• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) STUDI KASUS PT. PERTAMINA RU II DUMAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) STUDI KASUS PT. PERTAMINA RU II DUMAI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN

KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN

METODE SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING)

STUDI KASUS PT. PERTAMINA RU II DUMAI

Yohana Dewi Lulu W. Rani Maya Sari, Heni Rachmawati

Sistem Informasi, Politeknik Caltex Riau, 28265

ydlulu@gmail.com, rnyooymo@yahoo.com ,henni@pcr.ac.id

Abstrak

Pemilihan karyawan terbaik secara periodik menjadi suatu proses yang lama dan rumit. Keputusan seseorang salah karena proses pemilihan karyawan berdasarkan subjektifitas. Oleh karena itu diperlukan sistem pendukung keputusan untuk proses pemilihan karyawan tersebut. Sistem pendukung keputusan ini, dapat menentukan nilai perhitungan terhadap semua kriteria. Sistem ini menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Metode ini merupakan suatu metode yang mencari penjumlahan terbobot. Pada studi kasus PERTAMINA RU II Dumai, terdapat empat kriteria yaitu pekerja prestasi, pekerja aktif, pekerja peduli safety dan pekerja sehat. Setiap alternatif(karyawan) akan memiliki kriteria-kriteria tersebut. Dalam hal ini untuk menentukan karyawan terbaik dilakukan dengan cara menjumlahan bobot dari rating kinerja pada setiap alternatif untuk semua atribut. Nilai yang lebih besar akan mengindikasikan bahwa alternatif lebih terpilih. Pada kasus tersebut metode SAW ini dapat menentukan karyawan terbaik berdasarkan nilai tertinggi. Sebelumnya di PERTAMINA menggunakan satu kriteria untuk satu orang dan akan dikembangkan menjadi empat kriteria untuk satu orang, setelah diuji dengan sistem hasilnya sama. Dengan demikian sistem ini mampu menangani perhitungan penilaian karyawan terbaik di PERTAMINA RU II Dumai sehingga (misal manajer personalia) tidak akan kesulitan dalam menentukan karyawan yang terbaik.

Kata kunci: Sistem Pendukung Keputusan, SAW, FMADM

1. Pendahuluan

Didalam perusahaan, Tim juri sering merasa sulit dalam memilih sesuatu. Mulai dari memilih sesuatu yang ringan dan sederhana sampai ke hal yang sangat berat dan rumit. Proses pengambilan keputusan harus berdasarkan kriteria-kriteria dan indikator ukuran terbaik. Begitu pula bila seorang manager pada perusahaan akan menentukan karyawan terbaik. Karyawan terbaik adalah karyawan yang menampilkan perilaku yang sejalan dengan visi, tujuan dan nilai-nilai perusahaan tersebut dan hal-hal tertentu yang telah ditetapkan perusahaan bersangkutan. Karyawan yang memiliki kriteria yang telah ditetapkan akan menerima penghargaan sebagai karyawan terbaik, secara periodik.

Selain itu, penghargaan bagi karyawan ini dimaksudkan pula untuk mendorong pegawai yang terpilih untuk tetap berprestasi dan sekaligus memacu prestasi pegawai lain. Untuk dapat mengolah data-data penilaian lebih objektif maka perlu dibangun sistem pendukung keputusan yang dapat menentukan siapa saja yang berhak mendapat

penghargaan tersebut, sekaligus menghilangkan perhitungan secara manual maka dibuat secara komputerisasi dan membantu masalah semi terstruktur yaitu permasalahan yang rutin berulang, tetapi masih dibutuhkan human judgement dalam penerapan solusinya

Perusahaan PERTAMINA melakukan proses ini untuk memenuhi karyawan terbaiknya. Adapun kriterianya yaitu pekerja berprestasi, , pekerja aktif, pekerja peduli safety, pekerja sehat. Untuk membantu dalam proses mengolah data maka akan dibangun sistem pendukung keputusan dengan model Fuzzy Multipple Attribute Decision Making (FMADM). Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah FMADM, salah satu metodenya yaitu Simple Additive Weighting (SAW) [3].

Metode yang digunakan untuk seleksi karyawan dipilih metode SAW, karena metode ini menentukan nilai bobot untuk setiap atribut kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang akan menyeleksi alternatife terbaik, alternatif yaitu kriteria-kriteria yang ditentukan. Dengan

(2)

metode perangkingan diharapkan lebih tepat dan akurat karena sudah didasarkan pada kriteria dan bobot yang sudah ditetapkan sehingga dapat menentukan siapa yang lebih berhak mendapat penghargaan tersebut.

Aplikasi ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mengukur kinerja perusahaan, sehingga perusahaan dapat berkembang dengan pesat sesuai visi dan misi perusahaan tersebut. 2. Sistem Pendukung Keputusan

Pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan. McLeodmenyimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem berbasis terstruktur dengan menggunakan data dan model.komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak

2.1 Metode SAW

Metode ini merupakan metode yang paling dikenal dan banyak digunakan orang dalam menghadapi situasi MADM. Metode ini mengharuskan pembuat keputusan menentukan bobot bagi setiap atribut. Skor total untuk sebuah alternatif diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating yang dapat dibandingkan lintas atribut) bobot dan tiap atribut. Rating tiap atribut telah melewati proses normalisasi sebelumnya.

Metode SAW dikenal sebagai istilah penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut:

dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n.

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai:

...(1)

V =W x R dengan:

V = Nilai Matriks

w = Matriks rating kepentingan (bobot) r = rating

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.

Setelah tujuan dan alternatif keputusan telah didapatkan, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi kmpulan kriteria.

3. Perancangan

3.1a Use Case Diagram personal manager

Gambar 1 Use case Personal Manager

3.1b Use Case Diagram Case Staff

Gambar 2 Use Case Diagram Case Staff

=

=

n j ij j i

w

r

V

1 ⎪ ⎪ ⎪ ⎩ ⎪ ⎪ ⎪ ⎨ ⎧ = (cost) biaya atribut adalah j jika (benefit) keuntungan atribut adalah j jika ij ij i ij i ij ij x x Min x Max x r

(3)

3.1c Use Case Diagram Kepala Bagian

Gambar 3 Use Case Diagram Case Staff

3.2 Flowchart Proses SAW

Perancangan ini digunakan untuk menggambarkan alur suatu program menjadi lebih sederhana sehingga program tersebut dapat lebih mengerti.

Gambar 4 Flow Chart SAW

3.3 Entity Relational Diagram

4. Pengujian Dan Analisa

Berikut contoh perbandingan perhitungan manual dan sistem dimana masing-masing karyawan memiliki empat kriteria dikalikan bobot.

Gambar 5 Hasil Penilai Manual

(4)

Gambar 7 Hasil Rekomendasi

Perhitungan sistem empat kriteria untuk satu orang

Hasil perhitungan antara sistem dan perhitungan manual di PERTAMINA RU II Dumai adalah sama dari hal tersebut penulis menyimpulkan sistem pendukung keputusan dengan metode SAW mampu menangani perhitungan penilaian karyawan terbaik di PERTAMINA RU II Dumai.

Dari pengujian kuisioner kepala bagian, didapatkan 86.66% sangat baik dari perhitungan Likert, dengan jumlah 6 responden mengatakan kecepatan sistem dalam memberikan stimulan kepada pengguna dari sistem tersebut sangat baik 33% atau dua responden.Sedangkan empat orang atau 66.7% mengatakan kecepatan baik. Alternatif yang dihasilkan oleh sistem ini sudah baik diperoleh dari perhitungan Likert 73.33%. Hal ini dapat dilihat empat orang atau 66.7% mengatakan

baik. Dua orang atau 33.3% mengatakan cukup baik.

Sedangkan untuk manager penulis menyimpulkan bahwa sangat cepat atau 86.66 dalam proses pencarian dalam memberikan hasil stimulan karyawan tebaik, dari perhitungan Likert. Dengan jumlah 6 responden mengatakan kecepatan sistem dalam memberikan stimulan kepada pengguna dari sistem tersebut sangat baik. 33% atau dua responden mengatakan sangat baik. Sedangkan empat orang atau 66.7% mengatakan kecepatan sistem baik.

Untuk staff untuk manfaat sistem tergolong baik dari perhitungan Likert yaitu 76.66%, satu responden mengatakan sangat baik atau 8.3%, sedangkan delapan orang 66.7% menilai manfaat sistem baik dan tiga responden atau 25% mengatakan cukup baik. Kenyamanan tampilan tergolong sangat baik dari perhitungan Likert diperoleh 81.66% yaitu dari tiga orang responden atau 25% mengatakan sangat baik, tujuh responden atau 58.3% menilai kenyamanan sistem baik. Dua orang mengatakan tampilan sistem cukup baik yaitu 16.7%.

5. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa:

1. Proses kecepatan sistem dalam pencarian karyawan terbaik adalah sangat cepat.

2. Alternatif yang dihasilkan sistem dalam memberikan stimulan bagi pengguna yaitu tergolong baik.

3. Kelengkapan informasi yang dihasilkan oleh sistem yaitu sangat baik.

4. Pemahaman pengguna terhadap sistem dan dilaksanakan yaitu sangat mudah.

5. Pemahaman sistem bagi pengguna yang tidak mengerti SPK yaitu tergolong mudah.

6. Tingkat kenyamanan pengguna terhadap sistem ini sangat nyaman.

7. Kemudahan yang didapatkan setelah menggunakan sistem ini yaitu tergolong mudah. 8. Sistem ini sangat memberi manfaat kepada

pengguna sebagai penentuan karyawan terbaik 9. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna

sudah sangat baik.

10. Tampilan sistem secara keseluruhan tergolong sangat menarik.

11.Berhasil menerapkan metode SAW untuk penentuan karyawan terbaik, baik menggunakan mekanisme satu orang untuk satu krteria maupun empat kriteria untuk satu orang dilihat dari perbandingan sistem manual di PERTAMINA RU II Dumai dan sistem pendukung keputusan serta sebagai

(5)

pertimbangan lebih objektif untuk menentukan karyawan terbaik.

Daftar Pustaka:

[1] Anaz : (2010) Diambil 22 November 2010 dari http://www.scribd.com/AnazSistem-Pendukung-Keputusan/d/46546807 [2] Fibriani,charitas: (2010) Diambil 10 Nevember 2010 dari http://charitasfibriani.files.wordpress.com/2 010/11/pertemuan-8.pdf

[3] Kusumadewi, Sri., Hartati, S., Harjoko, A., dan Wardoyo, R. (2006). Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (FUZZY MADM). Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu

[4] MADCOMS. (2008). PHP & MySQL. Yogyakarta:ANDI

[5] Nugroho, Bunafit. (2008). PHP dan MySQL dengan editor Dreamweaver MX. Semarang: Andi

[6] Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: ALFABETA

[7] Saputro, H. (2003). Manajemen Database MySQL menggunakan MySQL Front. Jakarta:Elex Media Komputindo

[8] Wibowo, Henry: (2010). Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009)Diambil 22 November 2010 dari

http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/articl e/view/1073/998

[9] Kusumadewi, Sri., Hartati, S., Harjoko, A., dan Wardoyo, R. (2006). Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (FUZZY MADM). Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada tidaknya perbedaan keaktifan belajar siswa menggunakan metode Guided Demonstration dibandingkan menggunakan

Respon terbaru datang dari UNAMID (Pasukan Perdamaian PBB di Darfur) menafikan adanya penggunaan senjata kimia di Jebel Marrah, hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Sekjen

Dalam perhitungan diatas penulis telah menambahkan ihtiyat 2 menit disetiap waktu salat, sehingga dari perbandingan diatas jika dalam perhitungan waktu salat

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SDN Mojorejo 01 dan SDN Junrejo 01 ada perbedaan dalam dalam pembelajaran pada pendidikan inklusi, untuk di SDN Mojorejo

Ketika dilakukan pencampuran ekstrak daun jambu biji dan tapioka, hasil uji FTIR menunjukkan bahwa terdapat beberapa ikatan kimia pada tanin dan polisakarida yang

d. percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaannya 3. Anton dan Hasan adalah teman sekelas. Meskipun berbeda agama, keduanya tidak perna cekcok.

maka semakin besar konduktasi membran selulosa asetat, hal ini dapat dijelaskan dengan adanya aliran ion-ion ataupun elektron yang merupakan pembawa aliran arus

Oleh karena itu, penyusunan dan penerbitan Kamus Dwibahasa Bahasa Talaud- Bahasa Indonesia ini diharapkan dapat mengatasi kesenjangan kemampuan berbahasa Indonesia bagi