• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Kewarisan Adat Desa Ampekale, Kecamatan Bontoa – Kabupaten Maros - Repositori UIN Alauddin Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Kewarisan Adat Desa Ampekale, Kecamatan Bontoa – Kabupaten Maros - Repositori UIN Alauddin Makassar"

Copied!
198
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Gambar Peta Desa Ampekale
Tabel 1. 4
Tabel 1.5, menunjukkan distribusi jumlah penduduk berdasarkan yang
Tabel 1. 8
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembagian harta waris, masyarakat Desa Petaonan mempunyai ketentuan yaitu bagian perempuan lebih banyak dari pada bagian laki-laki menurut pandangan

dalam proses pembagian harta warisan setelah pewaris meninggal dunia akan dilakukan dengan cara musyawarah dengan dihadari semua ahli waris, baik anak laki-laki dan anak

Dalam hal ini seluruh harta kakek akan diwarisi oleh cucu laki-laki dari anak laki- laki (Ca), sedangkan cucu laki-laki dari anak perempuan (Cb) tidak mendapat

Kebiasaan yang terjadi di dalam masyarakat adat Desa Pencong Kecamatan Biring Bulu Kabupaten Gowa harta warisan dibagi-bagi kepada ahli waris meskipun pewaris

Jumlah hakim di Pengadilan Agama Barru sebanyak sepuluh orang, delapan hakim perempuan dan empat orang hakim laki-laki, demikian itu tak menjadi alasan bagi para

3. Adanya waris yaitu orang yang menerima pengalihan atau penerusan atau pembagian harta warisan itu. Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengkaji

Dapat dipahami dari ketentuan tersebut bahwa bila anak laki-laki bersama dengan anak perempuan, maka mereka mendapatkan seluruh harta bila tidak ada ahli waris lain

Kedudukan anak laki laki dan perempuan suku batak karo dalam sistem pembagian harta warisan dalam budaya adat pada masyarakat desa Manuk Mulia, sistem kekerabatan bersifat patrilineal