• Tidak ada hasil yang ditemukan

SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (Studi kasus pada Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (Studi kasus pada Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010) - Test Repository"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

Diajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat

guna memperoleh gelar Saijana Strata I

dalam Ilmu Tarbiyah

H A S B U L L A H NIM : 111 04 049

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

(2)
(3)

SUWARDI, M.Pd

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : HASBULLAH

NIM : 111 04 049

Jurusan/ Progdi : Tarbiyah/PAI

Judul : SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (Studi Kasus pada Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010)

Dengan demikian kami mohon skripsi saaudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosyahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 17 Agustus 2010 Pembimbing

SUWARDI. M.Pd

NIP. 19670121199903 1002

(4)

P E N G E SA H A N K E L U L U S A N

Skripsi Saudara: HASBULLAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 04 049

yang berjudul : “SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN

UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (Studi kasus pada

Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010)”. Telah dimunaqasahkan

dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri Salatiga pada hari : Selasa tanggal 31 Agustus 2010 yang bertepatan

dengan tanggal 21 Ramadhan 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari

syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

Ketua Sidang IP. 119670112 199203 1 005

(5)

DEKLARASI

Bissm illahirrahm anirrahim ,

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi

yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain

diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosyah

skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 17 Agustus 2010

(6)

Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya

untuk Allah SWT

(7)

> Seluruh keluarga tercinta dan tersayang (Bapak, Ibuk, Nenek serta adek satu-satunya Yuni Kartika Sari) yang senantiasa memberikan spirit moril serta kebahagiaan kepada saya, semoga kebahagiaan dan Ridlo Allah SWT selalu menyertai mereka semua, amiin.

> Bagi seseorang yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya dengan ikhlaz, semoga Allah membalas kebaikanya.

> Seluruh senior dihimpunan yang senantiasa memberikan dorongan kepada saya dalam meraih cita-cita masa depan.

> Keluarga besar Kawan-kawan dihimpunan yang senantiasa berjuang bersama dalam mencapai sebuah impian, YAKIN USAHA SAMPAI.

> Kawan-kawan di kampong, raihlah impianmu kawan, dan > Almamaterku, STAIN Salatiga.

(8)

Tuhan pemelihara alam semesta. Dia yang memenuhi segala kebutuhan semua

makhluk, berupa nikmat Iman, Islam serta Ikhsan. Dia pula yang mengaruniai

perangkat akal kepada manusia, karena dengan akalnya manusia bisa menyikapi

segala yang tidak diketahuinya serta memberikan penyadaran terhadap manusia

untuk berkehidupan sesuai dengan fitrahnya.

Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul yang diutus sebagai

rahmat bagi alam semesta. Dia adalah sang revolusioner Muhammad, petunjuk

bagi umat manusia, pembawa risalah Al-Quran, serta teladan bagi pecinta

kebenaran dan pemburu keyakinan, dan bagi sahabat, keluarga dan orang-omg

yang berbegang teguh atas ajaran-ajaran beliau.

Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas

segala Hidayah dan Taufiq-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Sertifikasi Bagi Profesionalisme Guru dan Upaya Peningkatan Mutu

Pembelajaran” dengan lancar. Sebagaimana dimaksudkan untuk memenuhi tugas

serta syarat guna memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Salatiga.

Dengan penuh rasa hormat, perkenankanlah penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag Selaku Ketua STAIN Salatiga.

(9)

3. Segenap Dosen beserta Karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan

bimbingan dan pengetahuan selama penulis studi di STAIN Salatiga.

4. Kedua Orang-tuaku, adik beserta keluarga yang selalu memberikan dorongan

moral dan doanya, serta kebahagiaan yang terbaik.

Semoga amal serta kebaikan yang telah dicurahkan kepada penulis diterima

oleh Allah Subhanahu Wata’ala dan mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda.

Amin.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat menjadi rujukan bagi perkembangan dunia

pendidikan selanjutnya Kita tidak pernah mengetahui kekurangan sebelum

melakukan apekeijaan yang nyata, sehingga luput dan khilaf mohon dimaafkan

seikhlas-ikhlasnya.

Salatiga, 17 Agustus 2010

Penulis

(10)

MADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA TAHUN 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru. (2) upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010.

Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan pengamatan. Subyek penelitian sebanyak 5 responden, menggunakan teknik wawancara mendalam dan pengamatan ke ruangan kelas. Pengumpulan data mengunakan pedoman wawancara dan rekaman sebagai keabsahan data yang diperoleh. Data hasil wawancara dan pengamatan penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data. Kemudian diolah dan dievaluasi dengan menggunakan reduksi data, untuk memperoleh arti dan makna yang mendalam. Kemudian, trianggulasi data yang sudah direduksi, setelah itu meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian dilapangan.

Mengacu pada hasil penelitian di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga, dapat peneliti simpulakan, bahwa pelaksanaan sertifikasi bagi profesionalisme guru menurut hasil wawancara dengan guru berjalan dengan transparan dan banyak manfaatnya bagi guru. Walaupun dalam aplikasinya kurang berjalan dengan baik. Sebagian peserta hanya mengejar kelulusan semata tanpa memperhatikan kualitas serta kompetensi yang melekat pada guru, sehingga berdampak pada psikologi guru dan konsentrasi anak didik di kelas.

Dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran, Pemanfaatan media pembelajaran merupakan suatu hal terpenting dalam peningkatan mutu pembelajaran, dengan ditunjang dengan sarana yang ada. Dalam hal ini, kaitanya terhadap penentuan media pembelajaran yang tepat sangat menunjang keaktifan serta pemahaman siswa atas materi yang disampaikan oleh guru. Faktor-faktor yang dominan dalam proses pembelajaran adalah adanya perencanaan pembelajaran yang dilakukan secara berkala dan sistematis, kemudian adanya variasi dalam metode pembelajaran yang dilaksanakan serta penggunaan sarana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan penanaman dan penguasaan materi pada siswa.

(11)

HALAMAN JUDUL... i

LOGO STAIN... ii

NOTA PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN... iv

DEKLARASI... v

MOTTO... vi

PERSEMBAHAN... vii

KATA PENGANTAR... viii

ABSTRAK... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian... 6

E. Definisi operasional... 7

F. Metode Penelitian... 11

G. Tahap-tahap Penelitian... 13

(12)

A. Sertifikasi bagi profesionalisme Guru... 18

1. Konsep Sertifikasi Guru... 18

2. Prinsip Sertifikasi Guru... ... 18

3. Tujuan sertifikasi Guru... 19

4. Manfaat Sertifikasi G uru... 19

5. Persyaratan Sertifikasi Guru... 20

6. Program Sertifikasi Guru... 21

7. Mekanisme Sertifikas Guru... 24

8. Pelaksanaan Sertifikasi G uru... 25

B. Upaya peningkatan mutu pembelajaran... 27

1. Mutu... 27

2. Pembelajaran... 28

a. Teori pembelajaran... 29

b. Metode pembelajaran... 30

c. Media dan sarana pembelajaran... 31

BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri Salatiga... 33

B. Sertifikasi bagi profesionalisme Guru... 51

1. Pemahaman tentang Sertifikasi Guru... 51

2. Manfaat Sertifikasi Guru... 53

(13)

3. Media dan sarana pembelajaran... 56

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru... 58

1. Pemahaman Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru... 58

2. Manfaat Sertifikasi Guru... 59

B. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran ... 60

1. Persiapan Guru dalam kegiatan pembelajaran... 60

2. Variasi metode pembelajaran ... 62

3. Media dan sarana pembelajaran... 64

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. PENUTUP... 66

1. Kesimpulan... 66

2. Saran... 67

3. Penutup... 68

DAFTAR PUSTAKA

(14)

2 Drs. Ishak 2009

3 Dra. Siti Mu’tasimah 2009

4 Dra. Hj. Siti Aisyah Z. 2007

5 DRA. Nur Nazilah 2009

6 Dra. Nasuha 2009

7 Drs. Arif Ghanifianto 2009

8 Drs. Hadi Mulyono, M.Si 2009

9 Rodji’un, S.Pdi 2008

10 Drs. Afifuddin 2007

11 Dra. H. Fathonah 2009

12 Dra. Anis Rosiqoh 2009

13 Drs. H. Fahrurrozi 2009

14 Dra. Siti Afrianita B 2009

15 Dra. Nurul Isnaini, S.Pdi 2008

16 Dra. Umi Hamimah 2009

17 Joko Susilo, S.Pd 2009

25 M. Siddiq Pumomo, S.Pd 2009

26 Dra. Sumiyarti 2009

27 M. Waston Al Hikami, S.Pd 2008

28 Agus Kimo, S.Pd 2009

29 Desy Arisanti, S.Pd 2009

30 Nur Hidayati, S.Pd 2009

31 Ameliasari T. Kusuma, S.Pd 2007

32 Nur Ichsan, S.Pd 2009

33 Siti Nur Rohmah, S.Ag 2009

(15)

UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN

(Studi Kasus pada Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga

Tahun 2010).

A. RESPONDEN

L SY

2. JS

3. UKN

4. HNH

5. KRA

B. METODE

Kode Metotode Penelitian

W Wawancara

P Pengamatan

(16)

A. Latar Belakang Masalah

Sistem pendidikan nasional sedang beranjak menuju perubahan, akan

tetapi perubahan itu jelas tidak bisa dalam sekali waktu langsung

memperlihatkan hasil secara maksimal. Sebab, mengelola sistem pendidikan

nasional ibarat menanam modal (investasi) untuk jangka panjang, tetapi wujud

keberhasilannya tidak seketika. Jika investasi dalam bentuk bisnis jelas akan

menghasilkan untung-rugi secara riil, karena dapat diukur dengan besarnya

nominal rupiah. Namun investasi pendidikan adalah berbentuk kualitas sumber

daya manusia yang riil bagi generasi bangsa. Karena tujuan nasional

pendidikan kita adalah untuk membangun mentalitas yang berkarakter

(Suyanto, 2006: X)

Maka, idealnya pendidikan harus mampu memberikan jalan keluar

bagi berbagai macam masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa.

Namun realitas yang nyata-nyata dirasakan oleh masyarakat adalah tumpulnya

kekuatan dari lini tersebut. Pendidikan belum bisa menjadi ujung tombak yang

menyentuh permasalahan inti yang dihadapi oleh masyarakat (Abdurrahman,

2007: 1).

(17)

Sehingga salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu

pendidikan nasional dan memperbaiki kesejahteraan hidup guru ditempuh

melalui sertifikasi bagi profesionalisme guru melalui portofolio sesuai dengan

(Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007). Program ini akan berdampak

sangat baik dalam rangka meningkatkan profesionalisme pendidik serta

kesejahteraanya.

Di Indonesia program sertifikasi guru pertama kali digalakkan pada 12

Agustus 2007, maka semua Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

(LPTK) Induk maupun Mitra melaksanakan sosialisasi pada lembaga

pendidikan sekitarnya. Serta dituntut untuk memenuhi berbagai hal persyaratan

yang ditetapkan maka diperlukan Pedoman Sertifikasi bagi profesionalisme

guru.

Sertifikat pendidik ini merupakan prasyarat untuk memperoleh

tunjangan profesi dan pengakuan sebagai tenaga profesional. Kemudian dalam

Pasal 16 disebutkan bahwa pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada

guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang besarnya setara dengan satu

kali gaji pokok. Dengan demikian seorang guru atau dosen yang telah

memperoleh sertifikat pendidik, akan mendapatkan penghasilan yang terdiri

dari : (1) gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji, (2) tunjangan

fungsional, dan (3) tunjangan profesi.

Sertifikat dimaksudkan berfungsi sebagai jaminan formal terhadap

(18)

guru adalah untuk mendapatkan guru yang baik dan profesional, yang memiliki

kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta

tujuan pendidikan pada umumnya, sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan

zaman (Mulyasa, 2008: 17).

Ketentuan yang paling mendasar dalam persyaratan mutlak dalam

portofolio sebagaimana menyebut guru sebagai pendidik professional,

diantaranya mereka memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana atau

Diploma IV (Sl/D-IV) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen

pembelajaran. Serta sekurang-kurangnya 24 tatap muka dan sebanyak-

banyaknya 40 jam tatap muka dalam seminggu. Sehingga guru benar-benar

menjalankan profesinya dengan sunguh-sunguh. Persyaratan kualifikasi

akademik minimal Sl/D-IV dibuktikan dengan ijazah dan pemenuhan

persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata

pelajaran yang dibina.

Tantanganya sekarang, guru harus selalu meningkatkan kompetensi

dan pemahaman. Sebab tugasnya adalah membangkitkan semua potensi peserta

didik. Jadi sertifikasi semata-mata untuk meningkatkan kualitas pendidikan

dari sektor guru. Meningkatkan kesejahteraan para guru adalah efek dari proses

sertifikasi tersebut. Dan, jauh lebih penting adalah tidak menjadikan proses

sertifikasi ini sebagai proyek pihak-pihak tertentu. Karenanya harus ada pihak

(19)

Disisi lain, dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk

menyampaikan materi dengan cara yang mudah sesulit apapun materi, guru

hendaknya mampu mentransfer kepada anak didik dengan semudah-mudahnya.

Intelektualitas saja tidak cukup, kepekaan emosional untuk membaca keadaan

murid juga tidak kalah penting. Pertukaran ide antara guru dengan anak didik,

anak didik dengan anak didik lain ataupun guru murid dengan lingkugannya

adalah satu proses yang saling berkesinambungan dan tidak bisa saling

dipisahkan (Abdurrahman, 2007: 121).

Maka sewajarnya, upaya memudahkan pembelajaran bagi murid

adalah tugas utama sebagai seorang guru. Untuk itu guru tidak saja dituntut

untuk membuat suasana pembelajaran menjadi nyaman dan menarik, tetapi

juga mampu menyesuaikan metode pembelajaran dengan keadaan diri masing-

masing murid. Sehingga metode dan pendekatan yang diterapkan dalam proses

belajar dan pembelajaran benar-benar searah dengan pengembangan diri murid

yang menjadi subyek sekaligus obyek pendidikan itu sendiri (Baharuddin,

2008: 5).

Maka kemudian, seorang guru yang profesional dalam proses

pembelajaran diharapkan mampu memberikan teori, metode, media dan sarana

yang tepat, sehingga dalam proses pembelajaran bisa memberikan ruang bagi

murid untuk berkreativitas dan terlibat secara aktif sepanjang proses

pembelajaran tanpa merasa jenuh, jemu apalagi bosan. Hingga aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik murid dapat berkembang maksimal secara bersamaan

(20)

Upaya-upaya yang dilakukan secara teratur, terarah dan

berkesinambungan tentunya diharapkan dapat menghasilkan perubahan dalam

paradigma pembelajaran, khususya dalam sistem pendidikan yang semakin

komplek, sehingga proses belajar mengajar mampu berjalan secara efektif dan

efisien. Misalnya dalam penerapan manajemen, konsep dan metodenya ada

pembaharuan secara sistematis. Namun apa yang teijadi bila pendidikan justru

beijalan pada rel yang sebaliknya? Yang teijadi adalah tidak adanya upaya

perbaikan dalam peningkatan mutu pembelajaran. Di dalam lembaga

pendidikan, banyak sekali para guru belum bisa untuk mentranformasikan

nilai-nilai pembelajaran yang sesuai dengan kompetensinya secara profesional.

Berdasarkan analisis tersebut, penulis berkeinginan untuk

mengangkatnya menjadi sebuah bahasan dengan judul SERTIFIKASI BAGI

PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU

PEMBELAJARAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri

Salatiga.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan

beberapa pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru di

Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010?

2. Bagaimanakah upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah

(21)

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan pokok permasalahan tersebut, dapat dirumuskan tujuan

penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru di

Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010.

2. Untuk mengetahui upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah

Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan memiliki manfaat, baik secara praktis

maupun teoritis, yaitu sebagai berikut:

1. Secara praktis

a. Bagi penulis, sekiranya dapat menambah wawasan pemahaman yang

lebih komprehensif tentang pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme

guru dalam dan upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah

Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010.

b. Bagi Program studi PAI STAIN Salatiga, diharapkan dapat dijadikan

pertimbangan dalam memperbaiki kurikulum dan sistem pembelajaran

yang efektif.

c. Bagi Departemen Agama (Depag), dapat dijadikan pertimbangan dalam

(22)

d. Bagi guru, dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam mempersiapkan

diri dalam mengikuti sertifikasi guru.

2. Secara teoritis

Dilihat dari aspek teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi salah

satu landasan untuk memperkuat fungsi dan kedudukan pelaksanaan

sertifikasi bagi profesionalisme guru. Hasil dari pelaksanaan sertifikasi akan

kurang bermakna jika dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru tidak

mencerminkan telah lulus sertifikasi. Dengan adanya penelitian ini

setidaknya dapat diperoleh hasil, walaupun dalam sudut pandang tertentu

masih belum mengena. Dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat

dijadikan sarana untuk membandingkan antara sertifikasi bagi

profesionalisme guru dengan penerapan sistem pembelajaran yang lebih

bermutu, dikarenakan guru yang bersangkutan telah memenuhi sertifikasi.

£ . Definisi Operasional

Di dalam definisi operasional ini, untuk menghindari adanya salah

pengertian dalam memahami judul penelitian di atas, perlu ditegaskan beberapa

istilah dalam judul di atas, yaitu:

5KWIV I V U I l — U1WVW IWIWJt

(23)

3) Mereduksi data dengan cara membuang data-data yang lemah atau

menyimpang, setelah mulai muncul adanya kelemahan data sebagai

akibat proses reduksi.

4) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan sebagai deskriptif

temuan penelitian.

5) Melakukan evaluasi dari data yang sudah diolah.

6) Menyusun laporan akhir untuk dilaporkan.

7) Menyusun dokumentasi dari masing-masing lembaga,

d. Interpratasi data

Interpretasi data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan

makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang

dilakukan (Moleong, 2008:149).

Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil

penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang

diperoleh peneliti selama melakukan penelitian di lapangan.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Adapun sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut:

1. Bagian muka yang memuat halaman judul, nota pembimbing, halaman

(24)

2. Bagian Isi memuat:

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan memuat: latar belakang masalah, penegasan istilah, pokok

permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, tahap-tahap penelitian dan

sistematika penulisan skripsi.

BAB I I : KAJIAN PUSTAKA

Pada landasan teori ini penulis mengemukakan kepada pembaca agar

mengetahui dasar-dasar teori ini yang meliputi tentang ruang lingkup

sertifikasi bagi profesionalaisme Guru. Definisi tentang sertifikasi dan teori-

teori pembelajaran dalam penyelenggaraan pendidikan, serta teori-teori yang

relevan dengan upaya peningkatan mutu pembelajaran.

BAB I I I : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan

variabel penelitian, yaitu sertifikasi bagi profesionalisme guru dan upaya

peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun

2010. Disamping laporan mengenai variabel penelitian, juga dilaporkan

beberapa hal mengenai lembaga yang dijadikan tempat penelitian, baik yang

berkaitan dengan sistem pembelajaran, monografi sekolah, situasi sekolah,

(25)

BAB IV : ANALISA DATA

Pada bab ini akan dilakukan analisa terhadap data yang terkumpul, dengan

tahapan klasifikasi data, tabulasi data, dan persentase untuk menjawab

pokok masalah pertama dan kedua. Selanjutnya melakukan analisa

keterkaitan sertifikasi bagi profesionalisme Guru dan upaya peningkatan

mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010.

BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

Pada akhir penulisan, bab kelima ini akan diuraikan mengenai kesimpulan

akhir penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait

(26)

A. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru

1. Konsep Sertifikasi Guru

Sertifikat adalah dokumen resmi yang menyatakan informasi di

dalam dokumen itu adalah benar, sedangkan sertifikasi adalah proses

pembuatan dan pemberian dokumen tersebut (Suyatno, 2008: 2). Sehingga

sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru.

Maka kemudian, dapat diartikan bahwa sertifikasi bagi

profesionalisme guru adalah proses perolehan sertifikat pendidik oleh

seseorang yang telah bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan yang

ada dalam binaan Departemen Agama maupun Departemen Pendidikan

Nasional. Sertifikat pendidik merupakan bukti formal sebagai pengakuan

yang diberikan kepada guru sebagai tenaga professional. Sertifikat diperoleh

melalui pendidikan profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi.

Kompetensi yang harus dikuasai oleh guru meliputi kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional.

2. Prinsip Sertifikasi Guru

a. Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel.

(27)

b. Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui

peningkatan mutu guru dan kesejahteraan guru.

c. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.

d. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis.

e. Menghargai pengalaman keija guru.

f. Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah.

3. Tujuan Sertifikasi Guru

Sertifikasi guru dalam jabatan bertujuan untuk :

a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen

pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b. Peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan, dan

c. Peningkatan profesionalitas guru.

4. Manfaat Sertifikasi Guru

Adapun manfaat sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut:

a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang

dapat merusak citra profesi guru.

b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak

berkualitas dan tidak profesional.

c. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan

(LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang

dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.

(28)

Persyaratan sertifikasi guru dibedakan menjadi dua, yaitu

persyaratan akademik dan nonakademik. Adapun persyaratan akademik

adalah sebagai berikut:

a. Bagi guru TK/RA, kualifikasi akademik minimum D4/S1, latar belakang

pendidikan tinggi di bidang PAUD, Saijana Kependidikan lainnya, dan

Sarjana Psikologi.

b. Bagi guru SD/MI kualifikasi akademik minimum D4/S1 latar belakang

pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau

psikologi.

c. Bagi guru SMP/MTs dan SMA/MA/SMK, kualifikasi akademik minimal

D4/S1 latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang

sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.

d. Bagi guru yang memiliki prestasi istimewa dalam bidang akademik,

dapat diusulkan mengikuti ujian sertifikasi berdasarkan rekomendasi dari

Kepala Sekolah, Dewan guru, dan diketahui serta disahkan oleh Kepala

Cabang Dinas dan Kepala Dinas Pendidikan.

Persyaratan nonakademik untuk ujian sertifikasi dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

a. Umur guru maksimal 56 tahun pada saat mengikuti ujian sertifikasi.

b. Prioritas keikutsertaan dalam ujian sertifikasi bagi guru didasarkan pada

jabatan fungsional, masa keija, dan pangkat/golongan.

(29)

cabang dinas dan kepala dinas pendidikan.

d. Jumlah guru yang dapat mengikuti ujian sertifikasi di tiap wilayah

ditentukan oleh Ditjen PMPTK berdasarkan prioritas kebutuhan.

6. Program Sertifikasi Guru

Program sertifikasi guru ini terdiri dari serangkaian kegiatan yang

tahapannya sebagai berikut:

a. Pra sertifikasi

Kegiatan ini terdiri dari pemetaan kapasitas, penetapan calon

peserta sertifikasi dan pembekalan dan try-out.

b. Pemetaan kapasitas guru

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi kompetensi

guru sebelum mengikuti sertifikasi, sehingga peluang kelulusannya

dalam uji kompetensi lebih besar. Kegiatan ini terdiri dari beberapa

langkah:

1) Sosialisasi, baik yang dilakukan oleh Direktorat Pendidikan

Madrasah, Bidang Mependa/Kependa Islam, maupun Seksi

(30)

2) Pengumpulan data yang sekaligus merupakan pendaftaran peserta

sertifikasi ini, dilakukan oleh Seksi Mapenda/Kependa Islam atau

Seksi Madrasah, yang dikoordinasikan oleh Bidang

Mapenda/Kependa Islam. Selanjutnya data mentah yang terkumpul

diverifikasi oleh Seksi Mapenda/Kependa Islam atau Seksi Madrasah.

Pendaftaran sah bila formulis yang telah diisi diketahui dan disetujui

oleh Kasi Mapenda/TOS setempat.

3) Bidang Mependa/Kependa Islam mengkoordinasikan pendataan,

pendaftaran dan verifikasi yang ada di wilayahnya, termasuk

mekanisme dan proses penyampaian data mentah ke perguruan tinggi

yang ditunjuk.

4) Perguruan tinggi melakukan in-put dan olah data menjadi “Daftar

Urutas Prioritas (DUP)” per kabupaten/kota, per jenjang, per mata

pelajaran (untuk jenjang MTs dan MA). DUP disusun atas dasar (1)

beban mengajar, (2) pengalaman mengajar dan sebagai guru, (3) latar

belakang pendidikan/kualifikasi akademik, dan (4) usia. Golongan

atau kepangkatan dalam PNS tidak dijadikan pertimbangan pada

tahapan ini.

5) DUP tersebut merupakan daftar panjang (long list) peserta sertifikasi,

disampaikan oleh perguruan tinggi kepada Direktorat Jenderal

Pendidikan melalui Direktorat Pendidikan Madrasah (Up. Sub

Direktorat Ketenagaan) untuk diproses penetapannya sebagai peserta

(31)

c. Penetapan calon peserta Sertifikasi Guru

Hasil pemetaan merupakan acuan penetapan nama calon peserta

sertifikasi bagi guru dalam jabatan untuk tiap tahap/angkatan (short list).

Penetapan ini dilakukan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal

Pendidikan Islam, dengan jumlah dan kuota yang didasarkan atas jumlah

dan kuota nasional tiap tahun yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan

Nasional. Kuota dan jumlah peserta sertifikasi dari Departemen Agama

ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional dengan pertimbangan

Menteri Agama.

Jumlah dan kuota serta daftar calon peserta sertifikasi guru yang

telah ditetapkan, disampaikan kepada Kantor Wilayah Departemen

Agama Provinsi untuk ditindaklanjuti dan/atau disosialisasikan kepada

Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, guru yang bersangkutan,

dan pihak lainnya yang terkait.

d. Pembekalan dan try-out

Kegitan pembekalan dan try-out atau simulasi ini dimaksudkan

untuk meningkatkan kesiapan guru calon peserta sertifikasi dalam

menghadapi uji kompetensi sebagai bagian dari proses sertifikasi.

Pelaksanaan kegiatan ini berpedoman pada panduan yang disusun oleh

(32)

Penyelenggara sertifikasi guru melalui pendidikan profesi dan uji

kompetensi adalah perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan

tenaga kependidikan yang terakreditasi dengan beberapa persyaratan yang

ditetapkan oleh pemerintah.

Sertifikasi guru bagi calon guru dan guru yang sudah mengajar

dilaksanakan melalui mekanisme yang berbeda didasarkan atas penghargaan

terhadap pengalaman kerja guru.

a. Guru Prajabatan (Calon Guru)

Sertifikasi guru bagi calon guru dilakukan melalui pendidikan

profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi. Uji kompetensi melalui

ujian tertulis dan ujian kineija sesuai standar kompetensi. Ujian tertulis

dilaksanakan secara komprehensif yang mencakup wawasan atau

landasan kependidikan, materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai

standar isi mata pelajaran, konsep-konsep disiplin keilmuan, teknologi,

atau seni yang secara konseptual menaungi materi pelajaran. Ujian

kineija dilaksanakan secara holistik dalam bentuk ujian praktek

pembelajaran yang mencerminkan penguasaan kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional pada satuan pendidikan yang relevan.

(33)

b. Guru dalam Jabatan

Bagi guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi

akademik Sl/D-IV dapat langsung mengikuti uji kompetensi untuk

memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi dilakukan dalam bentuk

penilaian portofolio berdasarkan standar penilaian yang ditetapkan

pemerintah. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman

profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen

yang mendeskripsikan: kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan,

pengalaman mengajar, hasil karya perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik,

karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah,

pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial dan penghargaan

yang relevan dengan bidang pendidikan.

8. Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Perguruan Tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah melaksanakan

sertifikasi dengan menggunakan instrumen standar yang telah ditetapkan.

a. Pemberian Sertifikat Pendidik

Perguruan Tinggi memberikan sertifikat pendidik kepada guru

yang telah dinyatakan lulus dan memenuhi semua indikator kompetensi

(34)

1) Tunjangan Profesi.

Guru yang telah memiliki sertifikat pendidik berhak atas

tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokoknya. Persyaratan untuk

mendapatkan tunjangan profesi yaitu, memenuhi persyaratan

akademik sebagai guru, memiliki sertifikat pendidik yang telah

diberi satu nomor registrasi guru oleh departemen pendidikan

nasional, memenuhi beban keija minimal sebagai guru, mengajar

sebagai guru sesuai dengan peruntukan sertifikat pendidik yang

dimilikinya, terdaftar pada departemen pendidikan nasional sebagai

guru, melaksanakan kewajiban sebagai guru, tidak terikat sebagai

tenaga tetap pada instansi sebagai guru.

2) Tunjangan Fungsional dan subsidi tunjangan.

Tunjangan fungsional dan subsidi tunjangan fungsional

direncanakan akan diberikan kepada guru yang memenuhi

persyaratan adalah memenuhi persyaratan akademik sebagai guru

sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, memiliki satu atau lebih sertifikat pendidik yang telah diberi

satu nomor registrasi unik oleh departemen, melaksanakan tugas

sebagai guru tetap yang diangkat oleh Pemerintah, Pemerintah

Daerah, atau satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat

dan bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan yang memiliki

(35)

izin operasional dari pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan

beban mengajar, minimal 6 (enam) jam tatap muka per minggu pada

satuan pendidikan dimana dia diangkat sebagai guru tetap, minimal

24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan maksimal 40 (empat

puluh) jam tatap muka per minggu pada satu atau lebih satuan

pendidikan yang memiliki izin operasional dari Pemerintah atau

Pemerintah Daerah, tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi

selain yang dimaksud pada huruf c angka 1, mengajar sebagai guru

matapelajaran dan/atau guru kelas serta satuan pendidikan yang

sesuai dengan peruntukan sertifikat pendidikan yang dimilikinya,

terdaftar pada Departemen sebagai guru, berusia maksimal 60 (enam

puluh) tahun, melaksanakan kewajiban guru sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen.

3) Tunjangan bagi daerah khusus

Daerah khusus sebagaimana dimaksud adalah desa atau

lokasi dalam desa terpencil, terbelakang, dihuni masyarakat adat

yang terpencil dan berbatasan dengan Negara lain .

B. Upaya peningkatan mutu pembelajaran

1. Mutu

Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran

(36)

memberikan sumbangan pada penciptaan keluaran. Dalam sekolah mutu,

standar mutu ditetapkan untuk setiap rangkaian kerja di dalam keseluruhan

proses kerja, hasil akhirnya adalah sebuah produk bermutu. Mutu

mengeliminasi kebutuhan melakukan inspeksi setelah pekerjaan dilakukan.

Dalam dunia pendidikan ada beberapa hal pokok yang harus

diperhatikan tentang konsep mutu, pertama, perbaikan secara terus menerus

{continuous improvement). Konsep ini mengandung pengertian bahwa pihak

pengelola senantiasa melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan secara

terus menerus untuk menjamin semua komponen penyelenggara pendidikan

telah mencapai standar mutu yang ditetapkan. Kedua, menentukan standar

mutu {quality assurance). Standar mutu pendidikan misalnya dapat berupa

pemilikan kemampuan dasar pada masing-masing bidang pembelajaran, dan

sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuh (Sallis, 2006: 7).

2. Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti adanya

perubahan pada diri seseorang. Perubahan yang dimaksudkan mencakup

aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dengan demikian,

pembelajaran dapat diartikan proses yang dirancang untuk mengubah diri

seseorang, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotornya (Suwardi,

2007: 30).

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

(37)

memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai

kepandaian atau ilmu. Disini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu

merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan

ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan

belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan

dan memiliki tentang sesuatu (Bahrudin, 2008: 13).

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya

pendidikan demi meraih internalisasi ilmu pengetahuan sebagai proses

pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan secara terus

menerus (dinamika) dalam perilaku dan pemikiran manusia. Maka,

intensitas dan efektifitas hasil pendidikan (out-put/graduated) sangat

ditentukan oleh manajemen mutu pembelajaran dan intruksi yang dijalankan

dalam lembaga pendidikan tersebut.

a. Teori pembelajaran

Menurut teori Bruner ada tiga bentuk pembelajaran, yaitu

sebagai berikut:

1) Enaktif, yaitu pembelajaran yang dialakukan dengan cara

memanipulasi obyek secara aktif.

2) Ikonik, yaitu pembelajaran yang dilakukan melalui representasi

(38)

3) Simbolik, pembelajaran yang dialakukan melalui representasi

pengalaman yang abstrak (seperti bahasa) yang sama sekali tidak

memiliki kesamaan fisik dengan pengalaman tersebut (Seifert, 2009:

117).

b. Metode pembelajaran

Tidak ada sesuatu yang begitu berguna bila dibandingkan

dengan teori yang baik. Sebagai pengajar, yakni orang yang selalu

mengaplikasikan berbagai disiplin ilmu, kita tahu ini sebagai sebuah

kebenaran. Potongan-potongan penelitian yang terputus (disconnected

research) tidak meninggalkan kita apapun yang mendasari segala aksi

kita kepadanya. Tapi, sebagai pengajar, kita juga sadar bahwa teori-teori

selalu datang dan pergi, dan perginya selalu lebih banyak karena mereka

tidak mampu menangkap detail realitas setiap harinya (Boeree, 2008:

52).

Dalam kitab Ta ’lim Muta ’allim Al-Zamuzi menjelaskan bahwa

metode pembelajaran meliputi dua kategori. Pertama, metode yang

bersifat etik mencakup niat dalam belajar. Kedua, metode yang besifat

teknik strategi meliputi:

1) Cara memilih pelajaran; bagi orang yang mencari ilmu sebaiknya

mendahulukan memilih/mempelajari ilmu yang dibutuhkan dalam

urusan-urusan agamanya, seperti ilmu tauhid.

2) Cara memilih guru; sebaiknya memilih guru yang lebih alim, wara’

(39)

3) Cara memilih teman; mencari teman yang rajin, wara’ dan berwatak

baik, mudah faham akan pelajaran, tidak malas, tidak banyak bicara,

dan lain sebagainya.

4) Langkah-langkah dalam belajar; mengenai hal ini, termasuk juga hal

teknis pembelajaran, menurut grunebaum dan abel, terdapat enam hal

yang menjadi sorotan Al-Zamuji, yaitu, the curriculum and subject

matter, the choise o f setting o f teacher, the time o f study, dynamic o f

learning, the student’s relationship to other (Baharuddin, 2008: 54-

55).

c. Media dan sarana pembelajaran.

Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan

dapat merangsang pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan

kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong teijadinya proses

belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan

memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat

meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

(Asnawir, 2002:11).

Disisi lain, media merupakan salah satu sarana untuk

meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka

ragamnya media tersebut, maka masing-masing media memiliki

karakteristik yang berbeda-beda. Ada beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam memilih media, antara lain; tujuan pembelajaran yang

(40)

lunak (softwere), mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu, perlu adanya

beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan, antara lain:

1) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam

memilih media.

3) Kondisi audien (siswa) dari segi subyek belajar menjadi perhatian

yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan

kondisi anak.

4) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru

mendesain sendiri media yang akan digunakan.

5) Media yang dipilih hendaknya dapat menjelaskan apa yang akan

disampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna.

6) Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus

(41)

A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri Salatiga

1. Sejarah singkat Madrasah Aliyah Negeri Salatiga

Berdasarkan data penelitian dengan cara wawancara yang peneliti

dapatkan dari bagian tata usaha oleh bapak Edi Pramono, S.Pd, pada hari

senin, tanggal 7 Juni 2010, pukul 09.31 WIB bertempat di ruang Tata

Usaha, maka dapat kami sampaikan gambaran umum Madrasah Aliyah

Negeri Salatiga sebagai berikut:

Madrasah Aliyah Negeri Salatiga adalah merupakan sekolah yang

berasal dari Pendidikan Guru Agama, kemudian pada tahun 1990

berdasarkan keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 64 / 1990

berubah status menjadi MAN Salatiga. Berdiri di wilayah Salatiga dengan

luas tanah 5.113 m2. Hak milik No. 49, dengan luas bangunan 2.882 m2 di

jalan K.H. Wahid Hasyim No. 12 Telp. (0298) 323031.

Sebagai lembaga pendidikan formal yang berciri khas Islam di

samping membuka jurusan I.P.A, I.P.S dan Bahasa juga muatan lokal

Bahasa Jawa dan IT, serta pengembangan diri unggulan Otomotif dan Tata

Busana.

(42)

Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan

sekolah umum, pihak manajemen MAN Salatiga harus menciptakan

program pendidikan dengan bertujuan meningkatkan pelayanan kepada

pihak stakeholders.

Sesuai dengan penerapan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP), MAN Salatiga sebagai lembaga pendidikan

formal berkomitmen menyelenggarakan pendidikan serta latihan sebagai

pemenuhan kebutuhan pasar kega dengan membentuk sumber manusia yang

berakhlak mulia, unggul, berbudaya, sekaligus mandiri dan berwawasan ke

depan.

1. Visi dan Misi

a. Visi

Memadukan dzikir, fikir dan skill untuk mempersiapkan

generasi Islami, berprestasi dan hidup mandiri.

b. Misi

1) Melaksanakan pendidikan yang demokratis dan berkualitas.

2) Mempersiapkan generasi Islam kedepan yang menguasai IPTEK dan

ketrampilan sebagai bekal hidupnya.

3) Mampu mengembangkan kreativitas yang inovatif.

4) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.

(43)

2. Program Madrasah

a. Dasar Pengembangan

1) Meningkatkan mutu hasil pembelajaran minimal sejajar dengan SMU

di Salatiga.

2) Besarnya minat tamatan SLTP/MTs serta orang tua murid untuk

masuk atau memasukkan anaknya ke MAN Salatiga setiap tahun.

3) Penataan bangunan yang kurang teratur.

4) Kurang lengkapnya sarana prasarana pendidikan.

5) Salatiga sebagai pusat pengembangan agama Kristen di Asia Tenggara

dengan lembaga-lembaga pendidikannya yang sudah sangat maju

apabila dibandingkan dengan lembaga pendidikan Islam termasuk

madrasah.

b. Arah Pengembangan

1) Mempersiapkan anak didik untuk mampu bersaing masuk ke

Perguruan Tinggi yang bermutu. Hal ini secara umum masih

dipandang sebagai ukuran bermutu atau tidaknya suatu madrasah atau

sekolah.

2) Mempersiapkan Siswa:

a) Melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

b) Memiliki Ketrampilan berwiraswasta.

c) Mengantarkan siswa bisa hidup mandiri.

3) Membekali anak didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

(44)

(Islam), trampil dalam praktek pengamalan ibadahnya sebagai ciri

khusus madrasah. Sebab tanpa pengembangan ciri khusus ini MAN

sama dengan SMA kalau bukan dikatakan malah di bawah SMA.

4) Memberdayakan serta meningkatkan kemampuan dan ketrampilan

guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran serta penguasaan

materi pelajaran dengan wawasan yang luas.

5) Melengkapi sarana prasarana pendidikan seoptimal mungkin (buku-

buku / perpustakaan, laborat/praktek, sarana ibadah, seni budaya,

komputer, sarana olah raga, pramuka dan sebagainya).

6) Memberdayakan Komite dan masyarakat lingkungan untuk ikut

berpartisipasi meningkatkan mutu madrasah.

7) Menanamkan minat baca, tulis dan mengadakan penelitian-penelitian

ilmiah sederhana.

c. Konsep upaya peningkatan mutu madrasah (Kata kunci).

1) Menambah kegiatan ekstra dengan kegiatan ketrampilan.

2) Mengikutsertakan guru dalam penataran guru mapel.

3) Menambah tenaga guru yang potensial.

d. Prioritas pengembangan sarana prasarana madrasah tahun 2008.

1) Rehab 8 kelas untuk laboratorium - 2 tahun.

2) Pengadaan kelas multimedia 2 lokal,

(45)

3. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan

Sebagai sekolah yang berwawasan keunggulan MAN Salatiga

bertujuan:

a. Meningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, tercermin

dalam akhlakul karimah di madrasah dan di masyarakat.

b. Meningkatan skor rata-rata pencapaian nilai (GSA = Gain Score

Achievment) semua mata pelajaran 0,1 dari KKM rata-rata 70 menjadi 75

untuk mata pelajaran agama dan akhlak mulia, dan 60 menjadi 65 untuk

mapel yang lain.

c. Meningkatan kelulusan peserta didik kelas XII dalam ujian nasional

menjadi 96 %.

b. Meraih posisi minimal 3 besar dalam setiap even yang diikuti baik

tingkat kota maupun tingkat Jawa Tengah, baik bidang olah raga dan

kesehatan, lomba bidang studi, olimpiade, dan seni.

c. 90 % peserta didik mentaati tata tertib sekolah.

d. Peserta didik menguasai ketrampilan otomotif dan atau tata busana.

4. Hasil - hasil yang diharapkan dari kegiatan dari KBM

Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) MA

selengkapnya adalah:

a. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan

(46)

c. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku,

perbuatan, dan pekerjaannya.

d. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.

e. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial

ekonomi dalam lingkup global.

f. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis,

kritis, kreatif, dan inovatif.

g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

dalam pengambilan keputusan.

h. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk

pemberdayaan diri.

i. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang

terbaik.

j. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah

kompleks.

k. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.

(47)

m. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

n. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.

o. Mengapresiasi karya seni dan budaya.

p. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.

q. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta

kebersihan lingkungan.

r. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.

s. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di

masyarakat.

t. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang

lain.

u. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara

sistematis dan estetis.

v. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara

dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

w. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan

(48)
(49)

c) Alamat Rumah

i. Jalan : Tegal Asri, Rt. 01/06, Bejen,

Karanganyar.

ii. Nomor Telepon Kantor : (0298) 323031.

9) Kepala Urusan Tata Usaha •

a) N a m a : Edy Pramono, S.Pd.

b) N I P :150198704.

c) Alamat Rumah ;

i. Jalan : Merbabu, No. 20 Salatiga.

ii. Desa Kelurahan : Kalicacing, Kec. Sidomukti.

Kebutuhan sarana gedung dan guru

a. Data Tanah dan Bangunan :

1) Luas Bangunan : 2882 m2.

2) Luas Tanah :5113 m2

3) Status Tanah : Hak Milik.

4) Status Hukum : Hak Milik.

5) Nomor Sertifikat : 49.

6) Konstruksi Bangunan : Permanen.

7) Lantai : Keramik.

8) Atap : Genteng.

(50)

d. Sosiologi /

3. Juminah, S.Pd

4. Dewi Fitria, S.Pd

5. Ulvi Khoirotun, S.Pd

1. Sukarman, S.Pd

Antropologi

2. Farhan Budi S, S.Pd

IPA

a. Fisika

b. Kimia

c. Biologi

1. Drs. H. Fahrurozi

2. Muh. Kholil, S.Pd, M.Sc

1. Drs. Hadi Mulyanto,

M.Si

2. Dra, Sumiyarti

3. Sudaryo, S.Pd

1. Joko Susilo, S.Pd

2. M. Shidiq Pumomo,

S.Pd

3. Irfiah Firoroh, S.Pd,

(51)

Jawa

2. Siti Khotijah, S.Pdl

3. Wiwit Sholikhati, S.Pd

12 BK 4 1. Drs. Afifudin

2. Dra. Hartatik SW

3. Sofiyana Rosyidah,

S.Psi

4. Dra. Edwina Meiriyanti

Jumlah 56 13 0 22

* N/S = Negeri/Swasta (GTT) contoh; 4/3 (baca; 4 Negeri / 3 GTT).

Keterangan:

Guru NIP Depag : 56

Diknas :__ 1

: 57

GTT: BGKDepag : 0

PT NIP Depag : 5

PTT : 14

Jumlah PT/PTT : 19

Total Guru & Pegawai: 90 Orang

(52)

Wivata: 14 +

: 14

Total GT& GTT : 71

b. Data Kesiswaan

1). Data Siswa

Kelas Jml. Kls Jml. Siswa

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

X 7 206 75 131

XI 7 219 56 67

XII 7 196 50 131

JUMLAH 21 621 181 329

9. Perencanaan Kedepan

a. Konsep upaya peningkatan mutu madrasah (Kata kunci)

1) Menambah kegiatan ekstra dengan kegiatan ketrampilan.

2) Mengikutsertakan guru dalam penataran guru mapel.

(53)

b. Prioritas pengembangan sarana prasarana madrasah tahun 2009

1) Rehab 3 RKB untuk laboratorium - 2 tahun.

2) Pengadaan Aula.

3) Ruang Belajar.

4) Ruang ketrampilan.

10. Permasalahan dan upaya mengatasinya

a. Aspek Sarana.

1) Masih kekurangan ruang Laboratorium yang representatif,

meubelair dan perluasan perkembangan tanah.

2) Belum adanya R. Ketrampilan / R. Belajar.

b. Aspek Ketenagaan

untuk tenaga administrasi masih kurang, sementara

mengoptimalkan tenaga yang ada dan mengangkat tenaga honorer.

c. Aspek Kesiswaan

Siswa sering terlambat karena rumahnya jauh dan transportasi

kendaraan kurang mencukupi, guna mengantisipasi tersebut perlu

(54)

c. Aspek Kesiswaan

Siswa sering terlambat karena rumahnya jauh dan transportasi

kendaraan kurang mencukupi, guna mengantisipasi tersebut perlu

dibuatkan asrama.

d. Aspek Kurikulum

Dengan jumlah mata pelajaran yang banyak dan materi yang

padat, sering teijadi guru hanya mengejar selesai, tetapi kurang

mendalami, hal ini diantisipasi dengan penambahan jam sore hari.

Demikian Profil Madrasah Aliyah Negeri Salatiga, dan keadaan

ini dibuat sebagaimana adanya.

B. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru

1. Pemahaman tentang Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru

Pada dasarnya konsep sertifikasi guru merupakan program

pemerintah dalam bidang pendidikan yang terfokus pada peningkatan

profesi sebagai seorang guru yang profesional, sebagaimana yang

diungkapkan salah satu guru MAN Salatiga dalam wawancara dengan

peneliti pada hari Rabu, 21 April 2010, Pukul 10.09 WIB bahwa,

“Sertifikasi merupakan upaya pemerintah dalam menghargai profesi guru itu

nanti setara dengan indikataor kebijakan pemerintah dalam mendapatkan

(55)

yang hanya dihargai guru tanpa tanda jasa dan mungkin tidak adanya

penambahan penghasilan mungkin seperti dahulu tugas guru hanya

dijadikan sampingan saja dan ketika ia lulus sertifikasi dan mendapatkan

hak-haknya sebagai guru itu dapat meningkatkan tugasnya sebagai guru”

(W/HNH/04/06-05-2010).

Sertifikasi adalah program pemerintah dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan guru, sebagaimana UKN menyampaikan pada peneliti pada

hari Selasa, 04 Mei 2010 Pukul 09.16 WIB “Sertifikasi merupakan program

pemerintah dalam pendidikan terutama peningkatan profesi guru dengan

harapan akan mendapatkan gaji/tunjangan satu kali gaji pokok, agar dapat

melaksanakan dan mengevaluasi dan setelah itu tidak ada guru yang nyambi

kesana kanan kiri sehingga dapat menghambat pada profesinya sendiri

(W/UKN/03/04-05-2010).

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa konsep

sertifikasi guru dalam jabatan menurut guru MAN Salatiga adalah program

keija pemerintah dalam bidang pendidikan untuk memberikan sertifikat

pendidik sehingga dapat meningkatkan profesionalisme guru yang disertai

dengan peningkatan kesejahteraan guru berupa kenaikan gaji dari gaji

pokok, serta sarana untuk meningkatkan profesi guru.

2. Manfaat Sertifikasi Guru

Manfaat dari pelaksanaan sertifikasi bagi guru sangat berkaitan erat

(56)

mampu memberikan metode pembelajaran bagi siswa yang lebih

profesional, sebagaimana SY memahaminya “Manfaat sertifikasi bagi saya

yaitu sebagai pemacu sehingga dapat meningkatkan amanah sebagai seorang

guru yang baik dan tentunya profesional, secara bertahap ada upaya-upaya

untuk meningkatkan mutu guru. Setidak-tidaknya ada perubahan dalam

menyampaikan metode pembelajaran terhadap siswa. Tapi realitasnya untuk

merubah semua itu membutuhkan waktu yang bertahap, akan tetapi kita kita

tetap menjalankan aturan-aturan yang sesuai dengan prosedur yang ada,

yaitu kelengkapan administrasinya dan mendapatkan tambahan tunjangan

(W/SY/01/20-05-2010)

Disisi lain sertifikasi bisa merubah kelemahan-kelemahan seorang

guru dalam proses KBM, yaitu dalam penyampaian metode pembelajaran

terhadap peserta didik dapat menjadikan guru yang profesional, yaitu

mampu menjalankan prosedur sesuai dengan profesinya, juga bisa merubah

kelemahan-kelemahan kita dalam proses belajar mengajar, baik dalam

penyampaian metode serta aktivitas yang lain dalam proses bembelajaran

(W/J S/02/21-04-2010).

HNH sanagat mendukung program sertifikasi guru ini, terutama

manfaat yang sanagat dirasakan adalah dapat meningkatkan kesejahteraan

guru “ Manfaat yang saya rasakan adalah meningkatkan profesi guru yang

sesuai dengan kompetensinya, disisi lain menurut saya dapat meningkatkan

(57)

program sertifikasi semacam ini tepat untuk dilaksanakan (W/HNH/04/06-

05-2010).

Berdasarkan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat dari

pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan adalah dapat meningkatkan

profesionalaisme guru, baiak didalamnya memaksimalkan tugasnya serta

memperbaiki taraf hidup. Serta berimplikasi terhadap peningkatan kualitas

belajar mengajar.

C. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran

1. Persiapan guru dalam kegiatan pembelajaran

Persiapan yang dilakukan di dalam kegiatan belajar mengajar

adalah penerapan metode pembelajaran yang efektif dan efisien.

Sebagaimana KRA menyampaikan kepada peniliti “seperti saya yang sudah

sertifikasi, harus memakai pembelajaran yang berkesinambungan dengan

penerapan metode pembelajaran yang efektif dan efisien dalam proses

pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang telah dicanangkan oleh

pemerintah sebagai tujuan peningkatan mutu pembelajaran (W/KRA/05/19-

07-10).

Disisi lain JS mengungkapkan perlu adannnya persiapan

pembuatan RPP secara sistematis dan berkualitas “gambaranya adalah kita

persiapkan RPP secara matang, yang meliputi metode, indikator

penyampaian, tujuan dan apa saja yang diperlukan sebelum kita

(58)

pembelajaran. Contohanya kita menggunakan laborat, led, power point

sebagai penunjang dalam menyampaikan materi (W/JS/02/21 -04-10).

Maka dapat disimpulkan bahwa persiapan yang perlu di siapkan di

dalam pembelajaran adalah dengan penerapan metode pembelajaran yang

efektif dan efisien dan adannnya persiapan pembuatan RPP secara

sistematis, berkala dan berkualitas.

2. Variasi metode pembelajaran

Variasi di dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai

bagi siswa adalah sebagimana yang disampaikan oleh JS adalah “dalam

penyampaian materi pastinya kita pakai alat yang bervariasi, materi yang

menjelaskan teori yang kita sampaikan dengan bahasa lisan, materi

lingkungan kadang kita kelapangan, kesungai, kesawah dan lain sebagainya.

Kadang juga siswa dikasih tugas untuk mencari diintemet.yang jelas alat

yang dipakai sebagai penunjang harus bisa mengena pada teori yang

disampaikan (W/JS/02/21-04-10).

UKN juga menyampaikan jawaban yang hampir sama yaitu “sesuai

dengan materi dan metode pembelajaran. Kadang siswa ketika saya

menggunakan metode ceramah terus kadang juga jenuh, maka saya juga

mengunakan metode yang lain, seperti metode Tanya jawab dan metode

yang lainya. Kadang juga siswa yang harus aktif dalam kelas bukan guru

(59)

HNH juga menyampaikan jawaban yang sama Perlu sekali, sebab

guru itu adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala hal yang

dianggap penting bagi siswa. Variasinya ya paling tidak siswa mampu

menerima dan memahami materi dan aktif selama proses belajar- mengajar

beijalan (W/HNH/04/06-05-10).

Berdasarkan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa variasi yang

diterapkan dalam pembelajaran adalah pengunaaan bahan pembelajaran

secara inovatif dan penerapan metode pembelajaran yang sesuai dengan

materi pembelajaran.

3. Media dan sarana pembelajaran

Media dan sarana pembelajaran yang sering dimanfaatkan oleh

KRA salah satu guru MAN Salatiga yang sudah mengikuti sertifikasi ini

adalah dengan cara pemanfaatan media elektronik secara maksimal “kita

harus mengunakan bahan yang lain sebagai penunjang kreativitas dan daya

tarik siswa terhadap materi yang kita sampaikan dan itu yang harus kita cari

dalam meningkatkan profesionalisme guru, seumpama dengan

menggunakan LCD kemudian diberikan dengan narasi pendek mereka akan

lebih tertarik lebih fokus terhadap materi yang guru berikan (W/KRA/05/19-

07-10).

Disisi lain SY menyampaikan kepada peneliti, media dan sarana

yang diterapkan adalah pemanfaatan lingkungan sekolah atau alam sekitar,

(60)

murid keluar, kadang dilapangan, alhamdulillah untuk guru yang lain juga

sering melakukan pembelajaran diluar kelas seperti out door dan juga

kadang permainan-permainan yang dilakukan diluar (W/SY/01/20-04-10).

Dapat disimpulkan bahwa media dan sarana pembelajaran yang

diterapkan oleh sebagian guru MAN salatiga adalah dengan menggunakan

media elektronik secara maksimal dan pemanfaaatan alam sekitar atau

(61)

Berdasarkan data penelitian yang penulis dapatkan dalam hasil

wawancara maka dapat disimpulkan.

A. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru

1. Pemahaman Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru

Perlu dipahami, guru berperan paling besar ketika kita berbicara

tentang peningkatan mutu. Imbasnya terhadap anak didik serta

berpengaruh terhadap peningkatan bagi kualitas guru. Sertifikasi

mengundang banyak reaksi, terutama para pendidik serta calon pendidik di

Indonesia. Program pemerintah yang berlatar belakang memberikan

peluang kepada guru dalam mengapresiasikan fungsi dan peranya kini

harus dapat dianalisis ulang. Bahkan, bisa jadi guru hanya disibukkan pada

pemenuhan administrasi maupun kegiatan luarnya. Sedangkan tugas guru

tidak lain memberikan arahan serta tauladan bagi siswa didik semakin

kurang terlihat.

Anggapan ini yang kemudian guru sebagai pelaku sentral

menempatkan posisi pada rangking pertama. Tekanan dari guru diseluruh

Indonesia seolah-olah menginginkan akan keprofesionalisme serta

kesejahteraanya terlindungi. Guru yang tersebar baik negeri maupun

(62)

swasta memiliki peran yang sama dalam mencerdaskan kehidupan

masyarakat. Apalagi dengan munculnya program sertifikasi guru dalam

jabatan peningkatan kualitas maupun kuantitas dapat teratasi.

Sebagaimana pemahaman yang berkenaan dengan sertifikasi guru

merupakan program keija pemerintah dalam bidang pendidikan yang

terfokus pada peningkatan profesi yang disertai peningkatan kesejahteraan

guru berupa kenaikan gaji lipat dari gaji pokok. Serta berimbas pada

konsistensi pada profesinya dan meminimalisir guru nyambi kanan kiri,

serta sarana untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar.

Sertifikasi guru melalui uji kompetensi memperhitungkan

pengalaman profesionalitas guru, melalui penilaian portofolio guru yang

membekali pada kematangan (maturitas) profesi guru. Terlebih komponen

portofolio merupakan tolak ukur kompetensi di dalamnya, baik

kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional di

dalamnya.

2. Manfaat sertifikasi guru

Manfaat dari pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan sangat

berkaiatan erat dengan kompetensi/profesionalisme guru baik secara

makro maupun mikro. Secara makro subjeknya adalah guru, sebagaimana

dengan adanya sertifikasi guru dalam jabatan secara otomatis akan

memperbaiki taraf hidup maupun kesejahteraan dalam mengajar. Bahkan

(63)

Dalam komponen sertifikasi didalamnya telah termaktub garis kegiatan

belajar mengajar yang dibutuhkan oleh setiap pendidik. Diantaranya dalam

aspek pedagogik guru lebih siap dalam menyusun RPP sampai pada

penilaianya.

Sertifikasi guru dalam jabatan benar-benar menjadi produk

unggul dalam membentuk profesionalisme guru, manfaat dari pelaksanaan

sertifikasi guru dalam jabatan menurut pemahaman guru MAN Salatiga

diantaranya:

1) Terciptanya profesionalisme guru, baik didalamnya memaksimalkan

tugasnya sebagai pendidik maupun kompetensi sosial lainya.

2) Memperbaiki taraf hidup berupa tunjangan profesinya.

3) Berimplikasi terhadap peningkatan kualitas belajar mengajar.

B. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran

1. Persiapan guru dalam kegiatan pembelajaran

Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator,

mediator, dan pembimbing. Jadi guru hanya dapat membantu proses

perubahan pengetahuan di kepala siswa melalui perannya menyiapkan

scaffolding dan guiding, sehingga siswa dapat mencapai tingkatan

pemahaman yang lebih sempurna dibandingkan dengan pengetahuan

sebelumnya. Guru menyiapkan tanggga yang efektif, tetapi siswa sendiri

(64)

lebih dalam. Maka setidaknya pembelajaran yang ideal harus mampu

memberikan jalan keluar bagi berbagai macam masalah, kususya

problematika yang sering dihadapai oleh murid dalam kegiatan belajar-

mengajar. Sebagai bentuk pelaksanaan tanggung jawab dari seorang guru

yang kreatif dan inovatif, tentunya mampu memberikan materi

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. Hal ini

dapat dilakukan dengan langkah persiapan bahan-bahan pembelajaran

yang diterapkan secara berkala dan sistematis sehingga dapat memberikan

daya tarik siswa untuk lebih mampu menerima materi yang akan

disampaikan oleh pendidik.

Persiapan yang seharusnya dilakukan di dalam kegiatan belajar

mengajar secara berkala dan sistematis adalah penerapan metode

pembelajaran yang efektif dan efisien, yaitu adanya proses pembelajaran

yang diterapkan secara berkesinambungan dengan penerapan metode

pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan yang telah

dicanangkan oleh pemerintah sebagai tujuan peningkatan mutu

pembelajaran.

Disisi lain, dengan cara pembuatan RPP secara sistematis dan

berkualitas, yaitu dengan mempersiapkan RPP secara matang, yang

meliputi metode, indikator penyampaian, tujuan dan apa saja yang

diperlukan sebelum kita memberikan materi pembelajaran terhadap siswa.

Di dalam RPP kita membuat rencana pembelajaran, contohanya kita

Referensi

Dokumen terkait

Dengan telah diberlakukannya Permendikbud Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maka dirasa perlu untuk menyusun serta

perbincangan di atas, kajian ini merumuskan hipotesis berikut untuk mengkaji sama ada kualiti yang lebih tinggi daripada pembangunan pasaran saham diukur dengan tahap

Tabel Hasil Diagnosis Pakar dan Sistem pada Pasien 16 Pakar Sistem Tingkat Penyakit Tingkat Penyakit Gejala kesehatan yang kesehatan yang gigi dan mungkin gigi dan mungkin

Dari hasil perhitungan laju korosi baja karbon blanko lebih besar dibandingkan dengan laju korosi baja karbon yang dilapisi Poli(GLYMO), hal ini menunjukkan Poli(GLYMO)

Di Kompi ini Chaidir mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan dengan anggota SPO lainnya karena Chaidir harus memimpin rekan-rekannya dalam regu

Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, karena pengumpulan data (jenis informasi) bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif peka terhadap

Sistem panas bumi vulkanik adalah sistem panas bumi yang berasosiasi dengan gunungapi api Kuarter yang umumnya terletak pada busur vulkanik Kuarter yang memanjang

Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat menuju terwujudnya masyarakat Kota Salatiga yang cerdas dan sejahtera serta