S K R I P S I
Diajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat
guna memperoleh gelar Saijana Strata I
dalam Ilmu Tarbiyah
H A S B U L L A H NIM : 111 04 049
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
SUWARDI, M.Pd
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : HASBULLAH
NIM : 111 04 049
Jurusan/ Progdi : Tarbiyah/PAI
Judul : SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (Studi Kasus pada Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010)
Dengan demikian kami mohon skripsi saaudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 17 Agustus 2010 Pembimbing
SUWARDI. M.Pd
NIP. 19670121199903 1002
P E N G E SA H A N K E L U L U S A N
Skripsi Saudara: HASBULLAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 04 049
yang berjudul : “SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN
UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (Studi kasus pada
Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010)”. Telah dimunaqasahkan
dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga pada hari : Selasa tanggal 31 Agustus 2010 yang bertepatan
dengan tanggal 21 Ramadhan 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari
syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).
Ketua Sidang IP. 119670112 199203 1 005
DEKLARASI
Bissm illahirrahm anirrahim ,
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi
yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain
diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosyah
skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 17 Agustus 2010
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya
untuk Allah SWT
> Seluruh keluarga tercinta dan tersayang (Bapak, Ibuk, Nenek serta adek satu-satunya Yuni Kartika Sari) yang senantiasa memberikan spirit moril serta kebahagiaan kepada saya, semoga kebahagiaan dan Ridlo Allah SWT selalu menyertai mereka semua, amiin.
> Bagi seseorang yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya dengan ikhlaz, semoga Allah membalas kebaikanya.
> Seluruh senior dihimpunan yang senantiasa memberikan dorongan kepada saya dalam meraih cita-cita masa depan.
> Keluarga besar Kawan-kawan dihimpunan yang senantiasa berjuang bersama dalam mencapai sebuah impian, YAKIN USAHA SAMPAI.
> Kawan-kawan di kampong, raihlah impianmu kawan, dan > Almamaterku, STAIN Salatiga.
Tuhan pemelihara alam semesta. Dia yang memenuhi segala kebutuhan semua
makhluk, berupa nikmat Iman, Islam serta Ikhsan. Dia pula yang mengaruniai
perangkat akal kepada manusia, karena dengan akalnya manusia bisa menyikapi
segala yang tidak diketahuinya serta memberikan penyadaran terhadap manusia
untuk berkehidupan sesuai dengan fitrahnya.
Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul yang diutus sebagai
rahmat bagi alam semesta. Dia adalah sang revolusioner Muhammad, petunjuk
bagi umat manusia, pembawa risalah Al-Quran, serta teladan bagi pecinta
kebenaran dan pemburu keyakinan, dan bagi sahabat, keluarga dan orang-omg
yang berbegang teguh atas ajaran-ajaran beliau.
Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas
segala Hidayah dan Taufiq-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Sertifikasi Bagi Profesionalisme Guru dan Upaya Peningkatan Mutu
Pembelajaran” dengan lancar. Sebagaimana dimaksudkan untuk memenuhi tugas
serta syarat guna memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga.
Dengan penuh rasa hormat, perkenankanlah penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag Selaku Ketua STAIN Salatiga.
3. Segenap Dosen beserta Karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan
bimbingan dan pengetahuan selama penulis studi di STAIN Salatiga.
4. Kedua Orang-tuaku, adik beserta keluarga yang selalu memberikan dorongan
moral dan doanya, serta kebahagiaan yang terbaik.
Semoga amal serta kebaikan yang telah dicurahkan kepada penulis diterima
oleh Allah Subhanahu Wata’ala dan mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda.
Amin.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat menjadi rujukan bagi perkembangan dunia
pendidikan selanjutnya Kita tidak pernah mengetahui kekurangan sebelum
melakukan apekeijaan yang nyata, sehingga luput dan khilaf mohon dimaafkan
seikhlas-ikhlasnya.
Salatiga, 17 Agustus 2010
Penulis
MADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA TAHUN 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru. (2) upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010.
Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan pengamatan. Subyek penelitian sebanyak 5 responden, menggunakan teknik wawancara mendalam dan pengamatan ke ruangan kelas. Pengumpulan data mengunakan pedoman wawancara dan rekaman sebagai keabsahan data yang diperoleh. Data hasil wawancara dan pengamatan penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data. Kemudian diolah dan dievaluasi dengan menggunakan reduksi data, untuk memperoleh arti dan makna yang mendalam. Kemudian, trianggulasi data yang sudah direduksi, setelah itu meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian dilapangan.
Mengacu pada hasil penelitian di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga, dapat peneliti simpulakan, bahwa pelaksanaan sertifikasi bagi profesionalisme guru menurut hasil wawancara dengan guru berjalan dengan transparan dan banyak manfaatnya bagi guru. Walaupun dalam aplikasinya kurang berjalan dengan baik. Sebagian peserta hanya mengejar kelulusan semata tanpa memperhatikan kualitas serta kompetensi yang melekat pada guru, sehingga berdampak pada psikologi guru dan konsentrasi anak didik di kelas.
Dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran, Pemanfaatan media pembelajaran merupakan suatu hal terpenting dalam peningkatan mutu pembelajaran, dengan ditunjang dengan sarana yang ada. Dalam hal ini, kaitanya terhadap penentuan media pembelajaran yang tepat sangat menunjang keaktifan serta pemahaman siswa atas materi yang disampaikan oleh guru. Faktor-faktor yang dominan dalam proses pembelajaran adalah adanya perencanaan pembelajaran yang dilakukan secara berkala dan sistematis, kemudian adanya variasi dalam metode pembelajaran yang dilaksanakan serta penggunaan sarana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan penanaman dan penguasaan materi pada siswa.
HALAMAN JUDUL... i
LOGO STAIN... ii
NOTA PEMBIMBING... iii
PENGESAHAN... iv
DEKLARASI... v
MOTTO... vi
PERSEMBAHAN... vii
KATA PENGANTAR... viii
ABSTRAK... x
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Manfaat Hasil Penelitian... 6
E. Definisi operasional... 7
F. Metode Penelitian... 11
G. Tahap-tahap Penelitian... 13
A. Sertifikasi bagi profesionalisme Guru... 18
1. Konsep Sertifikasi Guru... 18
2. Prinsip Sertifikasi Guru... ... 18
3. Tujuan sertifikasi Guru... 19
4. Manfaat Sertifikasi G uru... 19
5. Persyaratan Sertifikasi Guru... 20
6. Program Sertifikasi Guru... 21
7. Mekanisme Sertifikas Guru... 24
8. Pelaksanaan Sertifikasi G uru... 25
B. Upaya peningkatan mutu pembelajaran... 27
1. Mutu... 27
2. Pembelajaran... 28
a. Teori pembelajaran... 29
b. Metode pembelajaran... 30
c. Media dan sarana pembelajaran... 31
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri Salatiga... 33
B. Sertifikasi bagi profesionalisme Guru... 51
1. Pemahaman tentang Sertifikasi Guru... 51
2. Manfaat Sertifikasi Guru... 53
3. Media dan sarana pembelajaran... 56
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru... 58
1. Pemahaman Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru... 58
2. Manfaat Sertifikasi Guru... 59
B. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran ... 60
1. Persiapan Guru dalam kegiatan pembelajaran... 60
2. Variasi metode pembelajaran ... 62
3. Media dan sarana pembelajaran... 64
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. PENUTUP... 66
1. Kesimpulan... 66
2. Saran... 67
3. Penutup... 68
DAFTAR PUSTAKA
2 Drs. Ishak 2009
3 Dra. Siti Mu’tasimah 2009
4 Dra. Hj. Siti Aisyah Z. 2007
5 DRA. Nur Nazilah 2009
6 Dra. Nasuha 2009
7 Drs. Arif Ghanifianto 2009
8 Drs. Hadi Mulyono, M.Si 2009
9 Rodji’un, S.Pdi 2008
10 Drs. Afifuddin 2007
11 Dra. H. Fathonah 2009
12 Dra. Anis Rosiqoh 2009
13 Drs. H. Fahrurrozi 2009
14 Dra. Siti Afrianita B 2009
15 Dra. Nurul Isnaini, S.Pdi 2008
16 Dra. Umi Hamimah 2009
17 Joko Susilo, S.Pd 2009
25 M. Siddiq Pumomo, S.Pd 2009
26 Dra. Sumiyarti 2009
27 M. Waston Al Hikami, S.Pd 2008
28 Agus Kimo, S.Pd 2009
29 Desy Arisanti, S.Pd 2009
30 Nur Hidayati, S.Pd 2009
31 Ameliasari T. Kusuma, S.Pd 2007
32 Nur Ichsan, S.Pd 2009
33 Siti Nur Rohmah, S.Ag 2009
UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN
(Studi Kasus pada Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga
Tahun 2010).
A. RESPONDEN
L SY
2. JS
3. UKN
4. HNH
5. KRA
B. METODE
Kode Metotode Penelitian
W Wawancara
P Pengamatan
A. Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan nasional sedang beranjak menuju perubahan, akan
tetapi perubahan itu jelas tidak bisa dalam sekali waktu langsung
memperlihatkan hasil secara maksimal. Sebab, mengelola sistem pendidikan
nasional ibarat menanam modal (investasi) untuk jangka panjang, tetapi wujud
keberhasilannya tidak seketika. Jika investasi dalam bentuk bisnis jelas akan
menghasilkan untung-rugi secara riil, karena dapat diukur dengan besarnya
nominal rupiah. Namun investasi pendidikan adalah berbentuk kualitas sumber
daya manusia yang riil bagi generasi bangsa. Karena tujuan nasional
pendidikan kita adalah untuk membangun mentalitas yang berkarakter
(Suyanto, 2006: X)
Maka, idealnya pendidikan harus mampu memberikan jalan keluar
bagi berbagai macam masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa.
Namun realitas yang nyata-nyata dirasakan oleh masyarakat adalah tumpulnya
kekuatan dari lini tersebut. Pendidikan belum bisa menjadi ujung tombak yang
menyentuh permasalahan inti yang dihadapi oleh masyarakat (Abdurrahman,
2007: 1).
Sehingga salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu
pendidikan nasional dan memperbaiki kesejahteraan hidup guru ditempuh
melalui sertifikasi bagi profesionalisme guru melalui portofolio sesuai dengan
(Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007). Program ini akan berdampak
sangat baik dalam rangka meningkatkan profesionalisme pendidik serta
kesejahteraanya.
Di Indonesia program sertifikasi guru pertama kali digalakkan pada 12
Agustus 2007, maka semua Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) Induk maupun Mitra melaksanakan sosialisasi pada lembaga
pendidikan sekitarnya. Serta dituntut untuk memenuhi berbagai hal persyaratan
yang ditetapkan maka diperlukan Pedoman Sertifikasi bagi profesionalisme
guru.
Sertifikat pendidik ini merupakan prasyarat untuk memperoleh
tunjangan profesi dan pengakuan sebagai tenaga profesional. Kemudian dalam
Pasal 16 disebutkan bahwa pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada
guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang besarnya setara dengan satu
kali gaji pokok. Dengan demikian seorang guru atau dosen yang telah
memperoleh sertifikat pendidik, akan mendapatkan penghasilan yang terdiri
dari : (1) gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji, (2) tunjangan
fungsional, dan (3) tunjangan profesi.
Sertifikat dimaksudkan berfungsi sebagai jaminan formal terhadap
guru adalah untuk mendapatkan guru yang baik dan profesional, yang memiliki
kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta
tujuan pendidikan pada umumnya, sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan
zaman (Mulyasa, 2008: 17).
Ketentuan yang paling mendasar dalam persyaratan mutlak dalam
portofolio sebagaimana menyebut guru sebagai pendidik professional,
diantaranya mereka memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana atau
Diploma IV (Sl/D-IV) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen
pembelajaran. Serta sekurang-kurangnya 24 tatap muka dan sebanyak-
banyaknya 40 jam tatap muka dalam seminggu. Sehingga guru benar-benar
menjalankan profesinya dengan sunguh-sunguh. Persyaratan kualifikasi
akademik minimal Sl/D-IV dibuktikan dengan ijazah dan pemenuhan
persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata
pelajaran yang dibina.
Tantanganya sekarang, guru harus selalu meningkatkan kompetensi
dan pemahaman. Sebab tugasnya adalah membangkitkan semua potensi peserta
didik. Jadi sertifikasi semata-mata untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dari sektor guru. Meningkatkan kesejahteraan para guru adalah efek dari proses
sertifikasi tersebut. Dan, jauh lebih penting adalah tidak menjadikan proses
sertifikasi ini sebagai proyek pihak-pihak tertentu. Karenanya harus ada pihak
Disisi lain, dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk
menyampaikan materi dengan cara yang mudah sesulit apapun materi, guru
hendaknya mampu mentransfer kepada anak didik dengan semudah-mudahnya.
Intelektualitas saja tidak cukup, kepekaan emosional untuk membaca keadaan
murid juga tidak kalah penting. Pertukaran ide antara guru dengan anak didik,
anak didik dengan anak didik lain ataupun guru murid dengan lingkugannya
adalah satu proses yang saling berkesinambungan dan tidak bisa saling
dipisahkan (Abdurrahman, 2007: 121).
Maka sewajarnya, upaya memudahkan pembelajaran bagi murid
adalah tugas utama sebagai seorang guru. Untuk itu guru tidak saja dituntut
untuk membuat suasana pembelajaran menjadi nyaman dan menarik, tetapi
juga mampu menyesuaikan metode pembelajaran dengan keadaan diri masing-
masing murid. Sehingga metode dan pendekatan yang diterapkan dalam proses
belajar dan pembelajaran benar-benar searah dengan pengembangan diri murid
yang menjadi subyek sekaligus obyek pendidikan itu sendiri (Baharuddin,
2008: 5).
Maka kemudian, seorang guru yang profesional dalam proses
pembelajaran diharapkan mampu memberikan teori, metode, media dan sarana
yang tepat, sehingga dalam proses pembelajaran bisa memberikan ruang bagi
murid untuk berkreativitas dan terlibat secara aktif sepanjang proses
pembelajaran tanpa merasa jenuh, jemu apalagi bosan. Hingga aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik murid dapat berkembang maksimal secara bersamaan
Upaya-upaya yang dilakukan secara teratur, terarah dan
berkesinambungan tentunya diharapkan dapat menghasilkan perubahan dalam
paradigma pembelajaran, khususya dalam sistem pendidikan yang semakin
komplek, sehingga proses belajar mengajar mampu berjalan secara efektif dan
efisien. Misalnya dalam penerapan manajemen, konsep dan metodenya ada
pembaharuan secara sistematis. Namun apa yang teijadi bila pendidikan justru
beijalan pada rel yang sebaliknya? Yang teijadi adalah tidak adanya upaya
perbaikan dalam peningkatan mutu pembelajaran. Di dalam lembaga
pendidikan, banyak sekali para guru belum bisa untuk mentranformasikan
nilai-nilai pembelajaran yang sesuai dengan kompetensinya secara profesional.
Berdasarkan analisis tersebut, penulis berkeinginan untuk
mengangkatnya menjadi sebuah bahasan dengan judul SERTIFIKASI BAGI
PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU
PEMBELAJARAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan
beberapa pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru di
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010?
2. Bagaimanakah upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan pokok permasalahan tersebut, dapat dirumuskan tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru di
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010.
2. Untuk mengetahui upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah
Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapakan memiliki manfaat, baik secara praktis
maupun teoritis, yaitu sebagai berikut:
1. Secara praktis
a. Bagi penulis, sekiranya dapat menambah wawasan pemahaman yang
lebih komprehensif tentang pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme
guru dalam dan upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah
Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010.
b. Bagi Program studi PAI STAIN Salatiga, diharapkan dapat dijadikan
pertimbangan dalam memperbaiki kurikulum dan sistem pembelajaran
yang efektif.
c. Bagi Departemen Agama (Depag), dapat dijadikan pertimbangan dalam
d. Bagi guru, dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam mempersiapkan
diri dalam mengikuti sertifikasi guru.
2. Secara teoritis
Dilihat dari aspek teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi salah
satu landasan untuk memperkuat fungsi dan kedudukan pelaksanaan
sertifikasi bagi profesionalisme guru. Hasil dari pelaksanaan sertifikasi akan
kurang bermakna jika dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru tidak
mencerminkan telah lulus sertifikasi. Dengan adanya penelitian ini
setidaknya dapat diperoleh hasil, walaupun dalam sudut pandang tertentu
masih belum mengena. Dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat
dijadikan sarana untuk membandingkan antara sertifikasi bagi
profesionalisme guru dengan penerapan sistem pembelajaran yang lebih
bermutu, dikarenakan guru yang bersangkutan telah memenuhi sertifikasi.
£ . Definisi Operasional
Di dalam definisi operasional ini, untuk menghindari adanya salah
pengertian dalam memahami judul penelitian di atas, perlu ditegaskan beberapa
istilah dalam judul di atas, yaitu:
5KWIV I V U I l — U1WVW IWIWJt
3) Mereduksi data dengan cara membuang data-data yang lemah atau
menyimpang, setelah mulai muncul adanya kelemahan data sebagai
akibat proses reduksi.
4) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan sebagai deskriptif
temuan penelitian.
5) Melakukan evaluasi dari data yang sudah diolah.
6) Menyusun laporan akhir untuk dilaporkan.
7) Menyusun dokumentasi dari masing-masing lembaga,
d. Interpratasi data
Interpretasi data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan
makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang
dilakukan (Moleong, 2008:149).
Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil
penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang
diperoleh peneliti selama melakukan penelitian di lapangan.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Adapun sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
1. Bagian muka yang memuat halaman judul, nota pembimbing, halaman
2. Bagian Isi memuat:
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan memuat: latar belakang masalah, penegasan istilah, pokok
permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, tahap-tahap penelitian dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB I I : KAJIAN PUSTAKA
Pada landasan teori ini penulis mengemukakan kepada pembaca agar
mengetahui dasar-dasar teori ini yang meliputi tentang ruang lingkup
sertifikasi bagi profesionalaisme Guru. Definisi tentang sertifikasi dan teori-
teori pembelajaran dalam penyelenggaraan pendidikan, serta teori-teori yang
relevan dengan upaya peningkatan mutu pembelajaran.
BAB I I I : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan
variabel penelitian, yaitu sertifikasi bagi profesionalisme guru dan upaya
peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun
2010. Disamping laporan mengenai variabel penelitian, juga dilaporkan
beberapa hal mengenai lembaga yang dijadikan tempat penelitian, baik yang
berkaitan dengan sistem pembelajaran, monografi sekolah, situasi sekolah,
BAB IV : ANALISA DATA
Pada bab ini akan dilakukan analisa terhadap data yang terkumpul, dengan
tahapan klasifikasi data, tabulasi data, dan persentase untuk menjawab
pokok masalah pertama dan kedua. Selanjutnya melakukan analisa
keterkaitan sertifikasi bagi profesionalisme Guru dan upaya peningkatan
mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010.
BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
Pada akhir penulisan, bab kelima ini akan diuraikan mengenai kesimpulan
akhir penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait
A. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru
1. Konsep Sertifikasi Guru
Sertifikat adalah dokumen resmi yang menyatakan informasi di
dalam dokumen itu adalah benar, sedangkan sertifikasi adalah proses
pembuatan dan pemberian dokumen tersebut (Suyatno, 2008: 2). Sehingga
sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru.
Maka kemudian, dapat diartikan bahwa sertifikasi bagi
profesionalisme guru adalah proses perolehan sertifikat pendidik oleh
seseorang yang telah bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan yang
ada dalam binaan Departemen Agama maupun Departemen Pendidikan
Nasional. Sertifikat pendidik merupakan bukti formal sebagai pengakuan
yang diberikan kepada guru sebagai tenaga professional. Sertifikat diperoleh
melalui pendidikan profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi.
Kompetensi yang harus dikuasai oleh guru meliputi kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional.
2. Prinsip Sertifikasi Guru
a. Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel.
b. Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui
peningkatan mutu guru dan kesejahteraan guru.
c. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.
d. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis.
e. Menghargai pengalaman keija guru.
f. Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah.
3. Tujuan Sertifikasi Guru
Sertifikasi guru dalam jabatan bertujuan untuk :
a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan, dan
c. Peningkatan profesionalitas guru.
4. Manfaat Sertifikasi Guru
Adapun manfaat sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut:
a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang
dapat merusak citra profesi guru.
b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak
berkualitas dan tidak profesional.
c. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan
(LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang
dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Persyaratan sertifikasi guru dibedakan menjadi dua, yaitu
persyaratan akademik dan nonakademik. Adapun persyaratan akademik
adalah sebagai berikut:
a. Bagi guru TK/RA, kualifikasi akademik minimum D4/S1, latar belakang
pendidikan tinggi di bidang PAUD, Saijana Kependidikan lainnya, dan
Sarjana Psikologi.
b. Bagi guru SD/MI kualifikasi akademik minimum D4/S1 latar belakang
pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau
psikologi.
c. Bagi guru SMP/MTs dan SMA/MA/SMK, kualifikasi akademik minimal
D4/S1 latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.
d. Bagi guru yang memiliki prestasi istimewa dalam bidang akademik,
dapat diusulkan mengikuti ujian sertifikasi berdasarkan rekomendasi dari
Kepala Sekolah, Dewan guru, dan diketahui serta disahkan oleh Kepala
Cabang Dinas dan Kepala Dinas Pendidikan.
Persyaratan nonakademik untuk ujian sertifikasi dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
a. Umur guru maksimal 56 tahun pada saat mengikuti ujian sertifikasi.
b. Prioritas keikutsertaan dalam ujian sertifikasi bagi guru didasarkan pada
jabatan fungsional, masa keija, dan pangkat/golongan.
cabang dinas dan kepala dinas pendidikan.
d. Jumlah guru yang dapat mengikuti ujian sertifikasi di tiap wilayah
ditentukan oleh Ditjen PMPTK berdasarkan prioritas kebutuhan.
6. Program Sertifikasi Guru
Program sertifikasi guru ini terdiri dari serangkaian kegiatan yang
tahapannya sebagai berikut:
a. Pra sertifikasi
Kegiatan ini terdiri dari pemetaan kapasitas, penetapan calon
peserta sertifikasi dan pembekalan dan try-out.
b. Pemetaan kapasitas guru
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi kompetensi
guru sebelum mengikuti sertifikasi, sehingga peluang kelulusannya
dalam uji kompetensi lebih besar. Kegiatan ini terdiri dari beberapa
langkah:
1) Sosialisasi, baik yang dilakukan oleh Direktorat Pendidikan
Madrasah, Bidang Mependa/Kependa Islam, maupun Seksi
2) Pengumpulan data yang sekaligus merupakan pendaftaran peserta
sertifikasi ini, dilakukan oleh Seksi Mapenda/Kependa Islam atau
Seksi Madrasah, yang dikoordinasikan oleh Bidang
Mapenda/Kependa Islam. Selanjutnya data mentah yang terkumpul
diverifikasi oleh Seksi Mapenda/Kependa Islam atau Seksi Madrasah.
Pendaftaran sah bila formulis yang telah diisi diketahui dan disetujui
oleh Kasi Mapenda/TOS setempat.
3) Bidang Mependa/Kependa Islam mengkoordinasikan pendataan,
pendaftaran dan verifikasi yang ada di wilayahnya, termasuk
mekanisme dan proses penyampaian data mentah ke perguruan tinggi
yang ditunjuk.
4) Perguruan tinggi melakukan in-put dan olah data menjadi “Daftar
Urutas Prioritas (DUP)” per kabupaten/kota, per jenjang, per mata
pelajaran (untuk jenjang MTs dan MA). DUP disusun atas dasar (1)
beban mengajar, (2) pengalaman mengajar dan sebagai guru, (3) latar
belakang pendidikan/kualifikasi akademik, dan (4) usia. Golongan
atau kepangkatan dalam PNS tidak dijadikan pertimbangan pada
tahapan ini.
5) DUP tersebut merupakan daftar panjang (long list) peserta sertifikasi,
disampaikan oleh perguruan tinggi kepada Direktorat Jenderal
Pendidikan melalui Direktorat Pendidikan Madrasah (Up. Sub
Direktorat Ketenagaan) untuk diproses penetapannya sebagai peserta
c. Penetapan calon peserta Sertifikasi Guru
Hasil pemetaan merupakan acuan penetapan nama calon peserta
sertifikasi bagi guru dalam jabatan untuk tiap tahap/angkatan (short list).
Penetapan ini dilakukan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Islam, dengan jumlah dan kuota yang didasarkan atas jumlah
dan kuota nasional tiap tahun yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan
Nasional. Kuota dan jumlah peserta sertifikasi dari Departemen Agama
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional dengan pertimbangan
Menteri Agama.
Jumlah dan kuota serta daftar calon peserta sertifikasi guru yang
telah ditetapkan, disampaikan kepada Kantor Wilayah Departemen
Agama Provinsi untuk ditindaklanjuti dan/atau disosialisasikan kepada
Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, guru yang bersangkutan,
dan pihak lainnya yang terkait.
d. Pembekalan dan try-out
Kegitan pembekalan dan try-out atau simulasi ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kesiapan guru calon peserta sertifikasi dalam
menghadapi uji kompetensi sebagai bagian dari proses sertifikasi.
Pelaksanaan kegiatan ini berpedoman pada panduan yang disusun oleh
Penyelenggara sertifikasi guru melalui pendidikan profesi dan uji
kompetensi adalah perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan
tenaga kependidikan yang terakreditasi dengan beberapa persyaratan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Sertifikasi guru bagi calon guru dan guru yang sudah mengajar
dilaksanakan melalui mekanisme yang berbeda didasarkan atas penghargaan
terhadap pengalaman kerja guru.
a. Guru Prajabatan (Calon Guru)
Sertifikasi guru bagi calon guru dilakukan melalui pendidikan
profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi. Uji kompetensi melalui
ujian tertulis dan ujian kineija sesuai standar kompetensi. Ujian tertulis
dilaksanakan secara komprehensif yang mencakup wawasan atau
landasan kependidikan, materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai
standar isi mata pelajaran, konsep-konsep disiplin keilmuan, teknologi,
atau seni yang secara konseptual menaungi materi pelajaran. Ujian
kineija dilaksanakan secara holistik dalam bentuk ujian praktek
pembelajaran yang mencerminkan penguasaan kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional pada satuan pendidikan yang relevan.
b. Guru dalam Jabatan
Bagi guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi
akademik Sl/D-IV dapat langsung mengikuti uji kompetensi untuk
memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi dilakukan dalam bentuk
penilaian portofolio berdasarkan standar penilaian yang ditetapkan
pemerintah. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman
profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen
yang mendeskripsikan: kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan,
pengalaman mengajar, hasil karya perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik,
karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah,
pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial dan penghargaan
yang relevan dengan bidang pendidikan.
8. Pelaksanaan Sertifikasi Guru
Perguruan Tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah melaksanakan
sertifikasi dengan menggunakan instrumen standar yang telah ditetapkan.
a. Pemberian Sertifikat Pendidik
Perguruan Tinggi memberikan sertifikat pendidik kepada guru
yang telah dinyatakan lulus dan memenuhi semua indikator kompetensi
1) Tunjangan Profesi.
Guru yang telah memiliki sertifikat pendidik berhak atas
tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokoknya. Persyaratan untuk
mendapatkan tunjangan profesi yaitu, memenuhi persyaratan
akademik sebagai guru, memiliki sertifikat pendidik yang telah
diberi satu nomor registrasi guru oleh departemen pendidikan
nasional, memenuhi beban keija minimal sebagai guru, mengajar
sebagai guru sesuai dengan peruntukan sertifikat pendidik yang
dimilikinya, terdaftar pada departemen pendidikan nasional sebagai
guru, melaksanakan kewajiban sebagai guru, tidak terikat sebagai
tenaga tetap pada instansi sebagai guru.
2) Tunjangan Fungsional dan subsidi tunjangan.
Tunjangan fungsional dan subsidi tunjangan fungsional
direncanakan akan diberikan kepada guru yang memenuhi
persyaratan adalah memenuhi persyaratan akademik sebagai guru
sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, memiliki satu atau lebih sertifikat pendidik yang telah diberi
satu nomor registrasi unik oleh departemen, melaksanakan tugas
sebagai guru tetap yang diangkat oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, atau satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat
dan bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan yang memiliki
izin operasional dari pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan
beban mengajar, minimal 6 (enam) jam tatap muka per minggu pada
satuan pendidikan dimana dia diangkat sebagai guru tetap, minimal
24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan maksimal 40 (empat
puluh) jam tatap muka per minggu pada satu atau lebih satuan
pendidikan yang memiliki izin operasional dari Pemerintah atau
Pemerintah Daerah, tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi
selain yang dimaksud pada huruf c angka 1, mengajar sebagai guru
matapelajaran dan/atau guru kelas serta satuan pendidikan yang
sesuai dengan peruntukan sertifikat pendidikan yang dimilikinya,
terdaftar pada Departemen sebagai guru, berusia maksimal 60 (enam
puluh) tahun, melaksanakan kewajiban guru sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
3) Tunjangan bagi daerah khusus
Daerah khusus sebagaimana dimaksud adalah desa atau
lokasi dalam desa terpencil, terbelakang, dihuni masyarakat adat
yang terpencil dan berbatasan dengan Negara lain .
B. Upaya peningkatan mutu pembelajaran
1. Mutu
Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran
memberikan sumbangan pada penciptaan keluaran. Dalam sekolah mutu,
standar mutu ditetapkan untuk setiap rangkaian kerja di dalam keseluruhan
proses kerja, hasil akhirnya adalah sebuah produk bermutu. Mutu
mengeliminasi kebutuhan melakukan inspeksi setelah pekerjaan dilakukan.
Dalam dunia pendidikan ada beberapa hal pokok yang harus
diperhatikan tentang konsep mutu, pertama, perbaikan secara terus menerus
{continuous improvement). Konsep ini mengandung pengertian bahwa pihak
pengelola senantiasa melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan secara
terus menerus untuk menjamin semua komponen penyelenggara pendidikan
telah mencapai standar mutu yang ditetapkan. Kedua, menentukan standar
mutu {quality assurance). Standar mutu pendidikan misalnya dapat berupa
pemilikan kemampuan dasar pada masing-masing bidang pembelajaran, dan
sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuh (Sallis, 2006: 7).
2. Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan yang dimaksudkan mencakup
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dengan demikian,
pembelajaran dapat diartikan proses yang dirancang untuk mengubah diri
seseorang, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotornya (Suwardi,
2007: 30).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai
kepandaian atau ilmu. Disini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu
merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan
ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan
belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan
dan memiliki tentang sesuatu (Bahrudin, 2008: 13).
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya
pendidikan demi meraih internalisasi ilmu pengetahuan sebagai proses
pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan secara terus
menerus (dinamika) dalam perilaku dan pemikiran manusia. Maka,
intensitas dan efektifitas hasil pendidikan (out-put/graduated) sangat
ditentukan oleh manajemen mutu pembelajaran dan intruksi yang dijalankan
dalam lembaga pendidikan tersebut.
a. Teori pembelajaran
Menurut teori Bruner ada tiga bentuk pembelajaran, yaitu
sebagai berikut:
1) Enaktif, yaitu pembelajaran yang dialakukan dengan cara
memanipulasi obyek secara aktif.
2) Ikonik, yaitu pembelajaran yang dilakukan melalui representasi
3) Simbolik, pembelajaran yang dialakukan melalui representasi
pengalaman yang abstrak (seperti bahasa) yang sama sekali tidak
memiliki kesamaan fisik dengan pengalaman tersebut (Seifert, 2009:
117).
b. Metode pembelajaran
Tidak ada sesuatu yang begitu berguna bila dibandingkan
dengan teori yang baik. Sebagai pengajar, yakni orang yang selalu
mengaplikasikan berbagai disiplin ilmu, kita tahu ini sebagai sebuah
kebenaran. Potongan-potongan penelitian yang terputus (disconnected
research) tidak meninggalkan kita apapun yang mendasari segala aksi
kita kepadanya. Tapi, sebagai pengajar, kita juga sadar bahwa teori-teori
selalu datang dan pergi, dan perginya selalu lebih banyak karena mereka
tidak mampu menangkap detail realitas setiap harinya (Boeree, 2008:
52).
Dalam kitab Ta ’lim Muta ’allim Al-Zamuzi menjelaskan bahwa
metode pembelajaran meliputi dua kategori. Pertama, metode yang
bersifat etik mencakup niat dalam belajar. Kedua, metode yang besifat
teknik strategi meliputi:
1) Cara memilih pelajaran; bagi orang yang mencari ilmu sebaiknya
mendahulukan memilih/mempelajari ilmu yang dibutuhkan dalam
urusan-urusan agamanya, seperti ilmu tauhid.
2) Cara memilih guru; sebaiknya memilih guru yang lebih alim, wara’
3) Cara memilih teman; mencari teman yang rajin, wara’ dan berwatak
baik, mudah faham akan pelajaran, tidak malas, tidak banyak bicara,
dan lain sebagainya.
4) Langkah-langkah dalam belajar; mengenai hal ini, termasuk juga hal
teknis pembelajaran, menurut grunebaum dan abel, terdapat enam hal
yang menjadi sorotan Al-Zamuji, yaitu, the curriculum and subject
matter, the choise o f setting o f teacher, the time o f study, dynamic o f
learning, the student’s relationship to other (Baharuddin, 2008: 54-
55).
c. Media dan sarana pembelajaran.
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan
dapat merangsang pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong teijadinya proses
belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan
memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat
meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
(Asnawir, 2002:11).
Disisi lain, media merupakan salah satu sarana untuk
meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka
ragamnya media tersebut, maka masing-masing media memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain; tujuan pembelajaran yang
lunak (softwere), mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu, perlu adanya
beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan, antara lain:
1) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam
memilih media.
3) Kondisi audien (siswa) dari segi subyek belajar menjadi perhatian
yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan
kondisi anak.
4) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru
mendesain sendiri media yang akan digunakan.
5) Media yang dipilih hendaknya dapat menjelaskan apa yang akan
disampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna.
6) Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus
A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri Salatiga
1. Sejarah singkat Madrasah Aliyah Negeri Salatiga
Berdasarkan data penelitian dengan cara wawancara yang peneliti
dapatkan dari bagian tata usaha oleh bapak Edi Pramono, S.Pd, pada hari
senin, tanggal 7 Juni 2010, pukul 09.31 WIB bertempat di ruang Tata
Usaha, maka dapat kami sampaikan gambaran umum Madrasah Aliyah
Negeri Salatiga sebagai berikut:
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga adalah merupakan sekolah yang
berasal dari Pendidikan Guru Agama, kemudian pada tahun 1990
berdasarkan keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 64 / 1990
berubah status menjadi MAN Salatiga. Berdiri di wilayah Salatiga dengan
luas tanah 5.113 m2. Hak milik No. 49, dengan luas bangunan 2.882 m2 di
jalan K.H. Wahid Hasyim No. 12 Telp. (0298) 323031.
Sebagai lembaga pendidikan formal yang berciri khas Islam di
samping membuka jurusan I.P.A, I.P.S dan Bahasa juga muatan lokal
Bahasa Jawa dan IT, serta pengembangan diri unggulan Otomotif dan Tata
Busana.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan
sekolah umum, pihak manajemen MAN Salatiga harus menciptakan
program pendidikan dengan bertujuan meningkatkan pelayanan kepada
pihak stakeholders.
Sesuai dengan penerapan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), MAN Salatiga sebagai lembaga pendidikan
formal berkomitmen menyelenggarakan pendidikan serta latihan sebagai
pemenuhan kebutuhan pasar kega dengan membentuk sumber manusia yang
berakhlak mulia, unggul, berbudaya, sekaligus mandiri dan berwawasan ke
depan.
1. Visi dan Misi
a. Visi
Memadukan dzikir, fikir dan skill untuk mempersiapkan
generasi Islami, berprestasi dan hidup mandiri.
b. Misi
1) Melaksanakan pendidikan yang demokratis dan berkualitas.
2) Mempersiapkan generasi Islam kedepan yang menguasai IPTEK dan
ketrampilan sebagai bekal hidupnya.
3) Mampu mengembangkan kreativitas yang inovatif.
4) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.
2. Program Madrasah
a. Dasar Pengembangan
1) Meningkatkan mutu hasil pembelajaran minimal sejajar dengan SMU
di Salatiga.
2) Besarnya minat tamatan SLTP/MTs serta orang tua murid untuk
masuk atau memasukkan anaknya ke MAN Salatiga setiap tahun.
3) Penataan bangunan yang kurang teratur.
4) Kurang lengkapnya sarana prasarana pendidikan.
5) Salatiga sebagai pusat pengembangan agama Kristen di Asia Tenggara
dengan lembaga-lembaga pendidikannya yang sudah sangat maju
apabila dibandingkan dengan lembaga pendidikan Islam termasuk
madrasah.
b. Arah Pengembangan
1) Mempersiapkan anak didik untuk mampu bersaing masuk ke
Perguruan Tinggi yang bermutu. Hal ini secara umum masih
dipandang sebagai ukuran bermutu atau tidaknya suatu madrasah atau
sekolah.
2) Mempersiapkan Siswa:
a) Melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
b) Memiliki Ketrampilan berwiraswasta.
c) Mengantarkan siswa bisa hidup mandiri.
3) Membekali anak didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
(Islam), trampil dalam praktek pengamalan ibadahnya sebagai ciri
khusus madrasah. Sebab tanpa pengembangan ciri khusus ini MAN
sama dengan SMA kalau bukan dikatakan malah di bawah SMA.
4) Memberdayakan serta meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran serta penguasaan
materi pelajaran dengan wawasan yang luas.
5) Melengkapi sarana prasarana pendidikan seoptimal mungkin (buku-
buku / perpustakaan, laborat/praktek, sarana ibadah, seni budaya,
komputer, sarana olah raga, pramuka dan sebagainya).
6) Memberdayakan Komite dan masyarakat lingkungan untuk ikut
berpartisipasi meningkatkan mutu madrasah.
7) Menanamkan minat baca, tulis dan mengadakan penelitian-penelitian
ilmiah sederhana.
c. Konsep upaya peningkatan mutu madrasah (Kata kunci).
1) Menambah kegiatan ekstra dengan kegiatan ketrampilan.
2) Mengikutsertakan guru dalam penataran guru mapel.
3) Menambah tenaga guru yang potensial.
d. Prioritas pengembangan sarana prasarana madrasah tahun 2008.
1) Rehab 8 kelas untuk laboratorium - 2 tahun.
2) Pengadaan kelas multimedia 2 lokal,
3. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan
Sebagai sekolah yang berwawasan keunggulan MAN Salatiga
bertujuan:
a. Meningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, tercermin
dalam akhlakul karimah di madrasah dan di masyarakat.
b. Meningkatan skor rata-rata pencapaian nilai (GSA = Gain Score
Achievment) semua mata pelajaran 0,1 dari KKM rata-rata 70 menjadi 75
untuk mata pelajaran agama dan akhlak mulia, dan 60 menjadi 65 untuk
mapel yang lain.
c. Meningkatan kelulusan peserta didik kelas XII dalam ujian nasional
menjadi 96 %.
b. Meraih posisi minimal 3 besar dalam setiap even yang diikuti baik
tingkat kota maupun tingkat Jawa Tengah, baik bidang olah raga dan
kesehatan, lomba bidang studi, olimpiade, dan seni.
c. 90 % peserta didik mentaati tata tertib sekolah.
d. Peserta didik menguasai ketrampilan otomotif dan atau tata busana.
4. Hasil - hasil yang diharapkan dari kegiatan dari KBM
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) MA
selengkapnya adalah:
a. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan
c. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku,
perbuatan, dan pekerjaannya.
d. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.
e. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi dalam lingkup global.
f. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis,
kritis, kreatif, dan inovatif.
g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
dalam pengambilan keputusan.
h. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri.
i. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
j. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
kompleks.
k. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.
m. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
n. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.
o. Mengapresiasi karya seni dan budaya.
p. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.
q. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta
kebersihan lingkungan.
r. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.
s. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat.
t. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang
lain.
u. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara
sistematis dan estetis.
v. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara
dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
w. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan
c) Alamat Rumah
i. Jalan : Tegal Asri, Rt. 01/06, Bejen,
Karanganyar.
ii. Nomor Telepon Kantor : (0298) 323031.
9) Kepala Urusan Tata Usaha •
a) N a m a : Edy Pramono, S.Pd.
b) N I P :150198704.
c) Alamat Rumah ;
i. Jalan : Merbabu, No. 20 Salatiga.
ii. Desa Kelurahan : Kalicacing, Kec. Sidomukti.
Kebutuhan sarana gedung dan guru
a. Data Tanah dan Bangunan :
1) Luas Bangunan : 2882 m2.
2) Luas Tanah :5113 m2
3) Status Tanah : Hak Milik.
4) Status Hukum : Hak Milik.
5) Nomor Sertifikat : 49.
6) Konstruksi Bangunan : Permanen.
7) Lantai : Keramik.
8) Atap : Genteng.
d. Sosiologi /
3. Juminah, S.Pd
4. Dewi Fitria, S.Pd
5. Ulvi Khoirotun, S.Pd
1. Sukarman, S.Pd
Antropologi
2. Farhan Budi S, S.Pd
IPA
a. Fisika
b. Kimia
c. Biologi
1. Drs. H. Fahrurozi
2. Muh. Kholil, S.Pd, M.Sc
1. Drs. Hadi Mulyanto,
M.Si
2. Dra, Sumiyarti
3. Sudaryo, S.Pd
1. Joko Susilo, S.Pd
2. M. Shidiq Pumomo,
S.Pd
3. Irfiah Firoroh, S.Pd,
Jawa
2. Siti Khotijah, S.Pdl
3. Wiwit Sholikhati, S.Pd
12 BK 4 1. Drs. Afifudin
2. Dra. Hartatik SW
3. Sofiyana Rosyidah,
S.Psi
4. Dra. Edwina Meiriyanti
Jumlah 56 13 0 22
* N/S = Negeri/Swasta (GTT) contoh; 4/3 (baca; 4 Negeri / 3 GTT).
Keterangan:
Guru NIP Depag : 56
Diknas :__ 1
: 57
GTT: BGKDepag : 0
PT NIP Depag : 5
PTT : 14
Jumlah PT/PTT : 19
Total Guru & Pegawai: 90 Orang
Wivata: 14 +
: 14
Total GT& GTT : 71
b. Data Kesiswaan
1). Data Siswa
Kelas Jml. Kls Jml. Siswa
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
X 7 206 75 131
XI 7 219 56 67
XII 7 196 50 131
JUMLAH 21 621 181 329
9. Perencanaan Kedepan
a. Konsep upaya peningkatan mutu madrasah (Kata kunci)
1) Menambah kegiatan ekstra dengan kegiatan ketrampilan.
2) Mengikutsertakan guru dalam penataran guru mapel.
b. Prioritas pengembangan sarana prasarana madrasah tahun 2009
1) Rehab 3 RKB untuk laboratorium - 2 tahun.
2) Pengadaan Aula.
3) Ruang Belajar.
4) Ruang ketrampilan.
10. Permasalahan dan upaya mengatasinya
a. Aspek Sarana.
1) Masih kekurangan ruang Laboratorium yang representatif,
meubelair dan perluasan perkembangan tanah.
2) Belum adanya R. Ketrampilan / R. Belajar.
b. Aspek Ketenagaan
untuk tenaga administrasi masih kurang, sementara
mengoptimalkan tenaga yang ada dan mengangkat tenaga honorer.
c. Aspek Kesiswaan
Siswa sering terlambat karena rumahnya jauh dan transportasi
kendaraan kurang mencukupi, guna mengantisipasi tersebut perlu
c. Aspek Kesiswaan
Siswa sering terlambat karena rumahnya jauh dan transportasi
kendaraan kurang mencukupi, guna mengantisipasi tersebut perlu
dibuatkan asrama.
d. Aspek Kurikulum
Dengan jumlah mata pelajaran yang banyak dan materi yang
padat, sering teijadi guru hanya mengejar selesai, tetapi kurang
mendalami, hal ini diantisipasi dengan penambahan jam sore hari.
Demikian Profil Madrasah Aliyah Negeri Salatiga, dan keadaan
ini dibuat sebagaimana adanya.
B. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru
1. Pemahaman tentang Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru
Pada dasarnya konsep sertifikasi guru merupakan program
pemerintah dalam bidang pendidikan yang terfokus pada peningkatan
profesi sebagai seorang guru yang profesional, sebagaimana yang
diungkapkan salah satu guru MAN Salatiga dalam wawancara dengan
peneliti pada hari Rabu, 21 April 2010, Pukul 10.09 WIB bahwa,
“Sertifikasi merupakan upaya pemerintah dalam menghargai profesi guru itu
nanti setara dengan indikataor kebijakan pemerintah dalam mendapatkan
yang hanya dihargai guru tanpa tanda jasa dan mungkin tidak adanya
penambahan penghasilan mungkin seperti dahulu tugas guru hanya
dijadikan sampingan saja dan ketika ia lulus sertifikasi dan mendapatkan
hak-haknya sebagai guru itu dapat meningkatkan tugasnya sebagai guru”
(W/HNH/04/06-05-2010).
Sertifikasi adalah program pemerintah dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan guru, sebagaimana UKN menyampaikan pada peneliti pada
hari Selasa, 04 Mei 2010 Pukul 09.16 WIB “Sertifikasi merupakan program
pemerintah dalam pendidikan terutama peningkatan profesi guru dengan
harapan akan mendapatkan gaji/tunjangan satu kali gaji pokok, agar dapat
melaksanakan dan mengevaluasi dan setelah itu tidak ada guru yang nyambi
kesana kanan kiri sehingga dapat menghambat pada profesinya sendiri
(W/UKN/03/04-05-2010).
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa konsep
sertifikasi guru dalam jabatan menurut guru MAN Salatiga adalah program
keija pemerintah dalam bidang pendidikan untuk memberikan sertifikat
pendidik sehingga dapat meningkatkan profesionalisme guru yang disertai
dengan peningkatan kesejahteraan guru berupa kenaikan gaji dari gaji
pokok, serta sarana untuk meningkatkan profesi guru.
2. Manfaat Sertifikasi Guru
Manfaat dari pelaksanaan sertifikasi bagi guru sangat berkaitan erat
mampu memberikan metode pembelajaran bagi siswa yang lebih
profesional, sebagaimana SY memahaminya “Manfaat sertifikasi bagi saya
yaitu sebagai pemacu sehingga dapat meningkatkan amanah sebagai seorang
guru yang baik dan tentunya profesional, secara bertahap ada upaya-upaya
untuk meningkatkan mutu guru. Setidak-tidaknya ada perubahan dalam
menyampaikan metode pembelajaran terhadap siswa. Tapi realitasnya untuk
merubah semua itu membutuhkan waktu yang bertahap, akan tetapi kita kita
tetap menjalankan aturan-aturan yang sesuai dengan prosedur yang ada,
yaitu kelengkapan administrasinya dan mendapatkan tambahan tunjangan
(W/SY/01/20-05-2010)
Disisi lain sertifikasi bisa merubah kelemahan-kelemahan seorang
guru dalam proses KBM, yaitu dalam penyampaian metode pembelajaran
terhadap peserta didik dapat menjadikan guru yang profesional, yaitu
mampu menjalankan prosedur sesuai dengan profesinya, juga bisa merubah
kelemahan-kelemahan kita dalam proses belajar mengajar, baik dalam
penyampaian metode serta aktivitas yang lain dalam proses bembelajaran
(W/J S/02/21-04-2010).
HNH sanagat mendukung program sertifikasi guru ini, terutama
manfaat yang sanagat dirasakan adalah dapat meningkatkan kesejahteraan
guru “ Manfaat yang saya rasakan adalah meningkatkan profesi guru yang
sesuai dengan kompetensinya, disisi lain menurut saya dapat meningkatkan
program sertifikasi semacam ini tepat untuk dilaksanakan (W/HNH/04/06-
05-2010).
Berdasarkan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat dari
pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan adalah dapat meningkatkan
profesionalaisme guru, baiak didalamnya memaksimalkan tugasnya serta
memperbaiki taraf hidup. Serta berimplikasi terhadap peningkatan kualitas
belajar mengajar.
C. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
1. Persiapan guru dalam kegiatan pembelajaran
Persiapan yang dilakukan di dalam kegiatan belajar mengajar
adalah penerapan metode pembelajaran yang efektif dan efisien.
Sebagaimana KRA menyampaikan kepada peniliti “seperti saya yang sudah
sertifikasi, harus memakai pembelajaran yang berkesinambungan dengan
penerapan metode pembelajaran yang efektif dan efisien dalam proses
pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang telah dicanangkan oleh
pemerintah sebagai tujuan peningkatan mutu pembelajaran (W/KRA/05/19-
07-10).
Disisi lain JS mengungkapkan perlu adannnya persiapan
pembuatan RPP secara sistematis dan berkualitas “gambaranya adalah kita
persiapkan RPP secara matang, yang meliputi metode, indikator
penyampaian, tujuan dan apa saja yang diperlukan sebelum kita
pembelajaran. Contohanya kita menggunakan laborat, led, power point
sebagai penunjang dalam menyampaikan materi (W/JS/02/21 -04-10).
Maka dapat disimpulkan bahwa persiapan yang perlu di siapkan di
dalam pembelajaran adalah dengan penerapan metode pembelajaran yang
efektif dan efisien dan adannnya persiapan pembuatan RPP secara
sistematis, berkala dan berkualitas.
2. Variasi metode pembelajaran
Variasi di dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai
bagi siswa adalah sebagimana yang disampaikan oleh JS adalah “dalam
penyampaian materi pastinya kita pakai alat yang bervariasi, materi yang
menjelaskan teori yang kita sampaikan dengan bahasa lisan, materi
lingkungan kadang kita kelapangan, kesungai, kesawah dan lain sebagainya.
Kadang juga siswa dikasih tugas untuk mencari diintemet.yang jelas alat
yang dipakai sebagai penunjang harus bisa mengena pada teori yang
disampaikan (W/JS/02/21-04-10).
UKN juga menyampaikan jawaban yang hampir sama yaitu “sesuai
dengan materi dan metode pembelajaran. Kadang siswa ketika saya
menggunakan metode ceramah terus kadang juga jenuh, maka saya juga
mengunakan metode yang lain, seperti metode Tanya jawab dan metode
yang lainya. Kadang juga siswa yang harus aktif dalam kelas bukan guru
HNH juga menyampaikan jawaban yang sama Perlu sekali, sebab
guru itu adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala hal yang
dianggap penting bagi siswa. Variasinya ya paling tidak siswa mampu
menerima dan memahami materi dan aktif selama proses belajar- mengajar
beijalan (W/HNH/04/06-05-10).
Berdasarkan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa variasi yang
diterapkan dalam pembelajaran adalah pengunaaan bahan pembelajaran
secara inovatif dan penerapan metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi pembelajaran.
3. Media dan sarana pembelajaran
Media dan sarana pembelajaran yang sering dimanfaatkan oleh
KRA salah satu guru MAN Salatiga yang sudah mengikuti sertifikasi ini
adalah dengan cara pemanfaatan media elektronik secara maksimal “kita
harus mengunakan bahan yang lain sebagai penunjang kreativitas dan daya
tarik siswa terhadap materi yang kita sampaikan dan itu yang harus kita cari
dalam meningkatkan profesionalisme guru, seumpama dengan
menggunakan LCD kemudian diberikan dengan narasi pendek mereka akan
lebih tertarik lebih fokus terhadap materi yang guru berikan (W/KRA/05/19-
07-10).
Disisi lain SY menyampaikan kepada peneliti, media dan sarana
yang diterapkan adalah pemanfaatan lingkungan sekolah atau alam sekitar,
murid keluar, kadang dilapangan, alhamdulillah untuk guru yang lain juga
sering melakukan pembelajaran diluar kelas seperti out door dan juga
kadang permainan-permainan yang dilakukan diluar (W/SY/01/20-04-10).
Dapat disimpulkan bahwa media dan sarana pembelajaran yang
diterapkan oleh sebagian guru MAN salatiga adalah dengan menggunakan
media elektronik secara maksimal dan pemanfaaatan alam sekitar atau
Berdasarkan data penelitian yang penulis dapatkan dalam hasil
wawancara maka dapat disimpulkan.
A. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru
1. Pemahaman Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru
Perlu dipahami, guru berperan paling besar ketika kita berbicara
tentang peningkatan mutu. Imbasnya terhadap anak didik serta
berpengaruh terhadap peningkatan bagi kualitas guru. Sertifikasi
mengundang banyak reaksi, terutama para pendidik serta calon pendidik di
Indonesia. Program pemerintah yang berlatar belakang memberikan
peluang kepada guru dalam mengapresiasikan fungsi dan peranya kini
harus dapat dianalisis ulang. Bahkan, bisa jadi guru hanya disibukkan pada
pemenuhan administrasi maupun kegiatan luarnya. Sedangkan tugas guru
tidak lain memberikan arahan serta tauladan bagi siswa didik semakin
kurang terlihat.
Anggapan ini yang kemudian guru sebagai pelaku sentral
menempatkan posisi pada rangking pertama. Tekanan dari guru diseluruh
Indonesia seolah-olah menginginkan akan keprofesionalisme serta
kesejahteraanya terlindungi. Guru yang tersebar baik negeri maupun
swasta memiliki peran yang sama dalam mencerdaskan kehidupan
masyarakat. Apalagi dengan munculnya program sertifikasi guru dalam
jabatan peningkatan kualitas maupun kuantitas dapat teratasi.
Sebagaimana pemahaman yang berkenaan dengan sertifikasi guru
merupakan program keija pemerintah dalam bidang pendidikan yang
terfokus pada peningkatan profesi yang disertai peningkatan kesejahteraan
guru berupa kenaikan gaji lipat dari gaji pokok. Serta berimbas pada
konsistensi pada profesinya dan meminimalisir guru nyambi kanan kiri,
serta sarana untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar.
Sertifikasi guru melalui uji kompetensi memperhitungkan
pengalaman profesionalitas guru, melalui penilaian portofolio guru yang
membekali pada kematangan (maturitas) profesi guru. Terlebih komponen
portofolio merupakan tolak ukur kompetensi di dalamnya, baik
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional di
dalamnya.
2. Manfaat sertifikasi guru
Manfaat dari pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan sangat
berkaiatan erat dengan kompetensi/profesionalisme guru baik secara
makro maupun mikro. Secara makro subjeknya adalah guru, sebagaimana
dengan adanya sertifikasi guru dalam jabatan secara otomatis akan
memperbaiki taraf hidup maupun kesejahteraan dalam mengajar. Bahkan
Dalam komponen sertifikasi didalamnya telah termaktub garis kegiatan
belajar mengajar yang dibutuhkan oleh setiap pendidik. Diantaranya dalam
aspek pedagogik guru lebih siap dalam menyusun RPP sampai pada
penilaianya.
Sertifikasi guru dalam jabatan benar-benar menjadi produk
unggul dalam membentuk profesionalisme guru, manfaat dari pelaksanaan
sertifikasi guru dalam jabatan menurut pemahaman guru MAN Salatiga
diantaranya:
1) Terciptanya profesionalisme guru, baik didalamnya memaksimalkan
tugasnya sebagai pendidik maupun kompetensi sosial lainya.
2) Memperbaiki taraf hidup berupa tunjangan profesinya.
3) Berimplikasi terhadap peningkatan kualitas belajar mengajar.
B. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
1. Persiapan guru dalam kegiatan pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator,
mediator, dan pembimbing. Jadi guru hanya dapat membantu proses
perubahan pengetahuan di kepala siswa melalui perannya menyiapkan
scaffolding dan guiding, sehingga siswa dapat mencapai tingkatan
pemahaman yang lebih sempurna dibandingkan dengan pengetahuan
sebelumnya. Guru menyiapkan tanggga yang efektif, tetapi siswa sendiri
lebih dalam. Maka setidaknya pembelajaran yang ideal harus mampu
memberikan jalan keluar bagi berbagai macam masalah, kususya
problematika yang sering dihadapai oleh murid dalam kegiatan belajar-
mengajar. Sebagai bentuk pelaksanaan tanggung jawab dari seorang guru
yang kreatif dan inovatif, tentunya mampu memberikan materi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. Hal ini
dapat dilakukan dengan langkah persiapan bahan-bahan pembelajaran
yang diterapkan secara berkala dan sistematis sehingga dapat memberikan
daya tarik siswa untuk lebih mampu menerima materi yang akan
disampaikan oleh pendidik.
Persiapan yang seharusnya dilakukan di dalam kegiatan belajar
mengajar secara berkala dan sistematis adalah penerapan metode
pembelajaran yang efektif dan efisien, yaitu adanya proses pembelajaran
yang diterapkan secara berkesinambungan dengan penerapan metode
pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan yang telah
dicanangkan oleh pemerintah sebagai tujuan peningkatan mutu
pembelajaran.
Disisi lain, dengan cara pembuatan RPP secara sistematis dan
berkualitas, yaitu dengan mempersiapkan RPP secara matang, yang
meliputi metode, indikator penyampaian, tujuan dan apa saja yang
diperlukan sebelum kita memberikan materi pembelajaran terhadap siswa.
Di dalam RPP kita membuat rencana pembelajaran, contohanya kita