• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 04/11/62/Th.IX, 02 November 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III

TAHUN 2015

1. PENDAHULUAN

Industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang cukup dominan dalam perekonomian baik pada tingkat nasional maupun di tingkat regional (Provinsi Kalimantan Tengah). Pentingnya sektor ini ditunjukkan dari besarnya kontribusi sektor ini terhadap perekonomian di Kalimantan Tengah. Sektor ini menjadi penyumbang terbanyak kedua perekonomian di Kalimantan Tengah setelah sektor pertanian dengan menyumbangkan 16,57 persen dari total PDRB Kalimantan Tengah triwulan II 2015.

2. PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG

Provinsi Kalimantan Tengah selama ini masih mengandalkan sektor pertanian, sektor industri, sektor petambangan dan penggalian serta sektor perdagangan sebagai penopang ekonomi. Perkembangan sektor industri di Kalimantan Tengah salah satunya disumbangkan oleh perkembangan produksi industri manufaktur besar dan sedang dengan pertumbuhan yang masih fluktuatif.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan III (q-to-q) di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan sebesar 1,97 persen. Pertumbuhan ini sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan yang terjadi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 2,07 persen. Tidak seperti triwulan sebelumnya (triwulan II) dimana seluruh jenis industri manufaktur besar dan sedang mengalami peningkatan produksi, pada triwulan III ini hanya industri makanan dan industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya yang mengalami peningkatan. Sedangkan industri karet, barang dari karet dan plastik justru mengalami penurunan produksi sebesar 0,76 persen dibandingkan produksi pada triwulan II. Industri makanan merupakan jenis industri manufaktur besar dan sedang yang memiliki pertumbuhan tertinggi yang mencapai 2,09 persen. Sedangkan industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan

 Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III tahun 2015 naik sebesar 3,97 persen (y-on-y) dari periode yang sama tahun 2014.

 Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulanan (q-to-q) pada triwulan III tahun 2015 naik sebesar 1,97 persen dari triwulan II tahun 2015.

 Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III tahun 2015 naik sebesar 13,25 persen (y-on-y) dari periode yang sama tahun 2014.

 Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulanan (q-to-q) pada triwulan III tahun 2015 turun sebesar 2,72 persen dari triwulan II tahun 2015.

(2)

barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya hanya memiliki pertumbuhan produksi sebesar 0,27 persen.

Tidak berbeda dengan Kalimantan Tengah, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang di Indonesia (q-to-q) juga mengalami perlambatan pertumbuhan di triwulan III ini (dibandingkan triwulan sebelumnya). Jika pada triwulan II industri manufaktur besar dan sedang di Indonesia mengalami peningkatan produksi sebesar 2,34 persen, pada triwulan ini peningkatan produksi hanya mencapai 1,04 persen. Industri makanan dan industri karet, barang dari karet dan plastik di Indonesia memiliki arah pertumbuhan produksi yang sama dengan yang terjadi di Kalimantan Tengah. Hanya industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya yang memiliki arah berlawanan, dimana pada saat industri ini mengalami pertumbuhan yang bersifat positif di Kalimantan Tengah, pada skala nasional industri ini justru mengalami penurunan sebesar 2,28 persen.

Apabila membandingkan produksi industri manufaktur besar dan sedang periode ini dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (y-on-y) di Kalimantan Tengah, pertumbuhan produksi juga memiliki arah yang positif (sebesar 3,97 persen). Pertumbuhan tertinggi juga terjadi pada jenis industri makanan dengan pertumbuhan produksi industri sebesar 4,28 persen. Sedangkan pada jenis industri karet, barang dari karet dan plastik memiliki pertumbuhan produksi yang cenderung stagnan dengan pertumbuhan produksi hanya sebesar 0,56 persen. Bahkan pada jenis industri manufaktur besar dan sedang kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya justru mengalami penurunan produksi sebesar 0,85 persen.

Pada skala nasional pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang (y-on-y) di Indonesia memiliki nilai yang sedikit lebih tinggi yakni sebesar 4,22 persen. Jika dilihat berdasarkan jenis industrinya, pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang di Indonesia juga memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri manufaktur di Kalimantan Tengah. Industri makanan di Indonesia mengalami peningkatan produksi (y-on-y) sebesar 7,09 persen, 2,81 persen lebih tinggi dibandingkan dengan industri yang sama di Kalimantan Tengah. Industri karet, barang dari karet dan plastik mengalami peningkatan produksi (y-on-y) sebesar 5,28 persen, 4,72 persen lebih tinggi dibandingkan yang ada di Kalimantan Tengah. Sedangkan pada pertumbuhan produksi industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya pada skala nasional mengalami penurunan produksi yang lebih tinggi yakni menurun sebesar 1,65 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Tabel 1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III Tahun 2015

No Kode KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan (%)

q-to-q y-on-y

Tri II Tri III Tri II Tri III

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 10 Industri Makanan - Manufacture of food products 2,14 2,09 4,23 4,28

2 16

Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya - Manufacture of wood and of products of wood and cork, except furniture; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like

1,82 0,27 1,18 -0,85

3 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik - Manufacture of rubber

and plastik products 1,79 -0,76 1,25 0,56

Kalimantan Tengah (Regional) 2,07 1,97 3,45 3,97

(3)

3. PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL

Industri manufaktur mikro dan kecil di Provinsi Kalimantan Tengah mengalami penurunan produksi pada triwulan III tahun 2015 ini. Kondisi ini ditunjukan dengan pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil yang bernilai negatif. Produksi industri mikro dan kecil Kalimantan Tengah triwulan III mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya (triwulan II) sebesar 2,72 persen. Penurunan ini tidak hanya terjadi pada skala regional Kalimantan Tengah namun juga terjadi pada skala nasional dimana produksi industri mikro dan kecil di Indonesia mengalami penurunan 1,31 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Meskipun produksi industri mikro dan kecil mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya, produksi tersebut masih memiliki nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014 (y-o-y) yakni mencapai 13,25 persen (di Kalimantan Tengah). Bahkan perbandingan ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan perbandingan yang sama pada skala nasional dimana pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil hanya mencapai 6,87 persen. Perbandingan produksi komulatif (c-o-c) juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi dimana komulatif produksi industri mikro dan kecil di Kalimantan Tengah (triwulan I hingga triwulan III) pada tahun 2015 memiliki nilai yang lebih tinggi 10,83 persen dibandingkan komulatif produksi (triwulan I hingga triwulan III) pada tahun 2014. Pertumbuhan produksi komulatif di Kalimantan Tengah ini juga masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan komulatif pada tingkat nasional yang hanya mencapai 5,68 persen.

Jika melakukan perbandingan nilai produksi industri mikro dan kecil triwulan III di Kalimantan Tengah dengan periode sebelumnya, hampir seluruh jenis industri yang ada di wilayah ini mengalami penurunan produksi kecuali untuk tiga jenis industri yakni jenis industri percetakan dan reproduksi media rekaman, industri kayu, barang dari kayu, dan anyaman rotan serta industri pengolahan lainnya. Meskipun memiliki pertumbuhan nilai yang positif, diantara ketiga jenis industri tersebut hanya industri percetakan dan reproduksi media rekaman yang memiliki pertumbuhan relatif tinggi (mencapai 7,96 persen), sedangkan dua jenis industri lainnya hanya memiliki pertumbuhan yang sangat rendah (0,56 persen untuk industri kayu, barang dari kayu, dan anyaman rotan dan 0,34 persen untuk industri pengolahan lainnya). Diantara seluruh jenis industri mikro dan kecil di Kalimantan Tengah yang mengalami penurunan produksi, industri alat angkutan lainnya merupakan jenis industri yang mengalami penurunan produksi tertinggi (hingga mencapai 29,24 persen). Industri karet, barang dari karet dan plastik serta industri barang logam (bukan mesin dan peralatannya) berturut-turut merupakan industri dengan penurunan produksi tertinggi setelah industri alat angkutan lainnya. Kedua industri tersebut masing-masing mengalami penurunan mencapai 19,51 persen (untuk Industri karet, barang dari karet dan plastik) dan 19,20 persen (untuk industri barang logam bukan mesin dan peralatannya).

Perubahan produksi setiap jenis industri mikro dan kecil pada skala regional Kalimantan Tengah tidak selalu memiliki arah yang sama dibandingkan dengan jenis industri yang sama pada tingkat nasional. Dari seluruh jenis industri mikro dan kecil yang ada di Kalimantan Tengah, setengah diantaranya memiliki pertumbuhan yang searah dan sisanya memiliki arah yang berlawanan. Diantara jenis industri yang memiliki arah yang sama antara lain industri percetakan dan reproduksi media rekaman (peningkatan produksi industri ini tidak hanya terjadi di Kalimantan Tengah namun juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia pada umumnya), industri makanan, industri tekstil, industri pakaian jadi, industri karet, barang dari karet dan plastik, industri barang logam (bukan mesin dan peralatannya) serta industri furnitur mengalami penurunan produksi seiring dengan penurunan produksi pada jenis industri yang sama pada skala nasional. Jenis industri lainnya justru memiliki arah perkembangan produksi yang berlawanan arah dengan perkembangan produksi pada skala nasional. Diantara industri tersebut antara lain industri barang galian bukan logam dan industri barang angkutan lainnya (keduanya mengalami penurunan produksi saat industri yang sama pada skala nasional memiliki produksi yang stagnan),

(4)

industri kayu, barang dari kayu dan anyaman rotan dan industri pengolahan lainnya (keduanya memiliki produksi yang stagnan saat industri yang sama pada tingkat nasional mengalami penurunan), industri minuman dan industri farmasi, obat dan obat tradisional (dua jenis industri ini justru mengalami penurunan produksi pada saat industri yang sama pada skala nasional mengalami peningkatan produksi).

Tabel 2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III Tahun 2015

No Kode KBLI Jenis Industri Pertumbuhan (persen)

q-to-q c-to-c y-on-y

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 10 Industri Makanan -4,75 13,81 18,11

2 11 Industri Minuman -2,74 9,74 4,73

3 13 Industri Tekstil -8,58 15,14 2,62

4 14 Industri Pakaian Jadi -4,14 10,94 4,97

5 16

Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu,

Rotan dan Sejenisnya 0,56 13,67 20,85

6 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 7,96 5,41 27,22

7 21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat Tradisonal -2,63 11,81 12,35

8 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik -19,51 9,47 -0,22

9 23 Industri Barang Galian Bukan Logam -11,89 -10,01 -19,52

10 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya -19,20 -5,70 -12,55

11 30 Industri Alat Angkutan Lainnya -29,24 -7,03 -4,30

12 31 Industri Furnitur -10,36 -0,84 -13,67

13 32 Industri Pengolahan Lainnya 0,34 2,92 3,71

Kalimantan Tengah (Regional) -2,72 10,83 13,25

(5)

Grafik 1. Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang

Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan III 2015 (q-to-q)

Grafik 2. Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang

(6)

Grafik 3. Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil

Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan III 2015 (q-to-q)

Grafik 4. Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil

Gambar

Tabel  1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang   Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III Tahun 2015
Tabel  2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan Tengah  Triwulan  III Tahun 2015
Grafik 1.  Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang  Provinsi Kalimantan  Tengah dan Nasional  Triwulan III 2015 (q-to-q)
Grafik 3.  Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil   Provinsi Kalimantan  Tengah dan Nasional  Triwulan III 2015 (q-to-q)

Referensi

Dokumen terkait

Proses perhitungan penggajian yang masih diterapkan di Sentra-Net masih dibilang rumit dan cukup menghabiskan banyak waktu untuk di kerjakan oleh SDM,

Pada tahun anggaran berikutnya hendaknya pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara dalam penyajian laporan keuangan daerah berpedoman sepenuhnya pada standar

Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI yang telah mendapatkan akreditasi dari.. Komite Akreditasi Nasional (KAN) atau yang ditunjuk

Besarnya nilai rentabilitas pada usahatani Jagung Hibrida apabila dibandingkan nilai suku bunga bank yang berlaku saat penelitian yaitu sebesar 3 persen per

Data untuk perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan varians kemampuan awal siswa dapat dilihat pada Lampiran 20 dan 21. Adapun deskripsi kemampuan awal

• Contohnya seperti nilai dari atribut kepentingan dan kepuasan untuk ruang kelas praktikum yang nyaman, nilai atribut kepentingannya bernilai (3,95) dan nilai kepuasannya adalah

Hasil perhitungan t hitung dari variabel sumber daya manusia, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan, penghargaan, dan sanksi lebih besar dari t tabel dan

Melakukan Login Pelanggan Kasir Mem-BackUp Data Mengelola Daftar Pelanggan Mengelola Daftar Model Rambut Mengelola Reservasi Melihat Laporan Mengelola Transaksi Mengelola Daftar