ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut

(12)

memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. basis dari keunggulan komparatif adalah:

A. faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.

B. faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.

teori modern heckescher-ohlin atau teori h-o menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. analisis hipotesis h-o dikatakan berikut:

A. harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.

B. comparative advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya.

C. masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.

(13)

D. sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya.

E. kelemahan dari teori h-o yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.

teori perdagangan internasional modern dimulai ketika ekonomi swedia yaitu eli hecskher dan bertil ohlin mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. sebelum masuk ke dalam pembahasan teori h-o, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan teori klasik yang mendorong munculnya teori h-o. teori klasik comparative advantage menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara (salvatore, 2006). namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaan produktivitas tersebut.

teori h-o kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. teori h-o menyatakan penyebab perbedaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. oleh karena itu teori modern h-o ini dikenal sebagai “the proportional factor theory”. selanjutnya

(14)

negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya.

hipotesis teori h-o

sebelum melakukan kritik terhadap teori h-o, di bawah ini akan dikemukakan hipotesis yang telah dihasilkan oleh teori h-o, antara lain:

A. produksi barang ekspor di tiap negara naik, sedangkan produksi barang impor di tiap negara turun.

B. harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.

C. harga labor di kedua negara cenderung sama, harga barang a di kedua negara cenderung sama demikian pula harga barang b di kedua negara cenderumg sama.

D. perdagangan akan terjadi antara negara yang kaya kapital dengan negara yang kaya labor.

E. masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk melakukan produksi. sehingga negara yang kaya kapital maka ekspornya padat kapital dan impornya padat karya,

(15)

sedangkan negara kaya labor ekspornya padat karya dan impornya padat kapital.

kelemahan asumsi teori h-o

untuk lebih memahami kelemahan teori h-o dalam menjelaskan perdagangan internasional akan dikemukan beberapa asumsi yang kurang valid:

A. asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam memproduksi adalah tidak valid. fakta yang ada di lapangan negara sering menggunakan teknologi yang berbeda.

B. asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi lebih menjadi masalah. hal ini karena sebagian besar perdagangan adalah produk negara industri yang bertumpu pada diferensiasi produk dan skala ekonomi yang belum bisa dijelaskan dengan model faktor endowment h-o. C. asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. adanya mobilitas faktor secara

internasional mampu mensubstitusikan perdagangan internasional yang menghasilkan kesamaan relatif harga produk dan faktor antarnegara. maknanya adalah hal ini merupakan modifikasi h-o tetapi tidak mengurangi validitas model h-o.

D. asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam memproduksi suatu komoditi jika melakukan perdagangan tidak sepenuhnya berlaku karena banyak negara yang masih memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari impor.

(16)

2.2. impor

perdagangan internasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ekspor dan impor. ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara ke negara lain. sedangkan impor adalah arus kebalikan daripada ekspor yaitu barang dan jasa yang masuk kesuatu negara. pada hakekatnya perdagangan luar negeri timbul karena tidak ada satu negarapun yang dapat menghasilkan semua barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.

dalam perekonomian terbuka selain sektor rumah tangga, sektor perusahaan dan pemerintah juga ada sektor luar negeri karena penduduk di negara bersangkutan telah melakukan perdagangan dengan negara lain. suatu negara yang memproduksi lebih dari kebutuhan dalam negeri dapat mengekspor kelebihan produksi tersebut keluar negeri, sedangkan yang tidak mampu memproduksi sendiri dapat mengimpornya dari luar negeri.

impor mempunyai sifat yang berlawanan dengan ekspor, dimana semakin besar impor dari satu sisi baik karena berguna untuk menyediakan kebutuhan akan barang dan jasa untuk kebutuhan penduduk suatu negara, namun disisi lain bisa mematikan produk atau jasa sejenis dalam negeri dan yang paling mendasar dapat menguras pendaptan negara yang bersangkutan.

berdasarkan laporan indikator indonesia komposisi impor menurut golongan penggunaan barang ekonomi dapat dibedakan atas tiga kelompok, yaitu:

(17)

1. impor barang-barang konsumsi, terutama untuk barang-barang yang belum dapat dihasilkan di dalam negeri atau untuk memenuhi tambahan permintaan yang belum mencukupi dari produksi dalam negeri, yang meliputi makanan dan minuman untuk rumah tangga, bahan bakar dan pelumas olahan, alat angkut bukan industri, barang tahan lama, barang setengah tahan lama serta barang tidak tahan lama.

2. impor bahan baku dan barang penolong, yang meliputi makanan dan minuman untuk industri, bahan baku untuk industri, bahan bakar dan pelumas, serta suku cadang dan perlengkapan.

3. impor barang modal, yang meliputi barang modal selain alat angkut, mobil penumpang dan alat angkut untuk industri.

besarnya impor suatu negara tergantung pada pendapatan, dimana semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi impor baik berupa barang maupun jasa sebagai akibat dari perkembangan aktivitas perekonomian. faktor lain yang mempengaruhi impor adalah adanya daya saing produksi dalam negeri, selera masyarakat dan faktor lainnya. misalnya saja inflasi dan perubahan nilai tukar rupiah yang secara langsung maupun tidak langsung sangat berdampak pada jumlah impor.

(18)

2.3. produk domestik bruto (pdb)

2.3.1. definisi produk domestik bruto (pdb)

pdb diyakini sebagai indikator ekonomi terbaik dalam menilai perkembangan ekonomi suatu negara. perhitungan pendapatan nasional ini mempunyai ukuran makro utama tentang kondisi suatu negara. pada umumnya perbandingan kondisi antar negara dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya sebagai gambaran, bank dunia menentukan apakah suatu negara berada dalam kelompok negara maju atau berkembang melalui pengelompokan besarnya pdb, dan pdb suatu negara sama dengan total pengeluaran atas barang dan jasa dalam perekonomian (herlambang, 2001).

menurut samuelson, pdb adalah jumlah output total yang dihasilkan dalam batas wilayah suatu negara dalam satu tahun. pdb mengukur nilai barang dan jasa yang di produksi di wilayah suatu negara tanpa membedakan kewarganegaraan pada suatu periode waktu tertentu. dengan demikian warga negara yang bekerja di negara lain, pendapatannya tidak dimasukan ke dalam pdb (herlambang, 2001).

sukirno (2002) mendefinisikan pdb sebagai nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan warga negara asing. sedangkan wijaya (1997) menyatakan bahwa pdb adalah nilai uang berdasarkan harga pasar dari semua barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu perekonomian dalam suatu periode waktu tertentu biasanya satu tahun. secara umum pdb dapat diartikan sebagai nilai akhir barang-barang dan

(19)

jasa yang diproduksi di dalam suatu negara selama periode tertentu biasanya satu tahun.

2.3.2. hubungan pdb dengan impor

pendapatan nasional sangat mempengaruhi pola konsumsi, biasanya pola konsumsi penduduk yang meningkat di negara sedang berkembang akan diikuti oleh kecenderungan meningkatkan impor, hal ini disebabkan produktivitas di negara tersebut belum mampu untuk memenuhi seluruh kebutuhannya. dalam kenyataan, amat sulit untuk mencatat jumlah unit barang dan jasa yang dihasilkan selama periode tertentu. sehingga untuk menaksir perubahan output angka yang digunakan adalah nilai moneternya (uang) yang tercermin dalam nilai produk domestik bruto (pdb).

realisasi impor juga ditentukan oleh kemampuan masyarakat suatu negara untuk membeli barang-barang buatan luar negeri, yang berarti besarnya impor tergantung dari tingkat pendapatan nasional negara tesebut. makin tinggi tingkat pendapatan, serta makin rendah kemampuan negara dalam menghasilkan barang-barang tersebut, maka impor makin tinggi dan makin banyak terdapat “kebocoran” dalam pendapat nasional (deliarnov, 2005).

hubungan antara impor dengan pendapatan nasional dapat dinyatakan dengan: 1. average propencity to impor (apm), yaitu dapat dinyatakan dengan jumlah

pendapatan nasional yang dikeluarkan untuk impor (m/y).

2. marginal propencity to impor (mpm), yaitu perbandingan antara δ tambahan impor dengan tambahan pendapatan (m/y).

(20)

hubungan antara mpm dengan apm disebut elastisitas pendapatan atas impor, yaitu perbandingan antara persentase perubahan pendapatan nasional sehingga apabila terjadi pertambahan pendapatan nasional sebesar δy maka akan terjadi

perubahan impor sebesar mpm atau sebesar δm/δy (sobri, 2001).

……….. (2.1)

hubungan antara impor dengan pendapatan nasional secara matematis dirangkum oleh fungsi impor sebagai berikut :

m = mo + my ……….. (2.2) keterangan:

m = jumlah impor

mo = jumlah impor yang nilainya tidak ditentukan oleh pendapatan (y) m = kecenderungan untuk mengimpor

y = pendapatan nasional

semakin besar pendapatan nasional maka impor akan semakin besar yang ditentukan oleh marginal propencity to impor.

2.4. nilai tukar internasional

perdagangan yang dilakukan antara dua negara tidaklah semudah yang dilakukan dalam satu negara, karena harus memakai dua mata uang yang berbeda

M Δ M

Δ Y =

(21)

misalnya antara negara indonesia dan amerika serikat. pengimpor amerika harus membeli rupiah untuk membeli barang-barang indonesia, sebaliknya pengimpor indonesia harus membeli dolar amerika untuk menyelesaikan pembayaran terhadap barang yang dibelinya dari amerika. besarnya jumlah mata uang tertentu yang diperlukan untuk memperoleh satu unit valuta asing disebut dengan kurs mata uang asing.

2.4.1. definisi nilai tukar

nilai tukar adalah nilai mata uang suatu negara diukur dari nilai satu unit mata uang terhadap mata uang negara lain. apabila kondisi ekonomi suatu negara mengalami perubahan, maka biasanya diikuti oleh perubahan nilai tukar secara substansional. masalah mata uang muncul saat suatu negara mengadakan transaksi dengan negara lain, dimana masing-masing negara menggunakan mata uang yang berbeda. jadi nilai tukar merupakan harga yang harus dibayar oleh mata uang suatu negara untuk memperoleh mata uang negara lain.

nilai tukar dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat suku bunga dalam negeri, tingkat inflasi dan investasi bank sentral terhadap pasar uang jika diperlukan. nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peranan penting dalam rangka stabilitas moneter dalam mendukung kegiatan ekonomi. nilai tukar yang stabil diperlukan untuk tercapainya iklim usaha yang kondusif bagi peningkatan dunia usaha. untuk menjaga stabilitas nilai tukar, bank sentral pada waktu tertentu

(22)

melakukan intervensi di pasar-pasar valuta asing, khususnya saat terjadi gejolak yang berlebihan.

para ekonom membedakan nilai tukar menjadi dua yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. nilai tukar nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif dari mata uang dua negara. sebagai contoh, jika antara dolar amerika serikat dan yen jepang adalah 120 yen per dolar, maka orang amerika serikat bisa menukar 1 dolar untuk 120 yen di pasar uang. sebaliknya orang jepang yang ingin memiliki dolar akan membayar 120 yen untuk setiap dolar yang dibeli. ketika orang mengacu pada “kurs” dianta kedua negara, mereka biasanya mengartikan kurs nominal (mankiw, 2006).

nilai tukar riil (real exchange rate) adalah harga relatif dari barang-barang diantara dua negara. nilai tukar riil menyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain. nilai tukar (exchange rate) atau kurs adalah harga suatu mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain (krugman dan obsfelt, 2000). nilai tukar riil adalah nilai tukar nominal yang sudah dikoreksi dengan harga relative yaitu harga-harga didalam negeri dibandingkan dengan harga-harga diluar negeri. nilai tukar dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

dimana q adalah nilai tukar riil, s adalah nilai tukar nominal, p adalah tingkat harga domestik dan p* adalah tingkat harga di luar negeri.

Q

SP =

(23)

penentuan sistem nilai tukar sangatlah penting karena merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara dari gejolak perekonomian global. pada dasarnya kebijakan nilai tukar yang ditetapkan suatu negara mempunyai beberapa fungsi utama.

pertama berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran, dengan sasaran akhir menjaga kecukupan cadangan devisa. oleh karena itu, dalam menetapkan arah kebijakan nilai tukar tersebut diutamakan untuk mendorong dan menjaga daya saing ekspor dalam upaya untuk memperkecil defisit current account atau memperbesar surplus current account.

fungsi kedua adalah untuk menjaga kestabilan pasar domestik. fungsi ini untuk menjaga agar nilai tukar tidak dijadikan sebagai alat untuk spekulasi, dalam arti bahwa dalam hal nilai tukar suatu negara mengalami overvalued maka masyarakat akan mendorong menjual valuta asing. ketidakstabilan pasar domestik yang demikian dapat menimbulkan kegiatan spekulatif seperti perkembangan akhir-akhir ini, yang pada gilirannya dapat mengganggu kestabilan makro.

fungsi ketiga sebagai instrument moneter khususnya bagi negara yang menerapkan suku bunga dan nilai tukar sebagai sasaran operasional kebijakan moneter. dalam fungsi ini depresiasi dan apresiasi nilai tukar digunakan sebagai alat untuk sterilisasi dan ekspansi jumlah uang beredar.

fungsi keempat adalah sebagai nominal anchor dalam pengendalian inflasi. nilai tukar banyak digunakan oleh negara-negara yang mengalami chronic inflation

(24)

sebagai nominal anchor baik melalui pengendalian depresiasi nilai tukar. sebagai gambaran pada akhir tahun 1970-an, orthodox programs dilaksanakan di argentina, brazil, istrael, dan mexico, selain itu juga pada tahun 1991 covertibility plan diterapkan di argentina.

kebijakan nilai tukar uang di dunia sangat dipengaruhi oleh sistem bretton wood yang diformulasikan pada tahun 1994. bretton wood adalah nama tempat di new hampshire, amerika serikat. dari perjanjian di bretton wood tersebut kemudian diperkenalkan sebuah konsep mengenai nilai tukar (fixed exchange rate) yang diyakini oleh para ahli pada waktu itu dapat memberikan kepastian dan stabilitas bagi kegiatan perdagangan dan investasi dalam bisnis internasional. namun sistem ini berakhir pada saat pemerintahan presiden nixon pada 15 agustus 1971 mengeluarkan dekrit dengan dicanangkannya bahwa nilai dolar tidak dikaitkan dan tidak convertible terhadap seberat tertentu emas. dengan berakhirnya dekrit tersebut maka berakhirlah system kurs tetap dan dimulailah system kurs mengambang (floating rate system).

ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. faktor-faktor tersebut adalah: 1. laju inflasi relatif

dalam pasar valuta asing, perdagangan internasional baik dalam bentuk barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga perubahan harga dalam negeri yang relatif terhadap harga luar negeri dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing.

(25)

misalnya, jika amerika sebagai mitra dagang indonesia mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi maka harga barang amerika juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis permintaan terhadap barang dagangan relatif mengalami penurunan.

2. tingkat pendapatan relatif

faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar mata uang asing adalah laju pertumbuhan riil terhadap harga-harga luar negeri. laju pertumbuhan riil dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata uang asing. sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing relatif dibandingkan dengan suplai yang tersedia.

3. suku bunga relatif

kenaikan suku bunga mengakibatkan aktivitas dalam negeri menjadi lebih menarik bagi para penanam modal dalam negeri maupun luar negeri. terjadinya penanaman modal cenderung mengakibatkan naiknya nilai mata uang yang semuanya tergantung pada besarnya perbedaan tingkat suku bunga di dalam dan di luar negeri, maka perlu dilihat mana yang lebih murah, di dalam atau di luar negeri (natalia, 2009). dengan demikian sumber dari perbedaan itu akan menyebabkan terjadinya kenaikan kurs mata uang asing terhadap mata uang dalam negeri.

(26)

kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk:

A. usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing. B. usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri.

C. melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata uang.

D. alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah:

untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang bersangkutan.

A. untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang ditentukan.

B. tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara.

C. berpengaruh terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan.

5. ekspektasi

faktor kelima yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi atau nilai tukar di masa depan. sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar valas bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan. dan sebagai contoh, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di as mungkin bisa menyebabkan pedagang valas menjual dollar, karena memperkirakan

(27)

nilai dollar akan menurun di masa depan. reaksi langsung akan menekan nilai tukar dollar dalam pasar.

2.4.2. hubungan nilai tukar internasional dengan impor

nilai tukar mata uang merupakan perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda atau dikenal dengan sebutan kurs. nilai tukar didasari dua konsep, pertama, konsep nominal, merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan guna memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain. kedua, konsep riil yang dipergunakan untuk mengukur daya saing komoditi ekspor suatu negara di pasaran internasional.

permintaan dan penawaran akan valuta asing akan membentuk tingkat nilai tukar suatu mata uang domestik dengan mata uang negara lain. penawaran dan permintaan terhadap valuta asing timbul karena adanya hubungan internasional dalam perdagangan barang, jasa, maupun modal. penawaran valuta asing disebabkan adanya ekspor barang, jasa, transfer atau hibah dari luar negeri maupun kapital masuk. sedangkan permintaan valuta asing disebabkan adanya impor barang, jasa maupun kapital, sehingga untuk menyelesaikan transaksi perlu menukarkan suatu mata uang domestik dengan valuta asing, dan sebaliknya (halwani, 2005).

dalam sistem nilai tukar internasional mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ke atas ekspor maupun impor. jika nilai tukar internasional mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri

(28)

menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi harganya akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. jadi nilai tukar internasional mempunyai hubungan yang searah dengan volume ekspor. apabila nilai tukar internasional dalam hal ini dollar meningkat, maka volume ekspor juga akan meningkat (sukirno, 2009).

2.5. inflasi

2.5.1. definisi inflasi

menurut boediono (2000) inflasi adalah kecenderungan dari kenaikan harga-harga secara umum dan terus-menerus. ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang sama. mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. yang penting terdapat kenaikan harga umum barang secara terus menerus selama suatu periode tertentu. kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan persentase yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi.

inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus-menerus (sukirno, 2002). akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau menyebabkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain. kenaikan harga-harga barang itu tidaklah harus dengan persentase yang sama. inflasi merupakan kenaikan harga secara terus-menerus dan kenaikan harga yang terjadi

(29)

pada seluruh kelompok barang dan jasa, pohan (2008). bahkan mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidak bersamaan. yang penting kenaikan harga umum barang secara terus-menerus selama suatu periode tertentu. kenaikan harga barang yang terjadi hanya sekali saja, meskipun dalam persentase yang cukup besar, bukanlah merupakan inflasi, (nopirin, 2000). atau dapat dikatakan, kenaikan harga barang yang hanya sementara dan sporadis tidak dapat dikatakan akan menyebabkan inflasi.

dari kutipan di atas diketahui bahwa inflasi adalah keadaan di mana terjadi kelebihan permintaan (excess demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan. inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terus menerus dari barang dan jasa secara umum (bukan satu macam barang saja dan sesaat). menurut definisi ini, kenaikan harga yang sporadis bukan dikatakan sebagai inflasi.

2.5.2. hubungan inflasi dengan impor

inflasi menyebabkan harga barang impor lebih murah dari pada barang yang dihasilkan di dalam negeri. maka pada umumnya inflasi akan menyebabkan impor berkembang lebih cepat tetapi sebaliknya perkembangan ekspor akan bertambah lambat. di samping itu aliran modal yang keluar akan lebih banyak dari pada yang masuk ke dalam negeri (sukirno, 2000).

kenaikan harga-harga menyebabkan barang-barang yang diproduksikan di negara itu tidak dapat bersaing dengan barang yang sama di pasaran luar negeri. oleh sebab itu ekspor negara tersebut akan turun dan tidak berkembang. sebaliknya

(30)

kenaikan harga-harga dalam negeri menyebabkan barang-barang dari negara lain menjadi relatif lebih murah dan ini akan mempercepat pertambahan impor. inflasi berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor, maka selanjutnya inflasi akan menyebabkan impor menjadi lebih besar dari ekspor. apabila cadangan devisa negara itu cukup besar, kelebihan impor ini dapat dibayar dari cadangan itu. tetapi apabila cadangan devisa tidak cukup besar, pemerintah akan berusaha untuk mengurangi impor dengan menaikkan pajak impor dan membatasi jumlah barang yang diimpor. tindakan ini akan menimbulkan kenaikan harga-harga lebih lanjut. jadi inflasi berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor dan berpengaruh positif terhadap nilai impor.

tingkat inflasi yang terjadi di dalam suatu negara akan sangat mempengaruhi impor negara tersebut. apabila barang-barang dari luar negeri mutunya lebih baik, dan harganya lebih murah daripada barang-barang yang sama dihasilkan di dalam negeri, maka akan terdapat kecenderungan bahwa negara tersebut akan mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri (sukirno, 2002).

2.6. hasil penelitian sebelumnya

penelitian wahyuningsasi tahun 2003, dengan penelitian yang berjudul “pengaruh pendapatan nasional dan indeks harga barang impor terhadap nilai impor bahan baku dan penolong indonesia periode 1987-2001” membahas mengenai pengaruh pendapatan nasional dan indeks harga barang impor secara serempak dan

(31)

parsial terhadap nilai impor bahan baku dan penolong indonesia. dengan menggunakan teknik analisis statistik regresi berganda, yang diuji dengan f-test dan t-test, diperoleh pendapatan nasional dan indeks harga barang impor secara serempak berpengaruh signifikan terhadap nilai impor bahan baku penolong indonesia periode 1987-2001. pengujian secara parsial terhadap indeks harga barang impor tidak berpengaruh nyata terhadap nilai impor bahan baku dan penolong.

penelian hartatik tahun 2006, meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai total impor indonesia tahun 1991-2005. hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara serempak pdb, investasi, kurs dollar amerika serikat dan tingkat inflasi dalam negeri berpengaruh signifikan terhadap nilai total import indonesia. secara parsial pdb berpengaruh signifikan terhadap nilai total impor indonesia, kurs dollar amerika serikat berpengaruh negatif terhadap nilai total impor indonesia, investasi, dan inflasi tidak berpengaruh terhadap nilai total impor indonesia tahun 1991-2005.

penelitian lestari 2006 juga melakukan penelitian tentang pengaruh pdb, kurs dollar amerika dan inflasi dalam negeri terhadap nilai impor migas indonesia. periode 1993-2005. kesimpulan yang diperoleh ternyata produk domestik bruto (pdb), kurs dollar amerika serikat dan inflasi dalam negeri secara serempak berpengaruh signifikan terhadap nilai impor migas indonesia. produk domestik bruto (pdb) berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap nilai impor migas indonesia. inflasi dalam negeri tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

(32)

nilai impor migas indonesia. sedangkan kurs dollar amerika serikat tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap nilai impor migas indonesia periode 1993 – 2005.

2.7. kerangka konseptual

konsep kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar berikut :

gambar 2.1. kerangka konseptual

2.8. hipotesis penelitian

berdasarkan perumusan masalah, teori dan dari beberapa penelitian empiris yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut:

produk domestik bruto (PDB)

INFLASI Nilai Tukar Rupiah

Impor Migas

Total Impor Impor Non Migas

(33)

A. produk domestik bruto (pdb) dan inflasi berpengaruh positif terhadap nilai total impor indonesia, sementara nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap nilai total impor indonesia.

B. produk domestik bruto (pdb) dan inflasi berpengaruh positif terhadap nilai impor migas indonesia, sementara nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap nilai impor migas indonesia.

C. produk domestik bruto (pdb) dan inflasi berpengaruh positif terhadap nilai impor non migas indonesia, sementara nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap nilai impor non migas indonesia.

Gambar

gambar 2.1. kerangka konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Do svojih članov in na področju pridobivanja novih članov pristopa z izdelano strategijo in se poslužuje vseh na področju odnosov z javnostmi priznanih orodji, po drugi strani pa

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terjadi interaksi yang nyata antara perlakuan biourine dengan pupuk N anorganik terhadap bobot segar total tanaman per

Data-data yang telah terkumpul baik data primer dan sekunder, selanjutnya diolah dan dianalisa secara normatif dan sistematis dengan menggunakan data kualitatif

Frasa bola ayam, ayam penyet, ayam goreng, dan ayam kecap bertindak sebagai unsur diterangkan (D) yang termasuk dalam kategori frasa nominal (FN), sedangkan frasa

 Prinsip: memeriksa berat jenis urine dengan alat urinometer  Tujuan: mengetahui kepekatan urine.  Alat

Dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, maka Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan diharapkan dapat merumuskan kebijakan dan

dilakukan secara teratur dan berkala (Depkes, 2004). Jadi bila Dinas kesehatan tidak melakukan supervise maka tugas puskesmas menggantikan jadwal Dinas

Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan semua analisa regresi dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat subsidence karena memiliki nilai koefisien determinasi lebih