• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN NGAWI TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN NGAWI TAHUN 2014"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN NGAWI

(2)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 1

BAB I

PENDAHULUAN

Sejak diberlakukannya desentralisasi, beberapa peraturan perundang-undangan bidang kesehatan sebagai tindak lanjut Undang No. 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang kemudian juga diganti dengan Undang-Undang No 33 Tahun 2004, telah dan terus disusun. Peraturan Perundang-Undangan kesehatan bidang kesehatan antara lain :

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 574/Menkes/SK/IV/2000 tentang

Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 120/Menkes/SK/VII/2003 tentang

Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Propinsi Sehat dan Kabupaten Sehat.

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan

Dasar Puskesmas

4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 741/Permenkes/VII/2008 tentang Standart

Pelayanan Minimal ( SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 74 Tahun 2014 tentang Puskesmas.

Untuk mengukur keberhasilan penbangunan kesehatan tersebut diperlukan Indikator antara lain Indikator Indonesia Sehat dan Indikator Kinerja dari SPM Bidang Kesehatan.

Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian Kabupaten Ngawi Sehat dan Hasil Kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal adalah Profil Kesehatan Kabupaten Ngawi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Profil Kesehatan Kabupaten Ngawi ini pada intinya berisi berbagai data/informasi yang menggambarkan tingkat pencapaian Kabupaten Ngawi Sehat dan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan SPM bidang Kesehatan, untuk itu perlu dibuat Profil Kesehatan Kabupaten.

(3)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 2

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. KEADAAN LINGKUNGAN.

1. Rumah Sehat

Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak berbuat dari tanah.

Dari kompilasi data yang dikumpulkan melalui Profil Kesehatan Kabupaten Ngawi,

prosentase Rumah Sehat sebesar 24,48 % dari 36.731 rumah yangdiperiksa. Sedangkan

target Indonesia Sehat 2010 sebesar 80,00 %. Dari rumah yang diperiksa tidak terdapat penjelasan, misalnya rumah yang diperiksa berlokasi di pedesaan atau perkotaan. Perlu

upaya program terkait untuk meningkatkan persentase rumah sehat. (Tabel 58 ).

2. Tempat Pengelolaan Makanan.

Tempat Pengelolaan Makanan yang dibina meliputi ( Jasa Boga, Rumah makan/ Restoran, Depot Air Minum/DAM, Makanan Jajanan ) jumlah yang dibina sebanyak 1.430 yang diujipetik sebanyak 249 ( tabel 65 ). TPM memenuhi syarat hygiene sanitasi sebanyak 264 sedangkan TPM yang tidak memenuhi syarat hygiene sanitasi sebanyak 37 ( tabel 64 ).

Tempat Umum Pengelolaan Makanan merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang, dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit. TUPM meliputi : SD, SLTP, SLTA, Puskesmas, RSU, Hotel, TPUM sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat Kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang memadai.

(4)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 3 Untuk TUPM yang ada sebanyak 841 buah sedangkan yang sehat 688 (81,8 %). (Tabel 63).

3. Akses Terhadap Air Minum

Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut sumur gali terlindung, sumur gali dengan pompa, sumur bor dengan pompa, terminal air, mata air terlindung, penampungan air hujan dan perpipaan. Data dari hasil kompilasi Profil Kabupaten pada tahun 2014 seperti dapat dilihat pada tabel 59 ternyata yang ada datanya hanya berasal dari 24 Puskesmas. Yang dapat mengakses air bersih sebanyak 474.198 penduduk dari total penduduk 827.829 dengan rincian sebagai berikut yang menggunakan sumur gali terlindung sebanyak 260.276 penduduk, sumur gali dengan pompa sebanyak 255.812 penduduk, terminal air sebanyak 120.528 penduduk, mata air terlindung yaitu 336, penampungan air hujan sebanyak 2792 penduduk, sedangkan perpipaan sebanyak 64.388 penduduk ( tabel 59 ).

4. Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar.

Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga (Tabel 61) meliputi Jamban ( komunal, leher angsa, plengsengan, cemplung). Dari 827.829 penduduk yang ada, yang menggunakan jamban Leher angsa sebanyak 485.868 penduduk sedangkan yang menggunakan jamban cemplung sebanyak 274.192 penduduk. (tabel 61).

B. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT.

Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat, disajikan dalam beberapa indikator yaitu persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan menurut cara pengobatan, persentase penduduk yang berobat jalan menurut tempat berobat, persentase anak 2 – 4 tahun yang pernah disusui, kebiasaan merokok, persentase penduduk yang melakukan aktivitas fisik, dan kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan sehat. Sedangkan indikator komposit rumah tangga sehat terdiri dari 10 indikator yaitu pertolongan persalinan oleh nakes, balita diberi ASI eksklusif, mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, tidak merokok, melakukan aktifitas fisik setiap hari, makan sayur dan buah setiap hari, tersedianya akses terhadap air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni dan lantai rumah bukan dari tanah.

(5)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 4

1. Rumah Tangga Ber-PHBS.

Dari tabel 57 menunjukan bahwa di Kabupaten Ngawi, terdapat Rumah Tangga Sehat Ber-PHBS sebesar 12.845 (35,8 %) Rumah Tangga Sehat yang dipantau, jika dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 sebesar 80,00 % maka cakupan rumah tangga ber PHBS masih jauh di bawah target nasional.

2. ASI Eksklusif.

Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberikan manfaat bagi bayi baik sisi/aspek gizi (kolostrum yang mengandung imunoglobulin A/IgA, whei – casein, decosahexanoic / DHA dan arachidonic / AA dengan komposisi sesuai), aspek imunologik (selain IgA, terdapat laktoferin,lysosim dan 3 jenis leucosit yaitu brochus – associated lymphocyte/BALT, gut associated lymphocyte tissue/GALT, mammary associated lymphocyte tissue/MALT serta factor bifidus), aspek psikologik (interaksi dan kasih sayang antara anak dan ibu), aspek kecerdasan, aspek neurologik (aktifitas menyerap ASI bermanfaat pada koordinasi syaraf bayi), aspek ekonomik serta penundaan kehamilan (metode amenorea laktasi/MAL). Selain Aspek – aspek tersebut, dengan ASI juga dapat melindungi bayi dari sindrom kematian bayi secara mendadak (sudden infant death syndrome/SIDS).

Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif sebesar 3.087 (79,2%) dari seluruh jumlah bayi sebesar 3.896 bayi. (Tabel 39).

3. Posyandu.

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal oleh masyarakat, posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas. Posyandu dikelompokan menjadi 4 strata. Posyandu Purnama yaitu posyandu dengan cakupan 5 program atau lebih dengan melaksanakan kegiatan 8 kali atau lebih per tahun. Untuk cakupan Posyandu Purnama 820 (69,02 %), Cakupan Posyandu Mandiri 63 (5,30 %), cakupan Posyandu Madya 291 (24,49 %) dan cakupan Posyandu Pratama 14 (1,18 %). (Tabel 69).

(6)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 5

Gambar 1 : Proporsi Posyandu Menurut Stratanya, Kabupaten Ngawi 2013

4. Pembiayaan Kesehatan Oleh Masyarakat.

Dalam rangka meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, sejak lama dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Pada saat ini berkembang berbagai cara pembiayaan kesehatan praupaya, yaitu JKN, PBI APBN, PPU, Jamkesda dan asuransi kesehatan lainnya. Untuk pembiayaan kesehatan di Kabupaten Ngawi yang telah mencapai target untuk JKN sebanyak 477.618, PBI APBN sebanyak 419.450, PPU sebanyak 85.499, Jamkesda sebanyak 23.181 (Tabel 53).

(7)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 6

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. MORTALITAS

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survey dan penelitian.

1. Angka Kematiam Bayi ( AKB ).

Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survey, karena sebagaian besar kematian terjadi dirumah, sedangkan data kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia berasal dari berbagai sumber yaitu Sensus Penduduk, Surkesnas/Susenas dan Survei demografi dan Kesehatan Indonesia (SDIK).

Dalam beberapa tahun terakhir AKB telah banyak mengalami penurunan yang cukup besar, AKB menurut hasil Suskesnas/Susenas.

Kabupaten Ngawi tidak bisa menyebutkan Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2014 karena jumlah bayi lahir hidup kurang dari 100.000 maka diganti dengan jumlah Lahir Mati 16 bayi, dengan perincian 9 bayi laki-laki dan 7 bayi perempuan. (Tabel 5). Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurut AK dalam beberapa waktu terakhir memberi gambaran adanyan peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan masyarakat.

(8)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 7

2. Angka Kematian Ibu Maternal ( AKI ).

Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) diperoleh berbagai survey yang dilakukan secara khusus. Dengan dilaksanakannya Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih luas disbanding survey sebelumnya.

Kabupaten Ngawi tidak bisa menyebutkan Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) tahun 2014 karena jumlah ibu kelahiran kurang dari 100.000 maka diganti dengan Jumlah Kematian ibu Maternal 11 orang (tabel 6).

Tabel. 1 Angka Kematian Ibu Maternal ( AKI ) Indonesia Hasil SDKI tahun 1994 - 2007

No Jenis Penelitian/Survei Tahun Perkiraan

AKI 1. 2. 3. 4. SDKI SDKI SDKI SDKI 1994 1997 2002 2007 390 334 307 228 Sumber : Profil Indonesia 2010, Depkes.

B. MORBIDITAS.

Angka Kesakitan penduduk didapat dari data yang berhasil dari masyarakat (community based data) yang dapat diperoleh dengan melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data baik dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun dari sarana pelayanan kesehatan (Facility based data) yang diperoleh melalui sestem pencatatan dan pelaporan.

1. Penyakit Menular.

Penyakit menular yang disajikan dalam profil kesehatan propinsi, antara lain penyakit malaria, TB Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

1.a. Penyakit Malaria.

Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, perkembangan penyakit malaria dipantau melalui annual

(9)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 8 parasite incidence (API), dari hasil SPM terdapat penderita malaria 4 orang (Tabel 22).

1..b. Penyakit TB Paru.

Menurut hasil Suskesnas 2001, TB Paru menempati urutan ke 3 penyebab kematian umum, selain menyerang paru, Tuberculosis dapat menyerang organ lain (extra pulmonary). Dari data (Tabel 7, 8 dan 9) yang berhasil dikumpulkan menunjukan kasus BTA (+) pada tahun 2014 dikumpulkan sebanyak 441 orang, diobati 441 orang, Sembuh 367 Orang (88 %).

1.c. Penyakit HIV/AIDS.

Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukan peningkatan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra – sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatkan perilaku seksual yang tidak aman dan meningkatkan penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat resiko penyebaran HIV/AIDS.

Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai Negara dalam tingkat epidemic yang konsentrasi, yaitu adanya prevalensi lebih dari 5 % pada sub populasi tertentu, missal pada kelompok pekerja sexsual komersil dan penyalahgunaan NAPZA. Tingkat epidemic ini menunjukan tingkat perilaku beresiko yang cukup aktif menularkan dilalam suatu sub populasi tertentu.

Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es, yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil dari pada jumlah yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia yang sebenarnya belum diketahui dengan pasti. Diperkirakan jumlah orang dengan HIV di Indonesia pada akhir tahun 2003 mencapai 90.000 – 130.000 orang.

Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS yang dilaporkan sampai dengan 31 Desember 2014 di kabupaten Ngawi terdapat 69 kasus HIV yang terdiri dari 31 penderita laki-laki dan 38 penderita perempuan, untuk kasus AIDS 31 kasus, dengan 17 penderita laki-laki dan 14 penderita AIDS

(10)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 9 Perempuan. Sedangkan kematiannya sejumlah 13 kematian. Cara penularan AIDS yang terbesar adalah melalui hubungan hetero seksual dan melalui suntikan, yang ada kaitannya dengan penyalahgunaan NAPZA. Serta melalui skrening HIV/AIDS terhadap darah donor dan upaya pemantauan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual ( PMS ).

Berikut adalah peta sebaran HIV/AIDS di Kabupaten Ngawi :

Gambar 2. Peta sebaran HIV/AIDS di Kabupaten Ngawi 2013

Berdasarkan waktu peningkatan penderita HIV/AIDS di kabupaten Ngawi meningkat cukup tajam. Pada tahun 2008 di kabupaten Ngawi ditemukan hanya 4 kasus HIV/AIDS, pada akhir tahun 2014 ditemukan 69 kasus HIV/AIDS.

Berikut adalah grafik penemuan penderita HIV/AIDS di kabupaten Ngawi Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2014

(11)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 10

Gambar 3 Penemuan Kasus HIV/AIDS Tahun 2008 sd Tahun 2014

1.d. Infeksi Saluran Pernafasan ( ISPA ).

ISPA masih merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia. Dari beberapa hasil kegiatan SKRT diketahui bahwa 80,00% sampai 90,00% dari seluruh kasus kematian ISPA disebabkan pneumonia. Pneumonia merupakan penyebab kematian pada balita dengan peringkat pertama hasil dari Suskesnas 2001. ISPA sebagai penyebab utama kematian pada bayi dan balita diduga karena pneumonia dan merupakan penyakit yang akut dan kualitas penata laksananya masih belum memadai.

Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit infeksi saluran pernafasan akut lebih difokuskan pada penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita pneumonia balita yang ditemukan. Jumlah balita penderita Pneumonia yang dilaporkan pada tahun 2013 yaitu 568 Balita atau 9 % dari jumlah perkiraan kasus Pneumonia pada balita. Selanjutnya lihat Tabel 13.

1.e. Penyakit Kusta.

Dalam kurun waktu 10 tahun (1991-2001), angka prevalensi penyakit kusta secara nasional telah turun dari 4,5 per 10.000 penduduk pada tahun 2001. Pada tahun 2002 prevalensi sedikit meningkat menjadi 0,95 dan pada tahun 2003 kembali menurun menjadi 0,8 per 10.000 penduduk. (Profil kesehatan Indonesia 2003, Depkes).

(12)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 11 Meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi kusta pada pertengahan tahun 2000, sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti masih tingginya jumlah penderita kusta di Indonesia dan merupakan Negara dengan urutan

ketiga penderita terbanyak didunia. Penyakit kusta dapat

mengakibatkan kecacatan pada penderita. Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma dikalangan masyarakat dan sebagaian petugas. Akibat dari kondisi ini sebagian penderita dan mantan penderita dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan.

Diketahui di Indonesia masih banyak menyimpang kantong - kantong kusta yang kebanyakan berada di kawasan Timur.

Indonesia salah satunya adalah Jawa Timur.

Kabupaten Ngawi pada tahun 2014 terdapat 4 Penderita PB dan 52 Penderita MB, tahun 2011 terdapat 6 Penderita PB dan 35 penderita MB, tahun 2010 terdapat 5 penderita RFT PB dan 4 penderita PB sedangkan tahun 2009 terdapat 0 penderita MB dan 0 penderita RFT MB. (Tabel 14, 15, 16 dan 17).

2. Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31).

PD31 merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri, Pertusis, Polio dan Hepatitis B. (Tabel 21).

2.a. Tetanus Neonatorium. ( TN )

Jumlah kasus tetanus neonatorum di Indonesia pada tahun 2003 sebanyak 175 kasus dengan angka kematian (CFR) 565 (Sumber : Profil Kesehatan Indonesia 2003, Depkes). Angka ini sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini diduga karena meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, namun secara keseluruhan CFR masih tetap tinggi. Penanganan tetanus neonatorum tidak mudah,

(13)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 12 yang terpenting adalah usaha pencegahan yaitu pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasi TT pada ibu hamil.

Kasus Tetanus NonNeonatorum di Kabupaten Ngawi pada tahun 2014 hasil dari kompilasi data/informasi 24 Puskesmas, terdapat 1 kasus Penderita, sedangkan untuk Tetanus Neonatorium tidak terdapat kasus (tabel 19).

2.b. Campak.

Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar biasa. Sepanjang tahun 2003 frekuensi KLB campak menempati urutan ke empat, setelah DBD, Diare dan chikungunya dengan CFR 0,34 %. Angka kematian berfrekuensi, pada tahun 2001, sebesar 1,6 %, tahun 2002 turun menjadi 1,45% dan pada tahun 2003 turun lagi menjadi 0,3 %. (Profil Kesehatan Indonesia 2003, Depkes). Untuk jumlah kasus campak di kabupaten Ngawi tahun 2014, hasil dari kompilasi data / informasi di 24 Puskesmas sebanyak 115 kasus dan kasus tertinggi di temukan wilayah kerja Puskesmas Pitu sebanyak 49 kasus. ( Tabel 20 ).

2.c. Difteri.

Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relative rendah, rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi, namun KLB difteri masih terjadi dan CFR nya tinggi.

Di Kabupaten Ngawi tahun 2014 ditemukan 6 Penderita Difteri ( Tabel 19 ).

2.d. Pertusis.

Kasus Pertusis pada tahun 2014 di Kabupaten Ngawi hasil dari kompilasi data/Informasi dari 24 Puskesmas terdapat 11 kasus ( tabel 19 ).

2.e. Hepatitis B.

Kasus Hepatitis pada tahun 2014 di Kabupaten Ngawi hasil dari kompilasi data/Informasi dari 24 Puskesmas tidak terdapat kasus ( tabel 20 ).

(14)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 13

2.f. AFP .

Di Puskesmas Kabupaten/Kota Ngawi pada tahun 2014 terdapat 11 kasus AFP yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas Ngrambe, Jogorogo, Kendal, Geneng, Kwadungan, Pangkur, Bringin, Kasreman, Ngawi Purba, Kedunggalar, dan Pitu (Tabel 18).

3. Penyakit Potensi KLB / Wabah.

3.a. Demam berdarah Dengue.

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh propinsi. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian relative tinggi. Angka insiden DBD secara nasional berfungsi dari tahun ke tahun. Pada awalnya pola epidemik terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir mengalami perubahan dengan cenderung menurun.

Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M), pemantauan angka bebas jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanggulangannya di rumah tangga. Jumlah kasus DBD di Kabupaten Ngawi tahun 2014 dari hasil kompilasi dari 24 Puskesmas, terdapat 186 kasus, sedangkan yang ditangani 186 kasus (100 %) yang meninggal 4 penderita (tabel 21).

(15)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 14

Gambar 4 . peta sebaran Kasus DBD di Kabupaten Ngawi 2013

3.b. Diare.

Pada tahun 2010 kejadian luar biasa (KLB) diare di 11 Propinsi dengan jumlah penderita sebanyak 4.204 orang, jumlah kematian sebanyak 73 orang dengan CFR 1.74%. Nilai CFR tersebut sama dengan CFR tahun 2009. Kecenderungan CFR pada periode tahun 2006 s/d 2010 terdapat pada tabel berikut.

Tabel 2. Case Fatality Rate (CFR) pada KLB Diare di Indonesia Tahun 2006 - 2010 NO. Tahun CFR 1 2006 2,16 2 2007 1,79 3 2008 2,94 4 2009 1,74 5 2010 1,74

Untuk kasus di kabupaten Ngawi yang tercatat melalui Profil Kesehatan di 24 Puskesmas , jumlah penderita Diare pada tahun 2014 perkiraan

(16)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 15 kasus sebanyak 17.716, sedang yang ditangani 10.907 (61,6 %). Lihat di Tabel 13.

Gambar 5 peta sebaran Kasus Diare di Kabupaten Ngawi 2013

3.c. Filariasis.

Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu “ The Global of Elimination of Lymphatic as a Public Health Problem the Year 2020 “.

Di Indonesia sampai dengan tahun 2003 kasus kronis Filariasis telah menyebar ke 30 propinsi dan ditemukan 3 spesies cacing filarial, yaitu Wucherecia banccrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Penderita Filariasis di Kabupaten Ngawi tahun 2014 tidak ditemukan kasus (tabel 23.)

C. STATUS GIZI.

Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur Kurang energi Kronis (KEK).

(17)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 16

1. Bayi dengan berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ).

Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena premature atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Dinegara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria dan menderita penyakit menular sexual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat kehamilan. Sementara itu jumlah BBLR di Kabupaten Ngawi tahun 2014 sebanyak 34 dari jumlah kelahiran sebanyak 11.163 (Tabel 37).

2. Status Gizi Balita.

Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah pengukuran secara anthropometric yang menggunakan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U). Dari hasil Susenas diperoleh gambaran pekembangan status gizi balita. Dari laporan hasil Survei komsumsi Garam Yodium Rumah Tangga diketahui bahwa di Indonesia, balita yang gizi kurang/buruk (KKP) sebesar 25,82 % pada tahun 2002 dan 28,17 % pada tahun 2003 (Depkes, 2003).

Jumlah Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ngawi tahun 2014 adalah 68 Balita dan yang mendapatkan Perawatan 68 (100 % )(Tabel 48)

Gambar 6 : Perkembangan Kasus Gizi Buruk Di Ngawi 2006 - 2013

(18)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 17

(19)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 18

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya pada tahun 2009.

A. Pelayanan Kesehatan Dasar.

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagaian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi.

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

a. Pelayanan Antenatal.

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayan antenatal dapat dilihatkan cakupan pelayanan K1 dan K4.

Cakupan K1 atau juga disebutkan akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan srandar serta paling sedikit empat kali kunjungn, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada

(20)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 19 trimester dus dan dus kali pada trimester ke tiga. Angka ini dapat dimanfatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Gambaran persentase cakupan pelayanan K4 Kabupaten Ngawi pada tahun 2014 sebesar 11.554 (86,4 %) dari seluruh ibu hamil sebanyak 13.374 orang (Tabel 29).

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan.

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir

sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (professional).

Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan di 24 Puskesmas tahun 2014 menunjukan bahwa cakupan persalinan pertolongan oleh tenaga kesehatan (NAKES) 11.392 (89,2 %) orang dari 24 Puskesmas yang ada. (Tabel 29).

(21)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 20

c. Kunjungan Neonatus.

Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.

Jumlah proyeksi neonatus pada tahun 2014 sebanyak 11.894 di lakukan kunjungan lengkap sebanyak 10.668 (89,7%). Untuk kunjungan neonatus dapat dilihat pada tabel 38.

e. Pelayanan Kesehatan Bayi.

Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari 24 Puskesmas menunjukkan cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Ngawi pada tahun 2013 dengan Jumlah Bayi 11.894 dengan Pelayanan Kesehatan Bayi 10.645 (89,5%). (Tabel 40)

2. Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD dan setingkat.

Pelayanan kesehatan pada kelompok murid SD dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan guru UKS dan Dokter kecil.

Dari hasil pengumpulan data/indikator Kinerja SPM bidang kesehatan dari 24 Puskesmas menunjukan bahwa cakupan pelayanan kesehatan murid kelas 1 SD dan setingkat sebanyak 12.534 dari total murid 12.724 (98,5%)( Tabel 49 )

3. Pelayanan Keluarga Berencana.

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) menurut hasil pengumpulan data pada tahun 2014 sebesar 160.075 sedangkan yang menjadi peserta KB aktif sebesar 116.248 (72,6 %), sedang Peserta KB Baru 13.243 (8,3 %). (Tabel 36).

(22)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 21

4. Pelayanan Imunisasi.

Pencapaian universal child immunization pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkatan kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I.

Pada tahun 2014 dilaporkan Kabupaten Ngawi telah mencapai desa/kelurahan UCI sebesar 163 (75,1 %) dari 217 desa/kelurahan yang ada. Dari 24 Puskesmas yang telah mencapai UCI 100% adalah Puskesmas Sine, Kendal, Geneng, Widodaren, Ngawi Purba, Paron, Teguhan, Walikukun, Mantingan dan Tambakboyo (Tabel 41).

Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT ( 3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B (3 kali) dan imunisasi Campak (1 kali), yang dilakukan melalui pelayanan rutin di posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Cakupan imunisasi BCG sebesar 11.743 (105,20 %), DPT + HB3 13.910 (117 %), Polio4 10.534 (88,56 %), Campak 10.991 (92,40 %). Dapat dilihat pada tabel 42 dan 43.

Gambar 8 : Sebaran Desa UCI dan Non UCI kabupaten Ngawi Tahun 2013

(23)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 22

5. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia lanjut.

Cakupan Pelayanan kesehatan Usila (60 tahun +) pada tahun 2014 di Kabupaten Ngawi yang dilayani kesehatan sebesar 64.876 (53,34 %) dari seluruh jumlah pra usila dan usila yang dilaporkan sebanyak 121.631 ( Tabel 52 ).

6. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut seharusnya dilakukan sejak dini. Usia Sekolah Dasar merupakan saat yang tepat untuk dilakukan upaya kesehatan gigi danmulut, karena pada usia tersebut merupakan awal tumbuh kembangnya gigi permanen dan merupakan kelompok umur dengan resiko kerusakan gigi yang tinggi.

Pada tahun 2014 cakupan kegiatan pemeriksaan gigi pada program UKGS anak SD yang dilakukan pemeriksaan dengan hasil 8.962 anak perlu mendapatkan perawatan gigi dan sebanyak 1.742 anak, sedangkan yang mendapatkan perawatan gigi sebanyak 1.332 anak. (tabel 51)

Dari kompilasi data yang dilakukan di 24 Puskesmas angka tumpatan gigi tetap 1.977 dan angka pencabutan gigi tetap 4.767, adapun rasio tumpatan/pencabutan sebesar 0,4. (tabel 50)

B. Pemanfaatan Obat Generik.

Hasil pengumpulan data pelayanan penggunaan obat generic, penulisan resep obat generic di Kecamatan menunjukan bahwa dari 24 Puskesmas di Kabupaten Ngawi yang datanya berhasil dikumpulkan, ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar yang terdiri dari 144 item terpenuhi tapi stok kurang dari 100%, 49 item terpenuhi dan 15 item tidak tersedia. (Tabel 69).

Rendahnya cakupan obat generic ini bisa jadi disebabkan karena beberapa hal seperti masih terbatasnya item obat generic yang tersedia, masih kuatnya persepsi bahwa obat paten lebih ampuh dibanding obat generik.

C. Perbaikan Gizi Masyarakat.

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan

(24)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 23 gizi sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium dan anemia gizi besi. 1. Pemantauan Pertumbuhan Balita.

Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan penimbangan diposyandu secara rutin setiap bulan. Hasil dari kompolasi data dari 24 Puskesmas, jumlah balita yang ada sebanyak 58.916 balita yang ditimbang sebanyak 37.573 (63,8%) dengan hasil penimbangan jumlah balita dengan bawah garis merah ( BGM ) sebesar 548 (1,5 %) (Tabel 47.).

Gambar 9 : Perkembangan N/S & N/D Balita Di Kabupaten Ngawi 2013

2. Pemberian Kapsul Vitamin A.

Cakupan pemberian kapsul vitamin A 2 kali pada balita pada tahun 2014, hasil dari kompilasi 24 Puskesmas Kabupaten Ngawi sebanyak 51.984 (88,22 %) dari jumlah balita yang ada sebanyak 58.926. (Tabel 44).

3. Pemberian Tablet Besi.

Pada tahun 2014 jumlah ibu hamil yang ada sebesar 13.374 dan yang mendapatkan pemberian tablet besi Fe1 12.044 (90,06 %) dan Fe3 11.554 (86,39%), adapun target pencapaian untuk tahun 2013 sebesar 90,00% (Tabel 32).

(25)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 24

Gambar 10 Perkembangan Pemberian Fe 90 Tablet pada Bumil di Kabupaten Ngawi 2013

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokan dalam sajian data dan informasi mengenai sarana kesehatan dan tenaga kesehatan.

A. SARANA KESEHATAN.

Pada bab ini akan diuraikan mengenai sarana kesehatan dintaranya Puskesmas, Rumah Sakit, sarana Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dan institusi pendidikan tenaga kesehatan. Data dapat dilihat pada Tabel 70 s/d 80 1. Puskesmas.

Pada tahun 2014 jumlah Puskesmas di Kabupaten Ngawi sebanyak 24 buah. Dengan jumlah Puskesmas Perawatan 22, Puskesmas Non Perawatan 2 buah. Sedangkan jumlah Puskesmas Pembantu 62 buah (tabel 67).

2. Rumah Sakit.

Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit (RS) antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah Rumah Sakit dan tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk.

Jumlah seluruh RS di Kabupaten Ngawi pada tahun 2014 sebanyak 3 buah dengan rincian RS Umum sebanyak 1 buah, dan RS Swasta 2 buah,

(26)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 25

3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.

Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan adalah jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Data yang berhasil di kumpulkan tahun 2014 adalah Jumlah apotek di Kabupaten Ngawi sebanyak 71 buah, Gudang Farmasi 1 unit, toko Obat 1 buah dan BP 5 buah.

4. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat.

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa (POD).

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya posyandu dikelompokan menjadi 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri.

Jumlah posyandu di Kabupaten Ngawi menurut hasil kompilasi dari Profil Kesehatan tahun 2014, bahwa jumlah seluruh posyandu yang ada sebesar 1177 buah, dengan rincian Posyandu Pratama 14 buah (1,18 %), Posyandu Madya 291 buah (24,49 %), Posyandu Purnama 820 buah (69,02 %), dan Posyandu Mandiri 63 buah (5,30 %).

(27)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 26 Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana. Pada tahun 2014 jumlah Desa Siaga di Kabupaten Ngawi berjumlah 217 buah, sedag Desa Siaga Aktif 217 (100 %), untuk jumlah Poskesdes sebanyak 217.

.

B. TENAGA KESEHATAN

Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, tapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja disektor pemerintah maupun swasta perlu diketahui. Data ketenagaan ini diperoleh dari hasil pengumpulan data oleh Seksi Pengembangan kelembagaan dan Kebutuhan Tenaga Kesehatan, Sub Dinas Penyusunan Program. Data yang dapat dikumpulkan meliputi data jumlah dan jenis sumber daya manusia kesehatan yang ada pada Dinas

(28)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 27 Kesehatan baik Propinsi maupun Kabupaten, UPT Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum, Puskesmas, RS, RB, BP Swasta , TNI POLRI, Institusi Pendidikan.

Jumlah dan jenis Sumber Daya Manusia Kesehatan di Kabupaten Ngawi sebesar 1.807 orang, yang tersebar di Puskesmas 891 orang, Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi 46 orang, RSUD 234, RS Swasta 171 orang dan di Rumah Bersalin 85 orang.

Gambar 12 : SDM Kesehatan Menurut Unit Kerja Di Kabupaten Ngawi 2013

Adapun jumlah SDM kesehatan dibedakan menurut 9 kelompok yaitu, medis, perawat, bidan, farmasi, gizi, kesmas, sanitasi, teknisi medis dan fisioterapi.

Gambar 13 : Jumlah SDM Kesehatan Menurut Kategori Di Kabupaten Ngawi 2013

(29)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 28 Sementara bila per jenis tenaga dirinci berdasarkan rasio per 100.000 penduduk adalah sebagai berikut :

1. Dokter Spesialis berjumlah 43 orang, sehingga rasio dokter spesialis sebesar 4,87 per 100.000 penduduk. Kondisi tersebut dibawah target sebesar 6 per 100.000 penduduk.

2. Dokter Umum berjumlah 68 orang, sehingga rasio dokter umum sebesar 7,70

per 100.000 penduduk. Kondisi tersebut masih dibawah target sebesar 40 per 100.000 penduduk.

3. Dokter Gigi berjumlah 19 orang, sehingga rasio dokter gigi sebesar 2,15 per 100.000 penduduk. Kondisi tersebut masih dibawah target sebesar 11 per 100.000 penduduk.

4. Jumlah tenaga keperawatan sebanyak 511 orang, sehingga rasio perawat

sebesar 57,93 per 100.000 penduduk. Kondisi tersebut masih dibawah target sebesar 117,5 per 100.000 penduduk.

5. Jumlah tenaga bidan sebanyak 343 orang, sehingga rasio tenaga bidan sebesar

71,82 per 100.000 penduduk. Kondisi tersebut masih dibawah target sebesar 100 per 100.000 penduduk.

6. Tenaga Kefarmasian disini terdiri atas tenaga Apoteker, S-1 farmasi, D-III farmasi

dan asisten apoteker. Jumlah tenaga farmasi sebanyak 46 orang dan 11 orang diantaranya adalah tenaga apoteker dengan rasio tenaga kefarmasian sebesar 6,46 per 100.000 penduduk. Kondisi masih dibawa target yaitu 10 per 100.000 penduduk.

(30)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 29

7. Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat disini terdiri dari Sarjana Kesehatan

Masyarakat dan D-III Kesmas. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Kabupaten Ngawi tahun 2014 sebanyak 14 orang dengan rasio tenaga ahli kesehatan masyarakat sebesar 1,58 per 100.000 penduduk. Kondisi tersebut masih jauh dari target sebesar 40 per 100.000 penduduk.

8. Tenaga Ahli Kesehatan Lingkungan sebanyak 49 orang, yang terdiri dari 33 orang

laki-laki dan 17 orang perempuan. Dengan rasio sebesar 5,55 per 100.000 penduduk.

9. Tenaga Nutrisionis berjumlah 40 orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 35

orang perempuan. Dengan rasio sebesar 4,5 per 100.000 penduduk.

10. Tenaga Keterapian Fisik disini terdiri atas Fisioterapis, Terapi Okupasi terapis, Terapi Wicara, dan Akupuntur. Jumlah Tenaga Keterapian Fisik di Kabupaten Ngawi tahun 2014 sebanyak 32 orang dan semuanya merupakan tenaga Fisioterapis.

11. Tenaga Keteknisian Medis disini terdiri dari tenaga Radiografer, Radioterapis, Teknisi Elektromedis, Teknisi Gigi, Analis Kesehatan, Refraksionis Optisien, Ortotik Prostetik, Rekam Medis, Teknisi Transfusi darah, dan teknisi Kardiovaskuler. Jumlah tenaga keteknisian medis di Kabupaten Ngawi tahun 2013 sebanyak 58 orang .

12. Jumlah Pejabat Struktural sebanyak 38 orang dengan jumlah laki-laki 22 orang dan perempuan 16 orang. Jumlah staf penunjang administrasi sebanyak 233 orang, dengan jumlah laki-laki sebanyak 130 orang perempuan 103 orang.

C.PEMBIAYAAN KESEHATAN.

Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari pemerintah dan Masyarakat. Anggaran Pemerintah bersumber dari APBN, PHLN dan APBD. Total Anggaran Kesehatan pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.479.000.000,00, adapun bila dihitung perkapita maka anggaran kesehatan adalah Rp. 269.996,51 per kapita. Anggaran kesehatan dibandingkan dengan total APBD adalah 15,11%. (tabel 81)

Tabel 3 Anggaran Kesehatan di Kabupaten Ngawi Tahun 2013

(31)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 30

Rupiah %

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA

A. RUMAH SAKIT 56.371.346.922 33,34

B. DINAS KESEHATAN 97.973.328.547 57,95

2 APBD PROVINSI 1.408.278.925 0,83

Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan 1.408.278.925

3 APBN : 13.323.532.800 7,88 a. Dana Dekonsentrasi b. Tugas Pembantuan 3.820.190.000 c. Jamkesmas Dasar 5.225.990.000 d. Jamkesmas Rujukan - e. Jampersal 2.191.752.800 f. Lain-Lain (BOK) 2.085.600.000

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) - -

(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN - -

6 BANTUAN LUAR NEGERI (BLN) - 0,00 TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 169.076.487.194 TOTAL APBD KAB/KOTA 1.311.213.690.584 % APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 11,77 ANGGARAN KESEHATAN KAB/KOTA PERKAPITA 206.392,45

(32)

Profil Kesehatan Ngawi Tahun 2014 31

BAB VI

PENUTUP

Data informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen, maka penyediaan data dan informasi yang berkualitas sangat diperlukan ebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Dibidang kesehatan, data dan informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan dari system informasi kesehatan, sejak tahun 1998 telah dikembangkan paket sajian data dan informasi oleh Pusat Data Kesehatan RI, merupakan kumpulan informasi yang sangat penting, karena dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan, lintas sector maupun masyarakat.

Namun sangat disadari, sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal, apalagi dalam era desentralisasi pengumpulan data dan informasi dari Kabupaten/Kota menjadi relative lebih sulit. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan dalam profil Kesehatan Kabupaten yang diterbitkan saat ini belum sesuai dengan harapan. Walaupun demikian, diharapkan profil kesehatan Kabupaten dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai.

Walaupun profil Kesehatan Kabupaten sering kali belum mendapatkan apresiasi yang memadai, karena belum dapat menyajikan data dan informasi yang sesuai dengan harapan, namun ini merupakan salah satu publikasi data dan informasi yang meliputi data capaian standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Pencapaian MDGs tahun 2015. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kualitas Profil Kesehatan Kabupaten, perlu dicari terobosan dalam mekanisme pengumpulan data dan informasi secara cepat untuk mengisi kekosongan data agar dapat tersedia data dan informasi khususnya yang bersumber dari Kabupaten/Kota.

(33)

KABUPATEN/KOTA NGAWI TAHUN 2014

L P L + P Satuan

A. GAMBARAN UMUM

1 Luas Wilayah 1.296 Km2 Tabel 1

2 Jumlah Desa/Kelurahan 217 Desa/Kel Tabel 1

3 Jumlah Penduduk 404.583 477.591 882.174 Jiwa Tabel 2

4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 2,8 Jiwa Tabel 1

5 Kepadatan Penduduk /Km2

638,8 Jiwa/Km2 Tabel 1

6 Rasio Beban Tanggungan 52,1 per 100 penduduk produktif Tabel 2

7 Rasio Jenis Kelamin 84,7 Tabel 2

8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 3

9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi

a. SMP/ MTs 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

b. SMA/ SMK/ MA 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

c. Sekolah menengah kejuruan 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

d. Diploma I/Diploma II 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

e. Akademi/Diploma III 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

f. Universitas/Diploma IV 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian

10 Jumlah Lahir Hidup 5.663 5.500 11.163 Tabel 4

11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 7 4 6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4

12 Jumlah Kematian Neonatal 39 28 67 neonatal Tabel 5

13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 7 5 6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

14 Jumlah Bayi Mati 9 7 16 bayi Tabel 5

15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 2 1 1 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

16 Jumlah Balita Mati 25 10 35 Balita Tabel 5

17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 4 2 3 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

18 Kematian Ibu

Jumlah Kematian Ibu 0 Ibu Tabel 6

Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 0 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6

RESUME PROFIL KESEHATAN

ANGKA/NILAI

(34)

L P L + P Satuan ANGKA/NILAI

NO INDIKATOR No. Lampiran

B.2 Angka Kesakitan

19 Tuberkulosis

Jumlah kasus baru TB BTA+ 0 0 364 Kasus Tabel 7

Proporsi kasus baru TB BTA+ #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 7

CNR kasus baru BTA+ #DIV/0! #DIV/0! 43,97 per 100.000 penduduk Tabel 7

Jumlah seluruh kasus TB 0 0 676 Kasus Tabel 7

CNR seluruh kasus TB #DIV/0! #DIV/0! 81,66 per 100.000 penduduk Tabel 7

Kasus TB anak 0-14 tahun 3,55 % Tabel 7

Persentase BTA+ terhadap suspek #DIV/0! #DIV/0! 6,96 % Tabel 8

Angka kesembuhan BTA+ #DIV/0! #DIV/0! 83,22 % Tabel 9

Angka pengobatan lengkap BTA+ #DIV/0! #DIV/0! 4,99 % Tabel 9

Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ #DIV/0! #DIV/0! 88,21 % Tabel 9

Angka kematian selama pengobatan #DIV/0! #DIV/0! 2,05 per 100.000 penduduk Tabel 9

20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani #DIV/0! #DIV/0! 4,15 % Tabel 10

21 Jumlah Kasus HIV 0 0 69 Kasus Tabel 11

22 Jumlah Kasus AIDS 0 0 31 Kasus Tabel 11

23 Jumlah Kematian karena AIDS 0 0 13 Jiwa Tabel 11

24 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 11

25 Donor darah diskrining positif HIV #DIV/0! #DIV/0! 0,53 % Tabel 12

26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 13

27 Kusta

Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 46 10 56 Kasus Tabel 14

Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 100.000 penduduk Tabel 14

Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 3,57 % Tabel 15

Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 8,93 % Tabel 15

Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta #DIV/0! per 100.000 penduduk Tabel 15

Angka Prevalensi Kusta #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 10.000 Penduduk Tabel 16

Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 100,00 #DIV/0! 100,00 % Tabel 17

Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 88,57 92,86 89,80 % Tabel 17

28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

AFP Rate (non polio) < 15 th #DIV/0! per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18

Jumlah Kasus Difteri 4 2 6 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19

Jumlah Kasus Pertusis 5 6 11 Kasus Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 1 1 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19

(35)

L P L + P Satuan ANGKA/NILAI

NO INDIKATOR No. Lampiran

Jumlah Kasus Campak 56 59 115 Kasus Tabel 20

Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20

Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20

Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20

29 Incidence Rate DBD 12,08 10,39 22,47 per 100.000 penduduk Tabel 21

30 Case Fatality Rate DBD #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 21

31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22

32 Case Fatality Rate Malaria 0,00 #DIV/0! 0,00 % Tabel 22

33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23

34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 24

35 Persentase obese #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 25

36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 2,57 % Tabel 26

37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 2,01 % Tabel 26

38 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 28

C. UPAYA KESEHATAN C.1 Pelayanan Kesehatan

39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) #REF! % Tabel 29

40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) #REF! % Tabel 29

41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan #REF! % Tabel 29

42 Pelayanan Ibu Nifas #REF! % Tabel 29

43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A #REF! % Tabel 29

44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ #REF! % Tabel 30

45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 86,39 % Tabel 32

46 Penanganan komplikasi kebidanan 95,97 % Tabel 33

47 Penanganan komplikasi Neonatal 89,22 74,06 81,33 % Tabel 33

48 Peserta KB Baru 8,27 % Tabel 36

49 Peserta KB Aktif 72,62 % Tabel 36

50 Bayi baru lahir ditimbang 0 0 0 % Tabel 37

51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 100,00 100,00 100,00 % Tabel 37

52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 99,05 89,38 94,01 % Tabel 38

53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 96,65 83,29 89,69 % Tabel 38

54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 79,08 79,39 79,24 % Tabel 39

55 Pelayanan kesehatan bayi 96,65 85,05 89,50 % Tabel 40

56 Desa/Kelurahan UCI 75,12 % Tabel 41

57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 102,91 82,74 92,41 % Tabel 43

58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 93,32 88,49 90,80 % Tabel 43

(36)

L P L + P Satuan ANGKA/NILAI

NO INDIKATOR No. Lampiran

60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 90,08 85,44 87,69 % Tabel 44

61 Baduta ditimbang 72,77 69,15 70,91 % Tabel 45

62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) - - - % Tabel 45

63 Pelayanan kesehatan anak balita 75,06 69,38 72,14 % Tabel 46

64 Balita ditimbang (D/S) 65,33 62,30 63,77 % Tabel 47

65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 1,36 1,55 1,46 % Tabel 47

66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100,00 100,00 % Tabel 48

67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 98,61 98,39 98,51 %

Tabel 49

68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,41 Tabel 50

69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 100,00 sekolah Tabel 51

70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 100,00 sekolah Tabel 51

71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 51

72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 79,09 74,24 76,47 % Tabel 51

73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan

mulut 79,09 74,24 76,47 % Tabel 51

74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) #REF! #REF! #REF! % Tabel 52

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Persentase

75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan - - 59,87 % Tabel 53

76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 7,30 8,40 7,89 % Tabel 54

77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 1,09 1,60 1,37 % Tabel 54

78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 6,85 4,55 5,48 per 100.000 pasien keluar Tabel 55

79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 2,79 1,72 2,15 per 100.000 pasien keluar Tabel 55

80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 63,49 % Tabel 56

81 Bed Turn Over (BTO) di RS 80,11 Kali Tabel 56

82 Turn of Interval (TOI) di RS 1,66 Hari Tabel 56

83 Average Length of Stay (ALOS) di RS - Hari Tabel 56

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat

(37)

L P L + P Satuan ANGKA/NILAI

NO INDIKATOR No. Lampiran

C.4 Keadaan Lingkungan

88 Persentase rumah sehat #REF! % Tabel 58

89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak #REF! % Tabel 59

90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan #REF! % Tabel 60

91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) #REF! % Tabel 61

92 Desa STBM #REF! % Tabel 62

93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 81,81 % Tabel 63

TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 150,86 % Tabel 64

TPM tidak memenuhi syarat dibina 1.021,43 % Tabel 65

TPM memenuhi syarat diuji petik 289,53 % Tabel 65

D. SUMBERDAYA KESEHATAN D.1 Sarana Kesehatan

94 Jumlah Rumah Sakit Umum 3,00 RS Tabel 67

95 Jumlah Rumah Sakit Khusus - RS Tabel 67

96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap - Tabel 67

97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap - Tabel 67

Jumlah Puskesmas Keliling - Tabel 67

Jumlah Puskesmas pembantu - Tabel 67

98 Jumlah Apotek 71,00 Tabel 67

99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 68

100 Jumlah Posyandu 1.188,00 Posyandu Tabel 69

101 Posyandu Aktif 74,33 % Tabel 69

102 Rasio posyandu per 100 balita 2,04 per 100 balita Tabel 69

103 UKBM

Poskesdes 217,00 Poskesdes Tabel 70

Polindes 169,00 Polindes Tabel 70

Posbindu 47,00 Posbindu Tabel 70

104 Jumlah Desa Siaga 217,00 Desa Tabel 71

105 Persentase Desa Siaga 100,00 % Tabel 71

D.2 Tenaga Kesehatan

106 Jumlah Dokter Spesialis 34,00 9,00 43,00 Orang Tabel 72

107 Jumlah Dokter Umum 32,00 36,00 68,00 Orang Tabel 72

108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 12,58 per 100.000 penduduk Tabel 72

(38)

L P L + P Satuan ANGKA/NILAI

NO INDIKATOR No. Lampiran

110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 2,15 per 100.000 penduduk

111 Jumlah Bidan 343,00 Orang Tabel 73

112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 71,82 per 100.000 penduduk Tabel 73

113 Jumlah Perawat 183,00 263,00 511,00 Orang Tabel 73

114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 57,93 per 100.000 penduduk Tabel 73

115 Jumlah Perawat Gigi 3,00 14,00 17,00 Orang Tabel 73

116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 10,00 47,00 57,00 Orang Tabel 74

117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 4,00 11,00 14,00 Orang Tabel 75

118 Jumlah Tenaga Sanitasi 33,00 17,00 49,00 Orang Tabel 76

119 Jumlah Tenaga Gizi 5,00 35,00 40,00 Orang Tabel 77 D.3 Pembiayaan Kesehatan

120 Total Anggaran Kesehatan 223.510.939.332,00 Rp Tabel 81

121 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota 15,11 % Tabel 81

(39)

TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN

KABUPATEN/KOTA NGAWI TAHUN 2014

LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN

WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

(km2) TANGGA TANGGA per km2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Sine 80,22 15 15 41.301 14.265 2,90 514,85 2 Ngrambe 57,49 14 14 39.099 13.686 2,86 680,10 3 Jogorogo 65,84 12 12 39.672 14.543 2,73 602,55 4 Kendal 84,56 10 10 44.454 15.602 2,85 525,71 5 Geneng 52,52 13 13 47.928 18.965 2,53 912,57 6 Gerih 34,52 5 5 33.600 11.832 2,84 973,35 7 Kwadungan 30,30 14 14 25.742 10.196 2,52 849,57 8 Pangkur 29,41 9 9 26.725 10.387 2,57 908,70 9 Karangjati 66,67 17 17 47.691 17.651 2,70 715,33 10 Bringin 62,62 10 10 31.100 12.293 2,53 496,65 11 Padas 50,22 12 12 32.763 13.302 2,46 652,39 12 Kasreman 31,49 8 8 24.041 9.026 2,66 763,45 13 Ngawi 70,56 12 4 16 82.455 28.085 2,94 1168,58 14 Paron 101,14 14 14 87.404 33.035 2,65 864,19 15 Kedunggalar 129,65 12 12 66.827 24.066 2,78 515,44 16 Pitu 56,01 10 10 27.786 9.581 2,90 496,09 17 Widodaren 92,26 12 12 66.206 21.258 3,11 717,60 18 Mantingan 62,21 7 7 38.322 13.497 2,84 616,01 19 Karanganyar 138,29 7 7 24.713 9.726 2,54 178,70 JUMLAH (KAB/KOTA) 1.295,98 213 4 217 827.829 300.996 2,75 639 Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH

NO KECAMATAN

DESA KELURAHAN DESA +

(40)

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KABUPATEN/KOTA NGAWI

TAHUN 2014

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN

1 2 3 4 5 6 1 0 - 4 30.120 28.202 58.322 106,80 2 5 - 9 29.999 27.876 57.875 107,62 3 10 - 14 31.946 27.624 59.570 115,65 4 15 - 19 29.959 27.539 57.498 108,79 5 20 - 24 24.412 27.704 52.116 88,12 6 25 - 29 25.576 28.168 53.744 90,80 7 30 - 34 28.091 28.923 57.014 97,12 8 35 - 39 28.945 29.885 58.830 96,85 9 40 - 44 32.091 30.889 62.980 103,89 10 45 - 49 31.847 31.722 63.569 100,39 11 50 - 54 30.756 32.216 62.972 95,47 12 55 - 59 27.200 32.326 59.526 84,14 13 60 - 64 19.520 32.093 51.613 60,82 14 65 - 69 13.928 31.569 45.497 44,12 15 70 - 74 9.792 30.847 40.639 31,74 16 75+ 10.401 30.008 40.409 34,66 JUMLAH 404.583 477.591 882.174 84,71

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 52

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten Ngawi

(41)

DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA NGAWI

TAHUN 2014

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+

PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

LAKI-LAKI+ PEREMPUAN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 0

2 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG

MELEK HURUF 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG

DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

b. SD/MI 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

c. SMP/ MTs 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

d. SMA/ MA 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: ……… (sebutkan) TABEL 3

JUMLAH PERSENTASE

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF

(42)

TABEL 4 KABUPATEN/KOTA NGAWI TAHUN 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Sine Sine 337 1 338 307 1 308 644 2 646 2 Ngrambe Ngrambe 317 5 322 290 2 292 607 7 614 3 Jogorogo Jogorogo 313 1 314 294 0 294 607 1 608 4 Kendal Kendal 295 0 295 309 0 309 604 0 604 5 Geneng Geneng 336 1 337 263 1 264 599 2 601 6 Gerih Widodaren 176 0 176 223 2 225 399 2 401 7 Kwadungan Kwadungan 157 1 158 165 1 166 322 2 324 8 Pangkur Pangkur 151 0 151 146 0 146 297 0 297 9 Karangjati Karangjati 268 2 270 298 0 298 566 2 568 10 Bringin Bringin 194 0 194 170 0 170 364 0 364 11 Padas Padas 224 1 225 200 0 200 424 1 425 12 Kasreman Kasreman 165 3 168 167 0 167 332 3 335 13 Ngawi Ngawi 270 3 273 304 1 305 574 4 578 14 Ngawi Purba 223 0 223 224 1 225 447 1 448 15 Paron Paron 291 3 294 297 4 301 588 7 595 16 Teguhan 283 0 283 280 0 280 563 0 563 17 Kedunggalar Kedunggalar 213 3 216 189 1 190 402 4 406 18 Gemarang 256 2 258 244 2 246 500 4 504 19 Pitu Pitu 232 7 239 170 2 172 402 9 411 20 Widodaren Walikukun 320 0 320 312 2 314 632 2 634 21 Kauman 138 2 140 149 0 149 287 2 289 22 Mantingan Mantingan 169 1 170 156 3 159 325 4 329 23 Tambakboyo 134 1 135 145 0 145 279 1 280 24 karanganyar karanganyar 201 2 203 198 1 199 399 3 402 5.663 39 5.702 5.500 24 5.524 11.163 63 11.226 6,8 4,3 5,6

Sumber: Bidang KESGA

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

MATI HIDUP + MATI

LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI JUMLAH KELAHIRAN

NO KECAMATAN NAMA

PUSKESMAS

HIDUP

PEREMPUAN

(43)

TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA NGAWI TAHUN 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 Sine Sine 2 1 1 2 1 0 0 0 3 1 1 2 2 Ngrambe Ngrambe 2 0 0 0 2 0 0 0 4 0 0 0 3 Jogorogo Jogorogo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Kendal Kendal 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 5 Geneng Geneng 3 0 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 6 Gerih Widodaren 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 7 Kwadungan Kwadungan 2 2 2 4 5 1 1 2 7 3 3 6 8 Pangkur Pangkur 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 9 Karangjati Karangjati 4 0 0 0 5 0 0 0 9 0 0 0 10 Bringin Bringin 0 0 1 1 1 2 2 4 1 2 3 5 11 Padas Padas 2 1 2 3 0 1 0 1 2 2 2 4 12 Kasreman Kasreman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 Ngawi Ngawi 4 2 1 3 3 0 0 0 7 2 1 3 14 Ngawi Purba 0 2 0 2 0 0 0 0 0 2 0 2 15 Paron Paron 2 0 0 0 0 1 0 1 2 1 0 1 16 Teguhan 1 0 0 0 3 0 0 0 4 0 0 0 17 Kedunggalar Kedunggalar 5 0 0 0 1 0 0 0 6 0 0 0 18 Gemarang 2 1 0 1 1 0 0 0 3 1 0 1 19 Pitu Pitu 2 0 9 9 1 0 0 0 3 0 9 9 20 Widodaren Walikukun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 Kauman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22 Mantingan Mantingan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 Tambakboyo 5 0 0 0 2 2 0 2 7 2 0 2 24 karanganyar karanganyar 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 JUMLAH (KAB/KOTA) 39 9 16 25 28 7 3 10 67 16 19 35 7 2 3 4 5 1 1 2 6 1 2 3

Sumber: Bidang KESGA

Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

BAYIa BALITAANAK BALITA

ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

BALITA NEONATAL BAYIa BALITAANAK BALITA NEONATAL NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH KEMATIAN

LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN

(44)

TABEL 6

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA NGAWI

TAHUN 2014

< 20 tahun

20-34

tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20 tahun

20-34

tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20 tahun

20-34

tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20 tahun

20-34

tahun ≥35 tahun JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 Sine Sine 644 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 2 Ngrambe Ngrambe 607 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 3 Jogorogo Jogorogo 607 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 4 Kendal Kendal 604 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 Geneng Geneng 599 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 Gerih Widodaren 399 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 7 Kwadungan Kwadungan 322 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 2 1 2 0 3 8 Pangkur Pangkur 297 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 9 Karangjati Karangjati 566 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 10 Bringin Bringin 364 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 Padas Padas 424 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 Kasreman Kasreman 332 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 Ngawi Ngawi 574 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 Ngawi Purba 447 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 Paron Paron 588 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 Teguhan 563 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 Kedunggalar Kedunggalar 402 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 Gemarang 500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 19 Pitu Pitu 402 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 Widodaren Walikukun 632 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 Kauman 287 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22 Mantingan Mantingan 325 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 Tambakboyo 279 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24 karanganyar karanganyar 399 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 11.163 0 1 0 1 0 2 0 2 1 3 4 8 1 6 4 11

ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 0

Sumber: Bidang KESGA Keterangan:

- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi JUMLAH (KAB/KOTA)

NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH LAHIR HIDUP

KEMATIAN IBU

(45)

TABEL 7

KABUPATEN/KOTA NGAWI TAHUN 2014

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 Sine Sine 20.164 21.137 41.301 2 66,67 1 33,33 3 14 53,85 12 46,15 26 0 0,00 2 Ngrambe Ngrambe 19.131 19.968 39.099 19 83 4 17,39 23 27 82 6 18,18 33 1 3,03 3 Jogorogo Jogorogo 19.494 20.178 39.672 7 50 7 50,00 14 11 48 12 52,17 23 0 0,00 4 Kendal Kendal 21.730 22.724 44.454 6 55 5 45,45 11 15 54 13 46,43 28 0 0,00 5 Geneng Geneng 23.446 24.482 47.928 12 55 10 45,45 22 17 50 17 50,00 34 0 0,00 6 Gerih Widodaren 16.604 16.996 33.600 3 60 2 40,00 5 5 45 6 54,55 11 0 0,00 7 Kwadungan Kwadungan 12.655 13.087 25.742 3 25 9 75,00 12 11 44 14 56,00 25 1 4,00 8 Pangkur Pangkur 13.195 13.530 26.725 3 75 1 25,00 4 10 67 5 33,33 15 0 0,00 9 Karangjati Karangjati 23.294 24.397 47.691 15 71 6 28,57 21 18 75 6 25,00 24 1 4,17 10 Bringin Bringin 15.358 15.742 31.100 6 35 11 64,71 17 6 29 15 71,43 21 0 0,00 11 Padas Padas 16.049 16.714 32.763 4 44 5 55,56 9 8 44 10 55,56 18 0 0,00 12 Kasreman Kasreman 11.982 12.059 24.041 6 67 3 33,33 9 9 69 4 30,77 13 0 0,00 13 Ngawi Ngawi 40.755 41.700 82.455 8 47 9 52,94 17 17 61 11 39,29 28 0 0,00 14 Ngawi Purba 0 4 80 1 20,00 5 15 79 4 21,05 19 1 5,26 15 Paron Paron 42.860 44.544 87.404 5 50 5 50,00 10 18 62 11 37,93 29 2 6,90 16 Teguhan 0 7 50 7 50,00 14 12 43 16 57,14 28 0 0,00 17 Kedunggalar Kedunggalar 32.960 33.867 66.827 14 67 7 33,33 21 15 68 7 31,82 22 0 0,00 18 Gemarang 0 10 48 11 52,38 21 14 56 11 44,00 25 0 0,00 19 Pitu Pitu 13.760 14.026 27.786 8 80 2 20,00 10 9 69 4 30,77 13 0 0,00 20 Widodaren Walikukun 31.664 34.542 66.206 5 50 5 50,00 10 9 53 8 47,06 17 0 0,00 21 Kauman 0 3 43 4 57,14 7 7 58 5 41,67 12 0 0,00 22 Mantingan Mantingan 17.248 21.074 38.322 5 42 7 58,33 12 8 40 12 60,00 20 1 5,00 23 Tambakboyo 0 0 0 2 100,00 2 3 50 3 50,00 6 0 0,00 24 karanganyar karanganyar 12.234 12.479 24.713 17 61 11 39,29 28 17 61 11 39,29 28 0 0,00 RSUD Dr. SOEROTO 37 65 20 35,09 57 97 61 61 38,61 158 17 10,76 JUMLAH (KAB/KOTA) 404.583 423.246 827.829 209 57 155 43 364 392 58 284 42 676 24 4

CNR KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 25,25 18,72 43,97

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 47,35 34,31 81,66

Sumber: Bidang P2P Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 827829 PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH KASUS BARU BTA+

L P L+P JUMLAH SELURUH KASUS TB L P L+P KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KASUS TB ANAK 0-14 TAHUN

Gambar

Gambar 2.  Peta sebaran HIV/AIDS di Kabupaten Ngawi 2013
Tabel 2.  Case Fatality Rate (CFR) pada KLB Diare   di Indonesia Tahun 2006 - 2010  NO
Gambar 5   peta sebaran Kasus Diare di Kabupaten Ngawi 2013
Gambar 7 : Perkembangan Linakes di Kabupaten Ngawi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Whistle blowing merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan baik yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya

10.6 Surat Setuju Terima sebut harga yang dihantar oleh CIDBEC kepada Penyebut harga yang berjaya dan Surat Perakuan Penyebut harga ke atas Surat Setuju Terima

Dalam hal ini, konsep pembangunan berwawasan lingkungan adalah bagaimana setiap negara dapat terus membangun untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan cepat

LOKASI KULIAH KERJA NYATA TEMATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2015/2016.. LOKASI : KABUPATEN

Koordinator penelitian klinik kerjasama dengan National Institute of Allergy and Infectious Diaseses (NIAID) untuk Acute Febrile Illness dan South East Asia Infectious

kematian harus meningkat, sehingga angka pertumbuhan melambat hingga nol (zero) • Populasi sebaiknya mengikuti suatu kurva berbentuk-S.. Kurva

Musyawarah Sidi Jemaat ilakoken ibas: Wari / Tanggal : Minggu, 25 April 2021 Ibenaken : Kenca Dung Kebaktian Ke II Ingan Pulung : Gereja GBKP Km.. Pimpinan Musyawarah Sidi Jemaat