• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Sekolah Dalam MeningkatkanPartisipasi Masyarakat Di Sma Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Manajemen Sekolah Dalam MeningkatkanPartisipasi Masyarakat Di Sma Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 - Test Repository"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

MANAGEMEN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

PARTISIPASI MASYARAKAT DI SMA ISLAM SUDIRMAN

AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kegururan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Oleh:

Muslimatus Saniyah NIM: 111 09 080

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

















































































Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki

merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan

lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.

seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapak (Murdi.Amd) dan Ibu (Fitriyah) yang telah memberikan semangat serta mendukung demi meraih kesuksesan anaknya. Terimakasih atas semua kasih dan sayang yang telah di berikan.

2. Bapak mertua (Tumingin) dan Ibu mertua (Sumini) yang juga telah

memberikan semangat dalam mencapai kesuksesan menantunya.

3. Suami (Redno Dwi Anggoro) dan Anakku (Fairel Athariz Kalif Anggoro) yang selalu menjadi motivasi dan penyemangat hingga sampai sekarang ini.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan limpahan rahmat

dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Khatamul Anbiya

Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi yang berjudul “MANAGEMEN SEKOLAH DALAM MENINGKATKANPARTISIPASI MASYARAKAT DI SMA ISLAM

SUDIRMAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2015/2016” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan

dan juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini

dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih

sedalam dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku DekanFakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

3. Ibu Siti Ruhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI

4. Bapak Dra.SitiAsdiqoh, M.Si.Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

dengan tulus, ikhlas membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.

5. Segenap dosen dan karyawan IAIN salatiga

6. Ibu dan Bapakku tercinta dan keluarga yang tak pernah berhenti

mendo‟akan danmemberikan motivasi kepada penulis sehingga tugas ini

(8)
(9)

ABSTRAK

Saniyah, Muslimatus. 2016.Manajemen Sekolah Dalam MeningkatkanPartisipasi Masyarakat Di Sma Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing : Dra.SitiAsdiqoh, M.Si.

Kata Kunci: ManajemenSekolah, PartisipasiMasyarakat

Managemen sekolah adalah urusan dari keseluruhan komposisi yang ada. Pentingnya managemen sekolah dapat pula dikaitkan dengan semakin banyaknya isuyang berupa kritik-kritik dari masyarakat tentang tidak sesuainya produksekolah dengan kebutuhan pembangunan,adapun fungsimanagemen sekolah yang bertujuan menciptakan danmengembangkan persepsi terbaik bagi suatu lembaga, organisasi, lembagapendidikan, yang kegiatannya langsung ataupun tidak langsung mempunyaidampak bagi masa depan organisasi atau lembaga.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian skripsi ini adalah pertama,

ingin mengetahui pelaksanaan managemen sekolah di SMA Islam Sudirman Ambarawa kabupaten Semarang Tahun 2015. Kedua, untuk mengetahui upaya managemen sekolah di SMA Islam Sudirman Ambarawa kabupaten SemarangTahun 2015 dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. Ketiga, untuk mengetahui partisipasi masyarakat di SMA Islam Sudirman Ambarawa kabupaten Semarang Tahun 2015.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

PENGESAHAN KELULUSAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR ...vi

ABSTRAK...vii

DAFTAR ISI ...viii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...6

D. Kegunaan Penelitian... 6

E. Penegasan Istilah ...6

F. Metodologi Penelitian...8

G. Sistematika Penulisan ...14

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Sekolah...16

1. Pengertian Manajemen Sekolah...21

2. Tujuan Manajemen Sekolah...22

3. Fungsi Manajemen Sekolah...22

(11)

B. Manajemen Hubungan Masyarakat...24

C. Partisipasi Masyarakat...36

BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A.Gambaran Umum...44

B. Penyajian Data Penelitian...51

1. Pelaksanaan Manajemen Sekolah di SMA Islam

Sudirman Amabarawa... 52

2. Upaya SMA Islam Sudirman Dalam Meningkatkan

Pertisipasi Masyarakat...57

3. Bentuk Partisipasi Masyarakat Di Sekitar SMA Islam

Sudirman Ambarawa... 60

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Pelaksanaan Manajemen Sekolah di SMA Islam

Sudirman Amabarawa... 64

B. Analisis Upaya SMA Islam Sudirman Dalam Meningkatkan

Pertisipasi Masyarakat... 67

C. Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat Di Sekitar SMA Islam

(12)

BAB V : PENUTUP

A.Kesimpulan... 69

B.Saran-saran... . 71

C.Penutup... . 71

DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 : Data Sarana Prasarana, Luas Tanah Dan Bangunan Sekolah

2. Tabel 2 : Data Rombongan Belajar

3. Tabel 3 : JumlahTenaga Pendidik

4. Tabel 4 : Keadaan Guru

5. Tabel 5 : Jumlah Karyawan

6. Tabel 6 : Data Peserta Didik

7. Tabel 7 : Anggka Yang Mengulang

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan pondasi yang sangat penting dan esensial

bagi keunggulan suatu bangsa. Pendidikan tidak akan pernah habis untuk

diperbincangkan oleh siapapun terutama para pakar dan praktisi pendidikan.

Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan

outcome sumber daya yang unggul, yang akan mampu membangun wataksuatu bangsa, serta dapat menentukan keberhasilan bidang lainya seperti

ekonomi, politik dan sebagainya, karena manusia sendiri merupakan subjek

dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut. (Mulyasa, 2005:4)

Pendidikan di sekolah ataupun di luar sekolah mencakup semua

usahapengembangan atau peningkatan prestasi belajar siswa dari segi kognitif.

Aspek ini bisa dikembangkan di dalam lembaga pendidikan yang kita

kenaldengan sistem pendidikan nasional, di mana sistem pendidikan nasional

itujuga dikenal dengan lembaga pendidikan formal dan non formal,

sedangkansalah satu bentuk lembaga pendidikan formal adalah sekolah.

Dengan tujuanyang hendak dicapai maka sistem pendidikan nasional dalam

kurun waktuyang cukup lama sampai saat ini telah banyak mengalami

perubahan sesuaidengan perkembangan dan kemajuan zaman. Yaitu

mengembangkan potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

(15)

cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. (UU Sisdiknas no 20, 2003)

Manajemen sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang

keberhasilannya diukur oleh prestasi yang didapat, oleh karena itu dalam

menjalankan kepemimpinan, harus menggunakan suatu sistem, artinya dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang di dalamnya terdapat

komponen-komponen terkait seperti guru-guru, staff TU, orang tua siswa, masyarakat,

pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang

dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.

Managemen sekolah adalah urusan dari keseluruhan komposisi

yang ada. Pentingnya managemen sekolah dapat pula dikaitkan dengan

semakin banyaknya isu yang berupa kritik-kritik dari masyarakat tentang tidak

sesuainya produk sekolah dengan kebutuhan pembangunan, bahwa lulusan

sekolah merupakan produk yang tidak siap pakai, semakin membengkaknya

jumlah anak putus sekolah, makin banyaknya pengangguran. Untuk

memecahkan masalah tersebut bukan semata-mata merupakan tanggung jawab

sekolah, dengan meningkatkan keefektifan hubungan sekolah dan masyarakat

beberapamasalah tersebut dapat dikurangi. (Purwanto, 1995:189)

Adapun fungsi managemen sekolah yang bertujuan menciptakan

dan mengembangkan persepsi terbaik bagi suatu lembaga, organisasi, lembaga

pendidikan, yang kegiatannya langsung ataupun tidak langsung mempunyai

(16)

Fungsi lain dari managemen sekolah adalah menjaga hubungan

antara sekolah dan masyarakat, digambarkan bahwa hubungan keduanya

bagaikan suatu bangunan yang satu komponen dengan komponen yang saling

memperkokoh agar adanya timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan

tujuan sekolah. Seperti di jelaskan dalam surat ash-Shaff ayat 4 sebagai

berikut:























“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”(Qs. Ash-Shaff:4)

Dan dalam sebuah hadits Nabi saw juga di jelaskan sebagai berikut.

صلى الله عليه وسلم الله لوسر لاق : لاق هنع الله يضر س وم يبا نع

دش ااننم اا نم ؤمم نم ؤم ا :

هامع قفتم .اضعب هضعب

”DariAbiMusar.a.,Rasulullahsaw.Bersabda: Hubungan orang mu‟min dengan mu‟min yang lain bagaikan bangunan yang saling memperkokoh/menguatkan satu sama lain.” (HR.Muttafaq„alaih).(al lu'lu wal marjan, 2012: 143)

Dengan adanya managemen sekolah dalam pendidikan, maka akan

terjalin kerjasama antar semua pihak, baik warga sendiri (internal public) dan masyarakat umum (eksternal public). Sehingga hubungan yang harmonis ini akan membentuk, (1) saling pengertian antar sekolah, orang tua, masyarakat

dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja, (2)

saling membantu antar sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat,

(17)

sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa

bangga dan ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah.

(Mulyasa, 2004:166)

Pengaruh masyarakat terhadap sekolah sebagai lembaga sosial,

terasa amat kuat, dan berpengaruh pula kepada para individu-individu yang

ada dalam lingkungan sekolah. Lingkungan di mana sekolah berada,

merupakan masyarakat yang kompleks, terdiri dari berbagi macam tingkatan

masyarakat yang saling melengkapi dan bersifat unik, sebagai akibat latar

belakang dimensi budaya yang beraneka ragam. Karena sekolah itu harus di

tengah-tengah masyarakat maka mau tidak mau harus berhubungan dengan

masyarakat. (Wahjosumidjo, 2001:331). Hal ini berarti bahwa sekolah

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Hubungan serasi,

terpadu, serta timbal balik yang diciptakan dan dilaksanakan agar peningkatan

mutu pendidikan dan pembangunan dapat saling menunjang. (Gunawan,

1996:187)

Sekolah Menengah Atas (SMA) Islam Sudirman adalah salah satu

SMA di daerah Ambarawa Kabupaten Semarang. Beberapa periode SMA

Islam Sudirman Ambarawa mengalami peningkatan jumlah siswa yang cukup

banyak.Semakin banyak siswa, maka akan semakin banyak tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana lain yang dibutuhkan dalam proses

pembelajaran. Untuk itu SMA Islam Sudirman Ambarawa membutuhkan

banyak Sumber Daya Manusia atau tenaga kependidikan yang professional

(18)

meningkatkan pendidikan yang bermutu di SMA Islam Sudirman Ambarawa

tersebut dengan berpartisipasi.

Dari gambaran ini, SMA Islam Sudirman Ambarawa berupaya

mempertahankan bahkan meningkatkan (bukan hanya kepercayaan dari

masyarakat) kualitas pendidikan khususnya pendidikan agama Islam dengan

melibatkan berbagai komponen masyarakat. Yaitu dengan terbentuknya

Komite Sekolah (KS) yang terdiri dari unsur masyarakat, sekolah dan

masyarakat lingkungan sekolah yaitu masyarakat sekitar SMA Islam

Sudirman Ambarawa.

Berkenaan dengan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Managemen Sekolah Dalam

Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015”.

B. Fokus Masalah

a. Bagaimana Pelaksanaan manajemen di SMA Islam Sudirman Ambarawa

Kabupaten Semarang Tahun 2015?

b. Bagaimana Upaya Managemen Sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa

Kabupaten Semarang Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat tahun

2015?

c. Bagaimana partisipasi masyarakat sekitar sekolah di SMA Islam Sudirman

(19)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian diselenggarakan bertujuan untuk:

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan managemen sekolah di SMA Islam

Sudirman Ambarawa kabupaten Semarang Tahun 2015.

2 Untuk mendeskripsikan upaya managemen sekolah di SMA Islam

Sudirman Ambarawa kabupaten Semarang Tahun 2015 dalam

meningkatkan partisipasi masyarakat.

3 Untuk mendeskripsikan partisipasi masyarakat di SMA Islam Sudirman

Ambarawa kabupaten Semarang Tahun 2015.

D. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak sekolah dalam

mengetahui dan menerapkan bentuk manegemen sekolah dalam

meningkatkan partisipasi masyrakat.

2. Secara Teori

Penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat kepada para pembaca,

serta menambah wacana mengenai managemen sekolah dalam

meningkatkan partisipasi masyarakat.

E. Penegasan Istilah

Penegasan Istilah ini dimaksudkan untuk memperjelas dan

mempertegas kata-kata/ istilah kunci yang diberikan dengan judul penelitian

(20)

SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2015.

Istilah-istilah tersebut meliputi:

1. Managemen Sekolah

Menurut Stoner Manajemen secara umum yang dikutip oleh T.

Hani Handoko (1995) manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya

agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Sedangkan dalam konteks sekolah yaitu Manajemen sekolah

menurut buku manajamen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu

manajemen dalam bidang persekolahan. Ketika istilah manajemen

diterapkan dalam bidang pemerintahan akan menjadi manajemen

pemerintahan, dalam bidang pendidikan menjadi manajemen pendidikan,

begitu seterusnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen sekolah

disamakan yaitu serangkaian proses kegiatan dengan memanfaatkan segala

sumber di sekolah demi tercapainya tujuan sekolah secara efektif dan

efisien.

2. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah ikut serta dalam

suatu kegiatan. Sedangkan masyarakat menurut Aly dan Supatra (dalam

Yulianto, 2010) adalah eksistensi yang hidup, dinamis, dan selalu

(21)

bahwa mendefinisikan partisipasi sebagai kesediaan untuk membantu

keberhasilan setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa

berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri.

Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam

proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat,

pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk

menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan

keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang

terjadi. (Isbandi, 2007: 27)

Sekolah dan masyarakat merupakan dua aspek yang tidak dapat

dipisahkan. Karena keduanya saling membutuhkan. Sekolah ada karena

masyarakat. Dan masyarakatlah yang berpartisipasi dalam pendidikan di

sekolah. Keterlibatan masyarakat dalam pendidikan akan mempengaruhi

pendidikan itu sendiri. Maka dari itu perlu adanya suatu managemen

dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan di sekolah.

Agar keduanya saling berkesinambungan dalam meningkatkan atau

mengembangkan mutu pendidikan.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan pada SMA Islam Sudirman

Ambarawa menggunakan jenis penelitian kualititaf, yaitu penelitian yang

bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa dasarnya menyatakan dalam

(22)

tidak merubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan.(Nawawi dan

Martini, 1996:174)

Sedangkan berdasarkan sifat masalahnya penelitian ini

menggunakanmetode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan obyek

sesuai dengan apa adanya.(Sukardi, 2003:157). Penelitian ini

menggambarkan bagaimana upayamanajemen sekolah di SMA Islam

Sudirman Ambarawa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat sekitar

sekolah.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam hal ini, kehadiran peneliti dalam penelitian ini bertindak

sebagai pencari pengumpul data yang kemudian data tersebut dianalisis.

Peneliti hadir langsung dalam rangka menghimpun data, peneliti menemui

secara lansung pihak-pihak yang mungkin bisa memberikan informasi atau

data seperti halnya kepala sekolah, humas sekolah, komite sekolah, dan

masyarakat di sekitar SMA Islam Sudirman Ambarawa sebagai sampel

untuk memperoleh data. Dalam melakukan penelitian peneliti bertindak

sebagai pengamat penuh dan keadaan atau status peneliti diketahui oleh

informan.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di SMA Islam Sudirman Ambarawa

(23)

4. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang pokok yang berkaitan dan diperoleh

secara langsung dari obyek penelitian. Sedangkan sumber data primer

adalah sumber data yang dapat memberikan data penelitian secara

langsung. (Suharsimi, 2002:107)Yang menjadi sumber data primer

dalam penelitian ini adalah Waka Humas, Guru-guru, komite sekolah di

SMA Islam Sudirman Ambarawa dan masyarakat.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan dan digunakan

untuk mendukung data primer. Adapun data sekunder peneliti

mengambil kepustakaan meliputi profil sekolah, papan dokumentasi

sekolah, serta catatan-catatan tentang apa saja yang berhubungan

dengan masalah inikhususnya yang dimiliki oleh SMA Islam Sudirman

Ambarawa.

5. Metode Pengumpulan Data

Suatu proses menggandakan data primer untuk keperluan penelitian

pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode

ilmiah. Karena pada umumnya data yang akan digunakan untuk menguji

hipotesa yang telah dirumuskan (Meleong, 2007:3).Dan ada beberapa

(24)

1. Interview (wawancara)

Interview yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan yang mana dua orang atau lebih

bertatapmuka mendengarkan secara langsung informasi-informasi

atauketerangan-keterangan. (Moeleong, 2009:186)

Metode interview ini dilakukan untuk mendapatkan informasi terhadap data-data yang berkaitan dengan fokus masalah

yangditujukan kepada pihak yang berhubungan,seperti Waka humas ,

guru, komite sekolah dan masyarakat.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian (Margono,

2004:158).Observasi yang peneliti pergunakan adalah observasi non

partisipasi, Observasi non partisipasi (Non Participant Observation)

yaitu observer tidak mengambil bagian secara langsung didalam

situasi keadaan yang diobservasi, tetapi dapat dikatakan sebagai

penonton, jadi tidak sebagai pemain. Karena peneliti tidak ikut

berpartisipasi didalamnya, hanya semata – mata sebagai pengamat

saja.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

(25)

2006:231).Metode ini digunakan untuk mendapatkan data berupa

sejarah berdiri, struktur organisasi, Visi dan Misi, Jumlah personil

SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang, serta data-data

lain yang bersifat dokumen.

6. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara

sistematiscatatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk

meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan

menyajikannya sebagaitemuan bagi orang lain. Sedangkan untuk

meningkatkan pemahaman tersebut, analisis perlu dilanjutkan dengan

berupaya mencari makna (meaning). (Muhajir, 1996:104)

Untuk menganalisa data yang telah diperoleh dari hasil penelitian,

penulis menggunakan analisa deskriptif kualitatif, yaitu analisis

yangmewujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk

lapangan dan uraian deskriptif. Adapun cara pembahasan yang digunakan

untukmenganalisa data dalam hal ini, yaitu dengan menggunakan pola

pikir induktif. Yaitu berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa

yangbersifat empiris kemudian temuan tersebut dipelajari dan dianalisis

sehingga bisa dibuat suatu kesimpulan dan generalisasi yang bersifat

(26)

7. Pengecekan Keabsahan Data

Hasil data atau temuan selama pelaksanaan penelitian berlangsung

penting untuk diuji validitas dan kehandalannya, untuk membuktikan

bahawa hasil penelitian sesuai dengan fakta dan realita yang ada.

Uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian

kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman

sejawat, analisis kasus negatif dan member check. (Sugiono, 2009:270)

Dalam hal ini peneliti akan menggunakan teknik perpanjangan pengamatankarena dengan perpanjangan pengamatan ini berarti telah menambah keakraban antara peneliti dengan narasumber, sehingga antara

narasumber dengan peneliti semakin terbuka dan cenderung transparan

dan tidak akan ada yang ditutup-tutupi lagi, dari itu Validitas data akan

semakin kuat, lebih lanjut dalam menguji kredibilitas data peneliti

memfokuskan pada data yang telah diperoleh, apakah data yang telah

diperoleh setelah dicek kembali kelapangan Valid atau tidak, apabila

setelah dicek kembali tidak ada yang berubah maka data tersebut sudah

kredibel dan perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.

8. Tahap - tahap Penelitian

a. Tahap pra-lapangan

Dalam tahap ini, yang dilakukan peneliti adalah menyusun rancangan

penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan,

(27)

informan, serta menyiapkan perlengkapan penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Pada tahap ini peneliti harus mempersiapkan diri dengan menjaga

kesehatan fisik, berpenampilan rapi dan sopan saat melakukan

penelitian. Ketika memasuki lapangan, hendaknya peneliti berbaur

mejadi satu dan menjaga keakraban dengan subyek agar tidak ada

dinding pemisah antara keduanya. Selain itu peneliti juga harus

berbahasa yang baik dan jelas agar dalam mencari informasi subyek

mudah menjawabnya. Sambil berperan serta, peneliti juga mencatat

data yang diperlukan.

c. Tahap analisis data

Analisis data menurut Patton dalam kutipan Moleong (2009:103),

adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam

suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Dalam hal ini peneliti

mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan

mengategorikannya.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini akan peneliti susun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah,

fokusmasalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika

(28)

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka berisi tentang tinjauan teoritik atau

kajian pustaka mengenai, managemen sekolah dan

partisipasi masyarakat.

BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Laporan hasil penelitian meliputi gambaran umum

lokasi dan subyek penelitian serta penyajian data hasil

penelitian.

BAB IV : PEMBAHASAN

Pembahasan hasil penelitian berisi tentang analisis

data yang meliputi analisis deskriptif.

BAB V :PENUTUP

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. ManajemenSekolah

1. Pengertian Managemen Sekolah

Manajemen sekolah pada hakekatnya mempunyai pengertian yang

hampir sama dengan manajemen pendidikan. Ruang lingkup dibidang

kajian menajemen sekolah juga merupakan ruang lingkup dan bidang

kajianmenajamen pendidikan. Komponen-komponen yang harus dikelola

dengan baik menurut Mulyasa(2003: 42-43), sebagai berikut:

a. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran Manajemen kurikulumdan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kurikulum. Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Karena itu level sekolah yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran.

b. Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendaya gunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan hal itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpinan, adalah menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi personilguna mencapai tujuan sistem, membantu anggota mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier tenaga kependidikan,serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.

Lebih lanjut, Suryosubroto (2004:27)meyatakan:

(30)

b. Manajemen pendidikan merupakan suatu proses yang merupakan dasar (siklus) penyelenggaran pendidikan dimulai dari perencanaan diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian tentang usaha sekolah untuk mencapai tujuannya.

c. Manajemen pendidikan merupakan usaha untuk melakukan pengelolaan sistem pendidikan.

d. Manajemen pendidikan merupakan kegiatan memimpin, mengambil keputusan serta berkomunikasi dalam organisasi sekolah sebagai usaha untuk mencapai tujuan pendidikan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa manajemen

pendidikan merupakan usaha yang dilakukan oleh sekolah dalam

mengelola dan mengatur untuk mencapai sebuah tujuan dari sekolah itu

sendiri, mulai dari pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan,

pemantauan, dan penilaian tentang usaha sekolah.

Merujuk kepada Kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah

Umum Depdiknas dalam buku panduan Manajemen Sekolah, berikut ini

adalah bidang-bidang kegiatan manajemen pendidikan disekolah, yang

mencakup:

a. Manajemen kurikulum.

b. Manajemen kesiswaan.

c. Manajemen personalia.

d. Manajemen saranapendidikan

e. Manajemen tatalaksanasekolah

f. Manajemen keuangan

g. Pengorganisasian sekolah

(31)

Kedelapan halter sebut boleh dikatakan sebagai delapan komponen

manajemen pendidikan sekolah atau 8 bidang garapan manajemen

pendidikan persekolahan. Manajemen pendidikan mengandung

pengertiaan proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Prosesitu dimulai

dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan

penilaian.

Meskipun ditemukan pengertian manajemen atau administrasi

yang beragam, baik yang bersifat umum maupun khusus tentang

kependidikan, namun secara esensial dapat ditarik benang merah tentang

pengertian manajemen pendidikan, bahwa: (1) manajemen pendidikan

merupakan suatu kegiatan; (2) manajemen pendidikan memanfaatkan

berbagai stun berdaya; dan (3) manajemen pendidikan berupaya untuk

mencapai tujuan tertentu. (Suryo subroto, 2004:30).

Manajemen Pendidikan adalah seni dan ilmu mengelola

sumberdaya pendidikan untuk mewujudkan proses dan hasil belajar

peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan dalam

mengembangkan potensi dirinya. Sedangkan dalam konteks sekolah yaitu

Manajemen sekolah, menurut buku manajamen sekolah sebenarnya

merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang persekolahan. Ketika

istilah manajemen diterapkan dalam bidang pemerintahan akan menjadi

manajemen pemerintahan, dalam bidang pendidikan menjadi manajemen

(32)

Pada hakekatnya istilah manajemen pendidikan dan manajemen

sekolah mempunyai pengertian dan maksud yang sama. Keduany asusah

untuk dibedakan karena sering dipakai secara bergantian dalam pengertian

yang sama. Apa yang menjadi bidang manajemen pendidikan adalah juga

merupakan bidang manajemen sekolah.Demikian pula proses kerjanya

ditempuh melalui fungsi- fungsi yang sama, diturunkan dari teori

administrasi dan manajemen pada umumnya. (Usman, 2013:13)

Berkaitan dengan tujuan dan manfaat manajemen pendidikan

menurut Usman (2006:8) tujuan dan manfaat manajemen pendidikan

antara lain:

“(1) terwujudnya suasana belajar danprosespembelajaranyangefektif; inovatif,kreatif, danmeyengkan,(2)terciptanyapesertadidikyang aktif mengembangkanpotensidirinya,(3) terpenuhinya salahsatu dari4 kompetensitenagapendidikdankependidikan,(4) tercapainyatujuan pendidikan secaraefektifdanefisien, (5) terbekalinyatenagakependidikan denganteoritentangproses dantugasadministrasipendidikan,dan(6) tertasinyamasalah mutupendidikan”.

Sedangkan menurut Nawawi dalam Usman

(2006:82)menyatakantujuan manajemen pendidikanadalah“meningkatkan

efesien danefektivitas penyelenggaraankegiatan operasionalkependidikan

dalam mencapaitujuan pendidikan.”

Berdasarkan pendapat diatas, dapat dipahami bahwa manajemen

pendidikan sangatdiperlukan dalammeningkatkan kualitas maupun

kuantitas. Adanya manajemenyang

baikdalamsuatupendidikan,makapendidikanakanberjalan

(33)

kendala- kendala yang dapat menghambat pencapain tujuan dapat

terdeteksi dan diatasi dengan baik, dan selanjutnya semua hal tersebut

berguna dalam pencapain tujuan pendidikan itu sendiri agar lebih efektif

dan efisien. Jadi masalah manajemen pendidikan adalah masalah yang

sangat berperan dalam proses penyelenggaraan pendidikan baik sebagai

sarana maupun alat penataan bagi komponen pendidikan lainnya.

2. Tujuan Manajemen Sekolah.

Pada hakekatnya tujuan manajemen sekolah sama dengan tujuan

manajemen pendidikan,menurut Usman(2013:17):

a. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif, Kreatif Efektif, Menyenangkan,dan Bermakna (PAKEMB).

b. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya.

c. Terpenuhinya salah satu dari lima kopetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya kopetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer).

d. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

e. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendidikan).

f. Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% malah mutu disebabkan oleh manajemennya.

g. Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, tidak bias jender dan SARA dan akuntabel.

h. terciptanya citra positif pendidikan.

Tujuan utama penerapan manajemen sekolah pada intinya adalah

untuk penyeimbangan struktu rkewenangan antara sekolah, pemerintah

daerah dan pusat pelaksanaan proses manajemen menjadi lebih efisien.

Kewenangan terhadap pembelajaran diserahkan kepada unit yang paling

dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu sekolah.

(34)

melayani masyarakat secara maksimal sesuai dengan keinginan

masyarakat tersebut.

Tujuan lain penerapan Manajemen sekolah adalah untuk

memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan kepada

sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan

secara partisipatif. Lebih rincinya manajemen sekolah bertujuan untuk:

a. Meningkatkan mutu penidikan melalui kemandirian dan inisiatif

sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang

tersedia.

b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan

bersama.

c. Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, masyarakat,

dan pemerintah tentang mutusekolahnya.

d. Meningkatkan kompetisi yang sehat antarsekolah tentang mutu

pendidikan yangakan dicapai.

3. Fungsi Manajemen Sekolah.

Fungsi-fungsi manajemen pendidikan di sekolah adalah:

a. Merencanakan cara dan langkah-langkah mewujudkan tujuan program

b. Mengalokasikan baik sumber daya maupun kegiatan mengajar

sehingga masig-masing tahu tugas dan tanggungjawab.

c. Memotifasi dan menstimulir kegiatan staf pengajar sehingga mereka

(35)

d. Mengkoordinirkegiatananggotastafpengajardansetiapsatuantugas di

sekolahsehinggatenagadapat digunakan seefektif mungkin.

e. Menilai efektifitas program dan pelaksanaan tugas pengajaran dan

tujuan-tujuansekolahyang ditentukansudahtercapaiapabelum. Dan

menilai pertumbuhan kemampuan mengajartiapguru.

Fungsi manajemen sekolah dilihat dari bentuk masalahnya terdiri

dari bidang- bidang substansi dan manajemen sekolah. Masalah-masalah

yang merupakan bidang dari manajemen sekolah terdiri dari:

a. Bidang pengajaran atau lebih luas disebut kurikulum.

b. Bidang kesiswaan.

c. Bidang personalia.

d. Bidang keuangan.

e. Bidang sarana.

f. Bidang prasarana.

g. Bidang hubungan sekolah dengan masyarakat (humas)

Fungsi manajemen sekolah dilihat dari akivitas atau kegiatan manajemen,

meliputi:

a. Kegiatan manajerial yang dilakukan olehpara pimpinan. Kegiatan

manajerial meliputi:1) Perencanaan, 2) Pengorganisasian,

3)Pengarahan, 4) Pengkoordinasian, 5) Pengawasan, 6) Penilaian, 7)

Pelaporan,8) Penentuan anggaran.

b. Kegiatan yang bersifat operatif,yakni kegiatan yang dilakukan oleh

(36)

tujuan. Artinya, bagaimanapun baiknya kegiatan manajerial (seperti

perencanaan) tanpa didukung oleh pelaksanaan pekerjaan yang telah

direncanakan tersebut, mustahil tujuan organisasi dapat dicapai dengan

baik. Fungsi operatif ini meliputi pekerjaan- pekerjaan: 1)

Ketatausahaan, 2) Perbekalan, 3) Kepegawaian,4) Keuangan, 5)

Humas.

Pelaksanaan manajemen sekolah yang efektif dan efisien menuntut

dilaksanakan beberapa fungsi manajemen tersebut,secara terpadu dan

terintegrasi dalam pengelolaan bidang-bidang manajemen pendidikan.

Jadi melalui penerapan fungsi manajemen sekolah yang efektif

danefisien diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

4. Ruang LingkupManajemen Sekolah.

Dimaksud dengan ruang lingkup dalam tulisan ini adalah luasnya

bidang manajemen sekolah. Pada awal telah disebutkan bahwa dilihat dari

wujud permasalahannya manajemen sekolah secara substansial meliputi

beberapa bidang antaralain:

a. Bidang kurikulum (pengajaran)

b. Bidang kesiswaan

c. Bidang personaliayang mencakup tenaga edukatif dan tenaga

administrasi

d. Bidang sarana yang mencakup segala hal yang menunjang secara

(37)

e. Bidang prasarana, mencakup segala hal yang menunjang secara tidak

langsung pada pencapaian tujuan.

f. Bidang hubungan dengan masyarakat, berkaitan langsung dengan

bagaimana sekolah dapat menjalin hubungan dengan masyarakat

sekitar.

Semua bidang manajemen sekolah ini harus dikelola dengan

memperhatikan aktivitas-aktivitas manajerial dan didukung oleh aktivitas

pelaksana. Dengan demikian akan terjadi sinergi dalam pencapaian tujuan

sekolah.

B. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat 1. Pengertian Manajemen Hubungan Masyarakat

Pada dasarnya, manajemen hubungan masyarakatmerupakan

bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu

organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang

non komersial.

Manajemen hubungan masyarakat yang merupakan terjemahan

bebas dari istilah publicrelation. Kedua istilah ini akan dipakai secara

bergantian itu terdiridari semua bentuk komunikasi yang terselenggara

antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang

berkepentingan dengannya.setiap orang pada dasarnya juga selalu

mengalamihumas, kecuali jika ia adalah sejenis tarzan yang tidak

pernahbertemu ataumenyalin kontak dengan manusia lainnya. Istilah dasar

(38)

menghindari salah pengertian, kita lihat saja makna baku atau definisi dari

istilah humas tersebut langsung dari kamus induk yangpaling sering

dijadikan acuan bagi kalangan praktisi humas. (Anggoro, 2000:1)

Menurut definisi kamus terbitan Institutof PublicRelation, yakni sebuah lembaga hubungan masyarakat terkemuka di Inggris dan Eropa,

terbitan bulan November1987.”Hubungan Masyarakat adalah keseluruhan

upaya yang dilangsungkan secara terencanadan berkesinambungan dalam

rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara

suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”.Jadi hubungan masyarakat

adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasise demikian rupa

sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu,dan semuanya

itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Kegiatan hubungan

masyarakat sama sekali tidak bisa dilakukan secara sembarangan atau

dadakan.Tujuan hubungan masyarakat itu sendiri adalah untuk

memastikan bahwa niat baik dan kiprah organisasi yang bersangkutan

senantiasa dimengerti oleh pihak– pihak lainyang berkepentingan (atau

lazim disebut sebagai seluruh ”khalayak” atau publiknya). (Anggoro,

2000:2)

Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menilai

sikap masyarakat agar tercipta keserasian antaramasyarakat dan

kebijaksanaan organisasi. Karena mulai dari aktivitas program

humas,tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi tidak

(39)

Pada prinsipnya secara struktural fungsi kehumasan dalam organisasi

merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari suatu

kelembagaan atau organisasi. Fungsi kehumasan dapat berhasil secara

optimal apabila berada langsung dibawah pimpinan tertinggi pada

organisasi tersebut. Fungsi manajemen humas dalam menyelenggarakan

komunikasi timbal balik dua arah organisasi yang diwakilinya dengan

masyarakat sebagai sasaran pada akhirnya dapat menentukan sukses atau

tidaknya tujuan dan citra yang hendak dicapai oleh organisasi yang

bersangkutan. Hal tersebut sesuai dengan intisari definisi kerja hubungan

masyarakat.

Manajemen hubungan masyarakat merupakan komunikasi dua arah

antara organisasi dengan publik (masyarakat) secara timbal balik dalam

rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan

pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama. (Rosadi,

2005:119)

Dikaitkan dengan definisi hubungan masyarakat yang sekaligus

merupakanacuan fungsi kehumasan tersebut diatas maka manajemen

hubungan sekolah dengan masyarakat dimulai dari pembenahan organisasi

internal manajemen kehumasan hingga kegiatan bersifat mambangun citra

pendidikan, citra cermin, citra serba aneka lain sebagainya. Manajemen

humas pendidikan membantu memelihara aturan bersama melalui saluran

komunikasi kedalam dan keluar,agar tercapai saling pengertian atau kerja

(40)

mengidentifikasikan dan menanggapi opini masyarakat yang sesuai atau

tidak dengan kebijaksanaan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan

yang bersangkutan. Juga membantu fungsi manajemen humas dalam

mengantisipasi dan memanfaatkan berbagai kesempatan, serta tantangan

atau perubahan yang terjadi di dalammasyarakat.

Sesungguhnya peran manajemen hubungan masyarakat itu dapat

bertindak sebagai tanda bahaya yang berperan untuk mendukung atau

membantu pihak manajemen pendidikan berjaga-jaga menghadapi

kemungkinan buruk yang terjadi terhadap lembaga pendidikan. Mulai dari

timbulnya isu, berita negatif, meluasnya isu negatif yang kurang

menguntungkan terhadap lembaga pendidikan atau nama lembaga yang

sedang bermasalah hingga penurunan citra, bahkan kehilangan citra yang

dapat menimbulkan berbagai resiko yang menyangkut krisis kepercayaan

maupun krisis manajemen.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas manajemen

hubungan masyarakat akan menjalankan perannya yaitu kepentingan

menjaga nama baik dan citra lembaga pendidikan agar selalu dalam posisi

yang menguntungkan. Salah satu metode yang dipergunakan adalah

melalui cara,ajakan atau imbauan, bukan merupakan paksaan. Biasanya

manajemen humasakan melaksanakan strategi komunikasi yang lebih

jelas.

Dengan demikian, maka pendukung program kerja dan peran

(41)

komunikasi yang baik antara organisasi dan masyarakat dengan moral

yang baik. Jadi peran ideal yang harus dimiliki oleh manajemen humas

dalam suatu lembaga pendidikan antara lain sebagia berikut:

a. Menjelaskan tujuan-tujuan organisasi kepada pihak masyarakatnya.

Tugas tersebut akan terpenuhi dengan baik apabila manajemen humas

yang bersangkutan lebih memahami atau meyakini informasi yang

akan disampaikannya itu.

b. Bertindak sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar

pelaksanaannya jangan sampai informasi tersebut membingungkan

atau menghasilkansesuatu yang kadang-kadang tidak jelas arahnya

sehingga informasi menjadi sulit untuk diterima oleh masyarakat.

c. Pihak manajemen humas memiliki kemampuan untuk meliha tkedepan

atau memprediksi suatu secarat epat yang didasarkan kepada

pengetahuan akan data atau sumber informasi actual dan factual yang

menyangkut kepentingan lembaga pendidikan maupun masyarakatnya.

(Rosadi, 2005:123)

Ada hubungan saling memberi dan saling menerima antara

lembaga pendidikan dengan masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan

merealisasi apa yang dicita-citakan oleh warga masyarakat tentang

pengembangan putra putra mereka. Hampir tidak ada orang tua siswa

yang mampu membina sendiri putra–putra mereka untuk dapat

bertumbuh dan berkembang secara total , integratif dan optimal seperti

(42)

lembaga-lembaga pendidikan mengambil alih tugas ini. Lembaga pendidikan

memberikan sesuatu yang sangat berharga kepada masyarakat.

2. Manajemen Humasmeliputi

a. Perencanaan

Sebelum merumuskan program sekolah perlu mengetahui secara

pasti seperti apa citra sekolah di mata masyarakat. Hal ini identik dengan

prinsip militer yang harus senantiasa dipegang teguh dalam setiap

pertempuran. Kemenangan tidak mungkin dicapai jika situasinya tidak

dipahami dengan benar. Untuk memahami situasi memerlukan informasi

kalau mendasarkan segala sesuatunya hanya pada dugaan, perkiraan atau

bahkan angan-angansaja. Maka bisa dipastikan bahwa akankehilangan

arah dan program tadipun mengalami kegagalan. Kegiatan humasyang

sebenarnya tidaklah berupa perekayasaan atau pemolesan publivitas guna

memunculkan suatu citra yanglebih indah dari aslinya.

Adapun kegiatan humas yang sebenarnya senantiasa menjunjung

tinggi kebenaran dan kejujuran. Segala program humas baik itu program

yang berjangka panjang maupun program yang berjangka pendek harus

direncanakan dengan cermat dan hati-hati sedemikian rupa sehingga akan

diperoleh hasil–hasil yang nyata.

Adapunalasan–alasandiadakannya perencanaanhumasadalah

sebagai berikut:

1. Untuk menetapkan target–target operasi humas yang nantinya akan

(43)

2. Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang

dibutuhkan.

3. Untuk memilih prioritas-prioritas yang paling pentin gguna

menentukan:

a) Jumlah program

b) Waktu yang diperlukan guna melaksanakan segenap program

humas yang telah diprioritaskan tersebut.

4. Untuk menentukan kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai

upaya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan

jumlah dan kualitas.

a) Personal yang ada

b) Daya dukung dari berbagai peralatan fisik seperti: alat-alat kantor,

dsb

c) Serta anggaran dana yang tersedia

Kata-katayang paling penting diingat disini antara lain adalah jam

kerja, prioritas, penentuan waktu, sumber daya, peralatan, dan anggaran.

Dalam mengejar suatu tujuan kita selalu saja menghadapai hambatan

abadi yang berupa keterbatasan sumber daya. Tanpa adanya suatu program

yang terencana, kegiatan humas terpaksa beroperasi secara instingtif

sehingga mudah kehilangan arah akan selalu tergoda mengerjakan hal-hal

yang baru sementara hal-hal yang lama belum terselesaikan. Pada

akhirnya ia akan sulit memastikan sejauh mana kemajuan yang telah

(44)

saja dengan menjalankan sebuah kereta api tanpa arah tanpa halte dan

tanpa stasiun tujuan sehingga pada akhirnya ia akan kehabisan bahan

bakar dan berhenti tanpa mencapai suatu hasil yang pasti. Biasanya pola

kerja seperti itulah yang dilakukan oleh para praktisi humas yang kurang

professional. (Anggoro, 2000:75-76)

Perencanaan merupakan proses pemilihan alternatif dan proses

mengaitkan pengetahuan, fakta, imajinasi dan asumsi masa depan, serta

formulasi tujuan yang ingin dicapai, perencanaan merupakan prosesdi

mana mengadaptasi dirinyan dengan berbagai sumber untuk mengubah

lingkungan dan kekuatan-kekuatan internal yang ada didalam sistem itu

sendiri. (Soenaryo, 2000:36-37)

Pada dasarnya tujuan umum dari program kerja dan berbagai kerja

humas di lapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis antara

lembaga pendidikan dengan masyarakatnya atau stakeholder sasaran

masyarakat yang terkait. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya citra

positif, kemauan baik,saling menghargai, saling timbul pengertian,

toleransi antara kedua belah pihak.

Tujuan dari proses perencanaan program kerja untuk mengelolah

berbagai aktivitas manajemen humas tersebut dapat diwujudkan jika

terorganisasi dengan baik melalui manajemen humas yang dikelola secara

profesional dan dapat dipertanggungjawabkan hasil atau sasarannya. Hal

tersebut dapat terwujud jika keduanya mendapatkan informasi yang jelas,

(45)

b. Pengoorganisasian

Untuk mencapai tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat,

diperlukan kerjasama antara semua anggota organisasi, proses ini disebut

pengoorganisasian.

Pengoorganisasian adalah proses pembagi kerja dalam tugas-tugas

yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai

dengan kemampuannya, dan mengalokasikannya sumber daya,

mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan

organisasi. (Fatah, 1996:71)

Secara singkat kupasan Ernest Dale dapat diartikan bahwa

pentingnya pengoorganisasian adalah :

1) Tugas-tugas yang terinci harus dibuat dalam mencapai tujuan

organisasi.

2) Seluruh tugas-tugas harus dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang

secara logis dan sesuai bagi individu maupun kelompok.

3) Pekerjaan-pekerjaan anggota organisasi harus dikombinasikan secara

logis dan efisien.

4) Perlunya pengendalian dan pengawasan untuk meningkatkan

efektifitas.

Pengoorganisasian merupakan proses penyusunan struktur

organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang

melingkupinya. Pembagian kerja adalah pemerincian tugas agar setiap

(46)

sekumpulan kegiatan yang terbatas. Kedua aspek ini merupakan dasar

proses pengoorganisasian suatu lembaga pendidikan untuk mencapai

tujuannya yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

Tehnik pengoorganisasian adalah usaha sadar yang dilakukan oleh

suatu organisasi, dengan menggunakandaya analisis untuk menelaah

kelemahan-kelemahan dalamke efektifan dan koordinasi organisasi.

(Hardjito, 1997:74-79)

Organisasi dalam arti statis adalah suatu bagan atau suatu bentuk

yang berwujud dan bergerak demi tercapainya tujuan bersama, dalam

istilah lain disebutse bagai struktur atau tataraga organisasi. Jadi struktur

organisasi adalah suatu manifestasi organisasi yang menunjukkan

hubungan antara fungsi otoritas dan tanggung jawab yang saling

berinteraksi dari orang yang diberitugas dan tanggung jawabatas semua

aktivitas.

Pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan

untuk diselesaikan oleh anggota, penetapan hubungan antar pekerjaan

yang efektif diantara pekerja.Dan pengorganisasian juga dapat

didefinisikan sebagai suatu pekerjaan pembagi tugas, mendelegasikan

otoritas, dan menetapkan aktifitas yang hendak dilakukan oleh

manajemen humas. Oleh karena itu, dalam pengorganisasian diperlukan

tahapan sebagai berikut:

(47)

2) Deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktifitas

tertentu

3) Klasifikasi aktifitas dalam kesatuan yang praktis.

(Siswanto,2005:73-75)

c. Pengaktifan

Setelah setiap personalia mempunyai kejelasan tugas dan tanggung

jawab,tibalah saatnya pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.Proses

ini disebut pengaktifan. Pengaktifan adalah kegiatan menggerakkansemua

personalia agar melakukan tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengaktifan bisa juga disebut penggerakan (actuating),

pemimpinan (leading), atau pengarahan (directing). Penggerakan

dimaksudkan sebagai upaya untuk membuat semua anggota kelompok

mau bekerja dan bersedia mengembangkan segenab pikiran dan tenaganya

untuk membuat semua anggota kelompok mau bekerja dan bersedia

mengembangkan segenap pikiran dan tenaganya untuk melakukan tugas

pekerjaannya dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.

Penggerak atau pemotivasian (pengaktifan) yaitu dapat diartikan

sebagi keadaaan kejiwaan dan sikap mental yang memberikan energi

mendorong kegiatan, atau menyalurkan perilaku kearah mencapai

kebutuhan yang memberi keseimbangan secara singkat, pengaktifan

sebagai penggerak semua potensi dan sumberdaya lainnya agar secara

(48)

d. Pengedalian

Pengendalian yang dimaksudkan menentukan bagi pengajar apa

yang harus dikerjakan dan apa yang tidak harus mereka kerjakan, dan

pengajar harus mengerjakan hal-hal yang telah diinstruksikan. Dan juga

mengukur hasil kerja dan campur tangan apabila hasil yang dicapai para

guru kurang memuaskan. Pengendalian dalam suatu bentuk jelas perlu

untuk mendapatkan kinerja yangterpercaya dan terkoordinasi.

(Siswanto,2005:125)

Dalam pengendalian mengukur ke arah tujuan tersebut dan

memungkinkan untuk dideteksi penyimpangan dari perencanaan dengan

tepat pada waktunya untuk melakukan tindakan perbaikan sebelum

penyimpangan menjadi jauh. Pengendalian manajemen adalah suatu usaha

sistematik untuk menetapkan standart kinerja dengan sasaran perencanaan,

mendesain umpan balik informasi, membandingkan kinerja actual dengan

standart yang telah ditetapkan, menentukan apakah terdapat

penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan

mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa

semua sumberdaya lembaga pendidikan yang sedang digunakan sedapat

mungkin secara lebih efeksien dan efektif guna mencapai tujuan

pendidikan. Berdasarkan batasan di atas terdapat empat langkah

pengendalian sebagai berikut yaitu:

1) Menetapkan standart dan metode untuk pengukuran kinerja

(49)

3) Membandingkan kinerja sesuai dengan standart

4) Mengambil tindakan perbaikan

Sebagai bahan perbandingan ada batasan pengendalian sebagai

suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi apakah aktifitas

organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Apabila belum dilaksan akan didiagnosis factor penyebabnya untuk

selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Berdasarkan batasandiatas

,tampaklah betapa pentingnnya aktifitas pengendalian, kebutuhan

pengendaliansama pentingnya dengan kebutuhan perencanaan.Aktifitas

perencanaan sebagai kunci awal pelaksanaan aktifitas organisasi

sedangkan aktifitas pengendalian sebagi kunci akhir untuk evaluasi

aktifitas yang telah dilaksanakan sekaligus melakukan tindakan perbaikan

apabila perlu. (Siswanto,2005:139-141)

C. Partisipasi Masyarakat

Dalam penyelenggaraan pendidikan, peran serta masyarakat sangat

penting, sebagai salah satu elemen pendukung terwujudnya pendidikan

berbasis masyarakat sehingga, manfaat kehadiran pendidikan benar-benar

dirasakan masyarakat.Salah satu bentuk peran serta masyarakat adalah

melakukan pemberdayaan masyarakat dengan memperluas partisipasi

masyarakat dalam pendidikan yang meliputi peranserta perorangan,

kelompok, keluarga, organisasi profesi,dan organisasi kemasyarakatan dalam

penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Masyarakat

(50)

pendidikan. Oleh karena itu, masyarakat berhak melaksanakan pendidikan

yang berbasis masyarakat, dengan mengembangkan dan melaksanakan

kurikulum danevaluasi pendidikan, serta managemen dan pendanaanya sesuai

dengan standar pendidikan nasional. Pendidikan yang berbasis

masyarakatdapat bersumber dari penyelenggara, masyarakat, pemerintah,

pemerintah daerah, dan sumber lainnya. Demikian juga lembaga pendidikan

yang berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi dana,dan

sumberdaya lain secara adil dan merata dari pemerintah pusat dan pemerintah

daerah.

Partisipasi masyarakat tersebut kemudian dilembagakan dalam

bentuk dewan pendidikan dan komite sekolah. Dewan pendidikan adalah

lembaga mandiri yang beranggotakan berbagaiunsur masyarakat yang perduli

terhadap pendidikan sedangkan komite sekolah adalah lembaga yang terdiri

dari unsur orang tua, komunitas, serta tokoh masyarakat yang peduli

pendidikan. Dewan pendidikan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan

pendidikan, dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga,

sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan dalam tingkat nasional,

profinsi, dan kabupaten yang tidak mempunyai hubungan hirarkis. Sedangkan

peningkatan mutu pelayanan ditingkat satuan pendidikan dan peran tersebut

menjadi tanggung jawab komite sekolah. (Mahfud, 2006:61-62)

Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnaya

merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan

(51)

sekolah sebagai system social merupakan bagian integral dari system social

yang lebih besar, yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki

hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan

secara efektif dan efisien. Sebaliknya sekolah harus menunjang pencapaian

tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan

pendidikan. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban untuk memberikan

penerangan tentang tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan, serta

keadaan masyarakat. Sebaliknya sekolah juga harus mengetahui dengan jelas

apa kebutuhan,harapan dan tuntutan masyarakat,terutama terhadap sekolah.

Dengan perkataanlain, antara sekolah dan masyarakat harus dibina suatu

hubungan yang harmonis. Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan

antara lain: (1). Memajukan kualitas pembelajaran, dan pertumbuhan anak,

(2). Memperkokoh tujuan serta meningkatkankualitas hidup dan penghidupan

masyarakat, dan (3). Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan

dengan sekolah. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, banyak cara yang dapat

dilakukan oleh sekolah dalam menarik simpati masyarakat terhadap sekolah

dan menjalin hubungan yang harmonis antara sekolah masyarakat. Hal

tersebut antara lain dapat dilakukan dengan memberitahu masyarakat

mengenai program- program sekolah,baikprogram yangt elah dilaksanakan,

maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran

yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan.

Hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat ini

(52)

memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Namun tidak berarti

pada masyarakat yang masih kurang menyadari pentingnya pendidikan,

hubungan kerjasama ini tidak perlu dibina. Pada masyarakat yang kurang

menyadari akan pentingnya pendidikan, sekolah dituntut lebih aktif dan

kreatif untuk menciptaka hubungan kerjasama yang lebih harmonis.

Jika hubungan sekolah dengan mesyarakat berjalan dengan baik,

rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah

juga akan baik dan tinggi. Agar terjadi hubungan dan kerjasama yang baik

antar sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan memiliki

gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. Gambaran dan

kondisi sekolah ini dapat diinformasikan kapada masyarakat malalui laporan

kepada orang tua murid,bulletin bulanan kunjungan ke sekolah, kunjungan ke

rumah murid, laporan tahunan. (Mulyasa, 2002:51-52)

Lembaga pendidikan selalu mengadakan kontak hubungan dengan

lingkungannya yang disebut sebagai supra sistem.Kontak hubungan ini

dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau lembaga itu tidak mudah punah

atau mati.Hanya sistem terbuka yang memiliki usaha terus menerus untuk

menghalangi kemungkinan terjadinya kepunahan.

Sekolah yang tidak punyan nama baik di mata masyarakat dan

akhirnya mati, adalah sekolah yang tidak mampu membuat hubungan baik

dengan masyarakat pendukungnya. Sebaliknya sekolah yang mampu

mengadakan kontak hubungan dengan masyarakatnya akan bisa bertahan

(53)

Untuk mencapai akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat,

komunikasi perlu terjalin dengan sebaik mungkin, sebab dengan informasi

yang diperoleh melalui komunikasi, masyarakat dan sekolah berusaha untuk

saling terbuka satu sama lain. Melalui hal itu tercipta transparansi yang

memberikan kepada sekolah kerangka akuntabilitas yang baik. Transparansi

dan akuntabilitas pada gilirannya akan melahirkan rasa saling percaya. Rasa

saling percaya akan timbul manakala perilaku masing-masing pihak bisa

diprediksi oleh pihak lain. Untuk bisa diprediksi oleh pihak lain, kedua belah

pihak harus bersikap terbuka dan jujur. Sikap terbuka dan jujur inilah yang

kemudian melahirkan sikap saling percaya.

Sikap saling percaya akan membuat hubungan sekolah dengan

masyarakat menjadi harmonis.Keharmonisan ini,jikabisa dipertahankan dalam

waktu lama akan membuahkan rasa saling memiliki ( sense of belonging ) masyarakat terhadap sekolah.Jika masyarakat sudah merasa memiliki sekolah,

maka masyarakatpun akan merasa ikut bertanggung jawab terhadap sekolah.

Dengan demikian, maka dukungan masyarakat baik dalam bentuk materi

maupun dalam bentuk ynag lain akan lebih mudah diperoleh sekolah.

Untuk bisa menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap

sekolah, sekolah mesti sebanyak mungkin menjalin komunikasi dengan

masyarakat.Untuk bisa menghasilkan komunikasi yang efektif, yang berupa

saling pengertian dan hubungan yang semakin baik, maka sekolah perlu:

1. Bersikap terbuka dan jujur terhadap masyarakat melaluijalinan

(54)

2. Mampu menyerap aspirasi masyarakat tentang pendidikan yang

diharapkan masyarakat.

3. Berusaha untuk memahami keadaan masyarakat, baik dari segi sosial

budaya maupun ekonomi masyarakat

4. Menterjemahkan kondisi masyarakat tersebut melalui program

pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat

Dengan rasa memiliki masyarakat terhadap sekolah, komunikasi

sekolah dalam rangka kerjasama sekolah dengan masyarakat akan menjadi

lebih lancar. Kerjasama antara sekolah dengan masyarakat memang terlihat

belum maksimal. Bentuk kerjasama dan partisipasi masyarakat dalam bidang

pendidikan bisa bermacam-macam, baik berbentuk materi maupun dalam

bentuk non material. Bentuk non materi misalnya aktifny aanggota masyarakat

dalam kelembagaan komite sekolah melalui pemberian saran dan ide-ide

tentang pengembangan sekolah. Sedangkan dalam bentuk materi bisa berupa

sumbangan masyarakat kepada sekolah.

Kerja sama dan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan

memerlukan kesadaran masyarakat akan arti penting peran mereka dalam

peningkatan kualitas pendidikan. Untuk menghasilkan kerja sama dan tingkat

partisipasi yang tinggi, pertama kali sekolah harus menyadarkan masyarakat

akan peran mereka dalam pembangunan pendidikan. Setelah kesadaran itu

tercapai, sekolah mesti melakukan komunikasi secara lebih intensif dengan

masyarakat agar kesadaran masyarakat berbuah dukungan. Untuk itu

Gambar

Table 1 No. Jenis Jumlah Jumlah (M2)
Table 3 No.
Table 4 Ijazah Tertinggi Jumlah
Table 5 No.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Polong dan Biji per Tanaman Aplikasi insektisida nabati dapat mengurangi kerusakan polong akibat aktivitas makan hama pengisap polong, sehingga mempengaruhi

Sampel yang di dapat dari responden kelas XI hasilnya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan siswa tentang ketersediaan sarana prasarana laboratorium

pernyataan yang tersedia. e) Nilai = 1, diberikan jika responden memberikan jawaban “Sangat tidak setuju”. dari pernyataan

Hah kali ini aku tidak akan pake cara instal ulang ternyata cara mengatasi internet “the server’s security certificate is not yet valid”1. Pada browser Google Chrome itu Cuma

Setelah terjadi pertemuan dan semuanya sesuai dengan kesepakatan, maka gammer sebagai penjual menyerahkan gold yang akan dijual dengan cara meng- klik pada human (pembeli)

Pengendalian pencemaran sungai dapat dilakukan dengan cara inventarisasi dan pemetaan sumber pencemar yang berpotensi mencemari Sungai Lamat dan penentuan status

Wanea Manado didapatkan bahwa responden yang memiliki sikapbaik dan penggunaan buku KIA baik ada 60 orang (96,8%) dan yang memiliki sikap baik namun penggunaan buku

Barang/Jasa Dinas Pekerjaan Umum Bidang Bina Marga yang di Tetapkan berdasarkan Keputusan Pengguna Anggaran Kabupaten Lebong Nomor : 824|184|600IKPTS/DPUIK/2014 Tanggal